Mengenal ciri ciri dan sifat umum pada k
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
Mengenal ciri-ciri dan sifat umum pada kelompok Alismatales, Bromeliales dan
Commeliales. dan famili Alismataceae, Bromeliaceae,Commeliaceae dan
Pontederiaceae.
DESY NITA AMALIA
1307025034
Mahasiswa Program Studi S1 Biologi
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
FMIPA Universitas Mulawarman - Samarinda 75123
2015
ABSTRAK
Disusun oleh Desy Nita Amalia 2015. Mengenal ciri-ciri dan sifat umum pada kelompok
Alismatales, Bromeliales dan Commeliales. dan famili Alismataceae, Commeliaceae, dan
Pontederiaceae.Praktikum ini bertujuan untuk mengenal ciri-ciri dan sifat umum Alismataceae,
Bromeliaceae, Commelinaceae dan Pontederiaceae. Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Kamis, 23 April 2015 pada pukul 14.00-16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Anatomi
dan Sistematika Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mulawarman, Samarinda. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah lup dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah Sagittaria sagittifolia (Melati air), Limnocharis flava (Genjer),
Tradescantia spathacea (Adam dan Hawa), Eichorrnia crassipes (Eceng gondok),
Monochoria vaginalis (Eceng padi) dan Ananas comosus (Nanas). Metode yang digunakan
dengan cara dideterminasi, identifikasi dan diberi klasifikasi. Hasil dari pengamatan yang
didapat adalah Sagittaria sagittifolia memiliki benang sari 6, dengan putik , kelopak 3 bebas,
mahkota 3 bebas, biseksual, aktinomorf. Limnocharis flava memiliki benang sari ∞, 1 putik,
kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas, biseksual, aktinomorf. Tradescantia spathacea berbunga
2, benang sari 6, 1 putik, kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas, biseksual, aktinomorf.
Monochoria vaginalis memiliki benang sari 6, 1 putik dan 6 tepal, biseksual, zigomorf.
Eichorrnia crassipes memiliki benang sari 6, 1 putik dan 6 tepal, berkelamin tunggal,
zigomorf dan memiliki batang semu. Ananas comosus memiliki benang sari 3+3, putik 1,
kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas, biseksual, aktinomorf.
Kata kunci: Angiospermae, Alismataceae, Bromeliaceae, Commelinaceae, Pontederiaceae
PENDAHULUAN
Angiospermae (bahasa Yunani,
angieo = ‘botol’, sperma = ‘biji’). Berbeda
dengan Gymnospermae, tumbuhan anggota
Angiospermae mempunyai
biji
yang
dilindungi oleh bakal buah. Anggotanya
dapat berupa tumbuhan berkayu atau
berbatang
basah
(herba),
mempunyai bentuk dan susunan bunga
bermacam-macam.
Mikrosporangia
terdapat pada mikrosporofil yang disebut
benang sari (Kimball, 1983).
Berdasarkan
bagian-bagiannya,
bunga Angiospermae dibedakan menjadi
bunga lengkap dan tidak lengkap. Bunga
lengkap mempunyai perhiasan bunga yang
lengkap, yaitu kelopak dan mahkota.
Bunga tak lengkap tidak mempunyai salah
satu bagian perhiasan bunga (mahkota atau
kelopak). Sementara itu, berdasarkan alat
kelaminnya,
bunga angiospermae
dibedakan menjadi bunga sempurna dan
bunga tak sempurna. Bunga sempurna
mempunyai alat kelamin betina (putik) dan
alat kelamin jantan (benang sari),
sedangkan bunga tak lengkap hanya
mempunyai satu alat kelamin (putik atau
benang sari saja). Anggota Subdivisi
Angiospermae dibedakan berdasarkan
41
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
jumlah daun lembaganya (cotyledon)
menjadi
dua
kelas,
yaitu
monocotyledoneae dan dicotyledoneae
(Tjitrosoepomo, 2005).
Tumbuhan monokotil dibedakan
menjadi beberapa ordo contoh ordo yang
memiliki anggota yang hidup di air adalah
Alismatales, yaitu Hydrilla verticillata.
Ordo lain dari tumbuhan monokotil adalah
Bromeliales. Bromeliales terdiri dari
beberapa famili antara lain Bromeliaceae
contohnya
nanas,
Potenderiaceae
contohnya eceng gondok (Eichornia
crassipes) (Mulyani, 2006).
Bangsa Alismatales (Helobiae)
kebanyakan terdiri atas tumbuhan air atau
rawa-rawa dengan daun-daun tunggal yang
mempunyai sisik-sisik dalam ketiaknya.
Bunga banci atau berkelamin tunggal,
aktinomorf, tanpa tenda bunga atau dengan
tenda bunga tunggal atau rangkap. Benang
sari 1-∞. Bakal buah 1 atau banyak, jika
banyak masih tersusun dalam suatu spiral,
biasanya apokarp, seringkali sinkarp
dengan 1-∞ bakal biji, menumpang atau
tenggelam dengan tangkai dan kepala putik
yang bebas satu sama lain. Buahnya buah
kendaga dengan banyak biji atau buah
keras dengan 1 biji saja. Biji dengan
lembaga yang besar tanpa atau sedikit saja
endosperm (Tjitrosoepomo, 2005).
Bangsa Farinosae (Bromeliales).
Terna, jarang mempunyai batang yang
kokoh kuat, kadang-kadang mirip rumput.
Bunga banci, karena adanya reduksi
kadang-kadang
berkelamin
tunggal,
aktinomorf atau zigomorf, berbilangan 3,
jarang berbilangan 2, mempunyai 2
lingkaran hiasan bunga yang sama,
kadang-kadang hiasan bunga dapat
dibedakan dalam kelopak dan mahkota.
Benang sari dalam 2 lingkaran, jumlahnya
sering berkurang, kadang-kadang hanya
terdapat 1 benang sari. Bakal buah dengan
bakal biji yang atrop atau anatrop, buah
dengan biji yang mempunyai endosperm
bertepung (Tjitrosoepomo, 2007).
Bromeliaceae
(Nanas-nanasan).
Herba. Daun dalam roset akar, pada
pangkal melebar menjadi pelepah. Bunga
selalu berkelamin 2, beraturan, berbilangan
3. Daun pelindung tumbuh sempurna.
Kelopak dan mahkota jelas berbeda, lepas
atau melekat. Benang sari 6. Bakal buah
(setengah) tenggelam atau menumpang,
beruang 3; ruang berbiji 2 sampai banyak.
Tangkai putik 1, kepala putik 3. Buah buni
atau buah kotak (Steenis, 1978).
Famili Commelinaceae. Herba.
Daun tersebar atau berseling, tunggal,
dengan pelepah berbentuk tabung. Bunga
berkelamin 2 atau satu, beraturan atau
zigomorf, berbilangan 3. Kelopak dan
mahkota biasanya dapat dibedakan jelas
satu dengan yang lain. Daun kelopak lepas
atau melekat, daun mahkota lepas atau
melekat. Benang sari 3 – 6, kadang-kadang
berkurang karena sebagian jadi staminodia.
Bakal buah menumpang, beruang 2 – 3;
tiap ruang 1 biji sampai banyak. Buah
kering, kerapkali pecah menurut ruangruangnya, jarang yang tidak pecah
(Steenis, 1978).
Oleh
karena
itu
yang
melatarbelakangi dilakukannya praktikum
ini untuk mengenal ciri-ciri dan sifat
umum
Alismataceae,
Bromeliaceae,
Commelinaceae dan Pontederiaceae.
METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Kamis, 23 April 2015 pada pukul
14.00-16.00
WITA.
Bertempat
di
Laboratorium Anatomi dan Sistematika
Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan
Alam,
Universitas
Mulawarman, Samarinda.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakkan pada
praktikum ini yaitu alat tulis dan kamera.
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini yaitu Melati air (Sagittaria sagitifolia),
genjer (Limnocharis flava), eceng gondok
(Eichhornia crassipes), eceng padi
(Monochoria hastata), adam hawa
(Tradescantia spataceae) dan nanas
(Ananas comosus).
42
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan yang
diperlukan. Kemudian digambar secara
morfologi dan digambar rumus diagram
bunganya di buku gambar serta
didokumentasikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 7.1 Melati air (Sagittaria sagittifolia)
Keterangan: 1. Batang daun; 2. Tangkai bunga
(pedicellus); 3. Daun (folium); 4. Bunga (flos); 5.
Mahkota (corolla); 6. Kelopak (calyx); 7. Benang
sari (stamen); 8. Putik (pistillum)
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Alismatales
: Alismataceae
: Sagittaria
: S. sagittifolia
Dari hasil pengamatan bunga
Sagittaria sagittifolia benang sari 6,
dengan putik ∞, kelopak dengan 3 daun
kelopak yang bebas, mahkota terdiri dari 3
daun mahkota yang bebas, berkelamin
ganda, aktinomorf.
Menurut Tjitrosoepomo (2007)
Famili Alismataceae (Alismaceae). Terna
air, annual atau perennial, tumbuh tegak,
jarang mengapung, mempunyai saluransaluran getah yang terjadi secara skizogen.
Daun dengan tangkai panjang membentuk
upih yang terbuka pada pangkalnya,
helaian daun bunga bulat telur membulat,
lanset-garis atau bangun anak panah,
bertulang melengkung, tersebar pada
batang atau rangkaian yang bercabangcabang. Hiasan bunga jelas terdiri atas 3
daun kelopak dan 3 daun mahkota. Benang
sari 6 atau lebih, bila banyak yang di
bagian pinggir bersifat mandul. Ginesium
terdiri atas 6-banyak bakal buah,
menumpang,
pada
pangkal
sering
berlekatan, masing-masing berisi 1-banyak
bakal biji. Buahnya buah keras dengan 1
biji atau buah kurung yang berisi banyak
biji. Biji tanpa endosperm, lembaga
berbentuk tapal kuda.
Gambar 7.2 Genjer (Limnocharis flava)
43
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
44
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
Keterangan: (Gambar 7.2) 1. Tangkai daun; 2.
Daun; 3. Mahkota; 4. Kelopak; 5. Putik; 6. Benang
sari; 7. Bunga dan 8. Buah (Fructus)
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Alismatales
: Alismataceae
: Limnocharis
: L. flava
Dari hasil pengamatan bunga
Limnocharis flava benang sari ∞, 1 putik,
kelopak dengan 3 daun kelopak yang
bebas, mahkota terdiri dari 3 daun mahkota
yang bebas, berkelamin ganda, aktinomorf.
Menurut Tjitrosoepomo (2007)
Alismataceae (Alismaceae). Terna air,
annual atau perennial, tumbuh tegak,
jarang mengapung, mempunyai saluransaluran getah yang terjadi secara skizogen.
Daun dengan tangkai panjang membentuk
upih yang terbuka pada pangkalnya,
helaian daun bunga bulat telur membulat,
lanset-garis atau bangun anak panah,
bertulang melengkung, tersebar pada
batang atau rangkaian yang bercabangcabang. Hiasan bunga jelas terdiri atas 3
daun kelopak dan 3 daun mahkota. Benang
sari 6 atau lebih, bila banyak yang di
bagian pinggir bersifat mandul. Ginesium
terdiri atas 6-banyak bakal buah,
menumpang,
pada
pangkal
sering
berlekatan, masing-masing berisi 1-banyak
bakal biji. Buahnya buah keras dengan 1
biji atau buah kurung yang berisi banyak
biji. Biji tanpa endosperm, lembaga
berbentuk tapal kuda.
Gambar 7.3 Adam dan Hawa (Tradescantia spathacea)
Keterangan: 1. Akar (radix); 2. Daun (folium); 3.
Profila; 4. Daun penumpu; 5. Kelopak (calyx); 6.
Mahkota (corolla); 7. Benang sari (stamen); 8.
Putik (pistillum); 9. Bunga (flos).
Dari hasil pengamatan bunga
Tradescantia spathacea berbunga 2,
benang sari 6, 1 putik, kelopak dengan 3
daun kelopak yang bebas, mahkota terdiri
dari 3 daun mahkota yang bebas,
berkelamin ganda, aktinomorf.
Menurut Tjitrosoepomo (2007)
Famili Commelinaceae. Terna perennial,
dengan batang yang jelas berbuku-buku.
Daun dengan upih yang tipis seperti
selaput yang besar, yang kadang-kadang
tertembus oleh perbungaannya. Bunga
biasanya banci, aktinomorf, tersusun dalam
sinsinus atau sinsinus ganda. Hiasan bunga
terdiri atas kelopak dengan 3 daun kelopak
yang bebas dan seringkali berwarna,
mahkota terdiri atas 3 daun mahkota yang
bebas kebanyakan berwarna biru atau
putih. Benang sari 6, sering kurang dari 6
karena adanya keguguran, kadang-kadang
sampai hanya tinggal 2. Tangkai sari
berambut, yang seringkali berwarna cerah.
Bakal buah selalu jelas menumpang,
beruang 2 – 3, tiap ruang dengan 1 bakal
biji atau lebih. Tangkai putik di ujung,
tunggal, kepala putik berbentuk bongkol
atau berbagi 3. Buah kebanyakan berupa
45
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
buah
kendaga,
membuka
dengan
membelah ruang, jarang berdaging dan
tidak membuka. Biji dengan kulitnya yang
berigi seperti jala, mempunyai lembaga
yang kecil di pinggir, endosperm seperti
tepung.
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Commelinales
: Commeliaceae
: Tradescantia
: T. spathacea
Gambar 7.4 Eceng padi (Monochoria vaginalis)
46
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
Keterangan: 1. Batang (caulis); 2. Daun (folium); 3.
Mahkota (corolla); 4. Benang sari (stamen); 5.
Putik (pistillum); 6. Bunga (flos)
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Commelinales
: Pontederiaceae
: Monochoria
: M. vaginalis
Dari hasil pengamatan bunga
Monochoria vaginalis benang sari 6, 1
putik dan 6 tepal, berkelamin ganda,
zigomorf.
Menurut Steenis (1978) Monochoria
vaginalis habitusnya berupa herba
berumpun; tinggi 0,1 – 0,5 m. Akar
rimpang
pendek,
oleh
karenanya
eksemplar yang tua membentuk rumpun
yang besar. Batang berdiri, masing-masing
di ujungnya mendukung daun yang
bertangkai. Daun sangat berbeda-beda
bentuk dan besarnya; helaian daun 2 – 12,5
kali 0,2 – 10 cm, pada eksemplar yang
muda kerapkali tidak ada dan seluruhnya
tenggelam, pada yang tua bentuk garis atau
lanset dan terapung atau bulat telur
memanjang sampai bulat telur melebar dan
muncul di luar air, yang terakhir dengan
pangkal bentuk jantung dan taju membulat
lebar. Karangan bunga sebagian atau
seluruhnya di dalam pelepah daun yang
duduk di ujung, tandan atau bentuk
payung, tidak bertangkai, berbunga 3 – 25.
Anak tangkai bunga 0,5 – 2,5 cm. Tenda
bunga biru ungu; panjang taju 1 – 1,5 cm,
dengan ibu tulang daun hijau yang kuat, 3
buah yang terdalam yang terlebar. Benang
sari 6, 5 dengan kepala sari kuning dan 1
lebih besar dengan kepala sari biru dan
pada tangkai sari berdiri sebuah gigi. Bakal
buah beruang, berbiji banyak. Buah kotak,
bulat memanjang, panjang ∞ 1 cm, pecah
menurut ruangnya, sawah yang digenangi,
genangan-genangan, rawa; 1 – 1.550 m.
Gambar 7.5 Eceng gondok (Eichorrnia crassipes)
47
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
Keterangan: 1. Akar (radix); 2. Tangkai daun
(petiollus); 3. Daun (folium); 4. Mahkota (corolla);
5. Benang sari (stamen); 6. Putik (pistillum); 7.
Bunga (flos).
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Commelinales
: Pontederiaceae
: Eichorrnia
: E. crassipes
Dari hasil pengamatan bunga
Eichorrnia crassipes sama dengan bunga
Monochoria vaginalis benang sari 6, 1
putik dan 6 tepal, tetapi berkelamin
tunggal, zigomorf dan memiliki batang
semu.
Menurut Steenis (1978) Eichorrnia
crassipes habitusnya berupa herba yang
mengapung, kadang-kadang berakar dalam
tanah, menghasilkan tunas merayap yang
keluar dari ketiak daun, dimana tumbuh
lagi tumbuh-tumbuhan baru; tinggi 0,4 –
0,8 m. Daun dalam roset; tangkai pada
eksemplar yang dewasa panjang, pada
yang muda pendek dan berperut; helaian
daun bulat telur lebar, tulang daun
melengkung rapat, panjang 7 -25 cm,
gundul. Karangan bunga berbentuk bulir,
bertangkai panjang, berbunga 10 – 35;
tangkai dengan 2 daun pelindung yang
duduknya sangat dekat, yang terbawah
dengan helaian kecil dan pelepah yang
berbentuk tabung, yang teratas bentuk
tabung. Poros bulir sangat bersegi. Panjang
tabung tenda bunga 1,5 – 2 cm dengan
pangkal hijau dan ujung pucat; taju 6, tidak
sama, lila, panjang 2 – 3 cm; taju belakang
yang terbesar, dengan noda di tengahtengah warna kuning cerah. Benang sari 6,
bengkok, 3 di antaranya lebih besar
daripada yang lain. Bakal buah beruang 3;
biji banyak. Buah di Jawa tidak pernah
tumbuh sampai sempurna. Dari Brazilia;
diimpor dan menjadi liar. 1 – 6.000 m.
Pada tempat becek atau daerah yang
digenangi.
Gambar 7.6 Nanas (Ananas comosus)
48
Keterangan: (Gambar 7.6) 1. Batang (caulis); 2.
Daun (folium); 3. Buah (fructus); 4. Mahkota
(corolla); 5. Kelopak (calyx); 6. Benang sari
(stamen); 7. Putik (pistillum); 8. Crown.
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
Ananas comosus memiliki benang sari
3+3, putik 1, kelopak 3 bebas, mahkota 3
bebas, biseksual, aktinomorf.
DAFTAR PUSTAKA
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Bromeliales
: Bromeliaceae
: Ananas
: A. comosus
Dari hasil pengamatan Ananas
comosus memiliki benang sari 3+3, putik
1, kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas,
biseksual, aktinomorf.
Menurut
Steenis
(1978)
Bromeliaceae (Nanas-nanasan) memiliki
herba yaitu daun dalam roset akar, pada
pangkal melebar menjadi pelepah. Bunga
selalu berkelamin 2, beraturan, berbilangan
3. Daun pelindung tumbuh sempurna.
Kelopak dan mahkota jelas berbeda, lepas
atau melekat. Benang sari 6. Bakal buah
(setengah) tenggelam atau menumpang,
beruang 3; ruang berbiji 2 sampai banyak.
Tangkai putik 1, kepala putik 3. Buah buni
atau buah kotak.
Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan.
Yogyakarta: Kanisius.
Steenis. 1978. Flora. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi
Tumbuhan
(Spermatophyta).Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi
Tumbuhan Obat - obatan.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University Press
KESIMPULAN
Dari
praktikum
yang
telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Sagittaria sagittifolia memiliki benang sari
6, dengan putik ±, kelopak 3 bebas,
mahkota 3 bebas, biseksual, aktinomorf.
Limnocharis flava memiliki benang sari ∞,
1 putik, kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas,
biseksual, aktinomorf. Trades cantia
spathacea berbunga 2, benang sari 6, 1
putik, kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas,
biseksual,
aktinomorf.
Monochoria
vaginalis memiliki benang sari 6, 1 putik
dan 6 tepal, biseksual, zigomorf.
Eichhornia crassipes memiliki benang sari
6, 1 putik dan 6 tepal, berkelamin tunggal,
zigomorf dan memiliki batang semu.
49
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
Mengenal ciri-ciri dan sifat umum pada kelompok Alismatales, Bromeliales dan
Commeliales. dan famili Alismataceae, Bromeliaceae,Commeliaceae dan
Pontederiaceae.
DESY NITA AMALIA
1307025034
Mahasiswa Program Studi S1 Biologi
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
FMIPA Universitas Mulawarman - Samarinda 75123
2015
ABSTRAK
Disusun oleh Desy Nita Amalia 2015. Mengenal ciri-ciri dan sifat umum pada kelompok
Alismatales, Bromeliales dan Commeliales. dan famili Alismataceae, Commeliaceae, dan
Pontederiaceae.Praktikum ini bertujuan untuk mengenal ciri-ciri dan sifat umum Alismataceae,
Bromeliaceae, Commelinaceae dan Pontederiaceae. Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Kamis, 23 April 2015 pada pukul 14.00-16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Anatomi
dan Sistematika Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mulawarman, Samarinda. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah lup dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah Sagittaria sagittifolia (Melati air), Limnocharis flava (Genjer),
Tradescantia spathacea (Adam dan Hawa), Eichorrnia crassipes (Eceng gondok),
Monochoria vaginalis (Eceng padi) dan Ananas comosus (Nanas). Metode yang digunakan
dengan cara dideterminasi, identifikasi dan diberi klasifikasi. Hasil dari pengamatan yang
didapat adalah Sagittaria sagittifolia memiliki benang sari 6, dengan putik , kelopak 3 bebas,
mahkota 3 bebas, biseksual, aktinomorf. Limnocharis flava memiliki benang sari ∞, 1 putik,
kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas, biseksual, aktinomorf. Tradescantia spathacea berbunga
2, benang sari 6, 1 putik, kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas, biseksual, aktinomorf.
Monochoria vaginalis memiliki benang sari 6, 1 putik dan 6 tepal, biseksual, zigomorf.
Eichorrnia crassipes memiliki benang sari 6, 1 putik dan 6 tepal, berkelamin tunggal,
zigomorf dan memiliki batang semu. Ananas comosus memiliki benang sari 3+3, putik 1,
kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas, biseksual, aktinomorf.
Kata kunci: Angiospermae, Alismataceae, Bromeliaceae, Commelinaceae, Pontederiaceae
PENDAHULUAN
Angiospermae (bahasa Yunani,
angieo = ‘botol’, sperma = ‘biji’). Berbeda
dengan Gymnospermae, tumbuhan anggota
Angiospermae mempunyai
biji
yang
dilindungi oleh bakal buah. Anggotanya
dapat berupa tumbuhan berkayu atau
berbatang
basah
(herba),
mempunyai bentuk dan susunan bunga
bermacam-macam.
Mikrosporangia
terdapat pada mikrosporofil yang disebut
benang sari (Kimball, 1983).
Berdasarkan
bagian-bagiannya,
bunga Angiospermae dibedakan menjadi
bunga lengkap dan tidak lengkap. Bunga
lengkap mempunyai perhiasan bunga yang
lengkap, yaitu kelopak dan mahkota.
Bunga tak lengkap tidak mempunyai salah
satu bagian perhiasan bunga (mahkota atau
kelopak). Sementara itu, berdasarkan alat
kelaminnya,
bunga angiospermae
dibedakan menjadi bunga sempurna dan
bunga tak sempurna. Bunga sempurna
mempunyai alat kelamin betina (putik) dan
alat kelamin jantan (benang sari),
sedangkan bunga tak lengkap hanya
mempunyai satu alat kelamin (putik atau
benang sari saja). Anggota Subdivisi
Angiospermae dibedakan berdasarkan
41
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
jumlah daun lembaganya (cotyledon)
menjadi
dua
kelas,
yaitu
monocotyledoneae dan dicotyledoneae
(Tjitrosoepomo, 2005).
Tumbuhan monokotil dibedakan
menjadi beberapa ordo contoh ordo yang
memiliki anggota yang hidup di air adalah
Alismatales, yaitu Hydrilla verticillata.
Ordo lain dari tumbuhan monokotil adalah
Bromeliales. Bromeliales terdiri dari
beberapa famili antara lain Bromeliaceae
contohnya
nanas,
Potenderiaceae
contohnya eceng gondok (Eichornia
crassipes) (Mulyani, 2006).
Bangsa Alismatales (Helobiae)
kebanyakan terdiri atas tumbuhan air atau
rawa-rawa dengan daun-daun tunggal yang
mempunyai sisik-sisik dalam ketiaknya.
Bunga banci atau berkelamin tunggal,
aktinomorf, tanpa tenda bunga atau dengan
tenda bunga tunggal atau rangkap. Benang
sari 1-∞. Bakal buah 1 atau banyak, jika
banyak masih tersusun dalam suatu spiral,
biasanya apokarp, seringkali sinkarp
dengan 1-∞ bakal biji, menumpang atau
tenggelam dengan tangkai dan kepala putik
yang bebas satu sama lain. Buahnya buah
kendaga dengan banyak biji atau buah
keras dengan 1 biji saja. Biji dengan
lembaga yang besar tanpa atau sedikit saja
endosperm (Tjitrosoepomo, 2005).
Bangsa Farinosae (Bromeliales).
Terna, jarang mempunyai batang yang
kokoh kuat, kadang-kadang mirip rumput.
Bunga banci, karena adanya reduksi
kadang-kadang
berkelamin
tunggal,
aktinomorf atau zigomorf, berbilangan 3,
jarang berbilangan 2, mempunyai 2
lingkaran hiasan bunga yang sama,
kadang-kadang hiasan bunga dapat
dibedakan dalam kelopak dan mahkota.
Benang sari dalam 2 lingkaran, jumlahnya
sering berkurang, kadang-kadang hanya
terdapat 1 benang sari. Bakal buah dengan
bakal biji yang atrop atau anatrop, buah
dengan biji yang mempunyai endosperm
bertepung (Tjitrosoepomo, 2007).
Bromeliaceae
(Nanas-nanasan).
Herba. Daun dalam roset akar, pada
pangkal melebar menjadi pelepah. Bunga
selalu berkelamin 2, beraturan, berbilangan
3. Daun pelindung tumbuh sempurna.
Kelopak dan mahkota jelas berbeda, lepas
atau melekat. Benang sari 6. Bakal buah
(setengah) tenggelam atau menumpang,
beruang 3; ruang berbiji 2 sampai banyak.
Tangkai putik 1, kepala putik 3. Buah buni
atau buah kotak (Steenis, 1978).
Famili Commelinaceae. Herba.
Daun tersebar atau berseling, tunggal,
dengan pelepah berbentuk tabung. Bunga
berkelamin 2 atau satu, beraturan atau
zigomorf, berbilangan 3. Kelopak dan
mahkota biasanya dapat dibedakan jelas
satu dengan yang lain. Daun kelopak lepas
atau melekat, daun mahkota lepas atau
melekat. Benang sari 3 – 6, kadang-kadang
berkurang karena sebagian jadi staminodia.
Bakal buah menumpang, beruang 2 – 3;
tiap ruang 1 biji sampai banyak. Buah
kering, kerapkali pecah menurut ruangruangnya, jarang yang tidak pecah
(Steenis, 1978).
Oleh
karena
itu
yang
melatarbelakangi dilakukannya praktikum
ini untuk mengenal ciri-ciri dan sifat
umum
Alismataceae,
Bromeliaceae,
Commelinaceae dan Pontederiaceae.
METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Kamis, 23 April 2015 pada pukul
14.00-16.00
WITA.
Bertempat
di
Laboratorium Anatomi dan Sistematika
Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan
Alam,
Universitas
Mulawarman, Samarinda.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakkan pada
praktikum ini yaitu alat tulis dan kamera.
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini yaitu Melati air (Sagittaria sagitifolia),
genjer (Limnocharis flava), eceng gondok
(Eichhornia crassipes), eceng padi
(Monochoria hastata), adam hawa
(Tradescantia spataceae) dan nanas
(Ananas comosus).
42
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan yang
diperlukan. Kemudian digambar secara
morfologi dan digambar rumus diagram
bunganya di buku gambar serta
didokumentasikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 7.1 Melati air (Sagittaria sagittifolia)
Keterangan: 1. Batang daun; 2. Tangkai bunga
(pedicellus); 3. Daun (folium); 4. Bunga (flos); 5.
Mahkota (corolla); 6. Kelopak (calyx); 7. Benang
sari (stamen); 8. Putik (pistillum)
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Alismatales
: Alismataceae
: Sagittaria
: S. sagittifolia
Dari hasil pengamatan bunga
Sagittaria sagittifolia benang sari 6,
dengan putik ∞, kelopak dengan 3 daun
kelopak yang bebas, mahkota terdiri dari 3
daun mahkota yang bebas, berkelamin
ganda, aktinomorf.
Menurut Tjitrosoepomo (2007)
Famili Alismataceae (Alismaceae). Terna
air, annual atau perennial, tumbuh tegak,
jarang mengapung, mempunyai saluransaluran getah yang terjadi secara skizogen.
Daun dengan tangkai panjang membentuk
upih yang terbuka pada pangkalnya,
helaian daun bunga bulat telur membulat,
lanset-garis atau bangun anak panah,
bertulang melengkung, tersebar pada
batang atau rangkaian yang bercabangcabang. Hiasan bunga jelas terdiri atas 3
daun kelopak dan 3 daun mahkota. Benang
sari 6 atau lebih, bila banyak yang di
bagian pinggir bersifat mandul. Ginesium
terdiri atas 6-banyak bakal buah,
menumpang,
pada
pangkal
sering
berlekatan, masing-masing berisi 1-banyak
bakal biji. Buahnya buah keras dengan 1
biji atau buah kurung yang berisi banyak
biji. Biji tanpa endosperm, lembaga
berbentuk tapal kuda.
Gambar 7.2 Genjer (Limnocharis flava)
43
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
44
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
Keterangan: (Gambar 7.2) 1. Tangkai daun; 2.
Daun; 3. Mahkota; 4. Kelopak; 5. Putik; 6. Benang
sari; 7. Bunga dan 8. Buah (Fructus)
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Alismatales
: Alismataceae
: Limnocharis
: L. flava
Dari hasil pengamatan bunga
Limnocharis flava benang sari ∞, 1 putik,
kelopak dengan 3 daun kelopak yang
bebas, mahkota terdiri dari 3 daun mahkota
yang bebas, berkelamin ganda, aktinomorf.
Menurut Tjitrosoepomo (2007)
Alismataceae (Alismaceae). Terna air,
annual atau perennial, tumbuh tegak,
jarang mengapung, mempunyai saluransaluran getah yang terjadi secara skizogen.
Daun dengan tangkai panjang membentuk
upih yang terbuka pada pangkalnya,
helaian daun bunga bulat telur membulat,
lanset-garis atau bangun anak panah,
bertulang melengkung, tersebar pada
batang atau rangkaian yang bercabangcabang. Hiasan bunga jelas terdiri atas 3
daun kelopak dan 3 daun mahkota. Benang
sari 6 atau lebih, bila banyak yang di
bagian pinggir bersifat mandul. Ginesium
terdiri atas 6-banyak bakal buah,
menumpang,
pada
pangkal
sering
berlekatan, masing-masing berisi 1-banyak
bakal biji. Buahnya buah keras dengan 1
biji atau buah kurung yang berisi banyak
biji. Biji tanpa endosperm, lembaga
berbentuk tapal kuda.
Gambar 7.3 Adam dan Hawa (Tradescantia spathacea)
Keterangan: 1. Akar (radix); 2. Daun (folium); 3.
Profila; 4. Daun penumpu; 5. Kelopak (calyx); 6.
Mahkota (corolla); 7. Benang sari (stamen); 8.
Putik (pistillum); 9. Bunga (flos).
Dari hasil pengamatan bunga
Tradescantia spathacea berbunga 2,
benang sari 6, 1 putik, kelopak dengan 3
daun kelopak yang bebas, mahkota terdiri
dari 3 daun mahkota yang bebas,
berkelamin ganda, aktinomorf.
Menurut Tjitrosoepomo (2007)
Famili Commelinaceae. Terna perennial,
dengan batang yang jelas berbuku-buku.
Daun dengan upih yang tipis seperti
selaput yang besar, yang kadang-kadang
tertembus oleh perbungaannya. Bunga
biasanya banci, aktinomorf, tersusun dalam
sinsinus atau sinsinus ganda. Hiasan bunga
terdiri atas kelopak dengan 3 daun kelopak
yang bebas dan seringkali berwarna,
mahkota terdiri atas 3 daun mahkota yang
bebas kebanyakan berwarna biru atau
putih. Benang sari 6, sering kurang dari 6
karena adanya keguguran, kadang-kadang
sampai hanya tinggal 2. Tangkai sari
berambut, yang seringkali berwarna cerah.
Bakal buah selalu jelas menumpang,
beruang 2 – 3, tiap ruang dengan 1 bakal
biji atau lebih. Tangkai putik di ujung,
tunggal, kepala putik berbentuk bongkol
atau berbagi 3. Buah kebanyakan berupa
45
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
buah
kendaga,
membuka
dengan
membelah ruang, jarang berdaging dan
tidak membuka. Biji dengan kulitnya yang
berigi seperti jala, mempunyai lembaga
yang kecil di pinggir, endosperm seperti
tepung.
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Commelinales
: Commeliaceae
: Tradescantia
: T. spathacea
Gambar 7.4 Eceng padi (Monochoria vaginalis)
46
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
Keterangan: 1. Batang (caulis); 2. Daun (folium); 3.
Mahkota (corolla); 4. Benang sari (stamen); 5.
Putik (pistillum); 6. Bunga (flos)
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Commelinales
: Pontederiaceae
: Monochoria
: M. vaginalis
Dari hasil pengamatan bunga
Monochoria vaginalis benang sari 6, 1
putik dan 6 tepal, berkelamin ganda,
zigomorf.
Menurut Steenis (1978) Monochoria
vaginalis habitusnya berupa herba
berumpun; tinggi 0,1 – 0,5 m. Akar
rimpang
pendek,
oleh
karenanya
eksemplar yang tua membentuk rumpun
yang besar. Batang berdiri, masing-masing
di ujungnya mendukung daun yang
bertangkai. Daun sangat berbeda-beda
bentuk dan besarnya; helaian daun 2 – 12,5
kali 0,2 – 10 cm, pada eksemplar yang
muda kerapkali tidak ada dan seluruhnya
tenggelam, pada yang tua bentuk garis atau
lanset dan terapung atau bulat telur
memanjang sampai bulat telur melebar dan
muncul di luar air, yang terakhir dengan
pangkal bentuk jantung dan taju membulat
lebar. Karangan bunga sebagian atau
seluruhnya di dalam pelepah daun yang
duduk di ujung, tandan atau bentuk
payung, tidak bertangkai, berbunga 3 – 25.
Anak tangkai bunga 0,5 – 2,5 cm. Tenda
bunga biru ungu; panjang taju 1 – 1,5 cm,
dengan ibu tulang daun hijau yang kuat, 3
buah yang terdalam yang terlebar. Benang
sari 6, 5 dengan kepala sari kuning dan 1
lebih besar dengan kepala sari biru dan
pada tangkai sari berdiri sebuah gigi. Bakal
buah beruang, berbiji banyak. Buah kotak,
bulat memanjang, panjang ∞ 1 cm, pecah
menurut ruangnya, sawah yang digenangi,
genangan-genangan, rawa; 1 – 1.550 m.
Gambar 7.5 Eceng gondok (Eichorrnia crassipes)
47
Jurnal Praktikum Phanerogamae
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan
Semester IV. TA.2015/2016
e-mail: [email protected]
Keterangan: 1. Akar (radix); 2. Tangkai daun
(petiollus); 3. Daun (folium); 4. Mahkota (corolla);
5. Benang sari (stamen); 6. Putik (pistillum); 7.
Bunga (flos).
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Commelinales
: Pontederiaceae
: Eichorrnia
: E. crassipes
Dari hasil pengamatan bunga
Eichorrnia crassipes sama dengan bunga
Monochoria vaginalis benang sari 6, 1
putik dan 6 tepal, tetapi berkelamin
tunggal, zigomorf dan memiliki batang
semu.
Menurut Steenis (1978) Eichorrnia
crassipes habitusnya berupa herba yang
mengapung, kadang-kadang berakar dalam
tanah, menghasilkan tunas merayap yang
keluar dari ketiak daun, dimana tumbuh
lagi tumbuh-tumbuhan baru; tinggi 0,4 –
0,8 m. Daun dalam roset; tangkai pada
eksemplar yang dewasa panjang, pada
yang muda pendek dan berperut; helaian
daun bulat telur lebar, tulang daun
melengkung rapat, panjang 7 -25 cm,
gundul. Karangan bunga berbentuk bulir,
bertangkai panjang, berbunga 10 – 35;
tangkai dengan 2 daun pelindung yang
duduknya sangat dekat, yang terbawah
dengan helaian kecil dan pelepah yang
berbentuk tabung, yang teratas bentuk
tabung. Poros bulir sangat bersegi. Panjang
tabung tenda bunga 1,5 – 2 cm dengan
pangkal hijau dan ujung pucat; taju 6, tidak
sama, lila, panjang 2 – 3 cm; taju belakang
yang terbesar, dengan noda di tengahtengah warna kuning cerah. Benang sari 6,
bengkok, 3 di antaranya lebih besar
daripada yang lain. Bakal buah beruang 3;
biji banyak. Buah di Jawa tidak pernah
tumbuh sampai sempurna. Dari Brazilia;
diimpor dan menjadi liar. 1 – 6.000 m.
Pada tempat becek atau daerah yang
digenangi.
Gambar 7.6 Nanas (Ananas comosus)
48
Keterangan: (Gambar 7.6) 1. Batang (caulis); 2.
Daun (folium); 3. Buah (fructus); 4. Mahkota
(corolla); 5. Kelopak (calyx); 6. Benang sari
(stamen); 7. Putik (pistillum); 8. Crown.
Klasifikasi:
kingdom
divisi
subdivisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies
Ananas comosus memiliki benang sari
3+3, putik 1, kelopak 3 bebas, mahkota 3
bebas, biseksual, aktinomorf.
DAFTAR PUSTAKA
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Bromeliales
: Bromeliaceae
: Ananas
: A. comosus
Dari hasil pengamatan Ananas
comosus memiliki benang sari 3+3, putik
1, kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas,
biseksual, aktinomorf.
Menurut
Steenis
(1978)
Bromeliaceae (Nanas-nanasan) memiliki
herba yaitu daun dalam roset akar, pada
pangkal melebar menjadi pelepah. Bunga
selalu berkelamin 2, beraturan, berbilangan
3. Daun pelindung tumbuh sempurna.
Kelopak dan mahkota jelas berbeda, lepas
atau melekat. Benang sari 6. Bakal buah
(setengah) tenggelam atau menumpang,
beruang 3; ruang berbiji 2 sampai banyak.
Tangkai putik 1, kepala putik 3. Buah buni
atau buah kotak.
Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan.
Yogyakarta: Kanisius.
Steenis. 1978. Flora. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi
Tumbuhan
(Spermatophyta).Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi
Tumbuhan Obat - obatan.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University Press
KESIMPULAN
Dari
praktikum
yang
telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Sagittaria sagittifolia memiliki benang sari
6, dengan putik ±, kelopak 3 bebas,
mahkota 3 bebas, biseksual, aktinomorf.
Limnocharis flava memiliki benang sari ∞,
1 putik, kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas,
biseksual, aktinomorf. Trades cantia
spathacea berbunga 2, benang sari 6, 1
putik, kelopak 3 bebas, mahkota 3 bebas,
biseksual,
aktinomorf.
Monochoria
vaginalis memiliki benang sari 6, 1 putik
dan 6 tepal, biseksual, zigomorf.
Eichhornia crassipes memiliki benang sari
6, 1 putik dan 6 tepal, berkelamin tunggal,
zigomorf dan memiliki batang semu.
49