MAKALAH PERILAKU MENYIMPANG ( 1 )

MAKALAH PERILAKU MENYIMPANG
Studi Kasus: Subkultur Peminum Minuman Keras di Kalangan
Mahasiswa Berprestasi

Di Susun Oleh:
Muhammad Fadla Fawaid

071411431004

Rachmawan Yusuf Rizaldi

071411431010

Ronald Sonani Akbar

071411431056

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah perilaku menyimpang mengenai “Subkultur Peminum di
Kalangan Mahasiswa Berprestasi” dapat kami selesaikan dengan sebaikbaiknya. Dan kami ucapkan terimaksih kepada ibu dosen yang telah
membuat kami hingga menjadi lebih baik dengan makalah ini.
Makalah ini kami buat untuk dengan maksud untuk memenuhi tugas
mata kuliah perilaku menyimpang. Dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk
kedepannya dapat meperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
kesempurnaan makalah kami.

Surabaya, 1 Mei 2017

Penulis


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Minuma

keras

(miras)

merupakan

minuman

beralkohol

yang

mengandung zat etanol yang dihasilkan dari proses penyulingan. Zat
ethanol itu sendiri diproduksi dengan cara fermentasi biji-bijian, buahbuahan atau sayur-sayuran. Minuman keras identik dengan minuman

beralkohol. Dan alkohollah yang merupakan zat berbahaya yang mana bila
dikonsumsi oleh manusia akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi
tubuhnya.
Minuman keras adalah minuman yang dapat memabukkan dan dapat
membahayakan kaum remaja dan harus dijauhi oleh remaja-remaja saat ini,
karena minuman keras akan dapat merusak masa depannya. Remaja
khususnya mahasiswa merupakan aset negara yang sangat berharga.
Seorang remaja bisa merubah dunia dengan pemikiran yang ia miliki.
Banyak remaja yang dapat membanggakan negaranya dengan berbagai
prestasi yang diraihnya. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat
tinggi. Rasa ingin tahu tersebut sangat berguna bagi seorang remaja, karena
dengan sifat ini remaja bisa bisa menjadi manusia yang kreatif dan mau
mencari tahu tenntang sesuatu yang belum ia ketahui. Akan tetapi rasa
keingintahuan yang dimiliki remaja bisa menjadi hal yang negatif bila
remaja menggunakannya pada hal-hal yang negatif. Masa remaja adalah
masa dimana seseorang sedang mencari jati dirinya.
Pada masa ini remaja mencoba-coba berbagai hak untuk mengetahui
atau mendapatkan jati dirinya yang sesungguhnya. Hal yang dilakukan bisa
hal yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif. Pada masa ini juga
remaja ingin memperlihatkan eksistensinya di masyarakat dengan cara

mereka melakukan berbagai hal agar dapat diperhatikan oleh orang-orang

di sekelilingnya. Di era globalisasi ini para remaja sulit untuk membedakan
mana hal yang boleh dilakukan dan mana hal yang tidak boleh dilakukan.
Karena mereka menganggap semua hal yang mereka lakukan dianggap
benar.
Budaya meminum minuman keras memang sudah ada sejak dahulu
kala, tidak hanya di Indonesia saja bahkan di seluruh belahan dunia
mengenal apa yang disebut dengan minuman keras dan mungkin sudah
menjadi budaya tersendiri bagi mereka. Meminum minuman keras di
kalangan remaja khususnya di kalangan mahasiswa juga seakan-akan sudah
menjadi budaya bagi mereka. Semakin lama hal ini menyebabkan
terjadinya perubahan nilai terhadap minuman keras di mata mahasiswa.
Minuman keras yang secara hukum maupun agama dianggap sesuatu yang
tidak baik menjadi sesuatu hal yang dianggap lumrah dan wajar untuk
dilakukan oleh mahasiswa. Akibat kebiasaan minum tersebut maka
timbulah dampak-dampak terutama dampak yang bersifat negatif dalam hal
sosial, ekonomi dan terutama adalah kesehatan mahasiswa itu sendiri.
Contoh dampak yang dapat ditimbulkan yaitu dapat meningkatnya kasus
kriminal terutama perkelahian antar mahasiswa sehingga dapat meresahkan

masyarakat di sekitarnya. Dan juga kebiasaan minum tersebut juga
tentunya berdampak terhadap kesehatan mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa
yang meminum minuman keras tidak hanya dari mahasiswa yang
mempunyai prestasi yang biasa-biasa saja, akan tetapi mahasiswa yang
mempunyai prestasi yang menonjol pun juga ikut meminum minuman
keras. Pada dasarnya perilaku meminum minuman keras adalah tindakan
yang merugikan dalam banyak hal dan dapat menimbulkan stigma negatif
dari masyarakat di sekitarnya.

1.2 Fokus Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah apa yang sebenarnya melatar
belakangi tradisi atau budaya minum minuman keras di kalangan
mahasiswa berprestasi sehingga sulit untuk dihilangkan.

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa yang sebenarnya melatar
belakangi tradisi atau budaya minum minuman keras di kalangan
mahasiswa berprestasi sehingga sulit untuk dihilangkan.


1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini nantinya di harapkan dapat memberikan kontribusi
baru terkait dengan perkembangan ilmu Sosiologi, sehingga akan
memperdalam ilmu tentang budaya minum minuman keras di kalangan
mahasiswa berprestasi.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi
mahasiswa untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dan hasil
penelitian ini juga nantinya dapat membantu masyarakat atau
pemerintah untuk mengentas peredaran minuman keras di kalangan
mahasiswa.

BAB 2
KERANGKA TEORI

2.1 Teori
Tidak ada teori umum tentang subkultur yang pernah muncul (Yinger
1960; 1977). Sebaliknya, riset-riset yang belakangan merekam variasi yang
sangat banyak dalam bentuk dan isi dari subkultur. Meskipun demikian,

prinsip-prinsip formasi subkultur telah diidentifikasi. Sebuah penelitian
yang luas menyatakan bahwa kontributor utama bagi pembentukan
subkultur adalah “pemisahan (seperation) sosial”. Pemisahan sosial ini
cenderung menghasilkan diferensiasi kulutral (Glaser 1971). Namun masih
banyak lagi yang diperlukan untuk pembentukan ini. Kondisi krusial bagi
kemunculan bentuk kultur baru nampaknya adalah interaksi yang

berhubungan dengan kepentingan khusus atau persoalan diantara orang –
orang di dalam kategori yang terpisah-pisah secara sosial (Cohen 1955).
Karakteristik struktur sosial seperti usia, ras, etnis, kelas sosial, pelatihan
atau kepentingan khusus dan juga bentuk-bentuk perilaku tertentu menjadi
basis utama bagi pemisahan sosial dan formasi subkultural. Menurut Fitrah
Hamdani dalam Zaelani Tammaka (2007:164) mengatakan bahwa
subkultur adalah gejala budaya dalam masyarakat industri maju yang
umumnya terbentuk berdasarkan usia dan kelas. Secara simbolis di
ekspresikan dalam bentuk penciptaan gaya (style) dan bukan hanya
merupakan penentangan terhadap hegemoni atau jalan keluar dari suatu
ketegangan sosial. Subkultur menyimpang dapat terjadi atau terbentuk
karena adanya sekelompok orang yang berstatus menyimpang yang saling
berhubungan dan memiliki nilai, norma, pengertian bersama, jalan

pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang disepakati serta dimengerti oleh
seluruh anggota kelompoknya.

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
kualitatif untuk mencari, mengolah dan menganalisis hasil dari penelitian
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang subkultur
peminum minuman keras di kalangan mahasiswa berprestasi.

3.2 Setting Sosial
Penelitian ini di lakukan di suatu kelompok sosial yang berada di
fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas airlangga, kenapa kami
melakukan penelitian di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas
airlangga selain karena memang ada kelompok sosial yang memenuhi
kriteria kami, dan disana juga memiliki akses lebih untuk mendapatkan
informasi karena banyak terdapat teman – teman kami yang tergabung di
kelompok tersebut
Informan dalam penelitian ini yaitu sebuah kelompok mahasiswa

peminum yang memiliki prestasi secara akademik pada salah satu program
studi di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas airlangga, yang
kami maksud dengan berprestasi adalah mahasiswa yang memiliki kriteria
indeks prestasi diatas 3,0 yang tergabung dalam kelompok mahasiswa
peminum

3.3 Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive. Teknik ini di pilih karena informan di pilih oleh peneliti yang
dianggap sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.
Informan yang di pilih dianggap oleh peneliti mampu untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan
wawancara mendalam (indepth interview). Observasi dilakukan sebagai

prosedur dalam mengumpulkan data primer atau mengumpulkan data dengan
menggunakan semua panca indra untuk mendapatkan informasi yang realistis
terhadap masasalah yang diteliti.

Selanjutnya adalah teknik wawancara mendalam (indepth interview) yaitu
teknik yang digunakan untuk mendapatkan jawaban menganai masalah yang
diteliti dengan mewawancarai informan secara lebih mendalam sehingga dapat
memberikan hasil data yang lebih dalam melalui pertanyaan pertanyaan yang
lebih dalam dan terus berkembang dan nantinya akan menggali informasi
secara lebih mendalam.

3.5 Teknik Pengolaan dan Analisis Data
Dalam menganalisis data yang telah didapat, pertama dilakukan editing
terhadap data yang telah di peroleh. Pengumpulan data berupa transkrip
wawancara yaitu tulisan secara rinci mengenai wawancara yang telah
dilakukan dengan tujuan peneliti mendapatkan data atau informasi yang
dapat menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Transkrip ini
bertujuan untuk membuktikan data yang telah diteliti, kemudian data di
kategorikan berdasarkan pertanyaan penelitian untuk menjelaskan masalah
penelitian. Selanjutnya data yang sudah diklasifikasi dibuat matrik lalu di
interprestasikan sampai pada tahap kesimpulan.

BAB 4
PEMBAHASAN

Pada BAB 4 ini Peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian ini yaitu apa
yang sebenarnya melatar belakangi tradisi atau budaya minum minuman keras
di kalangan mahasiswa berprestasi sehingga sulit untuk dihilangkan.. Dimana
penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif.
Metode kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). (Sigiyono,
2009:8) Pada penelitian kualitatif peneliti dituntut dapat menggali data
berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber data.
Pada penelitian kualitatif peneliti bukan sebagaimana seharusnya apa yang
dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di
lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh sumber data. Dengan
melakukan penelitian melaui pendekatan deskiptif maka peneliti harus
memaparkan, menjelaskan, menggambarkan data yang telah diperoleh oleh
peneliti melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan para informan.
Pada bab ini dibagi menjadi tiga bagian agar lebih sistematis dan tearah yaitu
sebagai berikut: 1. deskripsi informan penelitian 2. deskripsi hasil penelitian 3.
Pembahasan
4.1 Deskripsi informan Penilitian
Semua informan dalam penelitian ini merasa keberatan untuk disebutkan
identitas nya, adapun informan dalam penelitian ini kami akan
menggunakan nama samaran yang telah di sepakati adalah
sebagai berikut:
1. Vian (21 tahun fakultas ilmu sosial dan ilmu politik)

Selama peneliti menjalani proses penelitian dan wawancara Vian
merupakan informan yang peneliti pertama kali wawancara dan berdiskusi.
Beliau sangat antusias untuk memberikan informasi yang peneliti butuhkan
kapan saja asalkan tidak mengganggu kesibukan beliau dalam melakukan
kegiatan perkuliah. Dengan penampilan yang ramah, santai, mudah akrab
dengan orang lain dan,baik dalam berbicara beliau bersedia menjawab
semua pertanyaan yang diajukan peneliti. Beliau pun tidak segan-segan
untuk membantu peneliti menmperkenalkan informan lainnya agar bersedia
menjadi informan dalam penelitian serta mencarikan data-data yang berguna
bagi kesempurnaan penelitian ini. Tidak ada perasaan canggung dalam diri
peneliti karena peneliti dan beliau telah saling mengenal sejak ospek
fakultas .
2. Sono (21 tahun fakultas ilmu sosial dan ilmu politik)
Informan kedua yang peneliti wawancarai adalah Sono. Peneliti memiliki
kesan bahwa beliau adalah sosok yang sangat ramah, murah senyum, suka
bercanda selain itu juga peneliti merasa beliau adalah informan yang paling
memberikan informasi yang baik . Beliau juga sangat antusias membantu
peneliti dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Peneliti
merasa sudah sangat dekat dengan beliau karena peneliti sudah mengenal
beliau ketika peneliti masih berada semester 2. Belaui adalah orang yang
dengan senang hati membantu.
3. Akbar (20 tahun fakultas ilmu sosial dan ilmu politik)
Informan ketiga yang peneliti wawancarai adalah Akbar. Peneliti memiliki
kesan bahwa beliau adalah sosok yang mudah bergaul dan senang bercanda
dan mengerti situasi. Peneliti merasa beliau sangat lah bisa berkoordinasi
dengan baik dan bisa menjawab semua pertanyaan dengan baik dan jelas
pada setiap pertanyaan yang peneliti ajukan. Meskipun peneliti baru
mengenal beliau sekitar semester 4 namun informan bisa memberikan
informasi yang selengkap – lengkap nya.
4. Doni (21 tahun fakultas vokasi)

Informan keempat yang peneliti wawancara adalah Doni. Peneliti memiliki
kesan bahwa beliau adalah sosok yang bisa di ajak koordinasi dengan baik
dan memiliki kharisma dalam berbicara. Peneliti bisa mendapat kan
informasi yang bagus karena keterbukaan dalam wawancara dan bisa
menjawab pertanyaan dengan apa adanya dan tanpa dibuat – buat. Peneliti
bisa mendapat informasi yang baik meskipun peneliti baru mengenal doni
pada semester 4 dan mudah akrab dengan doni
5. Galang (22 tahun fakultas ilmu sosial dan ilmu politik)
Informan terakhir yang terakhir melakukan wawancara adalah Galang.
Peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah orang yang ramah dan tegas
serta lugas. Secara keseluruh seluruh informan dalam penelitian ini adalah
orang-orang yang ramah dan terbuka ketika peneliti melakukan wawancara
serta tidak segan - segan membantu peneliti ketika peneliti membutuhkan
sesuatu yang yang kaitan dengan penelitian.
4.2 Deskripsi hasil penelitian
Data dari hasil penelitian pada penelitian ini didapatkan melalui wawancara
mendalam yang dilakukan oleh Peneliti pada kurun waktu bulan April 2017.
Dimana seluruh informan yang melakukan wawancara mendalam adalah
mahasiswa universitas airlangga yang berada di satu kelompok peminum
minuman alkohol.
4.2.1 Bagaimana Pertama kali mengenal minuman keras dan sejak kapan
Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti terhadap
informan mengenai “Bagaimana Pertama kali mengenal minuman keras dan
sejak kapan?” kepada para informan diperoleh hasil yang bervariasi antar
jawaban yang satu dengan jawaban lainnya dari masing-masing informan.
Seperti hasil wawancara mendalam tentang bagaimanapertama kali
mengenal minuman keras, yang dilakukan dengan vian , yang dilakukan
dikantin fib sebagai berikut: “pertama kali mngenal minuman keras pada
saat saya duduk di bangku SMA akibat pergaulan ku waktu dulu sih, kalo

bagaimana caranya sih itu pas ada acara ulang tahun temen nah itu diajak
pertama kali minum “.
Dan peneliti pun menanyakan “apakah pada saat pertama kali tersebut tidak
ada penolakan dalam diri sendiri ?” lalu vian pun memberikan jawaban “ada
karena memang itu adalah hal buat aku tapi ya bagaimana lagi pada saat itu
ditawari oleh teman dan tidak enak untuk menolak yasudah lah minum aja”
Dan peneliti pun menanyakan hal yang sama pada lain informan dan sono
pun memberikan jawaban bagaimana caranya di mengenal minuman keras
pertama kali “ya pada saat pertama kali mengenal itu pada saat saya di ajak
bolos teman saya waktu SMA dan pada saat itu mereka ada yang mengalami
masalah lalu ada teman yang berinisiatif untuk menghiburnya dan
membelikan beberapa minuman keras untuk menghiburnya dan pertama kali
nya saya mengenal minuman itu “
Lalu apa ada pada saat pertama kali meminum tersebut ada penolakan dalam
diri ? “ ada, karena memang itu pertama kali untuk saya memang namun
demi kebersamaan untuk teman ya bagaimana lagi “
Lanjut akbar memberikan keterangan bagaimana dia mengenal minuman
keras pertama kali tutur nya “pertama kali mengenal minuman keras itu saat
saya berada di sekolah dasar atau (SD) karena pada saat itu ada acara
kawinan dekat rumah dan ada orang tua saya disana ,disitu saya di
perkenalkan dengan minuman keras dan minum bersama ayah saya”
Lalu apakah kamu ada penolakan saat pertama kali mencoba alkohol atau
minuman keras ? “ ya saya gak ada penolakan sih pada waktu itu ya saya
penasaran aja kenapa orang – orang meminum itu ya saya coba aja, namun
pada saat saya tau itu dilarang di agama dan pada saat saya lebih besar saya
agak beban tapi yaudahlah minum aja” dengan tertawa
Jawaban doni tentang pertanyaaan awal bagaimana mengenal nya “pas itu
aku smp sih tau alkohol itu pas ada temen tiba tiba dateng bawa botol gitu

trus nyoba kok ada rasa aneh yaudah saya penasaran trus nyoba nyari tau
ternyata itu minuman keras”
Lalu apa ada penolakan kah pada saat itu “biasa aja sih gak ada yang apa
apa ,Cuma penasaran aja pada saat itu gak ada penolakan atau gimana”
Dan galang pun memberikan jawaban bagaimana dia mengenal miras “pada
saat itu aku kenal miras waktu sma dan itu diajak nongkrong ke tempat yang
jual beer dan yaudah minum baren temen “
“Pada saat minum beer tersebut ya biasa aja sih gak ada yg salah juga “
begitulah tutur galang
4.2.2 Apakah pada saat meminum alkohol hanya saat – saat tertentu atau
pada keseharian
Vian memberikan tanggapan pada pertanyaan selanjutnya tentang apakah
meminum alkohol hanya pada saat – saat tertentu saja atau tidak “ya kalau aku
sih Cuma minum pas diajak dan kalo sama ada temen nya sih gaenak kalo
misalnya Cuma minum sendiri itu gaenak sih”
Lalu sono pun memberika tanggapan nya juga tentang pertanyaan tersebut tutur
nya “kalo saya sih mungkin pas ada acara acara tertentu saja karena memang
menurutku minum itu enaknya pas bareng - bareng dan pas lagi ada momen
tertentu karena itu lebih asik dan menyenangkan kalo menurut saya “
Akbar pun menambahkan tanggapan nya
4.2.3 Apakah alasan bergabung dalam kelompok peminum
4.2.4 Apakah keikut sertaan dalam kelompok peminum minuman alkohol
mempengaruhi nilai akademik
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian diatas merupakan proses penelitian lapangan yang telah
dilakukan peneliti selama kurun waktu April 2017 dengan pencarian
informan dan wawancara mendalam kepada informan. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif tentang,
bagaimana Subkultur Peminum Minuman Keras di Kalangan Mahasiswa
Berprestasi.
4.3.1 Bagaimana Pertama kali mengenal minuman keras dan sejak kapan
4.3.2 Apakah pada saat meminum alkohol hanya saat – saat tertentu atau
pada keseharian
4.3.3 Apakah alasan bergabung dalam kelompok peminum
4.3.4 Apakah keikut sertaan dalam kelompok peminum minuman alkohol
mempengaruhi nilai akademik

BAB 5
KESIMPULAN

Daftar Pustaka
https://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/26/subkultur/
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-subkultur/
http://software-comput.blogspot.co.id/2013/04/makalah-minum-minumankeras.html

Dokumen yang terkait

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA BALUNG LOR KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER

11 93 15

HUBUNGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU (TIME BUDGET PRESSURE) TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL STAF AUDITOR

1 63 13

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18