BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Saintifik terhadap Keterampilan Belajar IPS Siswa Kelas 4A SDN Bringin 01 Kabupaten Semarang Seme

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian
Terdapat dua hasil penelitian, yaitu penelitian keterampilan belajar
IPS tanpa perlakuan dan penelitian keterampilan belajar IPS dengan
perlakuan berupa pendekatan pembelajaran saintifik.

4.1.1. Penelitian Keterampilan Belajar IPS Tanpa Perlakuan
Penelitian keterampilan belajar IPS sebelum perlakuan dilakukan
pada kelas 4A SDN Bringin 01 kabupaten Semarang semester II tahun
pelajaran 2014/2015. Penelitian dilakukan pada hari Rabu, tanggal 6 Mei
2015 pada pembelajaran mata pelajaran IPS kompetensi dasar “mengenal
perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta
pengalaman menggunakannya”. Pembelajaran yang dilaksanakan tidak
menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dengan langkah-langkah
guru memberikan penjelasan tentang pengertian teknologi transportasi
melalui

ceramah,


pengklasifikasian

melakukan
teknologi

tanyajawab
transportasi,

dengan

siswa

terkait

bertanyajawab

untuk

menganalisis teknologi transportasi paling efektif menuju suatu tempat,
menyimpulkan pembelajaran dengan merangkum, dan mengerjakan soal

evaluasi.
Pada kegiatan pembelajaran, guru mengawali dengan memberikan
penjelasan kepada siswa bahwa pengertian dari teknologi transportasi
adalah

sarana

pengangkutan

yang memberikan

kemudahan

bagi

masyarakat untuk menuju suatu lokasi. Dalam penjelasan mengenai
pengertian teknologi transportasi guru memberikan contoh bahwa untuk
menempuh jarak dari SDN Bringin 01 kabupaten Semarang menuju kota
Salatiga akan lebih mudah dan cepat apabila menggunakan angkutan
umum atau berkendara. Guru juga memberikan penjelasan bahwa yang

dapat diangkut oleh teknologi transportasi tidak hanya manusia tetapi juga

30

31

barang. Guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan bertanyajawab
dengan siswa. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai jenis
teknologi transportasi yang kemudian ditanggapi oleh siswa dengan
jawaban terdapat tiga jenis teknologi transportasi, yaitu transportasi darat,
transportasi air, dan transportasi udara. Guru kemudian memberikan
konfirmasi bahwa jawaban siswa benar dan tepat. Guru selanjutnya
memberikan pertanyaan tentang pengertian transportasi darat, air, dan
udara. Siswa menanggapi pertanyaan guru dengan memberikan jawaban
bahwa transportasi darat adalah sarana pengangkutan yang digunakan di
daratan, transportasi air adalah sarana pengangkutan yang digunakan di
air, dan transportasi udara adalah sarana pengangkutan yang digunakan di
udara. Pembelajaran dilanjutkan dengan guru menunjuk beberapa siswa
untuk menyebutkan contoh-contoh teknologi transportasi darat. Siswa
menjawab dengan memberikan contoh dari teknologi transportasi adalah

mobil, sepeda motor, sepeda, delman, becak, bemo, bus, truk, dan angkota.
Guru kemudian menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan contohcontoh teknologi transportasi air, dan beberapa siswa menjawab dengan
memberikan contoh teknologi transportasi air adalah kapal, kano, rakit,
dan ojek air. Selanjutnya guru menunjuk siswa untuk menyebutkan contoh
dari teknologi transportasi. Siswa menjawab bahwa contoh dari teknologi
transportasi adalah pesawat, helikopter, dan balon udara. Pembelajaran
dilanjutkan dengan ajakan guru kepada siswa untuk berimajinasi menuju
suatu lokasi. Guru menginstruksikan siswa untuk berimajinasi menuju kota
Semarang dari SDN Bringin 01 kabupaten Semarang dan memberikan
pertanyaan tentang teknologi transportasi apa yang paling efektif untuk
menuju kota Semarang. Sebagian besar siswa menjawab untuk mencapai
kota Semarang dari SDN Bringin 01 kabupaten Semarang paling efektif
menggunakan teknologi transportasi darat berupa angkutan umum.
Namun, ada siswa yang menjawab paling efektif menggunakan teknologi
transportasi udara yaitu pesawat. Guru kemudian memberikan konfirmasi
bahwa untuk teknologi transportasi yang paling efektif digunakan untuk

32

mencapai kota Semarang dari SDN Bringin 01 kabupaten Semarang

adalah transportasi darat. Guru memberikan pemahaman bahwa pesawat
memang cepat, tetapi di dekat SDN Bringin 01 kabupaten Semarang tidak
terdapat bandara. Setelah beberapa pertanyaan tentang teknologi
transportasi yang paling efektif untuk menempuh suatu tempat, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum dengan bahasa
sendiri tentang kegiatan pembelajaran yang telah diterima. Pada akhir
kegiatan pembelajaran guru memberikan soal evaluasi yang harus
dikerjakan oleh siswa.
Pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung, guru melakukan
pengukuran keterampilan belajar IPS siswa kelas 4A SDN Bringin 01
kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015 melalui teknik
observasi yang instrumennya berupa lembar observasi yang berisi
sembilan indikator melakukan aktivitas keterampilan belajar IPS, yaitu : 1)
terampil melihat gambar, 2) terampil mendengar penjelasan, 3) terampil
bertanya, 4) terampil menyimak teks, 5) terampil mengumpulkan
informasi, 6) terampil mengklasifikasikan, 7) terampil menganalisis, 8)
terampil menyimpulkan, dan 9) terampil menjelaskan. Siswa diberikan
skor 1 pada tiap indikator apabila melakukan aktivitas keterampilan belajar
IPS dan skor 0 apabila tidak melakukan aktivitas keterampilan belajar IPS.
Pada pengukuran keterampilan belajar IPS dalam pembelajaran

tanpa perlakuan guru hanya dapat mengukur lima indikator keterampilan
belajar

IPS,

yaitu

terampil

mendengar

penjelasan,

terampil

mengklasifikasikan, terampil menganalisis, terampil menyimpulkan, dan
terampil menjelaskan. Pengukuran keterampilan belajar IPS indikator
terampil mendengar penjelasan guru dilaksanakan pada awal sampai akhir
kegiatan pembelajaran. Pada indikator ini seluruh siswa melakukan
aktivitas


keterampilan

belajar

IPS

mendengar

penjelasan

yang

disampaikan oleh guru. Pengukuran keterampilan belajar IPS indikator
terampil mengklasifikasikan dilakukan pada kegiatan pembelajaran guru
tanyajawab

dengan

siswa


tentang

contoh-contoh

dari

teknologi

33

transportasi darat, air, dan udara. Pengukuran dilakukan dengan
mengamati siswa yang memberikan jawaban yang tepat tentang contohcontoh dari teknologi transportasi darat, air, dan udara. Pengukuran
keterampilan belajar IPS indikator terampil menganalisis dilakukan pada
kegiatan pembelajaran guru bertanyajawab tentang teknologi transportasi
yang paling efektif untuk mencapai suatu lokasi. Pengukuran dilakukan
dengan mengamati siswa yang memberikan jawaban yang benar tentang
teknologi transportasi yang paling efektif untuk mencapai suatu lokasi dari
lokasi tertentu. Pengukuran keterampilan belajar IPS indikator terampil
menyimpulkan dilakukan pada kegiatan pembelajaran siswa merangkum

pembelajaran. Pengukuran dilakukan dengan mengamati siswa apakah
melakukan kegiatan merangkum atau tidak. Pengukuran keterampilan
belajar IPS indikator terampil menjelaskan dilakukan pada kegiatan
pembelajaran siswa guru bertanyajawab dengan siswa. Siswa yang
menyampaikan jawaban dengan disertai penjelasan yang diberikan skor 1,
dan yang tidak memberikan penjelasan diberikan skor 0.
Terdapat empat keterampilan belajar IPS yang tidak dapat dilakukan
pengukuran, yaitu terampil melihat gambar, terampil bertanya, terampil
menyimak teks, dan terampil mengumpulkan informasi. Pada pengukuran
keterampilan belajar IPS indikator terampil melihat gambar tidak ada
siswa yang melakukan aktivitas keterampilan belajar IPS terampil melihat
gambar, sehingga seluruh siswa diberikan skor 0 oleh guru. Hal ini terjadi
karena pada kegiatan pembelajaran IPS yang berlangsung tidak terdapat
kegiatan pembelajaran melihat gambar dan guru tidak menampilkan
gambar untuk dilihat oleh siswa. Hal yang sama juga terjadi pada
pengukuran keterampilan belajar IPS siswa indikator terampil menyimak
teks. Indikator terampil menyimak teks tidak dapat diukur, sehingga guru
memberikan skor 0 kepada seluruh siswa. Hal ini terjadi karena guru tidak
menyediakan teks untuk disimak oleh siswa, sehingga tidak terdapat
kegiatan pembelajaran menyimak teks.


34

Pengukuran keterampilan belajar IPS terampil bertanya dan terampil
mengumpulkan informasi juga tidak dapat dilakukan pengukuran,
sehingga skor keterampilan untuk seluruh siswa kelas 4A SDN Bringin 01
kabupaten Semarang adalah 0. Hal ini terjadi karena pada kegiatan
pembelajaran yang berlangsung guru tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan atau mengumpulkan
informasi.
Hasil pengukuran keterampilan belajar IPS siswa kelas 4A SDN
Bringin 01 kabupaten Semarang semester II tahun 2014/2015 pada
pembelajaran IPS tanpa perlakuan

paling sedikit melakukan aktivitas

keterampilan belajar sebanyak satu aktivitas dan paling banyak
melaksanakan lima aktivitas keterampilan belajar dari sembilan indikator
keterampilan belajar. Daftar jumlah melakukan aktivitas keterampilan
belajar IPS siswa kelas 4A SDN Bringin 01 kabupaten Semarang semester

II tahun pelajaran 2014/2015 pada pembelajaran tanpa perlakuan dapat
dilihat pada lampiran VI. Berikut ditampilkan distribusi jumlah melakukan
aktivitas keterampilan belajar IPS siswa kelas 4A SDN Bringin 01
kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015 pada
pembelajaran tanpa perlakuan.
Tabel 4.1.
Distribusi Jumlah Melakukan Aktivitas Keterampilan Belajar IPS Siswa
Kelas 4A SDN Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun
Pelajaran 2014/2015 Dalam Pembelajaran Tanpa Perlakuan.
Jumlah Melakukan
Jumlah
Persentase
No
Aktivitas
Siswa
(%)
1
1
6
20,7
2
2
6
20,7
3
3
8
27,6
4
4
5
17,2
5
5
4
13,8
Jumlah
29
100
Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.1. di atas dapat dilihat bahwa siswa 4A SDN Bringin 01
kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015 pada
pembelajaran sebelum perlakuan paling sedikit melakukan aktivitas

35

keterampilan belajar sebanyak satu aktivitas dan paling banyak
melaksanakan lima aktivitas keterampilan belajar dari sembilan indikator
keterampilan belajar. Sebanyak enam siswa hanya mampu melaksanakan
satu aktivitas keterampilan belajar, yaitu terampil mendengarkan
penjelasan guru. Enam siswa melaksanakan dua aktivitas keterampilan
belajar, delapan siswa melaksanakan tiga aktivitas keterampilan belajar,
lima siswa melaksanakan empat aktivitas keterampilan belajar, dan empat
siswa melaksanakan lima aktivitas keterampilan belajar. Lebih jelas dapat
dilihat pada gambar 4.1. berikut.

Jumlah Melakukan Aktivitas

6
5
4
3
2
1
0
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jumlah siswa

Gambar 4.1.
Grafik Distribusi Jumlah Melakukan Aktivitas Keterampilan Belajar IPS
Siswa Kelas 4A SDN Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II
Tahun Pelajaran 2014/2015 Dalam Pembelajaran
Tanpa Perlakuan.

4.1.2. Penelitian Keterampilan Belajar IPS Dengan Perlakuan
Penelitian keterampilan belajar IPS dengan perlakuan dilakukan
pada siswa kelas 4A SDN Bringin 01 kabupaten Semarang semester II
tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilakukan pada hari Kamis, tanggal
7 Mei 2015 pada pembelajaran mata pelajaran IPS kompetensi dasar
“mengenal permasalahan sosial di daerahnya”. Pembelajaran yang

36

dilaksanakan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dengan
langkah-langkah mengamati gambar pemukiman padat penduduk,
menanya permasalahan yang muncul dari pemukiman yang padat
penduduk, menyimak teks tentang pemukiman padat penduduk “sempitnya
ruang gerakku”, menyimak teks jenis-jenis masalah sosial “masalahmasalah di sekitar kita”, mengumpulkan bentuk masalah sosial di
lingkungan, mengklasifikasikan bentuk masalah sosial sesuai jenisnya,
menganalisis cara mengatasi masalah sosial sesuai jenisnya, menarik
kesimpulan, dan mempresentasikan hasil diskusi tentang cara mengatasi
masalah sosial. Pada pembelajaran IPS dengan perlakuan ini, seluruh
indikator keterampilan belajar IPS dapat dilaksanakan karena guru
memfasilitasi dan memberikan kesempatan pada siswa untuk turut
berpartisipasi

aktif

dalam

kegiatan

pembelajaran.

Pengukuran

keterampilan belajar IPS tiap indikator keterampilan belajar IPS dilakukan
pada kegiatan pembelajaran tertentu.
Pada kegiatan pembelajaran siswa mengamati gambar pemukiman
padat penduduk, guru melaksanakan pengukuran keterampilan belajar IPS
pada dua indikator keterampilan belajar IPS siswa, yaitu indikator
keterampilan belajar IPS terampil melihat gambar dan terampil mendengar
penjelasan. Guru tidak hanya menampilkan gambar pemukiman padat
penduduk, namun juga diiringi dengan memberikan penjelasan mengenai
gambar pemukiman padat penduduk. Pada saat yang bersamaan guru
melakukan pengukuran keterampilan belajar IPS siswa terampil melihat
gambar dan terampil mendengar penjelasan.
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait permasalahan yang
muncul dari pemukiman padat penduduk. Beberapa siswa bertanya
mengenai kenyamanan pemukiman, tempat bermain, dan kepadatan akses
jalan. Pada kegiatan pembelajaran ini guru melaksanakan pengukuran
keterampilan belajar IPS siswa terampil bertanya. Siswa yang mengajukan
pertanyaan diberikan skor 1 dan yang tidak mengajukan pertanyaan

37

diberikan skor 0. Selanjutnya pengukuran keterampilan belajar IPS
dilaksanakan pada indikator terampil menyimak teks pada kegiatan siswa
menyimak teks tentang pemukiman padat penduduk “sempitnya ruang
gerakku”, dan menyimak teks jenis-jenis masalah sosial “masalah-masalah
di sekitar kita”. Pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran
mengumpulkan bentuk masalah sosial di lingkungan, guru memberikan
kesempatan siswa mengumpulkan bentuk masalah sosial di lingkungan.
Pada saat bersamaan guru melakukan pengukuran keterampilan belajar IPS
pada indikator terampil mengumpulkan informasi. Pada saat siswa
melakukan kegiatan pembelajaran mengklasifikasikan bentuk masalah
sosial sesuai jenisnya, guru memberikan kesempatan dan membimbing
siswa mengklasifikasikan bentuk masalah sosial sesuai jenisnya. Pada saat
yang sama guru melakukan pengukuran keterampilan belajar IPS pada
indikator terampil mengklasifikasikan. Kegiatan pembelajaran selanjutnya
adalah siswa melakukan kegiatan pembelajaran menganalisis cara
mengatasi masalah sosial sesuai jenisnya. Pada kegiatan pembelajaran ini
guru memberikan kesempatan dan membimbing siswa menganalisis cara
mengatasi masalah sosial sesuai jenisnya. Pada saat bersamaan guru
melakukan pengukuran keterampilan belajar IPS pada indikator terampil
menganalisis. Kemudian guru melaksanakan pengukuran keterampilan
belajar IPS siswa pada indikator terampil menyimpulkan pada saat siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran menarik kesimpulan. Pada saat siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran mempresentasikan hasil diskusi
tentang cara mengatasi masalah sosial, observer melakukan pengukuran
keterampilan belajar IPS pada indikator terampil menjelaskan. Hasil
pengukuran keterampilan belajar IPS siswa kemudian diolah untuk
mendapatkan data jumlah siswa melaksanakan aktivitas keterampilan
belajar IPS. Daftar jumlah melakukan aktivitas keterampilan belajar IPS
siswa kelas 4A SDN Bringin 01 kabupaten Semarang semester II tahun
pelajaran 2014/2015 pada pembelajaran dengan perlakuan dapat dilihat
pada lampiran VI. Berikut ditampilkan distribusi jumlah melakukan

38

aktivitas keterampilan belajar IPS siswa kelas 4A SDN Bringin 01
kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015 pada
pembelajaran dengan perlakuan.
Tabel 4.2.
Distribusi Jumlah Melakukan Aktivitas Keterampilan Belajar IPS Siswa
Kelas 4A SDN Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun
Pelajaran 2014/2015 Dalam Pembelajaran Dengan Perlakuan.
Jumlah Melakukan
Jumlah
Persentase
No
Aktivitas
Siswa
(%)
1
4
1
3,4
2
5
5
17,2
3
6
4
13,8
4
7
7
24,2
5
8
6
20,7
6
9
6
20,7
Jumlah
29
100
Sumber: Data Primer.

Dari tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa siswa kelas 4A SDN
Bringin 01 kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015
pada pembelajaran dengan perlakuan paling sedikit melakukan aktivitas
keterampilan belajar sebanyak empat aktivitas dan paling banyak
melaksanakan seluruh aktivitas keterampilan belajar. Sebanyak satu siswa
mampu melaksanakan empat aktivitas keterampilan belajar, lima siswa
melaksanakan

lima

aktivitas

keterampilan

melaksanakan

enam

aktivitas

keterampilan

melaksanakan

tujuh

aktivitas

keterampilan

belajar,

empat

siswa

belajar,

tujuh

siswa

belajar,

enam

siswa

melaksanakan delapan aktivitas keterampilan belajar, dan enam siswa
melaksanakan seluruh aktivitas keterampilan belajar. Lebih jelas dapat
dilihat pada gambar 4.2. berikut.

39

9

Jumlah melakukan aktivitas

8
7
6
5
4
3
2
1
0
0

1

2

3

4

5

6

7

8

Jumlah siswa

Gambar 4.2.
Grafik Distribusi Jumlah Melakukan Aktivitas Keterampilan Belajar IPS
Kelas 4A SDN Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun
Pelajaran 2014/2015 Dalam Pembelajaran Dengan Perlakuan.

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa pembelajaran IPS
dengan perlakuan memberikan pengaruh yang positif terhadap keterampilan
belajar IPS siswa kelas 4A SDN Bringin 01 kabupaten Semarang semester II
tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini diperkuat dengan hasil uji T Paired
samples T-test pada lampiran VII. Berikut ditampilkan hasil hitung perbedaan
rata-rata melakukan aktivitas keterampilan belajar IPS, Ttabel, Thitung, dan
signifikansi melalui bantuan Uji T Paired samples T-test.

40

Tabel 4.3.
Hasil Hitung Perbedaan Rata-rata, Ttabel, Thitung, dan Signifikansi
Jumlah Melakukan Aktivitas Keterampilan Belajar IPS Siswa
Kelas 4A SDN Bringin 01 Kabupaten Semarang
Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Keterampilan
belajar IPS sebelum
perlakuan.
Keterampilan belajar
IPS dengan
perlakuan.
D

Mean

Ttabel

Thitung

Sig

4,2069

1,701

10,909

0,000

Dari tabel 4.3. di atas dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan
perlakuan memberikan pengaruh yang positif terhadap keterampilan belajar
IPS siswa kelas 4A SDN Bringin 01 kabupaten Semarang semester II tahun
pelajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan bahwa terdapat selisih rata-rata
jumlah melakukan aktivitas keterampilan belajar IPS antara keterampilan
belajar IPS sebelum perlakuan dan keterampilan belajar IPS dengan
perlakuan sebesar 4,2069 ( 7,0345 - 2,8276 ), sehingga pengaruh positif
pendekatan pembelajaran saintifik terhadap keterampilan belajar IPS siswa
kelas 4A SDN Bringin 01 kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran
2014/2015 adalah sebesar 150,97 % (

4,2069
2,8276

× 100%).

Perbedaan pemberian perlakuan ternyata menghasilkan rata-rata jumlah
melakukan aktivitas keterampilan belajar IPS yang berbeda. Hasil Thitung >
Ttabel (10,909 > 1,701) dengan signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05.
Berdasarkan teknik analisis data yang telah disampaikan pada bab III dapat
diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif pendekatan
pembelajaran saintifik terhadap keterampilan belajar IPS siswa kelas 4A SDN
Bringin 01 kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Data

yang

diperoleh

membuktikan

bahwa

rata-rata jumlah

melakukan aktivitas keterampilan belajar IPS dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran saintifik lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
jumlah melakukan aktivitas keterampilan belajar IPS pada pembelajaran
tanpa perlakuan. Hal ini dapat terjadi karena pada pembelajaran IPS tanpa

41

perlakuan siswa hanya mampu melakukan paling banyak lima dari sembilan
indikator keterampilan belajar IPS yang diukur, sedangkan pada pembelajaran
IPS dengan perlakuan berupa pendekatan pembelajaran saintifik siswa paling
banyak dapat melakukan seluruh indikator keterampilan belajar IPS yang
diukur.
Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian di atas dapat diketahui
bahwa pembelajaran IPS menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik
memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan belajar siswa. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Johari Marjan pada tahun 2014
dengan judul “Pengaruh pembelajaran pendekatan saintifik terhadap hasil
belajar biologi dan keterampilan proses sains siswa MA Mu’allimat NW
Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat” yang
menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran saintifik berpengaruh terhadap
keterampilan proses sains siswa. Pada penelitian yang dilakukan oleh Johari
Marjan pendekatan pembelajaran saintifik memberikan pengaruh positif
terhadap rata-rata hasil belajar sebesar 17,95 dan 9,69 pada skor keterampilan
sains siswa, sedangkan pada penelitian ini pendekatan pembelajaran saintifik
memberikan pengaruh positif sebesar 4,2069 pada rata-rata jumlah
melakukan aktivitas keterampilan belajar IPS siswa. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan tujuan pendekatan pembelajaran saintifik yang bertujuan
memperoleh hasil belajar siswa yang tinggi, tak terkecuali keterampilan
belajar siswa. Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik
yang

dilaksanakan

juga

memberikan

kondisi

pembelajaran

yang

menyenangkan dan menantang bagi siswa. Dalam pembelajaran yang
dilaksanakan, siswa juga dibentuk kemampuannya dalam menyelesaikan
suatu masalah dengan cara yang sistematik dan diberikan kesempatan untuk
mengkomunikasikan ide-ide yang dimiliki.