Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Quantum Teaching dalam Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Todanan 01 Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Semester II Tahun 2014/2015

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Todanan 01 yang terletak pada jalan
raya Todanan kecamatan Todanan, kabupaten Blora, propinsi Jawa Tengah.
Dengan luas wilayah 800 m2 dan jumlah kelas 12. Jumlah dari keseluruhan siswa
kelas V SD Negeri Todanan 01 kecamatan Todanan kabupaten Blora yaitu 56
siswa. Siswa kelas VA sebagai kelas eksperimen berjumlah 28 siswa, sedangkan
siswa kelas VB dengan jumlah 28 siswa sebagai kelas kontrol.
Tabel 4.1
Data Subjek Penelitian SD Negeri Todanan 01
kecamatan Todanan kabupaten Blora Tahun 2014/2015
Kelas

Kelompok

Jumlah Siswa

Kelas VA


Eksperimen

28

Kelas VB

Kontrol

28

Jumlah

56

4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan membandingkan
kelas eksperimen yang diberi perlakuan atau treatment menggunakan strategi
pembelajaran quantum teaching, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan
pembelajaran konvensional. Penelitian dilakukan pada bulan April 2015. Sebelum
melakukan penelitian terhadap masing-masing kelas eksperimen dan kelas

kontrol, dilakukan observasi terhadap kedua kelas tersebut. Observasi digunakan
untuk memperoleh data siswa masing-masing kelas. Sebelum dilakukan penelitian
pada kedua kelas dilakukan uji coba tes hasil belajar. Tes hasil belajar dilakukan
di kelas VI SD Negeri Todanan 01 kecamatan Todanan kabupaten Blora dengan
responden 27 siswa. Uji coba dilakukan untuk memperoleh data tes hasil belajar
pretest dan postest dalam menguji validitas dan reliabilitas soal. Dari hasil uji

49

50

coba soal pretest yang berjumlah 40 butir soal diperoleh 30 soal valid dan 6 soal
tidak valid dengan ketentuan corrected item total correlation > 0,04 dan
reliabilitas 0,932 yang artinya reliabilitas memuaskan. Sedangkan hasil uji coba
tes hasil belajar postest yang berjumlah 40 butir soal, diperoleh 30 soal valid dan
6 soal tidak valid dengan ketentuan corrected item total correlation > 0,04 dan
reliabilitas 0,943 yang artinya reliabilitas memuaskan. Soal yang dinyatakan valid
baik soal preteset maupun postest tersebut digunakan sebagai soal evaluasi
sebelum dan sesuah pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun
jadwal pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dapat dipaparkan pada tabel

berikut ini.
Tabel 4.2
Jadwal Pelaksanaan
Penelitian Kelas Eksperimen
Waktu Pelaksanaan

Kegiatan
Pertemuan pertama pada kelas eksperimen

Selasa, 14 April 2015

dengan materi jenis batuan berdasarkan cara
pembentukannya.
Pertemuan kedua pada kelas eksperimen

Kamis, 16 April 2015

pada kelas eksperimen dengan materi jenisjenis tanah
Mengulang kembali materi dan melakukan


Jumat, 17 April 2015

tes evaluasi

Pelaksanaan penelitian pertama dilakukan bertahap selama tiga kali
pertemuan, yaitu dilaksanakan pada hari selasa, 14 April 2014; kamis, 16 April
2015; dan 17 April 2015. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas V
yang pembelajarannya sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Pelaksanaan tindakan pertama dilakukan pada hari selasa, 14 April 2015
dimana pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul
07.15 – 08.25 WB. Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen membahas

51

materi

tentang

jenis


batuan

berdasarkan

cara

pembentukannya.

Guru

mempersiapkan media pembelajaran dan ruang kelas dibentuk bangku U.
Sebelum memasuki materi guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Guru mulai menyampaikan materi dengan
bantuan media gambar macam-macam batuan di lingkungan sekitar, melalui
media gambar tersebut guru merangsang pengetahuan siswa dengan melakukan
tanya jawab. Guru menayangkan video mengenai pelapukan batuan menjadi
tanah. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok diskusi dengan
pemberian nama. Masing-masing kelompok diskusi dibimbing guru untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Refleksi dilakukan dengan
membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas kemudian

ditulis kembali di buku catatan masing-masing. Pada akhir pembelajaran guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran.
Pelaksanaan tindakan kedua dilakukan pada hari kamis, 16 April 2015
dimana pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul
07.15 – 08.25 WIB. Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen membahas materi
komposisi jeni-jenis tanah. Guru mempersiapkan media pembelajaran dan ruang
kelas dibentuk bangku U. Sebelum memasuki materi guru memberikan motivasi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mulai
menyampaikan materi dengan bantuan media replika susunan lapisan tanah,
melalui media replika tersebut guru merangsang pengetahuan siswa dengan
melakukan tanya jawab. Guru memberikan contoh jenis-jenis tanah dan
menjelaskan masing-masing komposisinya. Guru mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok diskusi dengan pemberian nama. Masing-masing kelompok
diskusi dibimbing guru untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Refleksi dilakukan dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang
telah dibahas kemudian ditulis kembali di buku catatan masing-masing. Pada
akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dalam
mengikuti pelajaran.
Pelaksanaan tindakan ketiga dilakukan pada hari jumat, 17 April 2015
dimana pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul


52

07.15 – 08.25 WIB. Di pertemuan ketiga ini guru memulai pembelajaran dengan
mengulang kembali materi sebelumnya yang telah disampaikan. Guru
memberikan tes evaluasi kepada siswa yang dikerjakan secara individu, tes
evaluasi tersebut berupa tes pilihan ganda.
Selama proses pembelajaran siswa terlibat secara langsung dalam materi
jenis-jenis tanah berdasarkan komposisinya. Dengan pengaturan bangku
berbentuk U dapat mempengaruhi cara perhatian siswa pada guru maupun media
pembelajaran yang terletak di sentral kelas. Pemberian motivasi dan penyampaian
tujuan pembelajaran perlu disampaikan agar siswa dapat mengetahui kegiatankegiatan yang akan dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Dengan kelompok
diskusi diberi nama dan mempresntasikan hasil diskusi dapat melatih siswa dalam
kerjasama, kedisiplinan dan tanggungjawab. Melalui refleksi dan pemberian
penghargaan terhadap siswa yang aktif merupakan salah satu penyemangat agar
siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran IPA. Adapun jadwal pelaksanaan
penelitian pada kelas kontrol dapat dipaparkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3
Jadwal Pelaksanaan
Penelitian Kelas Kontrol

Waktu Pelaksanaan

Kegiatan
Pertemuan pertama pada kelas eksperimen

Selasa, 14 April 2015

dengan materi jenis batuan berdasarkan cara
pembentukannya.
Pertemuan kedua pada kelas eksperimen

Kamis, 16 April 2015

pada kelas eksperimen dengan materi jenisjenis tanah
Mengulang kembali materi dan melakukan

Jumat, 17 April 2015

tes evaluasi


Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dilakukan dalam tiga kali
pertemuan, mulai dilaksanakan pada hari selasa, 14 April 2015; kamis, 16 April

53

2015; dan jumat, 17 April 2015. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru
kelas V dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dimana pembelajaran
ini cenderung terfokus pada guru.
Pada pertemuan pertama hari selasa, 14 April 2015 dimana pembelajaran
dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul 09.30 – 11.00 WB. Pada
pertemuan pertama di kelas kontrol membahas materi tentang jenis batuan
berdasarkan cara pembentukannya. Pertemuan kedua hari kamis, 16 April 2015
dilakukan pada pukul 09.30 – 11.00 WIB dengan membahas materi komposisi
jenis-jenis tanah. Pada pertemuan ketiga hari jumat, 17 April 2015 mengulang
kembali materi yang telah disampaikan dan melakukan tes evaluasiyang berupa
soal pilihan ganda.

4.3 Deskripsi Hasil Penenlitian
4.3.1 Pembelajaran Quantum Teaching
Deskripsi pembelajaran quantum teaching dapat dilihat dari hasil

observasi.

Obsevasi

dilakukan

pada

saat

guru

menerapkan

perlakuan

pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran
quantum teaching. Lembar observasi yang dibuat tersebut disesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan atau langkah-langkah pembelajaran quantum teaching.
Tabel 4.4

Tindakan Pembelajaran
Quantum Teaching di Kelas Eksperimen
Kegiatan

Aspek yang dinilai
Guru bersama siswa mempersiapkan diri
Guru melakukan apersepsi dengan memberi

Awal

pertanyaan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan motivasi kepada siswa

Inti

Guru menyampaikan materi pelajaran

Pertemuan
1

2

54

Guru melakukan demonstrasi
Guru membentuk siswa dalam kelompok
Guru memberikan nama pada masing-masing
kelompok
Guru membimbing siswa melakukan diskusi
kelompok
Guru menunjuk masing-masing kelompok
untuk presentasi
Guru meminta kelompok lain menanggapi hasil
diskusi
Guru bersama siswa mengoreksi jawaban
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
kegiatan
Guru memberikan penghargaan pada siswa
Akhir

yang aktif
Guru melakukan refleksi
Guru memberikan pesan moral
Evaluasi

4.3.2 Data Hasil Belajar
Hasil belajar siswa digolongkan menjadi dua yaitu nilai pretest dan nilai
postest. Nilai pretest diperoleh dari nilai siswa sebelum diberikan perlakuan,
sedangkan nilai postest diperoleh dari nilai siswa setelah mendapatkan perlakuan.
Hasil belajar ini dibedakan dari kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan
strategi pembelajaran quantum teaching, sedangkan kelas kontrol mendapatkan
pembelajaran konvensional. Nilai batas KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal)
adalah 65.
Berikut ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar dari
hasil postest pada kelas eksperimen. Menurut Sugiyono (2014: 36) untuk
mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA

55

menentukan berapa banyaknya kelas (K) setelah itu menghitung jangkauannya
(Range) dan panjang interval (I) dengan rumus berikut.
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 28
= 1 + 3,3 . 1,45
= 1 + 4,78
= 5,785 (dibulatkan menjadi 6 kelas)
= (Skor maksimal – Skor minimal) + 1

Range (R)

= (100 – 67) + 1
= 34
Interval (I)

=

n e
n kn

el

=
= 5,67 (dibulatkan menjadi 6)
Setelah diketahui banyaknya kelas (K) menentukan berapa jangkauannya
(R) dan panjang interval kelas (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya
seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5
Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Postest Siswa Kelas
Eksperimen
No

Interval

Frekuensi

Presentase (%)

1

95 – 100

4

14,3%

2

89 – 94

2

7,14%

3

83 – 88

5

17,86%

4

77 – 82

7

25%

5

71 – 76

4

14,3%

6

65 - 70

6

21,4%

28

100%

Jumlah

56

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui skor hasil belajar IPA kelas
eksperimen dari ke seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 01 Kecataman Todanan
Kabupaten Blora siswa yang mendapat skor 100 sampai dengan 95 terdiri dari 4
anak dengan presentase 14,3%. Siswa yang mendapat skor 89 sampai dengan 94
terdiri dari 2 anak dengan presentase 7,14%. Siswa yang mendapat skor 83 sampai
dengan 88 terdiri dari 5 anak dengan presentase 17,86%. Siswa yang mendapat
skor 77 sampai dengan 82 terdiri dari 7 anak dengan presentase 25%. Siswa yang
mendapat skor 71 sampai dengan 76 terdiri dari 4 anak dengan presentase 14,3%.
Dan siswa yang mendapat skor 65 sampai dengan 70 terdiri dari 6 anak dengan
presentase 21,4% dari jumlah siswa kelas eksperimen SD Negeri 01 Kecataman
Todanan Kabupaten Blora.
Selanjutnya akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar dari
hasil postest pada kelas kontrol. Sebelum membuat tabel distribusi frekuensi
pertama menghitung banyaknya kelas (K), menentukan berapa jangkauannya atau
range (R) dan menghitung panjang interval kelas (I) dengan rumus sebagai
berikut.
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 28
= 1 + 3,3 . 1,45
= 1 + 4,78
= 5,785 (dibulatkan menjadi 6 kelas)
Range (R)

= (Skor maksimal – Skor minimal) + 1
= (90 – 57) + 1
= 34

Interval (I)

=

n e
n kn

el

=
= 5,67 (dibulatkan menjadi 6)

57

Setelah diketahui banyaknya kelas (K) menentukan berapa jangkauannya
(R) dan panjang interval kelas (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya
seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6
Destribusi Frekuensi Skor Hasil BelajarPostest Siswa Kelas Kontrol
No

Interval

Frekuensi

Presentase (%)

1

85 – 90

4

14,3%

2

79 – 84

2

7,14%

3

73 – 78

8

28,6%

4

67 – 72

6

21,4%

5

61 – 66

2

7,14%

6

55 - 60

6

21,4%

28

100%

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui skor hasil belajar IPA kelas
eksperimen dari ke seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 01 Kecataman Todanan
Kabupaten Blora siswa yang mendapat skor 100 sampai dengan 95 terdiri dari 4
anak dengan presentase 14,3%. Siswa yang mendapat skor 89 sampai dengan 94
terdiri dari 2 anak dengan presentase 7,14%. Siswa yang mendapat skor 83 sampai
dengan 88 terdiri dari 5 anak dengan presentase 17,86%. Siswa yang mendapat
skor 77 sampai dengan 82 terdiri dari 7 anak dengan presentase 25%. Siswa yang
mendapat skor 71 sampai dengan 76 terdiri dari 4 anak dengan presentase 14,3%.
Dan siswa yang mendapat skor 65 sampai dengan 70 terdiri dari 6 anak dengan
presentase 21,4% dari jumlah siswa kelas eksperimen SD Negeri 01 Kecataman
Todanan Kabupaten Blora.
4.4 Hasil Uji Prasyarat
4.4.1 Uji Normalitas Hasil Belajar
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel telah
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperoleh dari hasil pretest dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun kriteria suatu data dikatakan normal

58

jika signifikan > 0,05. Uji normaliatas dilakukan dengan menggunakan uji
kolmogrov smirnov menggunakan program SPSS 22.0 for windows.
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal Parameters

a,b

Kelas

Eksperimen

Kontrol

28

28

70.0714

61.0714

10.79070

8.88164

Absolute

.140

.141

Positive

.110

.090

Negative

-.140

-.141

.140

.141

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

Kelas

Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)

.168

c

.165

c

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel 4.7 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data
kelas eksperimen pretest dari hasil evaluasi dengan teknik one sample. Dari data
terlihat bahwa pada kolom Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui bahwa skor
signifikasi untuk hasil belajar IPA kelas eksperimen sebesar 0,168 dan kelas
kontrol 0,165. Jika nilai Sig > 0,05 nilai taraf signifikasi, maka berdestribusi
normal. Nilai dari Sig adalah 0,168 > 0,05 dan 0,165 > 0,05 maka dapat
dinyatakan bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan nilai kelas kontrol
berdestribusi normal.

59

Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Eksperimen dan Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal Parameters

a,b

Kelas

Eksperimen

Kontrol

28

28

80.7857

71.6786

10.43980

9.83965

Absolute

.142

.125

Positive

.142

.125

Negative

-.093

-.083

.142

.125

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

Kelas

Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)

.159

c

.200

c,d

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel 4.8 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data
kelas eksperimen posttest dari hasil evaluasi dengan teknik one sample. Dari data
terlihat bahwa pada kolom Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui bahwa skor
signifikasi untuk hasil belajar IPA kelas eksperimen sebesar 0,159 dan kelas
kontrol 0,200. Jika nilai Sig > 0,05 nilai taraf signifikasi, maka berdestribusi
normal. Nilai dari Sig adalah 0,168 > 0,05 dan 0,200 > 0,05 maka dapat
dinyatakan bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan nilai kelas kontrol
berdestribusi normal.
4.4.2 Uji Homogenitas Hasil Belajar
Uji homogentitas dilakukan untuk menentukan apakah varians kelas
eksperimen dan kelas kontrol homogen atau tidak. Uji homogentitas diambil dari
nialai pretest dari kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Syarat homogentitas
adalah jika Sig > 0,05 maka sampel dinyatakan homogen, sedangkan jika Sig <
0.05 maka sampel dinyatakan tidak homogen. Pengukuran uji homogentitas
menggunakan SPSS 22.0 for windows.

60

Tabel 4.9
Uji Homogenitas Hasil Belajar
Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Posttest
Levene Statistic
.374

df1

df2
1

Sig.
54

.543

Nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa taraf
signifikansi 0,543. Jika nilai Sig > 0,05 maka sampel dinyatakan homogen bahwa
0,543> 0,05 maka sampel diambil kesimpulan nilai posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol dinyatakan homogen.
4.5 Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan mengambil nilai postest siswa dari kelas
kontrol yang dalam pembelajaran diberikan perlakuan konvensional dan
kelompok eksperimen diberikan perlakuan strategi pembelajaran quantum
teaching.
Tabel 4.10
Uji T Hasil Belajar Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Levene's Test for
Equality of Variances

t-test for Equality of Means
Sig. (2-

F

Sig.

t

df

tailed)

VAR0000 Equal
1

variances

.374

.543

3.359

54

.001

3.359

53.812

.001

assumed
Equal
variances not
assumed

61

Berdasarkan tabel 4.11diperoleh F tabel sebesar 0,374, nilai Sig 0,543, t
hitung sebesar 3,359, df sebesar 54 dan nilai Sig 0,001, dimana signifikan 0,001 <
0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak H1 diterima, menunjukkan strategi
pembelajaran quantum teaching berpengaruh terhadap hasil belajar IPA.
4.5.1Analisis Deskriptif
Deskripsi ini merupakan hasil dari data ketuntasan hasil belajar siswa baik
dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang kemudian dianalis. Data
deskriptif statistik skor hasil belajar IPA dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
SD Negeri Todanan 01 Kecamatan Todanan Kabupaten Blora yang akan disajikan
berdasarkan jumlah siswa, nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimal dan nilai
maksimal.
Tabel 4.11
Analisis Deskriptif Hasil
Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Kelas Eksperimen

28

80.7857

10.43980

67.00

100.00

Kelas Kontrol

28

71.6786

9.83965

57.00

90.00

Berdasarkan tabel 4. Diketahui bahwa hasil belajar IPA kelas eksperimen
dengan jumlah data (N) sebanyak 28 mempunyai nilai rata-rata 80,7857 dengan
nilai minimum 67,00 dan nilai maksimal 100,00 dan standar deviasi sebesar
10,43980. Sedangkan hasil belajar IPA pada kelas kontrol dengan jumlah data (N)
sebanyak 28 mempunyai nilai rata-rata 71,6786 dengan nilai minimum 57,00 dan
nilai maksimal 90,00 dan standar deviasi sebesar 9,83965. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh dari perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA.
4.5.2 Pengaruh Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Hasil Belajar
Pengaruh pembelajaran

quantum teaching terhadap hasil belajar

merupakan perlakuan strategi pembelajaran quantum teachingyang dilakukan di
kelas eksperimen kemudian dibandingkan dengan hasil belajar di kelas kontrol

62

yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil belajar yang diperoleh dari
nilai evaluasi postest siswa. Adapun hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut.
H0

: Diduga tidak ada pengaruh penggunaan strategi pembelajaran quantum
teaching terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Todanan 01
Kecamatan Todanan Kabupaten Blora semester II tahun 2014/2015.

H1

: Diduga ada pengaruh penggunaan strategi pembelajaran quantum
teaching terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Todanan 01
Kecamatan Todanan Kabupaten Blora semester II tahun 2014/2015.
Hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nol (H0), dimana diduga tidak

diperoleh perubahan pada data. Kebenaran hipotesis dibuktikan melalui data
kedua kelas yang terkumpul. Jika data dinyatakan berdistribusi normal dan
diketahui kedua memiliki varian yang sama kemudian dilanjutkan dengan uji t
atau Independent Samples T-Test. Dalam pengujian hipotesis ini berlaku
ketentuan untuk kedua kelas bahwa jika jumlah t hitung terletak pada daerah
penerimaan H0 atau terletak diantara jumlah tabel, maka H0 diterima dan H1
ditolak. Dengan demikian jika jumlah t hitung lebih kecil t u

m den n (≤)

dari jumlah tabel maka H0 diterima. Sedangkan ketentuan berdasarkan signifikasi
yaitu jika signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan jika signifikasi < 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini untuk memaknai hasil analisis data dan uji
hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya. Terdapat dua kelas yang digunakan
dalam penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
merupakan kelas yang diberikan tindakan strategi pembelajaran quantum
teaching, sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang pembelajarannya
menggunakan metode ceramah atau konvensional. Berdasarkan perbandingan
analisis penilitan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Nelly Maghfiroh, Indah
Sri Murni dkk dan Nurul Azizah terdapat persamaan dan perbedaan dengan
penelitian ini. Persamaan yang terletak pada penggunaan pembelajaran quantum
teaching, dimana perbedaan dalam penelitian ini quantum teaching berfungsi

63

eb

i “ tr te i” ed n k n ketiga penelitian sebelumnya berfungsi sebagai

“model” pembelajaran. Muncul perbedaan pada mata pelajaran yang terletak pada
variabel hasil belajar IPA, hasil belajar yang dibahas oleh ketiga peneliti
sebelumnya yaitu hasil belajar PKN, matematika dan IPS. Dari penenlitian Nelly
Maghfiroh dan Indah Sri Murni dkk terdapat persamaan pada kedua variabel,
sedangkan dalam penelitian Nurul Azizah muncul perbedaan yang terletak pada
penambahan

variabel

dalam

penggunaan

media

pembelajaran.

Namun

berdasarkan perbedaan dan persamaan dari penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya terdapat persamaan yang telah diyakini dapat meningkatkan hasil
belajar melalui strategi pembelajaran quantum teaching pada mata pelajaran IPA,
dimana dalam strategi ini dapat menimbulkan antusias belajar siswa yang tinggi
sehingga siswa mampu terlibat secara aktif dan hasil belajar siswa mengalami
peningkatan.
Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan terlihat pengaruh nilai
rata-rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar IPA pada kelas
eksperimen dengan jumlah siswa 28 terdapat nilai terendah 67,00 dan nilai
tertinggi 100,00, sedangkan hasil belajar pada kelas kontrol terdapat nilai terendah
57,00 dan nilai tertinggi 90,00. Nilai rata-rata yang diperoleh dari kelas
eksperimen adalah 80,79 dan nilai rata-rata yang diperoleh dari kelas kontrol
adalah 71,68. Berdasarkan hasil postest yang diperoleh dari kedua kelas bahwa
nilai rata-rata skor hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai
rata-rata skor hasil belajar IPA kelas kontrol. Perbedaan rata-rata terlihat pada
mean defernce sebesar 9,10714 dan perbedaan berkisar antara 3,67163 sampai
dengan 14,54266 terlihat pada lower dan upper.Berdasarkan perbedaan tersebut
dapat diketahui t hitung sebesar 3,359 dan signifikasi sebesar 0,001. Hal ini
menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel (3,359 > 2,004) dan
signifikasi lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Maka dinyatakan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan pembelajaran quantum teaching terhadap hasil belajar IPA.
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kelas eksperimen yang telah diberikan perlakuan atau treatment
berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar 8 siswa yang semula tidak tuntas

64

menjadi tuntas atau memperoleh skor hasil belajar diatas KKM yang telah
ditentukan. Dari beberapa siswa yang tidak tuntas tersebut mempunyai metode
dalam

belajar

yang

berbeda-beda,

dengan

diberikan

perlakuan

atau

treatmentmelalui penggunaan media pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan karakteristik siswa dalam belajardapat mempermudah siswa untuk
memahami materi yang telah disampaikan dengan alami. Sehingga siswa tersebut
memiliki antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, melibatkan siswa secara
aktif, mampu berpikir kritis dalam memecahkan masalah dalam berdiskusi dan
mempengaruhi hasil belajar IPA mencapai ketuntasan. Dengan pemberian
perlakuan strategi quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA bahwa
seluruh siswa dapat mencapai ketuntasan di atas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yaitu 65.
Hernawan (2008: 6) mengemukakan bahwa quantum teaching merupakan
model pembelajaran yang melejitkan kemampuan guru dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Quantum teaching menawarkan tentang cara-cara baru
untuk memaksimalkan dampak dari usaha pembelajaran melalui penciptaan
lingkungan belajar yang efektif untuk memudahkan semangat belajar. Dimana
kegiatan belajar ini digunakan untuk mengetahui karakteristik siswa dan potensi
siswa dalam berprestasi melalui memaksimalkan momen belajar, memadukan
berbagai berebagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat
mempengaruhi hasil belajar. Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat
menimbulkan motivasi pada diri siswa, melalui penerapan teknik peta pikiran
dapat meningkatkan potensi akademis atau prestasi belajar maupun potensi kreatif
dari dalam diri siswa. Quantum teaching memodelkan filosofi pengajaran dan
tr te in

den n “M e tro” p d m r in, men in t p d komponen kerangka

rancangan saat membeca keseluruhan bab, De Porter (2014, 39). Dari konsep
Quantum Teaching di t

dijel k n b hw

pert m

“Tumbuhk n”,

rtin

membuat siswa tertarik dengan materi yang akan diajarkan yaitu dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

edu

“ Al mi”,

maksudnya berikan pengalaman nyata kepada siswa untuk mencoba. Tindakan
guru dalam penelitian ini adalah siswa mencoba mengerjakan materi sesuai

65

dengan pengalaman nyata siswa dari lingkungan sosial.

eti

“N m i”, iswa

merencanakan untuk membuat laporan hasil diskusi secara lengkap. Keempat
“Demon tr ik n”, hasil alami dan namai kemudian dipresentasikan di depan
kelas untk dipertanggung jawabkan kepada setiap anggota kelompok.Kelima
“Ul n i”, m k udn

beri kesempatan untuk mengulangi apa yang telah

dipelajarinya, sehingga setiap siswa merasakan langsung dimana kesulitan
akhirnya datang kesuksesan, kami bisa bahwa kami memang bisa. Sedangkan
keen m “

k n”, bisa dilakukan dengan pujian, tepuk tangan, bernyanyi

bersama.
4.7 Implikasi
Pembelajaran quantum teaching membentuk siswa lebih aktif dan antusias
dalam mengikuti pelajaran IPA karena dalam penelitian ini dilakukan strategi
dalam penataan ruang kelas, penggunaan media belajar yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan pemberian penghargaan terhadap siswa yang aktif mengikuti
pelajaran. Dari pembahasan penelitian dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa
dalam kelas eksperimen yang diberi tindakan strategi pembelajaran quantum
teaching lebih baik dari hasil belajar kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran
konvensional, sehingga perlakuan atau tindakan yang diberikan dalam
pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa.
4.7.1 Implikasi Teoritis
Strategi pembelajaran quantum teaching menekankan pada pembelajaran
yang bersifat konkrit yang membawa suasana belajar siswa menjadi menarik dan
menyenangkan

di

kelas.

Setelah

membandingkan

hasil

penelitian

dan

pembelajaran yang disesuaikan dengan standar proses maka pembelajaran
menjadi lebih fleksibel atau mudah diaplikasikan dalam kegiatan proses belajar
mengajar dan mengalami perubahan dari konsep awal yang hasilnya terbukti
dengan strategi quantum teaching berpengaruh pada hasil belajar.

66

4.7.2 Impilkasi Praktis
Penggunaan strategi quantum teaching berpengaruh terhadap hasil belajar,
hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mendapatkan perlakuan atau treatment
strategi pembelajaran quantum teaching mengalami peningkatan atau mencapai
ketuntasan diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) daripada sebelum
diberikan perlakuan atau treatment. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui
karakter siswa yang berbeda-beda, dimana siswa yang kurang memiliki
kemampuan dalam akademis mampu berkreativitas lebih tinggi dari sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan penelitian Nelly yang menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di SD.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15