Tanggungjawab manusia dalam islam wij
Tanggungjawab manusia dalam islam
Manusia dapat memilih dua jalan (baik atau buruk), tetapi ia sendiri yang harus memper
tanggung-jawabkan perbuatannya. Manusia tidak membebani orang lain untuk memikul
dosanya, tidak juga orang lain dipikulkan keatas pundaknya. Tetapi dalam AL-Quran surat AlAn’am ayat 164 dinyatakan bahwah tanggung jawab tersebut akan dimintai pertanggung
jawaban apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu,seperti pengetahuan,kemampuan, serta
kesadaran.
Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan menyiksa
sebulum kami mengutus seorang rasul(QS Al-Isra’ 17:15).
Allah tidak membebani seorang kecuali sesuai dengan kemampuannya(QS Al-Baqarah 2:286).
Dari gabungan kedua ayat diatas, kita dapat memetik dua kaidah yang berkaitan dengan
tanggung jawab, yaitu:
1. Manusia tidak dimintai untuk mempertanggung jawabkan apa yang tidak diketahui atau tidak
mampu dilakukannya.
2. Manusia tidak dituntut untuk mempertanggung jawabkan apa yang tidak dilakukannya,
sekalipun hal tersebut diketahuinya.
Disisi lain, ditemukan ayat-ayat yang menegaskan bahwa pertanggung jawaban tersebut
berkaitan dengan perbuatan yang disengaja, bukan gerak refleks yang tidak melibatkan kehendak
Allah. Al-Quran secara tegas menyatakan: Allah tidak akan meminta pertanggung-jawabanmu
atas sumpah-sumpah yang tidak kamu sengaja, tetapi Dia akan meminta pertanggungjawabanmu terhadap apa yang disengaja dengan hatimu(QS Al-Baqarah 2:225).
Tetepi jika seseorang terpaksa, sedangkan ia tidak menginginkannya, dan tidak pula melampaui
batas, maka tidak ada dosa baginya.(QS Al-Baqarah 2:173). Dapat juga disimpulkan, bahwa
karena manusia diberi kemampuan untuk memilih, maka pertanggung-jawaban berkaitan dengan
niat dan kehendaknya. atas dasar itu pula, maka niat dan kehendak seseorang mempunyai peran
yang sangat besar dalam nilai amal sekaligus dalam pertanggung-jawabanya. Barang siapa yang
kafir kepada Allah sesudah ia beriman, maka dia akan mendapatkan kemurkaan Allah, kecuali
orang-orang yang terpaksa kafir sedang dihatinya tetap tenang dalam keimanan(QS An-Nahal
16:106). Jika seandainya kamu orang baik-baik(Allah akan memaafkan sikap dan kelakuan yang
telah kamu lakukan dengan terpaksa, tidak sadar, atau yang berada diluar kontrol
kemampuanmu) karena Allah Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat (QS Al-Isra
17:25).
Macam-macam tanggung jawab:
a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
b. Tanggung jawab terhadap kelurga.
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu, anak-anak, dan juga orang
lain yang menjadi anggota keluarga. setiap anggota keluarga wajib bertanggung-jawab kepada
keluarganya. Tanggung-jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Untuk memenuhi tanggungjawab dalam keluarga diperlukan pengorbanan.
c. Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukan
sebagai mahluk social. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat
yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila
semua tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat.
d. Tanggung-jawab terhadap Bangsa dan Negara.
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu Negara.
Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah-laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunnya sendiri. Bila
perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung-jawabkan kepada Negara.
e. Tanggung-jawab terhadap Tuhan.
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawabmelainkan untuk
mengisi kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga
tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai
kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak
menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan.
Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung
jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya, bahkan untuk
memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
A. Hakikat Manusia
1. Manusia adalah mahluk yang paling indah dan sempurna dalam pencitraanya
Citra kesempurnaan dan keindahan manusia diwujudkan melalui penampilan budaya dan peradaban yang terus
berkembang. Kebudayaan itu adalah ciptaan manusia dan syarat bagi kehidupan manusia. Manusia menciptakan
kebudayaadan kebudayaan itu sendiri menjadikan manusia makhluk yang berbudaya.Manusia juga disebut
dengan makhluk yang memiliki peradaban(Civil Society).Melalui peradaban ini manusia dapat mengembangkan
pola pikir, berbuat dan bertindak serta merasakan yang merupakan cerminan dari kebudayaannya.
Pengertian hakikat manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
·
·
·
·
·
·
·
2.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama
hidupnya.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa
berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial
Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya.
Manusia memiliki jiwa dan raga. Raga manusia termasuk kedalam derajat terendah, sementara ruh
manusia termasuk ke dalam derajat tertinggi. Hikmah yang terkandung dalam hal ini ialah bahwa manusia mesti
mengemban beban amanat pengetahuan tentang Allah. Karena itu mereka harus mempunyai kekuatan dalam
kedua dunia ini untuk mencapai kesempurnaan.Sebab tidak sesuatu pun di dunia ini yang memiliki
kekuatan yang mampu mengemban beban amanat.
Manusia mempunyai kekuatan ini melalui esensi sifat-sifatnya (sifat-sifatruhnya), bukan
melalui raganya. Karena ruh manusia berkaitan dengan derajat tertinggi dari yang tinggi, tidak satupun di dunia
ruh yang menyamai kekuatannya, entah itu malaikat maupun setan sekalipun atau segala sesuatu lainnya.
Demikian pula, jiwa manusia berkaitan dengan derajat yang paling rendah, sehingga tidak sesuatu pun di dunia
jiwa bisa mempunyai kekuatannya,entah itu hewan dan binatang buas atau yang lainnya. Ketika
mengaduk dan mengolah tanah, semua sifat hewan dan binatang buas, semua sifat setan,tumbuh-tumbuhan
dan benda-benda mati diaktualisasikan. Hanya saja, tanah itu dipilih untuk mengejawantahkan
sifat "dua tangan-Ku". Karena masing-masing sifat tercela ini hanyalah sekedar kulit luarnya saja, di
dalam setiap sifat itu ada mutiara dan permata berupa sifat Ilahi.
3. Manusia adalah khalifah di muka bumi
Manusia sebagai makhluk yang sangat lemah, disisi lain dinobatkan sebagai "khalifah" (wakil Allah).
Bertugas mengatur alam semesta dan merupakan wakil Allah untuk menjadi saksi-Nya serta
mengungkapkan rahasia-rahasia firman-Nya. Para mahkluk yang lain tidak melihat ada dimensi
yang tidak bisa dijangkau olehnya, ia hanya mampu melihat pada tingkat yang paling rendah dalam diri manusia.
Dalam dunia pendidikan,manusia telah ditugaskan untuk memakmurkan,mengelola atau mengatur
kehidupan dibumi,untuk dimanfaatkan bagi kehidupan,tanpa merusak tatanan dan keharmonisannya. Artinya
manusia ditugaskan untuk membimbing generasi kini dan yang akan datang, sertamenjalin keharmonisan dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. Makluk yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa.
Tujuan Pendidikan diarahkan kepada upaya pembentukan sikap takwa. Dengan demikian pendidikan ditujukan
kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
agar dapat menjadihamba Allah yang takwa. Di antara ciri mereka yang takwa adalah beriman
kepada yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki anugerah Allah, beriman kepada al-Quran dan
kitab-kitab samawi sebelum alQuran,serta keyakinan kehidupan akhirat (QS. 2:3).
5. Manusia adalah makhluk pemilik Hak Asasi Manusia (HAM)
Manusia dalam menjalani kehidupannya telah dilengkapi dengan hak dasar (HAM) yang dikrarkan
untuk dijalankan bagi sesama manusia. Hak dasar ini yang mengatur tata kehidupan manusia, sehingga
dalam menjalankan aktifitas kehidupan tidak mengalami benturan dengan aturan yang telah ditetapkan. Aturan
tersebut antra lain adalah kebebasan dalam menjalankan/menentukan nasib dalam menjalankan kehidupan.
Manusia juga memiliki kebebasan dalam menjalan perintah,dalam hal ini tentu masih dalam bingkai
keempat butir harkatdan martabat manusia.(HMM)
B.
Martabat Manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam
merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan
sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan
spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan
seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan
maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7
(tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh
perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi
dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan
menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir
pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa proses
sebagai berikut :
1. Taubat;
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
3. Merasa miskin diri dari segalanya;
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang
maha esa;
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan
kepadaNya;
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.
Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang hamba
akan muncul sifat berikut :
1. Ketenangan jiwa;
2. Harap kepada Allah Swt;
3. Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
4. Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.
Untuk mendapatkan point di atas, seseorang hamba harus melalui beberapa tingkatan
maqam di bawah ini, tetapi melaluinya adalah amalan dzikir pada maqam yang 7 (tujuh), adapun
hasilnya akan dapat di uraikan dengan beberapa maqam sifat, yaitu :
Taubat;
Syukur;
Tawakkal;
Zuhud;
Khauf (takut);
Ridha;
Sabar;
Raja’ (harap);
Muhibbah
Manusia dapat memilih dua jalan (baik atau buruk), tetapi ia sendiri yang harus memper
tanggung-jawabkan perbuatannya. Manusia tidak membebani orang lain untuk memikul
dosanya, tidak juga orang lain dipikulkan keatas pundaknya. Tetapi dalam AL-Quran surat AlAn’am ayat 164 dinyatakan bahwah tanggung jawab tersebut akan dimintai pertanggung
jawaban apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu,seperti pengetahuan,kemampuan, serta
kesadaran.
Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan menyiksa
sebulum kami mengutus seorang rasul(QS Al-Isra’ 17:15).
Allah tidak membebani seorang kecuali sesuai dengan kemampuannya(QS Al-Baqarah 2:286).
Dari gabungan kedua ayat diatas, kita dapat memetik dua kaidah yang berkaitan dengan
tanggung jawab, yaitu:
1. Manusia tidak dimintai untuk mempertanggung jawabkan apa yang tidak diketahui atau tidak
mampu dilakukannya.
2. Manusia tidak dituntut untuk mempertanggung jawabkan apa yang tidak dilakukannya,
sekalipun hal tersebut diketahuinya.
Disisi lain, ditemukan ayat-ayat yang menegaskan bahwa pertanggung jawaban tersebut
berkaitan dengan perbuatan yang disengaja, bukan gerak refleks yang tidak melibatkan kehendak
Allah. Al-Quran secara tegas menyatakan: Allah tidak akan meminta pertanggung-jawabanmu
atas sumpah-sumpah yang tidak kamu sengaja, tetapi Dia akan meminta pertanggungjawabanmu terhadap apa yang disengaja dengan hatimu(QS Al-Baqarah 2:225).
Tetepi jika seseorang terpaksa, sedangkan ia tidak menginginkannya, dan tidak pula melampaui
batas, maka tidak ada dosa baginya.(QS Al-Baqarah 2:173). Dapat juga disimpulkan, bahwa
karena manusia diberi kemampuan untuk memilih, maka pertanggung-jawaban berkaitan dengan
niat dan kehendaknya. atas dasar itu pula, maka niat dan kehendak seseorang mempunyai peran
yang sangat besar dalam nilai amal sekaligus dalam pertanggung-jawabanya. Barang siapa yang
kafir kepada Allah sesudah ia beriman, maka dia akan mendapatkan kemurkaan Allah, kecuali
orang-orang yang terpaksa kafir sedang dihatinya tetap tenang dalam keimanan(QS An-Nahal
16:106). Jika seandainya kamu orang baik-baik(Allah akan memaafkan sikap dan kelakuan yang
telah kamu lakukan dengan terpaksa, tidak sadar, atau yang berada diluar kontrol
kemampuanmu) karena Allah Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat (QS Al-Isra
17:25).
Macam-macam tanggung jawab:
a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
b. Tanggung jawab terhadap kelurga.
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu, anak-anak, dan juga orang
lain yang menjadi anggota keluarga. setiap anggota keluarga wajib bertanggung-jawab kepada
keluarganya. Tanggung-jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Untuk memenuhi tanggungjawab dalam keluarga diperlukan pengorbanan.
c. Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukan
sebagai mahluk social. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat
yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila
semua tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat.
d. Tanggung-jawab terhadap Bangsa dan Negara.
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu Negara.
Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah-laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunnya sendiri. Bila
perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung-jawabkan kepada Negara.
e. Tanggung-jawab terhadap Tuhan.
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawabmelainkan untuk
mengisi kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga
tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai
kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak
menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan.
Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung
jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya, bahkan untuk
memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
A. Hakikat Manusia
1. Manusia adalah mahluk yang paling indah dan sempurna dalam pencitraanya
Citra kesempurnaan dan keindahan manusia diwujudkan melalui penampilan budaya dan peradaban yang terus
berkembang. Kebudayaan itu adalah ciptaan manusia dan syarat bagi kehidupan manusia. Manusia menciptakan
kebudayaadan kebudayaan itu sendiri menjadikan manusia makhluk yang berbudaya.Manusia juga disebut
dengan makhluk yang memiliki peradaban(Civil Society).Melalui peradaban ini manusia dapat mengembangkan
pola pikir, berbuat dan bertindak serta merasakan yang merupakan cerminan dari kebudayaannya.
Pengertian hakikat manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
·
·
·
·
·
·
·
2.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama
hidupnya.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa
berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial
Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya.
Manusia memiliki jiwa dan raga. Raga manusia termasuk kedalam derajat terendah, sementara ruh
manusia termasuk ke dalam derajat tertinggi. Hikmah yang terkandung dalam hal ini ialah bahwa manusia mesti
mengemban beban amanat pengetahuan tentang Allah. Karena itu mereka harus mempunyai kekuatan dalam
kedua dunia ini untuk mencapai kesempurnaan.Sebab tidak sesuatu pun di dunia ini yang memiliki
kekuatan yang mampu mengemban beban amanat.
Manusia mempunyai kekuatan ini melalui esensi sifat-sifatnya (sifat-sifatruhnya), bukan
melalui raganya. Karena ruh manusia berkaitan dengan derajat tertinggi dari yang tinggi, tidak satupun di dunia
ruh yang menyamai kekuatannya, entah itu malaikat maupun setan sekalipun atau segala sesuatu lainnya.
Demikian pula, jiwa manusia berkaitan dengan derajat yang paling rendah, sehingga tidak sesuatu pun di dunia
jiwa bisa mempunyai kekuatannya,entah itu hewan dan binatang buas atau yang lainnya. Ketika
mengaduk dan mengolah tanah, semua sifat hewan dan binatang buas, semua sifat setan,tumbuh-tumbuhan
dan benda-benda mati diaktualisasikan. Hanya saja, tanah itu dipilih untuk mengejawantahkan
sifat "dua tangan-Ku". Karena masing-masing sifat tercela ini hanyalah sekedar kulit luarnya saja, di
dalam setiap sifat itu ada mutiara dan permata berupa sifat Ilahi.
3. Manusia adalah khalifah di muka bumi
Manusia sebagai makhluk yang sangat lemah, disisi lain dinobatkan sebagai "khalifah" (wakil Allah).
Bertugas mengatur alam semesta dan merupakan wakil Allah untuk menjadi saksi-Nya serta
mengungkapkan rahasia-rahasia firman-Nya. Para mahkluk yang lain tidak melihat ada dimensi
yang tidak bisa dijangkau olehnya, ia hanya mampu melihat pada tingkat yang paling rendah dalam diri manusia.
Dalam dunia pendidikan,manusia telah ditugaskan untuk memakmurkan,mengelola atau mengatur
kehidupan dibumi,untuk dimanfaatkan bagi kehidupan,tanpa merusak tatanan dan keharmonisannya. Artinya
manusia ditugaskan untuk membimbing generasi kini dan yang akan datang, sertamenjalin keharmonisan dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. Makluk yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa.
Tujuan Pendidikan diarahkan kepada upaya pembentukan sikap takwa. Dengan demikian pendidikan ditujukan
kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
agar dapat menjadihamba Allah yang takwa. Di antara ciri mereka yang takwa adalah beriman
kepada yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki anugerah Allah, beriman kepada al-Quran dan
kitab-kitab samawi sebelum alQuran,serta keyakinan kehidupan akhirat (QS. 2:3).
5. Manusia adalah makhluk pemilik Hak Asasi Manusia (HAM)
Manusia dalam menjalani kehidupannya telah dilengkapi dengan hak dasar (HAM) yang dikrarkan
untuk dijalankan bagi sesama manusia. Hak dasar ini yang mengatur tata kehidupan manusia, sehingga
dalam menjalankan aktifitas kehidupan tidak mengalami benturan dengan aturan yang telah ditetapkan. Aturan
tersebut antra lain adalah kebebasan dalam menjalankan/menentukan nasib dalam menjalankan kehidupan.
Manusia juga memiliki kebebasan dalam menjalan perintah,dalam hal ini tentu masih dalam bingkai
keempat butir harkatdan martabat manusia.(HMM)
B.
Martabat Manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam
merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan
sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan
spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan
seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan
maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7
(tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh
perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi
dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan
menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir
pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa proses
sebagai berikut :
1. Taubat;
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
3. Merasa miskin diri dari segalanya;
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang
maha esa;
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan
kepadaNya;
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.
Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang hamba
akan muncul sifat berikut :
1. Ketenangan jiwa;
2. Harap kepada Allah Swt;
3. Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
4. Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.
Untuk mendapatkan point di atas, seseorang hamba harus melalui beberapa tingkatan
maqam di bawah ini, tetapi melaluinya adalah amalan dzikir pada maqam yang 7 (tujuh), adapun
hasilnya akan dapat di uraikan dengan beberapa maqam sifat, yaitu :
Taubat;
Syukur;
Tawakkal;
Zuhud;
Khauf (takut);
Ridha;
Sabar;
Raja’ (harap);
Muhibbah