SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPU (1)

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA (SANKRI)
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Administrasi
Negara

Disusun oleh:
Novian Aryani W (8111413252)
Shofwatul Hanani (8111413253)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Administrasi

negara


Indonesia

merupakan

seluruh

penyelenggaraan

kekuasaan aparatur negara serta seluruh dana dan daya, untuk tercapainya tujuan
negara Indonesia serta terlaksananya tugas pemerintah Indonesia sperti yang
ditetapkan dalam UUD 1945.
Sebagai suatu sistem, administrasi negara Indonesia terdiri atas berbagai
bagian yang saling terkait satu dengan yang lainnya sebagai suatu kesatuan yang
antara lain meliputi tatanan organisasi lembaga negara, tatanan organisasi
ditingkat pusat, manajemen administrasi negara Indonesia, administrasi keuangan
dan materiil, aparatur perekonomian negara, manajemen pelayanan umum,
strategi penyempurnaan administrasi negara, dan aplikasi teknologi informasi dan
komunikasi dalam manajemen pemerintahan.1
Bagian-bagian dari administrasi negara Indonesia sebagai suatu sistem itulah
yang merupakan bagian dari pemabahasan makalah Sistem Administrasi Negara

Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan diatas, masalah-masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan konsep administrasi negara sebagai suatu sistem?
2. Jelaskan tentang dimensi-dimensi dalam SANKRI?

1 Aufi Karyono darmanto, dkk. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jakarta. 2012. Universitas Terbuka), hal.5.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Administrsi Negara Sebagai Suatu Sistem
Secara singakat SANKRI/SANRI membahas tentang administrasi negara
indonesia sebagai suatu sistem mengenai sistem penyelenggaraan pemerintahan
negara yang didalamnya membahas tentang koordinasi dan hubungan kerja dalam
pemerintahan negara. Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang SANKRI maka
harus kita ketahui terlebih dahulu definisi sistem administrasi negara.
Menurut kamus webster, sistem adalah suatu kesatuan (unity) yang komplek
dibentuk oleh bagian yang berbeda(diverse), masing-masing terikat pada

(subjected to) rencana yang sama atau kontribusi (serving) untuk mencapai tujuan
yang sama. Dalam pengertian KBBI, sistem adalah seperangkat unsur yang teratur
dan saling berkaitan untuk membentuk totalitas.
Kata administrasi berasal dari bahsa latin “administrare” yang berarti to
manage. Derivasinya antara lain menjadi “administratio” yang berarti besturing
atau pemerintahan. Dalam KBBI, administrasi diartikan menjadi empat. Pertama,
usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara
penyelenggaraan pembianaan organisasi. Kedua, usaha dan kegiatan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan kebujaksanaan serta mencapai tujuan. Ketiga,
kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Keempat,
kegiatan kantor dan tata usaha. Dalam makalah ini, arti administrasi merujuk pada
paengertian yang ketiga. Menurut L.D. WHITE, administrasi adalah suatu proses
yang umum terdapat dalam semua usaha kelompok, negara ataupun swasta,sipil
ataupun militer , berskala kecil maupun besar. Menurut Dimock and Dimock,
Pada dasarnya administrasi merupakan aktivitas kerja sama kelompok.
Menurut E. Utrecht, administrasi negara adalah aparat atau gabungan jabatanjabatan administrasi yang berada di bawah pimpinan pemerintah, dan
melaksanakan tugas yang tidak ditugaskan kepada badan-badan pengadilan dan

legislatif. Sedangkan Prof. Prayudi Atmosudirdjo mengemukaan tiga arti
administrasi negara, yaitu:

a. Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintaha atau instansi politik
(kenegaraan) artinya meliputi organ yang berada di bawah pemerintah mulai
dari presiden, menteri (termasuk gubernur, bupati dan sebagainya). Intinya
adalah semua organ yang menjalankan administrasi negara.
b. Sebagai fungsi aktifitas yakni sebagai kegiatan pemerintahan artinya sebagai
kegiatan mengurus kepentingan negara.
c. Sebagai proses teknis penyelenggaraan undang-undang artinya meliputi
segala tindakan aparatur negara dalam menjalankan undang-undang.2
Unsur-unsur administrasi negara:


Manusia; pejabat kenegaraan atau pemerintahan da n masyarakat yang



dilibatkan.
Tujuan; mewujudkan kebijakan negara, memecahkan permasalahan negara,





memenuhi kebutuhan masyarakat dan melayani masyarakat.
Tugas; kegiatan mencakup semua sektor/bidang.
Kerja sama; berbagai mekanisme dan cara kerja (rencana program, prosedur,



briefing, rapat dan sebagainya).
Sarana; dana, gedung, kantor, perabotan, kendaraan, dst.

Pengertian SANKRI terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Dalam arti luas, SANKRI dikenal dengan sebutan Sistem Penyelenggaraan
Negara (SPN). Merupakan suatu sistem penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam segala aspeknya. Dengan memanfaatkan atau
mendayagunakan kemapuan aparatur negara dan seluruh rakyat.
b. Dalam arti sempit, disebut dengan Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan
Negara (SPPN), yaitu kekuasaan sistem penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan (execlusive power) dengan asas-asas pokok SPPN. Dengan
memanfaatkan atau mendayagunakan kemampuan pemerintah dan segenap
aparatur pemerintah.


2 Suryana, dkk. Hukum Administrasi Negara. (Jakarta. 1994. Universitas Terbuka), hal, 25.

Keduanya mempunyai persamaan dalam hal sarana, yaitu; daya dan dana yang
tersedia secara nasional. Demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas
nasional atau negara. Sistem SPN dan SPPN memiliki perbedaan dalam hal unsur
manusia dan tugasnya. Dalam SPN, unsur manusia adalah pihak aparatur negara
dan seluruh rakyat, dan tugasnya adalah penyelenggaraan kehidupan negara dan
bangsa dalam segala aspeknya. Sedangkan SPPN unsur manusia adalah pejabat
lembaga pemerintah/eksekutif, dengan tugas sebagai penyelenggara keseluruhan
kekuasaan pemerintahan.
Persamaan dalam SPN dan SPPN adalah dalam unsur:



Tujuan; yang diatur dalam Pembukaan UUD 1945 dalam alinea ke-4.
Kerja sama; aparatur secara horisontal atau vertikal, komponen dalam
masyarakat,




komponen

aparatur

negara

dengan

masyarakat,

sektor

pemerintah/negara dengan masyarakat.
Sarana; semua dana dan daya yang tersedia secara nasional (baik milik
pemerintah maupun milik masyarakat).
Pejabat negara dalam penyelenggaraan negara berperan sebagai yang

melaksanakan dari fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta mempunyai
tugas, pokok dan fungsi yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara yang

sesuai peraturan perundang-undangan. Sebagai mana dasar hukum yang
digunakan dalam proses penyelenggaraan negara dalam TAP MPR RI No.
XI/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dan bersih korupsi, kolusi
dan nepotisme. Dan juga UU No. 28 tahun 1999 tentang asas-asas umum dalam
penyelenggaraan negara. Dalam penyelenggaraan negara ketujuh asas-asas umum
penyelenggaraan negara dipakai dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah
daerah, yang berguna sebagai kriteria dalam menjalankan tugasnya. Asas-asas
tersebut diantaranya, adalah:
a. Kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatuhan, dan keadilan dalam
setiap kebijakan penyelenggaraan negara.

b. Tertib penyelenggaraan negara, yaitu menjadi landasan keteraturan,
keserasian, keseimbangan dalam pengabdian penyelenggaraan negara.
c. Kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan kolektif.
d. Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperolah informasi yang benar , jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

e. Proposionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban Penyelenggara Negara.
f. Profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g. Akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir

dari

kegiatan

penyelenggaraan

negera

harus

dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.3
Fungsi aparatur negara, yaitu melayani, mengayomi dan memberdayakan
masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan oleh aparatur pemerintah dan
aparatur kenegaraan.
Administrasi negara indonesia itu beralandaskan dalam:


Idii-Pancasilasa, yaitu sebagai dasar negara dan sebagai sumber hukum dasar



negara (Tap MPR No. III/MPR/2000)
Konstitusional- UUD 1945, Perubahan: 1999, 2000, 2001, 2002. Sebagai
landasan Konstitusional bagi SANKRI. Landasan bagi penyelenggaraan



administrasi negara Indonesia.
Operasional, UU 25/2004 è SISRENBANGNAS. (Sistem Rencana




Pembangunan Nasional).
Perpres 7/2005 (RPJM Nasional) ADAM, ADEM, MESRA.
Kebijakan lain, yang tertulis; Peraturan perundang-undangan-kepastian
hukum, lindungi aparatur negara/masyarakat. Sedangkan yang tidak tertulis,

3 UU No. 28 tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

yaitu; Bukan peraturan perundang-undangan, pidato kenegaraan, program
Kab.
2.2 Dimensi-Dimensi Dalam SANKRI
Tatanan nilai dalam penyelenggaraan Negara. SANKRI sebagai system
penyelenggaraan

Negara

dan

pembangunan

bangsa

merupakan

wahana

perjuangan bangsa untuk mewujudkan perjuangan bangsa untuk mewujudkan
cita-cita dan tujuan NKRI. Dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara, nilainilai luhur yang terkandung dalam kelima sila itu harus dipandang secara utuh
dalam keseluruhan tatanan dan kegiatan dengan baik.
Pada tingkat pengembangan proses, penentuan tujuan dan langkah-langkah
kebijakan, maupun pada tingkat pelaksanaan. Keutuhan nilai pancasila harus
dijaga sehingga merupakan cara pandang yang bulat, maksutnya kelima sila dari
pancasila itu harus dipandang secara utuh, sebagai kesatuan nilai yang tidak
terpisahkan satu sama lain.
Aktualisasi pancasila dalam penyelenggara Negara, dari sudut disiplin dan
administrasi Negara efektivitas aktualisasi nilai-nilai pancasila ditandai dengan
adanya konsistensi perilaku individu dan institusi dalam penyelenggaraan Negara
dalam system dan proses pengelolaan penyelenggara publik, dibuktikan dengan
kinerja yang dicapaiatau yang dirasakan masyarakat. Aktualisasi sila ketuhanan
yang maha esa bukanlah menonjolkan simbol-simbol keagamaan, melainkan
keimanan dan ketaqwaan yang menghikmati dan mendorong sila-silalainnya
dalam rumusan tujuan dan langkah-langkah kebijakan, serta terwujudnya nilainilai tersebut dalam kenyataan.
Aktualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab terkait dengan sila
persatuan Indonesia, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hal tersebut di indikasikan dengan adanya fairness, mematuhi etika, non
diskriminasi, keseimbangan, kesamaan hak dan martabat di depan hukum, berlaku
supremasi hukum. Terwujudnya rasa aman dan sejahtera bagi semua orang,

perhatian terhadap fakir miskin, menghargai sesama, terbukanya peluang dan
akses pelayanan public, partisipasi dan peran aktif mayarakat dan pemberdayaan
bagi yang tidak atau kurang berdaya.
Aktualisasi

sila

persatuan

Indonesia

mengakomodasikan

realitas

keberagamaan keadaan hidup dan keadaan kehidupan masyarakat bangsa, dan
kondisi wilayah Negara kepulauan Indonesia, dalam dinamika kegiatan dan
kemajuan bersama secara keseimbangan. Hal itu dibuktikan dengan pemberlakuan
prinsip perlakuan yang sama dan keseimbangan antar kelompok, bidang
kehidupan, dan wilayah Negara.
Aktualisasi sila kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung dan mengimperasikan dimensi nilai
kemanusiaan, keterbukaan, demokrasi, kesejahteraan sosial, memprioritaskan
alternative terbaik bagi kepentingan publik, pertimbangan yang mendalam dalam
penentu kebijakan dan megundang partisipasi serta peran aktif masyarakat bangsa
dalam keseluruhan proses pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik.
Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung dimensi nilai
keadilan, kemanusiaan, kerakyatan, kebersamaan, pemberdayaan, kemajuan
bersama, bukan menolaknya pembedaan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SANKRI/SANRI membahas tentang administrasi negara indonesia sebagai
suatu sistem mengenai sistem penyelenggaraan pemerintahan negara yang
didalamnya

membahas

tentang

koordinasi

dan

hubungan

kerja

dalam

pemerintahan negara. Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang SANKRI maka
harus kita ketahui terlebih dahulu definisi sistem administrasi negara.

Penyelenggaraan

negara berperan sebagai yang melaksanakan dari fungsi

legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta mempunyai tugas, pokok dan fungsi yang
berkaitan dengan penyelenggaraan negara yang sesuai peraturan perundangundangan. Sebagai mana dasar hukum yang digunakan dalam proses
penyelenggaraan

negara

dalam

TAP

MPR

RI

No.

XI/1998

tentang

penyelenggaraan negara yang bebas dan bersih korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dan juga UU No. 28 tahun 1999 tentang asas-asas umum dalam penyelenggaraan
negara. Dalam penyelenggaraan negara ketujuh asas-asas umum penyelenggaraan
negara dipakai dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, yang
berguna sebagai kriteria dalam menjalankan tugasnya.
Tatanan nilai dalam penyelenggaraan Negara. SANKRI sebagai system
penyelenggaraan

Negara

dan

pembangunan

bangsa

merupakan

wahana

perjuangan bangsa untuk mewujudkan perjuangan bangsa untuk mewujudkan
cita-cita dan tujuan NKRI. Dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara, nilainilai luhur yang terkandung dalam kelima sila itu harus dipandang secara utuh
dalam keseluruhan tatanan dan kegiatan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Alfi Karyono. Darmanto, dkk. 2012. Sistem Administrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
H. Gandi Kosim, SKM, Msc. Bahan Ajar Diklat PIM Tingkat IV Cikarang.
Judul “Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI)”.
2012 12 April.
Ridwan HR. 2010. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.

Suryarama,

SH.

Trisnawati

Wahyuningsih,

dkk.

1994.

Hukum

Administrasi Negara. Jakarta: Universitas Terbuka.
UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.