FILSAFAT SEJARAH MARX tentang materialisme

FILSAFAT SEJARAH MARX

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Filsafat Sejarah
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Haryono

Oleh
Aulia Kurnia Fajar

309832416939

Andik Widiantoro

309832416944

Muhammad Soalihin 108831410767

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
FEBRUARI 2012


BAB I
Latar Belakang
Filsafat merupakan embrio dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang kita ketahui
dewasa ini merupakan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang dilontarkan para filsuf pada masamasa awal perkembangan filsafat. Filsafat berkembang di Yunani sekitar abad ke 7 SM.
Beberapa filsuf yang dikenal pada saat itu seperti Thales, Plato, Aristoteles, dan lainnya. Secara
etimologis, kata filsafat berasal dari dua kata, yaitu “philia” yang berarti “cinta” atau
“persahabatan”, dan “sophia” yang berarti “kebenaran” atau “kebijaksanaan”. Jadi filsafat bisa
dikatakan sebagai usaha untuk mencari kebenaran atau kebijaksanaan.
Dalam perkembangannya, masing-masing disiplin ilmu memiliki filsafatnya sendiri.
Termasuk didalamnya sejarah. Dalam disiplin ilmu sejarah kita mengenal Filsafat Sejarah, yang
bisa dikatakan sebagai pengamatan akan kejadian-kejadian dalam sejarah atau teori tentang jatuh
bangunnya suatu peradaban (gerak peradaban) berdasarkan kajian filosofis.
Walaupun banyak tokoh-tokoh filsafat tidak secara eksplisit menyatakan bahwa mereka
adalah seorang “filsuf sejarah”, namun kita bisa melacak pemikiran filosofis mereka tentang
sejarah melalui karya-karyanya.
Salah satu dari sekian banyak filsuf itu adalah Karl Heinrich Marx (1818-1883). Marx
merupakan tokoh besar yang menyumbangkan banyak pikiran-pikirannya dalam bidang
ekonomi, politik, agama, bahkan sejarah. Tokoh yang terkenal dengan karya-karyanya yang
“garang” dan ideologinya yang “revolusioner” ini berjasa dalam memberikan sebuah ideologi

bagi perjuangan kaum buruh sedunia, sampai sekarang. Walaupun melalui serangkaian
modifikasi yang tak dikehendakinya, namun Marxisme tetap merupakan motor penggerak bagi
kaum tertindas, seperti yang pernah dikatakan dalam pamfletnya yang dikenal dengan “pamflet
paling garang yang pernah ditulis manusia1”, “kaum buruh sedunia, bersatulah!”2
Pandangan Marx tentang sejarah bisa dilihat dari teorinya yang terkenal, yaitu
Materialisme Dialektis dan Materialisme Historis. Secara umum, Materialisme Dialektis bisa
dikatakan sebagai sebuah “antitesis” dari pendapat Hegel (1770-1831) yang menyatakan bahwa
sejarah merupakan pertentangan ide-ide untuk menuju apa yang disebutnya sebagai roh absolut.
1 Agama Marxis, hal 34
2 Kalimat terakhir dari Manifesto Komunis 1848

Marx menerima dialektika Hegel, namun menolak gagasan bahwa roh atau ide lah yang
menentukan sejarah. Menurut Marx, dialektika terjadi didunia nyata, bukan didunia materi
seperti yang dikatakan Hegel. Mengenai hal ini Marx berkata bahwa “bukanlah kesadaran
manusia yang menentukan adanya mereka, akan tetapi sebaliknya. Adanya mereka dalam
penghidupan sosiallah yang menentukan kesadaran mereka” (Ebenstein 2006:6). Karena itulah
filsafat Marx disebut dengan ‘materialisme dialektik’ (K. Bertens, dalam Santoso, Listiyono, dkk
2010: 42). Pandangan inilah yang menurutnya menentukan gerak sejarah.
Tulisan ini akan memaparkan filsafat Marx, lebih khusus lagi tentang pandangan Marx
tentang sejarah. Diharapkan tulisan ini dapat menambah wawasan kita tentang filsafat sejarah

spekulatif dan menambah pemahaman kita akan sejarah.

BAB 2
Mengenal Karl Marx
Untuk mengetahui secara komprehensif mengenai filsafat Marx, kita tidak mungkin
melihatnya dari satu sisi saja. Pengetahuan tentang latar belakang Karl Marx dan latar politik
kehidupan awalnya sangat menentukan pikiran-pikirannya dikemudian hari. Latar ini sangat
membantu untuk memahami lebih jelas mengenai gagasan-gagasan Karl Marx tentang ekonomi,
politik, dan sejarah.
2.1 kehidupan Karl Marx
Karl Marx lahir di Trier, Prusia, pada tanggal 5 Mei 1818. Ayahnya seorang pengacara,
yang merupakan ciri khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari pendeta Yahudi
(rabbi). Tetapi, karena alasan bisnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther ketika Karl Marx
masih sangat muda. Pendidikan tinggi diperolehnya dari Universitas Bohn untuk bidang hukum,
kemudian pindah dan menerima gelar doktor filsafat dari Universitas Jena di Berlin, universitas
yang dipengaruhi oleh pikiran-pikiran Hegel. Disinilah Hegel berperan sebagai guru pertama
bagi Marx, walau secara tidak langsung. Pikiran Hegel menjadi dasar bagi pemikiran Marx
dikemudian hari.
Setelah tamat dari universitas ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal
(Allgemeine Literature-Zeitung) dan dalam tempo sepuluh bulan ia menjadi editor kepala koran

itu. Tetapi karena pendirian politiknya, koran itu kemudian di tutup pemerintah. Pandangan
politik Karl marx terkenal radikal hingga ia banyak mendapat tentangan, dan ancaman yang
membuatnya berkelana ke Paris. Di Paris ia bertemu donatur dan kolabolatornya yakni Frederich
Engels (seorang yang berpadangan politik serupa). Hubungan keduanya sangat erat terutama
dalam pandangan politik dan karya-karya tulis yang dihasilkan. Engels anak penguasa pabrik
tekstil menjadi seorang sosialis yang mengkritik kondisi kehidupan yang di hadapi kelas buruh.
Tahun 1844 Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Café terkenal di Paris dan
meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup. Selama periode itu Marx
menerbitkan sejumlah karya yang sangat sukar di pahami (kebanyakan belum di terbitkan

semasa hidupnya) termasuk the Holy Family: critique of the critical critique3 dan The German
ideology (di tulis bersama Engels) dan ia pun menulis the economic and philosophic manuscripts
pada tahun 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap bidang ekonomi semakin meningkat.
Setelah beberapa waktu tinggal di Paris, Marx kemudian pindah ke Brussel (Belgia)
hingga tahun 1847 menerbitkan karya besarnya berjudul Kemiskinan filsafat (The Poverty of
Philosophy). Setahun kemudian (1848) ia bersama Friederich Engels menerbitkan buku paling
populer Communist Manifesto (manifesto komunis). Marx kemudian hidup berpindah-pindah lagi
akibat ajaran dan ideologi kontroversialnya. Setelah di usir dari Brussel, kembali lagi ke Prancis
tepatnya di kota Cologne, kemudian menetap di London hingga meninggal.
Marx banyak menulis buku tentang ekonomi dan politik di London antara lain Das

Kapital, terbit di tahun 1867. Jilid pertama diterbitkan tahun 1867; kedua jilid lainnya diterbitkan
sesudah ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana dari honorarium
tulisannya dan bantuan dana dari Engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali dalam kegiatan
politik, bergabung dengan “The International”, sebuah gerakan buruh internasional. Ia segera
menonjol dalam gerakan itu dan mencurahkan perhatian selama beberapa tahun untuk gerakan
itu. Ia mulai mendapat popularitas, baik sebagai pemimpin internasional maupun sebagai penulis
das Kapital. Perpecahan gerakan Internasional tahun 1876, kegagalan berbagai gerakan
revolusioner dan penyakit-penyakit, akhirnya membuat Mark ambruk.Namun saat Marx
meninggal tahun 1883, Jilid kedua dari buku tersebut belum selesai yang kemudian disusun dan
diterbitkan oleh Engels dengan berpedoman pada naskah dan draft yang ditinggalkan Marx.
Kehidupan Marx banyak dipengaruhi oleh kondisi Eropa saat itu seperti revolusi
industri, lahirnya usaha kritik Injil seperti yang dilakukan David Friedrich Strauss (1808-1874),
ketimpangan sosial di Eropa akibat munculnya kaum pemodal, dan sebagainya. Mengenai hal ini
Hashem. O (2008: 35) menyebutkan bahwa : “Dengan demikian jelaslah alam pikiran Marx
diwarnai oleh revolusi industri di Inggris, Revolusi politik dan aliran sosialis di Prancis serta
revolusi intelektual di Jerman yang menggugat keaslian Bibel sebagai pencatatan kata-kata
Tuhan.” Marx menganggap bahwa gereja telah gagal mengatasi problem sosial Eropa pasca
revolusi industri. Bukannya menghindari penghisapan manusia oleh manusia, gereja justru
dipakai sebagai alat golongan berkuasa untuk mengeruk tenaga kaum buruh.
2.2 Karya-karya Karl Marx

3 Sudah diterbitkan dalam bahasa Indonesia “Keluarga Suci atau Kritik atas kritik yang kritikal”. 2005. Hasta Mitra:
Jakarta

Selama hidupnya, Marx banyak menulis buku yang mewakili pandangannya, baik buku
yang ditulisnya sendiri maupun yang ditulisnya bersama dengan Engels. Beberapa buku itu
diantaranya:
 A Contribution to the Critique of Hegel’s Philosophy of Right (1843)
 The Economic and Philosophic Manuscripts (1844)
 De Heilige Familie (Keluarga Suci). Ditulis bersama Engels (1845)
 The German Ideology (1846)
 The Poverty of Philosophy (1847)
 Manifest der Komunistischen Partei - Manifesto Partai Komunis (1848)
 Das Kapital (1867)
 On Religion. Ditulis bersama Engels (baru diterbitkan 1957)

BAB 3
Pandangan Karl Marx tentang sejarah
Telah disinggung sebelumnya bahwa basis pemikiran Marx bersumber pada pikiran
Hegel tentang dialektika yang diwujudkannya dalam roh absolut. Marx menerima dialektika
sebagai sebuah pertentangan unsur-unsur yang ada guna mencapai kebenaran, namun menolak

bahwa pertentangan itu terjadi dalam dunia ide. Menurutnya pertentangan terjadi dalam dunia
materi (benda). Karena menurut Marx semua prestasi dan pencapaian manusia selama ini terjadi
akibat keadaan sosial manusia, dan interpretasinya terhadap realitas alamnya.4
Hegel sendiri dalam pikirannya banyak memadukan unsur-unsur kristiani untuk
membentuk dialektikanya. Pikirannya tentang roh absolut sepertinya adalah kepanjangan tangan
tidak langsung terhadap konsepsi roh kudus. Hal ini pernah dia singgung dalam catatannya
ketika pertempuran Jena 1806 ketika Napoleon mengalahkan Prussia. Dalam catatannya
tertanggal 13 Oktober 1806 ia menulis: “saya melihat kaisar, Jiwa Dunia, keluar kota untuk
mengamati keadaan. Sungguh merupakan pengalaman mengangumkan melihat satu orang
berkonsentrasi ke satu titik, melebar ke seluruh dunia dan menguasainya”.5 Menurut Hegel,
Napoleon adalah realisasi diri Tuhan. Pandangan Hegel ini nantinya dia bakukan dalam
konsepsinya akan negara.
Kembali ke pikiran Marx, dia melihat bahwa bukan idelah yang menentukan jalannya
sejarah, namun kekuatan-kekuatan ekonomi yang berperan. Sejarah adalah pertentangan kelaskelas ekonomi, penindas melawan tertindas, majikan lawan buruh. Karena pikirannya yang
bersifat serba-benda ini, maka teorinya adalah Materialisme dialektis. Materialisme dialektis
berarti proses dialektika berlangsung pada tataran benda (materi), bukan tataran ide. Selain
materialisme dialektis, Marx juga merumuskan Materialisme Historis, yang menurut penulis
menerangkan pandangan Marx tentang sejarah. Menurutnya bahwa kenyataan atau pergerakan
sejarah terjadi pada tataran materi, dan merupakan pertentangan dari hal-hal yang bersifat serbabenda (Marx memakai kata ‘perjuangan kelas’). Mengenai hal ini Marx menulis dalam
Manifesto Komunis (1848) “Sejarah dari semua masyarakat yang ada sekarang ini adalah sejarah

4 Marx’s Critique of Hegel's Philosophy of Right (1843). Part 1b The State as Manifestation of Idea or product of
man? http://www.marxists.org/archive/marx/works/1843/critique-hpr/index.htm
5 Dikutip dalam buku “Agama Marxis”, hal 30

perjuangan kelas. Seluruh masyarakat makin lama makin terpecah menjadi dua kubu besar yang
langsung berhadap-hadapan, kelas borjuis dan kelas proletar”6
Dengan melihat pandangan Marx tentang sejarah, kita bisa merumuskan gerak sejarah
menurut filsafat Marxis. Karena basis pemikiran Marx berangkat dari pandangan Hegel, maka
bisa dikatakan kalau gerak sejarah menurut filsafat Marx dan Hegel itu serupa, yaitu linier
progresif. Linier progresif berarti jika digambarkan dalam sebuah kurva, sejarah menurut filsafat
Marxis adalah sebuah garis lurus yang mengalami kemajuan (keatas).
Menurut Marx tujuan dari sejarah adalah membuktikan kebenaran-kebenaran (menuju
kearah kemajuan). Sejarah itu ada untuk mengabdi sebagai tindak penggenapan santapan teori membuktikan teori yang telah ada (Marx, Engels 2005: 108)

6 Manifesto of the Communist Party. Bag1 Bourgeois and Proletarians. Hal 14.
http://www.marxists.org/archive/marx/works/download/pdf/Manifesto.pdf

DAFTAR RUJUKAN
Ebenstein, William. 2006. Isme-isme yang mengguncang dunia. Narasi : Jakarta
Hashem, O. 2008. Agama Marxis: asal-usul ateisme & penolakan kapitalisme. Nuansa :

Surabaya
Marx, Karl. Engels, Frederick. 2005. Keluarga Suci. Jakarta: Hasta Mitra
Santoso, Listiyono, dkk. 2010. Epistemologi Kiri. Arruzz Wacana : Yogyakarta
Marxist.org, 2000, Critique of Hegel’s Philosophy of Right,
http://www.marxists.org/archive/marx/works/1843/critique-hpr/index.htm (online), diakses
tanggal 27 Februari 2012
Marxist.org, 2000, Manifesto of the Communist Party,
http://www.marxists.org/archive/marx/works/download/pdf/Manifesto.pdf (online), diakses
tanggal 27 Februari 2012