PERKEMBANGAN ILMU pada abad EKONOMI

PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI
Latihan
1. Berikan penjelasan seperlunya mengapa gagasan Adam Smith pada tahun 1776
menjadi tonggak lahirnya ilmu ekonomi!
2. Perlu disadari bahwa keberadaan sumber daya alam dengan sumberdaya teknologi
adalah sangat berbeda, jelaskan mengapa demikian!
3. Sumber daya manusia adalah sumber daya terpenting untuk menggerakkan kegiatan
ekonomi, jelaskan mengapa demikian!
4. Jelaskan keterkaitan diantara kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa dihadapkan
dengan keberadaan resources yang terbatas dalam konteks ilmu eknomi dalam
perkembangannya dewasa ini!
Jawab
1.
John Adam Smith (lahir di Kirkcaldy ᄃ, Skotlandia ᄃ, 5 Juni ᄃ 1723 ᄃ –
meninggal di Edinburgh ᄃ, Skotlandia ᄃ, 17 Juli ᄃ 1790 ᄃ pada umur 67 tahun),
adalah seorang filsuf ᄃ berkebangsaan Skotlandia ᄃ yang menjadi pelopor
ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal adalah buku ᄃ An Inquiry
into the Nature and Causes of the Wealth of Nations ᄃ (disingkat The Wealth of
Nations) adalah buku ᄃ pertama yang menggambarkan sejarah
perkembangan industri dan perdagangan di Eropa ᄃ serta dasar-dasar
perkembangan perdagangan bebas ᄃ dan kapitalisme ᄃ. Adam Smith adalah

salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme ᄃ. Sistem ekonomi ini
muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai terkenal
di sana.
Kemakmuran Negara ᄃ (Wealth of Nations) dan yang lebih kecil
pengaruhnya Teori Moral Sentimen, telah menjadi titik awal untuk
segala pertahanan atau kritik atau bentuk kapitalisme ᄃ, yang terpenting
dalam tulisan Marx dan ekonomi manusia. Karena kapitalisme laissez-faire
ᄃ seringkali dihubungkan dengan keegoisan tak terkontrol, ada
gerakan baru yang menekankan filosofi moral ᄃ Smith, dengan fokus
simpati kepada seseorang.
Ada beberapa kontroversi tentang keaslian Kemakmuran Negara
Smith; beberapa orang menyangkal hasil kerjanya hanyalah tambahan
biasa kepada kerja pemikir seperti David Hume ᄃ dan Baron de Montesquieu ᄃ.
Dan, banyak teori-teori Smith hanya menggambarkan trend sejarah
menjauh dari mercantilisme, menuju perdagangan-bebas, yang telah
berkembang selama beberapa dekade, dan telah memiliki pengaruh
yang nyata dalam kebijakan pemerintah. Namun begitu, buku ini

mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka secara luas, dan tetap
menjadi suatu buku yang paling berpengaruh dan penting dalam

bidangnya sekarang ini.
Adam Smith dikenal sebagi pencetus pertama mengenai free-market
capitalist, kebijksanaan laissez-faire sekaligus merupakan Bapak
ekonomi modern. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth
of Nations, atau yang biasa disingkat “The Wealth of Nation” adalah
buku terkenal oleh Adam Smith yang berisi tentang ide-ide ekonomi
yang sekarang dikenal sebagai ekonomi klasik. Inspirasi dari buku ini
tidak lain berasal dari gurunya sewaktu menuntut ilmu di Universitas
Glasgow yakni Francis Hutcheson dan teman kuliahnya David Hume
(Becker, 2007). Tulisan Smith juga terdiri dari penjelasan menyeluruh
megenai
berbagai
tulisan
merkantilis
dan
fisokrat
yang
disentiskannya dengan baik menjadi satu bahan kajian ekonomi.
Perbedaan pendapat antaara Smith dan kamu merkantilis salah
satunya mengenai faktor yang menentukan kemakmuran, dimana

kaum merkantilis percaya bahwa alamlah yang menentukan tingkat
kemakmuran. Sedangkan menurut Smith, penentuan tingkat
kemakmuran adalah kemampuan manusia sendiri sebagai faktor
produksi. Pembahasan Smith lebih banyak bersifat mikro dengan
penekanan pada penentuan harga yang dilakukan dengan
pendekakatan deduktif beserta dengan penjelasan historisnya. Smith
berpandangan optimis tentang masa depan dunia. Fokus utamanya
adalah peningkatan individu melalui kesederhanaan dan prilaku yang
baik, menabung dan berinvestasi, perdagangan dan divisi kerja,
pendidikan dan pembentukan kapital, serta pembuatan teknologi
baru. Beliau lebih tertarik untuk meningkatkan kemakmuran
ketimbang membagi-bagi kemakmuran (Becker, 2007).
Seperti yang telah kita ketahui, pemikiran Kapitalisme adalah sebuah
sistem ekonomi yg filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada
azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta
perluasan faham kebebasan. Sistem ini merupakan sekumpulan
kebijakan ekonomi yang juga merujuk kepada pemikiran bapak
ekonomi Kapitalis Adam Smith. Ruh pemikiran ekonomi Adam Smith
adalah perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan pemerintah.
Model pemikiran Adam Smith ini disebut Laissez Faire yang berasal

dari bahasa Perancis yang digunakan pertama kali oleh para psiokrat
di abad ke 18 sebagai bentuk perlawanan terhadap intervensi
pemerintah dalam perdagangan. Laissez-faire menjadi sinonim untuk
ekonomi pasar bebasyang ketat selama awal dan pertengahan abad
ke-19 (Skousen, 2005). Secara umum,istilah ini dimengerti sebagai
sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan adanyacampur
tangan pemerintah dalam perekonomian. “ In economics, Laissez-faire
means allowing industry to be free of government restriction,

especially restrictions in the formof tariffs and government
monopolies.” Adam Smith memandang produksi dan perdagangan
sebagai kunci untuk membuka kemakmuran. Agar produksi dan
perdagangan maksimal dan menghasilkan kekayaan universal, Smith
menganjurkan pemerintah memberikan kebebasan ekonomi kepada
rakyat dalam bingkai perdagangan bebas baik dalam ruang lingkup
domestik maupun internasional (Skousen, 2005). Dalam bukunya The
Wealth of Nations, Smith juga mendukung prinsip “kebebasan
alamiah”, yakni setiap manusia memiliki kebebasan untuk melakukan
apa yang diinginkannya tanpa campur tangan pemerintah. Ini
mengandung pengertian negara tidak boleh campur tangan dalam

perpindahan dan perputaran aliran modal, uang, barang, dan tenaga
kerja. Lebih lanjut, Smith juga sependapat bahwa pada dasarnya
tindak laku manusia berasal pada kepentingan sendiri (self-interest)
bukan belas kasian ataupun perikemanusiaan (Deliarnov, 2010).
Meskipun terdengar kurang baik, hal ini bukan berarti kita tidak
dapat berhubungan dengan sesama manusia, kita tetap bisa
menjalankan bisnis dengan manusia. Namun, perlu dingat bahwa
manusia melakukan segala sesuatunya berdasar pada “self-interest”
manusia itu sendiri. Dalam pembagian kerja, Smith menyimpulkan
bahwa produktivitas tenaga kerja akan lebih maksimal apabila
dilakukan pembagian kerja (division of labor) . Yang artinya
pembagian melalui spesialisasi perorangan yang melakukan produksi
akan menghasilkan output yang lebih baik dan lebih efisien. Smith
juga menjelaskan dengan menggunakan teknologi-teknologi baru
dalam sistem produksi akan meningkatkan hasil produksi pula. Maka
dari itu, Smith percaya pada kekuatan investasi dalam pembelian atau
penggunaan teknologi.
Berbicara
mengenai
arti

nilai
dalam
ekonomi,
Smith
mengidentifikasikan barang memiliki dua nilai yakni nilai guna (value
in use) dan nilai tukar (value in exchange). Nilai tukar barang akan
ditentukan oleh jumlah tenaga (labor) yang diperlukan salam
menghasilkan barang tersebut, sedangkan nilai guna adalah nilai
kegunaan atau fungsi barang itu sendiri (Deliarnov, 2010). Contoh
nilai tukar barang dapat dilihat dari tingkat keterampilan ataupun
lama waktu yang digunakan dalam proses pembuatan barang yang
nantinya dipakan dalam menentukan harga. Menurut Smith,
hubungan antara nilai tukar dan nilai guna bersifat relatif. Hal ini
terlihat dari perumpamaan air dan intan yang ia jelaskan sebagai
contoh kasus dimana air yang notabene memiliki nilai guna lebih
tinggi, tidak memiliki harga yang lebih tinggi pula dibandingkan intan
yang sebenarnya tidak memiliki nilai guna. Teori nilai Smith
sebenarnya merupakan salah satu kelemahan dari teori klasik yang
tidak mengedepankan nilai utilitas, namun persoalan paradoks ini
selanjutnya mampu dipecahkan oleh murid Smith yakni Alfred


Marshall (Deliarnov, 2010).
Perbedaan utama mengenai teori ekonomi klasik dan neoklasik dapat
dilihat dari konsep utility. Dalam ekonomi klasik, utility tidak menjadi
kajian dalam pelbagai teori yang dibawa olehnya baik dari segi nilai,
labor ataupun pertumbuhan. Dalam teori klasik, nilai kesetimbangan
lah yang menjadi patokan harga dibandingkan nilai-nilai penawaran
dan permintaan (supply and demand). Sedangkan dalam neoklasik,
nilai
keperluan
menjadi
prioritas
utama
disamping
nilai
kesetimbangan yang juga digunakan dalam mengontrol supply and
demand (Button, 2014). Dari segi nilai (value), ekonomi klasik dan
neoklasik memiliki definisi yang sangat berbeda. Dalam teori klasik,
nilai suatu barang sama dengan harga yang digunakan dalam
produksi. Sedangkan dala neoklasik, nilai suatu barang bertumpu

pada fungsi supply and demand. Maka dari itu, dalam ekonomi klasik,
value bersifat inherent (tidak terpisahkan) dan dalam neoklasik value
bersifat perceived property (dirasakan). Dengan kata lain, dalam
neoklasik nilai merupakan harga sedangkan dalam neoklasik nilai
berarti keperluan. Hal ini selanjutnya menjadi permasalahan baru
bagi ekonomi klasik dalam mendifinisikan profi dalam kegiatan
ekonomi. Apabila nilai sama dengan harga, maka darimanakah profit
atau keuntungan tersebut dapat diperoleh ? hal ini dikritik oleh para
kaum neoklasik yang mendifinisikan profit sebagai kelebihan dari
pendapatan diatas biaya atau ongkos. Jadi, jika penawaran dan
permintaan untuk hasil barang dengan harga lebih tinggi dari tenaga
kerja dan modal yang masuk ke dalam biaya produksi, maka barang
dan komponennya hanya memiliki harga keseimbangan juga berbeda
(Button, 2014). Selanjutnya, dari segi rasionalitas neoklasiklah yang
cenderung menekankan nilai-nilai ini. Dalam neoklasik, individu
memiliki pilihan rasional yang menjadi acuan dalam perilaku jual beli,
dimana individu cenderung untuk memaksimalkan keperluan mereka
dan perusahaan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan.
Sedangkan dalam teori klasik, tidak ada perbedaan antara
perusahaan dan individu mengenai prinsip rasionalitas. Yang ada

hanya tingkat pendapatan keuntungan yang sama antara perusahaan
dan pekerja (salah satu keuntungan ekonomi yang dikarenakan
invisible hand dalam pasar bebas). Terakhir adalah mengenai konsep
keseimbangan. Bagi ekonomi klasik, keseimbangan (equilibrium)
dapat dicapai apabila tabungan sama dengan investasi, sedangkan
bagi neoklasik keseimbangan terjadi dalam titik pertemuan antara
kurva penawaran dan permintaan. Hal ini merupakan perbedaan yang
paling fundemantal antar ekonomi klasik dan neoklasik, karena
keduanya menggunakan komponen unsuryang berbeda (Button,
2014).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Adam Smith sebagai

Bapak ekonomi modern dengan teori klasiknya memiliki pandanganpandangan baru yang pada masanya merupakan tahap awal revolusi
industri. Pembahasannya terentang dari teori ongkos produksi, upah,
laba, sewa, serta teori pembangunan yang turut memperhitungkan
nilai pembagian kerja dan akumulasi modal. Landasan pandangan
ekonomi kalsik adalah kepentingan pribadi (self-interest) dengan
kemerdekan alamiah, sehingga setiap orang dengan tepat mengetahui
apa yang perlu dan menguntungkan bagi dirinya. Bila dibandingkan
dengan pemikiran-pemikiran paham sebelumnya, teori Smith

cenderung lebih terpadu, konsisten, mendalam, dan bersifat lebih
umum dengan banyak membicarakan mengenai kekayaan. Beliau juga
menantang pandangan kaum Merkantilis yang menyatakan bahwa
kekayaan itu terdiri dari uang dan logam-logam mulia. Menurut
Smith, perdagangan internasional bukan semata-mata untuk
mendapatkan logam-logam mulia tetapi untuk pertukaran komoditi
yang diperlukan, memperluas pasar dan hal ini yang akan
meningkatkan pembagian kerja. Mengenai perbedaanya dengan
neoklasik, penulis berpendapat bahwa teori klasikyang diusung oleh
Smith memiliki banyak kekurangan yang belum bisa dijelaskan dari
sisi rasionalitas seperti halnya yang telah disempurnakan oleh
neoklasik. Definisi mengenai keperluan, penawaran dan permintaan
seharusnya juga diperhitungkan oleh teori kalsikdalam mencapai
keuntungan yang diinginkan seperti halnya masalah paradoks
mengenai air dan intan yang belum bisa dijelaskan dengan baik oleh
teori klasik.
Referensi:
Becker, Gary.S., 2007. Economic Theory. New Jersey:Transaction
Publishers.
Button, Andrew., 2014. Difference Between Classical & Neoclassical

Economics. Terdapat di :
http://www.ehow.com/info_7904133_difference-between-classical-neoclassicaleconomics.html ᄃ. (diakses
2.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15