PENERAPAN TEKNOLOGI BERBASIS KOMPUTER GU

1

PENERAPAN TEKNOLOGI BERBASIS KOMPUTER GUNA MENGURANGI BIAYA
SUMBER DAYA MANUSIA
OLEH : SANGGA SURYA PANANTAS

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas limpahan rahmat dan nikmatNya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PENERAPAN
TEKNOLOGI BERBASIS KOMPUTER GUNA MENGURANGI BIAYA SUMBER DAYA
MANUSIA ”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas didalam mata kuliah Pengantar
Manajemen. Yang mana materi didalam makalah ini menjelaskan tentang bagaimana teknologi
modern akan menggeser peranan sumberdaya manusia dalam hal ini para pekerja,hal ini akan
benar-benar terjadi jika para pekerja melupakan sikap profesionalisme dan tanggung jawab nya
dalam suatu perusahaan, serta pengaruh kenaikan upah minimum regional pertahun yang akan
memberatkan perusahaan dalam jangka panjang
Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca, khususnya
para pekerja pada perusahaan manufaktur, dalam penulisan makalah ini

saya menyadari


masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu saya berharap kritik dan saran dari para
pembaca, guna menyempurnakan makalah ini.

Penyusun

Sangga Surya Panantas

2

DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 5

2.1 Tingkat profesionalisme kerja ......................................................................................... 5
2.2 Disiplin kerja kariawan yang rendah di PT. Krisna Duta International ............................. 6
2.3 Timbul nya ide dari Direktur untuk menggunakan teknologi ..........................................10
2.4 Usaha penerapan teknologi dalam berbagai departemen produksi ...............................11
2.5 Kendala dalam penerapan teknologi pada industri garment ..........................................22
2.6 Solusi dari Kendala yang dihadapi dalam penerapan teknologi pada industri garment ..22
BAB III ......................................................................................................................................24
PENUTUP.................................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................24
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 25

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Karyawan adalah asset perusahaan karena tanpa adanya sumber daya manusia maka
perusahaan tidak akan bisa berjalan, begitu juga karyawan tidak dapat menunjang

kesejahteraan hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah. Oleh
karena itu karyawan jangan hanya menuntut hak, tanpa tanpa memperhatikan tanggung jawab
sebagai karyawan. Maka menjadi tugas bersama untuk menjaga keseimbangan antara hak
karyawan dan hak perusahaan demi terciptanya kesejahteraan karyawan dan kesejahteraan
perusahaan.
Perkembangan industri di Indonesia berkembang sangat pesat, hal ini dikarenakan
Indonesia memiliki kecenderungan untuk membuka seluas-luasnya investor asing untuk
berlomba-lomba menanamkan modalnya sebanyak mungkin di Indonesia. Ketersediaan faktor
produksi, wilayah yang luas dan strategis, jaminan keamanan dan kemudahan izin usaha,
sumber daya manusia yang murah,serta beban pajak yang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan
dengan negara maju lainnya membuat warga negara asing tergiur untuk menanamkan modal
atau membuka usaha di bidang industri di Negeri ini.
Bali adalah salah satu kota yang sangat di gemari oleh warga Negara asing karena
keindahan alam serta kebubudayaanya dan Bali merupakan salah satu pulau yang mempunyai
banyak keunggulan jika dibandingkan dengan pulau atau kota yang lain, sehingga warga
negara asing tertarik untuk membuka usahanya di pulau dewata ini, tetapi seiring dengan
berjalannya kebudayaan dan ibadah keagamaan masyarakat bali, akan mempengarui dalam
tingkat ke aktifan karyawan pada suatu perusahaan,di samping itu tingkat beban biaya sumber
daya manusia yang terus naik dari tahun ke tahun membuat pemilik perusahaan akan mencari
alternatif lain untuk menunjang produksi yaitu dengan teknologi.


4

1.2 Rumusan Masalah
2.1 Tingkat profesionalisme kerja yang rendah para kariawan di PT. Krisna Duta
International.
2.2 Disiplin kerja yang rendah di PT. Krisna Duta International.
2.3 Timbul nya ide dari Direktur untuk menggunakan teknologi dalam upaya menunjang
produksi akibat kinerja kariawan yang kurang baik.
2.4 Usaha penerapan teknologi dalam berbagai departemen produksi di PT Khrisna Duta
International agar dapat mencapai output maksimal dan mampu menekan
penggunaan suber daya manusia
2.5 Kendala dalam penerapan teknologi pada industry garment

1.3 Tujuan
3.1 Mengenali sumber masalah pada PT Krisna Duta International
3.2 Meningkatkan kesadaran kariawan akan penting nya tanggung jawab serta
profesionalitas kerja
3.3 Meningkatkan output produksi menggunakan teknologi modern,sehingga dapat
mengurangi beban biaya sumber daya manusia


5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tingkat profesionalisme kerja
Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari kata bahasa inggris professionalism yang secara leksikal
berarti sifat profesional. Orang yang profesinonal memiliki sikap-sikap yang berbeda dengan
orang yang tidak professional meskipun dalam pekerjaan yang sama atau katakanlah berada
pada satu ruangan kerja. Perbedaan sikap akan sangat jelas terlihat dalam suatu lingkungan
kerja, pekerja professional cenderung dapat menampilkan sikap sportif dalam

perbuatan ,

bukan hanya kata-kata yang dikemas manis tetapi konsekuen dalam tindakan nya.
Adapun ukuran profesional tidaknya pekerja yang memberikan pelayanan kepada
perusahaan dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan. Apabila pelayanan yang diberikan baik
dan sesuai keinginan management, maka pekerja dapat menyatakan bahwa pelayanan telah
diberikan secara profesional. Dan sebaliknya, apabila pihak management masih merasakan

kekecewaan terhadap pelayanan yang diberikan berarti perlu dilakukan peningkatan
profesionalitas. Management yang paling berhak untuk memeberikan penilaian terhadap
pelayanan yang diberikan oleh pegawai.

Ciri-ciri Profesionalisme
Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya
untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualiti profesionalisme didokong oleh
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal.
Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan
dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya
kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan
“piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan
dijadikan sebagai rujukan.

6
2. Meningkatkan dan memelihara imej profesi
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu
meningkatkan dan memelihara imej profesi melalui perwujudan perilaku profesional.
Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara

percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan
dengan individu lainnya.
3. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang
dapat meningkatkan dan meperbaiki kualiti pengetahuan dan keterampiannya.
4. Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesi
Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesi yang
dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan
percaya diri akan profesinnya.

2.2

Disiplin kerja kariawan yang rendah di PT. Krisna Duta International

Kedisiplinan tidak lahir dengan sendirinya. Disiplin lahir, tumbuh dan berkembang
melalui akumulasi pengalaman dan proses sosialisasi. Disiplin dibangun dari kepribadian yang
matang dan identifikasi terhadap norma-norma kelompok masyarakat. Norma kelompok
berfungsi menegakkan disiplin melalui fungsi pengawasan dan control sosial disebut dengan
pengawasan ekternal yaitu berupa pengawasan pimpinan, orang tua atau teman sekerja.
Pengawasan internal datang dari dalam individu dan menghasilkan kontrol diri. Oleh karena itu
kontrol diri mempunyai peran penting dalam membangun disiplin secara internal. Keduanya

saling melengkapi dan menunjang sifatnya komplementer. Disiplin diri tidak dapat
dikembangkan secara optimal tanpa dukungan disiplin kelompok. Sebaliknya, disiplin kelompok
tidak dapat ditegakkan tanpa adanya dukungan disiplin pribadi.
Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individual semata. Selain disiplin
diri masih diperlukan disiplin kelompok. Bagaimana disiplin kelompok terbentuk?. Disiplin
kelompok akan tercapai jika disiplin diri telah tumbuh dalam diri karyawan. Artinya Karyawan
juga dituntut untuk mampu mengatur sikap dan perilaku yang sesuai dengan peraturan kerja
sehingga hal ini menjadi sarana untuk mempertahankan eksistensi organisasi.

7

Disiplin kerja dan rasa tanggung jawab kariawan di PT Khrisna Duta International relatif
rendah, banyak kariawan yang sering datang terlambat, banyak kariawan yang tidak
menyelesaikan pekerjaan nya dan seringnya kariawan tidak masuk kerja dengan alasan
upacara keagamaan. Direktur di PT Khrisna Duta International mempunyai prinsip agar tidak
serta merta memecat kariawan, kariawan yang brprilaku kurang baik harus dibina dan diberi
motivasi agar menjadi lebih baik, tetapi hal ini di salah artikan oleh para kariawan, mereka
mengira perusahaan tidak berani mengambil tindakan tegas atas pelanggaran yang dilakukan,
mereka megira perusahaanlah yang sangat membutuhkan pekerja, sehinnga timbulah rasa
tidak displin pada kariawan.


Dibawah ini adalah contoh perilaku tidak disiplin kerja di PT Khrisna Duta International
LATE REPORT MONDAY DEC26/12/2016
NAME

KMG SUARTINI
KDK SUARTINI
ASIH
NI WYN SOLI
NI LUH YASRININ
NI KETUT
DARMADI
JUNI ASTUTI NI
WYN
PURNIATI NI
NYOMAN
AMIRUDDIN
JULIARTAWAN
WYN
SRI ASTUTIK

UMAR FAHAD
AGIL
ISWANTO HADI
KETUT YENI
PERMANITA
MADE WARTINI B
ADITYA DWI
CAHYO
SRIANI NI
NENGAH
HUSNUL
KHOTIMAH
SUARTA I MADE
ANDIKA RAHMAN
GALANG WAHYU
SAPUTRA
SUTARMINI NI

SECTION


REASON

MINUTE

SEWING

DROP HER SON TO
SCHOOL

SEWING
SEWING
SEWING

LATE
LATE
PERSONAL PROBLEM

SEWING
SEWING

LATE
RIDE FROM
KARANGASEM

SEWING
CUTTING GARMENT

LATE
LATE

10

CUTTING GARMENT
SAMPLE GARMENT

LATE
FLEXIBLE TIME

31

IT
TAP-JAZZ

LATE
LATE

48

COSTING
CUTTING SHOE

TRAFFIC
HAVE A BABY

12

DISTRIBUTION

TRAFFIC

13

SEWING TAP-JAZZ

LATE

7

BALLET
BALLET
BALLET

LATE
LATE
LATE

7

CHECKING SHOE
SAMPLE GARMENT

LATE
PERSONAL PROBLEM

22
7
9
10
8
26
7

6

6

8

7
10
10
45

8
LUH
AGUS SUJANA
WANGI NI
NYOMAN
WIRANATHA I
PUTU
DESY
FATMAWATI
HALIJAH AM
AGUS ROHIM
RIYANTO

HRD
CLEANING SERVICE

DRIVE FROM
KARANGASEM

15

HAVE A BABY
RIDE FROM
KARANGASEM

44

CLEANING SERVICE
PASUH AND EMBRO
COORDINATOR

TRAFFIC

25

LATE

23

MECHANIC

LATE

74

GARDENNER

27

LATE REPORT MONDAY DEC27/12/2016
NI WYN SOLI
KT SANGLAH
NI LUH YASRININ
ADRIAN GEDE
LESMANA
JULIARTAWAN
WYN
UMAR FAHAD AGIL
KETUT YENI
PERMANITA
DIMAS BAYU
MADE WARTINI B
ADITYA DWI
CAHYO
NIRA ARISTAA
SUHERTI SUKMA
SUARDANA I
KOMANG
GALANG WAHYU
SAPUTRA

SEWING
SEWING
SEWING

LATE
TRAFFIC
TRAFFIC

14

CUTTING GARMENT

LATE

6

CUTTING GARMENT
IT

DROP HIS SON TO SCHOOL
LATE

12

COSTING
GRAPHIC DESIGN EXPERT
CUTTING SHOE

TRAFFIC
LATE
HAVE A BABY

15

DISTRIBUTION
CUTTMAX
TAP-JAZZ

LATE
LATE
PERSONAL PROBLEM

10

CHECKING SHOE

LATE

6

LATE
LATE
HAVE A BABY

17

LATE
LATE

14

CHECKING SHOE
SEWING BALLET
WAGINI
WANGI NI NYOMAN CLEANING SERVICE
PASUH AND EMBRO
COORDINATOR
HALIJAH AM
MECHANIC
ARBA ADI

8
16

18

15
13

9
37

6
35

7

9

LATE REPORT MONDAY JAN16/1/2017
NYM SUASTINI
KMG SUARTINI
KDK SUARTINI
ASIH
NI WYN SOLI
KT SANGLAH
NI KADEK WARSI
NI LUH YASRININ
SUKERNI
ARIYANTI KOM
NI WAYAN
BIANTARI
SRIASIH WAYAN
RAHADI NI
KOMANG
AMIRUDDIN
I NYOMAN SADRA
PERNATA I MADE
JULIARTAWAN
WYN
SRI ASTUTIK
SUJI HARTOYO
UMAR FAHAD
AGIL
M USMAN
MANSUR
SUFIYANTO
KETUT YENI
PERMANITA
MADE WARTINI B
WAYAN YUDI
SUARTAWAN
ADITYA DWI
CAHYO
SRI YUNIATI NI
LUH
WYN ANDREANA
KADEK AGUS
DESPAYANA
SUDIARTA I MADE
HUSNUL
KHOTIMAH
GALANG WAHYU
SAPUTRA
DINASTI NI KADEK
ARIANI NI PUTU
SUTARMINI NI
LUH
AGUS SUJANA
HALIJAH AM

SEWING
SEWING

TRAFFIC
TRAFFIC

16

SEWING
SEWING
SEWING
SEWING
SEWING

PERSONAL PROBLEM
LATE
DROP HER SON TO SCHOOL
PERSONAL PROBLEM
LATE

56

SEWING

PERSONAL PROBLEM

39

SEWING
SEWING

LATE
LATE

7

CUTTING GARMENT
CUTTING GARMENT
CUTTING GARMENT
CUTTING GARMENT

LATE
LATE
LATE
LATE

14

CUTTING GARMENT
SAMPLE GARMENT
COSTING

LATE
FLEXIBLE TIME
FLEXIBLE TIME

10

IT

LATE

20

PRODUCTION MGR
BALLET

FLEXIBLE TIME
PERSONAL PROBLEM

7

COSTING
CUTTING SHOE

TRAFFIC
HAVE A BABY

11

WAREHOUSE

LATE

6

DISTRIBUTION

LATE

15

CUTTING SHOE
TAP-JAZZ

LATE
LATE

9

TAP-JAZZ
BALLET

LATE
LATE

7

BALLET

LATE

10

CHECKING SHOE
EMBROIDERY
SEWING BALLET

LATE
LATE
LATE

6

SAMPLE GARMENT
HRD
PASUH AND EMBRO
COORDINATOR

HAVE A BABY
RIDE FROM KARANGASEM

16

LATE

26

22

6
19
22
8

10

16
6
7

33
8

65

20

6

6

9
6

18

10

Dari contoh tiga data laporan keterlambatan yang yang dilaporkan Manager HRD
kepada Direktur setiap hari nya terlihat bahwa rata-rata pekerja yang terlambat hadir adalah 25
orang per hari nya, hal ini merupakan contoh nyata tindakan tidak disiplin yang silakukan oleh
para kariawan. Pimpinan juga bertanggung jawab untuk menciptakan iklim organisasi dalam
rangka pendisiplinan preventif. Dalam upaya ini pimpinan berusaha agar karyawan mengetahui
dan memahami standar yang berlaku, karena apabila karyawan tidak mengetahui standar yang
diharapkan, perilaku mereka cenderung tidak menentu dan salah arah.

2.3 Timbul nya ide dari Direktur untuk menggunakan teknologi dalam upaya menunjang produksi
akibat kinerja kariawan yang menurun.
Industri garment merupakan perusahaan yang memerlukan tenaga terampil dan
mempunyai skill dalam pembuatan pola, pemotongan kain dan menjahit, keterampilan dalam
bidang ini sangat jarang di pilih oleh para generasi muda dewasa ini, sehingga sangat sedikit
tenaga siap pakai dalam bidang manufaktur garment, para generasi muda lebih memilih
pariwisata atau pramuniaga sebagai profesi yang di impikan sehingga sangat sulit mencari
tenaga terampil baru, hal ini membuat perusahaan kurang mempunyai bibit-bibit unggul
sebagai kader-kader muda, generasi penerus atau cadangan untuk mengganti para pekerja
yang kinerjanya tidak baik.
Perusahaan-perusahaan garment yang lain pun merasakan hal yang sama mereka juga
mengeluhkan susah nya mencari penjahit sehingga mereka berani memberi upah yang tinggi
kepada para penjahit yang bersedia kerja di tempat mereka, tidak sedikit kariawan yang sudah
di latih mulai dari nol oleh PT Khrisna Duta International di boyong oleh perusahaan competitor.
Penjahit saat ini sangat dicari oleh perusahaan-perusahaan garment di kota denpasar,
keadaan ini Juga berperan dalam pembentukan sikap profesionalisme dan disiplin kerja yang
rendah, kariawan dengan santainya meninggalkan tanggung jawab yang harus di laksanakan,
mereka lebih memilih izin tidak masuk kerja dengan alasan upacara keagamaan yang sebenar
nya tidak mereka lakukan, dan jika pihak management memperketat peraturan dengan
memberikan sanksi tegas maka akan banyak kariawan yang memilih mengundurkan diri dari
perusahaan, hal ini membuat management mencari langkah alternatif dengan mengaplikasikan
teknologi modern dalam proses produksi. Dan dengan teknologi diharapkan akan dapat
mengurangi 50% beban biaya sumber daya manusia serta dapat menambah output produksi.

11

2.4

Usaha penerapan teknologi dalam berbagai departemen produksi di PT Khrisna

Duta International agar dapat mencapai output maksimal dan mampu menekan
penggunaan suber daya manusia
Dengan seiring berjalanya waktu, teknologi di dunia ini semakin berkembang dengan
sangat pesat. Untuk itu penerapan teknologi dalam produksi garment pun juga perlu
dikembangkan agar dapat menghasilkan output yang mempunyai standar nilai tinggi baik nilai
estetika maupun nilai ekonomis. Dengan mengetahui perkembangan teknologi di dunia ini
maka diharapkan agar kita dapat menerapkanya kedalam perusahaan manufaktur garment
agar tujuan kedepannya kita mampu menghasilkan produk garment yang layak bersaing
didunia internasional
Usaha penerapan teknologi modern pada PT Khrisna Duta International sudah dimulai
sejak sepuluh tahun yang lalu ,di awali dengan

reachpeace digitizer machine dan plotter

machine, adalah teknologi yang mengubah patrun yang tadi nya kertas menjadi sebuah file
agar dapat di simpan kedalam computer dan di print melalui plotter machine jika diperlukan,
sehingga akan memudahkan pekerja menyimpan ribuan patrun secara digital ke dalam
computer, serta memudahkan para tukang potong untuk melakukan prosess cutting tanpa
harus menata patrun secara manual.

1.

Penerapan teknologi pada department cutting di PT Khrisna Duta International
Di masalalu pekerja sangat di repotkan dengan patrun yang telah di buat dan
disimpan, sehinnga ribuan patrun memerukan tempat untuk menyimpan dan memerlupan
waktu pula untuk mencari saat para tukang potong memerlukan nya,oleh sebab itu untuk
mengurangi waktu yang terbuang percuma dari masalah tersebut di terapkanlah suatu
teknologi modern yaitu reachpeace digitizing dan PAD system,
Reachpeae system berfungsi untuk digitizing yaitu suatu proses mengubah
patrun dari sebuah pola yang di gambar pada kertas menjadi sebuah file yang
mempunyai proporsi yang sama saat di plot (proses print dari patrun ke kertas
menggunakan mesin plotter)

12

PAD system berfungsi untuk grade size dari satu size dasar menjadi patrun
yang mempunyai size lengkap dari xtra small s/d 2xtra large hal ini sangat bermanfaat
karena dengan satu size patrun dasar akan di dapat enam buah size lengkap dalam
hanya beberapa menit dan jika bandingkan tukang patrun senior pun akan memerlukan
waktu untuk membuat grad size dari suatu pola,
Selain itu PAD System juga berfungsi untuk penataan patrun sehingga patrun
yang sudah di ambil berdasarkan order yang di perlukan dapat di susun atau ditata
sehingga mendapatkan tingkat efisiensi yang tinggi proses ini disebut proses pembuatan
marker setelah marker dibuat sesuai tingkat efisiensi yang telah ditentukan barulah
marker di cetak atau di plot pada kertas menggunakan mesin plotter, marker siap
dipotong oleh tukang potong setelah proses plot tersebut selesai

Proses nya bisa dilihat dari gambar dibawah ini:
1.1 Gambar digitizing menggunakan reachpeace

Patrun

digitizer board

patrun file (sty)

1.2 Kemudian patrun kertas yang sudah menjadi file akan di grade size
menggunakan PAD System seperti gambar dibawah ini

1.3 Dan setelah mendapat kan semua size nya barulah patrun tersebut disimpan
kemudian di buat marker saat produksi memerlukannya

13

seperti gamber di bawah ini

File marker tersebut di plot atau dicetak pada kertas, menggunakan mesin ploter

setelah itu marker tersebut dapat Digunakan oleh para tukang potong sebagai acuan
untuk memotong kain yang sudah di siapkan di meja potong seperti gambar dibawah ini,

14

Manfaat teknologi yang begitu besar membuat Direktur PT. Krisna duta International
sangat tertarik akan penerapan teknologi pada industri, dan

sistem patrun dan dan cara

pemotongan seperti yang diterapkan PT. Krisnaduta International saat ini mulai di ikuti oleh
garment-garment besar di Denpasar, perusahaan yang lain mulai menggunakan sistem
digitizing dan tidak lagi mengeluarkan biaya grade size untuk sebuah patrun yang bisa
mencapai lima puluh ribu rupiah per style,dan mereka tidak perlu lagi repot menyimpan ratusan
patrun yang selalu diperlukan untuk proses produksi
Kemudian pada tahun 2010 penggunaan teknologi pada PT. Krisna duta International
sangat di kembangkan dan sistem potong manual seperti yang saya jelaskan di atas akan
sepenuhnya di tinggal kan, saat ini PT Khrisna Duta International beralih ke sistem automatic
cutting machine, yang mana saat ini perusahaan memiliki beberapa mesin potong besar yaitu


Cutmax Automatic Machine

Cut max machine digunakan untuk memotong kulit sebagai bahan dasar sepatu,ke
unggulan cutmax salah satu nya hanya di operasikan satu orang saja dan mampu
menghasilkan 1: 15 pekerja per hari ,seorang operator hanya menata patun file pada computer
dan akan bisa dilihat pada bidang yang akan dipotong karena langsung di tampilkan pada kuit
yang akan di potong oleh proyektor

15


Laser Cutter Machine

Layar untuk proses marker untuk laser cutting machine

Layar operasional mesin



Reachpeace Aoutomatic Cutting Mahine

Proses jalan nya mesin laser

16

17

2.Penerapan teknologi pada department print/sablon di PT Khrisna Duta International
Pemanfaatan kemajuan teknologi juga di terapkan untuk devisi sablon mengingat
banyak nya jumlah sumberdaya manusia yang terlibat di devisi ini, dan juga sering nya target
produksi tidak tercapai akibat kinerja kariawan yang kurang baik,tehnik yang dulu nya manual
dengan menggunakan meja rotari seperti gambar di bawah ini

sistim ini memerluka banyak tempat untuk penyimpanan screen sablon dan memerlukan waktu
pula untuk mencari nya saat screen tsb diperlukan

18

Sistim tersebut tidak praktis karena selain memerlukan banyak tempat untuk menyimpan screen
sablon dan juga diperlukan banyak sumberdaya manusia untuk pengoprasian nya
Saat ini pada PT. Krisna duta International menggunakan sistim digital print yang di cetak oleh
roland digital printing yang sangat efisien dapat menekan biaya SDM,tempat dan waktu

Versa Studio sign maker SN 20

Cat yang begitu praktis karena hanya menggunakan empat warna dasar

19

Mudah di operasikan oleh moniror
Tehnik print atau sablon pada kain lebar pun di rubah saat ini , yang awal nya
menggunakan sistim manual kini menjadi sistim sublime dengan menggunakan mesin roland
sublimatic machine selain lebih efisien tempat juga bisa memotong biaya SDM dan
menggunakan mesin jauh lebih bagus kualitas nya,,tehnik lama memerlukan meja yang sangat
panjang yang tentunya tidak efidien tempat dan juga memerlukan screen print yang sangat
besar sehingga para pekerja kesulitan untuk mengerjakan nya

Meja panjang dan screen sablon pada system lama

20

Dan tehnik baru menggunakan sublimatic machine print dan heater

Rolan sublimatic print machine,
Process roland sublimatic mesin yaitu alat ini mencetak gambar pada kertas lalu
gambar tersebut di pindah pada kain menggunkan heater(pemanas)

21

Berikut adalah kain putih yang telah melewati process sublimasi,
3.Penerapan teknologi pada departemen embro di PT Khrisna Duta International
Embroderi atau border adalah departemen
waktu

yang

diperlukan

pekerja

untuk

yang sangat lambat, karena proses

menyelesaikan

suatu

pekerjaan

relatif

panjang,Teteapi dengan kemajuan teknologi sistim kerja yang dahulu menggunakan
mesin kecil sekarang di ubah menjadi automatic Tajima embroidery and sequin machine,

Mesin ini mempunyai empat kepala yang bekerja secara bersamaan jadi akan
mengkasilkan empat kali lebih banyak untuk sekali jalan jika dibandingkan dengan mesin biasa

22

Serta hanya memerlukan dua operator saja untuk mengendalikan dua mesin bordir besar yang
dimiliki PT Khrisnadut International

2.5 Kendala dalam penerapan teknologi pada industri garment
Perubahan sistim produksi bukan hal yang mudah di terapkan sistem lama yang sudah
berjalan akan sangat mempengarui pola pikir para pekerja, sebagian besar dari mereka tidak
menyukai perubahan pola piker seperti itu akan membawa dampak negatif dan penggunaan
teknologi tentu nya tidak akan membawa hasil yang diharapkan, para pekerja atau operator
mesin justru membuat seolah-olah teknologi baru adalah investasi perusahaan yang tidak
berguna bagi produksi.
Teknologi akan baru mambawa persoalan-persoalan baru karena masih belum
seorangpun mengenal teknologi tersebut,

2.6 Solusi dari Kendala yang dihadapi dalam penerapan teknologi pada industri garment
Dalam pembahasan teknologi modern yang digunakan dalam proses produksi tidak lepas
pada masalah dengan pekerja yang belum menguasai cara penggunaan teknologi tersebut
sehingga pekerja merasa cara lama yang biasa mereka lakukan adalah yang terbaik.
Sebagai seorang manajer harus lebih dulu menguasai cara penggunaan teknologi yang di
pakai dengan cara mengikuti training yang biasanya di lakukan saat datang nya suatu mesin
baru. Dan manager haru memperhatikan dan mengenal watak para pekerjanya yang nanti nya
akan di pilih Sebagai seorang operator mesin,
secara berkala manager akan melakukan berbagai pendekatan motivasi kepada bawahan
nya agar bawahan mau dan akhirnya mampu untuk melaksalakan tugas yang di bebankan
kepadanya
Ragam pendekatan motivasi seorang manager adalah sebagai berikut


Pendekatan perbedaan individu
Seorang karyawan tentunya memiliki sifat, jenis dan intensitas kebutuhan
yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya karena manusia
merupakan individu yang unik dan kompleks. Juga jelas bahwa kebutuhan
manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental,
intelektual dan bahkan juga spiritual, Dalam memotivasi seorang karyawan

23
memalui pendekatan ini seorang Manajer harus selalu mendata (peka)
terhadap kecendrungan kebutuhan karyawannya karena kebutuhan karyawan
tentunya berbeda-beda sehingga tidak bisa langsung menyamakan kebutuhan
karyawan secara generalisasi. Motivasi yang dilakukan harus mengikuti
kecenderungan dimana kebutuhan karyawan tersebut karena dengan begitu
motivasi yang diberikan bisa tepat dan benar-benar menjadi hal yang positif bagi
karyawan tersebut.


Pendekatan manajerial
Pendekatan ini yaitu mengelola motivasi karyawan melalui pengaturan
tujuan atau sasaran organisasi dan sistem mencapainya. Pada pendekatan
manajerial ini menggunkan tiga landasan teori motivasi,yaitu teori penetapan
tujuan dan pada proses pencapaian tujuan menggunakan teori penguatan dan
teori keadilan Seorang manajer dapat memaksimalkan hal ini menjadi suatu
motivasi yang cukup berpengaruh bagi kinerja para karyawan



Pendekatan terintegrasi

Pendekatan ini adalah menggabungkan dari beberapa pendekatanpendektan yang ada yang artinya adalah menggabungkan teori-teori motivasi
dengan tujuan agar bisa mendapatkan hasil yang lebih optimal karena setiap
pendektan maupun teori selalu terdapat kelebihan dan kelemahan. Sehingga
dalam hal ini sepenuhnya tergantung dari kreatifitas dan ketelitian seorang
manajer dalam menggunakan system motivasi yang sesuai dengan kebutuhan
dan konteks organisasi.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen produksi juga berkaitan dengan pengambilan

keputusan mengenai

kualitas,kuantitas,biaya,produksi,dan lain-lain.Tujuan utama dari manajemen produksi adalah
untuk menghasilkan barang dan jasa dengan kualitas yang tepat dengan jumlah yang tepat,
pada waktu yang tepat dan dengan biaya minimum. Hal ini juga dijadikan untuk
meningkatkan efisiensi. Sebuah organisasi yang efisien dapat menghadapi persaingan secara
efektif. Manajemen produksi menjamin pemanfaatan penuh atau optimal kapasitas produksi
yang tersedia.sumber daya manusia yang kurang potensial hendak nya di kurangi,dan
perusahaan mulai mencari sumber daya alternatif lain yang lebih potensial yaitu teknologi
modern,
Penerapan teknologi modern di Penerapan teknologi di PT. Krisna duta International
terbukti efesien hal ini dapat di simpulkan

dengan melihat jumlah kariawan yang telah

berkurang hampir 40 persen 5 tahun terahir dari jumlah kariawan yang awal nya sekitar 350
orang,kini menjadi 165 orang pekerja dengan hasil produksi yang tidak jauh berbeda jika
dibandingkan dengan jumlah awal kariawan,hal ini tentunya telah membuktikan bahwa
penggunaan mesin-mesin modern mampu mengurangi beban biaya sumberdaya manusia

3.2

Saran

Setelah mengetahui kegiatan produksi di PT. Krisna duta International, maka penulis
menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi harus
menjaga keseimbangan antara hak karyawan dan

hak perusahaan

demi terciptanya

kesejahteraan karyawan dan kesejahteraan perusahaan.Jika seorang kariawan masih di
butuhkan dalam suatu perusahaan hal ini bukan berarti kariawan menjadi sombong dan merasa
perusahaan tidak akan berjalan tanpa ada peran dari salah satu kariawan.tersebut.
Pekerja

harus menjunjung

tinggi

sikap

professionalisme

yang

selalu

dapat

menampilkan sikap sportif dalam perbuatan , bukan hanya kata-kata yang dikemas manis
tetapi konsekuen dalam tindakan nya.

25

DAFTAR PUSTAKA

https://ms.wikipedia.org/wiki/Profesionalisme
http://solusisupersukses.com/cara-mengubah-mindset-negatif-menjadi-pola-pikir-positif/
http://curvaje.com/articles/262-tips-manajemen-pendekatan-motivasi.html