FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT RESIKO PERBANKAN DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PROYEK INFRASTRUKTUR DI SUMATERA BARAT Wulan Febrina

  FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT RESIKO

PERBANKAN DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA

PROYEK INFRASTRUKTUR DI SUMATERA BARAT

1 2 2 Wulan Febrina , Syamsul Asri , M. Nursyaifi Yulius 1 Mahasiswa Pascasarjana Universitas BungHatta jurusan Teknik Sipil, Padang 2 Staf Pengajar Pascasarjana Universitas BungHatta Padang

  Email : Wulan38894@bni.co.id

  

Abstrak : Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia khususnya

  Sumatera Barat untuk pembangunan infrastruktur di Sumatera Barat membuat pemerintah menerapkan skema kerjasama dengan swasta yang ada didalamnya, perbankan yang menjadi sumber peminjam dana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko perbankan saat ini dalam memberikan Kredit Modal Kerja dalam proyek

  • – proyek infrastruktur di Sumatera Barat yang dilaksanakan dengan Kerjasama Pemerintah Swasta dengan mencari faktor
  • – faktor dominan yang mempengaruhi tingkat keputusan perbankan dalam memberikan pinjaman Kredit Modal Kerja. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode Analisa Hierarki Proses (AHP) dan analisa resiko serta wawancara untuk mendapatkan respons faktor resiko. Hasil penelitian adalah Perbankan merasa memiliki tingkat resiko tinggi dalam memberikan pinjaman Kredit Modal Kerja kepada Proyek – proyek Infrastruktur dimana faktor terkait dengan proyek menjadi faktor dominan terhadap tingkat resiko perbankan dalam
  • – keputusan pemberian pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK), serta diperoleh 35 faktor faktor dominan yang mempengaruhi tingkat resiko perbankan dalam memberikan keputusan pinjaman.

  Kata Kunci: Pinjaman Bank, Pembiayaan Proyek, Faktor Resiko

THE FACTORS AFFECTING OF BANKING RISK LENDING WORKING

CAPITAL LOAN FOR INFRASTRUKTUR PROJECT IN WEST SUMATERA

  

Abstract : Budget constraints owned Indonesian government, especially for West

  Sumatera being infrastructure development, government makes collaboration with the private sector who implement schemes ,the banking is being the source of borrower funds. This study aims to determine the current level of bank risk in provides working capital loan infrastructure projects in West Sumatra that carried with Public Private Partnership search for the dominant factors affecting the level of banks in lending decisions Working Capital Loan. The research carried out by using a questionnaire subsequently analyzed using Analysis Hierarchy Process (AHP) and risk analysis during the interview to get a risk factors responses. The results of the study are Banking feel to have a high degree of risk in lending to the Working Capital projects - infrastructure projects where project-related factors become the dominant factor of the level of risk in the banking lending decisions Working Capital Loan (WCL), and obtained of 35 the dominant factors that affect the level of bank risk in giving the loan decision.

  Keywords: Bank Lending, Project Financing, Risk Factors

  PENDAHULUAN

  Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan suatu bangsa yaitu diperlukannya suatu infrastruktur yang dapat membantu kelancaran masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi juga berperan terhadap meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sehingga salah satu focus pemerintah ialah dengan pembangunan infrastruktur, yang mana pembangunan ini tidak membutuhkan dana yang sedikit. Maka dari itu diperlukanlah suatu perbankan yang dapat menjadi wadah pemberi pinjaman kredit modal kerja.

  • – faktor dominan apa sajakah yang akan mempengaruhi tingkat resiko perbankan dalam memberikan keputusan pemberian kredit modal kerja pada proyek infrastruktur di Sumatera Barat.

TINJAUAN PUSTAKA

  Pelaksanaan suatu proyek infrastruktur adalah suatu rangkaian aktivitas yang sangat kompleks, yang seringkali dalam pelaksanaannya membawa konsekuensi seperti keterlambatan penyelesaian proyek, dari jadwal yang telah direncanakan dan pada akhirnya menimbulkan kerugian dalam bentuk finansial bagi pelaksana proyek.

  Beberapa bagian penting yang menjadi pokok permasalahan adalah Bagaimana tingkat resiko perbankan saat ini dalam memberikan kredit modal kerja dalam proyek – proyek infrastruktur di Sumatera Barat dan Faktor- faktor dominan apa saja yang akan mempengaruhi tingkat resiko perbankan dalam memberikan keputusan pemberian kredit modal kerja pada proyek

  • – proyek infrastruktur di Sumatera Barat.

  Pada studi ini akan diketahui tingkat resiko suatu perbankan dalam memberikan Kredit Modal Kerja dalam proyek infrastruktur di Sumatera Baratjuga mengetahui faktor

  Dalam mewujudkan ketersediaan infrastruktur yang baik, Pemerintah mengajak kerjasama antara swasta dengan BUMN, hingga dapat membantu pemerintah terhadap kekurangan dana yang dimiliki. Dalam kerjasama ini perbankan berperan sebagai salah satu penyedia dana dalam pinjaman Kredit Modal Kerja dalam pelaksanaan pembangunan tersebut.

  Kredit Modal Kerja

  Menurut Hasibuan (2001), kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Menurut J.Fred Weston dan Thomas E Copeland, Modal Kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Kredit Modal Kerja adalah Salah satu jenis kredit yang diberikan perbankan kepada nasabahnya untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupus proses produksi sampai barang tersebut terjual. Bank dalam memberikan kredit menghendaki jaminan atas kredit yang diberikan. Jaminan itu dapat berupa jaminan faktor resiko tersebut kepada tingkat resiko dengan barang perbankan.

  • – barang, jaminan surat – surat berharga dan jaminan orang.

METODE PENELITIAN

  Disamping itu juga diperlukan suatu pengawasan yang merupakan suatu proses Dalam metode penelitian akan penilaian dan pemantauan kredit sejak dibahas pemilihan strategi penelitian analisis, bukan mencari penyimpangan dengan cara pendekatan penelitian dan debitur dalam menggunakan kredit proses penelitian. Dalam pembahasan melainkan upaya menjaga agar apa yang mengenai proses penelitian, penulis akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai rencana membahas tentang identifikasi variabel, kredit. pemilihan instrument penelitian yang digunakan, criteria pengumpulan data dan

  Tingkat Resiko Perbankan analisa yang digunakan dalam analis data.

  Tingkat resiko yang dimaksudkan Adapun urutan penggunaan disini ialah perbankan dalam memberikan instrument penelitian dan strategi suatu pinjaman perlu merasa puas dan pengumpulan data dapat dijabarkan dalam tidak khawatir terhadap keputusannya gambar dibawah ini : memberikan pinjaman kredit modal kerja.

  Mulai

  Untuk memastikan kecilnya resiko perbankan dalam pemberian pinjaman diperolehlah kepastian bahwa proyek dapat

  Perumusan Masalah

  diselesaikan walaupun biayanya melebihi biaya yang diperkirakan sebelumnya dan

  Tinjauan Pustaka

  bahkan jika proyek tidak dapat selesai maka dapat dipastikan bahwa proyek yang Identifikasi Variabel sudah selesai akan menghasilkan dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban

  Penyebaran Kuesioner utang yang dimiliki.

  Tidak

  Faktor Resiko Perbankan Kuesioner dijawab

  Sebelum mengambil keputusan Ya untuk memberikan pinjaman Kredit Modal

  Analisa AHP & Analisa Resiko

  Kerja, perbankan perlu melakukan evaluasi terhadap bermacam – macam tipe resiko yang akan berkaitan dengan proyek

  Wawancara

  dimana mereka akan menentukan resiko

  Pembahasan

  mana yang mau ditanggung atau yang perlu dialokasikan kepada stakeholder lain

  Kesimpulan dan Saran

  dalam proyek yang melakukan penilaian

  • – terhadap besarnya pengaruh dari faktor

  Selesai

  Analisa Resiko Analisa resiko merupakan proses identifikasi resiko, perkiraan kemungkinan kejadian serta evaluasi dampak potensial yang akan muncul dari suatu rencana kegiatan proyek secara kualitatif dan kuantitatif.

  FR = L + 1

  • – ( L x I )

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Pada analisa hasil dan pembahasan akan dijelaskan tentang mekanisme pengumpulan data dan proses analisa data yang terkumpul pada setiap tahap, yang dimulai dengan pengumpulan kuesioner yang ditujukan kepada perbankan ataupun perusahaan konstruksi terkait dengan pemberi dan penerima pinjaman dalam pembiayaan proyek Infrastruktur yang selanjutnya akan dianalisa dengan uji validitas dan reabilitas, Analisa Hierarki Proses (AHP) dan analisa resiko untuk memperoleh faktor dominan. Faktor – faktor dominan yang diperoleh akan dijadikan sebagai bahan wawancara kepada perbankan untuk divalidasi dan dicari respon faktor resikonya untuk mengetahui tingkat resiko perbankan saat ini dalam pembiayaan proyek Infrastruktur di Sumatera Barat.

  Faktor

  L = Probabilitas Kejadian Resiko I = Besaran Dampak Resiko

  Analisa Resiko dilakukan dengan menggunakan persamaan : Dimana FR = Faktor Resiko

  • – faktor resiko dibagi menjadi tiga kelas, yaitu resiko rendah (L). resiko sedang (M), dan resiko tinggi (H).

  Analisa AHP berperan untuk menentukan dan merangking faktor

  decomposition, comperative judgement, Synthesis of priority dan Logical Consistency.

  Analisa Hierarki Proses

  Merupakan serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Metode analisa yang digunakan dalam strategi pengumpulan data yang disebutkan diatas adalah menjelaskan Analisa Hierarki Proses (AHP) dan Analisa Resiko..

  Instrumen Pengolahan Data

  Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam penelitian karena kesimpulan hasil penelitian tergantung pada data yang terkumpul. Hal ini dilakukan untuk menyediakan data untuk dapat dianalisa. Metode pengumpulan data dan cara penilaian yang dilakukan ialah studi literature, wawancara dan observasi dokumentasi.

  Instrumen Pengumpulan Data

  • – faktor resiko dari pembiayaan proyek Infrastruktur di Sumatera Barat yang paling berpengaruh atau dominan terhadap keputusan pemberian Kredit Modal Kerja. Data yang dimasukkan adalah data input yang telah dijawab oleh responden terhadap pertanyaan yang diberikan dalam bentuk skala penilaian. Analisa ini memiliki empat tahapan utama yaitu

  Pengumpulan Data

  Pengumpulan data sebelum melakukan penyebaran kuesioner terlebih dahulu harus menentukan karakteristik responden baik itu dari segi pengelompokkan usia responden yang berusia <25thn - >50thn, pengelompokkan masa kerja responden, pengelompokkan tingkat pendidikan responden dan pengelompokkan jurusan pendidikan responden. Responden pada penelitian ini adalah para karyawan perbankan dan perusahaan konstruksi di level manajerial yang terkait kedalam pemberi atau penerima pinjaman Kredit Modal Kerja pada Proyek Inftrastruktur di Sumatera Barat.

  • – pakar dari pihak perbankan maupun perusahaan konstruksi yang dijadikan responden pada penyebaran kuesioner dan meminta pendapat responden mengenai temuan
  • – temuan dan faktor dominan yang diperoleh dan juga menanyakan tentang respons dari faktor
  • – faktor dominan tersebut juga bertanya mengenai tingkat resiko perbankan dalam pengambilan keputusan pemberian pinjaman.

  Penyebaran Kuesioner

  Penyebaran kuesioner diberikan kepada perbankan yang ikut serta dalam pembiayaan proyek infrastruktur juga kepada perusahaan konstruksi yang melakukan pinjaman Kredit Modal Kerja pada bank terkait. Jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak 100 kuesioner yang dalam pendistribusiannya ditujukan kepada Divisi Sentra Kredit Modal Kerja pada masing

  • – faktor yang ditanyakan dalam kuesioner dan dampak faktor – faktor yang ditanyakan terhadap tingkat resiko perbankan dalam keputusan pemberian pinjaman. Penilaian yang diberikan merupakan pendapat dari masing
  • – masing responden untuk masing – masing faktor yang ditanyakan terhadap kedua skala penilaian yang telah disebutkan diatas. Selanjutnya data yang diperoleh digunakan untuk melakukan uji validitas dan reabilitasdengan bantuan program IBM SPSS Statistics 21 dan analisa AHP serta analisa resiko untuk memperoleh faktor dominan yang mempengaruhi tingkat resiko perbankan dalam memberikan keputusan pinjaman Kredit Modal Kerja untuk proyek infrastruktur di Sumatera Barat.<
  • – masing bank juga kepada perusahaan konstruksi.

  Wawancara dengan Perbankan

  Setelah diperoleh temuan – temuan dari uji validasi dan faktor – faktor dominan dari hasil analisa AHP dan analisa resiko yang selanjutnya melakukan wawancara sebagai tahap penelitian ketiga.

  Wawancara berfungsi untuk melakukan validasi hasil penelitian kuantitatif pada tahap sebelumnya dan melakukan penelitian kualitatif untuk mengetahui tingkat resiko yang dimiliki perbankan saat ini dalam pengambilan keputusan pemberian Kredit Modal Kerja. Wawancara dilakukan dengan bertemu pakar

  Analisa Data Analisa Kuesioner

  Dari kuesioner yang diterima penulis memperoleh respons daripara responden berupa penilaian mereka terhadap Frekwensi kejadian faktor

  Uji Validitas dan Reabilitas

  Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel atau faktor yang digunakan untuk mengukur sesuatu benar dapat digunakan mengukurnya. Sedangkan Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil pengukuran tertentu di setiap kali pengukuran dilakukan pada hal yang sama.

  Frekwensi Faktor Menghambat Pengembalian Pinjaman

  • – masing jenis perbankan yang menjadi repondenberdasarkan criteria Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Bank Swasta dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Tujuan dari kedua analisa ini adalah untuk memperoleh sudut pandang dari masing

  Dari hasil reabilitas diperoleh nilai

  Cronbach’s Alpha sebesar 0,963 yang

  artinya semua variabel pada data frekwensi faktor menghambat pengembalian pinjamandapat dikatakan reliable. Sedangkan dari hasil uji validitas jika nilai r hitung lebih besar dari 0,3 maka butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Diantara 97 faktor terdapat beberapa faktor yang tidak valid diantaranya x2, x3, x9, x11, x12, x22, x23,x24, x25, x29, x33, x35, x60, x73, x86, x87 dan x88 yang berarti faktor

  • – masing jenis bank tersebuthingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai faktor
  • – faktor yang berpengaruh kepada tingkat resiko perbankan dalam memberikan keputusan pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) untuk proyek infrastruktur di Sumatera Barat.
  • – faktor ini tidak dapat digunakan untuk mengukur Frekwensi Faktor Menghambat Pengembalian Pinjaman.
  • – masing skala. Setelah diperoleh nilai lokal untuk skala frekwensi dan skala pengaruh, analisa dilanjutkan dengan mencari nilai peringkat dari seluruh faktor yang diteliti.
Hasil dari penggabungan kedua nilai Analisa Hierarki Proses dan Analisa lokal ini akan diperoleh peringkat dari

  Pengaruh Faktor terhadap Tingkat Resiko Perbankan dalam Memberi Keputusan Pinjaman

  Dari hasil uji reabilitas diperoleh nilai

  Cronbach’s Alpha sebesar 0,960 yang

  artinya semua variabel pada data pengaruh faktor terhadap tingkat resiko perbankan dalam member keputusan pinjaman dapat dikatakan reliable. Sedangkan uji validasi jika nilai r hitung lebih besar dari 0,3 maka butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Diantara 97 faktor terdapat beberapa faktor yang tidak valid diantaranya x1, x2, x11, x15, x18, x29, x30, x31, x34, x35, x36, x40, x42, x47, x49, x51, x54, x55, x56, x59, dan x86 yang berarti tidak dapat digunakan untuk mengukur pengaruh faktor terhadap tingkat resiko perbankan dalam member keputusan pinjaman.

  Analisa Hierarki Proses dan Analisa Resiko

  Analisa hierarki proses dan analisa resiko yang dilakukan tidak hanya untuk semua responden yang diterima melainkan juga dilakukan pada masing

  Analisa Hierarki Proses dan Analisa Resiko untuk Seluruh Responden

  Analisa AHP dan analisa resiko terlebih dahulu dilakukan dengan mencari nilai lokal dari skala frekwensi dan pengaruh. Pencarian nilai lokal kedua skala ini dengan memasukkan bobot criteria masing

  Resiko untuk Bank Pembangunan

  faktor

  • – faktor dominan dari penelitian Daerah (BPD) yang telah dilakukan yaitunya :

  Dari hasil Analisa Hierarki Proses (AHP) dan analisa resiko diperoleh 57

  Nilai Lokal Frekwensi Nilai Akhir faktor yang termasuk kedalam Tingkat Nilai Nilai

  X Faktor Rangking Frekwensi Pengaruh Pengaruh (2+3)- Resiko Tinggi (7)

  4 (%) (%) (%) X85

  68.92

  72.57

  50.01

  91.47

  1 Persamaan Sudut Pandang dari X54

  67.97

  63.66

  43.27

  88.36

  

2

Perbankan X14

  58.39

  71.93

  42.00

  88.32

3 X55

  62.48

  65.48

  40.91

  87.05

  

4

Berdasarkan hasil analisa resiko X42

  53.55

  70.30

  37.64

  86.20

  

5

  yang dinilai oleh setiap jenis perbankan,

  • – memiliki level resiko yang tinggi. Faktor Berikut ini dijabarka tabel distribusi faktor inilah yang menjadi faktor
  • – faktor responden berdasrkan jenis bank yang ada. dominan yang memberikan pengaruh terhadap tingkat resiko perbankan dalam

  Jenis Bank Jumlah

  pengambilan keputusan pemberian kredit

  BUMN

  53 modal kerja untuk proyek infrastruktur. Swasta

  7 Dari persamaan inilah didapatkan 35 Daerah

  7

  faktor

  • – faktor dominan terhadap pengaruh risiko perbankan dalam proses pengembalian kloset.

  Analisa Hierarki Proses dan Analisa Resiko untuk Bank BUMN Perbedaaan Sudut Pandang dari Perbankan

  Dari Analisa Hierarki Proses (AHP) dan analisa resiko diperoleh 67 faktor yang Dari hasil Analisa Hierarki Proses termasuk kedalam Tingkat Resiko Tinggi

  (AHP) diperolehlah 3 prioritas utama dari (H). faktor

  • – faktor yang mempengaruhi tingkat resiko perbankan dalam memberikan

  Analisa Hierarki Proses dan Analisa

  keputusan pinjaman Kredit Modal Kerja

  Resiko untuk Bank Swasta untuk proyek infrastruktur.

  Dari hasil Analisa Hierarki Proses (AHP) dan analisa resiko diperoleh 71 faktor yang termasuk kedalam Tingkat Resiko Tinggi (H)

  Wawancara dengan Perbankan

  Hasil

  • – hasil temuan yang diperoleh dari analisa yang dilakukan sebelumnya didapatlah persamaan sudut perbankan berdasarkan level resiko yang selanjutnya akan menjadi bahan pertanyaan wawancara dengan pakar perbankan. Pakar – pakar yang dijadikan responden ialah responden yang telah memiliki pengalaman lima tahun atau lebih yang memiliki jabatan sebagai Top Management.
  • >– faktor dominan dari masing
  • – masing jenis perbankan yang menjadi responden, selanjutnya penulis akan mencari respons resiko dari fa
  • – faktor dominan tersebut.
  • – faktor tingkat resiko tinggi yang selalu muncul dimasing
  • – masing jenis bank yang menjadi perhatian utama perbankan khususnya dalam melakukan pembiayaan proyek
  • – faktor dominan yang diperoleh juga terhadap tingkat resiko perbankan dalam melakukan pembiayaan proyek infrastruktur. Wawancara juga menghasilkan respons
  • – proyek infrastruktur.
  • – respons resiko yang diperlukan terhadap faktor
  • – faktor dominan yang sama – sama memiliki resiko tinggi juga perbedaan persepsi antara jenis perbankan berdasarkan level resiko yang dinilai.
  • – proyek Infrastruktur di Sumatera Barat dimana faktor yang terkait dengan proyek menjadi faktor dominan terhadap tingkat resiko perbankan dalam keputusan pemberian pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK).

  Dari hasil wawancara diperoleh pandangan bank terhadap faktor

  Respons Faktor Resiko

  Setelah diperoleh faktor

  Faktor – faktor yang dicari responsnya adalah faktor

  Analisa Hipotesa

  Berdasarkan uji validitas, Analisa Hierarki Proses (AHP), analisa resiko dan wawancara dengan pakar perbankan, didapatlah hipotesa yang terbukti bahwa :

  “Perbankan merasa memiliki tingkat

  resiko yang tinggi dalam memberikan pinjaman Kredit Modal Kerja kepada Bank BUMN Bank Swasta Bank Pembangunan Daerah Faktor Deskriptor Faktor Deskriptor Faktor Deskriptor X87

  Keterlambatan Administratif X85 Pembebasan Tanah X55 Proyek Mengalami dalam Pembebasan Tanah Terlambat akibat adanya Keterlambatan litigation / agitation

  

X85 Pembebasan Tanah X55 Proyek Mengalami X14 Resiko Perusahaan SPV

Terlambat akibat adanya Keterlambatan tidak dapat membayar litigation / agitation kewajiban pinjamannya

  X55 Proyek Mengalami X87 Keterlambatan Administratif

  X42 Besarnya oposisi dari Keterlambatan dalam Pembebasan

  Tanah masyarakat terhadap Proyek

  • – proyek infrastruktur.

  Saran

  Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1.

  PEnelitian dapat dilakukan untuk sektor infrastrukturlain seperti PEmbangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

  Proyek

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan tahapan

  • – tahapan penelitian sebelumnya diperolehkesimpulan dengan jumlah responden yang sangat variatif.

  (AHP) dan analisa resiko diperoleh 67 faktor beresiko tinggi untuk jenis bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 71 faktor beresiko tinggi untuk jenis Bank Swasta, dan 57 faktor beresiko tinggi untuk jenis Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang masing

  • – masing jenis bank memiliki prioritas masing – masing.

  2. Dari setiap faktor resiko tinggi yang dimiliki, didapat 35 faktor resiko yang menjadi perhatian untuk setiap jenis perbankan dalam pengaruhnya terhadap tingkat resiko perbankan dalam memberikan keputusan pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) khususnya proyek

  3. Berdasarkan temuan – temuan analisa dan pembahasan yang dilakukan diatas diperoleh bahwa perbankan masih merasakan tingkat resiko yangtinggi dalam memberikan keputusan pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) untuk proyek

  Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :

  2. Penelitian juga dapat dilakukan untuk sektor Sanitasi Air Masyarakat.

1. Dari hasil analisa hierarki proses

  3. Penelitian dapat dilanjutkan dengan mencari juga sudut pandang respons faktor resiko dari perusahaan konstruksi.

  4. Penelitian dapat dilanjutkan dengan jumlah responden yang lebih banyak dan variatif.

  5. Penelitian dapat menghasilkan suatu permodelan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat resiko perbankan dalam memberikan keputusan pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) untuk proyek

  • –proyek Infrastruktur.
  • – proyek Infrastruktur.

DAFTAR PUSTAKA

  Baiden, John.E, The 5C’s of Credit In The Lending Industry.

  Central University Collage, 2011

  Bing, Li, Akintoye, A,. Edwards, P.J, and Hardcastle,C. The

  Perbankan

  Sutojo, Siswanto. Analisa Kredit

  Saaty, Thomas L. How to make a

  decision : The analytic Hierarchy Process. 1980

  Sarwono, Jonathan. Metode Riset

  Skripsi Pendekatan Kuantitatif menggunakan Prosedur SPSS. PT. Elex Media Komputindo. 2012

  Sulistya, Yudha Iman dkk, “Strategi Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja kepada Pengusaha Kecil Menengah Berorientasi ekspor (Kasus di BNI Jakarta), Jakarta, Februari

  2011

  Bank Umum :Konsep dan Teknik PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1995

  Retnadi, Djoko. Bank dan Resiko

  Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Raja Grafindo

  Persada, Jakarta, 2009

  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank

  Indonesia

  Undang-undang Republik Indonesia Nomor

  10 Tahun 1998 tentang

  Proyek Infrastruktur. 2011

  “Manajemen Bank Syariah Terhadap Penyaluran Kredit”, Jakarta, Maret 2010

  Allocation of risk in PPP Construction projects in the UK, International Journal of

  Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, “Analisis Penggunaan Modal Kerja dengan Metode Rentabilitas pada CV. Mulya Karya pada Proyek dengan Sistem Pembayaran Termin dan Turn Key”, Fakultas

  Project Management , 2005 Farrell, L.M. Principal-agency risk in project finance.

  International Journal of Project Management. 2003 Ferdinand, Augusty, Metode

  Penelitian Manajemen. BPFE

  Universitas Diponegoro, Semarang,2006

  Judisuseno, Rimsky K., Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, PT. Gramedia

  Pustaka Utama, Jakarta, 2002

  Teknik Sipil Universitas Udayana, Denpasar, Januari2012

  Jurnal Ilmiah,

  Mahatma, Atmaja Ardi Prama,

  Tesis, “Faktor-faktor

  berpengaruh terhadap Kenyamanan Perbankan Dalam Keputusan Pemberian Pinjaman pada Proyek

  • proyek Infrastruktur Jalan Tol yang dilakukan dengan PPP sebagai bentuk Project Financing di Indonesia,

  Jakarta, Juni 2012

  Melayu. SP Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan,

  Bumi Aksara, Jakarta, 2001 Nazwirman,