KAJIAN PARTISIPASI GABUNGAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (GP3AP3A) DALAM UPAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI (Studi Kasus Pada Kegiatan Wismp – 2 Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat) ARTIKEL

  KAJIAN PARTISIPASI GABUNGAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (GP3A/P3A) DALAM UPAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI (Studi Kasus Pada Kegiatan Wismp – 2 Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat) ARTIKEL YUNALDI YASRI

  NPM. 1310018312019

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2016

  

KAJIAN PARTISIPASI GABUNGAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI

AIR (GP3A/P3A) DALAM UPAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN

JARINGAN IRIGASI (STUDI KASUS PADA KEGIATAN WISMP – 2

KABUPATEN TANAH DATAR PROPINSI SUMATERA BARAT)

  

Yunaldi Yasri¹, Alizar Hasan², Zuherna Mizwar¹

¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

²Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas

  email : yunaldiyasri@yahoo.com

  

ABSTRACT

Irrigation has the function to support the productivity of land in order to increase

agricultural production, food security, and welfare of the people, especially farmers are

realized by maintaining the sustainability of the irrigation system through the

management of irrigation systems for efficient and effective.Management of irrigation

systems is aimed at establishing water use in agriculture, which was held in a

participatory, integrated, environmentally sustainable, and equitable. In order to

increase production and income of farmers and the sustainability of irrigated

agriculture the government has made efforts to enhance the capability, irrigation

services to implement the program of Activity Program Improvement and Management

of Participatory Irrigation (WISMP-2) in which the Tanah Datar allocated WISMP - 2

as many as 10 pieces of irrigated areas.The purpose of this study was to assess the

relationship of participation Combined water user associations (GP3A / P3A) in terms

of economic aspect, socio-cultural aspects of aspects of the operation and maintenance

aspects, knowing the influence aspects of economic and socio-cultural aspects of the

aspects of the operation, knowing the influence aspects economic and socio-cultural

aspects of the maintenance aspects.The study concluded that aspects of the economic

and social aspects positive effect on aspects of the operation and maintenance aspects

of the participation Combined water user associations (GP3A / P3A) in an effort to

operation and maintenance of irrigation networks on activities WISMP-2 Tanah Datar

district where the magnitude of the effect of the economic aspects and socio-cultural

aspects of the aspects of the operation amounted to 14.5%, the remaining 85.5% is

influenced by other aspects that are not included in this study. While the influence of the

economic aspects and socio-cultural aspects of the maintenance aspects of 48.5%, while

the remaining 51.5% is influenced by other aspects that are not included in this study.

  

Keyword: participory GP3A/P3A aspects economic aspects, socio-cultural aspects,

operation aspects, maintenance.

  

ABSTRAK

  Irigasi mempunyai fungsi untuk mendukung produktifitas lahan dalam rangka meningkatkan produksi pertanian, ketahanan pangan nasional, dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani yang diwujudkan dengan mempertahankan keberlanjutan sistem irigasi melalui kegiatan pengelolaan sistem irigasi yang efisien dan efektif Pengelolaan sistem irigasi bertujuan untuk mewujudkan pemanfaatan air dalam bidang pertanian, yang diselenggarakan secara partisipatif, terpadu, berwawasan lingkungan, dan berkeadilan.Dalam rangka meningkatkan produksi dan pendapatan petani serta keberlanjutan pertanian beririgasi pemerintah telah melakukan upaya peningkatan kemampuan, pelayanan irigasi dengan melaksanakan program Program Kegiatan Peningkatan dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP-2) dimana kabupaten Tanah Datar mendapatkan alokasi WISMP – 2 sebanyak 10 buah daerah irigasi.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat hubungan partisipasi Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/P3A) ditinjau dari aspek ekonomi, aspek sosial budaya terhadap aspek operasi dan aspek pemeliharaan, mengetahui pengaruh aspek ekonomi dan aspek sosial budaya terhadap aspek operasi, mengetahui pengaruh aspek ekonomi dan aspek sosial budaya terhadap aspek pemeliharaan.Hasil penelitian aspek operasi dan aspek pemeliharaan dalam partisipasi Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/P3A) dalam upaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada kegiatan WISMP-2 Kabupaten Tanah Datar dimana besaran pengaruh aspek ekonomi dan aspek sosial budaya terhadap aspek operasi sebesar 14,5%, sisanya sebesar 85,5% dipengaruhi oleh aspek lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Sedangkan pengaruh aspek ekonomi dan aspek sosial budaya terhadap aspek pemeliharaan sebesar 48,5%, sisanya sebesar 51,5% dipengaruhi oleh aspek lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

  

Kata kunci: partisipatif GP3A/P3A Aspek ekonomi, aspek sosial budaya, aspek

operasi, aspek pemeliharaan,

  Petani yang merupakan pengguna

1. PENDAHULUAN langsung air dijaringan irigasi untuk

  Pengelolaan sistem irigasi bertujuan mengairi lahan pertaniannya seharusnya untuk mewujudkan pemanfaatan air dalam menyadari betapa pentingnya menjaga bidang pertanian, yang diselenggarakan kelestarian sumber daya air. Salah satu secara partisipatif, terpadu, berwawasan cara peran serta petani adalah dengan ikut lingkungan, dan berkeadilan. Irigasi serta dalam pengelolaan sistem irigasi dan mempunyai fungsi untuk mendukung pemeliharaan jaringan irigasi. produktifitas lahan dalam rangka Terpeliharanya jaringan irigasi serta meningkatkan produksi pertanian, sumber air dengan baik, ketahanan pangan nasional, dan berkesinambungan aktifitas petani juga kesejahteraan masyarakat khususnya akan terjamin. petani yang diwujudkan dengan Peranan petugas irigasi juga mempertahankan keberlanjutan sistem merupakan faktor penentu dalam irigasi melalui kegiatan pengelolaan mewujudkan keberlanjutan fungsi sistem irigasi yang efisien dan efektif. pengairan, begitu juga dengan aspek petugas yang lain misalnya PPL, Juru Pengairan, Juru Pintu Air. Dalam kaitannya untuk penggunaan air yang optimal, perlu ada penetapan kebijaksanaan sebagai pedoman pelaksanaan dan pembagian air irigasi yang berkelanjutan. Salah satu kebijakannya yaitu pembentukan kelembagaan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/P3A) memiliki tujuan utama sebagai perwujudan peran serta petani selaku penerima manfaat atas adanya kemudahan pelayanan irigasi. Bahwa petani dengan membayar IPAIR akan menurunkan beban birokrasi pengairan dalam pengelolaan jaringan utama meskipun bukan merupakan tujuan utama (Suharno,1995).

  Dalam rangka meningkatkan produksi dan pendapatan petani serta pemerintah telah melakukan upaya peningkatan kemampuan, pelayanan irigasi dengan melaksanakan program Program Kegiatan Peningkatan dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP- 2) Tahun Anggaran 2014 yaitu proyek yang dibiayai dari pinjaman (Loan) luar negeri. WISMP dilaksanakan berdasarkan

  Loan Agreement No.1579-INO/NSIASP

  antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Asian Development Bank (ADB) yang dimulai tahun 2002 dan berakhir tahun 2014 dimana kabupaten Tanah Datar mendapatkan alokasi WISMP – 2 sebanyak 10 buah daerah irigasi.

  Pengamatan yang dilakukan terhadap operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi ditemukan masih banyak terdapat irigasi yang tidak terawat, saluran dibiarkan dalam keadaan bersemak belukar, saluran yang tidak lancar, irigasi dipelihara hanya sewaktu akan turun kesawah atau jika diperlukan saja sehingga petani Anggota P3A/GP3A secara langsung maupun pemerintah secara tidak langsung seakan kurang berpartisipasi dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi tersebut dan organisasi P3A/GP3A belum dapat berperan sebagaimana mestinya.

  2. TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Pengelolaan Sumber Daya Air

  Salah satu misi yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air adalah Pendayagunaan Sumber Daya Air. Pendayagunaan Sumber Daya Air dilakukan melalui kegiatan penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya air dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai.

  Pengembangan sumber daya air ditujukan untuk peningkatan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah tangga, pertambangan, ketenagaan, perhubungan dan untuk berbagai keperluan lainnya yang dilaksanakan tanpa merusak keseimbangan lingkungan hidup dan diselenggarakan berdasarkan rencana pengelolaan sumber daya air dan rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan.

  Sistem irigasi di Indonesia yang umumnya bergantung kepada cara pengambilan air sungai dan dimaksudkan untuk mengairi persawahan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu irigasi pemerintah dan irigasi pedesaan. Irigasi Pemerintah tersebut pada umumnya berupa jaringan irigasi teknis dan semi teknis, sedangkan yang dibangun sendiri oleh masyarakat/petani berupa jaringan irigasi sederhana atau jaringan irigasi pedesaan.

  Tanggung jawab pengelola jaringan irigasi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No.77 tahun 2001 dalam Bab III pasal 4 ayat

  1 mengenai prinsip- prinsip pengelolaan irigasi disebutkan ”Pengelolaan Irigasi diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat petani dan dengan menempatkan (P3A) sebagai pengambil keputusan dan pelaku utama pengelolaan irigasi yang menjadi tanggung jawabnya”.

  Kebijakan pemerintah disemua sektor pada saat orde baru adalah bersifat

  Top Down yaitu segala sesuatunya diatur

  oleh pusat. Dalam paradigma baru pedoman kebijakan irigasi, pemerintah mengajak masyarakat tani merubah pola pikir dalam hal pengelolaan irigasi secara partisifatif diantaranya adalah ikut serta dalam melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

  Kaitannya dengan kegiatan operasi tersebut diatas ada beberapa pola pemberian air yaitu pemberian air ke petak tersier dapat dibuat dalam tiga sistem yaitu:

  1. Pemberian yang ditetapkan (arranged supply ) , yaitu dengan jadwal dan volume ke petak tersier ini biasanya ditetapkan sebelum masa tanam dimulai. Pemberian air ini didasarkan pada kebutuhan untuk tanaman yaitu mengacu pada orientasi permintaan

  (demand oriented) atau didasarkan pada

  ketersediaan air dibangunan utama atau jaringan utama (orientasi persediaan =

  supply oriented) . 2. Pemberian semi

  permintaan (semi-demand supply), yaitu pemerintah memutuskan pemberian air dan disesuaikan dengan persediaan air. Pola pemberian air semi permintaan merupakan suatu cara pemberian air yang diatur terlebih dahulu dari sumbernya yang berdasarkan pada permintaan dari pemanfaat air. Dengan pola pemberian air semi permintaan, debit yang sudah diketahui diberikan dari sumbernya dan kemudian dibagi melalui jaringan irigasi dengan berdasarkan pada jadwal yang telah dibuat terlebih dahulu. 3. Pemberian sesuai permintaan (on demand supply), yaitu petani memanfaatkan dan menentukan air yang harus diberikan ke petak tersier. Pemberian air sesuai permintaan sangat erat hubungannya dengan pemanfatannya, mengingat pemberian air irigasi ke petak tersier dilakukan pada saat dibutuhkan. Pengelola dapat membuka pintu sadap tersier saat dan pemanfaat (petani) dapat menerima debit air yang kecil atau secukupnya, selama waktu yang diperlukan

  Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya untuk menjaga prasarana jaringan irigasi selalu dapat berfungsi dengan baik guna pelaksanaan operasi dan kelestariannya. Dalam rangka pemeliharaan jaringan irigasi ada tiga cara yaitu pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan pemeliharaan darurat/insidentil.

  2.2 Partisipatif

  Hampir semua instrumen hukum, terutama instrumen hukum yang bersifat sektoral, memuat bab mengenai partisipasi No. 25/2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang mendefinisikan cukup jelas mengenai partisipasi masyarakat (Suhirman 2006 dalam Kurniadi dkk, 2009). Menurut UU No. 25/2004, partisipatif masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat untuk mengakomodasikan kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana pembangunan.

  Terdapat beberapa macam partisipasi yang dikemukakan oleh ahli. Berdasarkan cara keterlibatannya, menurut Sugiyah (2010), partisipasi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi seperti mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya. Partisipasi tidak langsung terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipatifnya pada orang lain.

  Bila Partisipasi dimaknai sebagai proses interaksi negara dan warganya yang saling menguntungkan dan bersifat dua arah maka partisipasi memiliki dua unsur penting, yaitu keterwakilan dan keterlibatan. Dua unsur tersebut tidak berdiri sendiri melainkan saling berkelindan dan simultan satu dengan yang lainnya (Kurniadi dkk, 2009).

  Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi derajat partisipatif seseorang yang tercermin dalam perilaku dan aktifitasnya dalam suatu kegiatan. Partisipatif yang tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipatif, yaitu: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan, serta lamanya tinggal (Angell, 2011 dalam Anonim, 2012).

  Sector Management Program (WISMP)

  WISMP merupakan proyek pinjaman dari Bank Dunia dalam rangka penerapan kebijakan baru pengelolaan sumber daya air di Indonesia. WISMP disusun untuk menjamin partisipasi, dan keterlibatan berbagai kelompok petani dalam melaksanakan pengambilan keputusan atas alokasi (Departemen Pertanian, 2010). Tujuan utama pendekatan peningkatan kemampuan dalam WISMP adalah pengembangan agar mampu melaksanakan pengelolaan sumber daya air dan irigasi yang berkelanjutan. Manfaat yang diharapkan dalam WISMP adalah meningkatnya produktivitas pertanian dan pendapatan petani di areal proyek, dengan meningkatkan pemberian air serta jasa penunjang pertanian.

  Pada era Pemerintahan Orde Baru, pemerintah menganjurkan dibentuk organisasi perkumpulan petani pemakai air secara formal yang memuat AD&ART yang dibuat oleh pemerintah sebagai pijakan kegiatannya. Atas dasar ini setiap desa yang mempunyai areal irigasi dianjurkan dibentuk Perkumpulan Petani Pemakai Air, dengan proses pembentukan dilakukan agak dengan penekanan khusus semacam (keharusan), dan dengan berorientasi terhadap target jumlah dan waktu serta yang pada kenyataannya belum tentu menjadi kebutuhan masyarakat. Karena proses pembentukan yang demikian, maka banyak perkumpulan petani pemakai air yang kurang dapat berkembang atau bahkan tinggal papan nama saja kalau masih ada. Belajar dari pengalaman tersebut, maka cara-cara tersebut diganti dengan pendekatan yang partisipatif. Proses pembentukan harus dikembalikan berawal pada inisiatif masyarakat dengan nama nilai yang berkembang secara spesifik di daerah masing-masing P3A.

  Perkumpulan petani pemakai air ini bertujuan untuk menampung masalah dan aspirasi petani yang berhubungan dengan air untuk tanaman dan bercocok tanam serta memberikan pelayanan kebutuhan petani terutama dalam memenuhi kebutuhan air irigasi untuk usaha pertaniannya. Selain itu organisasi ini juga sebagai wadah bertemunya petani untuk saling bertukar pikiran, tukar pendapat serta membuat keputusan- keputusan guna memecahkan permasalahan yang dihadapi bersama oleh petani, baik yang dapat dipecahkan sendiri oleh petani yang bersangkutan maupun yang memerlukan bantuan dari luar.

  3. METODOLOGI PENELITIAN

  Metodologi penelitian merupakan bagian yang memuat tahap-tahap pelasanakaan penelitian mulai dari studi pendahuluan, literatur yang digunakan, metode pemecahan masalah sampai dengan teknik analisis dan kesimpulan. Metodologi juga menjabarkan instrumen yang digunakan dalam penelitian berikut dengan respondennya. Kerangka

2.4 Organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

  metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

  Gambar 1. Metodologi Penelitian

  Penelitian dilakukan pada Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Kabupaten Tanah Datar. Kuesioner disebarkan sebanyak 323 set kepada masing-masing pengurus P3A dan GP3A dengan tingkat pengembalian kuesioner 100%. Hasil uji validitas dan reliabilitas memperlihatkan bahwa dari 40 butir pertanyaan yang diidentifikasi di awal, 28 butir pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel, sehingga untuk penelitian ini menggunakan 28 butir pertanyaan.

  4.1 Aspek Ekonomi dan Aspek Sosial Budaya terhadap Aspek Operasi Kerangka Pemikiran I dentifikasi Masalah

  Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan Pengumpulan Data Penelitian

  Penyebaran Kuesioner Penelitian Rekapitulasi data Distribusi Frekuensi Analisis dan Pembahasan

  Pengolahan dan Analisis Valid dan Reliabel?

  Ya Tidak Studi Pendahuluan dan Literatur

  Mulai Selesai

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Tabel 1 Hasil Regresi Aspek Ekonomi dan Aspek sosial Budaya terhadap

1 ASPEK SOSIAL BUDAYA ,416 ,066 ,334 6,344 ,000

  Tabel 2 Hasil Regresi Aspek Ekonomi dan Aspek sosial Budaya terhadap

  bahwa koefisien regresi bernilai positif yang berarti bahwa kedua aspek yaitu aspek ekonomi dan aspek sosial budaya berpengaruh positif terhadap aspek pemeliharaan dalam partisipasi Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/P3A) dalam upaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada kegiatan WISMP-2 Kabupaten Tanah Datar. Hasil persamaan regresi juga memperlihatkan bahwa aspek sosial budaya memberikan kontribusi terbesar pada model regresi yaitu 0,674. Hal ini berarti bahwa aspek sosial budaya merupakan aspek yang memberikan pengaruh lebih besar pada aspek pemeliharaan dalam dalam partisipasi Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/P3A) dalam upaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada kegiatan WISMP-2 Kabupaten Tanah Datar.

  2 Persamaan regresi memperlihatkan

  2 Y= 8,098 + 0,035X 1 + 0,674X

  2 X

  1 X 1 + b

  Y = a + b

  Dari hasil analisis data untuk mengetahui pengaruh aspek ekonomi dan aspek sosial budaya terhadap aspek pemeliharaan diperoleh nilai koefisien regresi linear berganda dan interpretasi sebagai berikut:

  (Constant) 8,098 ,890 9,103 ,000 ASPEK EKONOMI ,035 ,054 ,027 2,651 ,416

  Model B Std. Error Beta t Sig.

  

Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

  Aspek Pemeliharaan

  4.2 Aspek Ekonomi dan Aspek Sosial Budaya terhadap Aspek Pemeliharaan

  Aspek Operasi

  Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/P3A) dalam upaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada kegiatan WISMP-2 Kabupaten Tanah Datar. Hasil persamaan regresi juga memperlihatkan bahwa aspek ekonomi dan aspek sosial budaya memberikan kontribusi yang hampir sama pada aspek operasi.

  bahwa koefisien regresi bernilai positif yang berarti bahwa kedua variabel bebas berpengaruh positif terhadap aspek operasi dalam partisipasi Gabungan

  2 Persamaan regresi memperlihatkan

  1 + 0,416X

  2 Y= 10,052 + 0,435X

  2 X

  1 X 1 + b

  Y = a + b

  Dari hasil analisis data untuk mengetahui pengaruh aspek ekonomi dan aspek sosial budaya terhadap aspek operasi diperoleh nilai koefisien regresi linear berganda dan interpretasi sebagai berikut:

  (Constant) 10,052 1,485 6,768 ,000 ASPEK EKONOMI ,435 ,090 ,256 4,860 ,000

  Model B Std. Error Beta t Sig.

  

Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

1 ASPEK SOSIAL BUDAYA ,674 ,039 ,701 17,162 ,000

  2 )

4.3 Koefisien Determinant (R

  6. DAFTAR PUSTAKA tentang Otonomi Daerah .

  Pekerjaan Umum (sebagai peraturan pelaksanaan Peraturan

  Republik Indonesia, Jakarta. Anonim. 2007. Peraturan Menteri

  Republik Indonesia No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. Pemerintah

  Anonim. 2006. Peraturan Pemerintah

  Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Bekerjasama Dengan Japan International Cooperation Agency.

  Pemakai Air. Departemen

  Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Anonim. 2006. Perkumpulan Petani

  Tahun 2002 tentang Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (PKPI). Pemerintahan Daerah

  Pemerintah Republik Indonesia, Jakarta. Anonim. 2004. Peraturan Daerah No. 7

  Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

  Pemerintah Republik Indonesia, Jakarta. Anonim. 2004. Undang-Undang Republik

  Besaran pengaruh aspek ekonomi dan aspek sosial budaya terhadap aspek operasi sebesar 14,5%, sisanya sebesar 85,5% dipengaruhi oleh aspek lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Sedangkan pengaruh aspek ekonomi dan aspek sosial budaya terhadap aspek pemeliharaan sebesar 48,5%, sisanya sebesar 51,5% dipengaruhi oleh aspek lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

  Tabel 3 Koefisien Determinant (R

  Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/P3A) dalam upaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada kegiatan WISMP-2 Kabupaten Tanah Datar. Hasil persamaan regresi juga memperlihatkan bahwa aspek sosial budaya memberikan kontribusi terbesar pada model regresi.

  Hasil regresi berganda aspek ekonomi dan aspek sosial budaya terhadap aspek pemeliharaan diketahui hasil bahwa aspek ekonomi dan aspek sosial berpengaruh positif terhadap aspek pemeliharaan dalam partisipasi Gabungan

  Hasil regresi berganda aspek ekonomi dan aspek sosial budaya terhadap aspek operasi diketahui hasil bahwa aspek ekonomi dan aspek sosial berpengaruh positif terhadap aspek operasi dalam partisipasi Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/P3A) dalam upaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada kegiatan WISMP-2 Kabupaten Tanah Datar. Hasil persamaan regresi juga memperlihatkan bahwa aspek ekonomi dan aspek sosial budaya memberikan kontribusi yang hampir sama pada aspek operasi.

  adalah 0,485. Hal ini berarti bahwa 48,5% variasi dalam Y dapat diterangkan oleh model regresi linier yang digunakan dengan variabel bebas aspek ekonomi dan aspek sosial budaya mempengaruhi aspek pemeliharaan sebesar 48,5%, sisanya sebesar 51,5% dipengaruhi oleh aspek lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

  2

  Pada aspek pemeliharaan sebagai variabel terikat mempunyai nilai R

  adalah 0,145. Hal ini berarti bahwa 14,5% variasi dalam Y dapat diterangkan oleh model regresi linier yang digunakan dengan variabel bebas aspek ekonomi dan aspek sosial budaya mempengaruhi aspek operasi sebesar 14,5%, sisanya sebesar 85,5% dipengaruhi oleh aspek lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

  2

  Dari Tabel 3 diketahui bahwa pada aspek operasi sebagai variabel terikat mempunyai nilai R

  Variabel Terikat R Square Aspek Operasi 0,145 Aspek Pemeliharaan 0,485

  )

  2

5. KESIMPULAN

  Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi). Departemen

  Pekerjaan Umum.

  C. Trihendradi, 2007. Langkah Mudah

  Menguasai Analisis Statistik Menggunakan SPSS 15. Andi,

  Yogyakarta. Herwindo, Wildan.2005. Kajian

  Pemahaman Pengelolaan Irigasi Ditinjau dari Studi Peningkatan Produktivitas Padi dan Pendapatan Petani Menggunakan Path Analisis dan Method of Successive Internal (MSI). Tesis

  Program Rekayasa SDA, Institut Teknologi Bandung. Kodoati, Robert J dan Basuki, M. 2005.

  Kajian Undang-Undang Sumber Daya Air . Andi, Yogyakarta. Penelitian . Alfabeta, Bandung.

  Singgih Santoso. 2006. Menggunakan

  SPSS Untuk Statistik Parametrik,

  PT Elex Media Komputindo, Jakarta.