PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP REALISASI APBD DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2010 – 2014 ARTIKEL
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP REALISASI APBD DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2010 – 2014 ARTIKEL Oleh: EVA YULIANIS NPM. 1210018212008 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA
EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE AND REALIZATION BUDGET
SPECIAL ALLOCATION FUNDS ( DAK ) IN THE DEPARTMENT OF
HEALTH PASAMAN
Eva Yulianis¹, Listiana Sri Mulatsih¹, Resti Yulistia Muslim²
¹Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
²Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Andalas
Email: evayuli82@gmail. com economiciana@yahoo. com resti@yahoo. co. id
ABSTRACT
This study aims to assess the financial performance of Local Government Department
of Health Pasaman, against the Budget of the area and the Special Allocation Fund
Pasaman District Health Office of Fiscal Year 2010-2014. This study uses census. The
processed data is a summary of Budget and Expenditure 2010-2014 fiscal year were
obtained from the Department of Revenue and Fiscal Management Pasaman. The
analysis used to assess the financial performance of Influence area is to calculate the
ratio of Independence, Effectiveness and Ratio Ratio Effect Efisiensi. Berdasarkan
financial performance against budget and DAK realization can be concluded that the
ratio of Independence positive effect on the budget realization, activity ratios
negatively affect the realization of the budget, Ratio Realization of efficiency negatively
affect the budget. Independence ratio of positive influence on realization of DAK, the
ratio of activity negatively affect the realization of DAK, negatively affect the efficiency
ratio Realization DAK.
Keywords: Independence ratio, activity ratio, efficiency ratio, Realization APBD
and DAK PENDAHULUANPertumbuhan ekonomi suatu Peran pemerintah daerah dalam wilayah dipengaruhi oleh terpadunya mengelola keuangan sangat menentukan kontribusi beberapa faktor seperti keberhasilan pertumbuhan ekonomi investasi, inflasi, pemberdayaan PAD, disuatu daerah, oleh karena itu evaluasi laju pertumbuhan penduduk, kontribusi terhadap Anggaran Pendapatan dan angkatan kerja dan lain-lain. Selain itu Belanja Daerah sangat diperlukan untuk monitoring dan evaluasi terhadap hasil- mengukur kinerja keuangan pemerintah hasil pembangunan juga sangat penting daerah setiap periode, sehingga
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan memerlukan komponen pembiayaan. Sesuai Undang-undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan terdiri dari pembiayaan bersumber Pemerintah dan pembiayaan bersumber masyarakat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman, merupakan salah satu SKPD yang ada di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Pasaman. Hal ini dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan dijabarkan melalui Peraturan Bupati Nomor
42 Tahun 2011 tentang penjabaran tugas dan fungsi serta uraian tugas Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman
Merupakan satuan kedinasanNo. 3 terbesar dalam hal penerimaan APBD di wilayah Kabupaten Pasaman, Dinas Kabupaten Pasaman memiliki program sebanyak 52 program dan kegiatan kegiatan.
Program yang menyerap dana APBD terbesar yaitu Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan untuk penyerapan dana DAK terbesar yaitu Program Pengadaan Peningkatan Sarana & Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya (LapdinkesKab. Pasaman 2014).
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman berhubung peneliti bekerja disatuankedinasan tersebut, dan tertarik untuk menilai pengaruh kinerja keuangan terhadap realisasi APBD dan DAK. Berikut ini gambaran perkembangan Penganggaran dan realisasi APBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman selama 4 tahun terakhir.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel
Menurut Sekaran (2006), Populasi didefinisikan sebagai kesatuan atribut yang saling bekerjasama untuk
Penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Program/kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten dalam penelitian ini adalah metode objek penelitian. Periode penelitian sensus, yaitu semua populasi dijadikan dari tahun 2010-2014
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang
1. Rasio Kemandirian ( X1 ) digunakan dalam penelitian ini merupakan
Rasio kemandirian adalah
terdiri dari Observasi data sekunder, yaitu
sebagai otonomi fiskal menunjukkan
data yang diperoleh dengan menggunakan
kemampuan daerah dalam membiayai
data Sekunder yang diperoleh dari data
sendiri kegiatan pemerintah,
APBK dan data realisasi APBD. Data
pembangunan, dan pelayanan
penelitian ini laporan APBK diperoleh dari
kepada masyarakat yang telah
Dinas Pendapatan dan pengelolaan asset
membayar pajak dan retribusi sebagai daerah , data laporan realisasi APBD. sumber pendapatan yang diperlukan
Pengukuran Variabel Penelitian
daerah. Diformulasikan (Halim, Variabel yang digunakan dalam
2011:128) sebagai berikut: penelitian ini adalah Kinerja keuangan yang diukur dengan 3 rasio yaitu rasio kemandirian (X ), rasio efektifitas (X ),
1
2
rasio efisiensi (X
3 ) dan 2 Variabel
dependen yaitu realisasi APBD (Y1) dan realisasi DAK (Y )
2 Variabel Independen
2. Rasio efektivitas( X 2 )
Rasio Efektifitas adalah yang Diformulasikan (Halim, 2011:128) berhubungan dengan derajat sebagai berikut: keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga sesuatu kegiatan
Rasio efisiensi (X 3 )
dikatakan efektif jika kegiatan tersebut Rasio Efisiensi adalah mempunyai pengaruh besar terhadap menggambarkan kemampuan kemampuan menyediakan pelayanan pemerintah daerah dalam masyarakat yang merupakan sasaran dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi rill daerah. semakin besar realisasi penerimaan PAD dibanding target penerimaan PAD. Diformulasikan (Halim, 2011:128) sebagai berikut:
Variabel Dependen
1. Realisasi APBD (Y 1 )
2. Realisasi DAK (Y 2 ) Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan Model analisis regresi linear berganda yaitu menggunakan pooled datamulai dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014. Data diolah dengan menggunakan program bantuan SPSS
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Sebelum dilakukan tahapan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian Normalitas. Pada model penelitian ini pengujian Normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Jargue Bera Test. Didalam pengujian Normalnya masing- masing variable variable ditentukan dari
05. Seluruh variabel penelitian yang digunakan didalam pengujian Jargue Bera Test telah memiliki nilai probability diatas atau sama dengan 0, 05. sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variable penelitian yang digunakan telah terdistribusi normal.
Jika tingkat signifikan >0, 05 berarti Ho diterima yang berarti data residual terdistribusi normal.
Jika tingkat signifikan >0, 05 berarti Ho diterima yang berarti data residual terdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen variabel). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, jika variabel bebas saling berkolerasi, maka variabel-variabel tersebut tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. multikolinieritas dapat dilakukan Tabel 3. 1
Nilai Durbin Watson
dengan nilai R-Square dari hasil regresi
No Nilai d Keterangan
variabel utama yang dalam hal ini akan
1 D <dL Ada autokorelasi dibentuk sebanyak 4 persamaan 2 dL< d < Tidak ada (Winarno, 2009 ) du kesimpulan
3 Du < d < Tidak ada 4- dL autokorelasi
Uji Autokorelasi
4 4-Du < d < Tidak ada 4 –Dl kesimpulan Autokorelasi dapat
5 D > 4 –dL Ada didefenisikan sebagai korelasi antara autokorelasi anggota serangkaian observasi yang
Keterangan : diurutkan menurut waktu (seperti dalam D : Nilai durbin Watson data deretan waktuatau ruang seperti Du : Nilai batas bawah pada tabel dalam data cross-sectional). Uji auto durbin Watson korelasi bertujuan menguji apakah dL : Nilai batas atas pada tabel dalam model regresi linear ada kolerasi durbin Watson antara kesalahan pengganggu pada
Untuk menentukan atau menilai periode waktu atau ruang dengan kesalahan pengganggu pada waktu atau tidak terjadi masalah autokorelasi dari ruang sebelumnya, jika terjadi kolerasi model yang dibentuk, maka dipilih berarti ada problema autokorelasi. penilaian pada keputusan terakhir yaitu
Model yang baik adalah model yang bebas dari autolorelasi. Pengujian tidak ada autokorelas dengan criteria menggunakan uji Durbin Watson untuk dengan du < d < 4 -du membandingkan d melihat gejala autokorelasi (Gujarati, dengan nilai du yang diperoleh dari
2003)yaitu: tabel Durbin Watson ( DW ).
Uji Heterokedesitas
X
3 = Rasio efisiensi
1 =
- β +β +β +β Model ini bertujuan menguji apakah Y
1
2
3
1 X
2 X
X
3 . . model ( 2 )
- ε …………… dalam model regrasi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan Keterangan: lainnya. Cara untuk mendeteksi ada Y
2 = Realisasi DAK
tidaknya heterokedastisitas adalah
X
1 = Rasio kemandirian
dengan melihat grafik Plot antara
X
2 = Rasio efektivitas
nilai prediksi variabel terikat
X
3 = Rasio efisiensi
(ZPRED) dengan residualnya
1.1.1.1 Uji F (SRESID).
Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh
Teknik Analisis Data
Model Regresi Linear Berganda dari seluruh variabel bebas secara
Adapun persamaan model bersama-sama (serentak) terhadap regresi berganda dalam penelitian ini variabel tidak bebas. Uji F dapat diformulasikan sebagai dimaksudkan untuk melihat berikut: kemampuan menyeluruh dari
1 =
- β +β +β +β Y
1
2 3 variable bebas yaitu Kinerja
1 X
2 X
- ε ……………
X
3 . . model keuangan terhadap realisasi APBD ( 1 )
Keterangan dan DAK uji ini dilakukan dengan Y
1 = Realisai APBD melihat nilai koefisien determinasi
2 X = Rasio kemandirian (R ).
1
1 = Rasio kemandirian
Adapun persamaan model regresi berganda dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut: Y
X
= Realisasi APBD
1
. model 1 Keterangan: Y
3 + ε .
3 X
2
2 X
1
1 X
1 =
Teknik analisis data pada pengujian hipotesis menggunakan pengujian analisis regresi linear berganda yang merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel dan untuk melihat pengaruh secara parsial dan simultan.
Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian Hipotesis
2 ).
digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dariseluruh variabel bebas secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel tidak bebas Uji F kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu Kinerja keuangan terhadap realisasi APBD dan DAK uji ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinasi ( R
statistik
Uji F
Uji F
ditolak , jika t sig < H diterima Jika t sig < H a diterima , jika t sig < H ditolak
a
Jika t sig > H
Uji ini dilakukan dengan melihat masing-masing nilai koefisien regresi.
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh kinerja keuangan secara parsial terhadap realisasi APBD dan DAK .
- β +β
- β
- β
3 = rasio efisiensi Analisa Statistik deskriptif
bertujuan untuk menjelaskan /
1 =
- β +β +β +β + ε Y
1
2
3
1 X
2 X
3 X
menggambarkan nilai rata-rata, nilai
Y =
model (2 ) Keterangan: 2 maksimum, nilai minimum dan
Realisasi DAK
deviasi standar antara variabel
X = Rasio kemandirian 1
penelitian. Statistik deskriptif dari
X = Rasio efektivitas 2
data penelitian ini adalah sebagai
X = Rasio efisiensi 3
berikut:
Hasil Penelitian Statistik Deskriptif
Tabel 4. 1
Statistik Deskriptif
a
Residuals Statistics
Std.Min Max Mean Deviation N
Rasio 202. 3438 683. 9375 426. 8263 52. 62085 260
kemandirianRasio -68. 3241 906. 1146 8. 90E00 35. 20676 260
efektifitasRasio efisiensi -1. 466 1. 681 . 000 1. 000 260
Std. Residual -1. 590 7. 819 . 000 . 994 260
a. D ependent Variable: y (APBD)
Berdasarkan tabel tersebut diketahui adalah model yang memiliki bahwa sampel yang digunakan penyebaran atau distribusi data berjumlah 260 sampel yang terdiri normal atau mendekati normal ( atas 52 program dan kegiatan yang Ghozali, 2010). Dalam penelitian ada di Dinas Kesehatan Kabupaten ini akan digunakan metode J-B tes . Pasaman. dimana metode J-B test yang akan dilakukan akan menghitung skwenes
Uji Asumsi Klasik dan kurtosis apabila J-B hitung <
Uji Normalitas nilai X2 (Chi Sguare) tabel, maka
Sebagaimana yang dijelaskan nilai residual berdistribusi normal. disajikan pada Tabel 4. 3 dibawah ini:
Tabel 4. 2
Hasil Uji Normalitas
Signifikan Signifikan keteranganNo Variabel J-B alpha 5%
1 Realisasi APBD (Y1) . 070 0, 05 Normal
2 Rasio kemandirian . 000 0, 05 Normal
Normal3 Rasio efektifitas -. 074 0, 05
4 Rasio efisiensi -. 095 0. 05 Normal
Berdasarkan hasil uji masing 0. 000 , -. 074, -. 095.Normalitas pada Tabel 4. 3 diatas, Dengan demikian dapat dinyatakan ditemukan nilai signifikan J-B untuk bahwa seluruh penyebaran data masing-masing variabel berada variabel penelitian belum mengikuti dibawah nilai signifikan alpha 5% penyebaran data normal atau belum atau 0, 05. Dengan nilai masing- memenuhi asumsi normalitas .
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas No Variabel Signifikan J-B Signifikan alpha 5% ket
1 Realisasi DAK (Y2) . 012 0, 05 Normal
2 Rasio kemandirian . 000 0, 05 Normal
3 Rasio efektifitas -. 018 0, 05 Normal
4 Rasio efisiensi -. 000 0. 05 Normal
Berdasarkan hasil uji masing-masing variabel berada Normalitas pada Tabel 4. 4 diatas, dibawah nilai signifikan alpha 5% masing 0. 000 , -. 018, -. 000. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa seluruh penyebaran data variabel penelitian belum mengikuti penyebaran data normal atau belum memenuhi asumsi normalitas.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode waktu atau ruang dengan kesalahan pengganggu pada waktu atau ruang (sebelumnya). Pengujian auto korelasi menggunakan Uji Durbin Watson untuk melihat gejala autokorelasi. Untuk mengetahui terjadi tidaknya masalah Autokorelasi dapat dilihat dengan mengikuti criteria du<d < 3- du (ghazali, 2010) dimana nilai du dan dl dapat dilihat dari tabel Durbin Watson (DW) dengan jumlah variabel independen 3 (tiga) dan N= 3 yaitu du = 2. 012. Berikut penilaian auto korelasi pada Tabel 4.
6 Model Summary b
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-watson a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
Dari hasil pengujian statistic diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2. 012. hak ini berarti model regresi diatas tidak terdapat masalah auto korelasi ditunjukkan dengan angka Durbin-Watson berada diantara dua tabel, oleh karena itu model regresi ini dinyatakan layak.
Uji Multikolinearitas
Selanjutnya Uji Multikolinearitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah model regresi dibentuk memiliki korelasi antara variabel bebas (independen variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi tinggi diantara variabel bebas, idealnya korelasi terjadi antar variabel independen dengan variabel dependen. Jika dalam satu model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel bebas atau independen maka dikatakan telah terjadi gangguan data dalam bentuk multikolinearitas. Terjadinya masalah multikolinearitas mengakibatkan adanya kesulitan untuk dapat melihat pengaruh yang dijelaskan atau terjadinya pembiasan data atau kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan nilai R- square dari hasil regresi variabel utama yang dalam hal ini akan dibentuk 3 persamaan yaitu ( Winarno, 2009):
1. X1 = a+b1x1+b2x2+b3x3 ( 1 )
2. X2 = a+b2x2+b2x2+b3x3 ( 2 )
3. X3 = a+b1x1+b2x2+b3x3 (3 ) Jika nilai R-square 1 > R- square2>R-Square3 , maka tidak terjadi multikolineritas, namun R- square1< R-Square 2>R-square3 (Winarno, 2009). Berikut hasil korelasi pengujian pada
Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Multikolinearit as Persamaan
R- squar e (R2) keterangan Persamaan (1)
0. Nilai R21 < Persamaan (2) Persamaan (3) 716
0. 822 0.
105 R2 2 <R2 3 Maka terjadi multikolinerit as Sumber: data sekunder hasil pengolahan data, tahun 2015 Berdasarkan hasil pengujian Tabel 4.
7 diatas, hasil pengujian dari egresi diatas ditemukan nilai R-square masing-masing persamaan sebesar 0, 716, 0. 822, 0, 105 . Dimana nilai R-square dari persamaan satu lebih kecil dari R-square persamaan dua, tiga atau R2 1 < R2 2 < R2 3. Dengan demikian dapat dikatakan terjadi Multikolinearitas antar variabel independen atau terjadi masalah multikolinearitas yang dibentuk (Gujarati, 2010).
Uji Heterokedasitas
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (ghozali, 2009) . Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
Analisis Regresi Liner Berganda
Regresi Linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh variabel independen, hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 4. 8 berikut ini:
Tabel 4. 5 Analisi Regresi Liner Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 369.
1 Rasio efisiensi -66.
080 72. 842 1. 821 . 070 Rasio kemandirian
26. 374 4. 086 . 871 8. 555 . 000 Rasio efektifitas -4. 305 4. 200 -. 205 -1. 792 . 074
742 5. 359 -. 268 -1. 049 . 095
a. Dependent Variable: y Linear Berganda = 369. 080 + 26.
374 X1 – 4. 305X2 – 66. 742 X3 Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa variabel rasio kemandirian memilki pengaruh positif terhadap Realisasi APBD sedangkan rasio efektifitas memiliki pengaruh negative terhadap realisasi APBD dan rasio Efisiensi memiliki pengaruh Negatif terhadap realisasi APBD.
Tabel 4. 6
Analisi Regresi Liner Berganda
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 24.1 Rasio efisiensi -3. 583 1. 580 -1. 200 -2. 835 . 000
358 51. 693 4. 861 . 012 Rasio kemandirian
31. 805 1. 733 . 932 5. 935 . 000
Rasio efektifitas 2. 952 4. 021 -1. 557 -4. 694 . 018
a. Dependent Variable: Y
LB = 24. 358 + 31. 805 X1 – 2. 952 X2 – 3. 583 X3 Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa variabel rasio kemandirian memiliki pengaruh positif terhadap Realisasi DAK sedangkan rasio efektifitas memiliki pengaruh negative terhadap realisasi DAK dan rasio Efisiensi memiliki pengaruh
Negatif terhadap realisasi DAK.
Uji Koefisien determinasi ( R 2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009)
Tabel 4. 7
Hasil Ujian Koefisien determinasi
Model Summary b
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-watson
. 755 . 716 41. 5813 2. 012
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1 ( APBD)
Dari Tabel 4. 9 dapat diketahui bahwa adjusted R square ( R2) 71, 6% . Hal ini berarti bahwa 71, 6% variabel realisasi APBD independen yaitu variabel rasio
Kemandirian, rasio Efektifitas dan rasio Efisiensi sedangkan sisanya sebesar 28, 4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar yang dianalisis . Tabel 4. 8 Hasil ujian koefisien Determinasi
Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .
961 a . 823 . 822 2. 97334 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y (DAK) c.
Dari Tabel 4. 10 dapat diketahui bahwa adjusted R square ( R2) 82, 3% . Hal ini berarti bahwa 82, 3% variabel realisasi DAK dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu variabel rasio Kemandirian, rasio Efektifitas dan rasio Efisiensi sedangkan sisanya sebesar 17, 7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar yang dianalisis.
Uji signifikansi Simultan (UJi Statistik F) Uji pengaruh simultan
digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama- sama mempengaruhi variabel dependen ( Ghozali, 2009). Hasil Uji F dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. 9
Hasil UJI simultan ( UJi F )
ANOVA
bModel Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Total 176887. 3
Regression 133462. 3 3 33365. 566 19. 298 . 000 a Residual 43225. 011 25 1729. 000
29
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1 (APBD)
Dari tabel diketahui bahwa kecil dibandingkan tarif signifikansi
1 Total 2. 93516 25
Error Beta
t Sig. (Constant) 369.
Tabel 4. 10
Hasil UJI simultan ( UJi F )
ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.Regression 2. 70916 3 9. 02915 21. 315 . 000 a Residual 2. 26315 25
6
8. 84112
9
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
d. Dependent Variable: Y Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji Statistik t) Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Parsial Coefficients a
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std.
penelitian ini secara simultan dapat berpengaruh terhadap variabel dependen
1 Rasio efisiensi -66.
080 72. 842 1. 821 . 070 Rasio kemandirian
26. 374 4. 086 . 871 8. 555 . 000
Rasio efektifitas
- 4. 305 4. 200 -. 205 -1. 792 -. 074
Berdasarkan hasil uji Statistik t independen yang dimasukkan dalam
742 5. 359 -. 268 -1. 049 -. 095
a. Dependent Variable: y
berpengaruh positif signifikan dan rasio efisiensi berpengaruh terhadap realisasi APBD, rasio negatif signifikan terhadap Realisasi efektifitas berpengaruh negatif APBD. signifikan terhadap realisasi APBD
Tabel 4. 12 Hasil Uji Hipotesis Parsial a
Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 24. 358 51. 693 4. 861 . 012
Rasio 31. 805 1. 733 . 932 5. 935 . 000
kemandiria nRasio -2. 952 4. 021 -1. 557 -4. 694 -. 018
efektifitasRasio -3. 583 1. 580 -1. 200 -2. 835 -. 000
efisiensia. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil uji Statistik Hasil hipotesis hipotesis
- – t menunjukkan bahwa dari 3 variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai independen yang dimasukkan dalam berikut: model regresi, rasio kemandirian
1. Hipotesis Pertama (H1) adalah berpengaruh positif signifikan rasio kemandirian berpengaruh terhadap realisasi DAK, rasio positif terhadap realisasi APBD. efektifitas berpengaruh negatif Dari hasil pengujian analisis signifikan terhadap realisasi DAK regresi diperoleh nilai t hitung dan rasio efisiensi berpengaruh sebesar 0, 855 dengan tingkat negatif signifikan terhadap Realisasi signifikansi 0,000 (p < 0. 05 ).
2. Hipotesis kedua (H2) adalah Dari hasil pengujian analisis rasio Efektifitas berpengaruh regresi diperoleh nilai t hitung negatif terhadap realisasi APBD. sebesar -2, 835 dengan tingkat Dari hasil pengujian analisis signifikan -0, 000 (p < 0. 05 ). regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -1, 792 dengan tingkat PENUTUP signifikan -0, 074 (p < 0. 05 ). KESIMPULAN
3. Hipotesi ketiga (H3) adalah rasio Setelah dilakukan Penelitian Efesiensi berpengaruh negatif dan analisis Data dalam Penelitian terhadap realisasi APBD. Dari ini, Maka dapat ditarik beberapa hasil pengujian analisis regresi Kesimpulan sesuai dengan hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar - yang telah dirumuskan sebelumnya: 1, 049 dengan tingkat
1. Rasio Kemandirian berpengaruh signifikansi -0, 095 ( p < 0. 05 ). positif terhadap Anggaran
4. Hipotesis ke empat (H4) adalah pendapatan dan Belanja daerah rasio kemandirian berpengaruh Dinas Kesehatan Kabupaten positif terhadap realisasi DAK. Pasaman selama Tahun Dari hasil pengujian analisis Anggaran 2010-2014 regresi diperoleh nilai t hitung
2. Rasio Efektifitas berpengaruh sebesar 0, 5935 dengan tingkat negatif terhadap Anggaran signifikan 0, 000 ( p < 0. 05 ). Pendapatan dan Belanja Daerah
5. Hipotesis kelima (H5) adalah Dinas Kesehatan Kabupaten rasio Efektifitas berpengaruh Pasaman selama Tahun negatif terhadap realisasi DAK. Anggaran 2010-2014 Dari hasil pengujian analisis
3. Rasio Efisiensi berpengaruh regresi diperoleh nilai t hitung negatif terhadap Anggaran sebesar -4, 694 dengan tingkat Pendapatan dan Belanja Daerah signifikan -0, 18 (p < 0. 05). Dinas Kesehatan Kabupaten
6. Hipotesis keenam (H6) adalah Pasaman selama Tahun rasio Efesiensi berpengaruh Anggaran 2010-2014
4. Rasio Kemandirian berpengaruh positif terhadap DAK Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman selama Tahun Anggaran 2010- 2014
5. Rasio Efektifitas berpengaruh negatif terhadap DAK Dinas KesehatanKabupaten Pasaman selama Tahun Anggaran 2010- 2014
6. Rasio Efisiensi berpengaruh negatif terhadap DAK Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman selama Tahun Anggaran 2010- 2014
Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil temuan dan jawaban dari hasil pengujian hipotesis yang diuraikan diatas dan dari beberapa penilaian pada masing- masing variabel penelitian, secara keseluruhan ditemukan bahwa unsur- unsur atau factor-faktor dari Realisasi APBD & DAK meliputi Rasio Kemandirian, Rasio Efektfitas dan Rasio Efisiensi memberikan arti terhadap dukungan pengeluaran reakisasi APBD dan DAK pada daerah dalam mengelola dan pada Dinas kesehatan Kabupaten
Pasaman.
Hasil penelitian ini secara akademis dapat memperkaya dan meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan dan riset manajemen serta teori-teori yang mendukung riset tentang pengelolaan keuangan Publik atau Pemerintah Daerah khususnya Realisasi APBD dan DAK dan faktor-faktor yang mempengaruhi serta menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.
Sedangkan bagi Pemerintah Daerah, dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan beberapa implikasi yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah daerah dalam pengelolaan Keuangan daerah terutama dalam penganggaran dan mengoptimalkan realisasi APBD dan DAK antara lain:
1. Untuk meningkatkan kinerja keuangan Pemerintah Daerah, khusus yang berhubungan dengan Pendapatan asli daerah (PAD) , Pemerintah Kabupaten Pasaman harus dapat meningkatkatkan sumber-sumber penerimaan PAD, melalui dan perundang-undangan yang ada kepada masyarakat, perlu memperbaiki system dan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan pelaksanaan dan penerimaan PAD seperti pajak daerah dan memperbaiki birokrasi-birokrasi yang ditugaskan melaksanakan pemungutan pajak serta memberikan sosialisasi dan himbauan kepada masyararakat dan badan –badan usaha dan objek pajak yang lain agar memiliki kesadaran dalam membayar pajak. Disamping itu Pemerintah Daerah juga harus lebih menata dan mengklarifikasikan sumber- sumber PAD lain seperti pungutan pajak yang dipungut langsung oleh Pemerintah Pusat di daerah agar dapat menjadi bagian penerimaan pajak di daerah. Kemudian menghindari kebocorankebocoran sumber penerimaan serta menindak oknum-oknum yang melakukan penggelapan dan kecurangan yang dapat merugikan atas
Sehingga dengan cara demikian akan dapat memaksimalkan penerimaan daerah yang direalisasi dalam pelaksanaan Realisasi APBD dan DAK yang maksimal demi pelayanan dan kesejahteraan masyarakat banyak.
2. Pemerintah daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman hatus dapat meningkatkan kinerja keuangan dalam bentuk pelayanan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan Realisasi APBD dan DAK.
Pemerintah daerah juga harus menyiapkan sumber daya manusia yang berhubungan dengan kemudahan dan kelancaran dalam merealisasikan penerimaan pendistribusian barang dan jasa, dari sisi deregulasi berupa peraturan system pelaksaaan maupun berhubungan dengan sarana dan Prasarana yang mendukung pelaksanaan serta menyiapkan dan mengantisipasi hal-hal yang akan dapat menghambat atau menghalangi pertumbuhan
3. Berhubungan dengan sisa lebih Pembiayaan anggaran (silpa) Pemerintahan daerah harus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( pegawai) baik dari segi kemampuan maupun professional kerja melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan secara berkala berkelanjutan, sehingga kemampuan pegawai dapat merealisasikan anggaran belanja modal yang sudah direncanakan dengan baik melalui perencanaan program yang terjadwal dan terstruktur yang selalu dievaluasi dan diawasi sehingga keberhasilan pelaksanaannya dapat dikontrol. Sehubungan dengan dana pemerintah Pusat , Pemerintah daerah harus dapat merencanakan kegiatan atau program yang akan dilaksanakan sehingga pada saat dana turun tidak terjadi keterlambatan dalam proses perencanaan dan pelaksanaannya. Hal ini juga akan dapat meminimalkan terjadinya sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) yang juga efektifitas dan efisiensinya dalam pelaksanaan anggaran Pemerintah.
4. Implikasi untuk luas wilayah daerah, Penerimaan daerah Kabupaten Pasaman berupaya melakukan pembangunan secara merata untuk masing-masing wilayah kerjanya, seperti melakukan pembangunan dan pengembangan wilayah melalui kegiatan dan program pembukaan jalan baru, Prasarana kebutuhan public yang telah dianggarkan melalui belanja modal, melakukan kerjasama dengan pihak-pihak tertentu untuk meningkatkan arus modal dalam investasi-investasi di daerah
5. Dalam upaya peningkatan kemandirian daerah pemerintah daerah kabupaten pasaman juga dituntut untuk mengoptimalkan potensi pendapatan yang dimiliki dan salah satunya memberikan proporsi belanja modal yang lebih besar untuk pembangunan pada sektor-sektor yang produktif di daerah yang pada akhirnya daerah yang secara tidak kemampuan variabel independen langsung akan meningkatkan dalam menjelaskan variabel PAD. dependen. Oleh karena itu untuk
Keterbatasan dan Saran penelitian yang akan datang perlu
Berdasarkan hasil temuan ini, adanya penyesuaian atas penulis menyadari bahwa penelitian pemilihan daerah yang memiliki ini masih jauh dari kesempurnaan PAD relatif sama atau seimbang dan kelemahan serta keterbatasan agar mengklarifikasi temuan yang mungkin dapat mempengaruhi penelitian secara baik hasil penelitian ini, dengan demikian
2. Populasi dan sampel yang hendaknya keterbatasan dan digunakan masih relatif kecil kelemahan ini dapat menjadi yaitu wilayah Dinas Kesehatan perhatian bagi peneliti-peneliti yang kabupaten pasaman sehingga akan datang seperti: data yang ada kurang dapat
1. Pengambilan Populasi dan mewakili hasil penelitian ini sampel penelitian pada wilayah secara keseluruhan, untuk Dinas Kesehatan Kabupaten penelitian yang akan datang perlu Pasaman masih belum dapat memperhitungakan peningkatan mengeneralisasi temuan ini jumlah populasi dan sampel secara baik, disamping itu
3. Untuk mengukur kinerja masing-masing daerah memiliki keuangan Pemerintah Daerah tingkat PAD yang relatif tidak dapat diganti dengan sama, dimana masing-masing menggunakan Rasio Derajat kabupaten dan kota belum Desentralisasi Fiskal, Rasio memiliki penerimaan dari unsure Indeks Kemampuan Rutin dan PAD yang seimbang atau sama, Rasio Keserasian hal ini berdampak terhadap
4. Untuk Dinas Kesehatan timbulnya masalah klasik yang Kabupaten Pasaman agar dapat ada pada model penelitian yang meningkatkan Pendapatan asli secara langsung akan daerah (PAD) dengan tujuan agar daerahnya sendiri sehingga mengurangi transfer dana Alokasi Khusus dari pemerintah Pusat sebagai wujud Kemandirian daerah dalam membiayai belanjanya. Kemampuan untuk memenuhi belanja daerah membuktikan bahwa pemerintah daerah telah melakukan efisiensi terhadap kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman itu sendiri.
5. Adapun terkait dengan masalah interpretasi ekonomi dari persamaan model yang digunakan. Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif sebaiknya jumlah data time series ditambah tidak hanya data 5 tahun. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat menambah jumlah sampel yang digunakan, namun hal ini juga tidak lepas dari permasalahan kemudahan data yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Mariam Abdul, Muzafar Shah Habibullah, W. N. W. Azman-Saini, & M.
Azali, 2000. The Causal Relationship between Tax Revenues and
Government Spending in Malaysia . University Putra Malaysia, Working Paper.
Bastian 1. 2006. Akuntansi sektor PublikSuatu Pengantar. Erlangga, Jakarta
Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah . Media Riset Akuntansi, Vol . 1. No. 2:109-124.
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE. Yogyakarta Davey, K. , 1989. Keuangan Pemerintah Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Detisa, D. , 2010. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era
Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Nanggroe Aceh Darussalam . Devas N. , Brian B. , Anne B. Kenneth, D. dan Roy, K. 1989. Keuangan
Pemerintah Daerah di Indonesia
. Penerjemah Masri Maris. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Doi, Takero. 1998. Is Japanese Local Finance Really Centralized? From
Viewpointof The Revenue-Expenditure Nexus . University of Tokyo, Working Paper.
Elmi, B. , 2002. Keuangan Pemerintah Daerah Otonom di Indonesia. Jakarta: UI- Press.
Fahmi, Irfan. 2011. Artikel ekonomi, http: // fahmi-ekonomi blogspot. com Florida, A. , 2007. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Darah (PAD) terhadap
Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, Medan.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati. 2003. Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah. JAAI. Vol. 8 No.
2. Halim, A. , 2011. Akuntansi Sektor Publik. Edisi 3. Penerbit Salemba Empat.
Halim, A dan Abdullah, S. 2011. Hubungan Masalah Keagenandi Pemerintah Daerah (Sebuah Peluang Penelitian Anggaran dan Akuntansi). Jurnal