ASUHAN KEPERAWATAN BIRO PERJALANAN WISAT

ASUHAN KEPERAWATAN
BIRO PERJALANAN WISATA
KE CANDI BOROBUDUR DAN MALIOBORO

Oleh:
Trio Cahyanto
Prahararing

PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan biro perjalanan adalah suatu

rangkaian kegiatan

yang diberikan melalui praktik keperawatan di biro perjalanan dengan sasaran

wisatawan. Prinsip dasar dari asuhan keperawatan biro perjalanan sama seperti
kerangka pikir asuhan keperawatan pada umumnya yang meliputi Pengkajian,
Analisa data, Prediksi masalah yang muncul ( = Diagnosa Keperawatan),
Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Dalam

kesempatan

ini,

kita

mendampingi

wisatawan

untuk

mengaplikasikan asuhan keperawatan biro perjalanan. Tujuan obyek wisata
adalah Candi Borobudur dan Malioboro.

Kita tahu bahwa Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang
terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini terdiri
atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan
aslinya terdapat 504 arca Buddha. Oleh karena itu risiko terjadi masalah
kesehatan pun banyak. Diantaranya yaitu risiko jatuh, risiko kelelahan, risiko
terjadinya sprain strain dan sekarang musim hujan sehingga risiko terjadinya
hipotermi pun ada.
Selanjutnya obyek yang kedua adalah malioboro yang kini menjadi salah
satu pusat wisata yang sangat penting dan ikut melambungkan nama Jogja

sebagai kota tujuan wisata. Malioboro sangat menarik karena merupakan
pusat jajanan dan juga pusat cinderamata, yang tentu sangat dibutuhkan para
wisatawan sebagai oleh-oleh. Dilengkapi dengan hotel-hotel yang terus
dibangun, baik yang non bintang dan berbintang, serta pusat belanja moderen.
Oleh karena itu risiko terjadi masalah kesehatan dapat terjadi yaitu risiko
kelelahan, risiko kram pada otot dan banyak lagi.
Dari fenomena tersebut maka sangat penting suatu biro perjalanan wisata
di dampingi oleh perawat pariwisata (travel nurse) sehingga masalah
kesehatan yang muncul dapat segera di atasi

.
B. TUJUAN
1.

Tujuan Umum.
Diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang
lebih mendalam

tentang



Aplikasi Asuhan Keperawatan Biro

Perjalanan “.
2.

Tujuan Khusus.
Diharapkan setelah membaca asuhan keperawatan biro ini, mahasiswa
mampu :

a. Mendeskripsikan tentang kondisi obyek wisata Borobudur, dan
Malioboro.
b. Mendeskripsikan

tentang

langkah-langkah

membuat

asuhan

keperawatan biro perjalanan.
c. Mengaplikasikan asuhan keperawatan biro perjalanan sesuai kasus
yang terjadi di biro perjalanan dan tempat wisata.

BAB II
ASKEP BIRO PERJALANAN WISATA
KE CANDI BOROBUDUR DAN MALIOBORO
Tanggal : 18 Januari 2014

A. PENGKAJIAN
Perjalanan wisata dari kota Semarang ke objek wisata

“BOROBUDUR,

MALIOBORO” dimulai pada tanggal 18 Januari 2014 jam 06.00 oleh 52
wisatawan mahasiswa.
Beberapa metode yang digunakan dalam mengumpulkan data pada para
wisatawan mahasiswa tersebut adalah :
1. Observasi ( Sarana Transportasi & Obyek Wisata ) :
P3K lengkap, kondisi bus bagus dan laik jalan dengan seat 2:2
2. Hasil wawancara
Hasil wawancara didapatkan masalah kesehatan 12 % mengalami mabuk
perjalanan.
3. Hasil angket
a. Proprosi wisatawan berdasarkan hasi pemeriksaan tekanan darah
Diagram 1.1
Proporsi wisatawan berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah

TEKANAN DARAH

9.62%

Normal
Hipotensi

90.38%

Berdasarkan diagram 1.1 diketahui bahwa dari 52 wisatawan yang
mempunya tekanan darah rendah (hipotensi) sebesar 10% dan yang
tekanan darahnya normal sebanyak 90%.

b. Proposrsi wisatawan berdasarkan jenis kelamin
Diagram 1.2
Proporsi wisatawan berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Wisatawan

61.54%

38.46%


Laki-laki
Perempuan

Berdasarkan diagram 1.2 diketahui bahwa wisatawan yang
mengikuti perjalanan wisata ke Yogyakarta 38% laki-laki dan 62 %
perempuan.
c. Proporsi wisatawan berdasarkan riwayat mabuk perjalanan
Diagram 1.3
Proporsi riwayat wisatawan mabuk perjalanan
Riwayat Mabuk Perjalan
13.46%

Ya
Tidak

86.54%

Berdasarkan diagram 1.3 diketahui bahwa wisatawan yang
mengikuti perjalanan wisata ke Yogyakarta 13% wisatawan pernah
mengalami mabuk perjalanan dan 87% wisatawan tidak pernah

mengalami mabuk perjalanan.

d. Proporsi wisatwan berdasarkan riwayat Maag
Diagram 1.4
Proporsi riwayat wisatawan kram kaki

Riwayat Maag
Ya
Tidak

1.92%

98.08%

Berdasarkan diagram 1.4 diketahui bahwa wisatawan yang
mengikuti perjalanan wisata ke Yogyakarta 2% wisatawan pernah
mempunyai riwayat Maag dan 98% wisatawan tidak mempunyai
riwayat Maag.
e. Proporsi wisatawan berdasarkan riwayat alergi
Diagram 1.5

Proporsi wisatawan berdasarkan riwayat alergi
Riwayat Alergi
Makanan
Udara
Debu
Tidak
100.00%

Berdasarkan diagram 1.5 diketahui bahwa wisatawan 100% tidak
mempunyai alergi

4. Tempat Objek Wisata yang Dituju
a. Borobudur
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di
Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah
kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di
sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan
oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an
Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini
terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya

terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan
2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa
utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini,
dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang

yang

didalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi
teratai

sempurna

dengan

mudra (sikap

tangan) Dharmachakra

mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun

sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi
sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam
nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran
Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di
dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah
jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga
tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu
adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud),
dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini
peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan
menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir
pada dinding dan pagar langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad
ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di

Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari
keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas
Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal
Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami
serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran
terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah
Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini
masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Borobudur kini masih
digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat
Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara
berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam
dunia pariwisata, Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia
yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
b. Malioboro
Malioboro adalah sebuah Jalan sepanjang tidak lebih dari 2 Kilo
Meter yang membentang mulai dari persimpangan Rel Kereta Api
Stasiun Tugu Yogyakarta diujung utara hingga pertigaan pojokan
Gedung Agung diujung Selatan. Malioboro adalah sebuah Jalan
legendaris yang menjadi ikon Kota Yogyakarta dengan kehidupan
kontras antara siang dan malamnya. Jalan Malioboro merupakan jalan
yang sangat terkenal di Jogjakarta, saking terkenalnya mungkin orang
merasa belum afdol kalau berkunjung ke Jogja tak mampir di jalan
yang sangat fenomenal itu. Malioboro menurut sebuah sumber konon
berasal dari kata, Maliya saka bara yang konon berarti mulia dari
pengembaraan. Sumber yang lain sebuah artikel di Kompasiana juga
pernah menjelaskan bahwa kata Malioboro berarti Jalan Bunga,
karena menghubungkan jalan Pasar Kembang di utara dengan
kawasan Pasar Gede ( Beringharjo ) dan kawasan pecinan di selatan.
Dan menurut konsepsi islam yang merupakan dasar dari segala

konsepsi pembangunan Kraton, juga bisa diartikan nganggo obor
ajaraning para wali.
Keberadaan jalan Malioboro juga tak bisa dipisahkan dengan
keberadaan kraton Jogja, karena jalan itu berada lurus keutara
mengarah ke Tugu Jogja. Kini jalan Maliboro merupakan pusat
pemerintahan karena kantor gubernur dan kantor DPRD ada diwilayah
itu. Disamping itu kawasan itu kini merupakan kawasan bisnis yang
berkembang pesat dan juga merupakan kawasan yang bersejarah,
Malioboro kini menjadi salah satu pusat wisata yang sangat penting
dan ikut melambungkan nama Jogja sebagai kota tujuan wisata. Yang
menarik lagi di tempat ini segala macam transpotasi baik yang
tradisional seperti becak dan andong serta yang modern seperti bis
kota dan taksi berpadu tanpa merasa ada persaingan di antara mereka.
Sebagai tujuan wisata Malioboro sangat menarik karena merupakan
pusat jajanan dan juga pusat cinderamata, yang tentu sangat
dibutuhkan para wisatawan sebagai oleh-oleh. Dilengkapi dengan
hotel-hotel yang terus dibangun, baik yang non bintang dan
berbintang, serta pusat belanja moderen, Malioboro kini sempurna
mengukuhkan Jogja sebagai kota tujuan wisata.
5. Data Wisatawan Yang Bermasalah (sebelum berangkat)
1. Data Inti
a. Wisatawan 1
1) Identitas Wisatawan
Nama

: Nn.R.M

Umur

: 20 tahun

Alamat

: Semarang

Agama

: Islam

Pendidikan Terakhir

: SMA

2) Tujuan wisata

: Candi Borobudur dan Malioboro

3) Rencana lama tinggal di tempat wisata

: 1 hari

4) Jenis kepergian/keberangkatan

: Jalur darat

5) Sarana transportasi

: Bus

6) Riwayat Kesehatan
RK saat ini

: Wisatawan dalam kondisi pusing

RK dahulu

: Riwayat sering mabuk perjalanan.

b. Wisatawan 2
1) Identitas Wisatawan
Nama

: Tn. D.S

Umur

: 23 tahun

Alamat

: Semarang

Agama

: Islam

Pendidikan Terakhir

: SMA

2) Tujuan wisata

: Candi Borobudur dan Malioboro

3) Rencana lama tinggal di tempat wisata

: 1 hari

4) Jenis kepergian/keberangkatan

: Jalur darat

5) Sarana transportasi

: Bus

6) Riwayat Kesehatan
RK saat ini

: Wisatawan dalam kondisi sehat

fisik
RK dahulu

: Riwayat sering mabuk perjalanan

c. Wisatawan 3
1) Identitas Wisatawan
Nama

: Nn. I.P

Umur

: 20 tahun

Alamat

: Semarang

Agama

: Islam

Pendidikan Terakhir

: SMA

2) Tujuan wisata

: Candi Borobudur dan Malioboro

3) Rencana lama tinggal di tempat wisata

: 1 hari

4) Jenis kepergian/keberangkatan

: Jalur darat

5) Sarana transportasi

: Bus

6) Riwayat Kesehatan

RK saat ini

: Wisatawan dalam kondisi sehat

fisik
RK dahulu

: Riwayat sering mabuk perjalanan

dan maag.
d. Wisatawan 4
1) Identitas Wisatawan
Nama

: Nn. A

Umur

: 20 tahun

Alamat

: Semarang

Agama

: Islam

Pendidikan Terakhir

: SMA

2) Tujuan wisata

: Candi Borobudur dan Malioboro

3) Rencana lama tinggal di tempat wisata

: 1 hari

4) Jenis kepergian/keberangkatan

: Jalur darat

5) Sarana transportasi

: Bus

6) Riwayat Kesehatan
RK saat ini

: Wisatawan dalam kondisi sehat

fisik
RK dahulu

: Riwayat sering mabuk perjalanan.

e. Wisatawan 5
1) Identitas Wisatawan
Nama

: Nn.T.S

Umur

: 20 tahun

Alamat

: Semarang

Agama

: Islam

Pendidikan Terakhir

: SMA

2) Tujuan wisata

: Candi Borobudur dan Malioboro

3) Rencana lama tinggal di tempat wisata

: 1 hari

4) Jenis kepergian/keberangkatan

: Jalur darat

5) Sarana transportasi

: Bus

6) Riwayat Kesehatan

RK saat ini

: Wisatawan dalam kondisi sehat

fisik
RK dahulu

: Riwayat mabuk perjalanan

f. Wisatawan 6
1) Identitas Wisatawan
Nama

: Nn.N.I

Umur

: 20 tahun

Alamat

: Semarang

Agama

: Islam

Pendidikan Terakhir

: SMA

2) Tujuan wisata

: Candi Borobudur dan Malioboro

3) Rencana lama tinggal di tempat wisata

: 1 hari

4) Jenis kepergian/keberangkatan

: Jalur darat

5) Sarana transportasi

: Bus

6) Riwayat Kesehatan
RK saat ini

: Wisatawan dalam kondisi sehat

fisik
RK dahulu

: Riwayat sering mabuk perjalanan

g. Wisatawan 7
1) Identitas Wisatawan
Nama

: Nn.W

Umur

: 20 tahun

Alamat

: Semarang

Agama

: Islam

Pendidikan Terakhir

: SMA

2) Tujuan wisata

: Candi Borobudur dan Malioboro

3) Rencana lama tinggal di tempat wisata

: 1 hari

4) Jenis kepergian/keberangkatan

: Jalur darat

5) Sarana transportasi

: Bus

6) Riwayat Kesehatan

RK saat ini

: Wisatawan dalam kondisi sehat

fisik
RK dahulu

: Riwayat sering mabuk perjalanan

2. Pengkajian system (sebelum berangkat)
a. Kondisi Umum

: Wisatawan tampak sehat, kesadaran composmentis

b. TTV

: lampiran 1

c. Sistem Pernapasan :
Wisatawan mengatakan tidak sesak nafas, tidak ada riwayat penyakit
pernafasan, wisatawan tidak perokok.
Inspeksi

: simetris, bersih tidak ada luka, pengembangan dada
simetris, tidak ada retraksi dada

Palpasi

: traktil fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi

: sonor di semua lapang paru

Auskultasi

: Suara dasar vesikuler, tidak ada wheezing maupun
ronkhi

d. Sistem Pencernaan
Wisatawan mengatakan perutnya sakit, ingin mual dan muntah terus
serta pusing. Wisatawan mengatakan setiap kali bepergian jauh sering
mengalami mabuk perjalanan. Wisatawan mengatakan terakhir makan
bareng-bareng sama rombongan.
Turgor Kulit: kering, Tonus otot: lentur, Kondisi Mulut pasien kotor,
Mukosa Mulut pasien: kering, Lidah: kotor
Inspeksi

: bersih, tidak ada lesi, bentuk cembung, tampak
membuncit.

Auskultasi

: peristaltik (+) 7x/menit

Palpasi

: tidak teraba masa dan tidan ada nyeri tekan

e. Sistem Kardiovaskuler
Wisatawan mengatakan tidak mengalami nyeri dada, tidak ada riwayat
penyakit jantung dan tidak mengkonsumsi obat jantung.
Inspeksi

: konjunctiva anemis, sklera tidak ikterik, Ictus cordis
tidak tampak

Palpasi

: tidak ada nyeri tekan, kulit teraba dingin, Ictus cordis
teraba di SIC V

Perkusi

: Pekak, konfigurasi jantung dalam batas normal

Auskultasi

: Bj S1-S2 murni, tidak ada gallop, bising maupun
murmur

f. Sistem Muskuloskeletal
Wisatawan mengatakan tidak memilki riwayat kecelakaan, tidak
memiliki riwayat nyeri sendi, tidak memilki riwayat penggunaan obat
obatan
Massa otot : baik, Postur : kurus, Tidak tampak tremor, Rentang gerak
maksimal dan mampu melawan gravitasi, Kekuatan : mandiri,
wisatawan tidak mengalami deformitas, wisatawan tampak bengkak
pada ekstremitas bawah
g. Sistem Sensori
Wisatawan mengatakan tidak mengalami gangguan pada alat indranya
h. Sistem Perkemihan
Wisatawan mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit ginjal, tidak
pernah menggunakan obat pelancar saat BAK, tidak merasakan nyeri
saat berkemih
i. Sistem Persarafan
Wisatawan mengatakan pusing. Wisatawan tidak merasakan kesemutan
pasien, tidak mengalami kesulitan menelan, tidak pernah kejang.
Wisatawan tidak mengalami perubahan fungsi penciuman, tidak
mengalami kesulitan saat menelan makanan
j. Sistem Imunologi-Hematologi
Wisatawan mengatakan sudah imunisasi lengkap.

k. Sistem Reproduksi
Wisatawan tidak ada gangguan reproduksi.
3. Pemeriksaan Fisik (head to toe-sebelum berangkat)


Keadaan Umum
Wisatawan tampak sehat.



Kepala
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, rambut ikal dan
bersih



Mata
Simetris, tampak pucat



Hidung
Simetris, tidak ada pergerakan nafas cuping hidung



Mulut
Bersih, tidak ada sariawan, bibir tidak ada sianosis, mukosa bibir agak
kering dan anemis, gigi lengkap.



Telinga
bersih tidak luka tidak ada peradangan



Dada
 Inspeksi

: simetris, bersih tidak ada luka, pengembangan

dada simetris, tidak ada retraksi dada
 Palpasi

: traktil fremitus kanan dan kiri sama

 Perkusi

: sonor di semua lapang paru

 Auskultasi

: Suara dasar vesikuler, tidak ada wheezing maupun

ronkhi


Jantung
 Inspeksi

: konjunctiva anemis, sklera tidak ikterik, Ictus

cordis tidak tampak
 Palpasi

: tidak ada nyeri tekan, kulit teraba dingin, Ictus

cordis teraba di SIC V
 Perkusi

: Pekak, konfigurasi jantung dalam batas normal

 Auskultasi

: Bj S1-S2 murni, tidak ada gallop, bising maupun

murmur
Abdomen



Inspeksi

: bersih, tidak ada lesi, bentuk cembung, tampak
membuncit.

Auskultasi

: peristaltik (+) 7x/menit

Palpasi

: tidak teraba masa dan tidan ada nyeri tekan Genetalia

Ekstremitas



Atas : akral dingit, tidak ada sianosis, tidak ada kekakuan, kekuatan otot
5/5.
Bawah : akral hangat, tidak ada sianosis, tidak ada kekakuan sendi,
kekuatan otot 5/5.

I.

ANALISA DATA

No
1

Area
Transportasi
(perjalanan
ke objek)

2

Data Fokus
DS : 13% wisatawan
mengatakan pernah mabuk
perjalanan
DO :
Sesuai angket juga 13%
pernah mengalami mabuk
perjalanan
Sesuai hasil observasi dan
pengamatan,
perjalanan
wisata pada musim hujan.
Ketika perjalanan sedang
mengalami hujan.
Objek wisata 1. Candi Borobudur
DS : DO : Kondisi cuaca yang
dingin dan tidak menentu,
kondisi candi Borobudur
banyak anak tangga.

Prediksi Masalah
1. Resiko
terjadinya
motion sickness pada
wisatawan Mahasiswa
2. Resiko
terjadinya
hipotermi
pada
wisatawan Mahasiswa

1. Resiko
terjadinya
kelelahan fisik pada
wisatawan Mahasiswa
2. Resiko
terjadinya
hipotermi
pada
wisatawan Mahasiswa
3. Resiko
terjadinya
Sprain Strain pada

wisatawan Mahasiswa

2. Malioboro
1. Resiko
terjadinya
DS : kelelahan fisik pada
DO : Kondisi jalan malioboro
wisatawan Mahasiswa
yang panjang sekitar 4.1 2. Resiko
terjadinya
km
kram/kekakuan
otot
pada
wisatawan
Mahasiswa
DS : 40% wisatawan 1. Resiko
terjadinya
mengatakan pernah mabuk
motion sickness pada
perjalanan
wisatawan Mahasiswa
DO :
2. Resiko
terjadinya
Sesuai angket juga 40%
hipotermi
pada
pernah mengalami mabuk
wisatawan Mahasiswa
perjalanan
Sesuai hasil observasi dan
pengamatan,
perjalanan
wisata pada musim hujan.
Ketika perjalanan pulang
sedang mengalami hujan.

3

Transportasi
(perjalanan
pulang)

II.

PREDIKSI MASALAH YANG MUNCUL
No
Tempat
1
Bus (Perjalanan wisata)

2

III.

Objek wisata

Prediksi masalah
1. Resiko terjadinya motion sickness
pada wisatawan Petani
2. Resiko terjadinya hipotermi pada
wisatawan Mahasiswa
1. Resiko terjadinya kelelahan fisik
pada wisatawan Mahasiswa
2. Resiko terjadinya hipotermi pada
wisatawan Mahasiswa
3. Resiko terjadinya Sprain Strain pada
wisatawan Mahasiswa
4. Resiko terjadinya kram/kekakuan
otot pada wisatawan Mahasiswa

INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN

No Prediksi Masalah
Tujuan
Intervensi
Alat
Ttd
1
Resiko terjadinya Memberikaan 1. Amankan klien 1. ObatTio
motion sickness rasa nyaman
ke tempat yang
obatan anti dan

pada wisatawan pada klien
Petani

2

Resiko terjadinya
hipotermi
pada
wisatawan
Mahasiswa

nyaman.
histamin
Riri
2. Longgarkan
(anti mual ng
pakaian klien.
dan
3. Berikan obat
muntah).
gosok
pada 2. Minyak
area
hidung,
gosok
kening,
(minyak
punggung dan
kayu putih
perut
sambil
dan
memijat-mijat.
frescare).
4. Jika
klien
muntah
bersihkan
mulut dan sisasisa muntahan.
5. Berikan
minuman
hangat.
6. Berikan obatobatan
anti
histamine (jika
perlu).

Memberikan
1.Pindahkan
1. Selimut
rasa nyaman
wisatawan ke
tebal
dan
tempat
aman 2. Buli-buli
mempertahan
dan nyaman
panas
kan
2.Keringkan
(WWZ)
wisatawan
tubuh
3. Air panas
pada
suhu
wisatawan jika 4. Baju kering
normal (36-37
kondisi tubuh 5. Minyak
C)
basah dengan
penghangat
handuk kering 6. Thermomet
dan bersih
er
3.Ganti
baju
wisatawan
dengan
baju
kering
dan
tebal, jika perlu
memakai
selimut tebal
4.Ukur
suhu
tubuh
wisatawan
5.Anjurkan
wisatawan

Tio
dan
Riri
ng

untuk istirahat
senyaman
mungkin
6.Jika
perlu
pasang buli-buli
panas di daerah
telapak tangan
dan
telapak
kaki
7.Anjurkan
minum
air
hangat
8.Ukur
tandatanda vital
3

Resiko terjadinya 1. Mengurang 1.Proteksi
diri 1. Handscoon
Sprain
Strain
i nyeri
menggunakan
2. Elastic
pada wisatawan 2. Mengurang
sarung tangan
bandage
Mahasiswa
i
2.Pastikan
3. Alat
perdarahan
lingkungan
kompres
3. Mengistira
sudah aman
dingin : air
hatkan
3.Jauhkan
es/dingin,
sendi dan
kerumunan
baskom,
otot
orang di sekitar
handuk,
pasien
perlak
4.Atur
posisi
pengalas
klien senyaman
mungkin
5.Lakukan
kompres dingin
untuk
mengurangi
perdarahan
dalam
6.Jika
pembengkakan
sudah
tidak
bertambah,
lakukan
imobilisasi
dengan elastic
bandage
7.Evaluasi
capillary refill
time
8.Bila
nyeri

Tio
dan
Riri
ng

4

Resiko terjadinya
kelelahan
fisik
pada wisatawan
Petani.

Mengembalik
an
kondisi
fisik
yang
lemah/ energy
tubuh.

5

Resiko terjadinya
kram/kekakuan
otot
pada
wisatawan Petani

Mengurangi
dan
menghilangka
n –kejang otot

IV.

IMPLEMENTASI

Tempat

Tgl/Jam

Bus
(Perjal
anan
menuj
u
Obyek

18
Januari
2014/
11.00
WIB

Masalah
Keperawatan
Motion
Sickness/Ma
buk
perjalanan
pada Nn. I

bertambah,
rujuk pasien ke
RS
1. Bawa klien ke
tempat
yang
teduh.
2. Longgarkan
pakaian klien.
3. Berikan kepada
klien
air
minum
yang
mengandung
elektolit
dan
glukosa.
4. Observasi
keadaan umum
klien.
5. Bila
perlu
rujuk
ke
pelayanan
kesehatan.
6. Rapikan klien.
1. Bawa klien ke
tempat
yang
teduh.
2. Longgarkan
pakaian klien.
3. Berikan
air
minim
yang
mengandung
elektrolit.
4. Observasi
keadaan umum
klien.
5. Rapikan klien

Minuman
yang
mengandung
elektrolit dan
glikosa

Tio
dan
Riri
ng

1. Minuman
yang
mengandun
g elektrolit.

Tio
dan
Riri
ng

Implementasi

Respon

Evaluasi

Ttd

1. Mengamank
an klien ke
tempat yang
nyaman.
2. Melonggark
an pakaian

S:
Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah
berkurang

S:
Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah hilang
atau

Tio
dan
Riri
ng

wisata)

klien.
3. Memberikan
obat gosok
pada
area
hidung,
kening,
punggung
dan
perut
sambil
memijatmijat.
4. Jika
klien
muntah
bersihkan
mulut dan
sisa-sisa
muntahan.
5. Memberikan
minuman
hangat.
6. Memberikan
obat-obatan
anti
histamine
(jika perlu).

Obyek
Wisata

18
Januari
2014/
14.00
WIB

Bus

Januari

Kelelahan
1. Membawa
fisik
klien
ke
rombongan
tempat yang
wisatawan di
teduh.
candi
2. Melonggark
Borobudur
an pakaian
pada Nn.W
klien.
3. Memberika
n
kepada
klien
air
minum yang
mengandun
g elektolit
dan glukosa.
4. Mengobserv
asi keadaan
umum klien.
5. Merapikan
klien.
Motion
1. Mengaman

atau hilang
O:
Wisatawan
terlihat
sehat
kembali

menghilang
O:
Wisatawan
terlihat sehat
kembali
A:
Masalah
teratasi
P:
Pertahankan
intervensi

S:
Wisatawan
mengatakan
kelekahan
fisiknya
berkurang
atau hilang
O:
Wisatawan
terlihat
sehat
kembali

S:
Wisatawan
mengatakan
kelelahannya
sudah
menghilang
O:
Wisatawan
terlihat sehat
kembali
A:
Masalah
teratasi
P: Pertahankan
intervensi

Tio
dan
Riri
ng

S:

S:

Tio

(Perjal
anan
Pulang
)

2014/
20.00
WIB

Sickness/Ma
buk
perjalanan
pada Nn. I.P

2.
3.

4.

5.
6.

Januari
2014/
22.00
WIB

Motion
1.
Sickness/Ma
buk
perjalanan
pada
Nn. 2.
R.M
3.

kan klien ke
tempat yang
nyaman.
Melonggark
an pakaian
klien.
Memberika
n
obat
gosok pada
area hidung,
kening,
punggung
dan
perut
sambil
memijatmijat.
Jika klien
muntah
bersihkan
mulut dan
sisa-sisa
muntahan.
Memberika
n minuman
hangat.
Memberika
n
obatobatan anti
histamine
(jika perlu).
Mengaman
kan klien ke
tempat yang
nyaman.
Melonggark
an pakaian
klien.
Memberika
n
obat
gosok pada
area hidung,
kening,
punggung
dan
perut
sambil
memijat-

Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah
berkurang
atau hilang
O:
Wisatawan
terlihat
sehat
kembali

Wisatawan
dan
mengatakan
Riri
mual
dan ng
muntah hilang
atau
menghilang
O:
Wisatawan
terlihat sehat
kembali
A:
Masalah
teratasi
P:
Pertahankan
intervensi

S:
Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah
berkurang
atau hilang
O:
Wisatawan
terlihat
sehat
kembali

S:
Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah hilang
atau
menghilang
O:
Wisatawan
terlihat sehat
kembali
A:
Masalah
teratasi
P:
Pertahankan

Tio
dan
Riri
ng

Januari
2014/
22.00
WIB

Motion
Sickness/Ma
buk
perjalanan
pada Tn. D.S

mijat.
4. Jika klien
muntah
bersihkan
mulut dan
sisa-sisa
muntahan.
5. Memberika
n minuman
hangat.
6. Memberika
n
obatobatan anti
histamine
(jika perlu).
1. Mengaman
kan klien ke
tempat yang
nyaman.
2. Melonggark
an pakaian
klien.
3. Memberika
n
obat
gosok pada
area hidung,
kening,
punggung
dan
perut
sambil
memijatmijat.
4. Jika klien
muntah
bersihkan
mulut dan
sisa-sisa
muntahan.
5. Memberika
n minuman
hangat.
6. Memberika
n
obatobatan anti
histamine
(jika perlu).

intervensi

S:
Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah
berkurang
atau hilang
O:
Wisatawan
terlihat
sehat
kembali

S:
Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah hilang
atau
menghilang
O:
Wisatawan
terlihat sehat
kembali
A:
Masalah
teratasi
P:
Pertahankan
intervensi

Tio
dan
Riri
ng

Januari
2014/
23.00
WIB

Motion
Sickness/Ma
buk
perjalanan
pada Nn. T.S

1. Mengaman
kan klien ke
tempat yang
nyaman.
2. Melonggark
an pakaian
klien.
3. Memberika
n
obat
gosok pada
area hidung,
kening,
punggung
dan
perut
sambil
memijatmijat.
4. Jika klien
muntah
bersihkan
mulut dan
sisa-sisa
muntahan.
5. Memberika
n minuman
hangat.
6. Memberika
n
obatobatan anti
histamine
(jika perlu).

S:
Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah
berkurang
atau hilang
O:
Wisatawan
terlihat
sehat
kembali

S:
Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah hilang
atau
menghilang
O:
Wisatawan
terlihat sehat
kembali
A:
Masalah
teratasi
P:
Pertahankan
intervensi

Tio
dan
Riri
ng

Januari
2014/
23.00
WIB

Motion
Sickness/Ma
buk
perjalanan
pada Nn. A

1. Mengaman
kan klien ke
tempat yang
nyaman.
2. Melonggark
an pakaian
klien.
3. Memberika
n
obat
gosok pada
area hidung,
kening,
punggung

S:
Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah
berkurang
atau hilang
O:
Wisatawan
terlihat
sehat
kembali

S:
Wisatawan
mengatakan
mual
dan
muntah hilang
atau
menghilang
O:
Wisatawan
terlihat sehat
kembali
A:
Masalah

Tio
dan
Riri
ng

dan
perut
sambil
memijatmijat.
4. Jika klien
muntah
bersihkan
mulut dan
sisa-sisa
muntahan.
5. Memberika
n minuman
hangat.
6. Memberika
n
obatobatan anti
histamine
(jika perlu).

V.
NO
1.

teratasi
P:
Pertahankan
intervensi

EVALUSI
PSIKOLOGIS
FISIK
Didapatkan hasil wawancara 80% Didapatkan hasil wawancara 2 %
wisatawan

mengatakan

senang wisatawan

mengalami

kelelahan

dalam perjalanan wisata selama fisik dalam perjalanan wisata sehari
sehari di obyek wisata Candi di
Borobudur dan Malioboro

Candi

Borobudur,

13

mengalami mabuk perjalanan.

%

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kesehatan di komunitas pariwisata tidak beda jauh dengan
masalah kesehatan yang mungkin terjadi selama melakukan perjalanan wisata.
Para wisatawan selain ingin menikmati keunikan dan keindahan suatu
destinasi (Daerah tujuan wisata), mereka juga mempunyai resiko terjadi
gangguan kesehatan selama melakukan perjalanan wisata. Masalah kesehatan
yang mungkin terjadi di suatu destinasi perlu diprediksikan dengan baik, agar
pelayanan kesehatan di suatu destinasi benar-benar memadai. Upaya
pencegahan terhadap resiko kecelakaan wajib dilakukan dan terus
dikembangkan, sehingga pertanyaan-pertanyaan tentang fasilitas keselamatan
dan keamanan para wisatawan didaerah tujuan wisata terjawab dengan jelas.
Pelayanan P3K bisa direncanakan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan
penduduk setempat, tetapi khusus ditempat wisata kebutuhan pelayanan
semakin meningkat karena bertambahnya jumlah penduduk. Yang perlu
menjadi bahan pertimbangan adalah selama musim wisata padat, jumlah
pengunjung dan resiko setempat harus dijadikan faktor yang penting dalam
perencanaan. Karena itu pelayanan kesehatan darurat dari perawat dan dokter
setempat akan bervariasi, yang bisa berkomunikasi dengan berbagai bahasa

dan terampil menangani masalah wisatawan, sampai dengan pelayanan
kesehatan dirumah sakit yang berperalatan canggih.
Masalah di biro perjalanan ke Magelang dan Yogyakarta merupakan salah
satu masalah kesehatan yang mungkin terjadi di komunitas pariwisata yang
perlu diantisipasi setiap destinasi.
B. Saran
1.

Bagi destinasi / daerah tujuan wisata :
a. Seluruh komunitas pariwisata tetap dituntut untuk mengaplikasikan
konsep SAPTA PESONA di berbagai usaha pariwisata, termasuk
pelayanan kesehatan.
b. Mengkaji dengan betul resiko yang mungkin terjadi dengan kondisi
geografis dari sebuah obyek wisata yang ada.
c. Melengkapi sarana prasarana pelayanan kesehatan sesuai dengan
resiko khusus dari sebuah obyek wisata.
d. Mengatur rombongan dan membatasi pengunjung sesuai dengan daya
dukungnya.
e. Memasang rambu-rambu, papan larangan yang jelas dan informatif.
f. Menyediakan peta, pemandu, pengawas dan petugas kesehatan.

2.

Bagi para wisatawan :
a. Membiasakan diri untuk mencari informasi terkait daerah tujuan
wisata yang ingin dikunjunginya.
b. Konsultasi dengan travel klinik tentang resiko yang mungkin terjadi
dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan terkait dengan daerah
tujuan wisata yang hendak dikunjungi .
c. Mempersiapkan

perlengkapan

pribadi

dengan

cermat,

untuk

melakukan perjalanan wisata dengan aman.
d. Patuh dan disiplin untuk mengikuti rambu-rambu dan papan larangan
yang ada di suatu daerah tujuan wisata .
3.

Bagi perawat pariwisata :

a. Selalu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam upaya
mencegah, menangani dan merujuk masalah – masalah kesehatan yang
terkait dengan pariwisata.
b. Selalu inovasi dan melengkapi sarana pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan khusus daerah tujuan wisata yang menjadi tanggungjawabnya.
c. Belajar dan berlatih

tentang biro perjalanan ke Magelang dan

Yogyakarta secara maksimal agar kompeten dibidang pelayanan
kesehatan pariwisata.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Borobudur, Harta Karun Dunia di Pulau Jawa, Indonesia.
http://borobudur.yogyes.com/id/ (Diakses pada tanggal 15 januari 2014)
Anonim,

2012.

Malioboro.

http://www.yogye.com/id/yogyakarta-tourism-

object/market/malioboro/ (Diakses pada tanggal 15 januari 2014)

Lampiran :
Bus yang Digunakan Untuk Berwisata

Suasana di dalam Bus Wisata

Suasana di Malioboro

Candi Borobudur

Partner Travel Nurse

Team of Travel Nurse STIKES Karya
Husada Semarang