Kebijakan Fiskal Dalam Mengantisipasi Kondisi Perekonomian Terkini

Kebijakan Fiskal Dalam Mengantisipasi Kondisi
Perekonomian Terkini

PAPARAN KEPALA BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Jakarta, 14 September 2018
Kempinski Grand Ballroom

Outlines
• Kondisi Perekonomian Indonesia
• Tantangan Ekonomi dan Neraca Pembayaran
• Solusi: Menaikkan Ekspor dan Menurunkan Impor
• Insentif Pajak untuk Investasi dan Ekspor
• Kebijakan PPh 22 untuk Menurunkan Impor
• Perbaikan Administrasi Perpajakan

2

Kondisi Perekonomian Indonesia

Perekonomian global mengalami pemulihan sejak tahun 2017, namun risiko tetap tinggi

Normalisasi kebijakan moneter yang diterapkan AS membawa risiko pada pembalikan arus modal ke AS dan
penguatan dolar
Proyeksi Pertumbuhan Global
(%, yoy)

4

• Perekonomian global mengalami
perbaikan dengan AS menjadi
salah satu motor utama

Pertumbuhan AS Triwulanan
(% yoy)

3.5

7

2.8


3

2.5

6

5.3

5.3

2
1.5

5

4.9

3.9

4


5.1

1

3.9

0.5

0
Q1 Q3
3

2.4

2011

Q1 Q3
2012


Q1 Q3
2013

Q1 Q3
2014

Q1 Q3

Q1 Q3

2015

Q1 Q3

2016

2017

Q1
2018


2.2
Sumber: Bloomberg, diolah

2

Indeks Dolar AS

97
1

95
0

93
2011

2012

2013


2014

2015

2016

2017

2018p

Dunia

Negara Maju

Negara Berkembang

ASEAN-5

Sumber: Data IMF Juli 2018, diolah


2019p

91
89
87
Jan-18

Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18

Jul-18

• Perbaikan ekonomi AS 
normalisasi kebijakan moneter 
kenaikan imbal hasil 
pembalikan modal ke AS 
penguatan dolar AS.
• Beberapa risiko dan tantangan
bagi perekonomian global ke
depan:

• Tekanan pasar keuangan akibat
normalisasi moneter AS
• Moderasi Tiongkok
• Proteksionisme
• Perang Dagang AS-Tiongkok
• Ketegangan geopolitik
• Perubahan iklim/cuaca ekstrim

Aug-18

Sumber: Bloomberg, diolah

4

Isu struktural dan faktor eksternal telah menciptakan krisis perekonomian di Turki
Sentimen negatif akibat krisis Turki perlu terus diwaspadai oleh negara berkembang
Latar Belakang:
Nilai tukar Turki terus mengalami pelemahan/terdepresiasi hingga
mencapai 81,2% (ytd, per 13 Agt) yang dipicu oleh:
• Inflasi Turki yang mencapai lebih dari 15%,

• Defisit Neraca Transaksi Berjalan Turki merupakan salah satu yang
tertinggi di dunia. Q-1 2018 = 7,88% per PDB
• Normalisasi moneter AS
• Kenaikan tarif produk metal Turki oleh AS hingga 2x lipat
7.5

13 Aug:
6.88

Lira Turki/US$

7
6.5
6

17 Aug:
5.79
5.23

5.5

5
4.5
4

3.88

13 Agustus:
Turki melakukan kebijakan pelonggaran
ke perbankan untuk menjaga likuiditas

3.5
3
Mar-2018

Apr-2018

Sumber: Bloomberg, diolah

May-2018


Jun-2018

Jul-2018

Aug-2018

Dampak bagi Negara berkembang:
Pelemahan tajam Lira Turki menimbulkan sentimen
negatif di pasar keuangan ditandai oleh pengalihan
modal ke safe haven assets (Yen Jepang dan Dollar
AS)
Kinerja Nilai Tukar thd Dolar
(%ytd , per 17 Agustus 2018)
Japan
Malaysia
Thailand
Vietnam
Singapore
S. Korea
Euro
China
UK
Philipppines
Indonesia
India
Russia
Brazil
South Afrika
Turkey -52.52
-60

1.72
-1.45
-2.00
-2.67
-2.92
-5.39
-5.47
-5.84
-6.29
-7.14
-7.66
-9.84
-15.92
-17.88
-18.73
-50

-40

-30

-20

-10

0

10

Sumber: Bloomberg dan CEIC

5

Gejolak eksternal turut mempengaruhi perekonomian domestik, khususnya pada
volatilitas pasar keuangan
…di tengah adanya kebutuhan produksi nasional yang tinggi
Total Ekspor Impor

30%

24.48% 19

20%

Pertumbuhan

11.35%

14

10%
9

0%

4

-10%
-20%

Miliar USD

Gejolak pada sektor keuangan...

-1

-30%

Nilai Eks

-40%

Eks ytd

Impor ytd

-6

Sumber: Bloomberg, diolah

-11

J

J

M

A

M

F

2018-J

D

N

O

S

A

J

J

M

A

M

F

2017-J

D

N

O

S

A

-50%

Sumber: BPS, diolah

Perkembangan Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran pada Q2-2018 tercatat defisit sebesar
US$4,3 miliar



Surplus Transaksi Modal dan Finansial (TMF) pada periode
ini yang sebesar US$4,0 Miliar, sedangkan defisit Transaksi
Berjalan (TB) sebesar US$8,0 Miliar (3,0% thd PDB)
6

Di tengah fluktuasi global, fundamental ekonomi domestik masih baik ditandai oleh
pertumbuhan ekonomi yang sehat serta inflasi yang terkendali
…inflasi terkendali

Pertumbuhan ekonomi sehat….
5.50

PDB (%,yoy)
5.21
5.02

5.00

4.94

Tahunan (%)
5.07

5.03

4.94

5.27

5.19

5.01

5.01

5.06

Q1

Q2

Q3

5.06

4.50

4.00
Q1

Q2

Q3

Q4

2016

2017

Komponen Pengeluaran (YoY)
Konsumsi RT & LNPRT
Rumah Tangga
LNPRT
Konsumsi Pemerintah
PMTB
Ekspor
Impor
PDB

Q4

Q1
4,98
4,95
6,41
3,43
4,67
-3,10
-5,04
4,94

Q2
5,10
5,07
6,73
6,21
4,18
-1,50
-3,47
5,21

Q1

Q2
2018

2016
S1
5,04
5,01
6,57
5,01
4,42
-2,30
-4,25
5,08

Q3
5,04
5,01
6,67
-2,95
4,24
-5,75
-4,13
5,03

Q4
5,03
4,99
6,75
-4,03
4,79
4,15
2,72
4,94

Q1
5,00
4,94
8,07
2,69
4,77
8,41
4,81
5,01

Q2
5,02
4,95
8,52
-1,92
5,34
2,80
0,20
5,01

2017
S1
5,01
4,94
8,29
0,04
5,06
5,56
2,47
5,01

Q3
4,95
4,93
6,02
3,48
7,08
17,01
15,46
5,06

Q4
4,98
4,97
5,24
3,81
7,27
8,50
11,81
5,19

Q1
5,01
4,95
8,09
2,74
7,95
6,09
12,66
5,06

2018
Q2
5,22
5,14
8,71
5,26
5,87
7,70
15,17
5,27

S1
5,11
5,05
8,40
4,17
6,89
6,89
13,90
5,17
7

Tantangan Ekonomi dan Neraca Pembayaran

Neraca Transaksi Modal dan finansial dan Neraca Transaksi Berjalan

Neraca Pembayaran Indonesia (USDMiliar)
• Dalam dua tahun terakhir (2016-2017), defist transaksi
berjalan mencapai sekitar USD 17 miliar. Defisit tersebut
mampu diimbangi oleh surplus neraca transaksi modal
dan finansial pada kisaran USD29 miliar.
• Selama semester I tahun 2018, defisit transaksi berjalan
telah mencapai USD13,7 miliar.
• Ekspor barang mencapai sekitar USD 88,2 miliar,
namun impor cukup tinggi mencapai USD 85,6.
Terjadi penurunan surplus neraca perdagangan
barang.
• Sementara surplus neraca transaksi modal dan finansial
hanya mencapai USD6,5 miliar.
• Masih terdapat risiko capital outflow lebih tinggi
akibat kebijakan kenaikan FFRlebih lanjut
 Dibutuhkan strategi untuk pengendalian impor.

Sumber: Bank Indonesia

9

Solusi: Menaikkan Ekspor dan Menurunkan
Impor

APA YANG SUDAH DILAKUKAN
PEMERINTAH
MENGENDALIKAN IMPOR
3 cara mengatasi masalah defisit
transaksi berjalan:

mengendalikan impor
meningkatkan ekspor dan
meningkatkan daya
kompetisi industri Indonesia
meningkatkan arus modal dan
keuangan

1. Pengenaan pajak impor barang
konsumsi dan barang yang diproduksi
dalam negeri (dampak langsung dan
segera)
2. Penggunaan biodiesel B20 sebagai
pengganti solar (untuk membatasi impor
BBM)
3. Penggunaan komponen dalam negeri
pada proyek infrastruktur
4. Menunda proyek infrastruktur dengab
konten impor besar; dan
5. Insentif fiskal (tax holiday-tax allowance,
bea masuk ditanggung Pemerintah)
untuk investasi industri hulu dan
substitusi impor.
11

APA YANG SUDAH DILAKUKAN
PEMERINTAH
MENINGKATKAN EKSPOR DAN
MENINGKATKAN DAYA KOMPETISI
INDUSTRI INDONESIA
1. Perbaikan pendidikan dan vokasi, pemberian beasiswa,
anggaran/insentif inovasi dan penelitian;
2. Pembangunan infrastruktur untuk konektivitas;
3. Penyederhanaan perizinan melalui One Single
submission (OSS) serta perbaikan layanan kepabeanan
untuk menunjang daya saing dunia usaha dan ekspor;
4. Insentif melalui instrumen fiskal dan pembiayaan
melalui LPEI; dan
5. Mendorong produktivitas sektor industri, pertanian,
perikanan, pertambangan,kehutanan, dan pariwisata

MENINGKATKAN ARUS
MODAL DAN KEUANGAN
1. Menjaga stabilitas dan
sustainabilitas pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi; dan
2. Pengembangan instrumen
keuangan yang menarik dan
berdaya saing

12

PEMERINTAH AKAN :
terus menjaga perekonomian melalui kebijakan fiskal dan
kebijakan sektor riil lainnya untuk meningkatkan kerjasama
dan kepercayaan dunia usaha.
tetap waspada dan memantau perkembangan situasi
global dan perekonomian terkini yang terjadi di seluruh
penjuru dunia untuk mencegah potensi spillover (efek
pengaruh dan penularan) yang signifikan.
memonitor dampak dari kebijakan yang telah diambil dan
menyesuaikan bauran kebijakan sesuai dengan
perkembangan yang terjadi.

antisipasi
ke depan

membangun fondasi ekonomi yang makin kokoh dan
terus berupaya melindungi dan memperkuat kelompok
masyarakat yang paling rentan dan miskin.
13

Insentif Pajak untuk Investasi dan Ekspor

Insentif Pajak untuk Peningkatan Ekspor dan Investasi
Kebijakan Insentif Pajak

Pemberian

Allowance
Pajak atas
Investasi
Pengurangan
PPh untuk
Industri
Pionir

Pemberian
Fasilitas Bea
Masuk

Insentif
Pajak

Mendorong
Investasi

Fasilitas
Ekspor

Meningkatkan
Ekspor

• Tetap memberikan
pengurangan pajak untuk
mendukung perkembangan
sektor tertentu (pionir),

• Pemberian allowance pajak
untuk mendukung tambahan
investasi,
• Pengurangan pajak untuk
mendukung kegiatan litbang
dan vokasi.

Kawasan
Khusus

15

Bentuk Insentif Fiskal
Insentif Fiskal Sektoral/Umum
Pembebasan Bea Masuk Mesin dan Barang Modal
(PMK 176/2009 stdtd PMK 188/2015)

•Diberikan untuk seluruh penanaman modal di Indonesia.

BMDTP (Bea Masuk Ditanggung Pemerintah)
•Diberikan untuk industri tertentu sesuai rekomendasi dari
Kementerian Perindustrian dalam jangka waktu satu tahun

Insentif Fiskal Kawasan
Kawasan Ekonomi Khusus
•Ditangguhkan BM, Tidak dipungut PPN, PPnBM,
Dibebaskan Cukai, Barang ke TLDDP dikenakan tarif
BM 0% untuk barang hasil produksi yang memakai
komponen lokal, Fasilitas PPh khusus.

Insentif Perpajakan di Bidang Pertambangan
•Khusus untuk pertambangan hulu migas (cost recovery & gross
split)

Insentif Bea Masuk untuk Industri Pembangkit
Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum

Kawasan Industri
•Kawasan untuk pemusatan kegiatan industri; Dilengkapai
sarana dan prasarana inftrastruktur penunjang; Dapat
diberikan insentif fiskal tertentu (tax allowance dan tax
holiday sesuai dengan wilayah pengembangan industri)

Tax Allowance (PP 18/2015 stdtd PP 9/2016)
•Diberikan untuk sektor tertentu dan/atau daerah tertentu

Free Trade Zone

Tax Holiday (PMK 35/2018)

•Dibebaskan BM, PPN, PPnBM, Cukai
•Berlaku ketentuan kepabeanan impor apabila barang
masuk ke DDP

•Fasilitas pengurangan PPh badan, diberikan untuk industri pionir

Pembebasan PPN
•Untuk barang strategis termasuk mesin dan peralatan pabrik untuk
menghasilkan Barang Kena Pajak

Insentif untuk UMKM

BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Tempat Penimbunan Berikat
•Berupa Kawasan Berikat dan Pusat Logistik Berikat
(PLB). Fasilitas yang berlaku adalah penangguhan
BM, tidak dipungut PPN & PPnBM, dibebaskan Cukai

16

Kebijakan PPh 22 untuk memperbaiki Neraca
Perdagangan

ANALISIS DEVISA IMPOR JANUARI s.d AGUSTUS 2018 (DATA DJBC)
Impor masih didominasi sektor produktif, namun pertumbuhan tertinggi terjadi di barang konsumsi
Devisa Impor (Miliar US$)
2018
2017
123,54 Kawasan
108,94
8,42
1 4,97

Bebas

3,39
1 3,81

Nilai dalam MiliarUS$

1. Sektoral

Pertumbuhan Jan-Agt’18(yoy)

-56,69%

1 20
1 00

35%

95,99

30%
26,00% 25%

29,28%

80

Fasilitas

-7,79%

20%

1 9,31 %

60

1 5%

85,55

40

1 06,34
13,40 %

Bayar

24,3%

Impor dari Devisa Bayar : BC. 2.0+ BC. 28 +PIBK
Impor dari Fasilitas: BC 2.3
Impor dari Kawasan Bebas: FTZ

• Impor Jan-Agt 2018 sebesar 123,54 M US$
tumbuh 13,40% dari tahun 2017 (108,94 M US$ )
• Impor dari devisa bayar Jan-Agt 2018 tumbuh 24,30%
sedangkan dari devisa dok. Kawasan bebas dan
fasilitas mengalami perlambatan sebesar -56,69%
dan -7,79%

Impor Jan-Agt 2018 didominasi dari
sektor Industri Pengolahan US$ 95,99
M dengan pertumbuhan 11,30% (yoy).
Impor Jan- Agt 2018 didominasi dari
kategori bahan baku penolong US$ 86,41
M dengan pertumbuhan 12,82% (yoy)

11,30%

20

19,25

1 0%

6,49

1,64

PERTANIAN,
KEHUTANANDAN
PERIKANAN

PERTAMBANGAN
DANPENGGALIAN

3,09%

INDUSTRI
PENGOLAHA
N

5%

0,18

0%
Migas

Lainnya
(Buku, Koran, Gambar
Cetakan, Film, dll)

2. Kategori BEC

NILAI

GROWTH

(dalam miliar US$)

s.d Agt’18 (yoy)

Bahan Baku &
Penolong

86,41

12.82%

Barang Modal

21,36

13.55%

Barang Konsumsi

15,77

16.46%

KATEGORI BEC

Keterangan:
1.Sumber: EIS, 2 September 2018
2.Angka pertumbuhan dalam year on year
3. Pembagian sektor berdasarkan KBLI 2015 dan ISIC rev. 4
4. Sektor lainnya: Informasi & Komunikasi, Kesenian, Hiburan, & Rekreasi; Aktivitas Profesional, Ilmiah, & Teknis; Aktivitas Jasa Lainnya

18
3

PENGENDALIAN IMPOR BARANG KONSUMSI MELALUI
PENYESUAIAN PPh
URGENSI
STRATEGI

Neraca perdagangan defisit kronis (Impor > Ekspor)
Penyesuaian tariff PPh

Penyesuaian PPh
atas 1147 Pos Tarif

719

2,5%

7,5%

218

2,5%

10%

57
Tetap
2,5

210

7,5%

10%

MANFAAT BAGI PELAKU USAHA
Percepatan restitusi pajak
Perbaikan Layanan Pajak & Bea
Cukai

PPh dapat dikreditkan
Equal playing field (PPh Badan
DN > 10%)

PERTIMBANGAN
Kenapa PPh
impor
Disesuaikan????

Trf 2,5%

Menjaga pertumbuhan industry DN yg butuh pasokan
bahan baku impor

Trf 7,5%

Mendorong penggunaan barang produksi DN

Trf 10%

Urgensi perbaikan neraca perdagangan

 Perbaikan Neraca
Perdagangan
 Kemandirian Ekonomi

1
9

19

Rincian Penyesuaian Tarif PPh 22
• 210 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 7,5% menjadi 10%.
Termasuk dalam kategori ini adalah barang mewah
Contoh mobil CBU, motor besar, dan laptop.

• 218 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 2,5% menjadi 10%.
Seluruh barang konsumsi yang sebagian besar telah dapat diproduksi di dalam negeri
Contoh barang elektronik (dispenser air, pendingin ruangan, lampu), keperluan sehari hari seperti
sabun, shampoo, dan kosmetik, serta peralatan masak/dapur.

• 719 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 2,5% menjadi7,5%.
Seluruh barang yang digunakan dalam proses konsumsi dan keperluan lainnya.
Contohnya produk makanan minuman olahan (cokelat, kopi, teh), bahan bangunan seperti keramik,
peralatan elektronik audio-visual seperti kabel, box speaker, produk tekstil seperti overcoat, polo shirt,
swim wear.



Nilai impor keseluruhan total 1147 item komoditas



2017 sebesar +USD6,6miliar
2018 sebesar +USD5,0 miliar (sd. Agustus) –Tanpa penyesuaian tarif, nilai setahun akan signifikan

20

Perbaikan Administrasi Perpajakan

Reformasi perpajakan sudah dilakukan mulai tahun 2015 melalui
penguatan kebijakan dan perbaikan organisasi...
Amnesti Pajak

• Uang tebusan
mencapai 1% PDB

Kenaikan PTKP

2019

• Menjadi Rp54 jt  2013
Rp24,3jt

2018
2017


Keringanan PPh
Revaluasi Aset

2016

2015

• Konfirmasi
Status WP






Penurunan tarif pajak
UMKM 0,5%
Percepatan Restitusi
Peningkatan
Kepatuhan Pasca TA
Compliance Risk
Management (roll-out)
Implementasi AEoI

• Insentif yg tepat
sasaran
• Compliance Risk
Management
(full)
• Peningkatan IT

eformasi Perpajakan
Organisasi

SDM

Teknologi
Informasi dan Basis
Data

Proses Bisnis

Peraturan
Perundangundangan
22

Terima Kasih

EMPAT PILAR EKONOMI

24

yang menopang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi

Moneter
INFLASI selama 3 thn
terjaga di 3,5%. Sem.I
2018 sebesar 3,2%

CAR tingkat kecukupan
modal perbankan (CAR)
22% di Q2 2018

NPL tingkat kredit macet
yang menurun pada 2,7%

KREDIT tingkat
pertumbuhan kredit :
10,7% dgn rerata 10-12%.

Fiskal

Kegiatan Ekonomi

Neraca
Pembayaran

PENERIMAAN Sem I
tercapai 44,0%, pajak
tumbuh 14%

PERTUMBUHAN
EKONOMI sedang
mengalami akselerasi

CADANGAN DEVISA
mencapai titik tertinggi di
angka USD132 miliar

BELANJA sd Juli 2018
mencapai 51,5%. TKDD
mencapai 58,6%

mencapai 5,17% di sem. I
2018 (tertinggi sejak
2014)
PENGANGGURAN pada
posisi 5,13% (terendah
dalam 2 dekade

TRANSAKSI BERJALAN, 2016
US$ 17 miliar (-1,8% PDB), 2017:
USD 17,3 miliar (-1,7% PDB)

KEMISKINAN pada
tingkat 9,8% (terendah
dalam dua dekade)

NERACA PEMBAYARAN 2016
surplus US$ 12,1 miliar, 2017 :
USD 11,6 miliar

DEFISIT sd Juli 2018
1,02%,
KESEIMBANGAN
PRIMER +46,4 triliun

ARUS MODAL & KEUANGAN
YG MASUK 2016 US$ 29,3
miliar, 2017 : USD 29,2 miliar

Sampai dengan Juli 2018 Neraca Perdagangan defisit USD3,09 miliar
Neraca Perdagangan Indonesia

3,000

Defisit sd Juli 2018:
USD3,09 miliar

Surplus FY 2017:
USD11,8 miliar

Surplus FY 2016:
USD9,5 miliar

Neraca Perdagangan (per bulan)

2,000

Jun-'18

ytd

yoy

ytd

Total Ekspor

16,242.7

19.3%

11.4%

11.3%

10.0%

Total Impor

18,273.1

31.6%

24.5%

12.8%

23.1%

Ekspor

14,814.5

19.0%

11.1%

8.7%

9.7%

Impor

15,656.7

29.3%

24.5%

8.8%

23.5%

Ekspor

1,428.2

22.6%

14.3%

31.8%

13.0%

Impor

2,616.4

47.1%

24.5%

33.8%

21.1%

Non Migas

1,000

Juta USD

Ju l-'18
Juta USD
yoy

00

Migas

-1,000

-2,000

MIGAS

NONMIGAS

TOTAL
J

50%
40%

10%

-20%
-30%

J

M

A

F

M

D

N

O

S

A

J

J

M

A

F

M

D

2018-J

-10%

2017-J

0%

N

 sementara di neraca nonmigas terjadi surplus USD3,56 miliar (lebih kecil
dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar USD12,0 Miliar),
disebabkan peningkatan impor cukup tinggi utamanya impor barang modal
untuk pemenuhan kebutuhan infrastruktur.

20%

S

 defisit pada neraca migas USD6,6 Miliar (lebih tinggi dibandingkan periode
tahun sebelumnya sebesar USD4,62 Miliar), disebabkan oleh faktor
peningkatan harga minyak dunia.

30.09%
27.03%
23.03%

30%

J

Defisit selama periode Jan-Jul 2018 dikontribusi oleh:

O

J

M

A

M

F

2018-J

D

N

O

S

A

J

J

M

A

M

F

D

N

Neraca perdagangan barang Indonesia bulan Juli 2018 defisit sebesar USD2,03
miliar sehingga periode Januari-Juli 2018 tercatat defisit USD3,09 miliar (ytd)

A



Pertumbuhan Impor Per Penggunaan (ytd)

Pertumbuhan



2017-J

Sumber:BPS, diolah

O

S

A

-3,000

Br Kons (ytd)
Bhn Baku (ytd)
Br. Modal (ytd)

25

Penerimaan perpajakan tahun 2019 ditargetkan tumbuh 15,0% dari outlook
2018, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan beberapa tahun terakhir
TriliunRp

Kontribusi Penerimaan Perpajakan semakin
meningkat  menuju kemandirian

 2013-2017 : tumbuh 6,5%

2.000,0

 2008-2017 : tumbuh 11,1%

1.781,0

1.800,0
1.548,5

1.600,0
1.400,0
1.200,0

1.240,5

1.284,9

1.343,5

dari 74% di tahun 2014 menjadi 83,1% di tahun 2019

Pajak Menjaga keberlangsungan iklim
investasi dan peningkatan daya saing

1.146,9

Penguatan Pelayanan
Perpajakan
a. simplifikasi registrasi, perluasan
tempat pemberian pelayanan
b. perluasan cakupan e-filing,dan
c. kemudahan restitusi

1.000,0
800,0
600,0
400,0
200,0
2014

2015
PPhMigas

2016
PajakNonmigas

2017

2018 Outlook 2019 RAPBN

Kepabeanan dan Cukai

Dalam RAPBN 2019:
 Target Pajak nonmigas (excl. PPh migas) tumbuh 16,6% dari Outlook 2018
 Kepabeanan dan Cukai tumbuh 5,6% dari outlook 2018

Penegakan Hukum
a. Pelaksanaan penegakan hukum
(law enforcement) secara
berkeadilan
b. Peningkatan mutu pemeriksaan
melalui perbaikan tata kelola
pemeriksaan

Pengawasan Kepatuhan
Perpajakan
a. Implementasi AEoI dan akses
informasi keuangan
b. Ekstensifikasi dan peningkatan
pengawasan sebagai tindak
lanjut pasca tax amnesty
c. Penanganan UMKM secara
end-to-end melalui pendekatan

Business Development Services
(BDS)

d. Joint Program DJP-DJBC
e. Pembenahan basis data
perpajakan
f. Penerapan pengawasan Wajib
Pajak berbasis risiko
(Compliance Risk Management
/CRM)

26