LAPORAN HASIL USAHA TANI TANAMAN HORTIKU

LAPORAN HASIL USAHA TANI TANAMAN HORTIKULTURA KANGKUNG DARAT

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
RIFALDI WIRAWAN

(20130210103)

LUTFI SETIADI SENTOSA

(20130210107)

MARTA DINATA RADA

(20130210081)

NOVITA SAROH

(20130210088)

NISA KHUSNUL K


(20130210083)

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kangkung darat (Ipomoea spp.) merupakan salah satu sayuran daun
yang paling populer di Asia Tenggara. Kangkung darat dikenal juga
dengan ’swamp cabbage’, ’water convolvulus’, dan ’water spinach’.
Tanaman kangkung darat berbunga dengan warna yang beragam dari
putih sampai merah muda, dan batangnya dari warna hijau sampai ungu.
Daunnya merupakan sumber protein, vitamin A, besi dan kalsium.
Panduan penanaman yang disajikan adalah berdasarkan kondisi dataran

rendah di Taiwan. Beberapa penyesuaian diperlukan disesuaikan dengan
kondisi iklim, tanah, musim, hama dan penyakit. Kangkung darat
beradaptasi terhadap kondisi iklim dan tanah yang cukup beragam, akan
tetapi

memerlukan

kelembaban

tanah

yang

relatif

tinggi

untuk

pertumbuhan yang optimum. Tanah dengan kandungan bahan organik

tinggi lebih disukai. Kangkung darat dapat memberikan hasil yang
optimum pada kondisi dataran rendah Tropika dengan temperatur tinggi
dan penyinaran yang pendek. Temperatur yang ideal berkisar 25 – 30 oC,
sedangkan dibawah 10 oC tanaman akan rusak (Anonim, 2015).
Indonesia

pernah

tercatat

sebagai

salah

satu

daerah

pengembangan kangkung darat terluas yakni 41.953 ha, pada tahun
1985, 32.448 ha pada tahun 1988, 20.578 ha tahun 1990. Ironisnya,

produktivitasnya sangat rendah bila dibandingkan dengan Taiwan. Secara
berturut - turut produktivitas yang dicapai di Indonesia adalah rata-rata
2,389 ton/ha (1985), 4,616 ton/ha (1988), dan 7,660 ton/ha (1990). Hal ini
disebabkan karena tanaman kangkung darat yang dikembangkan oleh
para petani masih bersifat sampingan, dan dalam skala usaha kecil
(sempit), sehingga pengelolaan maupun kultur budidayanya belum
dilakukan secara intensif meskipun tujuan produksinya berorientasi
agribisnis. Berbeda dengan beberapa negara Asia Tenggara lainnya,
produktivitas kangkung darat sangat tinggi. Negara-negara tersebut

antara lain Taiwan dengan produktivitas rata-rata 40-90 ton/ha. Hal ini
disebabkan

tanaman

kangkung

darat

telah


dikembangkan

secara

komersial dengan menajemen agribisnis yang baik, sehingga memberikan
profit yang tinggi pula (Arifuddin Lamusa, 2005).
Usaha yang akan kamilakukan didasarkan hasil dari suvei pasar
Menurut hasil survei di pasar gamping, bapak Sukir membeli kangkung
langsung dari petani yang berada di wates dan sleman sebanyak 40 ikat
kangkung setiap harinya dengan harga Rp. 1.250 per ikat. Bapak Sukir
menjual habis seluruh kangkung setiap harinya dengan harga Rp. 1.500
per ikat. Setiap hari bapak Sukir mengeluarkan uang Rp. 50.000 untuk
membeli 40 ikat

kangkung dengan hasil penjualan kangkung setiap

harinya yaitu Rp. 60.000. Setiap harinya pak Sukir mendapatkan
keuntungan Rp. 10.000. Jika harga kangkung sedang mahal karena
produksinya berkurang bapak Sukir membeli kangkung 40 ikat dengan

harga Rp. 1.600 per ikat dan dijual dengan harga Rp. 2.000 per ikat.
Kelompok kami memilih tanaman kangkung untuk di usahakan karena masih
rendahnya produksi kangkung di Indonesia dibandingkan negara-negara lain, serta untuk
mengembangkan manajemen agribisnis yang baik untuk tanaman kangkung agar produksi
kangkung di Indonesia lebih tinggi.

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu menerapkan manajemen agribisnis dalam
usaha tani.
2. Agar mahasiswa mengerti dan memahami manajemen agribisnis
tanaman hortikultura dalam mengembangkan suatu usaha tani.

II. RENCANA DAN REALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA
Rencana awal usaha budidaya kangkung ini, dilakukan di lahan seluas
1000 m2 , Selama tiga bulan di Desa Ngebel, Kecamatan Kasihan, Bantul,
D.I Yogyakarta. Akan tetapi realisasinya kami menanam di lahan
percobaan fakultas pertanian seluas 150 m2. Adapaun teknologi budidaya
yang kami gunakan adalah sebagai berikut:
A. Persiapan lahan dan pengolahan
1. Rencana

Tanah yang akan dibuat bedengan akan dicangkul hingga gembur. Luasan yang
dikelola adalah 50x200 m2 dengan lebar 50 dan luas 200. Kemudian buat bedengan
dengan lebar 1 meter dan panjang 49,5 m. Jarak antar bedengan 50 cm, fungsinya
sebagai saluran drainase dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan. Sehingga
didapatkan 144 bedengan.
Untuk budidaya kangkung , sebaiknya siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik,
bisa menggunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk
kandang lebih praktis karena tidak perlu menyiapkannya secara intensif, cukup
mendiamkannya hingga kering sebelum digunakan. Sementara penyiapan pupuk
kompos relatif lebih lama. Apabila menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih
kotoran ayam dibanding kotoran kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat
terurai, sehingga cocok dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat.
Tebarkan pupuk tersebut di atas bedengan, kira-kira sebanyak satu kwintal per 1000
m2. Untuk hasil yang lebih bisa digunakan pupuk urea yang memang lebih cepat
release ketimbang pupuk organik,kami menggunakan pupuk urea sebanyak 17.5 Kg
dalam luasan 1000 m2 untuk pupuk dasar, diaplikasikan tepat sebelum penanaman.
Dengan asumsi kebutuhan N untuk kangkung adalah 80 kg per-10000 m2
kebutuhan pupuk N untuk kangkung dalam luasan 1000 m2 adalah :
= 100/46x80
=173.913 kg/ha

=1000m2/10000 m2 x173.913
=17.3913 kg/1000m
jadi kebutuhan pupuk urea per-1000 m2 nya adalah 17.3913 kg

2. Realisasi

Dalam realisasinya kami menanam diatas tanah seluas 150 m2 dengan panjang
10m dan lebar 15m . Kemudian dibuat bedengan dengan panjang 8m dan lebar 1m
dengan jarak antar bedengan 0,5 m sehingga didapatkan total 10 bedengan.
Dengan luasan yang berbeda, kami perlu menghitung kembali kebutuhan pupuk
kami. Kami menggunakan pupuk kandang sebanyak 50 kg dan pupuk urea
sebanyak 2.6 kg dengan asumsi kebutuhan pupuk urea sbb :
asumsi kebutuhan N untuk kangkung adalah 80 kg per-10000 m2
kebutuhan pupuk N untuk kangkung dalam luasan 1000 m2 adalah :
= 100/46x80
=173.913 kg/ha
=150 m2/10000 m2 x173.913
=2.6089 kg/150 m2
jadi kebutuhan pupuk urea per-150 m2 nya adalah 2.6089 kg
B. Persiapan Bahan tanam

1) Rencana
Kami menggunakan benih yang dikeluarkan oleh PT. Bisi yang daya tumbuhnya
sudah mencapai lebih dari 95 % . Benih yang digunakan sebanyak 30 g pada
luasan
1000 m2 . Benih dijual 3 gram per-bungkus dengan banyaknya sekitar 500-700
biji jadi dibutuhkan sekitar 10 bungkus dengan harga Rp.8500 per bungkusnya.
2) Realisasi
Adapun untuk bahan tanam rencana dan realisasi yang terjadi dilapangan tidak
ada perbedaan, realisasi ttetap mengikuti rencana awal.

C. Penanaman dan sistem tanam
Ada dua cara menanam untuk kangkung darat, yaitu disebar dan ditugal. Penanaman
secara disebar dapat menghemat biaya pekerja, sedang ditugal dapat menghemat
biaya benih. Kami memutuskan untuk melakukan penanaman secara ditugal karena
selain hemat dalam penggunaan benih juga dapat mengatur jarak tanam yang sesuai
dan mengatur kepadatan tanaman.
1) Rencana
Ruang tanam yang digunakan adalah 10x5 cm antara lubang tugal,dengan setiap
lubang diisi 2-3 biji kangkung darat. Perlu juga dipasang mulsa untuk mencegah
penguapan berlebih disiang hari dan menjaga kelembaban.


2) Realisasi
Realisasi yang terjadi dilapangan adalah kami enebaar benih kangkung keatas
bedengan dan tidak memberikan mulsa karena dinilai memakan waktu terlalu
banyak juga tidak efisien.
D. Pemeliharaan
Kangkung darat merupakan sayuran daun sehingga sensitif terhadap kebutuhan N.
Kebutuhan N kangkung darat Kebutuhan per-150 m2 adalah 2.6 kg N sebenarnya
telah tercukupi dipemupukan dasar.
1) Rencana
Untuk meningkatkan hasil kami menggunakan pengaplikasian EM-4 karena selain
mempunyai mikroorganisme yang dapat mengikat N diudara juga dapat menghasilkan
hormon tumbuh. Pengaplikasian EM-4 dengan mencampur EM-4 pekat sebanyak 10
ml kedalam 1 liter air lalu disemprotkan kedaun setelah 11 hst.
Hama yang sering menyerang adalah ulat grayak dan kutu kebul, dapat ditangani
dengan pestisida alami seperti pestisida daun mimba, akan tetapi bila sudah tak
terkendali dapat menggunakan pestisida kimia. Kami menggunakan pestisida merek
bestox sebagai pengendali hama. Selain itu juga perlu pengairan dan penyiangan
gulma, pengairan dan penyiangan dilakukan dua hari sekali. Kami menyewa pekerja
borongan untuk perawatan selama dua hari sekali pekerja ini akan menyiram tanaman

sekaligus menyemprotkan EM-4 setelah 11 hari setelah tanam.
2) Realisasi
Pada praktek lapangan kami tidak menggunakan EM-4 karena menilai pemupukan N
yang kami lakukan sudah cukup dan aplikasinya pun dinilai cukup sulit sehingga
tidak efisien. Tidak ada hama yang kami temui sehingga kami tidak mengaplikasikan
pestisida pada tanaman usaha yang kami miliki.

E. Panen
1) Rencana
Panen kangkung dilakukan setelah umur tanaman sekitar 28 hari dengan ciri
batang besar dan berdaun lebar dengan tinggi 20-25 cm. dilakukan 2-3 minggu
sekali dan setiap kali habis panen, biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru.

Setelah 5 kali panen maka produksi kangkung akan menurun baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Pemanenan kangkung dilakukan di pagi hari pada
pukul 4:00. Pasca panen kangkung dilakukan mulai dari pengumpulan potongan
kangkung setelah dipanen, penyortiran dan grading, penyimpanan, pengemasan
dan pengangkutan. Potensi panen kangkung adalah 600 ikat per 1000 m2 , atau
berat 100 kg. Serta diasumsikan panen akan menurun di minggu ke tiga dengan
jumlah 550-560 ikat dan menurun drastis di minggu selanjutnya dengan prediksi
200-300 ikat per 1000 m2.
2) Realisasi
Tidak ada panen yang kami lakukan karena kangkung yang tumbuh tidak sesuai
dengan kriteria panen. Kangkung yang tumbuh dilahan kami mengalami
kekerdilan dengan tinggi 8-12 cm sehingga tidak layak panen.

III.

RENCANA DAN REALISASI FINANSIAL

A. Rencana Finansial
A. Analisis Usaha Tani

Uraian
Biaya tetap
Sewa lahan
Total biaya tetap
Biaya variabel
Benih
urea
EM4
Pestisida
Penyiapan lahan dan
penanaman
Pemeliharaan @ 56 kali
kompos
Panen @ 5 kali
Pasca panen @ 5 kali

Vol

Satuan

100
0 m

10
17
1
500

bungkus
kg
L
ml

1 orang
orang
1 (borongan)
100 kg

Harga
satua
n

1000

85000
39100
17000
72000

40000
15000
0
750

40000
15000
0
75000
20000
0
40000
0
10000
0
10620
00
20620
00
43800
00

1 orang

40000

2 orang

40000

Total biaya variabel
TOTAL biaya
292
0 ikat

Keuntungan
TR
= PxQ
=1000x2920
=2920000
π
=TR-TC
π
= Rp. 4.380.000-Rp.2.062.000
=Rp.2.318.000
π
= Rp.2.318.000-zakat+pajak
π
= Rp.2.318.000-20%

10000
00
10000
00

8500
2300
17000
72000

Biaya pemasaran

E. Hasil utama

Jumlah

1500

π
=Rp. 1.854.400
Jadi total keuntuntungan yang didapat dari usaha tanaman hortikultura
kangkung
Rp. 1.854.400 per tahunnya.

ket :

TR : Total Revenue
TC : Total Cost
P : Price
Q : Quantity
π
: Keuntungan

(total keuntungan)
(total pengeluaran)
( harga)
( jumlah produksi)

B. Analisis Finansial
1. Break event poin
a. BEP produksi
TC/Q = Rp. 2062000/2920ikat
= 706 ikat
Usaha ini dapat tidak layak diusahakan karena BEP produksi sebesar 706 ikat dan
angka itu lebih besar dari jumlah produksi yang didapat yaitu 2920 ikat.
b. BEP harga
TC/P= Rp. 2062000/Rp.1500
= RP.1374.66
Usaha ini seharusnya layak diusahakan karena BEP harga sebesar RP.1374.66 dan
angka itu lebih kecil dari harga jual yaitu Rp.1500 rupiah
ket :

TC : Total Cost
P : Price
Q : Quantity

(total pengeluaran)
( harga)
( jumlah produksi)

2. R/C Rasio
TR/TC = Rp. 2.920.000/ Rp.2.062.000 = 1.41
Usaha ini layak diusahakan karena rasio keuntungan dibagi modal nya lebih besar
dari angka 1 (satu) yaitu 1.41 (nol poin enam puluh)
3. Produktivitas
a. Produktivitas modal
=π/TC
= Rp. 1.854.400/ Rp.2.062.000 *100%
=89%
>14%(bunga pinjaman)=layak
Usaha ini tidak layak diusahakan karena produktivitas modalnya lebih besar dari
bunga pinjaman yaitu empat belas persen.
4. Cash flow

Uraian
Saldo Awal
Arus kas masuk

Mingg Mnggu Mingg Mingg Mingg Minggu
u2
4
u6
u8
u 10
12
30000 15550 23350 31150 38950
46000
00
00
00
00
00
00

Penjualan kangkung

90000
0

90000
0

90000
0

82500
0

82500
0
82500
0

40000
80000
12000
0
23350
00

40000
80000
12000
0
31150
00

40000
80000
12000
0
38950
00

40000
80000
12000
0
46000
00

40000
80000
12000
0
53050
00

Total arus kas masuk
Arus kas keluar
Sewa lahan
Benih
urea
EM-4
Kompos
Penyiapan lahan dan
penanaman
Pemeliharaan
Pemasaran
Upah panen
upah pasca Panen
Total arus kas keluar
Saldo akhir

Saldo akhir

10000
00
85000
39100
72000
75000
40000
15000
0
10000
0

14450
00
15550
00

= saldo awal+kas masuk-kas keluar
=4600000+825000-120000
=Rp.5.305.000

B. Realisasi
A. Analisi usaha tani
Uraian
Biaya tetap
Sewa lahan
Total biaya tetap
Biaya variabel
Benih
urea
Pestisida
Penyiapan lahan dan
penanaman

Vol

Pemeliharaan @ 56 kali
kompos

Satuan
150 m

10 bungkus
3 kg
500 ml
1 orang
orang
1 (borongan)
50 kg

Total biaya variabel
TOTAL biaya
E. Hasil utama

Harga
satuan

Jumla
h
25000
25000

8500
2300
72000

85000
6900
72000

40000

40000
15000
0
50000
42890
0
42890
0

150000
1000

ikat

Keuntungan
TR
= PxQ
=1000x0
=0
π
=TR-TC
π
= 0 –Rp.428.900
= –Rp.428.900
Jadi total keuntuntungan yang didapat dari usaha tanaman hortikultura
kangkung adalah -Rp.428.900

B.Cash Flow
Uraian
Saldo Awal
Arus kas masuk
Penjualan kangkung
Total arus kas masuk
Arus kas keluar
Sewa lahan
Benih
urea
Kompos
Penyiapan lahan dan
penanaman
Pemeliharaan
Total arus kas keluar
Saldo akhir

Minggu 2 Mnggu 4
Minggu 6
3000000
2643100

Mingg
u8

Minggu
10

Minggu
12

25000
85000
6900
50000
40000
150000
356900
2643100

264310
0

IV.

PEMBAHASAN

A. Teknologi Budidaya
Hasil panen kangkung yang didapatkan tidak cocok dengan kriteria
panen kangkung karena walau umurnya sudah mencukupi syarat
panen, akan tetapi tingginya tidak sesuai dengan syarat panen. Tinggi
kangkung yang ada di lahan kami sekitar 8-10 cm bebrbeda dengan
kriteria panen yaitu 15-20 cm.
Kami menduga hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu ;
1. Kurang unsur N
Unsur N merupakan unsur makro dan paling esensial
terhadap pertumbuhan tanaman terutama tanaman daun
seperti kangkung. Salah satu akibat kekurangan unsur N
adalah pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.
2. Jenis Tanah
Jenis tanah yang berada di lahan adalah tanah lempung.
Tanah lempung atau tanah liat mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang halus. Kelebihan silika pada
tanaman akan menyebababkan tanaman menjadi kerdil
selain itu, tanah liat yang keras juga akan menghambat
pertumbuhan akar sehingga akan sulit menyerap hara
dalam tanah.
3. Pertumbuhan Akar yang terhambat
Tanah pada lahan yang ditanamai dipenuhi dengan akar
bekas rumput. Pengolahan lahan ini baru hanya sekali.
penuhnya media tanam dengan akar dari tumbuhan lain
menyebabkan kaliptra akar sulit untuk memproduksi
rambut akar karena akar yang sulit tumbuh. Kondisi ini
menyebabkan tanaman kesulitan menyerap hara.
B. Finansial
Beberapa hal berubah dalam realisasi finansial. Seperti penghilangan
penggunaan mulsa dan penggunaan EM4. Luas lahan juga turut
mengalami perubahan sehingga estimasi biaya semakin jauh

berkurang. Alasan beberapa perubahan ini dilakukan karena efisiensi
biaya dan waktu.
Kerugian panen juga menyebabkan menurunnya jumlah keuntungan
yang mencapai angka minus serta perubahan dalam aliran biaya.
C. Pemasaran

Dari hasil tanam kangkung, tidak ada yang bisa dipanen dan dijual
sehingga tidak ada pemasaran yang dilakukan. Pada awalnya, rencana
pemasaran yang akan kami lakukan yaitu on market selling atau penjulan ke distributor
dipasar dengan harga Rp.1500/ikat atau menjual kepada warga sekitar dan dosen UMY
dengan harga 2000/ikat.
D. Struktur Organisasi

Lutfi Setiyadi S

Nissa Khusnul

Novita S

Marta Dinata

(Manajer
Pemasaran)

(Manajer
Keuangan)

(Manajer SDM)

(Manajer
Operasioal)

Gambar 1. Bagan direksi usaha.
Dalam sebuah perusahaan dibuat manajamen SDM dengan tujuan untuk mengatur tenaga kerja
yang dimiliki secara efisien dan efektif.

A. Direktur
Direktur adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin sebuah perusahaan.
Pada umumnya direktur memiliki tugas antara lain:
1. memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan
2. memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)
3. menyetujui anggaran tahunan perusahaan
4. menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan
B. Manajer Pemasaran
Seorang manajer pemasaran tidak hanya melihat kepada masa sekarang tetapi
juga masa depan. Begitu pula dengan rencana pemasaran yang akan dibuatnya. Seorang
manajer pemasaran harus dapat melihat kesempatan/peluang pemasaran yang ada,
merumuskannya menjadi sebuah program pemasaran dan menjalankannya. Tugas
Manajer Pemasaran adalah sebagai berikut :
1. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap manajemen bagian pemasaran
2. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan
penggunaan dana promosi
3. Manajer pemasaran sebagai koordinator manajer produk dan manajer penjualan
4. Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan
dibagian pemasaran
5. Manajer pemasaran membuat laporan pemasaran kepada direksi
C. Manajer Keuangan
Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas
manajer keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :
1. Perolehan dana dengan biaya murah.
2. Penggunaan dana efektif dan efisien
3. Analisis laporan keuangan

4. Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan
khusus.
D. Manajer SDM
Dalam sebuah perusahaan terutama yang mempekerjakan ratusan hingga ribuan
karyawan, Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai peran yang penting.
Manajer SDM ini berperan dalam merencanakan, mengarahkan dan mengkordinasikan
fungsi administrasi suatu organisasi.

1. Merencanakan

dan

mengkordinasikan

tenaga

kerja

perusahaan

yang

hanya

mempekerjakan karyawan yang berbakat.
2. Menjadi penghubung antara Manajemen dengan karyawannya
3. Memberi masukan pada manajer mengenai kebijakan perusahaan, seperti kesempatan
yang sama pada karyawan.
4. Mengkordinir dan mengawasi pekerjaan para pegawai khusus dan staf pendukung
5. Mengawasi proses perekrutan, wawancara kerja, seleksi, dan penempatan karyawan baru.

E. Manajer Operasional
Tugas Manajer Operasional:
1. Menentukan Luas Produksi
2. Menentukan Pola Produksi

3. Menentukan Lokasi Produksi
4. Menetapkan Tata Letak Fasiltas Produksi
5. Mengendalikan Produksi
6. Mengendalikan Bahan Baku
7. Pemeliharaan Peralatan Produksi
Sumber daya manusia yang dipekerjakan diantaranya satu orang untuk penyiapan lahan dan
penanaman, satu orang untuk pemeliharaan yang dilakukan sebanyak empat puluh dua kali
sehingga didapatkan hasil sebanyak empat puluh dua orang pekerja pemeliharaan. Sementara
untuk pekerja panen, membutuhkan satu orang pekerja yang memanen sebanyak lima kali
dalam waktu sekali panen sehingga total pekerja panen yang dibutuhkan adalah lima orang.
Biaya pasca panen dua orang pekerja yang bekerja sebanyak 5 kali, pekerja pasca panen
sebanyak 10 orang. Dengan biaya hari orang kerja sebesar empat puluh ribu, diharapkan
biaya tersebut dapat memenuhi target kerja yang diharapan.
Tidak adanya hasil panen menyebabkan terjadi perubahan pada struktur pekerja yaitu
penghilangan pekerja panen dan pasca panen.

V.

KESIMPULAN

a. Kelompok kami memilih tanaman kangkung darat untuk di usahakan karena
masih rendahnya produksi kangkung darat di Indonesia dibandingkan negaranegara lain, serta untuk mengembangkan manajemen agribisnis yang baik untuk
tanaman kangkung darat agar produksi kangkung darat di Indonesia lebih tinggi.
b. Kegagalan panen menyebabkan kerugian atau hasil minus pada keuntungan
c. Penyebab gagal panen diperkirakan disebabkan oleh kekurangan unsur N, jenis
tanah dan terhambatnya pertumbuhan akar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Kangkung. https://id.wikipedia.org/wiki/Kangkung. Diakses pada
tanggal 21 Desember 2015
Arifuddin Lamusa. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
Kangkung Air Di Desa Tulo Kecamatan Dolo Kabupaten Donggala
Propinsi Sulawesi Tengah. J.Agroland 12 (4) : 512-517.