PENGARUH ASAM ASKORBAT TERHADAP KETAHANAN STRESS GARAM PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG

(1)

PENGARUH ASAM ASKORBAT TERHADAP KETAHANAN STRESS GARAM PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG

OLEH Mirna Annisa

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh asam askorbat terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah varietas Ciherang, mengetahui pengaruh NaCl terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah varietas Ciherang dan mengetahui interaksi antara konsentrasi NaCl dan asam askorbat terhadap perkecambahan padi sawah varietas Ciherang. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung pada bulan Desember 2014 dalam percobaan faktorial 2x3. Faktor A adalah NaCl dengan 2 taraf yaitu 0 mM, 25 mM. Faktor B adalah asam askorbat dengan 3 taraf yaitu 0% b/v, 10% b/v dan 20% b/v. Setiap kombinasi perlakuan diulang 4 kali. Jumlah satuan percobaan adalah 24. Variabel dalam penelitian ini adalah panjang tunas, berat segar, berat kering, rasio tunas akar, kadar air relatif, kandungan klorofil a,b dan total. Data dianalisis ragam pada taraf nyata 5% dan dilanjutkan dengan penentuan simple effect dengan uji BNT pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam askorbat menurunkan panjang tunas, berat segar, berat kering, rasio tunas akar, kadar air relatif, kandungan klorofil a,b dan total benih padi sawah varietas Ciherang pada kondisi salin. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa asam askorbat dengan konsentrasi 10% b/v dan 20% b/v tidak dapat meningkatkan ketahanan padi sawah varietas Ciherang terhadap stress garam (25 Mm NaCl).

Kata Kunci : Padi sawah, Ciherang, Asam askorbat, NaCl, Panjang tunas, Berat segar kecambah, Berat kering kecambah, Kandungan klorofil total.


(2)

PENGARUH ASAM ASKORBAT TERHADAP KETAHANAN

STRESS GARAM PADI SAWAH (

Oryza sativa

L.)

VARIETAS CIHERANG

Oleh

Mirna Annisa

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

RIWAYAT HIDUP

Mirna Annisa anak ketiga dari tiga bersaudara oleh pasangan Bapak Ir. Yusuf Effendi, M.Eng dan Ibu Ida Hamidah yang dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 4 Maret 1994.

Penulis mengawali pendidikannya dari Taman Kanak-kanak Al- Azhar Bandar Lampung pada tahun

1998.Dilanjutkan dengan pendidikan Sekolah Dasar Al-Azhar 1 Bandar Lampung di tahun 1999. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya penulis melanjukan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 19 Bandar Lampung pada tahun 2005 dan Sekolah Menengah Atas SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun 2008. Penulis terdaftar menjadi mahasiswi jurusan Biologi FMIPA Unila di tahun 2011 melalui Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah mendapatkan beasiswa Supersemar ditahun 2012. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Biologi Umum Jurusan Agroteknologi dan Biologi Gulma. Selain itu penulis a ktif dalam berorganisasi dan pernah menjadi sekertaris Bidang Danus (Dana dan Usaha) di HIMBIO (Himpunan Mahasiswa Biologi) FMIPA UNILA.

Pada tahun 2014 penulis melaksanakan Kerja Praktik di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih - Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Dinas

Pertanian Provinsi Lampung, selama 40 hari dengan judul “Pematahan Dormansi Benih Padi (Oryza sativa L.) Beberapa Varietas Dengan Berbagai Macam

Konsentrasi”

Ilmu yang didapatkan selama Kerja Praktik dilanjutkan dalam suatu penelitian dan menyesaikan tugas akhirnya dalam bentuk skripsi pada tanggal 20 April 2015 degan judul “Pengaruh Asam Akorbat Terhadap Ketahanan Stress Garam Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Varietas Ciherang”


(6)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Allah SWT

kupersembahkan karya ini dengan kesungguhan hati kepada:

Apih dan Mama yang menjadi penyemangat hidupku , selalu

memanjatkan doa untuk putrinya disetiap sujudnya untuk

keberhasilanku

Kakak

kakakku dan seluruh keluarga besarku yang memberikan

semangat dan dukungan di setiap langkahku untuk menyelesaikan

studiku

Para guru dan dosen yang telah memberikan ilmu kepadaku dengan

tulus ikhlas

Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menemani disaat suka

dan duka

Dan Almamaterku tercinta

Universitas Lampung.


(7)

Moto :

Ketika kita bisa menjadi sukses di mata

masyarakat , itu luar biasa . Tapi ketika kita

menjadi sukses di mata orang-orang terdekat

kita, itu sesuatu yang sangat indah

(Dedy Corbuzier)

Jadikan keremehan dari orang lain sebagai cambuk

akan kesuksesan dirimu, kamu cukup tersenyum

dan perlihatkan sesuatu untuk membuat mereka

diam dan kagum setelahnya


(8)

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Asam Askorbat Terhadap Ketahanan Stress Garam Padi Sawah Varietas (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang”

Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc., selaku Pembimbing Utama dan selaku Pembimbing Akademik atas segala kesabaran dalam memberikan bimbingan, saran, dan semangat selama penulis melaksanakan penelitian hingga menyelesaikan skripsi ini .

2. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P., selaku pembimbing kedua atas segala bimbingan, saran, dan semangat selama penulis melaksanakan penelitian hingga menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M.Si., selaku Pembahas atas segala bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis selama penulis melaksanakan penelitian hingga menyelesaikan skripsi ini.


(9)

4. Bapak Prof.Suharso Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

5. Ibu Dra.Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku ketua jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung atas

bimbingan, saran, dan semangat kepada penulis dalam menempuh pendidikan di Jurusan Biologi

6. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ilmu yang diberikan dan bimbingan kepada penulis selama penulis melaksanakan studi di Jurusan Biologi.

7. Karyawan dan staff jurusan Biologi serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu penulis mengucapkan terima kasih banyak telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.

8. Terimakasih yang tak terhingga untuk kedua orang tua ku, apih dan mamah yang telah memberikan doa yang tak henti-hentinya, saran, semangat, dan juga bantuan baik moril maupun materiil.

9. Kakak-kakakku, Wikki dan Barly yang telah memberikan doa, semangat dan saran serta bantuan baik moril maupun materiil.

10.Candra yang penulis cintai atas doa, motivasi, bantuan dan semangat yang telah diberikan.

11.Teman-teman seperjuangan selama penelitian Astrid Andriani, Reni Agustina, Debby Sarasmi, Yuliani, dan Siti Marbiyah. Terima kasih atas kerjasamanya yang baik dalam penelitian, maaf jika penulis banyak merepotkan kalian.


(10)

12.Sahabat-Sahabatku di kampus, Dyah Ratna, Claudia Sindi , Astrid Andriani, Debby Sarasmi, Reni Agustina, Putri Dara Yunda, Metta Apriyana, Rahmat Orie, Andrian Isro, Wendy Dwi, Anggi Reza, Fachri , Yudi , Jul , dan Yeni semoga kita diberikan kemudahan menggapai cita-cita kita, Aamiin.

13.Sahabat- sahabat karibku Afif , Hendry, Agasi, Randi, Vina, Amur, Nia, Lisa, Nunik dan Eneng. Sukses selalu untuk kita semua.

14.Adik- adikku yang selalu memberikan tawa dan ceria Luna, Amal, Propalia dkk .

15.Teman-teman seangkatan 2011 Biologi terima kasih atas kekeluargaan yang telah terjalin selama ini semoga kita dapat menjadi sukses di kemudian hari, Aamiin.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan-kebaikan yang telah kalian berikan dan semoga karya ini dapat membantu dan berguna bagi yang membutuhkan.

Bandar Lampung, April 2015 Penulis


(11)

ii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan penelitian ... 4

C. Manfaat penelitian ... 5

D. Kerangka Pikir... 5

E. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Klasifikasi Tanaman Padi ... 10

B. Morfologi Tanaman Padi ... 10

1. Akar ... 10

2. Batang ... 11

3. Daun ... 12

4. Bunga ... 12

C. Pola Perkecambahan Benih Padi ... 13

1. Perkecambahan Awal Benih Padi ... 13

2. Pertumbuhan Selanjutnya Dari Benih Padi ... 13

D. Deskripsi Varietas Ciherang ... 14

E. Asam Askorbat ... 16

1. Deskripsi Asam Askorbat ... 16

2. Struktur Kimia Asam Askorbat ... 16

3. Efek Asam Askorbat Terhadap Perumbuhan Tanaman…………. 18

F. Aklimatisasi Terhadap Stress Garam ... 18


(12)

iii

III. METODE KERJA ... 23

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

B. Alat dan Bahan Penelitian ... 23

C. Rancangan Percobaan ... 24

D. Variabel dan Parameter ... 25

E. Cara Kerja ... 25

1. Studi Efek Asam Askorbat Terhadap Daya Kecambah Padi ... 25

2. Studi Pertumbuhan Benih Selanjutnya ... 26

2.1 Pengukuran Panjang Kecambah ... 28

2.2 Pengukuran Berat Segar ... 28

2.3 Penentuan Berat Kering ... 28

2.4 Penentuan Rasio Tunas Akar ... 28

2.5 Penentuan Kandungan Klorofil ... 29

2.6 Pengukuran Kadar Air Relatif ... 30

F. Analisis Data ... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 31

1. Visualiasi Benih yang Berkecambah ... 31

2. Panjang Tunas ... 32

3. Berat Segar Tunas ... 32

4. Berat Segar Akar ... 33

5. Berat Segar Total... 34

6. Berat Kering Tunas ... 35

7. Berat Kering Akar ... 35

8. Berat Kering Total... 36

9. Rasio Tunas Akar ... 37

10.Kandungan Air Relatif ... 38

11.Kandungan Klorofil a ... 39

12.Kandungan Klorofil b ... 40

13.Kandungan Klororofil b/a ... 40

14.Kandungan Klorofil Total ... 41

B. Pembahasan ... 42

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 49

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(13)

ii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi Varietas Ciherang ... 15

Tabel 2. Shoot-root ratio, Kandungan air relatif (RMC) setelah 2 minggu stress garam ... 19

Tabel 3. Berat segar total daun dan akar setelah 2 minggu stress garam ... 20

Tabel 4. Berat kering total daun dan akar setelah 2 minggu stress garam …… 21

Tabel 5. Pengaruh stress garam terhadap kandungan klorofil pada 4 genotif Labu (pumpkin) ……… 22

Tabel 6. Panjang tunas padi……… 32

Tabel 7. Berat segar tunas……….. 33

Tabel 8. Berat segar akar……… 33

Tabel 9. Berat segar total……… 34

Tabel 10. Berat kering tunas ... 35

Tabel 11. Berat kering akar ... 36

Tabel 12. Berat kering total ... 36

Tabel 13. Rasio tunas akar ... 38

Tabel 14. Kadar air relatif ... 38


(14)

iii Tabel 16. Klorofil b ... 40 Tabel 17. Klorofil b/a ... 41 Tabel 18. Klorofil total ... 41 Tabel 19. Analisis Ragam Panjang Tunas Padi Sawah Varietas Ciherang

(Annova : Two factor with replication)……….. 55 Tabel 20. Analisis Ragam Berat Segar Tunas Padi Sawah Varietas Ciherang (Annova : Two factor with replication)……….. 56 Tabel 21. Analisis Ragam Berat Segar Akar Padi Sawah Varietas Ciherang (Annova : Two factor with replication)……….. 57 Tabel 22. Analisis Ragam Berat Segar Total Padi Sawah Varietas Ciherang (Annova : Two factor with replication)………. 58 Tabel 23. Analisis Ragam Berat Kering Tunas Padi Sawah Varietas Ciherang (Annova : Two factor with replication)……….. 59 Tabel 24. Analisis Ragam Berat Kering Akar Padi Sawah Varietas Ciherang (Annova : Two factor with replication)……….. 60 Tabel 25. Analisis Ragam Berat Kering Total Padi Sawah Varietas Ciherang (Annova : Two factor with replication)……….. 61 Tabel 26. Analisis Ragam Rasio Tunas Akar Padi Sawah Varietas

Ciherang (Annova : Two factor with replication)………... 62 Tabel 27. Analisis Ragam Kandungan Air Relatif Padi Sawah Varietas

Ciherang (Annova : Two factor with replication)………... 63 Tabel 28. Analisis Ragam Kandungan Klorofil a Padi Sawah Varietas Ciherang (Annova : Two factor with replication ) ……… 64


(15)

iv Tabel 29. Analisis Ragam Kandungan Klorofil b Padi Sawah Varietas Ciherang (Annova : Two factor with replication ) ……… 65 Tabel 29. Analisis Ragam Kandungan Klorofil Total Padi Sawah Varietas

Ciherang (Annova : Two factor with replication ) ……… 66 Tabel 30. Analisis Ragam Rasio Kandungan Klorofil b/a Padi Sawah Varietas Ciherang (Annova : Two factor with replication ) ……… 67


(16)

ii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Pola Perkecambahan Biji Padi ... 13

Gambar 2. Pertumbuhan Selanjutnya Dari Kecambah Padi ... 13

Gambar 3. Daun Primer dan Daun Sekunder Kecambah Padi... 14

Gambar 4. Struktur Kimia Asam Askorbat ... 17

Gambar 5. Keseimbangan spesies redoks dalam sistem asam askorbat asam- dehidroaskorbat ... 17

Gambar 6. Tata letak benih padi yang dikecambahkan di nampan ... 25

Gambar 7. Tata letak satuan percobaan setelah pengacakan ... 27

Gambar 8. Benih padi yang berkecambah hari ke tujuh ... 31

Gambar 9. Interaksi antara NaCl dan asam askorbat terhadap berat kering total ... 37

Gambar 10. Kurva Pengaruh Asam Askorbat Terhadap Pertumbuhan Padi ... 43

Gambar 11. Kurva Pengaruh Asam Askorbat dan NaCl Terhadap Berat Segar dan Berat Kering ... 44

Gambar 12. Kurva Pengaruh Asam Askorbat dan NaCl terhadap Kandungan Air Relatif dan Rasio Tunas Akar ... 45

Gambar 13. Grafik Pengaruh Asam Askorbat dan NaCl Terhadap Proporsi Tunas dan Akar……… 46


(17)

iii

Klorofil Total dan Klorofil b/a………. 47

Gambar 15. Proporsi klorofil b.a padi sawah varietas Ciherang pada keadaan salin dan non salinitas ……… 47

Gambar 16. Benih padi sawah varietas Ciherang yang direndam dalam larutan asam askorbat ……….….….…. 68

Gambar 17. Penaburan benih padi varietas Ciherang yang ditabur pada media kapas ……….……… 68

Gambar 18. Benih padi varietas Ciherang yang ditabur pada media kapas ……… 68

Gambar 19. Perkecambahan hari ke-1 benih padi varietas Ciherang ……… 69

Gambar 20. Pengamatan benih hari ke-1 pada media kapas di dalam gelas……… 70

Gambar 21. Pertumbuhan benih padi varietas Ciherang hari ke- 11 untuk berat segar dan kering.……… 71

Gambar 22. Penimbangan kecambah padi dengan neraca analitik ………….. 72

Gambar 23. Pengovenan kecambah padi untuk berat kering ……… 72

Gambar 24. Proses sentrifius untuk uji klorofil ……… 72

Gambar 25. Proses setelah disentrifius untuk uji klorofil ………. 73


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Padi

Menurut Cronquist(1981) klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta Classis : Liliopsida Sub classis : Commelinidae Ordo : Cyperales Familia : Poaceae Genus : Oryza

Species : Oryza sativa L.

B. Morfologi Tanaman Padi

1. Akar

Akar tanaman padi adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman (Fitri,2009).Akar tanaman padi termasuk golongan akar serabut.Radikula (akar primer) yaitu akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah.Pada


(19)

11 benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Apabila pada akar primer terganggu, maka akar seminal akan tumbuh dengan cepat. Akar- akar seminal akan digantikan oleh akar-akar sekunder (akar adventif) yang tumbuh dari batang bagian bawah. Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yang baru atau bagian akar yang masih muda berwarna putih (Suhartatik, 2008).

2. Batang

Batang padi bentuknya bulat, berongga, dan beruas, antar ruas pada batang padi dipisahkan oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama, ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang dan ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang dari pada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas, pada buku bagian ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah daun) dan bagian yang terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan.Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daun

bendera.Pembentukan anakan padi sangat dipengaruhi oleh unsur hara, sinar matahari, jarak tanam, dan teknik budidaya (Fitri, 2009).


(20)

12 3. Daun

Ciri khas daun padi adalah terdapat sisik dan telinga daun.Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang seling, pada setiap buku terdapat satu daun. Setiap daun terdiri atas helai daun yang memiliki bentuk panjang seperti pita, pelepah daun yang menyelubungi batang dan berfungsi untuk menguatkan pada bagian ruas yang jaringanya lunak, telinga daun (auricle), lidah daun (ligule) yang terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih, fungsi dari lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (Suhartatik, 2008).

4. Bunga

Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas

dinamakan malai.Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Bunga padi pada hakikatnya terdiri atas tangkai, bakal buah,

lemma, palea, putik, dan benang sari.Tiap unit bunga terletak pada cabang-cabang bulir yang terdiri atas cabang-cabang primer dan cabang-cabang sekunder (Suhartatik, 2008).


(21)

13 C. Pola Perkecambahan Benih Padi

1. Perkecambahan Awal Benih Padi

Pola perkecambahan biji padi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Pola perkecambahan biji padi Sumber : Warris (2012).

Dalam kondisi aerobik (di darat) koleoriza tumbuh dahulu daripada koleoptil. Dalam kondisi anaerobik (di air) koleoptil tumbuh dahulu daripada koleorhiza (Warris, 2012).

2. Pertumbuhan Selanjutnya Dari Kecambah Padi

Gambar 2. Pertumbuhan selanjutnya dari kecambah padi Sumber : Warris (2012)

Radikula berkembang menjadi seminal roots yang selanjutnya digantikan oleh akar adventitous.


(22)

14

Gambar 3. Daun primer dan Daun sekunder kecambah padi Sumber : Warris (2012)

Pertumbuhan selanjutnya dari kecambah padi adalah pembentukan daun primer dan daun sekunder. Daun primer tidak memiliki helai daun atau leaf blade (Warris, 2012).

D. Deskripsi Varietas Padi Ciherang

Varietas Ciherang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan varietas lain.Varietas Ciherang mempunyai bentuk fisik yang panjang, kurus (ramping) dan tidak berbau wangi.Dalam budidayanya, varietas Ciherang dikenal karena mempunyai daya tahan yang kuat.

Menurut Bambang dkk (2009) deskripsi padi varietas Ciherang adalah sebagai berikut :


(23)

15 Tabel 1.Deskripsi Varietas Ciherang

Nomor Seleksi S3383-1D-PN-41-3-1

Asal Persilangan IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3//4*IR6 Golongan Cere

Umur Tanaman 116-125 hari Bentuk Tanaman Tegak Panjang Tanaman 107-115 cm Anakan Produktif 14-17 batang Warna Kaki Hijau

Warna Batang Hijau

Warna Telinga Daun Tidak berwarna Warna Lidah Daun Tidak berwarna Warna Daun Hijau

Muka Daun Kasar pada sebelah bawah Posisi Daun Tegak

Daun Bendera Tegak

Bentuk Gabah Panjang ramping Warna Gabah Kuning bersih Kerontokan Sedang Kerebahan Sedang Tekstur Nasi Pulen Kadar Amilosa 23% Indeks Glikemik 54 Bobot 1000 butir 28 g Rata-rata Hasil 6,0 t/ha Potensi Hasil 8,5 t/ha Ketahanan Terhadap Penyakit

Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3

Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV Anjuran Tanam Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah Pemulia

Tarjat T, Z. A. Simanullang, E. Sumadi dan Aan A. Daradjat

Dilepas Tahun 2000 Sumber : Bambang dkk (2009)


(24)

16 E. Asam Askorbat

1. Deskripsi Asam Askorbat

Asam askorbat atau vitamin C adalah salah satu bentuk antioksidan yang secara alami terdapat pada tumbuhan.Antioksidan merupakan senyawa fitokimia bioaktif dengan berbagai sifat fungsional yang terkandung dalam bahan pangan terutama bahan pangan nabati.Dalam keadaan murni asam askorbat berbentuk kristal putih yang bersifat larut dalam air dan mudah teroksidasi secara reversible membentuk asam L-dehidroaskorbat (asam askorbat yang kehilangan dua atom H) yang lebih mudah masuk ke dalam sel sebelum digunakan (Muchtadi, 2000).

2. Struktur Kimia Asam Askorbat

Struktur Kimia dan interkonversi asam askorbat dapat dilihat pada gambar 4. Dalam larutan asam askorbat membentuk keseimbangan dengan askorbil radikal, dehidro askorbat dan 2,3-Diketoglunat


(25)

17 Gambar 4. Struktur Kimia Asam Askorbat

Sumber :Levine etal. 1996.

Gambar 5. Keseimbangan spesies redoks dalam sistem asam askorbat asam- Dehidroaskorbat.


(26)

18 3. Efek Asam Askrobat Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Asam askorbat merupakan agen antioksidan yang telah digunakan untuk meningkatkan toleransi garam. Penelitian yang dilakukan oleh Arab et al.(2006) pada biji alfafa (Medicago sativa) menunjukan bahwa penambahan asam askorbat ke medium MS yang mengandung NaCl meningkatkan perkecambahan biji, aktifitas asam fosfat, kandungan klorofil, dan bahan kering.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Behairy et al. (2012)

menunjukan fenomena yang sama. Perendaman biji Fenugreek (Trigonella foenum-graecum) dalam larutan asam askorbat meningkatkan

perkecambahan, panjang tunas (shoot), dan klorofil total pada kondisi stress garam.

F. Aklimatisasi terhadap stress garam

Studi tentang fisiologi aklimatisasi terhadap salinitas atau kadar garam telah dilakukan oleh Camillaet al.(2012) pada tanaman ercis (Pisum sativum L.). Tidak ada pengaruh negatif pra perlakuan NaCl terhadap pertumbuhan. Tanaman yang diberi pra perlakuan 10 mM NaCl memiliki akumulasi biomassa yang sama dengan tanaman yang tidak diberi pra perlakuan. Selanjutnya PEG 6000 2,5% tidak seefisien garam dalam meningkatkan toleransi garam pada tanaman ercis.


(27)

19 Efek pra perlakuan polietilen glikol terhadap kandungan air relatif tanaman ercis dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Shoot rootratio,Kandungan air relatifsetelah 2 minggu stress garam.Mean±SE(n=8).

Perlakuan Shoot rootratio Kandungan Air Relatif (%)

Kontrol 0.76±0.08b 91.88±0.37a

NA 1.76±0.19a 88.65±0.13c

A (10) 0.80±0.08b 91.71±0.32ab

A(25) 0.74±0.03b 91.59±0.14ab

A (PEG) 0.73±0.03b 90.63±0.47b

Sumber : Camilla et al.(2012)

Dari tabel 2 terlihat bahwa pra perlakuan etilen glikol tidak dapat

mempertahankan shoot-root ratio( 0,73 dibanding 1,76 pada ercis yang tidak di aklimatisasi). Demikian juga pra perlakuan polietilen glikol tidak dapat

meningkatkan kadar air ercis ( 90,63 dibanding 88, 65 pada ercis yang tidak di aklimatisasi).

Efek pra perlakuan polietilen glikol terhadap berat segar total daun dan akar dapat dilihat pada Tabel 3.


(28)

20 Tabel 3. Berat segar total,daun dan akar setelah 2 minggu stress garam. Mean ± SE (n=8).

Perlakuan

Berat Segar

Total Daun Akar

Kontrol 35.86±2.66a 17.70±1.24a 15.88±1.29a

NA 16.28±3.92b 4.50±1.81c 6.90±1.16b

A (10) 35.55±2.41a 16.88±0.88a 15.73±2.00a

A (25) 25.78±2.41ab 13.30±1.06ab 10.52±0.85b

A(PEG) 16.30±1.23b 7.63±0.87bc 6.61±0.35b

Sumber : Camilla et al.(2012)

Dari tabel 3 terlihat pra perlakuan polietilen glikol menurunkan berat segar total daun dan akar ercis selama 2 minggu stress garam.

Selanjutnya pengaruh pra perlakuan polietilen glikol terhadap berat kering total, daun dan akar pada ercis dapat dilihat pada Tabel 4.


(29)

21 Tabel 4. Berat kering segar total,daun dan akar setelah 2 minggu stress garam. Mean ± SE (n=8).

Perlakuan Berat Kering

Total Daun Akar

Kontrol 2.99±0.19a 1.92±0.15a 0.68±0.05a

NA 1.41±0.28c 0.90±0.18b 0.33±0.06b

A (10) 2.92±0.08ab 1.73±0.04a 0.69±0.10a

A (25) 2.02±0.19bc 1.07±0.08b 0.53±0.05ab

A(PEG) 1.48±0.05c 0.93±0.04b 0.36±0.02b

Sumber : Camilla et al. (2012)

Dari tabel 4 dapat dilihat pra perlakuan polietilen glikol tidak dapat meningkatkan berat kering ercis.

G. Efek stress garam terhadap kandungan klorofil

Efek stress garam terhadap kandungan klorofil sangat tergantung pada varietas tanaman. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Sevengoret al.

(2011) pada tanaman labu (pumpkin). Kehilangan klorofil akibat stress garam pada tanaman labu mencapai 11-59%.

Pengaruh stress garam terhadap kandungan klorofil pada 4 genotip labu (pumpkin) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5.Pengaruh stress garam terhadap kandungan klorofil pada 4 genotif labu (pumpkin).


(30)

22 Genotip Klorofil (µ g/mg F.W.)

Kontrol Garam Kehilangan(%) Iskenderun-4 0.183b 0.162a

11.48 AB-44

0.274a 0.159a

41.97 CU-7

0.141b 0.107b 24.11

A-24 0.243a 0.098b 59.67 Nilai tengah yang ditunjukkan oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata (p ≤ 0.01).

Percobaan pada 3 spesies tanaman Holocylon persicum, Tamarix ramosissima, Calligonum leucocladum dengan 6 tingkat salinitas telah dilakukan oleh Xu et al.(2008) untuk menganalisis hubungan antara kandungan klorofil dan stress garam. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Kandungan klorofil ketiga spesies menurun dengan meningkatnya stress garam (2) Dari kandungan klorofil dengan salinitas yang berbeda, kandungan klorofil ketiga spesies menurun hampir 2 kali lipat yang menunjukkan bahwa tanaman tersebut beradaptasi terhadap stress garam.


(31)

III.METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 di

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat - alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass,

erlenmeyer, gelas ukur, tabung reaksi dan raknya, corong, mortar dan penggerus, pipet volume, pipet tetes, neraca digital, oven, nampan, gelas plastik, gunting, tissue, kapas,kertas label, karet gelang, penggaris, spektrofotometer UV, sentifus, kertas saring Whatman no 1.

Bahan-bahan yang digunakan adalahbenih padi sawah varietas Ciherang yang diperoleh dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Lampung, aquades, NaCl, ethanol 95%..


(32)

24 C. Rancangan Percobaan

Penelitian ini dilaksanakan dalam faktorial 2x3. Faktor A adalah

konsentrasi NaCl dengan 2 taraf yaitu 0 mM dan 25 mM. Faktor B adalah konsentrasi Asam Askorbat dengan 3 taraf yaitu 0% b/v, 10% b/v,

20%b/v. Setiap kombinasi perlakuan diulang 4 kali. Jumlah satuan percobaan adalah 24. Notasi faktor, taraf, kombinasi perlakuan dapat dilihar pada Tabel 3.

Tabel 3. Notasi faktor, taraf, dan kombinasi perlakuan

Faktor Taraf

A

a1 a2

B

b1 a1b1 a2b1 b2 a1b2 a2b2 b3 a1b3 a3b3 Keterangan : a1b1 = NaCl 0 mM, asam askorbat 0% b/v

a1b2 = NaCl 0 mM, asam askorbat 10% b/v a1b3 = NaCl 0 mM, asam askorbat 20% b/v a2b1 = NaCl 25 mM, asam askorbat 0% b/v a2b2 = NaCl 25 mM, asam askorbat 10% b/v a2b3 = NaCl 25 mM, asam askorbat 20% b/v

D. Variabel dan Parameter

Variabel dalam penelitian ini adalah daya kecambah, panjangtunas, berat segar kecambah, berat kering kecambah, rasio tunas akar, kandungan air relatif, klorofil a,b dan total. Parameter dalam penelitian ini adalah nilai


(33)

25 tengah (µ) panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering kecambah, kadar air relatif, rasio tunas akar, klorofil a,b, dan total.

E. Cara Kerja

1. Studi efek asam askorbat terhadap daya kecambah benih padi

Berdasarkan jumlah taraf dari faktor B maka jumlah nampan plastik yang digunakan sebagai wadah untuk pengecambahan benih padi adalah 3 buah. Nampan dicuci bersih dengan sabun cuci dan di lap kering. Nampan dilabel dengan taraf dari faktor B. 100 benih padi direndam dalam larutan asam askorbat selama 24 jam. Setiap nampan dilapisi tissue kemudian dibasahi dengan aquades lalu ditaburi dengan benih padi yang telah direndam.

Gambar 6. Tata letak benih padi yang dikecambahkan dalam nampan a2 = 10% b/v

Asam Askorbat

a3 = 20% b/v

Asam Askorbat a1 = 0% b/v


(34)

26 Pengamatan benih yang berkecambah dilakukan setiap hari. Penghitungan jumlah benih padi yang berkecambah dilakukan 7 hari setelah penaburan benih. Menurut ISTA (2006), daya kecambah dihitung berdasarkan persentase benih yang berkecambah dengan rumus :

∑benih yang berkecambah x 100%

100

2. Studi pertumbuhan benih selanjutnya

Berdasarkan jumlah satuan percobaan maka jumlah gelas plastik yang digunakan sebagai wadah pertumbuhan benih selanjutnya adalah sebanyak 24 buah. Gelas plastik dicuci bersih dengan sabun cuci dan di lap kering. Gelas plastik dilabel dengan notasi kombinasi perlakuan dan ulangan. Masing-masing gelas plastik di isi dengan kapas yang telah dibasahi dengan larutan NaCl. Kemudian benih padi yang telah berkecambah dipindahkan ke gelas plastik. Untuk setiap gelas plastik berisi 3kecambah padi. Tata letak satuan percobaan setelah pengacakan dapat dilihat pada gambar berikut :


(35)

27 Keterangan :

a1b1= NaCl 0 mM, asam askorbat 0% b/v a1b2= NaCl 0 mM, asam askorbat 10% b/v a1b3= NaCl 0 mM, asam askorbat 20% b/v a2b1= NaCl 25 mM, asam askorbat 0% b/v a2b2= NaCl 25 mM, asam askorbat 10% b/v a2b3= NaCl 25 mM, asam askorbat 20% b/v u1– u4= Ulangan perlakuan

Gambar 7. Tata Letak Satuan Percobaan Setelah Pengacakan

a2b2u1

a2b1u4

a2b3u4

a2b3u3

a1b3u2

a2b2u4

a1b1u1

a2b1u3

a1b2u3

a2b1u1

a1b2u4 a1b1u4

a2b2u2

a2b3u2

a1b2u1 a1b3u4

a1b1u2

a1b1u3

a2b2u3 a1b3u3 a2b3u1 a1b3u1


(36)

28 2.1Panjang tunas

Panjang tunas dilakukan 7 hari setelah periode pertumbuhan diukur dari pangkal batang sampai ke ujung batang dengan menggunakan mistar. Panjang tunas dinyatakan dengan cm.

2.2Berat segar

Akar dipisahkan dari shoot (batang+daun). Selanjutnya akar dan shoot ditimbang dengan neraca digital dan dinyatakan dengan gram.

2.3Berat Kering

Kecambah yang sudah diukur berat segarnya dikeringkan dengan panas oven 1300c selama 2 jam.Setelah itu ditimbang kembali sebagai berat kering dan dinyatakan dalam gram.

2.4Penentuan Rasio tunas akar

Rasio tunas akar ditentukan berdasarkan rumus :

Rasio tunas akar =


(37)

29 2.5Penentuan Kandungan Klorofil

Penentuan kandungan klorofil dilakukan menurut Miazek (2002).

0,03 gram daun kecambah padi gogo digerus sampai halus didalam mortar Kemudian ditanbahkan 10ml ethanol 95%. Selanjutnya cairan disaring kedalam Erlenmeyer.Sisa gerusan daun yang masih melekat dikertas saring digerus dan disaring kembali kedalam Erlenmeyer.Volume akhir disesuaikan menjadi 100ml dengan menambahkan ethanol 95%.Ekstrak siap ditentukan kandungan klorofil a, klorofil b dan klorofil total.

Ekstrak klorofil ini diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV masing-masing pada panjang gelombang 648 dan 664. Kandungan klorofil dinyatakan µg/gram jaringan yang diekstraksi dan dihitung berdasarkan persamaan berikut :

Chla = 13.36.A664 – 5.19.A648(

)

Chlb = 27.43.A648 – 8.12.A664(

)

Chtotal = 5.24.A664 + 22.24.24.A648

Keterangan : Chla = Klorofil a Chlb = Klorofil b


(38)

30 A648 = absorbansi pada panjang gelombang 648 nm

V = Volume etanol W = Berat daun

2.6Pengukuran Kandungan Air Relatif

Kadar air kecambah ditentukan dengan rumus :

(Yamasaki,1999) Keterangan:

M1 = Berat segar kecambah M2 = Berat kering kecambah

F. Analisis Data

Data hasil penelitian ini di analisis data dengan taraf nyata 5% dan dilanjutkan dengan penentuan simpel effect dengan uji BNT pada taraf nyata 5%.


(39)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Padi merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi sangat penting, dan merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan nilai ekonomi tanaman pangan secara global tahun 2005-2009, padi

menempati urutan teratas dibandingkan dengan tanaman pangan penting lainnya (jagung, gandum, kentang, singkong, dan sorghum), sedangkan berdasarkan jumlah produksi, padi menempati urutan kedua setelah jagung (Anonima, 2009). Di Indonesia padi menempatiurutan pertama dari 7 komoditas pangan utama baik dari segi produksi maupun nilai ekonomi (Anonimb, 2009).

Peningkatan jumlah penduduk yang begitu pesat di Indonesia telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan beras. Oleh karena itu upaya peningkatan produksi beras nasional perlu dilakukan. Disisi lain terjadi keterbatasan lahan karena telah banyak terjadi alih fungsi lahan dan juga produktivitas lahan yang belum maksimal. Adanya konversi lahan pertanian ke nonpertanian dapat menurunkan produksi padi, hal ini terjadi karena


(40)

2 berkurangnya luas lahan pertanian akibat penggunaan lahan untuk keperluan sarana pemukiman, industri maupun keperluan lainnya.Oleh karena itu potensi lahan sawah yang ada perlu dikembangkan terus untuk meningkatkan produksi sebagai alternatif mengatasi dampak dari konversi lahan pertanian ke nonpertanian.(Sudaryanto, 2005).

Pengembangan pertanian ke daerah berkadar garam tinggi merupakan langkah strategis dalam peningkatan produksi pertanian yang makin kompleks.

Dengan pengelolaan yang tepat melalui penerapan yang benar, lahan berkadar garam tinggi memiliki prospek besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif terutama dalam rangka pelestarian swasembada pangan, peningkatan pendapatan, serta pengembangan agribisnis dan wilayah

(Suriadikarta dan Sutriadi, 2007).

Jenis padi yang dikembangkan dilahan- lahan beririgasi disebut padi sawah.Penanaman padi sawah dapat dilakukanpada semua musim karena kebutuhan air tersedia setiap saat yang disuplai dari irigasi. Jadi, kebutuhan air padi sawah tidak bergantung pada ketersediaan air hujan atau air tanah tanpa genangan. Padi sawah umumnya tidak dapat beradaptasi pada lahan kering dan berkadar garam tinggi . Pada daerah berkadar garam tinggi dapat

menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu dan pada jenis rentan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh (Kurniasih dkk, 2002).


(41)

3 Salah satu varietas padi sawah yang banyak ditanam di Indonesia adalah varietas Ciherang.Varietas gabah Ciherang merupakan salah satu jenis padi sawah yang berasal dari persilangan IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3//4*IR64 dan mempunyai bentuk gabah panjang ramping, warna gabah kuning bersih dan memiliki tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 23% dan Indeks Glikemik 54. Berbeda dengan varietas Ciliwung, varietas Ciherang tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 serta tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB) strain III dan IV(Anonimc, 2014).

Salah satu dari masalah pertanian yang cukup serius yang

mengakibatkan berkurangnya hasil dan produktivitas pertanian adalah salinitas. Salinitas didefinisikan sebagai adanya garam terlarut dalam konsentrasi yang berlebihan dalam larutan tanah. Salah satu strategi untuk menghadapi tanah salin adalah memilih kultivar tanaman pertanian yang toleran terhadap kadar garam yang tinggi (Yuniati, 2004). Salinitas memberikan suatu efek bagi dunia pertanian secara signifikan yaitu dapat mengurangi produktivitas dari tanaman pertanian

(Renata et al.2009).

Asam askorbat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam proses selular temasuk pembelahan dan pembesaran sel serta dalam mengaktifkan aktivitas metabolisme ketika proses perkecambahan dimulai (Arrigoni et


(42)

4

al.1992). Menetralisir racun, melindungi sel dari senyawa oksigen reaktif dan radikal bebas serta mencegah kematian sel (Conklinet al. 2004).

Hasil penelitian Shaddad et al.(1989) menunjukkan bahwa perendaman benih

Lupinus termis dan Vicia faba dalam larutan asam askorbat 50 ppm selama 4 jam sebelum tanam mampu meningkatkan persentase perkecambahan, panjang kecambah, bobot kering kecambah, kandungan karbohidrat, protein dan asam amino serta mengurangi efek merugikan yang ditimbulkan oleh kondisi cekaman garam. Tetapi belum banyak diketahui apakah asam askorbat mampu meningkatkan ketahanan padi sawah varietas Ciherang terhadap salinitas. Evaluasi awal dilakukan dengan melihat efek asam askorbat terhadap semua variabel pertumbuhan kecambah : daya kecambah, panjang tunas, berat segar, berat kering, kandungan air relatif, rasio tunas akar, klorofil a, b, dan total.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh asam askorbat terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah varietas Ciherang.

2. Mengetahui pengaruhNaClterhadap pertumbuhan kecambah padi sawah varietas Ciherang.


(43)

5 3. Mengetahui interaksi antara konsentrasi NaCl dan asam askorbat terhadap

perkecambahan padi sawah varietas Ciherang.

C. Manfaat Penelitian :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah khususnya dalam bidang fisiologi tumbuhan tentang efek fisiologis asam askorbat terhadap perkecambahan dan pertumbuhan kecambah dari benih padi sawah varietas Ciherang. Dari segi perkembangan produksi padi hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung pengembangan padi sawah di lahan-lahan yang bersalinitas tinggi.

D. Kerangka Pikir

Berdasarkan studi literatur diketahui bahwa tidak ada pengaruh negatif pra perlakuan NaCl terhadap pertumbuhan kecambah ercis (Pisum sativum L.). Kecambah ercis yang diberi pra perlakuan 10 mM NaCl memiliki akumulasi biomassa yang sama dengan yang tidak diberi pra perlakuan. Selanjutnya pra perlakuan dengan 2,5 % w/v polietilen glikol 6000 tidak dapat meningkatkan toleransi garam pada tanaman ercis.

Padi varietas Ciherang merupakan jenis padi sawah yang memerlukan suplai air yang cukup untuk pertumbuhan optimal. Padi sawah varietas Ciherang


(44)

6 memiliki karakteristik yang sama dengan ercis yaitu sama-sama memerlukan suplai air yang cukup untuk pertumbuhan. Berdasarkan fakta diatas maka kemungkinan polietilen glikol 6000 juga tidak dapat meningkatkan resistensi padi sawah varietas Ciherang terhadap salinitas.

Alternatif pengganti polietilen glikol untuk meningkatkan resistensi padi sawah varietas Ciherang adalah asam askorbat.Berdasarkan studi literatur diketahui bahwa asam askorbat memperbaiki pertumbuhan kecambah jagung varietas Arjuna dan Bisma pada kondisi kekeringan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya pada ercis dan jagung varietas Arjuna dan Bisma maka pertanyaan yang muncul adalah apakah pra perlakuan asam askorbat dapat memperbaiki ketahanan padi sawah varietas Ciherang terhadap defisit air yang diinduksi dengan NaCl atau stress garam.

Pendekatan yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan melakukan percobaan laboratorium tentang pengaruh pra perlakuan asam askorbat terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah varietas Ciherang pada media yang mengandung NaCl dengan beberapa konsentrasi. Evaluasi terhadap resistensi salinitas dilakukan berdasarkan variabel pertumbuhan kecambah yaitu panjang, berat segar, berat kering, kandungan air relatif, rasio tunas akardan klorofil a,b dan total. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui efek asam askorbat terhadap persentase perkecambahan padi varietas Ciherang dan waktu minimum yang dibutuhkan untuk


(45)

7 perkecambahan 100%.Skema efek asam askorbat terhadap pertumbuhan kecambah padi varietas Ciherang dapat dilihat pada skema berikut :

Pra Perlakuan asam askorbat

1. Panjang tunas 2. Berat Segar 3. Berat Kering 4. Rasio tunas

akar 5. Kadar air 6. Klorofil a,b,

total Terjadi Peningkatan Benih Padi Varietas Ciherang Meningkatkan Presentase Perkecambahan Benih

Pada Stress Garam Meningkatkan Pertumbuhan Kecambah Penyerapan Air Oleh Akar Normal Terjadi Penyesuaian Osmotik


(46)

8 E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Asam askorbat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah varietas Ciherang.

H0 : µ0 = µ1 H1 :µ0≠µ1

µ0= nilai tengah panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering

kecambah, rasio tunas akar, kandungan air relatif, kandungan klorofil a, b, dan total benih padi yang tidak diberi perlakuan asam askorbat atau kontrol.

µ1= nilai tengah panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering

kecambah, rasio tunas akar, kandungan air relatif, kandungan klorofil a, b, dan total benih padi yang diberi perlakuan asam askorbat atau perlakuan. Hipotesis diterima jika HO ditolak atau H1 diterima.

2. NaCl berpengaruh nyata terhadap petumbuhan kecambah, berat segar, rasio tunas akar, berat kering, kadar air relatif dan kandungan klorofil a,b, dan total.

HO : µ0 = µ1 H1 :µ0≠ µ1

µ0= Nilai tengah tengah panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering kecambah, rasio tunas akar, kandungan air relatif, kandungan klorofil a, b,


(47)

9 dan total benih padi yang tidak diberi perlakuan asam askorbat atau

kontrol.

µ1= nilai tengah panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering

kecambah, rasio tunas akar, kandungan air relatif, kandungan klorofil a, b, dan total benih padi yang diberi perlakuan asam askorbat atau perlakuan. 3. Ada interaksi nyata antara asam askorbat dengan NaCl terhadap semua


(48)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :

1. Asam askorbat memberikan respon negatif terhadap padi sawah varietas Ciherang dengan penurunan panjang kecambah, berat segar, berat kering dan kandungan klorofil total.

2. NaCl tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan padi sawah varietas Ciherang

3. Ada interaksi yang nyata antara NaCl dan asam askorbat terhadap berat kering total.

B. Saran

Perlu diuji lanjut parameter yang lain untuk mengetahui ketahanan terhadap salinitas padi sawah varietas Ciherang.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2009. Food and Agricultural Production.

www.faostat.fao.org/site/339/default. aspx. Diakses 15 Oktober 2014. Anonimb. 2009. Tanaman Pangan Statistik Indonesia.

www.bps.go.id/tnmn-_pgn.php. Diakses 15 Oktober 2014.

Anonimc. 2014. Teknik Budidaya Tanaman Pangan.

http://125.163.203.113/buku/budidaya%tanaman%202/bab%208.pdf. Diakses 15 Oktober 2014.

Arab., Laila., Eshaupaur., Ali Akbar. 2006. The Effect of Ascorbic Acid on Salt Incuded Alfafa (Medicago sativa L.) In Vitro Culture. An International

Journal Published By The Nigerian Seciety for Experimental Biology 18 (2) : 63-69

Arrigoni, O., L. De Gara., F. Tomasi, and R. Liso. 1992. Changes in the ascorbate system during seed development of Vicia faba L. Plant Physiology. 99 : 235-238.

Arora, A., R.K. Sairam and G.C. Srivastava. 2002. Oxidative stress and antioxidative system in plants. Current Science. 82(10):1227-1238. Bambang, S., Aan., D.D., Satoto., Baehaki, S.E.I., N, Widiarta., Agus, S., Dewi,

I., Ooy, S.L., Hasil, S. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang. 105 hal

Behairy, R.T., El-Dannasaury., Mohamed., and Cracker, Lyle. 2012. Impact of Ascorbic Acid on Seed Germination, Seedling Growth, and Enzyme Activity of Salt StressFenugreek. Journal of Medicinally Active Plants. Camilla Pandolfi., Stefano Mancuso., Sergey Shabala. 2012. Environmental and

Experimental Botany. Departement of Plant Soil and Environmental Science, University of Florence. Italy

Cutis, O.F., and D.G. Clark. 1950. An introduction to plant physiology Mc. Graw Hill Book Company Inc. New York Taronto London. pp. 214 – 248


(50)

51 Conklin, P.L., and C. Barth. 2004. Ascorbic acid, a familiar small molecule

interwined in the response of plant to ozone, pathogens, and the onset of senescence. Plant cell and Environment. 27 : 656-970.

Duarte, T.L., Lunec, J. 2005. When is an antioxidant not an antioxidant ? A review of novel actions and reactions of vitamin C. Free Rad. Res., 39 (7), 671-686).

Fitri, H. 2009. Uji Adaptasi Beberapa Padi Ladang (Oryza sativa L.). Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan

Gardner, F. P., Pearce, R. B. and Mitchell, R. L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (Diterjemahkan oleh: Herawati Susilo). Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Islami, T., and W.H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah Air dan Tanaman. IKIP Semarang press. Semarang. 296 hal.

ISTA. 2006. International Rules For Seed Testing. The International Seed Testing Association (ISTA), Bassersdorf , CH-Switzerland

Kurniasih, B., Indradewa, D. dan Sari M. 2002. Hasil dan sifat perakaran varietas padi gogo pada beberapa tingkat salinitas. Ilmu Pertanian. 9 (1) : 1-10. Levine, M., Rumsey S., Wang Y., Park J., Kwon O., Xu W., and Amano N.

1996b. Vitamin C. In : Ziegler EE, Filer Lj Jr, eds. Present Knowledge in Nutrition, 7th edition. Washington, DC : ILSI Press. Pp. 146-159. Miazek Mgr inz Krystian. 2002. Chlorophyll Extraction From Harvested Plant

Material. Supervisor: Prof. dr. hab inz Stanislaw Ledakowics

Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran Sumber Sehat dan Antioksidan : Mencegah Penyakit Degeneratif. Dept. Teknologi Pangan dan Gizi. IPB. 102 hal. Renata, Silvina., Tutik Nurhidayati., Wiwit Budi. 2009. Uji Ketahanan Tanaman

Tebu Hasil Persilangan (Saccharum spp.hybrid) Pada Kondisi Lingkungan Cekaman Garam (NaCl). ITS Undergraduate

Sevengor, S. 2010. Investigations on antioxidant enzyme activities under in vitro and in vivo conditions to obtain salt tolerance in squash (Cucurbita pepo

L.) Ph.D. Thesis, Ankara University, Graduate school of Natural and Applied Sciences, Ankara, P. 179.

Shaddad, M. A., A.F. radi., A.M., Abdel-Rahman., and M.M. Azooz. 1989. Response of seeds of Lupinus termis and Vicia faba to the interactive effect of salinity

and ascorbic acid or pyridoxine. Plant and Soil. 177-183.

Simanjuntak, Linus. 2010. Usaha Tani Terpadu PATI (Padi, Azolia, Tiktok, dan Ikan). Agromedia Pustaka. Depok.


(51)

52 Sudaryanto, T., 2005. Konversi Lahan dan Produksi Pangan Nasional. Prosiding

Seminar Nasional Multifungsi dan Konversi Lahan Pertanian. Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan, Jakarta.

Suhartatik. 2008. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi.

http://www.google.com/url.litbang.deptan.go.id%spesial%padi 2009. Diakes 18Oktober 2014.

Suriadikarta, D. A. dan Sutriadi, M. T., 2007. Jenis-jenis Lahan Berpotensi untuk Pengembangan Pertanian di Lahan Rawa. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Stevenson, N.R., Brush, M.K. 1969. Existence and characteristic of Na+

dependent active transport of ascorbic acid in guinea pig. Am. J. Clin. Nutr. 22, 318-326.

Taiz L.,Zeiger E. 2002. Plant Physiology. Sunderland. Sinauer Associates. Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.477p.

Valentovic, P., M., Luxova, and O. Gasparikova. 2006. Effect of osmotic stress on compatible solutes content, membrane stability and water relations in two maize cultivars. Plant Soil Environ. 52(4):186-191.

Warris, Mohd. Nasir. 2012. Morfologi

padi.https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&ei=r3ZjVN

uPA5DbuQTDg4CwAQ&url=http://www.ketara.gov.my/wp-

content/uploads/2012/02/MORFOLOGI-PADI.pdf&ved=0CBsQFjAA&usg=AFQjCNEplpPdAvPj1V5ZfU9ww wgo-4WWUQA. Diakses 16Oktober 2014.

Xu Xinwen., Xu Hailiang., Wang YanLing., Wang Xiaojing., QIU YongZhi., Xu Bo. 2008. The Effect of Salt Stress On The Chlorophyll Level Of The Main Sand-Binding Plants In The Shelterbelt Along The Tarim Desert Highway. Science In China Press. China

Yamasaki, S and Dillenburg, L.R. 1999. Measurement Of Leaf Relative Water Content. In Araucaria Angustifolia. Revista Brasileira de Fisiologia. Vegetal, 11 (2), 69-75

Yuliana Nuniek., Ermavitalini Dini., dan Agisimanto Dita. 2013. Efektivitas Metapolin (Mt) dan NAA Terhadap Pertumbuhan In VitroStroberi (Fragarla ananassa Var. Dorit) Pada Media MS Cair dan Ketahanannya di Media Aklimatisasi. Jurnal Sains dan Seni Pornits Vol. 2


(52)

53 Yuniati, R. 2004. Penapisan Galur Kedelai Glycine max L. Merill Toleran

Terhadap NaCl Untuk Penanaman di Lahan Salin. Departemen Biologi. FMIPA, Universitas Indonesia. Depok. Makara Sains, Vol. 8, No.1, April 2004 : 21-24.


(1)

9 dan total benih padi yang tidak diberi perlakuan asam askorbat atau

kontrol.

µ1= nilai tengah panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering

kecambah, rasio tunas akar, kandungan air relatif, kandungan klorofil a, b, dan total benih padi yang diberi perlakuan asam askorbat atau perlakuan. 3. Ada interaksi nyata antara asam askorbat dengan NaCl terhadap semua


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :

1. Asam askorbat memberikan respon negatif terhadap padi sawah varietas Ciherang dengan penurunan panjang kecambah, berat segar, berat kering dan kandungan klorofil total.

2. NaCl tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan padi sawah varietas Ciherang

3. Ada interaksi yang nyata antara NaCl dan asam askorbat terhadap berat kering total.

B. Saran

Perlu diuji lanjut parameter yang lain untuk mengetahui ketahanan terhadap salinitas padi sawah varietas Ciherang.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2009. Food and Agricultural Production.

www.faostat.fao.org/site/339/default. aspx. Diakses 15 Oktober 2014. Anonimb. 2009. Tanaman Pangan Statistik Indonesia.

www.bps.go.id/tnmn-_pgn.php. Diakses 15 Oktober 2014.

Anonimc. 2014. Teknik Budidaya Tanaman Pangan.

http://125.163.203.113/buku/budidaya%tanaman%202/bab%208.pdf. Diakses 15 Oktober 2014.

Arab., Laila., Eshaupaur., Ali Akbar. 2006. The Effect of Ascorbic Acid on Salt Incuded Alfafa (Medicago sativa L.) In Vitro Culture. An International Journal Published By The Nigerian Seciety for Experimental Biology 18 (2) : 63-69

Arrigoni, O., L. De Gara., F. Tomasi, and R. Liso. 1992. Changes in the ascorbate system during seed development of Vicia faba L. Plant Physiology. 99 : 235-238.

Arora, A., R.K. Sairam and G.C. Srivastava. 2002. Oxidative stress and antioxidative system in plants. Current Science. 82(10):1227-1238. Bambang, S., Aan., D.D., Satoto., Baehaki, S.E.I., N, Widiarta., Agus, S., Dewi,

I., Ooy, S.L., Hasil, S. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang. 105 hal

Behairy, R.T., El-Dannasaury., Mohamed., and Cracker, Lyle. 2012. Impact of Ascorbic Acid on Seed Germination, Seedling Growth, and Enzyme Activity of Salt StressFenugreek. Journal of Medicinally Active Plants. Camilla Pandolfi., Stefano Mancuso., Sergey Shabala. 2012. Environmental and

Experimental Botany. Departement of Plant Soil and Environmental Science, University of Florence. Italy

Cutis, O.F., and D.G. Clark. 1950. An introduction to plant physiology Mc. Graw Hill Book Company Inc. New York Taronto London. pp. 214 – 248


(4)

51 Conklin, P.L., and C. Barth. 2004. Ascorbic acid, a familiar small molecule

interwined in the response of plant to ozone, pathogens, and the onset of senescence. Plant cell and Environment. 27 : 656-970.

Duarte, T.L., Lunec, J. 2005. When is an antioxidant not an antioxidant ? A review of novel actions and reactions of vitamin C. Free Rad. Res., 39 (7), 671-686).

Fitri, H. 2009. Uji Adaptasi Beberapa Padi Ladang (Oryza sativa L.). Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan

Gardner, F. P., Pearce, R. B. and Mitchell, R. L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (Diterjemahkan oleh: Herawati Susilo). Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Islami, T., and W.H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah Air dan Tanaman. IKIP Semarang press. Semarang. 296 hal.

ISTA. 2006. International Rules For Seed Testing. The International Seed Testing Association (ISTA), Bassersdorf , CH-Switzerland

Kurniasih, B., Indradewa, D. dan Sari M. 2002. Hasil dan sifat perakaran varietas padi gogo pada beberapa tingkat salinitas. Ilmu Pertanian. 9 (1) : 1-10. Levine, M., Rumsey S., Wang Y., Park J., Kwon O., Xu W., and Amano N.

1996b. Vitamin C. In : Ziegler EE, Filer Lj Jr, eds. Present Knowledge in Nutrition, 7th edition. Washington, DC : ILSI Press. Pp. 146-159. Miazek Mgr inz Krystian. 2002. Chlorophyll Extraction From Harvested Plant

Material. Supervisor: Prof. dr. hab inz Stanislaw Ledakowics

Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran Sumber Sehat dan Antioksidan : Mencegah Penyakit Degeneratif. Dept. Teknologi Pangan dan Gizi. IPB. 102 hal. Renata, Silvina., Tutik Nurhidayati., Wiwit Budi. 2009. Uji Ketahanan Tanaman

Tebu Hasil Persilangan (Saccharum spp.hybrid) Pada Kondisi Lingkungan Cekaman Garam (NaCl). ITS Undergraduate

Sevengor, S. 2010. Investigations on antioxidant enzyme activities under in vitro and in vivo conditions to obtain salt tolerance in squash (Cucurbita pepo L.) Ph.D. Thesis, Ankara University, Graduate school of Natural and Applied Sciences, Ankara, P. 179.

Shaddad, M. A., A.F. radi., A.M., Abdel-Rahman., and M.M. Azooz. 1989. Response of seeds of Lupinus termis and Vicia faba to the interactive effect of salinity and ascorbic acid or pyridoxine. Plant and Soil. 177-183.

Simanjuntak, Linus. 2010. Usaha Tani Terpadu PATI (Padi, Azolia, Tiktok, dan Ikan). Agromedia Pustaka. Depok.


(5)

52 Sudaryanto, T., 2005. Konversi Lahan dan Produksi Pangan Nasional. Prosiding

Seminar Nasional Multifungsi dan Konversi Lahan Pertanian. Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan, Jakarta.

Suhartatik. 2008. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi.

http://www.google.com/url.litbang.deptan.go.id%spesial%padi 2009. Diakes 18Oktober 2014.

Suriadikarta, D. A. dan Sutriadi, M. T., 2007. Jenis-jenis Lahan Berpotensi untuk Pengembangan Pertanian di Lahan Rawa. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Stevenson, N.R., Brush, M.K. 1969. Existence and characteristic of Na+

dependent active transport of ascorbic acid in guinea pig. Am. J. Clin. Nutr. 22, 318-326.

Taiz L.,Zeiger E. 2002. Plant Physiology. Sunderland. Sinauer Associates. Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.477p.

Valentovic, P., M., Luxova, and O. Gasparikova. 2006. Effect of osmotic stress on compatible solutes content, membrane stability and water relations in two maize cultivars. Plant Soil Environ. 52(4):186-191.

Warris, Mohd. Nasir. 2012. Morfologi

padi.https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&ei=r3ZjVN

uPA5DbuQTDg4CwAQ&url=http://www.ketara.gov.my/wp-

content/uploads/2012/02/MORFOLOGI-PADI.pdf&ved=0CBsQFjAA&usg=AFQjCNEplpPdAvPj1V5ZfU9ww wgo-4WWUQA. Diakses 16Oktober 2014.

Xu Xinwen., Xu Hailiang., Wang YanLing., Wang Xiaojing., QIU YongZhi., Xu Bo. 2008. The Effect of Salt Stress On The Chlorophyll Level Of The Main Sand-Binding Plants In The Shelterbelt Along The Tarim Desert Highway. Science In China Press. China

Yamasaki, S and Dillenburg, L.R. 1999. Measurement Of Leaf Relative Water Content. In Araucaria Angustifolia. Revista Brasileira de Fisiologia. Vegetal, 11 (2), 69-75

Yuliana Nuniek., Ermavitalini Dini., dan Agisimanto Dita. 2013. Efektivitas Metapolin (Mt) dan NAA Terhadap Pertumbuhan In VitroStroberi (Fragarla ananassa Var. Dorit) Pada Media MS Cair dan Ketahanannya di Media Aklimatisasi. Jurnal Sains dan Seni Pornits Vol. 2


(6)

53 Yuniati, R. 2004. Penapisan Galur Kedelai Glycine max L. Merill Toleran

Terhadap NaCl Untuk Penanaman di Lahan Salin. Departemen Biologi. FMIPA, Universitas Indonesia. Depok. Makara Sains, Vol. 8, No.1, April 2004 : 21-24.