Peranan Karya Tulis tentang Jawa Barat t

Peranan Karya Tulis tentang Jawa
Barat terhadap Peningkatan
Gerakan Ngamumule Budaya Jawa
Barat
Oleh : Ir. Jumari Haryadi
Aktivitas menulis sebenarnya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, terutama
sejak booming penggunaan handphone dan gadget melanda Indonesia.
Apalagi dengan maraknya penggunaan sosial media seperti facebook dan
Twitter yang diikuti berbagai media sosial lainnya, kegemaran menulis
seolah-olah sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Sehari saja tidak menulis,
rasanya ada sesuatu yang kurang dalam hidup ini.
Sayangnya kebiasaan menulis yang sedang melanda berbagai lapisan
masyarakat ini masih sebatas menulis sms, bbm, atau menulis status di
Facebook

atau

tulisannya,

Twitter.


minimal

Belum

dalam

banyak

bentuk

orang

artikel.

yang

Padahal,

mengembangkan
minat


baca

dan

masyarakat di media sosial sudah semakin meningkat.
Saat ini pengguna telepon seluler (ponsel) di Indonesia sudah mencapai 270
ribu orang (sumber : Menkominfo). Sementara itu, menurut data yang
dilansir dari

Webershandwick, sebuah perusahaan public relations dan

pemberi layanan jasa komunikasi, terdapat sekitar 65 juta pengguna
Facebook (FB) di Indonesia dan sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya.
Bahkan Indonesia termasuk pemakai media sosial FB nomor 4 di dunia,
setelah USA, Brazil dan India.
Sedangkan pemakai Twitter di Indonesisa berdasarkan data PT Bakrie
Telecom berjumlah 19,5 juta orang. Indonesia menempati peringkat 5
pengguna Twitter terbesar di dunia. Posisi Indonesia hanya kalah dari USA,
Brazil, Jepang dan Inggris

Selain itu, jejaring sosial lain yang dikenal di Indonesia adalah Path dengan
jumlah pengguna 700.000 di Indonesia. Line sebesar 10 juta pengguna,

Google+ 3,4 juta pengguna dan Linkedlin 1 juta pengguna (sumber :
Kominfo).
Menyimak data diatas sangat jelas sekali betapa aktivitas online di dunia
maya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakat Indonesia dan hal ini
tentu sangat berperan penting bagi penyebaran informasi. Oleh sebab itu
sudah

selayaknya

kalau

kemajuan

dibidang

teknologi


informasi

juga

sebaiknya diiringi dengan kemauan oleh penggunanya untuk memanfaatkan
sebaik-baiknya demi kemajuan bangsanya. Salah satu cara membangun
bangsa yaitu dengan membuat karya tulis yang bermutu dan bermanfaat.
Tujuan Menulis
Ada sebagian orang yang menganggap pekerjaan menulis itu berat dan
membosankan. Pendapat itu tentu bukan tanpa alasan. Mereka umumnya
bingung harus menulis apa dan untuk apa tulisan yang akan dibuatnya.
Jika orang menulis tanpa tujuan, tentu saja hasilnya akan sulit dan dijamin
hambar dan tidak bernilai. Menulis harus mempunyai tujuan yang jelas,
ibarat kita bicara, maka jangan bicara asal bicara melainkan bicara yang ada
manfaatnya. Menulis pun seperti itu. Menulis harus mempunyai tujuan yang
jelas dan mempunyai perencanaan yang jelas pula.
Paling tidak, terdapat 4 tujuan mengapa orang menulis, yaitu :
1. Memberikan informasi
Menulis bertujuan untuk menginformasikan segala sesuatu, baik berupa
fakta, data maupun peristiwa, termasuk pendapat atau pandangan

terhadap fakta, data dan peristiwa. Maksudnya adalah

agar pembaca

mendapat pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang
ada maupun yang terjadi di dunia ini.
2. Membujuk

Seorang penulis bisa membujuk pembaca agar mendukung pemikirannya.
Caranya yaitu dengan menulis sesuatu yang menarik, dilengkapi dengan
data

yang

meyakinkan,

akrab,

bersahabat,


mudah

dicerna

serta

menggunakan gaya bahasa yang persuasif.
3. Mendidik
Pembaca bisa belajar dan mengambil manfaat dari tulisan yang dibacanya.
Oleh sebab itu, tulisan yang baik juga bertujuan mendidik pembaca agar
bisa bertambah pengetahuannya sehingga bertambah cerdas dan pada
akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. Kebanyakan orang yang
berpendidikan cenderung sikapnya lebih terbuka, berpikir rasional, penuh
toleransi dan lebih menghargai pendapat orang lain.
4. Menghibur
Menulis juga bertujuan untuk menghibur pembacanya. Tulisan yang
“ringan” dan “renyah” seperti misalnya cerita dan pengalaman lucu bisa
menjadi bahan bacaan yang menghibur. Tulisan semacam ini bisa
menghilangkan stress atau kepenatan setelah seharian sibuk bekerja.
Disamping itu, Syafie’ie (1988:51-52) berpendapat bahwa tujuan menulis itu

dapat : 1) Mengubah keyakinan pembaca; 2) Menanamkan pemahaman
sesuatu terhadap pembaca; 3) Merangsang proses berpikir pembaca; 4)
Menyenangkan atau menghibur pembaca; 5) Memberitahu pembaca; dan 6)
Memotivasi pembaca.
Lain

lagi

pendapat

Hugo

Harting

(dalam

Tarigan,

1994:24-25)


yang

mengklasifikasikan tujuan penulisan sebagai berikut : 1) Tujuan penugasan
(assingnment purpose); 2) Tujuan altruistik (altruistic purpose); 3) Tujuan
persuasi (persuasive purpose); 3) Tujuan Persuasif (Persuassive Purpose); 4)
Tujuan penerangan (informational purpose); 5) Tujuan penyataan (selfexpressive purpose); 6) Tujuan Pernyataan diri (Self expressive purpose); 7)
Tujuan

kreatif

(creative

(problem-solving purpose).

purpose);

dan

8)Tujuan


pemecahan

masalah

Mengapa Kita Harus Menulis
Salah satu cara agar kegiatan menulis bisa berjalan dengan baik dan lancar,
maka kita harus mempunyai komitmen yang kuat terhadap rencana menulis
tersebut. Komitmen yang kuat bisa tercipta jika kita mempunyai motivasi
dalam menulis. Artinya, kita harus mempunyai alasan mengapa kita harus
menulis. Jika alasan itu begitu kuat dan bisa mendorong semangat kita
menulis, maka aktivitas menulis menjadi mudah dan lancar.
Setiap orang tentu mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam menulis.
Alasan ini yang menentukan apakah seseorang itu nantinya akan menjadi
penulis biasa-biasa atau menjadi penulis besar. Ada beberapa alasan
mengapa seseorang itu mau menulis, diantaranya adalah :
1. Berbagi ide/pemikiran.
Ide/pemikiran yang dimiliki oleh seseorang jika tidak ditulis dan di share
ke orang lain, maka ide/pemikiran tersebut akan sirna dengan sia-sia,
padahal


mungkin

saja

ide/pemikiran

tersebut

bisa

membantu

menyelesaikan masalah orang lain, sehingga bermanfaat.
Menuliskan ide/pemikiran juga bisa membantu orang lain bertambah
wawasannya. Tulisan yang dipulikasikan akan dibaca oleh orang banyak
sehingga

manfaatnya

semakin


luas.

Banyak

media

yang

bisa

menampung tulisan kita, misalnya di blog, website, media sosial (Twitter,
Facebook),

surat

kabar,

majalah,

tabloid

dan

sebagainya.

Jika

memungkinkan ide/pemikiran bisa dibuat lebih mendalam dalam bentuk
buku.
2. Mencegah serta menghilangkan stress.
Seseorang yang hobi menulis bisa melampiaskan perasaannya kedalam
tulisan. Perasaan senang atau sedih bisa dituangkannya ke dalam tulisan.
Menuangkan tulisan sama saja dengan bicara pada diri sendiri. Kita
seakan-akan sedang berkomunikasi dengan diri kita sendiri.

Ketika kita sedang dilanda masalah, menuliskan perasaan hati kita bisa
membuat beban yang ada di dada menjadi berkurang. Bisa kita
bayangkan kalau memendam masalah dan tidak ada media untuk
menyalurkannya, maka beban pikiran tersebut membuat kita stress.
3. Mengisi waktu luang.
Sebagian orang begitu sibuknya bekerja sampai merasa kekurangan
waktu, tapi disisi lain banyak juga orang yang menyia-nyiakan waktunya.
Bagi orang yang senang bekerja dan tidak mau membuang waktunya
dengan percuma, maka aktivitas menulis bisa dijadikan cara untuk
mengisinya. Banyak hal yang bisa ditulis, misalnya menulis tentang
sesuatu

yang

sahabatnya

menjadi

ketika

hobinya,

masih

menulis

remaja,

tentang

menulis

kisah

tentang

percintaan

kisah

sukses

tetangganya dan lain sebagainya.
Seorang ibu rumah tangga yang pekerjaan sehari-harinya mengurus
rumah dan anak-anaknya, bisa memanfaatkan waktu luangnya dengan
menulis. Banyak ibu-ibu rumahan alias ibu rumah tangga yang kreatif
memanfaatkan

waktu

luangnya

dengan

berbagai

aktivitas

positif,

misalnya membuat kerajinan rumah tangga dari bahan-bahan bekas yang
bisa didaur ulang, berjualan pulsa, berjualan makanan jajanan atau
menjadi seorang penulis.
4. Mencari uang.
Profesi penulis tidak berbeda dengan profesi lainnya, jika dijalankan
dengan serius bisa menghasilkan uang yang tidak sedikit. Memang,
kebanyakan orang menempatkan aktivitas menulis hanya sekedar hobi
atau sebagai penghasilan tambahan, tetapi jika benar-benar ditekuni bisa
menghasilkan uang yang banyak dan tidak kalah menarik dengan profesi
lainnya.
Kalau Anda mau menjadikan aktivitas menulis sebagai mata pencarian
utama, maka banyak hal yang harus dilakukan, tidak hanyak sekedar

menjadi penulis artikel di blog, website atau media massa, tetapi Anda
bisa mengembangkannya lebih jauh. Misalnya Anda bisa mengembangkan
diri sebagai Co Writer (penulis Pendamping), Ghost Writer (Penulis
bayangan), Penulis buku biografi, penulis konten (untuk iklan), penulis
artikel, penulis buku, editor buku, dan lain sebagainya.
5. Menjadi terkenal.
Menjadi terkenal karena menulis, kenapa tidak ? Jangan Anda pikir hanya
dengan menjadi artis, pengusaha atau pejabat saja yang bisa membuat
Anda terkenal, menjadi sorang penulis pun bisa menjadi diri Anda
terkenal. Jadi wajar saja jika ada orang yang menulis dengan tujuan ingin
menjadi orang terkenal.
Kita bisa melihat beberapa penulis ternama seperti Gola Gong, Andrea
Hirata, Ayip Rosidi, Rosihan Anwar, Dewi Lestari, Pramoedya Ananta Toer,
Raditya Dika, Habiburrahman El Shirazy, Mira W., Agner Davonar, Agnes
Jessica, Asma Nadia dan masih banyak lagi lainnya. Mereka adalah penulis
dari berbagai generasi yang sukses dan terkenal.
6. Sebagai media sosial
Jika ada orang yang menulis dengan tujuan sosial itu bisa dimaklumi,
karena melalui tulisan kita bisa berbuat sesuatu untuk orang banyak.
Tulisan yang baik bisa menginspirasi orang untuk berbuat kebaikan. Jika
kita menulis dan memberikan manfaat positif bagi pembaca maka tulisan
tersebut dari sisi sosial bisa mengubah sudut pandang masyarakat
menjadi lebih baik. Agama mengajarkan kita untuk berbuat kebaikan,
maka melalui tulisan, kita bisa menyebarkan virus kebaikan, misalnya
dengan menulis tentang bagaimana agar masyarakat tidak bertindak
anarkis dan bisa menghargai agama orang lain, menghargai perbedaan
pendapat dan lain sebagainya.
Salah satu tokoh yang menekuni dunia menulis untuk tujuan sosial adalah
Emha Ainun Nadjib atau biasa dipanggil Cak Nun. Menurut budayawan

yang juga dikenal dengan julukan Kyai Mbeling ini, menulis bukanlah
untuk menempuh karir sebagai penulis, melainkan untuk keperluankeperluan sosial.
7. Menulis juga merupakan sarana komunikasi.
Setiap orang pasti sering berkomunikasi, tentu saja komunikasi yang
sering dilakukan adalah melalui mulut (berbicara). Berkomunikasi juga
bisa dilakukan dengan cara tertulis. Tentu saja ada perbedaan anatar
berkomunikasi secara verbal (bicara) dan lisan (melalui tulisan). Meskipun
keduanya

merupakan

aktivitas

berkomunikasi

yang

bertujuan

menyampaikan sesuatu kepada orang lain, tetapi menulis mempunyai
keunikannya sendiri.
Jika kita ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain secara langsung,
bisa saja kita merasa malu atau segan sehingga jika dipaksakan hasilnya
bisa tidak sesuai dengan harapan. Berkomunikasi langsung memiliki
kendala atau hambatan tersendiri yaitu kepercayaan diri, sehingga
kadang-kadang ketika bicara, karena gugup dan tidak pede, hasilnya
malah tidak sesuai dengan rencana, bahkan bisa berakibat fatal.
Lain halnya jika kita menyampaikannya melalui tulisan. Kata demi kata
yang kita susun bisa kita ubah sedemikian rupa jika tidak menarik,
sehingga sebelum disampaikan kepada orang yang dituju, tulisan tersebut
yang merupakan buah pikiran kita bisa mengalami beberapa kali dibaca
ulang dan direvisi

sehingga hasilnya lebih maksimal. Ketika tulisan

disampaikan pun kata-kata yang ada tidak mungkin berubaha seperti
halnya ketika bicara langsung secara lisan. Kita juga tidak perlu nervesu
ketika bahan pikiran tersebut sampai kepada orang yang kita tuju.
8. Merekam sejarah.
Kita bisa menjadi pintar karena banyak belajar yaitu dengan membaca
berbagai tulisan, baik berupa artikel yang ada di surat kabar maupun
buku. Bisa kita bayangkan kalau tidak ada satu pun tulisan yang ada di

bumi ini, dan semuanya hanya mengandalkan ingatan saja. Maka ketika
orang yang berilmu itu meninggal, maka ilmu yang ada diotaknya juga
akan terbawa ke liang kubur.
Menulis berarti merekam sejarah. Apa saja yang kita tulis bisa menjadi
pelajaran berharga bagi generasi yang akan datang. Oleh sebab itu tulisan
yang kita buat sekarang bisa abadi sepanjang naskah tersebut diabadikan
dalam bentuk media seperti buku atau bisa juga secara elektronik dengan
menyimpannya di internet. Melalui tulisan, ketika kita sudah tiada, maka
kita

bisa

meninggalkan

sesuatu

yang

bermanfaat

bagi

generasi

mendatang.
9. Tuntutan pekerjaan.
Tidak semua tujuan menulis dilakukan dengan hati (ikhlas), namun ada
juga orang menulis karena terpaksa alias karena tuntutan pekerjaan.
Misalnya orang yang bekerja sebagai petugas administrasi, sekretaris,
karyawan kantor dan lain sebagainya. Tentu tidak semua orang yang
bekerja

pada

bagian

tersebut

dianggap

bekerja

tanpa

hati,

tapi

kebanyakan memang dilakukan tidak dengan semangat yang tinggi dan
kreatif, melainkan hanya sekedar menyelesaikan kewajiban atau tanggung
jawab semata.
Orang-orang dengan profesi tersebut, umumnya kurang kreatif dalam
menulis, karena setiap hari terbiasa mengerjakan pekerjaan rutin menulis
sesuatu yang sudah baku dan monoton dengan tulisan-tulisan resmi yang
sudah memiliki gaya dan pola tertentu. Tidak ada keinginan dan
keberanian dalam dirinya untuk berani melakukan perubahan karena akan
dianggap melanggar aturan. Akhirnya penulis di tingkatan ini kurang
begitu berkembang.
10.

Menulis karena hobi.

Bagi orang yang mempunyai hobi tertentu, apapun akan dilakukan demi
hobinya tersebut. Misalnya ada orang yang hobi memancing, maka dia

akan rela mengeluarkan uang dan melakukan perjalanan jauh untuk
sekedar melampiaskan hobinya memancing. Padahal kalau dipikir, hasil
memancingnya

mungkin

tidak

sebanding

dengan

uang

yang

dikeluarkannya. Kepuasaaan batin memang tidak bisa dinilai dengan
uang.
Nah, begitu juga dengan orang yang hobi menulis. Apapun akan
dilakukannya yang penting dia bisa menulis. Aktivitas menulis baginya
merupakan suatu kesenangan. Maka, dia rela menulis apa saja yang
menurutnya

asik

ditulis,

tanpa

memikirkan

apakah

tulisan

itu

menghasilkan uang atau tidak, bermanfaat atau tidak yang penting dia
bisa menulis. Tentu saja kalau menulis yang baik-baik akan berdampak
positif bagi siapa saja yang membacanya. Orang yang hobi menulis
biasanya mempunyai blog pribadi untuk menyalurkan ide/gagasannya
dalam menulis.
Seseorang yang hobi menulis bisa menulis sepanjang waktu, tidak ada
istilah mood atau tidak mood dalam kamus hidupnya. Baginya menulis itu
seperti berbicara, maka sepanjang dia punya banyak ide dan senang
berbicara,

maka

jari-jemarinya

akan

dengan

cepat

beralih

fungsi

menggantikan mulutnya sebagai media komunikasi. Penulis tingkatan ini
sebagian besar waktunya digunakan untuk menulis, baik menulis hal-hal
fiksi maupun nonfiksi.
11.

Menulis karena panggilan hidup.

Level tertinggi dari tujuan menulis adalah karena panggilan hidup. Artinya,
orang

menulis

memberikan

karena

sesuatu

baginya

yang

menulis

bermanfaat

merupakan
bagi

orang

jalan
lain.

untuk
Menulis

merupakan salah satu cara baginya untuk memberikan perubahan ke arah
yang lebih baik bagi orang banyak. Tanpa menulis, bagaimana mungkin
ide/pikiran yang ada di kepalanya bisa disebar

dengan cepat dan bisa

dinikmati oleh ribuan bahkan jutaan manusia. Gagasan yang disampaikan

melalui lisan memiliki keterbatasan, tetapi melalui tulisan akan lebih
efektif, praktis dan ekonomis.
Menulis karena panggilan hidup mempunyai makna yang sangat tinggi,
karena tujuan menulis bukan hanya sekedar mencari ketenaran, mencari
uang atau urusan duniawi semata, melainkan lebih mengarah ke alam
spiritual, yaitu menulis demi berjuang untuk kebaikan umat manusia. Jika
sudah sampai pada level ini, maka menulis menjadi pekerjaan yang
menyenangkan

karena

dilakukan

dengan

hati

yang

ikhlas

demi

kepentingan orang lain.
Menulis Itu Mudah
Banyak orang yang merasa sulit ketika harus membuat sebuah tulisan yang
formal, misalnya menulis artikel. Padahal kebiasaan menulis, seperti menulis
sms, bbm-an atau membuat status di media sosial sudah biasa mereka
lakukan. Lantas apa sebenarnya yang menjadi masalahnya ?
Pada dasarnya menulis itu sebenarnya pekerjan yang sangat mudah dan
menyenangkan,

bahkan sama mudahnya dengan berbicara. Apalagi jika

dilakukan dengan sepenuh hati, sehingga tulisan yang dihasilkan juga
mengalir seperti air yang turun dari tebing ke bawah bukit, lancar tanpa
hambatan.
Tulisan yang baik biasanya juga dihasilkan dari penulis yang menulis dengan
ikhlas, tanpa beban dan mempunyai pengetahuan yang baik pula.
Tulisan akan mudah dibuat jika kita sudah mempunyai perencanaan yang
matang. Misalnya sudah menyiapkan tema apa yang akan ditulis, jenis
tulisannya, menentukan outlinenya, gaya penulisannya, untuk siapa tulisan
tersebut dibuat, kapan harus selesainya dan sebagainya.
Meskipun perencanaan menulisnya sudah baik, tetapi tanpa didukung
dengan ilmu kepenulisan dan data atau referensi yang lengkap, maka bisa

terjadi hambatan. Apa lagi jika penulis tidak mempunyai motivasi yang kuat,
sehingga tulisan yang sudah dibuat bisa berhenti ditengah jalan.
Menulis akan terasa sulit ketika kita hanya terjebak memikirkan aturan
penulisan yang baik dan benar, bukan pada isi atau materi tulisannya sendiri.
Oleh sebab itu kita harus bisa mengatasi hambatan menulis (writing block)
yaitu salah satu caranya dengan mengubah mind set (cara berpikir) kita.
Artinya, jika anda mau pandai menulis, ya harus rajin menulis. Kalau anda
mau mulai menulis, lupakan dulu segala aturan menulis yang ada atau yang
pernah anda pelajari, lalu mulailah menulis apa saja yang anda pikirkan.
Revisi dan editing dilakukan belakangan setelah semua materi yang anda
ingin tulis sudah tumpah atau tertuang dalam bentuk tulisan.
Salah satu hambatan orang menulis juga karena kurang atau tiak adanya
motivasi menulis. Hal ini bisa disebabkan karena mereka kurang memahami
alasan dan manfaat menulis. Jika mereka sudah memahami apa saja alsana
orang menulis dan betapa besar manfaat menulis, maka hal ini bisa menjadi
motivasi bagi dirinya untuk menulis.
Menulis Seputar Jawa Barat
Jika anda suka menulis, mengapa tidak mencoba menulis tentang seputar
Jawa Barat. Banyak hal yang bisa anda tulis, misalnya tentang keindahan
alamnya, kebiasaan masyarakat di pedesaaan, cerita rakyat atau legenda
tentang Jawa Barat, aktivitas penduduk di perkotaan, aktivitas pemuda,
organisasi kemasyarakatan, keanekaragaman jenis makanannya, berbagai
komunitas, pertanian dan perkebunan, bangunan peninggalan bersejarah,
tempat-tempat wisata alam dan wisata religi, Bahasa Sunda, kaulinan
barudak dan masih banyak lagi lainnya.
Sebagai warga Jawa Barat, kita punya kewajiban untuk mengangkat budaya
yang ada di Jawa Barat. Tulisan yang dibuat bisa bersifat ringan dan
menghibur sehingga kaum muda banyak yang suka membacanya. Mereka

akan mudah memahami budaya yang ada di daerah kelahirannya sehingga
bisa mencintai dan mau terlibat ikut andil dalam melestarikannya.
Tulisan ringan bisa dibuat dalam bentuk artikel atau feature. Misalnya tulisan
tentang objek wisata alam, jika ditulis dengan lengkap dan menarik, bisa
membuat pembaca ingin datang ke lokasi tersebut. Semakin banyak tulisan
yang mengangkat tentang objek wisata tersebut dari berbagai sudut
pandang,

disamping

menambah

wawasan

bagi

pembaca,

juga

bisa

meningkatkan arus wisatawan yang datang ke lokasi tersebut. Dampaknya,
ekonomi di daerah tersebut semakin menggeliat dan objek wisata tersebut
semakin dikenal.
Anda juga bisa menulis dalam bentuk buku, misalnya buku panduan untuk
berwisata ke kota Bandung. Anda bisa menulis tentang sejarah kota
Bandung, adat istiadatnya, lokasi hotel, tempat hiburan, tempat jajanan,
jadual pementasan pertunjukan seni dan budaya, taman kota, kebun
binatang, lokasi bangunan atau gedung bersejarah dan sebagainya. Buku
tersebut bisa dibuat dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Sunda dan Inggris.
Selain

berfungsi

sebagai

media

informasi

bagi

wisatawan

lokal

dan

mancanegara, buku tersebut juga berfungsi sebagai catatan sejarah bagi
generasi yang akan datang.
Selain itu Anda juga bisa menulis cerita rakyat atau legenda Jawa Barat dari
sisi yang lain. Misalnya kisah Sangkuriang, Kamandaka Si Lutung Kasarung,
Legenda Situ Bagendit, Asal mula Kota Cianjur, Ki Rangga Gading, Legenda
Karang Nini dan Bale Kambang, Mundinglaya Dikusumah, Legenda Dewi Padi,
Asal-usul Talaga Warna, Asal Nama Kota Bandung dan sebagainya. Dalam
cerita yang ditulis bisa disisipkan adat istiadat masyarakat pada zaman itu,
sehingga pembaca bisa mengetahui dan mempelajarinya.
Tulisan lainnya adalah tentang kesenian, misalnya Tari Topeng asal Cirebon,
termasuk Indramayu dan Jatibarang. Anda bisa menulis tentang sejarah tari
topeng itu sendiri, jenis tari topeng, proses pembuatan topengnya, cara
menarikannya, nama penciptanya dan apa tujuan tari tersebut diciptakan.

Dengan menulis tentang tari topeng, anda sudah melestarikan budaya
daerah, karena tulisan tersebut bisa menjadi bahan pembelajaran bagi
generasi muda.
Jawa Barat juga memiliki kerajinan batik, misalnya Batik Pesisiran, Batik
Keratonan dan Batik Trusmi asal Cirebon, Batik Garut atau Garutan asal
Garut, Batik Tasikan, Batik Karajinan (Wurug) dan Batik Sukaraja/Sukapura
asal Tasikmalaya, Batik Ciamisan asal Ciamis, serta Batik Dermayon dan
Batik Paoman asal Indramayu. Menulis tentang sejarah batik tersebut berikut
cara

membuatnya,

disamping

menambah

pengetahuan

sekaligus

melestarikan warisan leluhur.
Tidak ada salahnya juga menulis tentang sejarah kerajaan yang pernah ada
di tatar sunda. Konon ada belasan kerajaan dan kesultanan di Tatar Sunda, di
antaranya Kesultanan Sela Cau, Galuh Pakuan, Galuh Agung, Galuh Kawali,
Banten, Pakuan, Pajajaran, Sumedang Larang, Kanoman, dan Cirebon.
Mengangkat

tulisan

tentang

sejarah

menghargai

warisan

leluhur

nenek

akan

membangkitkan

moyang

orang

Sunda

semangat
sekaligus

mengingatkan anak muda agar tidak melupakan sejarah nenek moyangnya.
Cepat atau lambat, seni dan budaya peninggalan nenek moyang kita akan
punah kalau generasi muda yang dilahirkan di Tatar Sunda (Pasundan) Jawa
Barat ini tidak peduli dan ngamumule warisan nenek moyangnya. Sudah
seharusnya sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Tatar Sunda, kita
harus peduli dan mau melestarikannya untuk generasi yang akan datang.
Hal

itu bisa dilakukan dengan cara yang murah dan mudah yaitu melalui

karya tulis.
Apabila orang Sunda sendiri mulai menjauhi budayanya sendiri, bahkan malu
menggunakan budayanya sendiri dan justru lebih bangga menerapkan
budaya luar yang belum tentu sesuai dengan budaya kita, itu sama artinya
dengan melupakan sejarah. Kalau hal ini sampai terjadi, maka hidupnya akan
salah jalan. Sebab yang namanya budaya orang Sunda dikenal sangat kental
dengan etika yang berbudi luhur.

Adanya ancaman kepunahan terhadap seni dan budaya Sunda itu bukan
isapan jempol belaka. Derasnya budaya asing yang masuk ke Indonesia,
khususnya di Jawa Barat sangat sulit dibendung. Hal ini tentunya tidak
terlepas dengan arus informasi yang begitu cepat sebagai akibat dari
perkembangan teknologi komunikasi.
Salah satu cara agar kita bisa melaju derasnya budaya asing adalah dengan
menulis tentang budaya Jawa Barat yang begitu indah dan penuh dengan
nilai-nilai luhur. Melalui tulisan kita harapkan bisa memberikan informasi yang
berimbang, sehingga masyarakat luas bisa mengambil manfaatnya serta
mau mencintai budayanya sendiri.
***