Tantangan Sumber Daya Manusia Indonesia

Tantangan Sumber Daya Manusia
1.

Tantangan yang dihadapi Manager SDM saat ini dan yang akan datang:
a. Tantangan global
Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang begitu cepat di dalam
bisnis, yang menuntut organisasi untuk lebih mampu beradaptasi, mempunyai ketahanan,
mampu melakukan perubahan arah dengan cepat, dan memusatkan perhatiannya kepada
pelanggan. Globalisasi ini juga dapat memunculkan bahaya, sekaligus kesempatan bagi
organisasi. Globalisasi yang terjadi di pasar dan kompetisi telah menciptakan ancaman,
berupa semakin banyaknya kompetisi dan meningkatnya kecepatan dalam bisnis. Namun
demikian juga memunculkan kesempatan berupa semakin besarnya pasar dan semakin
sedikitnya hambatan-hambatan yang akan muncul. Dalam suasana bisnis seperti ini, Fungsi
Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan harus mampu untuk menjadi mitra kerja
yang dapat diandalkan, baik oleh para pimpinan puncak perusahaan, maupun manajer lini.
Para Manajer SDM saat ini berada dalam tekanan yang tinggi untuk menjadi mitra bisnis
strategis, yaitu berperan dalam membantu organisasi untuk memberikan tanggapan terhadap
tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down sizing, restrukturisasi, dan persaingan
global dengan memberikan kontribusi yang bernilai tambah bagi keberhasilan bisnis.
b. Kekeliruan Paradigma Fungsi Manager SDM
Selama ini Fungsi SDM lebih banyak dilihat sebagai pengelola administrasi personalia atau

pengawas dari peraturan perusahaan di bidang ketenaga-kerjaan. Fungsi SDM selama ini lebih
banyak berperan dalam hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan hubungan industrial di
perusahaan, seperti pembuatan Peraturan Perusahaan/Kesepakatan Kerja Bersama, menjalin
kerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja, menyelesaikan perselisihan antara perusahaan
dengan serikat pekerja atau karyawan. Yang lebih menyedihkan lagi bila peran Fungsi SDM
hanya dianggap penting saat perusahaan ingin melakukan pengurangan jumlah karyawan.
Selain itu, Fungsi SDM juga seringkali dipersepsikan perannya tidak lebih sebagai pelaksana
Administrasi Personalia, yaitu yang mengurus masalah pembayaran gaji karyawan, mengurus
cuti karyawan, penggantian biaya kesehatan, dan sebagainya.
Demi mendukung para pimpinan puncak dan manajer lini di perusahaan dalam melaksanakan
langkah-langkah strategis yang tepat untuk bersaing di pasar global, maka Fungsi SDM dituntut
untuk meredefinisi perannya di dalam perusahaan.
Dari ungkapan di atas, terlihat bahwa peran tradisional Fungsi SDM , yang selama ini ada, tidak
dapat lagi dipertahankan sepenuhnya seperti dulu, bila fungsi tersebut ingin tetap hadir di dalam
bisnis. Peran tradisional ini bukanlah tidak penting, namun peran tradisional tersebut harus
diperluas dan diperkaya. Untuk itulah, maka Fungsi SDM yang ada di perusahaan harus sudah
mulai melakukan perubahan perannya, dari pemain peran tradisional yang pasif, menjadi
pemain peran yang bertindak proaktif dan memberikan nilai tambah kepada perusahaan.
c. Belum tersosialisasinya pemahaman tentang Fungsi SDM sebagai sebuah profesi yang
bersifat multi disipliner (Psikologi, Ekonomi/Manajemen/Bisnis, Hukum, Teknologi

Informasi/Manajemen Informasi) di kalangan praktisi SDM. Hal ini terkadang membuat para
praktisi SDM hanya memusatkan sejumlah aspek saja dari disiplin ilmu SDM tersebut. Hal ini
mungkin terjadi karena para praktisi yang bersangkutan kurang memahami disiplin ilmu lainnya

dibandingkan dengan disiplin ilmu yang dikuasainya. Peran tradisional dari Fungsi SDM di
masa lalu membuat banyak praktisi SDM yang mempunyai keterbatasan dalam memahami
strategi bisnis dan keuangan perusahaan secara menyeluruh
d. Mahalnya investasi di bidang Sistim Informasi SDM (Human Resources Information
System).
Mahalnya teknologi sistem informasi SDM dikarenakan tidak banyaknya vendor penyedia HRIS
tidak banyak, sehingga perusahaan cenderung membuat sistem sendiri.
2. Strategi menghadapi tantangan
Fungsi SDM harus menetapkan standard yang lebih tinggi dari yang telah mereka miliki hingga
saat ini. Mereka harus mengerakkan para praktisinya lebih tinggi dari peran sebagai polisi atau
penjaga kebijakan atau peraturan, sehingga dapat menjadi mitra, pemain dan pelopor dalam
memberikan keuntungan kepada perusahaan. Peran baru yang harus dimainkan oleh Fungsi
SDM dan para praktisinyanya, agar dapat memberikan hasil dan menciptakan keuntungan dari
keberadaan mereka di dalam perusahaan, yaitu :
a. Mitra bisnis strategis
Sebagai mitra bisnis strategis, Fungsi SDM dan para praktisinyanya dituntut untuk mempunyai

kemampuan dalam menterjemahkan strategi bisnis yang ditetapkan perusahaan , menjadi
tindakan-tindakan yang nyata di lapangan. Fungsi SDM dan para praktisinya harus mampu
memberikan masukkan-masukkan yang bernilai tambah kepada tim bisnis perusahaan, dalam
penyusunan strategi bisnis. Disamping itu, seorang praktisi SDM harus mampu
mengembangkan ketajaman pengetahuannya di bidang bisnis, mempunyai orientasi terhadap
pelanggan dan mempunyai pemahaman tentang kompetisi yang terjadi dalam bisnis yang
dijalani oleh perusahaan.
b. Ahli di bidang administrasi
Sebagai ahli di bidang administrasi, Fungsi SDM dan para praktisinya harus mampu melakukan
rekayasa ulang terhadap proses-proses kerja yang dilakukannya selama ini. Dengan demikian
proses adminsitrasi di bidang SDM akan menjadi lebih efisien dan efektif dalam melayani
kebutuhan manajemen atau para karyawan akan informasi SDM.
c. Pendukung & pendorong kemajuan karyawan
Dalam perannya sebagai pendukung dan pendorong kemajuan karyawan, Fungsi SDM dan
para praktisinyanya dituntut untuk mampu mengenali kebutuhan-kebutuhan para karyawan,
menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan karyawan dengan harapan-harapan perusahaan, dan
berupaya keras untuk melakukan langkah-langkah terbaik untuk mendorong agar kebutuhankebutuhan tersebut terpenuhi secara optimal. Fungsi SDM dan para praktisinya juga harus
mampu untuk menciptakan suasana kerja yang dapat memberdayakan karyawan dan
memotivasi mereka untuk memberikan kontribusi terbaiknya kepada perusahaan.
d. Agen perubahan

Dalam kapasitasnya sebagai agen perubahan, Fungsi SDM dan para praktisinyanya dituntut
untuk mampu menjadi katalisator perubahan di dalam perusahaan. Fungsi SDM dan para
praktisinyanya harus mampu berperan dalam mempercepat dan mengelola proses perubahan
yang dicanangkan oleh perusahaan secara efektif. Disamping itu, mereka dituntut pula untuk
mampu mengenali hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan bila

perubahan dilakukan. Dengan demikian dapat mencegah terjadinya gejolak sosial, yang kontra
produktif di dalam perusahaan.
e. Sasaran yang jelas
Para praktisi SDM sudah selayaknya menanamkan kesadaran bahwa dalam setiap kebijakan
yang dibuat maupun tindakan yang dilakukan, haruslah memberikan nilai tambah kepada
perusahaan. Nila tambah ini tidak saja bersifat kualitatif, tetapi juga kuantitatif, yang dapat
diukur keberhasilannya. Untuk itulah dalam penyusunan sasaran-sasaran sebaiknya didasarkan
atas kriteria-kriteria SMART (Specific, Measurable, Achieveable, Realistic, Time Frame), yang
berati bahwa setiap sasaran yang dibuat harus jelas, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan
mempunyai ukuran waktu yang jelas. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam
menyusun sasaran-sasaran di bidang SDM, antara lain Performance Management, Balance
Scorecard, dll.
f. Jejaring SDM
Untuk meluaskan wawasannya di bidang SDM, maka para praktisi SDM diharapkan untuk

dapat secara aktif terlibat dalam membangun jaringan SDM melalui asosiasi-asosiasi SDM,
baik yang bersifat lintas bisnis maupun bisnis sejenis.
g. Terbuka terhadap informasi baru
Untuk menjadi mitra bisnis strategis, maka para praktisi SDM perlu lebih banyak meluangkan
waktu untuk membaca buku-buku/koran/majalah atau mendengarkan ulasan-ulasan di bidang
bisnis, bertukar-pikiran dengan para praktisi bisnis di dalam perusahaan, maupun di luar
perusahaan, dan secara proaktif memberikan saran-saran kepada manajemen puncak di
perusahaan tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh Fungsi SDM dalam
mendukung keberhasilan bisnis perusahaan. Meningkatkan pengetahuan di bidang finansial
dengan cara bertukar pikiran dengan para praktisi keuangan di dalam perusahaan, maupun
dengan menghadiri pelatihan mengenai keuangan, yang dirancang khusus bagi para
manajer/praktisi di luar Bidang Keuangan.
h. Memberikan pelayanan yang cepat
Fungsi SDM dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat di bidang administrasi
kepada manajemen dan para karyawan antara lain melalui penggunaan teknologi tepat guna di
bidang sistim informasi (HRIS), evaluasi proses kerja, implementasi pendekatan Manajemen
Mutu Terpadu (Total Quality Management), dan sebagainya.
i.
Menyelenggarakan program pelatihan secara berkala
Agar menjadi pendukung dan pendorong kemajuan karyawan, Fungsi SDM perlu

menyelengarakan program-program pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan para
karyawan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Misalnya program pelatihan
untuk meningkatkan ketrampilan dalam berkomunikasi, mengelola waktu kerja, menetapkan
sasaran kerja, dan kepemimpinan. Disamping itu para praktisi SDM perlu meningkatkan
pengetahuan dan kemampuannya dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan komunikasi
interpersonal dan komunikasi di dalam perusahaan, pengembangan dan pendidikan karyawan,
serta kemampuan dalam menyusun strategi remunerasi yang tepat. Mengikuti pelatihan yang
terkait dapat menjadi salah satu alternatif. Alternatif lainnya adalah dengan membangun
hubungan yang akrab dengan para karyawan melalui kegiatan olah raga maupun rekreasi.
Dengan kegiatan olah raga dan rekreasi ini, diharapkan akan terjalin komunikasi yang lebih baik
dengan para karyawan.

j. Pengembangan sistem SDM secara inovatif.
Mengingat mahalnya perangkat lunak sistim informasi SDM (HRIS), maka mengembangkan
sendiri sistim informasi SDM merupakan salah satu kiat yang dapat dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan bekerja sama dengan ahli-ahli yang ada di dalam perusahaan atau tenaga
ahli lepas. Sistim yang dikembangkan ini, harus didasarkan atas hasil survey dan analisa yang
mendalam mengenai kebutuhan dan manfaat yang diperoleh dari investasi bidang HRIS ini.
Kiat yang lain adalah dengan melakukan outsourcing.
3.


Keuntungan dan Kerugian Program Pelatihan SDM :
Tujuan pelatihan adalah sebagai investasi asset perusahaan dalam hal ini sumber daya
manusia
Keuntungan :
1. Dapat meningkatkan keterampilan teknis karyawan
2. Dapat meningkatkan wawasan dan kemampuan manajerial karyawan
3. Dapat memacu motivasi kerja karyawan
4. Dapat memberikan pengenalan atau pembelajaran baru tentang suatu hal
5. Efek langsung dan tidak langsung adalah terjadinya efisiensi dan efektivitas kerja,
peningkatan disiplin kerja, kesolidan tim kerja (team work) , serta dapat meningkatkan omzet
penjualan.
Kerugian:
1. Kadang membutuhkan biaya yang besar
2. Menggunakan waktu dan hari kerja produktif
3. Bisa jadi antara teori dan praktek berbeda atau teori yang diajarkan dalam pelatihan sulit
untuk diterapkan sehingga akan menjadi sia-sia

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103