KERANGKA KURIKULUM SERTA HUBUNGAN ANTARA

KERANGKA KURIKULUM SERTA HUBUNGAN ANTARA KURIKULUM,
SILABUS DAN RPP DI SD KELAS TINGGI
Neng Kiki Fitryani, Nurul Intan Haziah, Resma Sari Putri, Rian Rizki Pujabakti, dan
Yeni Rahmawati.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan
Email: [email protected]
Dr. Dharma Kesuma, M.Pd., Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd., Ence Surahman, M.Pd.
A. Pendahuluan
Meskipun selama ini pemerintah di Indonesia telah melakukan berbagai
upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan namun ternyata hal ini masih
menjadi problem utama yang hingga saat ini belum bisa dituntaskan.
Sebagaimana diungkapkan Suryadi dan Budimansyah bahwa upaya
peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
pada semua jenis dan jenjang pendidikan, paling tidak sejak awal periode
pembangunan nasional jangka panjang pertama, telah mengeluarkan biaya
yang besar, tenaga yang banyak, dan waktu yang cukup panjang. Namun
demikian, selama itu pula dan sampai sekarang, mutu pendidikan masih tetap
dirasakan sebagai tantangan yang cukup berat, mungkin tidak berbeda jauh
dengan tantangan yang dirasakan masyarakat Indonesia 40 tahun yang lalu
(Suryadi dan Budimansyah, 2009, hlm. 127).
Perlu disadari bahwa harus diadakannya upaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
memperbaharui kurikulum agar dapat berjalan sesuai dengan perkembangan
zaman. Dengan adanya pembaharuan kurikulum ini diharap lebih
memudahkan tercapainya tujuan nasional yang diharapkan. Namun selain itu
perlu ada pula dukungan dari komponen pelaksana kurikulum seperti guru
dan peserta didiknya.
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk mengetahui kerangka dasar
serta hubungan antara kurikulum, silabus dan RPP di SD atau MI kelas
tinggi. Sebagai seorang pendidik sangatlah penting untuk mengetahui apa
yang menjadi dasar sebelum mengembangkannya dalam materi pembelajaran
di sekolah. Namun, selain itu seorang guru juga perlu mengetahui bagaimana
karakteristik peserta didiknya agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan
sasaran.
Metode penyusunan makalah ini dilakukan dengan pengumpulan datadata seperti mengunduh beberapa jurnal dan mengumpulkan beberapa buku
sumber. Setelah pengumpulan dilakukan diskusi dengan anggota kelompok
1

mengenai materi tersebut. Lalu langkah terakhir adalah dilakukan
penyusunan makalah.
B. Pembahasan

1. Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponenkomponen. Suatu kurikulum terbentuk oleh empat komponen, yaitu:
komponen tujuan, komponen isi, komponen metode dan komponen evaluasi.
Sebagai suatu sistem setiap komponen kurikulum harus saling berkaitan
antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya.
a. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum berkaitan
erat dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan,
rumusan tujuan kurikulum menggambarkan suatu masyarakat yang
dicita-citakan. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan
dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit,
seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, mulai dari tujuan yang
sangat umum sampai tujuan yang khusus. Tujuan pendidikan
diklasifikasikan menjadi empat, yaitu: 1) Tujuan Pendidikan Nasional
(TPN), 2) Tujuan pendidikan Institusional (TI), 3) Tujuan kurikuler
(TK), dan 4) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP).
b. Komponen Isi / Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan

pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu
menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan
atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata
pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik
materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan.
c. Komponen Metode/Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam
pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang
memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan
implementasi kurikulum. Bagaimanapun bagus dan idealnya tujuan yang
harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya, maka tujuan
itu tidak mungkin dapat dicapai. Strategi meliputi rencana, metode dan
perangkat kegiatan yang akan direncanakan untuk mencapai tujuan
tertentu. Sejalan dengan pendapat di atas, T. Rakajoni (1989 dalam
Sanjaya. dkk, hlm. 53, 2016) mengartikan strategi pembelajaran sebagai
pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
d. Komponen Evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah

berakhir (Oliva, 1988 dalam Sanjaya. dkk, hlm. 56, 2016). Proses
tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Merujuk pada
pendapat tersebut, maka evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat

2

dipisahkan dalam pengembangan kurikulum. Melalui evaluasi, dapat
ditentukan nilai dan arti kurikulum, sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan apakah suat kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan
bagian-bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan
komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks
kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan
yang tekah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan
sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua
fungsi tersebut menurut Scriven (1967 dalam Tim Pengembang MKDP
Kurikulum dan Pembelajaran, hlm. 56, 2016) adalah evaluasi sebagai
fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif.
Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan
dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.
2. Bagian-bagian Pokok Kurikulum SD

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
a. Struktur kurikulum SD/ MI terdiri atas tiga komponen, yakni komponen
mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Komponen mata
pelajaran dikembangkan berdasarkan atas lima kelompok mata pelajaran,
yaitu:
1) Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia
2) Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian
3) Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4) Kelompok Mata Pelajaran Estetika
5) Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
b. Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 6 (enam) tahun, yakni
mulai dari kelas I sampai dengan keas VI. Struktur kurikulum disusun
berdasarkan SKL dan SK dan KD mata pelajaran dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Kurikulum SD memuat 8 MP, sedangkan kurikulum MI memuat 9
atau 12 mata pelajaran karena ditambah Bahasa Arab atau 12 (PAI
meliputi Al-Quran Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih dan SKI), muatan
lokal, dan pengembangan diri.

2) Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran
yang ada. Substansi muatan lokal telah ditentukan diatur tersendiri
oleh SD/ MI atau oleh satuan pendidikan.
3) Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi SD/ MI. Kegiatan
pengembangan diri di fasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

3

4)
5)
6)

7)

8)

9)

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri diatur
tersendiri oleh SD/ MI.
Pendekatan pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan dengan
“Pendekatan Tematik”, sedangkan pada kelas IV s.d. VI
dilaksanakan dengan “Pendekatan Mata Pelajaran”.
Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan “IPA Terpadu”
dan “IPS Terpadu”.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. SD/ MI
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
Proses pembelajaran menekankan keterlibatan peserta didik dengan
menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menarik/ menyenangkan, kontekstual, mengembangkan
budaya baca, keteladanan, integratif, dan situasional.

Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester)adalah
kelas I-II = 29 s.d. 31 jam, kelas III = 31 s.d. 33 jam, dan kelas IVVI 39 jam per minggu.

3. Rencana pembelajaran
Rencana pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan
jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang
akan dilakukan. Dengan demikian, rencana pembelajaran merupakan upaya
untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang akan bermuara pada
pengembangan rencana pembelajaran, sedikitnya harus mencakup tiga
kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan
penyusunan program pembelajaran.
a. Identifikasi Kebutuhan
Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan
memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian
dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
1) Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa
kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan di peroleh melalui
kegiatan pembelajaran.

2) Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendayagunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan
belajar.
3) Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan
adanya hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajarnya,
baik yang datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).
b. Identifikasi kompetensi
Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta
didik, dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam
pembelajaran, yang memiliki peran penting dan menentukan arah
pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas

4

pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media
pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena
itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak.
Uraian diatas mengisyaratkan bahwa pembentukan kompetensi

melibatkan intelegensi question (IQ), emosional intelegensi (EI),
creativity intelegensi (CI), Yang secara keseluruhan harus tertuju pada
pembentukan spiritual intelegensi (SI). Gordon (1988; 109) menjelaskan
beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi
sebagai berikut.
1) Pengetahuan (knowledge)
2) Pemahaman (understanding)
3) Kemampuan (skill)
4) Nilai (value)
5) Sikap (attitude)
6) Minat (interest)
c. Penyusunan program pembelajaran
Penyusunan program pembelajaran arah kepada suatu program dan
membedakannya dengan program lain. Berdasarkan hal tersebut
keputusan dibuat dalam menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan
dan untuk kelompok sasaran mana, sehingga program itu menjadi
pedoman yang konkret dalam pengembangan program selanjutnya.
Gagne dan Briggs (1998) mengisyaratkan bahwa dalam
mengembangkan rencana pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran perlu memperhatikan empat asumsi sebagai berikut:

1) Rencana pembelajaran perlu dikembangkan dengan baik dan
menggunakan pendekatan sistem.
2) Rencana
pembelajaran
harus
dikembangkan
berdasarkan
pengetahuan tentang peserta didik.
3) Rencana pembelajaran harus dikembangkan untuk memudahkan
peserta didik belajar, dan membentuk kompetensi dirinya.
4) Rencana pembelajaran hendaknya tidak dibuat asal-asalan, apalagi
hanya untuk memenuhi syarat administrasi.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan
pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru bisa
menerapkan pembelajaran secara terprogram. Oleh karena itu, RPP harus
mempunyai daya terap yang tinggi.
Dengan adanya RPP guru dapat merancang situasi emosional yang
ingin dibangun, suasana belajar yang menyenangkan, keterlibatan siswa
yang aktif. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian atau
penggalan-penggalan silabus. Silabus memuat hal-hal yang perlu dilakukan
siswa untuk menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, bahkan ada kalanya
silabus disusun untuk menuntaskan beberapa KD yang sejalan. Sedangkan

5

RPP merupakan penggalan-penggalan kegiatan yang dilakukan guru untuk
setiap pertemuan.
Tujuan RPP adalah untuk mempermudah, memperlancar dan
meningkatkan hasil proses pembelajaran. Mengetahui profesionalitas guru.
Sedangkan fungsi RPP adalah sebagai acuan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran agar lebih terarah, efektif dan efisien. RPP dapat
diartikan sebagai skenario pembelajaran, itu sebabnya RPP hendaknya
bersifat fleksibel untuk disesuaikan dengan suasana kelas dan respon peserta
didik.
a. Komponen RPP
1) Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas,
semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2) Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau
semester pada mata pelajaran tertentu.
3) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusun indikator kompetensi.
4) Indikator pencapaian kompetensi
Indikator dimaksudkan sebagai indikator pencapaian kompetensi.
Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau di observasi untuk menunjukkan ketercapaian KD tertentu.
Indikator merupakan ciri-ciri atau tanda-tanda yang menunjukkan
penguasaan KD oleh peserta didik. Indikator dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.
5) Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan KD.
6) Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi ajar merupakan materi yang akan dibahas, berupa konsep,
data atau fakta, prinsip dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator.
7) Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk mencapai
KD.
8) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan strategi kegiatan belajar yang
dilakukan peserta didik untuk mencapai KD atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, dan
karakteristik KD yang hendak dicapai dari setiap mata pelajaran.

6

9) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pembelajaran siswa untuk
mencapai KD. Kegiatan pembelajaran meliputi pendahuluan, inti,
dan penutup.
10) Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar
disesuaikan dengan indikator pencapaian KD dan mengacu pada
standar penilaian.
11) Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD, serta materi
ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator.
5. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar.
a. Prinsip Pengembangan Silabus
1) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2) Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi
dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3) Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional
dalam mencapai kompetensi.
4) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi
dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian.
5) Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
6) Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di
sekolah dan tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).

7

b. Unit Waktu Silabus
1) Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu
yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan
pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
2) Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan
per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang
sekelompok.
3) Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan
silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada
struktur kurikulum. Bagi SMK/MAK menggunakan penggalan silabus
berdasarkan satuan kompetensi.
c. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada
di SI;
b) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran;
c) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata pelajaran.
2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang
pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a) Potensi peserta didik;
b) Relevansi dengan karakteristik daerah,
c) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual peserta didik;
d) Kebermanfaatan bagi peserta didik;
e) Struktur keilmuan;
f) Faktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
dan
h) Alokasi waktu.
3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui
interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi
dasar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada
para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional.

8

b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
c) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran.
d) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam
kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5) Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes
dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan porto folio, dan penilaian diri. Penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar
yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan peserta didik.
d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program
remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di
bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar
yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika
pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil

9

melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang
dibutuhkan.
6) Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar
didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata
pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar
yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7) Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan
elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
6. Penyesuaian Kurikulum Di SD Kelas Rendah Dan Kelas Tinggi
Dalam pelaksanaan kurikulum, silabus dan RPP di sekolah dasar perlu
diperhatikan beberapa hal.
a. Karakteristik perkembangan peserta didik di SD/MI dapat dipilah
menjadi dua macam yaitu perkembangan pada aspek jasmaniah dan
perkembangan pada aspek mental. Pada aspek jasmaniah, peserta
didik SD/MI telah memiliki kematangan sehingga mampu mengontrol
tubuh dan keseimbangannya. Pada aspek mental yang meliputi
perkembangan intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan moral
keagamaan, peserta didik SD/MI secara intelektual berada pada tahap
perkembangan operasional konkret (kelas I-V) dan operasional formal
(kelas VI), yang memiliki kecenderungan belajar bersifat konkret,
integratif, dan hierarkis. Dari aspek bahasa, mereka telah mampu
membuat kalimat sempurna, bahkan kalimat majemuk, dan juga dapat
mengajukan pertanyaan. Dari aspek sosial, peserta didik di SD/MI
mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya dan mulai mampu
menyesuaikan diri sendiri kepada sikap bekerja sama. Mereka secara
emosi juga telah mulai belajar mengendalikan dan mengontrol
ekspresi emosinya. Sedangkan pada aspek moral, peserta didik SD/MI
sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau
lingkungannya, bahkan di akhir jenjang SD/MI juga mampu
memahami alasan yang mendasari suatu peraturan.
b. Kebijakan pemerintah tentang pendekatan pembelajaran tematikterpadu di SD/MI yakni dilakukan dari kelas I hingga kelas VI yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Pembelajaran
tematik terpadu untuk SD/MI merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran, terkecuali Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, ke dalam
berbagai tema dengan menggunakan empat pendekatan, yaitu

10

intradisipliner, inter-disipliner, multi-disipliner, dan trans-disipliner
sehingga mampu memberikan makna yang utuh kepada peserta didik.
c. Kebijakan penetapan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu
dengan segala prinsip dan karakteristiknya ternyata relevan dengan
kebutuhan dan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI.
Relevansi tersebut tampak dari pemaduan berbagai mata pelajaran
dengan suatu tema yang aktual dan dekat dengan kehidupan peserta
didik. Kemudian, model pembelajaran melalui pengalaman langsung
yang dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran tematik terpadu
menjadikan pembelajaran lebih efektif dan lebih bermakna bagi
peserta didik. Selain itu, pengintegrasian ketiga ranah pembelajaran
yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam
semua mata pelajaran menjadikan pendekatan tematik-terpadu
menjadi semakin relevan dengan kebutuhan perkembangan peserta
didik SD/MI yang juga mencakup kemampuan kognitif, kemampuan
afektif, dan kemampuan psikomotor. Dengan demikian, secara konten
kebijakan penetapan penggunaan pendekatan pembelajaran tematikterpadu di SD/MI adalah tepat karena sudah sesuai dengan
karakteristik perkembangan peserta didik.
C. Penutup
Kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen.
Dikatakan suatu sistem karena setiap komponen berkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Kurikulum merupakan sesuatu yang harus dicapai peserta didik
salam jenjang pendidikan.
Selain kurikulum seorang guru juga perlu mengenal tentang silabus dan
RPP. Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Sedangkan RPP merupakan persiapan yang disiapkan guru sebelum mengajar
yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu KD yang telah ditetapkan dalam SI dan dijabarkan dalam silabus.
Kurikulum, silabus dan RPP masing-masing mempunyai komponen.
Komponen kurikulum diantaranya ada tujuan, isi, metode dan evaluasi.
Sementara komponen penyusun silabus sebagaimana dikatakan di atas adalah
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan komponen penyusun RPP
diantaranya identitas mata pelajaran (satuan pendidikan, kelas, semester, mata
pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan). Standar kompetensi,
kompetensi dasar ,indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
ajar (materi pokok), alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar.
Dari pengertian dan komponen kurikulum di atas maka dapat dilihat
bahwa kurikulum, silabus dan RPP saling berkaitan jika silabus menjabarkan
kurikulum ke materi yang lebih spesifik maka RPP menjabarkan silabus lebih

11

rinci sampai bagaimana strategi penyampaiannya tercantum dalam RPP. Maka
sapat disimpulkan bahwa kurikulum, silabus dan RPP saling berhubungan.
Daftar Pustaka:
Muhaimin, dkk. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo
Persada.
Mulyasa, E. (2006).Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung : PT Remaja Rosda
Karya.
Prastowo, Andi. (2014). Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Peserta Didik Sd/Mi
Melalui Pembelajaran Tematik-Terpadu. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar,
Volume 1, Nomor1. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Soehendro, B. (2006) Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2016). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

12