BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1. Pengertian Auditing - Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Auditing

2.1.1.

Pengertian Auditing
Arens et.al. (2008 : 4) mendefenisikan auditing sebagai
“pengumpulan

dan

evaluasi

bukti

tentang

informasi


untuk

menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu
dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen”.
Sementara itu menurut Mulyadi (2002:11), auditing adalah :
suatu

proses

mengevaluasi

sistematik
bukti

untuk memperoleh

secara


objektif

dan

mengenai

pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian
dengan

antara

kriteria

pernyataan-pernyataan
yang

telah


ditetapkan,

tersebut
serta

menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
Dari defenisi tersebut, terdapat beberapa unsur penting yang
mendasari akuntansi menurut Mulyadi (2011:9), yaitu :
1. Suatu Proses Sistematik
Auditing merupakan suatu proses sistematik yaitu berupa
suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, bererangka dan

Universitas Sumatera Utara

terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah
yang direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan.
2. Untuk memperoleh dan Mengevaluasi Bukti Secara Objektif
Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti
yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan

usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka
terhadap bukti-bukti tersebut.
3. Pernyataan Mengenai Kegiatan dan Kejadian Ekonomi
Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan
kejadian ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi. Akuntasi
merupakan

proses

pengidentifikasian,

pengukuran,

dan

penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan
uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang
disajikan dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri dari lima
laporan keuangan pokok : neraca, laporan laba rugi komprehensif,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas

laporan keuangan. Laporan keuangan dapat pula berupa laporan
biaya pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan.
4. Menetapkan Tingkat Kesesuaian
Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi
terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk
menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

5. Kriteria yang Telah Ditetapkan
Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk
menilai pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat
berupa :
a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif.
b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh
manajemen.
c. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
6. Penyampaian Hasil
Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan asestasi

(attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam
bentuk laporan audit (audit report). Pengesahan dalam bentuk
laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat
kepercayaan masyarakat atas laporan keuangan yang dibuat oleh
suatu perusahaan.
7. Pemakai yang Berkepentingan
Dalam dunia bisnis, pemakai yang berkepentingan terhadap
laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti :
pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi
buruh, dan kantor pelayanan pajak.
2.1.2.

Jenis-Jenis Audit
Menurut Rahayu dan Suhayati (2010 : 4), jenis audit terdiri
dari 3 macam, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1.


Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan
apakah laporan keuangan telah disajikan wajar, sesuai dengan
kriteria-kriteria tertentu.

2.

Audit Operasional
Perkembangan bisnis membuat pemegang saham sudah
tidak dapat mengikuti semua kegiatan operasi perusahaannya
sehari-hari, sehingga mereka membutuhkan auditor manajemen
yang profesional untuk membantu mereka dalam mengendalikan
operasional perusahaan.

3.

Audit Kepatuhan
Audit Kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah
auditee (yang diperiksa) telah mengikuti kebijakan, prosedur,
dan peraturan yang telah ditentukan pihak yang otoritasnya lebih

tinggi.

2.1.3

Opini Audit
Auditor terlebih dahulu harus mengumpulkan bukti dengan
memeriksa catatan akuntansi yang mendukung laporan keuangan
ketika melakukan audit. Opini audit merupakan bagian dari laporan
audit sebagai informasi utama dari laporan audit. Tugas umum dari
auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan.
Dalam melaksanakan proses audit, auditor dituntut tidak hanya
melihat pada hal-hal yang ditampilkan dalam laporan keuangan tetapi

Universitas Sumatera Utara

juga harus lebih mewaspadai kelangsungan hidup perusahaan dalam
batas waktu tertentu (SPAP SA 341).
Ada lima tipe pendapat audit menurut (SPAP, 2011 : PSA 29
SA Seksi 508) yaitu:
1.


Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh
auditor jika laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam
semua hal yang material, posisi keuangan (neraca), hasil usaha
atau laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, sesuai dengan
SAK/ ETAP/ IFRS. Penjelasan laporan keuangan juga
telah disajikan

secara

memadai,

informatif

dan

tidak

menimbulkan pemahaman yang menyesatkan.

2.

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan
yang Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku
(Unqualified Opinion With Explanatory Language)
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu
yang mengharuskan auditor menambahkan paragraph penjelasan
(atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun
tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang
dinyatakan oleh auditor. Keadaan tersebut meliputi :
1.

Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan
auditor independen lain.

Universitas Sumatera Utara

2.

Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak

menyesatkan karena keadaan-keadaan yang luar
biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang
dari suatu standar akuntansi yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia.

3.

Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula
menyebabkan

auditor

yakin

tentang

adanya

kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas
namun

setelah

mempertimbangkan

rencana

manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana
manajemen

tersebut

dapat

secara

efektif

dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu
telah memadai.
4.

Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu
perubahan material dalam penggunaan standar
akuntansi atau dalam metode penerapannya.

5.

Keadaan

tertentu

yang

berhubungan

dengan

laporan audit atas laporan keuangan komparatif.
6.

Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan
oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
namun tidak disajikan atau tidak di review.

7.

Informasi tambahan yang diharuskan oleh Ikatan
Akuntan

Indonesia-Dewan

standar

Akuntansi

Universitas Sumatera Utara

keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya
menyimpang jauh dari pedoman yang dikeluarkan
oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat
melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan
informasi tersebut, atau auditor tidak dapat
menghilangkan keraguan yang besar apakah
informasi

tambahan

tersebut

sesuai

dengan

panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut.
3.

Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas
dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, kecuali untuk
dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan
apabila terdapat keadaan sebagai berikut :
1.

Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya
pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan
auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan
tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.

2.

Auditor yakin atas dasar auditnya, bahwa laporan
keuangan berisi penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS,

Universitas Sumatera Utara

yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk
tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
3.

Jika

auditor

menyatakan

pendapat

wajar

dengan

pengecualian, ia harus menjelaskan semua alasan yang
menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang
dicantumkan sebelum paragraf pendapat. Ia harus juga
mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan
menunjuk ke paragraph penjelasan di dalam paragraf
pendapat. Pendapat wajar dengan pengecualian harus
berisi kata kecuali atau pengecualian dalam suatu frasa
seperti kecuali untuk atau dengan pengecualian untuk.
Frasa seperti tergantung atas atau dengan penjelasan
berikut ini memiliki makna yang tidak jelas atau tidak
cukup kuat, oleh karena itu pemakaiannya harus dihindari.
Karena catatan atas laporan keuangan merupakan bagian
laporan keuangan auditan, kata-kata seperti disajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, jika dibaca
sehubungan dengan catatan 1 mempunyai kemungkinan
untuk disalahtafsirkan dan okeh karena itu pemakaiannya
harus dihindari.
4.

Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor jika laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil

Universitas Sumatera Utara

usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan
SAK/ETAP/IFRS. Auditor memberikan pendapat tidak wajar
jika ia dibatasi ruang lingkupnya, sehingga ia tidak dapat
mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar
oleh auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan
keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga ia tidak
dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk
pengambilan keputusan.
5.

Pernyataan tidak memberikan pendapat ( Disclaimer Opinion).
Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan oleh
auditor karena auditor mengalami pembatasan yang luar biasa
sifatnya terhadap lingkungan audit dan auditor tidak independen
dalam hubungannya dengan klien.

2.1.4.

Opini Audit Going Concern
Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting
yang mendasari pelaporan keuangan (Gray & Manson, 2000).
Berdasarkan lima tipe pendapat audit menurut (SPAP, 2011 : PSA 29
SA Seksi 508), opini audit going concern termasuk ke dalam kategori
opini audit pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku
(Unqualified

Opinion

With

Explanatory

Language).

Menurut

Setiawan (2006), tanggung jawab utama director untuk menentukan

Universitas Sumatera Utara

kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going
concern dan tanggung jawab auditor untuk meyakinkan dirinya bahwa
penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan
diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan. Dengan
adanya asumsi going concern maka suatu entitas dianggap akan
mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang
Menurut Altman dan McGough (1974), masalah going concern
terbagi menjadi dua, yaitu :
1.

Masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi)
likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, dan kesulitan
memperoleh dana.

2.

Masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terusmenerus, prospek pendapatan yang merugikan, kemampuan
operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas
organisasi.
PSA 30 menyatakan bahwa going concern dapat dipakai

sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti
adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya
informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi
kelangsungan hidup suatu badan usaha adalah berhubungan dengan
ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajibannya pada
saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva

Universitas Sumatera Utara

kepada pihak luar secara bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan
operasi yang dipaksakan dari luar atau kegiatan serupa lainnya.
Pernyataan Standar Auditing (PSA) 29 paragraf 11 huruf d
(IAI, 2001: SA Seksi 508, paragraf 11) menyatakan bahwa keraguan
yang besar tentang kemampuan satuan usaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang
mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa
penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi
pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), yang
dinyatakan oleh auditor.
Auditor harus mengevaluasi kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas
(IAI, 2001: SA Seksi 341, paragraf 03), dengan cara sebagai berikut :
1.

Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang
dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit
untuk berbagai tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, dapat
mengidentifikasi

keadaan

atau

peristiwa

yang

secara

keseluruhan manunjukkan adanya kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu pantas.
2.

Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai
kemampuan

satuan

usaha

dalam

mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus:

Universitas Sumatera Utara

a.

Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen
yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan
peristiwa tersebut.

b.

Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara
efektif dilaksanakan.

3.

Setelah

auditor

mengevaluasi

rencana

manajemen,

ia

mengambil kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian
besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
Auditor perlu mempertimbangkan rencana manajemen dalam
mengatasi kondisi buruk dalam periode tidak lebih dari satu tahun.
Pertimbangan tersebut (IAI, 2004: SA Seksi 341, paragraf 07) antara
lain :
1.

Rencana untuk menjual aktiva

2.

Rencana penarikan utang atau restrukturisasi

3.

Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran

4.

Rencana untuk menaikkan modal pemilik
Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) seksi 341

juga dijelaskan panduan untuk mempertimbangkan pernyataan
pendapat atau tidak memberikan pendapat dalam hal auditor
menghadapi masalah kesangsian atas kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, dapat dilihat pada gambar
2.1.

Universitas Sumatera Utara

Apakah ada kondisi
dan/ atau peristiwa
yang berdampak
terhadap
kelangsungan hidup
entitas?

SA Seksi 508
(PSA No. 29)

Apakah auditor
sangsi atas Ya
kelansungan
hidup entitas?

Apakah ada
rencana
manjemen?

Ya

Tidak
memberikan
pendapat

Tidak

Apakah rencana
manjemen dapat
dilaksanakan?

Tidak
Tidak
memberikan
pendapat

Ya
Tidak

Apakah cukup
pengungkapan?

Tidak
Ya
Pendapat wajar
tanpa
pengecualian

Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan berkaitan dengan
kelangsungan hidup entitas atau penekanan
atas suatu hal (Emphasis of a Master)

Pendapat wajar
dengan pengecualian
atau pendapat tidak
wajar

Gambar 2.1
Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern
(Sumber: IAI,2001: SA Seksi 341.Lampiran)

Universitas Sumatera Utara

2.1.5.

Reputasi Auditor
Reputasi auditor sering dinilai dari kepercayaan pemakai jasa
auditor bahwa auditor memiliki kekuatan monitoring yang secara
umum tidak dapat diamati dan auditor yang memiliki reputasi baik
akan cenderung untuk mempertahankan kualitas auditnya agar
reputasinya terjaga dan tidak kehilangan klien. Teori reputasi
memprediksikan adanya hubungan positif antara ukuran KAP dengan
reputasi auditor (Lennox, 2000). Dopuch dan Simunich (1980) dan
Deangelo (1981) dalam Schwartz (1996) beragumentasi bahwa ukuran
audit berhubungan positif dengan reputasi auditor.
Kantor akuntan publik (KAP) sebagai salah satu variabel
kontrol yang mempengaruhi keputusan opini audit going concern,
didasarkan atas pemikiran logis bahwa auditor independen sebagai
sumber daya manusia dan subyek yang memiliki peran penting dalam
mengevaluasi dan membuat keputusan opini audit going concern
(Geiger dan Raghunandan, 2002).
IAI dalam Buku Direktori Ikatan Akuntan Indonesia 20012002, membedakan KAP yang beroperasi di wilayah Indonesia
menjadi dua;yaitu 1) bekerjasama dengan kantor akuntan asing, dan 2)
tidak bekerjasama dengan kantor akuntan asing. Dalam penelitian
sebelumnya Setyarno (2006) mengklasifikasikan kantor akuntan
publik menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasiasi
dengan KAP yang Big Four dan KAP yang tidak berafiliasiasi dengan

Universitas Sumatera Utara

KAP yang Big Four. Umumnya KAP The big four memiliki kualitas
audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non-big four karena
auditor yang bekerja pada KAP big four akan lebih memperlihatkan
independensi dibandingkan auditor yang berafiliasi pada KAP non big
four .
2.1.6.

Rasio Profitabilitas
Profitabilitas

adalah

rasio

untuk

menilai

kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir,2008:196). Rasio
profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).
Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang
tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya.
Rasio profitabilitas sebenarnya ada beberapa seperti Gross
profit margin (GPM), Net profit margin (NPM), Return on asset
(ROA), Return on equity (ROE), Earning per share (EPS) dan Payout
ratio (PR) tetapi peneliti dalam penelitian ini membatasi rasio yang
digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan adalah
rasio ROA (Return On Asset). Menurut Sofyan (2008:305) Return on
asset (ROA) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi laba/ rugi

Universitas Sumatera Utara

bersih dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah
asset yang digunakan.
Peneliti hanya menggunakan rasio ROA karena dengan
mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan efisien
dalam

memanfaatkan

aktivanya

dalam

kegiatan

operasional

perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas
profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen
dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pandapatan.
ROA =

Net Income
Total Assets

2.1.7.

Solvabilitas
Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang
(Kasmir, 2008:151). Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan
tersebut dilikuidasi. Rasio ini berhubungan dengan keputusan
pendanaan dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang
dibandingkan modal sendiri. Rasio solvabilitas yang tinggi dapat
berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi
rasio solvabilitas, semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan
yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai

Universitas Sumatera Utara

kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan
lebih berpeluang mendapatkan opini audit going concern.
Rasio solvabilitas juga terdiri dari beberapa rasio seperti Debt
to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Equity Multiplier
(EM), Interest coverage

(IC). Dalam penelitian ini, peneliti

membatasi penggunaan rasio solvabilitas yang digunakan yaitu
dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). Menurut Kasmir
(2008), “Debt to equity ratio merupakan rasio menilai utang dengan
ekuitas”.
Alasan penggunan rasio ini oleh peneliti karena dengan
menggunakan rasio DER, kita dapat mengukur sampai seberapa besar
jumlah rupiah modal sendiri yang dijaminkan atas utang. Semakin
besar rasio ini akan semakin menguntungkan perusahaan, sedangkan
bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin besar risiko yang
ditanggungnya. Rumusnya sebagai berikut:
DER =

2.1.8.

Long Term Debt
Stocholder’s Equity

Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima
pada tahun sebelumnya. Opini audit tahun sebelumnya dapat dibagi
menjadi 2 yaitu auditee dengan opini audit going concern / going
concern audit opinion (GCAO) dan tanpa opini going concern / non
going concern audit opinion (NGCAO). Apabila pada tahun
sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern,

Universitas Sumatera Utara

maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan
kembali opini audit going cocern pada tahun berikutnya.
Mutchler (1985) menguji pengaruh ketersediaan informasi
publik terhadap prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini
audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa
model discriminant analysis yang memasukkan tipe opini audit tahun
sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling
tinggi sebesar 89,9 % dibanding model yang lain.
Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya ditemukan
bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini going concern jika
opini tahun sebelumnya adalah opini going concern. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa opini tahun sebelumnya berpengaruh positif
terhadap pengungkapan opini going concern.
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian terlebih dahulu :
Tabel 2.1.
Tinjauan Peniliti Terdahulu
Peneliti/
Tahun
Magdalena
Tampubolon
(2011)

Judul

Variabel
Penelitian
Pengaruh
Variabel
Kualitas
dependen:
Audit,
opini audit
Profitabilitas, going
Leverage, dan concern
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya
terhadap

Metode
Analisis
Regresi
Logistik

Hasil
Penelitian
Kualitas
Audit,
Profitabilitas,
Leverage
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
penerimaan

Universitas Sumatera Utara

Peneliti/
Tahun

Judul
Penerimaan
Opini Audit
Going Conern
Pada
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di
Bursa
Efek
Indonesia

Oktavianna
Sembiring
(2011)

Setyarno
(2006)

Pengaruh
Likuiditas,
Leverage,
Kualitas
Audit,
dan
Opini Audit
Terhadap
Penerimaan
Opini Going
Concern Pada
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar Di
Bursa
Efek
Indonesia

Pengaruh
Kualitas
Audit,
Kondisi
Keuangan
Perusahaan,
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya,

Metode
Variabel
Analisis
Penelitian
Variabel
independen:
Kualitas
Audit,
Profitabilitas,
Leverage dan
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya

Variabel
dependen:
opini audit
going
concern

Regresi
Logistik

Variabel
independen:
Likuiditas,
Solvabilitas,
Kualitas
Audit,
dan
Opini Audit

Regresi
Variabel
Logistik
dependen :
Opini
audit
going concern
Variabel
independen :
Kualitas
audit,
Kondisi
keuangan
perusahaan,

Hasil
Penelitian
opini audit
going concern
sedangkan
opini
audit
tahun
sebelumnya
berpengaruh
signifikan
terhadap
penerimaan
opini
audit
going concern
Leverage,
Kualitas Audit
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
penerimaan
opini
audit
going concern
sedangkan
Likuiditas,
Opini
Audit
berpengaruh
signifikan
terhadap
penerimaan
opini audit
going concern
Kualitas audit
dan
pertumbuhan
perusahaan
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap opini
audit,sedangkan
Kondisi
keuangan
perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Peneliti/
Tahun

Siagian
(2009)

Sianturi
(2012)

Judul

Variabel
Penelitian
Pertumbuhan Variabel
Perusahaan
independen :
Terhadap
Kualitas
Opini Audit audit,
Going
Kondisi
concern
keuangan
perusahaan,
Opini audit
tahun
sebelumnya,
Pertumbuhan
Perusahaan
Pengaruh
Variabel
ProksiGoing
dependen :
concern dan Opini
audit
Opini Audit tahun berjalan
Tahun
Sebelumnya
Variabel
Terhadap
independen :
Opini Audit Quick Ratio
Tahun
(QR), Loan to
Berjalan pada Asset
Ratio
Bank Umum (LAR), Long
yang
Go Term Debt to
Publik
di Assets Ratio
Indonesia
(LTDAR)

Pengaruh
Kualitas
Audit, Opini
Tahun
Sebelumnya,
Pertumbuhan
Perusahaan,
Ukuran
Perusahaan,
dan
Audit
Report Lag

Metode
Analisis

Hasil
Penelitian
dan
opini
audit
tahun
sebelumnya
berpengaruh
Signifikan
terhadap opini
audit
going
concern

Regresi
Logistik

QR,
LAR,
LTDAR, DER
tidak
berpengaruh
terhadap opini
audit
tahun
berjalan.
Opini
audit
tahun
sebelumnya
berpengaruh
terhadap opini
audit
tahun
sebelumnya.

,Debt
to
Equity Ratio
(DER) , Opini
audit
tahun
sebelumnya
Regresi
Variabel
Logistik
dependen:
Penerimaan
opini audit
going concern

Kualitas audit,
Ukuran
perusahaan
dan
Audit
Report
Lag
berpengaruh
negatif
dan
tidak
berpengaruh
secara
signifikan

Universitas Sumatera Utara

Peneliti/
Tahun

Judul

Metode
Variabel
Analisis
Penelitian
Terhadap
Variabel
Penerimaan
independen:
Opini Audit
Kualitas
Audit, Opini
Going
Concern Pada Tahun
Perusahaan
Sebelumnya,
Manufaktur
Pertumbuhan
yang Terdaftar Perusahaan,
Di Bursa Efek Ukuran
Indonesia
Perusahaan,
Audit
dan
Report Lag

Surbakti
(2011)

Faktor- Faktor
yang
Mempengaruhi
Penerimaan
Opini Audit
Going
Concern
(Studi Empiris
Pada
Perusahaan
Manufaktur Di
Bursa Efek
Indonesia)

Variabel
dependen:
Penerimaan
opini audit
going concern

Variabel
independen:
Debt default,
kondisi
keuangan,
opini audit
tahun
sebelumnya,
kualitas audit,
opinion
shopping,
audit lag

Regresi
logistik

Hasil
Penelitian
terhadap
penerimaan
opini audit
going
concern.
Sedangkan
Opini audit
tahun
sebelumnya
dan
Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
positif dan
siginifkan
terhadap
penerimaan
opini audit
going
concern.
Debt default,
kondisi
keuangan dan
opini audit
tahun
sebelumnya
berpengaruh
signifikan
terhadap
penerimaan
opini audit
going concern,
sedangkan
kualitas audit,
opinion
shopping,
audit lag tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
penerimaan
opini audit
going concern.

Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2013)

Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka
variabel independen penelitian adalah kualitas audit, opini audit tahun
sebelumnya, debt default dan opinion shopping dan variabel dependennnya
adalah opini going concern yang diterima. Hubungan antara debt default,
kualitas audit dan opinion shopping terhadap penerimaan opini going
concern dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:
Reputasi Auditor

H1
H2

Rasio Profitabilitas

Rasio Solvabilitas
Opini Audit Tahun Sebelumnya

Penerimaan Opini
Audit Going
Concern

H3
H4

Gambar 2.2.
Kerangka Konseptual Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial dan tidak dapat
mengetahui pengaruhnya secara simultan karena hasil pengujian dengan
metode regresi logistik hanya ada pengujian secara parsial.
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya
atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam
menganalisis. Berdasarkan perumusan masalah dan tinjauan pustaka maka
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

H1 : Reputasi Auditor berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan
opini audit going concern.
H2 : Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan
opini audit going concern.
H3 : Rasio Solvabilitas berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan
opini audit going concern.
H4 : Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh terhadap kemungkinan
penerimaan opini audit going concern.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

4 72 106

Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

1 53 91

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Opini Audit - Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Auditing - Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 0 42

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Auditing - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

0 0 25

Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 0 8