Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

(1)

SKRIPSI

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH :

DAVID HALOMOAN DOLOKSARIBU 090503055

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2013 Yang Membuat Pernyataan,

David Halomoan Doloksaribu


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan juga syukur kunaikkan kepadaMu Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat dan Allah pemilik kehidupanku. Terima kasih Tuhan untuk setiap penyertaan dan berkat yang telah Engkau berikan selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.” disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran serta dukungan doa dari berbagai pihak terutama kedua orangtua tercinta, Ayahanda M. L. Doloksaribu, SH. (+) yang selalu memberi motivasi kepada penulis selama hidupnya dan Ibunda L. Simanjuntak, S.Pd. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, CPA, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. Selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan pengarahan dalam penyiapan skripsi ini.

6. Kepada abang dan kakak terkasih Ivan, Chandra, Bintang, dan Agus yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayang serta selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik moril dan materil.

7. Kepada teman-teman Akuntansi ’09 Ferry, Rio, Ari, Bryan, Rayvan dan Septika yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan yang telah kalian berikan.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Juli 2013 Penulis,

David Halomoan Doloksaribu NIM: 090503055


(5)

ABSTRAK

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh reputasi auditor, rasio profitabilitas, solvabilitas, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga 2011.

Populasi penelitian ini sebanyak 131 perusahaan manufaktur, dengan mengakses data laporan keuangan audited dan laporan auditor independennya melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 15 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2009 - 2011) dengan 45 unit analisis. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern sedangkan reputasi auditor, rasio profitabilitas, dan solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

Kata Kunci : Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan Opini Audit Going Concern.


(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF AUDITOR REPUTATION, PROFITABILITY RATIO, SOLVABILITY RATIO, AND PRIOR AUDIT OPINION TO GOING CONCERN AUDIT OPINION AT MANUFACTURE COMPANY LISTED ON

THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

The goals of this research is to show the influence of auditor reputation, profitability ratio, solvability ratio, and prior audit opinion with receive a going concern audit opinion at manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange between 2009 to 2011.

The population of this research are 131 manufacture companies with access the financial statement of auditee and independen audit report on website www.idx.co.id. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, so I get 15 company samples to 3 years (2009-2011) with 45 analysis units. Analysis data method that is used in this research is logistic regression method.

The results of this research indicate that the prior audit opinion has positive infuluence and significantly influence to the receiving of going concern audit opinion, while the auditor reputation, profitability and solvability ratio are not significantly influence to the receiving of going concern audit opinion.

Keywords: Auditor Reputation, Profitability, Solvability, Prior Audit Opinion, and Going Concern Audit Opinion


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR …... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT …………... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ………... 1

1.2. Perumusan Masalah ...……… 6

1.3. Tujuan Penelitian ………....………… 6

1.4. Manfaat Penelitian ………...……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Auditing ...……..………..……… 9

2.1.1. Pengertian Auditing ...…..………..……… 9

2.1.2. Jenis-Jenis Audit .……….……… 11

2.1.3. Opini Audit ...………. 12

2.1.4. Opini Audit Going Concern …...… 17

2.1.5. Reputasi Auditor ...…….………….…. 22

2.1.6. Rasio Profitabilitas ...…………..………….. 23

2.1.7. Solvabilitas ...………….. 24

2.1.8. Opini Audit Tahun Sebelumnya ....…..…………. 25

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu ...…..……… 26

2.3. Kerangka Konseptual ……….. 30

2.4. Hipotesis Penelitian ……….. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ………..……… 32

3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian …...……… 32

3.3. Batasan Operasional …...……….. 34

3.4. Tempat dan Waktu Penelitian ………….……….. 35

3.5. Defenisi Operasional …………....………. 36

3.5.1. Variabel Dependen ... 36

3.5.2. Variabel Independen ... 37

3.6. Skala Pengukuran Variabel ………....……… 39

3.7. Jenis Data ...………...…... 41

3.8. Metode Pengumpulan Data ………....……… 42


(8)

3.9.2. Menguji Keseluruhan Model Fit ... 44

3.9.3. Menguji Kelayakan Model Regresi ... 45

3.10. Pengujian Hipotesis ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ... 48

4.2. Analisis Hasil Penelitian ... 48

4.2.1. Statistik Deskriptif ... 48

4.2.2. Pengujian Data ... 53

4.2.2.1. Uji Asumsi Klasik ... 53

4.2.2.2. Menguji Keseluruhan Model Fit ... 56

4.2.2.3. Menguji Kelayakan Model Regresi ... 58

4.3. Pengujian Hasil Penelitian ... 60

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 67

5.3. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 24

3.1 Proses Seleksi Perusahaan Sampel Berdasarkan Kriteria ... 31

3.2 Sampel Penelitian ... 32

3.3 Waktu Penelitian ... 33

3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian ... 37

4.1 Descriptive Statistics ... 47

4.2 Statistics ... 48

4.3 Reputasi Auditor ... 48

4.4 Opini Audit Tahun Sebelumnya ... 49

4.5 Going Concern Opinion Audit ... 50

4.6 Coefficient Correlations ... 51

4.7 Coefficients ... 53

4.8 Runs Test ... 54

4.9 -2log likelihood (-2 LL awal) ... 55

4.10 -2log likelihood (-2 LL akhir) ... 55

4.11 Hosmer and Lemeshow Test ... 56

4.12 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test ... 57


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern ... 19 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian ... 28


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Perusahaan ... 68 2 Hasil Regresi Logistik Pengujian ... 72


(12)

ABSTRAK

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh reputasi auditor, rasio profitabilitas, solvabilitas, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga 2011.

Populasi penelitian ini sebanyak 131 perusahaan manufaktur, dengan mengakses data laporan keuangan audited dan laporan auditor independennya melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 15 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2009 - 2011) dengan 45 unit analisis. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern sedangkan reputasi auditor, rasio profitabilitas, dan solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

Kata Kunci : Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan Opini Audit Going Concern.


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF AUDITOR REPUTATION, PROFITABILITY RATIO, SOLVABILITY RATIO, AND PRIOR AUDIT OPINION TO GOING CONCERN AUDIT OPINION AT MANUFACTURE COMPANY LISTED ON

THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

The goals of this research is to show the influence of auditor reputation, profitability ratio, solvability ratio, and prior audit opinion with receive a going concern audit opinion at manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange between 2009 to 2011.

The population of this research are 131 manufacture companies with access the financial statement of auditee and independen audit report on website www.idx.co.id. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, so I get 15 company samples to 3 years (2009-2011) with 45 analysis units. Analysis data method that is used in this research is logistic regression method.

The results of this research indicate that the prior audit opinion has positive infuluence and significantly influence to the receiving of going concern audit opinion, while the auditor reputation, profitability and solvability ratio are not significantly influence to the receiving of going concern audit opinion.

Keywords: Auditor Reputation, Profitability, Solvability, Prior Audit Opinion, and Going Concern Audit Opinion


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Keberadaan dari suatu entitas bisnis saat ini bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan saja tetapi juga berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya atau yang dikenal dengan istilah going concern untuk masa yang akan datang. Kasus hukum dengan memanipulasi data keuangan yang terjadi di Amerika Serikat yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar seperti TYCO, Global Crossing, Worldcom, Xerox Corp., dan juga Enron telah menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan. TYCO diketahui memanipulasi data keuangan dengan tidak mencantumkan penurunan asset dan juga melakukan penyelundupan pajak. Global Crossing yang salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat mengalami bangkrut akibat melakukan investasi penuh resiko. Worldcom yang juga perusahaan telekomunikasi juga memanipulasi keuangan dengan penutupi pengeluaran US$3,8 Milyar untuk memberi kesan perusahaannya memperoleh keuntungan. Bahkan untuk kasus Enron yang melibatkan akuntan publik Arthur Andersen, pihak manajemen Enron melakukan window dressing dengan menaikkan pendapatan sebesar US$600 juta dan menyembunyikan utangnya sebesar US$1,2 Milyar dengan menggunakan teknik off-balance sheet. Atas kasus ini akuntan publik Arthur Andersen menyebabkan izinnya dicabut. Akuntan publik dipandang


(15)

sebagai pihak yang ikut andil dalam memberikan informasi yang salah dan menyesatkan sehingga banyak pihak yang dirugikan.

Auditor adalah pihak yang berperan menjembatani bagi kepentingan investor dan kepentingan perusahaan. Investor dan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan sangat mengandalkan laporan auditor independen. Auditor berperan untuk memberikan informasi yang tidak menyesatkan bagi pengguna laporan. Data-data perusahaan akan lebih dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan tersebut mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan yang mendapat pernyataan wajar dari auditor. Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah ada kesangsian terhadap perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (IAI 2004: SA Seksi 341 parargraf 02).

Memberikan opini going concern terhadap sebuah perusahaan bukanlah tugas mudah bagi seorang auditor. Akan ada dilema antara moral dan etika bagi auditor dalam memberikan opini audit going concern. Menurut (Venuti,2007 dalam Januarti, 2009), berdasarkan hipotesis self-fulfilling prophecy, perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena banyak investor yang membatalkan investasinya atau kreditor yang menarik dananya dari perusahaan tersebut apabila auditor memberikan opini audit

going concern. Faktor penyebab yang lain adalah tidak terdapatnya prosedur penetapan status going concern yang terstruktur (Joanna L.Ho, 1996 dalam


(16)

Januarti, 2009), sehingga pemberian status going concern terhadap suatu perusahaan bukanlah tugas yang mudah.

Menurut Belkaoui (2006 : 271), going concern adalah suatu dalil yangmenganggap bahwa entitas bisnis akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan aktivitasnya yang berkelanjutan. Dalam AU 341, The Auditor’s Consideration of an Entity’s Activity to Continue as a Going concern (SAS 59), dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk mengavaluasi apakah terdapat keraguan substansial atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern) dalam periode waktu yang memadai, tidak melampui waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan diaudit. Kelangsungan hidup usaha suatu entitas dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternalnya antara lain yaitu kondisi ekonomi, kondisi sosial politik (pemerintahan), tingkat persaingan dunia usaha dan lain-lain sedangkan faktor internalnya meliputi kondisi keuangan, sumber daya manusia, dan teknologi. Baik faktor eksternal maupun faktor internal dapat selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Pemberian opini going concern dapat ditinjau dari berbagai aspek. Pandangan suatu perusahaan terhadap reputasi auditor bisa tergantung pada apa yang ingin disampaikan manajemen kepada publik berkaitan dengan karakteristik perusahaan. Klien umumnya membuat persepsi bahwa auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik besar dan berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik internasionallah yang memiliki kualitas yang lebih


(17)

tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya

peer review. Menurut penelitian-penelitian terdahulu, proksi yang sering digunakan untuk menilai reputasi auditor adalah dengan menggunakan skala Kantor Akuntan Publik (KAP), misalnya ketika sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) mengklaim dirinya sebagai KAP besar seperti yang dilakukan oleh big four firms, maka mereka akan berusaha keras untuk menjaga nama besar tersebut dan selalu berusaha melakukan audit dengan kemampuan yang optimal untuk menjaga reputasinya.

Opini audit tahun sebelumnya juga berpengaruh terhadap pemberian opini going concern oleh auditor. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha pada suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak terlepas dari kedaan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Penelitian oleh Magdalena Tampubolon (2011) serta Setyarno (2006) membuktikan mengenai opini audit going concern

yang diterima tahun sebelumnya berpengaruh signifikan dengan opini audit

going concern tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern, maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern

pada tahun berikutnya.

Pemberian opini going concern juga dapat dikaji dari faktor kondisi keuangan. Kondisi keuangan yang baik merupakan prospek yang cerah bagi perusahaan dimasa yang akan datang sedangkan kondisi keuangan yang kurang baik memungkinkan timbulnya masalah going concern. Kondisi


(18)

perusahaan dapat dianalisis dengan rasio keuangan seperti profitabilitas dan solvabilitas. Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu entitas untuk menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas yang digunakan pada penelitian ini diproksikan dengan return on asset (ROA). Tingkat ROA yang tinggi menunjukkan penggunaan aktiva dengan efektif, sehingga kemungkinan menerima opini going concern semakin sedikit. Penelitian tentang rasio profitabilitas dilakukan oleh Magdalena Tampubolon (2011) serta Januarti dan Fitrianasari (2008) menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap opini going concern.

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya. Rasio profitabilitas yang digunakan pada penelitian ini diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). Bagi investor maupun perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin menguntungkan karena menurut Brigham dan Houston (2001 : 84), “pendanaan dengan utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas dan resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditor”. Namun, DER yang terlalu tinggi juga tidak baik karena tingkat utang yang semakin tinggi akan memperbesar kemungkinan resiko gagal bayar (risk of default) bunga pinjaman maupun pokok utang yang akhirnya dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Magdalena Tampubolon (2011) dan Oktavianna


(19)

terhadap penerimaan opini audit going concern.

Hasil penelitian yang tidak konsisten diantara para peneliti terdahulu, mendorong peneliti untuk mengkaji kembali pengaruh variabel- variabel tersebut terhadap penerimaan opini audit going concern pada tahun berbeda, yaitu tahun 2009 sampai 2011 dengan objek penelitian perusahan manufaktur. Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk menganalisis pengaruh reputasi auditor, rasio profitabilitas, solvabilitas, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap pemberian opini audit yang diberikan oleh auditor kepada suatu perusahaan. Oleh sebab itu peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah faktor reputasi auditor, rasio profitabilitas, solvabilitas, dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pengungkapan latar belakang dan perumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(20)

1. Untuk mengetahui pengaruh dari reputasi auditor terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.

2. Untuk mengetahui pengaruh dari rasio profitabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur. 3. Untuk mengetahui pengaruh dari rasio solvabilitas terhadap penerimaan

opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.

4. Untuk mengetahui pengaruh dari opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman peneliti tentang pengaruh reputasi auditor, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern.

2. Bagi Akademisi, penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi, acuan, dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan opini audit going concern.

3. Bagi Investor dan Calon Investor, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan mengenai kelangsungan usaha suatu perusahaan sehingga membuat keputusan yang tepat dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu perusahaan.


(21)

4. Bagi Manajemen Perusahaan, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penentuan kebijakan-kebijakan perusahaan serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manfaat ekonomi di masa yang akan datang.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing

2.1.1. Pengertian Auditing

Arens et.al. (2008 : 4) mendefenisikan auditing sebagai “pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen”.

Sementara itu menurut Mulyadi (2002:11), auditing adalah : suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Dari defenisi tersebut, terdapat beberapa unsur penting yang mendasari akuntansi menurut Mulyadi (2011:9), yaitu :

1. Suatu Proses Sistematik

Auditing merupakan suatu proses sistematik yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, bererangka dan


(23)

terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan.

2. Untuk memperoleh dan Mengevaluasi Bukti Secara Objektif

Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.

3. Pernyataan Mengenai Kegiatan dan Kejadian Ekonomi

Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi. Akuntasi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri dari lima laporan keuangan pokok : neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan dapat pula berupa laporan biaya pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan.

4. Menetapkan Tingkat Kesesuaian

Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.


(24)

5. Kriteria yang Telah Ditetapkan

Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa :

a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif.

b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen.

c. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. 6. Penyampaian Hasil

Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan asestasi (attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). Pengesahan dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat atas laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan.

7. Pemakai yang Berkepentingan

Dalam dunia bisnis, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti : pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak.

2.1.2. Jenis-Jenis Audit

Menurut Rahayu dan Suhayati (2010 : 4), jenis audit terdiri dari 3 macam, yaitu :


(25)

1. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan wajar, sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.

2. Audit Operasional

Perkembangan bisnis membuat pemegang saham sudah tidak dapat mengikuti semua kegiatan operasi perusahaannya sehari-hari, sehingga mereka membutuhkan auditor manajemen yang profesional untuk membantu mereka dalam mengendalikan operasional perusahaan.

3. Audit Kepatuhan

Audit Kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah

auditee (yang diperiksa) telah mengikuti kebijakan, prosedur, dan peraturan yang telah ditentukan pihak yang otoritasnya lebih tinggi.

2.1.3 Opini Audit

Auditor terlebih dahulu harus mengumpulkan bukti dengan memeriksa catatan akuntansi yang mendukung laporan keuangan ketika melakukan audit. Opini audit merupakan bagian dari laporan audit sebagai informasi utama dari laporan audit. Tugas umum dari auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Dalam melaksanakan proses audit, auditor dituntut tidak hanya melihat pada hal-hal yang ditampilkan dalam laporan keuangan tetapi


(26)

juga harus lebih mewaspadai kelangsungan hidup perusahaan dalam batas waktu tertentu (SPAP SA 341).

Ada lima tipe pendapat audit menurut (SPAP, 2011 : PSA 29 SA Seksi 508) yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, sesuai dengan SAK/ ETAP/ IFRS. Penjelasan laporan keuangan juga telah disajikan secara memadai, informatif dan tidak menimbulkan pemahaman yang menyesatkan.

2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified Opinion With Explanatory Language)

Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraph penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Keadaan tersebut meliputi :

1. Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.


(27)

2. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

3. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai.

4. Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan standar akuntansi atau dalam metode penerapannya.

5. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan komparatif. 6. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan

oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak di review.

7. Informasi tambahan yang diharuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-Dewan standar Akuntansi


(28)

keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat menghilangkan keraguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan apabila terdapat keadaan sebagai berikut :

1. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.

2. Auditor yakin atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS,


(29)

yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.

3. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat. Ia harus juga mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraph penjelasan di dalam paragraf pendapat. Pendapat wajar dengan pengecualian harus berisi kata kecuali atau pengecualian dalam suatu frasa seperti kecuali untuk atau dengan pengecualian untuk. Frasa seperti tergantung atas atau dengan penjelasan berikut ini memiliki makna yang tidak jelas atau tidak cukup kuat, oleh karena itu pemakaiannya harus dihindari. Karena catatan atas laporan keuangan merupakan bagian laporan keuangan auditan, kata-kata seperti disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, jika dibaca sehubungan dengan catatan 1 mempunyai kemungkinan untuk disalahtafsirkan dan okeh karena itu pemakaiannya harus dihindari.

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor jika laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil


(30)

usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia dibatasi ruang lingkupnya, sehingga ia tidak dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga ia tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat ( Disclaimer Opinion). Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor karena auditor mengalami pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit dan auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

2.1.4. Opini Audit Going Concern

Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan (Gray & Manson, 2000). Berdasarkan lima tipe pendapat audit menurut (SPAP, 2011 : PSA 29 SA Seksi 508), opini audit going concern termasuk ke dalam kategori opini audit pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified Opinion With Explanatory Language). Menurut Setiawan (2006), tanggung jawab utama director untuk menentukan


(31)

kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan tanggung jawab auditor untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan. Dengan adanya asumsi going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang

Menurut Altman dan McGough (1974), masalah going concern terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, dan kesulitan memperoleh dana.

2. Masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang merugikan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas organisasi.

PSA 30 menyatakan bahwa going concern dapat dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup suatu badan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva


(32)

kepada pihak luar secara bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar atau kegiatan serupa lainnya.

Pernyataan Standar Auditing (PSA) 29 paragraf 11 huruf d (IAI, 2001: SA Seksi 508, paragraf 11) menyatakan bahwa keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), yang dinyatakan oleh auditor.

Auditor harus mengevaluasi kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas (IAI, 2001: SA Seksi 341, paragraf 03), dengan cara sebagai berikut : 1. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang

dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang secara keseluruhan manunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.

2. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus:


(33)

a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.

b. Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif dilaksanakan.

3. Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.

Auditor perlu mempertimbangkan rencana manajemen dalam mengatasi kondisi buruk dalam periode tidak lebih dari satu tahun. Pertimbangan tersebut (IAI, 2004: SA Seksi 341, paragraf 07) antara lain :

1. Rencana untuk menjual aktiva

2. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi

3. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran 4. Rencana untuk menaikkan modal pemilik

Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) seksi 341 juga dijelaskan panduan untuk mempertimbangkan pernyataan pendapat atau tidak memberikan pendapat dalam hal auditor menghadapi masalah kesangsian atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, dapat dilihat pada gambar 2.1.


(34)

Ya

Ya Tidak

Tidak Ya Tidak Tidak Ya Gambar 2.1

Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern (Sumber: IAI,2001: SA Seksi 341.Lampiran)

Apakah ada kondisi dan/ atau peristiwa

yang berdampak terhadap kelangsungan hidup entitas? Apakah auditor sangsi atas kelansungan hidup entitas?

SA Seksi 508 (PSA No. 29)

Apakah ada rencana manjemen?

Apakah rencana manjemen dapat dilaksanakan? Apakah cukup pengungkapan? Pendapat wajar tanpa pengecualian

Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan berkaitan dengan kelangsungan hidup entitas atau penekanan

atas suatu hal (Emphasis of a Master)

Pendapat wajar dengan pengecualian

atau pendapat tidak wajar Tidak memberikan pendapat Tidak memberikan pendapat


(35)

2.1.5. Reputasi Auditor

Reputasi auditor sering dinilai dari kepercayaan pemakai jasa auditor bahwa auditor memiliki kekuatan monitoring yang secara umum tidak dapat diamati dan auditor yang memiliki reputasi baik akan cenderung untuk mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya terjaga dan tidak kehilangan klien. Teori reputasi memprediksikan adanya hubungan positif antara ukuran KAP dengan reputasi auditor (Lennox, 2000). Dopuch dan Simunich (1980) dan Deangelo (1981) dalam Schwartz (1996) beragumentasi bahwa ukuran audit berhubungan positif dengan reputasi auditor.

Kantor akuntan publik (KAP) sebagai salah satu variabel kontrol yang mempengaruhi keputusan opini audit going concern,

didasarkan atas pemikiran logis bahwa auditor independen sebagai sumber daya manusia dan subyek yang memiliki peran penting dalam mengevaluasi dan membuat keputusan opini audit going concern

(Geiger dan Raghunandan, 2002).

IAI dalam Buku Direktori Ikatan Akuntan Indonesia 2001-2002, membedakan KAP yang beroperasi di wilayah Indonesia menjadi dua;yaitu 1) bekerjasama dengan kantor akuntan asing, dan 2) tidak bekerjasama dengan kantor akuntan asing. Dalam penelitian sebelumnya Setyarno (2006) mengklasifikasikan kantor akuntan publik menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasiasi dengan KAP yang Big Four dan KAP yang tidak berafiliasiasi dengan


(36)

KAP yang Big Four. Umumnya KAP The big four memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non-big four karena auditor yang bekerja pada KAP big four akan lebih memperlihatkan independensi dibandingkan auditor yang berafiliasi pada KAP non big four .

2.1.6. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir,2008:196) perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).

Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

Rasio profitabilitas sebenarnya ada beberapa seperti Gross profit margin (GPM), Net profit margin (NPM), Return on asset

(ROA), Return on equity (ROE), Earning per share (EPS) dan Payout ratio (PR) tetapi peneliti dalam penelitian ini membatasi rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan adalah rasio ROA (Return On Asset). Menurut Sofyan (2008:305) Return on asset (ROA) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi laba/ rugi


(37)

bersih dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan.

Peneliti hanya menggunakan rasio ROA karena dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pandapatan.

ROA = Net Income Total Assets 2.1.7. Solvabilitas

Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2008:151). Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri. Rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai


(38)

kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit going concern.

Rasio solvabilitas juga terdiri dari beberapa rasio seperti Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Equity Multiplier

(EM), Interest coverage (IC). Dalam penelitian ini, peneliti membatasi penggunaan rasio solvabilitas yang digunakan yaitu dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). Menurut Kasmir (2008), “Debt to equity ratio merupakan rasio menilai utang dengan ekuitas”.

Alasan penggunan rasio ini oleh peneliti karena dengan menggunakan rasio DER, kita dapat mengukur sampai seberapa besar jumlah rupiah modal sendiri yang dijaminkan atas utang. Semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan perusahaan, sedangkan bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin besar risiko yang ditanggungnya. Rumusnya sebagai berikut:

DER = Long Term Debt Stocholder’s Equity 2.1.8. Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima pada tahun sebelumnya. Opini audit tahun sebelumnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu auditee dengan opini audit going concern / going concern audit opinion (GCAO) dan tanpa opini going concern / non going concern audit opinion (NGCAO). Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern,


(39)

maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going cocern pada tahun berikutnya.

Mutchler (1985) menguji pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa model discriminant analysis yang memasukkan tipe opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 % dibanding model yang lain.

Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya ditemukan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini going concern jika opini tahun sebelumnya adalah opini going concern. Sehingga dapat disimpulkan bahwa opini tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap pengungkapan opini going concern.

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian terlebih dahulu :

Tabel 2.1.

Tinjauan Peniliti Terdahulu Peneliti/ Tahun Judul Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian Magdalena Tampubolon (2011) Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas,

Leverage, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Variabel dependen: opini audit going concern Regresi Logistik Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan


(40)

Peneliti/ Tahun Judul Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel independen: Kualitas Audit, Profitabilitas,

Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya opini audit going concern sedangkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern Oktavianna Sembiring (2011) Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen: opini audit going concern Variabel independen: Likuiditas, Solvabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Regresi Logistik Leverage, Kualitas Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern sedangkan Likuiditas, Opini Audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern Setyarno (2006) Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Variabel dependen : Opini audit going concern Variabel independen : Kualitas audit, Kondisi keuangan perusahaan, Regresi Logistik Kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit,sedangkan Kondisi keuangan perusahaan


(41)

Peneliti/ Tahun Judul Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going concern Variabel independen : Kualitas audit, Kondisi keuangan perusahaan, Opini audit tahun sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh Signifikan terhadap opini audit going concern

Siagian (2009)

Pengaruh ProksiGoing concern dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Tahun Berjalan pada Bank Umum yang Go Publik di Indonesia Variabel dependen : Opini audit tahun berjalan Variabel independen : Quick Ratio (QR), Loan to Asset Ratio (LAR), Long Term Debt to Assets Ratio (LTDAR)

,Debt to Equity Ratio (DER) , Opini audit tahun sebelumnya Regresi Logistik QR, LAR, LTDAR, DER tidak berpengaruh terhadap opini audit tahun berjalan. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit tahun sebelumnya. Sianturi (2012) Pengaruh Kualitas Audit, Opini Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Audit Report Lag

Variabel dependen: Penerimaan opini audit going concern Regresi Logistik Kualitas audit, Ukuran perusahaan dan Audit Report Lag

berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan


(42)

Peneliti/ Tahun Judul Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel independen: Kualitas Audit, Opini Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Audit Report Lag

terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan Opini audit tahun sebelumnya dan Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan siginifkan terhadap penerimaan opini audit going concern. Surbakti

(2011) Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia) Variabel dependen: Penerimaan opini audit going concern Variabel independen: Debt default, kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya, kualitas audit, opinion shopping, audit lag Regresi logistik

Debt default, kondisi keuangan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan kualitas audit, opinion shopping, audit lag tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2013)


(43)

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen penelitian adalah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, debt default dan opinion shopping dan variabel dependennnya adalah opini going concern yang diterima. Hubungan antara debt default, kualitas audit dan opinion shopping terhadap penerimaan opini going concern dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:

H1 H2

H3 H4

Gambar 2.2.

Kerangka Konseptual Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dan tidak dapat mengetahui pengaruhnya secara simultan karena hasil pengujian dengan metode regresi logistik hanya ada pengujian secara parsial.

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan perumusan masalah dan tinjauan pustaka maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penerimaan Opini

Audit

Going

Concern

Reputasi Auditor Rasio Profitabilitas

Rasio Solvabilitas Opini Audit Tahun Sebelumnya


(44)

H1 : Reputasi Auditor berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

H2 : Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

H3 : Rasio Solvabilitas berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

H4 : Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan penelitian kausal-komparatif yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan tipe penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reputasi auditor, rasio profitabilitas, solvabilitas, dan opini audit tahun sebelumnya dan opini audit going concern sebagai variabel dependennya.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 sebanyak 131 emiten.

Menurut Erlina (2011 : 81), “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sehingga dapat diartikan bahwa sampel lebih kecil dari populasi. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu (Erlina, 2011 : 87).


(46)

Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 hingga tahun 2011.

2. Perusahaan tidak sedang berada pada proses delisting selama periode 2009-2011.

3. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2009 hingga tahun 2011

4.

Perusahaan mengalami rugi bersih setelah pajak sekurang-kurangnya 2 tahun selama periode penelitian (tahun 2009 s/d 2011).

Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria diatas, dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Proses Seleksi Perusahaan Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah Akumulasi

1. Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2009 hingga 2011

131 2. Perusahaan tidak sedang berada pada proses

delisting selama periode 2009-2011

0 131

3. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2009 hingga tahun 2011

(10) 121

4. Mengalami rugi bersih setelah pajak tahun 2009 hingga 2011

(106) 15

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2013)

Berdasarkan empat kriteria yang disebutkan sebelumnya maka sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 15


(47)

sampel. Angka tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 tahun berturut-turut sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 3 tahun observasi x 15 sampel adalah sebanyak 45 sampel observasi.

Setelah dilakukan uji purposive sampling, maka emiten yang lolos uji ini adalah :

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kode Nama Emiten

1 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk. 2 BRPT Barito Pasific Tbk.

3 AKKU Alam Karya Unggul Tbk. 4 SIMA Siwani Makmur Tbk.

5 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk.

6 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 7 ARGO Argo Pantes Tbk.

8 CNTX Centex Tbk. 9 ERTX Eratex Djaya Tbk. 10 KARW Karwell Indonesia Tbk. 11 MYTX Apac Citra Centertex Tbk. 12 PAFI Pan Asia Filament Inti Tbk. 13 UNTX Unitex Tbk.

14 SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk. 15 PTSN Sat Nusa Persada Tbk. Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2013)

3.3. Batasan Operasional

Batasan penelitian yang dibuat oleh peneliti supaya tujuan penelitian ini dapat tercapai antara lain:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2009 s/d tahun 2011. 3. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA).


(48)

sebab ingin mengetahui sejauh mana perusahaan mampu melangsungkan usaha (going concern) dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya.

4. Rasio Solvabilitasyang digunakan hanya debt to equity ratio (DER). Penulis membatasi penelitian dengan menggunakan DER karena ingin mengetahui sejauh mana perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber modalnya dalam menjalankan usaha agar going concern.

3.4. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses

melalui media internet dengan situs

peneliti akan menggunakan data-data yang disediakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dilihat melalui laporan keuangan perusahaan manufaktur.

Adapun jadwal penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.3

Waktu Penelitian

Tahap Penelitian Jan. Febr. Mar. Apr. Mei Juni

Pengajuan Judul

Penyetujuan

Proposal Penyelesaian

Proposal Bimbingan


(49)

Penulisan Skripsi

Penyelesaian

Skripsi Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2013)

3.5. Definisi Operasional

Konsep variabel yang digunakan dalam penelitian harus memiliki definisi yang jelas. Hal ini untuk menghindari pengertian yang berbeda yang dapat menimbulkan masalah. Dengan definisi operasional, peneliti dapat mengumpulkan, mengukur, atau menghitung informasi melalui logika empiris. Istilah-istilah dalam definisi operasional harus dapat diuji dan mempunyai rujukan empiris. Beberapa peneliti menganggap bahwa konsep sama dengan definisi operasional, jika ini terjadi maka akan menimbulkan permasalahan. Definisi operasional berbeda dengan konsep, sehingga definisi operasional antara satu penelitian dengan penelitian lainnya akan berbeda, meskipun topiknya sama (Erlina, 2011 : 48).

Variabel penelitian ada dua macam ditinjau dari aspek hubungan antar variabel yang digunakan untuk penelitian, yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). Variabel dependen merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel


(50)

independen, diharapkan akan menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan (penurunan) variabel independen (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel dependen (terikat) sebesar sekian satuan juga. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

3.5.1. Variabel Dependen (Terikat)

Penelitian ini menggunakan variabel dependen opini audit

going concern. Opini audit going concern adalah opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang lama.

Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah variabel dummy, yaitu variabel yang bersifat kategori atau dikotomi (Ghozali, 2006 : 128), dimana kategori 1 untuk auditee yang menerima opini audit going concern (GCAO) dan kategori 0 untuk

auditee yang menerimaopini audit non going concern (NGCAO).

3.5.2. Variabel Independen (Bebas)

1. Reputasi Auditor

Reputasi auditor diukur dari prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Variabel ini diukur menggunakan variabel


(51)

menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP The Big Four. Sedangkan angka 0 diberikan kepada perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP

The Big Four. 2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Hasil perhitungan ROA disajikan dalam skala rasio.

ROA = Net Income Total Assets 3. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas yang digunakan hanya debt to equity ratio (DER). Debt to equty ratio (DER) merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya dengan ekuitas. Hasil perhitungan debt to equity ratio disajikan dalam skala rasio.

DER = Long Term Debt Stocholder’s Equity 4. Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini Audit Tahun Sebelumnya merupakan opini yang diberikan auditor independen terhadap laporan keuangan pada periode sebelumnya. Variabel ini menggunakan variabel


(52)

dummy, 1 jika opini audit tahun sebelumnya adalah opini going concern, dan 0 jika opini bukan going concern.

3.6. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel merupakan proses menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta hubungannya dengan masalah atau peluang bisnis.

Tabel 3.4

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian

No Variabel Nama

Variabel Definisi Skala Pengukuran

1. Independen Reputasi Auditor

reputasi auditor diukur dari prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki. Variabel ini diukur

menggunakan variabel dummy. Angka 1 diberikan pada perusahaan yang

menggunakan jasa

KAP yang berafiliasi dengan

KAP The Big

Four Auditor. Sedangkan angka 0 diberikan kepada

perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan

KAP The Big

Four.


(53)

No Variabel Nama

Variabel Definisi Skala Pengukuran

2. Independen Rasio Profitabi -litas

Rasio profitabilitas yang digunakan untuk menggambarkan

kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan.

ROA = Net Income Total Assets

3. Independen Rasio Solvabi-litas

Rasio Solvabilitasyang digunakan hanya debt to equity ratio (DER).

Debt to equty ratio

(DER) merupakan kemampuan

perusahaan untuk membayar utangnya dengan ekuitas.

DER = Long Term Debt

Stocholder’s Equity

4. Independen Opini Audit Tahun Sebelum nya Opini tahun sebelumnya didefinisikan sebagai opini audit yang diterima oleh perusahaan pada tahun

sebelumnya. Variabel ini diukur dengan variabel dummy. Perusahaan yang menerima opini audit

going concern

(GCAO) diberi kode 1. Sedangkan perusahaan yang tidak menerima opini audit going

concern (NGOAC)

diberi kode 0.


(54)

No Variabel Nama

Variabel Definisi Skala Pengukuran

5. Dependen Opini Audit

Going Concern

Opini Audit

Going Concern, yaitu salah satu konsep yang paling penting yang menjadi dasar pelaporan keuangan (Gray & Manson, 2000). Opini audit going concern diberi

kode 1, sedangkan opini

audit non going concern diberi kode 0.

Nominal

3.7. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berupa angka atau bilangan (Sangadji dan Sopiah, 2010 : 191) dan merupakan data sekunder yaitu “data yang diperoleh dari literatur-litaratur yang ada diperpustakaan” (Erlina, 2011 : 19). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasikan yang diambil dari database Bursa Efek Indonesia dengan mengunduh data melalui website resmi Bursa Efek Indonesia,Indonesian Capital Market Directory (ICMD) selama tahun 2009 sampai 2011 yang meliputi laporan auditorindependen dan laporan keuangan perusahaan yang diamati.


(55)

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode dokumentasi yang menggunakan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan perusahaan yang dipublikasikan oleh BEI selama tahun 2009-2011 dan juga yang memuat proporsi kepemilikan dalam perusahaan, jumlah Dewan Komisaris, Komisaris Independen, dan Komite Audit serta informasi keuangan dan opini audit yang terdapat dalam laporan keuangan yang telah diaudit oleh audtor yang diterbitkan setiap tahunnya baik dalam media cetak maupun data yang diunduh dari internet melalui situs

Dengan metode dokumentasi ini data dalam neraca dan laporan laba/rugi komprehensif dikumpulkan guna melihat auditor yang mengaudit laporan keuangan auditee, opini auditor pada tahun sebelumnya, kantor akuntan publik yang mengaudit perusahaan auditee, kewajiban utang perusahaan auditee dan melihat lamanya laporan keuangan auditee diaudit oleh auditor.

3.9. Pengujian Data

3.9.1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam data sehingga uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan uji multikolinearitas dan uji autokorelasi.


(56)

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Gozali, 2006:91). Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki problem multikolonieritas yaitu tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi menurut Ghozali (2005:95) dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF > 10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas, yaitu terjadi hubungan yang cukup besar antara variabel-variabel bebas. Jika angka tolerance mempunyai angka > 0,10, maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya, koefisien variabel independent harus lemah (dibawah 0,05).

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi (hubungan) di antara kesalahan pengganggu pada periode t/saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1/ sebelumnya (Ghozali, 2006:95). Masalah ini timbul karena variabel pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series karena gangguan pada seorang individu atau kelompok, cenderung mempengaruhi gangguan pada


(57)

individu ataupun kelompok pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi, digunakan run test. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (Ghozali, 2006:103). Bila hasil output spss menunjukkan probabilitas signifikansi dibawah 0,05 disimpulkan terdapat gejala autokorelasi pada model regresi tersebut.

3.9.2. Menguji Keseluruhan Model Fit

Model ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesakan telah fit atau tidak dengan data. Data yang baik adalah yang model hipotesanya sesuai dengan data. Hipotesis yang digunakan untuk menilai model fit adalah:

H0: Model yang dihipotesakan fit dengan data Ha: Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data

Model ini menggunakan fungsi Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan model input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Statistik -2LogL kadang-kadang disebut likelihood rasio X2 statistik. Dengan alpha (α) 5%, cara menilai model fit ini adalah sebagai berikut :


(58)

1. Jika nilai -2LogL < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa model fit dengan data.

2. Jika nilai -2LogL > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa model tidak fit dengan data.

3.9.3. Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Adapun hipotesis untuk menilaikelayakan model ini adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan antara model dengan data Ha : Ada perbedaan antara model dengan data

Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2005).

3.10. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model regresi logistik. Regresi logistik adalah bentuk khusus analisis regresi dengan variabel respon bersifat kategori, kontinu, atau gabungan antara keduanya. Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Situmorang, dkk, 2010: 199).


(59)

Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh reputasi auditor (X1), rasio profitabilitas (X2), rasio solvabilitas (X3), dan opini audit tahun sebelumnya (X4) terhadap penerimaan opini audit going concern. Pengujian dilakukan pada tingkat signifikansi (α) 5 %. Adapun kriteria pengujian hipotesis yaitu: Ha diterima jika α < 5 % dan Ha tidak dapat diterima jika α > 5 %.

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

GCAO = a + β1 RA + β2 ROA + β3 DER + β4 OS + e Keterangan:

GCAO = Opini audit going concern (variabel dummy, 1 jika opini going concern, 0 jika opini non

going concern) a = Konstanta

RA = Reputasi auditor yang diukur dengan variabel dummy (1 untuk auditor untuk auditor yang berafiliasi dengan The big four

dan kategori 0 untuk auditor yang tidak berafiliasi dengan The big four)

ROA = Rasio Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA)

DER = Rasio Solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to equity ratio (DER)


(60)

OS = Opini audit yang diterima pada tahun sebelumnya (kategori 1 bila opini audit

going concern (GCAO), 0 bila opini audit

non going concern (NGCAO)) β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi


(61)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan

microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi logistik digunakan dengan menggunakan

software SPSS versi 17. Proses data dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 15 perusahaan sampel yang memenuhi kriteria serta diamati selama periode 2009 sampai dengan 2011, sehingga data penelitian berjumlah 45 unit analisis.

4.2. Analisis Hasil Penelitian 4.2.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Untuk melihat data statistik secara umum, peneliti menggunakan descriptive untuk variabel yang diukur dengan skala rasio dan frequency untuk variabel yang diukur dalam skala nominal


(62)

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 45 -67.34 341.56 -1.4989 56.08988

DER 45 -13.31 75.61 6.2224 15.19459

Valid N (listwise) 45

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal berikut yaitu:

1. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 15 perusahaan dengan 45 unit analisis yaitu 15 sampel dikali tiga tahun penelitian. Dengan 2 variabel yang memiliki skala rasio yaitu return on assets (ROA) sebagai variabel independen kedua (X2) dan debt to equity ratio (DER) sebagai variabel independen ketiga (X3).

2. Variabel independen kedua, yaitu return on assets

(ROA) memiliki nilai minimum sebesar -67.34 dan nilai maksimum 341.56 dengan rata-rata adalah -1.4989. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai ROA negatif artinya perusahaan mengalami kerugian. Nilai standar deviasi sebesar 56.08988 menunjukkan bahwa tidak ada sampel yang memiliki nilai ROA yang bersifat ekstrim.


(63)

3. Variabel independen ketiga, yaitu debt to equity ratio

(DER) memiliki nilai minimum sebesar -13.31 dan maksimum sebesar 75.61 dengan nilai rata-rata 6.2224. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai DER positif artinya kemampuan ekuitas dalam membayar kewajibannya. Nilai standar deviasi sebesar 15.19459 menunjukkan bahwa tidak ada data yang bersifat ekstrim.

Tabel 4.2 Statistics

Reputasi Auditor

Opini Tahun Sebelumnya

Going Concern Opinion Audit

N Valid 45 45 45

Missing 0 0 0

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 17

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 45 buah sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol, artinya semua data telah diproses.

Tabel 4.3 Reputasi Auditor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(64)

1.00 15 33.3 33.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 17

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen pertama (X1), yaitu reputasi auditor merupakan variabel nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang diaudit oleh KAP berafiliasi dengan big four diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP tidak berafiliasi Big Four (non big four) dibei kode “0”, memiliki data valid karena seluruhnya telah diproses. Perusahaan yang diaudit oleh KAP berafiliasi dengan big four sebanyak 15 perusahaan atau 33,3 % sedangkan yang diaudit oleh KAP tidak berafiliasi dengan big four ( KAP non big four ) sebanyak 30 perusahaan atau 66,7%.

Tabel 4.4

Opini Audit Tahun Sebelumnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 24 53.3 53.3 53.3

1.00 21 46.7 46.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 17

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen keempat (X4), yaitu opini audit tahun sebelumnya merupakan skala nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang menerima opini audit going concern pada


(65)

tahun sebelumnya diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concern tahun sebelumnya diberi kode “0”, memiliki nilai valid karena semua data diproses.

Perusahaan yang menerima opini audit going concern tahun sebelumnya sebanyak 21 perusahaan atau 46,7 % sedangkan yang tahun sebelumnya menerima opini audit non going concern sebanyak 24 perusahaan atau 53,3 %.

Tabel 4.5

Going Concern Opinion Audit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 23 51.1 51.1 51.1

1.00 22 48.9 48.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 17

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen (Y), yaitu opini audit going concern (GCAO), merupakan skala nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang menerima opini audit going concern diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concern

diberi kode “0”, memiliki nilai data valid karena semua data diproses. Perusahaan yang menerima opini audit going concern

sebanyak 22 perusahaan atau 48,9% sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concern sebanyak 23 perusahaan atau 51,1 %.


(66)

4.2.2. Pengujian Data

4.2.2.1. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolonieritas

Uji ini digunakan untuk situasi dimana adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Apabila terjadi korelasi antar variabel-variabel tersebut berarti terjadi problem multikolineritas (multikol). Sedangkan variabel yang baik adalah variabel yang tidak memiliki problem multikolinearitas. Uji multikolineritas ini dilakukan dengan melihat besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerence serta melihat besaran korelasi antar variabel independen.

Tabel 4.6 Coefficient Correlationsa

Model

Opini Audit Tahun

Sebelumnya DER ROA

Reputasi Auditor

1 Correlations Opini Audit Tahun

Sebelumnya

1.000 -.112 .090 .389

DER -.112 1.000 .037 -.125

ROA .090 .037 1.000 .037

Reputasi Auditor .389 -.125 .037 1.000

Covariances Opini Audit Tahun Sebelumnya


(67)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17

Deteksi adanya multikolinearitas :

1. Multikolinearitas dapat dilihat dari koefisien korelasi antar variabel independen. Jika koefisien korelasi yang terjadi kurang dari 0,95 berarti tidak terjadi multikolinearitas sedangkan jika koefisien korelasi lebih dari 0,95 berarti ada masalah multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi bukan berarti bebas dari gejala multiolinearitas. Multiolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2005:91).

Analisis:

Pada tabel 4.6 (Coefficient Correlations) tampak bahwa bahwa antar variabel-variabel independen tersebut tidak ada korelasi yang besar. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa korelasi dibawah 0,95 atau 95%. Jadi dapat disimpulkan bahwa antar variabel tersebut tidak terjadi multikolineritas.

DER -4.665E-5 1.285E-5 1.263E-7 -5.538E-5

ROA 1.013E-5 1.263E-7 9.316E-7 4.448E-6

Reputasi Auditor .006 -5.538E-5 4.448E-6 .015


(1)

70. Argha Karya Prima Industry Tbk. AKPI √ √ √ x -

71. Asiaplast Industries Tbk APLI √ √ √ x -

72. Berlina Tbk. BRNA √ √ √ x -

73. Titan Kimia Nusantara Tbk. FPNI √ √ x -

74. Champion Pasific Indonesia Tbk. IGAR √ √ √ x -

75. Indopoly Swakarsa Industry Tbk. IPOL √ √ √ x -

76. Sekawan Intipratama Tbk. SIAP √ √ √ x -

77. Siwani Makmur Tbk. SIMA √ √ √ √ Sampel 4

78. Trias Sentosa Tbk. TRST √ √ √ x -

79. Yana Prima Hasta Persada Tbk. YPAS √ √ √ x -

80. Charoen Pokphand Indonesia

Tbk. CPIN √ √ √ x -

81. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. JPFA √ √ √ x -

82. Malindo Feedmill Tbk. MAIN √ √ √ x -

83. Siearad Produce Tbk. SIPD √ √ x x -

84. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. SULI √ √ √ √ Sampel 5

85. Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT √ √ √ x -

86. Alkindo Naratama Tbk. ALDO √ √ x x -

87. Fajar Surya Wisesa Tbk. FASW √ √ √ x -

88. Indah Kiat Pulp & paper Tbk. INKP √ √ √ × -

89. Toba Pulp Lestari Tbk. INRU √ √ √ × -

90. Kertas Basuki Rachmat Indonesia

Tbk. KBRI √ √ √ √ Sampel 6

91. Surabaya Agung Industri Pulp &

Kertas Tbk. SAIP √ √ √ × -

92. Suparma Tbk. SPMA √ √ √ x -

93. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. TKIM √ √ √ x -

94. Astra International Tbk. ASII √ √ √ x -

95. Astra Auto Part Tbk. AUTO √ √ √ x -

96. Indo Kordsa Tbk. BRAM √ √ √ x -

97. Goodyear Indonesia Tbk. GDYR √ √ √ x -

98. Gajah Tunggal Tbk. GJTL √ √ √ x -

99. Indomobil Sukses International

Tbk. IMAS √ √ √ x -

100 Indospring Tbk. INDS √ √ √ x -

101 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN √ √ √ x -

102 Multistrada Arah Sarana Tbk. MASA √ √ √ x -

103 Nipress Tbk. NIPS √ √ √ x -

104 Prima alloy steel Universal Tbk. PRAS √ √ √ x -

105 Selamat Sempurna Tbk. SMSM √ √ √ x -

106 Polychem Indonesia Tbk. ADMG √ √ √ x -


(2)

108 Centex Tbk – Saham Seri B. CNTB √ √ √ x -

109 Centex Tbk. CNTX √ √ √ √ Sampel 8

110 Eratex Djaya Tbk. ERTX √ √ √ √ Sampel 9

111 Ever Shine Textile Industry Tbk. ESTI √ √ √ x -

112 Pan Asia Indosyntec Tbk. HDTX √ √ √ x -

113 Indo Rama Synthetic Tbk. INDR √ √ √ x -

114 Karwell Indonesia Tbk. KARW √ √ √ √ Sampel 10

115 Apac Citra Centertex Tbk. MYTX √ √ √ √ Sampel 11

116 Pan Asia Filament Inti Tbk. PAFI √ √ √ √ Sampel 12

117 Pan Brothers Tbk. PBRX √ √ √ x -

118 Asia Pasific Fibers Tbk. POLY √ √ √ x -

119 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY √ √ √ x -

120 Sunson Textile Manufacturer Tbk. SSTM √ √ √ x -

121 Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT √ √ √ x -

122 Unitex Tbk. UNTX √ √ √ √ Sampel 13

123 Primarindo Asia Infrastructure

Tbk. BIMA √ √ √ x -

124 Surya Intrindo Makmur Tbk. SIMM √ √ √ √ Sampel 14

125 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI √ √ √ x -

126 Jembo Cable Company Tbk. JECC √ √ √ x -

127 KMI Wire and Cable Tbk. KBLI √ √ √ x -

128 Kabelindo Murni Tbk. KBLM √ √ √ x -

129 Supreme Cable Manufacturing

and Commerce Tbk. SCCO √ √ √ x -

130 Voksel Electric Tbk. VOKS √ √ √ x -


(3)

LAMPIRAN 2

HASIL REGRESI LOGISTIK PENGUJIAN

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .175 .096 1.821 .076

Reputasi Auditor -.076 .123 -.072 -.616 .541

ROA .002 .001 .227 2.121 .040

DER .005 .004 .139 1.289 .205

Opini Audit Tahun Sebelumnya

.673 .117 .671 5.772 .000

a. Dependent Variable: Going Concern Opinion Audit

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 45 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 45 100.0

Unselected Cases 0 .0


(4)

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 45 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 45 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 45 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original

Value Internal Value

.00 0

1.00 1

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables RA 4.447 1 .035

ROA 1.208 1 .272

DER 1.307 1 .253

OS 21.369 1 .000


(5)

Chi-Square Test

Test Statistics

Reputasi Auditor ROA DER

Opini Audit Tahun Sebelumnya

Going Concern Opinion Audit

Chi-Square 5.000a .000b .956c .200a .022a

df 1 44 43 1 1

Asymp. Sig. .025 1.000 1.000 .655 .881

a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 22,5.

b. 45 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,0.

c. 44 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,0.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a RA .054 3.361

ROA .994 1.031

DER .977 1.193


(6)

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a RA .054 3.361

ROA .994 1.031

DER .977 1.193

OS 5.896 322.402

a. Variable(s) entered on step 1: RA, ROA, DER, OS.

Correlation Matrix

Constant RA ROA DER OS

Step 1 Constant 1.000 -.475 -.062 -.221 -.714

RA -.475 1.000 -.025 -.411 .097

ROA -.062 -.025 1.000 .129 .153

DER -.221 -.411 .129 1.000 .370

OS -.714 .097 .153 .370 1.000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

4 72 106

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

PENDAHULUAN Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Ukuran Perusahaan Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).

0 2 8

Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1. Pengertian Auditing - Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 0 23

Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 0 8

Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 0 11