RENCANA KESEPAATAN (MEMORANDUM) RENCANA INVESTASI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB RENCANA KESEPAATAN (MEMORANDUM) RENCANA INVESTASI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

  8

8.1 Ringkasan Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota

8.1.1 Umum

  Pembangunan merupakan suatu proses perubahan struktural yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Besarnya kompleksitas permasalahan pembangunan akibat terus bertambahnya tantangan, dinamika lingkungan internal maupun eksternal, serta adanya pergeseran standar atau ukuran-ukuran mengenai kualitas hidup dan kesejahteraan sebagai suatu kondisi ideal yang ingin diwujudkan menyebabkan upaya pembangunan menjadi suatu proses yang harus terus berlanjut dan tidak pernah berakhir.

  Sementara itu sejalan dengan diterapkannya otonomi daerah, maka beban dan tanggung jawab Pemerintah Daerah menjadi semakin berat dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat serta peningkatan kualitas pelayanan publik bersamaan dengan semakin luasnya kewenangan daerah. Di sisi lain, daerah dihadapkan pada berbagai kendala dalam pelaksanaan otonominya antara lain terbatasnya ketersediaan sumberdaya pembangunan terutama sumberdaya finansial

  Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah harus memiliki arah yang jelas. Arah Kebijakan Pembangunan disusun berdasarkan analisis kebutuhan pembangunan di daerah dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat, kondisi dan kemampuan daerah, termasuk kinerja pelayanan pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya. Arah Kebijakan Pembangunan ini selanjutnya menjadi instrumen (pedoman) perencanaan bagi seluruh stakeholder pembangunan di daerah. Oleh karenanya, penting bagi Pemerintah Daerah menyusun Arah Kebijakan Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat pernyataan-pernyataan Kebijakan Pembangunan selama lima tahun.

8.1.2 Rencana Struktur Kota

  Setiap wilayah yang ada di Kabupaten Purbalingga memiliki potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan dan kegiatan sosial ekonomi yang beragam. Dalam rangka mengurangi kesenjangan perkembangan tiap wilayah, maka diperlukan adanya intervensi yang dapat memberikan fungsi dan peran yang jelas untuk setiap wilayah sesuai dengan potensi, hambatan dan tantangannya dalam bentuk suatu rencana struktur yang mempunyai hirarki keruangan. Rencana struktur yang dikembangkan tersebut akan mengoptimalkan masing-masing wilayah sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan antara wilayah satu terhadap wilayah yang lainnya.

  Rencana struktur tata ruang mewujudkan hirarki pusat pelayanan wilayah meliputi sistem pusat- pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat permukiman, hirarki sarana dan prasarana, serta sistem jaringan jalan. Rencana struktur tata ruang yang ditetapkan adalah struktur ruang yang mampu mencapai tujuan :

  1. Mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Purbalingga;

  2. Menyelaraskan antara perkembangan penduduk dan kebutuhan kelengkapan sarana dan prasarana pada setiap wilayah;

  3. Mengoptimalkan keterbatasan ketersediaan sumberdaya yang ada, baik sumberdaya manusia, alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya pembiayaan;

  4. Pemecahan persoalan pengembangan wilayah; 5. Mewujudkan aspirasi masyarakat.

  Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah Kabupaten Purbalingga yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhirarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah terutama jaringan transportasi. Pusat kegiatan wilayah Kabupaten Purbalingga merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas PKL, PKLp, PPK dan PPLn.

  Struktur Tata Ruang Kabupaten Purbalingga dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kawasan yang dikembangkan menjadi hirarki pertama dan memiliki skala pelayanan untuk kegiatan tingkat regional Kabupaten Purbalingga.

   Kawasan Perkotaan Purbalingga  Kawasan Perkotaan Bobotsari

  2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yaitu Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang diprediksi dan dipromosikan tumbuh sebagai PKL baru dengan skala pelayanan untuk beberapa wilayah kecamatan

   Kawasan IKK Padamara,  Kawasan IKK Mrebet,

   PPL Picung, Desa Krangean Kecamatan Kertanegara  PPL Tunjungmuli Kecamatan Karangmoncol

   PPL Kutabawa Kecamatan Karangreja  PPL Purbayasa Kecamatan Padamara

   PPL Kutawis di Kecamatan Bukateja  PPL Makam di Kecamatan Rembang

  4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu Pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa

   Kawasan IKK Karangjambu,  Kawasan IKK Kalimanah.

   Kawasan IKK Pengadegan,

   Kawasan IKK Kutasari,

   Kawasan Perkotaan Bukateja  Kawasan Perkotaan Rembang.

   Kawasan IKK Kejobong,

   Kawasan IKK Karangreja,  Kawasan IKK Kemangkon,

   Kawasan IKK Karangmoncol,

   Kawasan IKK Karanganyar,

   Kawasan IKK Kaligondang,  Kawasan IKK Bojongsari,

   Kawasan IKK Kertanegara,

  3. Pusat Pelayanan Kawasan (PKK) yaitu Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa

   PPL Bedagas Kecamatan Pengadegan

   PPL Bandingan Kecamatan Kejobong

8.1.3 Rencana Penggunaan Lahan

  Berdasarkan Kepmenkimpraswil Nomor : 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, pengertian dari rencana pola pemanfaatan ruang adalah rencana yang menggambarkan letak, ukuran dan fungsi dari kegiatan-kegiatan lindung dan budidaya. Substansi dari rencana pola pemanfaatan ruang meliputi batas-batas kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya (kawasan lindung dan kawasan budidaya). Rencana pemanfaatan ruang di Kabupaten Purbalingga dirinci menurut kriteria jenis kawasan, yang secara garis besar terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Sedangkan kebijaksanaan yang diterapkan dalam pemanfaatan lahan Kabupaten Purbalingga adalah :

  1. Mengendalikan intensitas dan penyebaran setiap jenis penggunaan lahan, dengan menetapkan kawasan ruang terbangun sebesar 65% dengan penyebaran intensitas yang berbeda-beda pada setiap unit pengembangan sesuai dengan karakteristik setempat.

  2. Mengembangkan jenis penggunaan lahan sesuai dengan potensi dan perkembangan fungsi serta perannya dengan mempertahankan penggunaan lahan untuk kegiatan agraris maupun lainnya dengan memperhatikan aspek fisik, sosial dan ekonomi baik untuk skala kabupaten maupun yang lebih luas.

3. Mengurangi atau menyebarkan konsentrasi kegiatan di pusat wilayah pengembangan dengan mengembangkan lahan-lahan di bagian utara dan timur Kabupaten Purbalingga.

  4. Mempertegas lokasi lahan-lahan untuk penggunaan yang mempunyai pelayanan tingkat kawasan, kota maupun regional untuk mendukung terciptanya efisiensi dan efektifitas transportasi baik pada jaringan kota maupun regional.

Bab 8| 5

8.1.4 Penetapan Kawasan Strategis

  Kawasan Strategis adalah kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam pembangunan wilayah 20 tahun ke depan, dan/atau dengan pertimbangan

  • – pertimbangan seperti :

  1. Memiliki kegiatan-kegiatan ekonomi yang sangat besar kontribusinya terhadap perekonomian wilayah secara keseluruhan, atau

  2. Memiliki nilai historis budaya yang harus dilestarikan, atau

  3. Memiliki nilai-nilai ekologis yang sangat besar pengaruhnya terhadap keseluruhan wilayah wilayah sehingga harus dipertahankan & dijaga kelestariannya, atau

  4. Memiliki nilai kepentingan pertahanan & keamanan yang harus dijaga, atau

  5. Sangat tertinggal perkembangannya sehingga harus diberi perlakuan khusus agar dapat sejajar dengan bagian wilayah lainnya, atau

  6. Memiliki kekhususan lainnya

  Berikut arahan penetapan kawasan strategis di Kabupaten Purbalingga berdasarkan arahan dari RTRW kabupaten Purbalingga Tahun 2011

  • – 2031.

1. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi

  Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi adalah wilayah yang pertumbuhannya cepat ditinjau dari indikator perkembangan aktivitas beserta sarana prasarana penunjang. Kawasan pertumbuhan cepat di Kabupaten Purbalingga diindikasikan oleh tingginya perkembangan kawasan permukiman, perubahan fungsi serta kecenderungan pergeseran pusat-pusat aktivitas penduduk bercirikan perkotaan. Beberapa segmen kawasan pertumbuhan cepat di Kabupaten Purbalingga antara lain:

  a. kawasan PKL;

  b. kawasan PKLp;

  c. kawasan agropolitan Bungakondang;

  d. kawasan agropolitan Lereng Gunung Slamet; dan e. kawasan minapolitan. Karakteristik perkembangan kawasan startegis tersebut diuraikan sebagai berikut:

  a. Kawasan PKL meliputi Perkotaan Purbalingga dan Perkotaan Bobotsari. Perkotaan Purbalingga sebagai Ibukota Kabupaten mengalami pertumbuhan skala pelayanan fasilitas perkotaan dengan skala pelayanan regional. Beberapa segmen cepat berkembang di Perkotaan Purbalingga antara lain:

  • Koridor Jalan Sudirman sampai taman alun alun Kota dan Jalan Mayong Kia Kia yang tumbuh sebagai jalur pejalan kaki kota (city walk);
  • Koridor Jalan Sukarno Hatta yang menghubungkan terminal kota sampai perempatan Kedung Menjangan sebagai jalur lingkar kota mengalami alih fungsi lahan secara cepat;
  • Jalan Kalikabong menuju Sirongge yang menghubungkan terminal hingga RSU Kabupaten Purbalingga tumbuh sebagai kawasan sentra kuliner;
  • Kawasan SEGAMAS (segitiga emas) yang berkembang sebagai pusat perdagangan dan jasa Kabupaten Purbalingga.
  • Kawasan Perkotaan Bobotsari yang tumbuh sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa.

  b. Kawasan PKLp meliputi Perkotaan Bukateja dan Perkotaan Rembang. Kawasan ini memiliki potensi yang cukup berkembang dan diperkirakan pada akhir tahun perencanaan akan menjadi PKL seperti Perkotaan Purbalingga dan Perkotaan Bobotsari.

  c. Kawasan strategis agropolitan BUNGAKONDANG meliputi wilayah Kecamatan Bukateja, Kecamatan Pengadegan, Kecamatan Kejobong dan Kecamatan Kaligondang.

  d. Kawasan agopolitan lereng Gunung Slamet meliputi wilayah Kecamatan Karangreja, Kecamatan Mrebet, Kecamatan Bojongsari dan Kecamatan Kutasari.

  e. kawasan minapolitan meliputi sentra pengembanga perikanan di lokasi berikut:

  • Kelurahan Kembaran Kulon berada di Kecamatan Purbalingga;
  • Desa Manduraga berada di Kecamatan Kalimanah;
  • Desa Kalitinggar Kidul dan Desa Gemuruh berada di Kecamatan Padamara;
  • Desa Kutasari berada di Kecamatan Kutasari;
  • Desa Kajonan berada di Kecamatan Bojongsari; dan - Desa Mangunegara berada di Kecamatan Mrebet.

2. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya

  Kawasan strategis sosio kultural merupakan kawasan perlindungan benda-benda purbakala yang perlu dilakukan pembatasan pengembangan untuk menjaga kelestarian kawasan. Kawasan strategis sosio kultural di Kabupaten Purbalingga meliputi wilayah :

  a. Petilasan Ardi Lawet Desa Panusupan berada di Kecamatan Rembang;

  b. Situs Bandagai berada di Kecamatan Karangjambu;

  c. Situs Mujan berada di Kecamatan Bobotsari;

  d. Situs Batu Menhier berada di Kecamatan Karanganyar;

e. Situs Batu gelang berada di Kecamatan Kertanegara; dan f. Situs Batu Putin, Situs Onje, dan Situs Batu Tulis Cipaku berada di Kecamatan Mrebet.

  Pada kawasan zona inti diperlukan pengaturan yang ketat untuk mengendalian kerusakan lapisan tanah yang dimungkinkan ditemukan sebaran fosil. Termasuk kategori kawasan strategis sosio kultural adalah kawasan Ardi Lawet, Situs Onje, Situs Mujan, Situs Bandagai, Situs Batu Menhier, Situs Batu Gilang, Situs Batu Putin dan Situs Batu Tulis Cipaku, yang perlu dilestarikan kualitas bangunan, situs dan aktivitas budaya setempat.

3. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

  Kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup berupa kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu-Bogowonto yang ada di wilayah Kabupaten Purbalingga. Kawasan ini terdiri atas 3 sub DAS, antara lain: Sub DAS Klawing, Sub DAS Pekacangan; dan Sub DAS Serayu Hilir.

Bab 8| 9

8.2 Ringkasan Program Prioritas Infrastruktur

  Rencana Induk Sistem/ Masterplan Infrastruktur menguraikan rencana kebutuhan pengembangan dan pembangunan infrastruktur secara rinci sebagai pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

  Fungsi Masterplan Infrastruktur diharapkan dapat mendorong Pemerintah Kabupaten Purbalingga untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur secara terarah dan terencana dalam kurun waktu selama 10-20 tahun. Selain itu, Masterplan Infrastruktur dapat digunakan dalam menyusun Rencana Tata Ruang Kabupaten Purbalingga yang mempertimbangkan keadilan, demokratis, dan keberlanjutan bagi kehidupan masyarakat luas, sehingga pembangunan infrastruktur dapat mendorong daerah mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, Masterplan Infrastruktur dapat dijadikan dasar dalam menyusun Rencana Investasi Prasarana dan Sarana Kabupaten Purbalingga.

  Program pembangunan prasarana sarana dasar menguraikan tentang gambaran kebutuhan ideal pembangunan PSD secara keseluruhan untuk wilayah Kabupaten Purbalingga dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) dan mengantisipasi kebutuhan pengembangan (development needs). Kebutuhan investasi untuk pengembangan sarana dan prasarana dasar Keciptakaryaan di Kabupaten Purbalingga meliputi:

  1. Air Minum Pengembangan bidang air minum di wilayah Kabupaten Purbalingga dapat dilaksanakan dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dapat melayani kebutuhan penduduk, antara lain:  Penyusunan master plan air minum untuk memonitoring sejauh mana penyediaan dan pelayanan air minum bagi penduduk.

   Peningkatan akses air minum perpipaan melalui pelayanan perkotaan dan perdesaan

   Penyediaan prasarana sarana air minum bagi daerah yang belum memiliki sistem baru

   Penyediaan prasarana sarana air minum bagi daerah yang rawan kekeringan  Pengembangan SPAM IKK yang sudah memiliki sistem lama

  2. Persampahan Pengolahan sampah secara komunal sebaiknya dimulai dari sumber timbulan sampah dengan memilah sampah organik dan sampah organik. Pengelolaan sampah yang membutuhkan penanganan yang intensif dan biaya yang tinggi adalah sampah perkotaan. Penyediaan sarana dan prasarana persampahan sangat dimungkinkan selalu dibutuhkan karena kemungkinan beban pengelolaan terhadap sampah perkotaan yang belum terangkut dan terolah sangat tinggi. Identifikasi kebutuhan yang harus terlayani meliputi:

  a. Perlu adanya kampanye terhadap masyarakat untuk meminimkan produksi timbulan sampah dengan mengelola sampah dengan sistem Reuse, Reduce dan Recycle. Salah satunya pemilahan sampah organik menjadi kompos dan sampah organik dapat dimanfaatkan lagi ataupun di daur ulang.

  b. Peningkatan kelembagaan terhadap instansi yang terkait dengan pengelolaan persampahan di Kabupaten Purbalingga.

  c. Penambahan kemampuan SDM dan Sarana Prasarana Penunjang, berupa sarana pengumpulan dan sarana pengangkutan.

  d. Pengolahan TPA dari sistem Open Dumping menjadi Sanitary Landfill disertai dengan DED Kinerja TPA dan Revitalisasi TPA.

3. Drainase

  Program yang perlu dilakukan dalam perencanaan prasarana drainase adalah:

  a. Peningkatan pemanfaatan jaringan drainase yang sudah ada

  b. Perbaikan untuk jaringan drainase yang mengalami kerusakan dengan pembersihan gorong- gorong dan fasilitas pintu air, pengerukan sungai.

  c. Pembangunan jaringan drainase baru untuk menampung aliran air dari air hujan dan permukiman penduduk yang semakin meningkat.

  4. Permukiman Identifikasi kebutuhan bagi pengembangan permukiman di wilayah Kabupaten Purbalingga sangat terkait dengan PSD Perumahan dan Permukiman dengan pembangunan jalan poros desa, saluran, jalan lingkungan dan jembatan, serta sarana sanitasi dan kebutuhan air minum skala kawasan permukiman.

  5. Bangunan dan Lingkungan Identifikasi kebutuhan berkaitan dengan penanganan terhadap aset-aset budaya serta pembangunan Ruang Terbuka Hijau disertai dengan Perda Bangunan Gedung.

8.3 Pengaturan dan Mekanisme Pelaksanaan

  Berdasarkan Undang

  • – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah ditetapkan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah propinvinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota. Penyediaan Infrastruktur permukiman menjadi kewenangan wajib bagi pemerintah Kabupaten, sehingga sehingga lebih mendekatkan antara pengambil kebijakan dengan masyarakat pengguna infrastruktur permukiman.

  Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi tersebut, kami menyadari bahwa diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan infrastruktur permukiman secara komprehensif yang terintegrasi baik dalam kontek kewilayahan maupun dalam keterkaitannya dengan pengembangan sektor lain dalam konstelasi pembangunan Regional dan nasional yang berkelanjutan. Untuk itu, kami menyepakati untuk melakukan kesepakatan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya pada tahun 2013

  • – 2017. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari …………………. Tanggal ......................... 2012, kami sepakat untuk saling mendukung dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang PU/Cipta Karya pada tahun 2013 – 2017 sebagaimana terlampir.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya ini pada dasarnya dapat dilanjutkan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan yang ada pada tahun