Panduan Berinteraksi dengan guru Penyandang

Etiket Berinteraksi
dengan Penyandang Cacat
Panduan dalam Berinteraksi
dengan Penyandang Cacat
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Etiket Berinteraksi dengan Penyandang Cacat
Judul asli

: DISABILITY ETIQUETTE
Tips on Interacting with People with Disabilities

Penerjemah

: Indro Suprobo

Ilustrator

: Iwank


Lay out

: Tri Yudianto

Diedit oleh

:

Produksi Materi ini didukung oleh:
Departemen Bantuan Kemanusiaan Komisi Eropa
(ECHO), merupakan salah satu pemberi dana terbesar
di dunia untuk kegiatan-kegiatan operasi bantuan
kemanusiaan. Melalui program kesiapan bencananya
( DIPECHO) Uni Eropa membantu masyarakat miskin
yang tinggal di kawasan-kawasan yang rentan terhadap bencana di
dunia dalam upaya untuk mengurangi dampak dari bencana-bencana
alam terhadap kehidupan dan penghidupan mereka.
Buku panduan ini diterjemahkan dari buku Disability Etiquette: Tips on Interacting with
People with Disabilities yang diterbitkan oleh United Spinal Association. United Spinal

Association adalah organisasi nirlaba yang berpusat di New York, USA. Organisasi ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup semua individu yang mengalami cidera
sumsum tulang belakang, penyakit pada sistem syaraf yang mempengaruhi otak dan
sumsum tulang belakang, sindrom pasca polio, Spina Biida, dan Amyotrophic Lateral
Sclerosis (ALS). Untuk informasi lebih lanjut silahkan mengunjungi website: www.
unitedspinal.org.
Diadaptasi dan diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia oleh
Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) dan Handicap International-Indonesia (HI). ASB dan
HI memprakarsai produksi ulang. Adaptasi dan penggunaan terjemahan ini untuk
kepentingan pendidikan dan non-proit hanya dengan seizin ASB dan/atau HI serta
sepengetahuan United Spinal Association, ASB, HI dan seluruh donor.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

PENDAHULUAN

P


enyandang cacat dari semua kelompok
umur hidup di setiap wilayah dan kelompok
masyarakat di Indonesia. Mereka

merupakan bagian dari semua suku, kelas sosial,
budaya, dan agama di negara ini. Dalam lingkungan
masyarakatnya, mereka seharusnya memanfaatkan
fasilitas umum di sekolah-sekolah, tempat kerja,
pusat perbelanjaan, lingkungan rumah, transportasi
umum dan kantor-kantor pemerintah. Pengguna
kursi roda, pengguna tongkat, dan pengguna bahasa
isyarat, serta orang-orang yang mengalami cacat
mental (atau tunagrahita) seharusnya menjadi
bagian yang wajar dari dunia kita.
Dalam kenyataannya, sebagian besar penyandang
cacat tak terlihat di masyarakat. Kendala lingkungan
isik menghalangi akses orang-orang dengan
cacat tubuh (atau tunadaksa) ke ruang publik dan
membatasi ruang gerak mereka. Kendala teknologi
menghalangi orang-orang yang mengalami cacat

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



pendengaran (atau tunarungu) dan cacat penglihatan
(atau tunanetra) untuk berkomunikasi. Kendala sosial
dalam bentuk sikap dan tindakan menunjukkan,
secara eksplisit ataupun implisit, bahwa kehadiran
penyandang cacat tidak diterima ataupun bahwa
mereka dianggap kurang mampu dibanding orang lain.
Pada tanggal 30 Maret 2007, pemerintah Indonesia
mengambil langkah penting dalam memperkuat
komitmen bangsa Indonesia untuk memajukan
hak-hak asasi penyandang cacat dengan
menandatangani naskah Konvensi PBB tentang Hakhak Penyandang Cacat (Convention on the Rights
of Persons with Disabilities). Konvensi tersebut
mengakui bahwa:
“... Kecacatan adalah hasil dari interaksi antara
orang-orang yang tidak sempurna secara isik dan
mental dengan hambatan-hambatan lingkungan

yang menghalangi peran serta (partisipasi) mereka di
dalam masyarakat…”
Kami berharap buku panduan ini akan membantu
pemecahan hambatan-hambatan sikap yang
dihadapi oleh penyandang cacat dalam kehidupan



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

sehari-harinya. Buku panduan ini menyajikan
beberapa kiat-kiat yang dapat Anda lakukan untuk
memajukan partisipasi penyandang cacat dalam
masyarakat Anda. Jika Anda tidak yakin terhadap
apa yang harus dilakukan. Dan jika Anda tidak
yakin mengenai apa yang harus Anda lakukan
atau katakan kepada seorang penyandang cacat,
bertanyalah padanya secara langsung bagaimana
mereka ingin diperlakukan.
MeMastikan adanya aksesibilitas

Disamping bagaimana kita bersikap terhadap
penyandang cacat, aksesibilitas isik dan komunikasi
akan sangat membantu interaksi antara penyadang
cacat dengan mereka yang bukan penyandang
cacat. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan
penyandang cacat dengan berbagai jenis kecacatan
ketika mencoba memeriksa dan memastikan apakah
situasi atau lokasi tertentu aksesibel. Ingatlah bahwa
penyadang cacat dengan suatu jenis kecacatan
mungkin tidak bisa berbicara mengenai kebutuhan
aksesibilitas dari peyandang cacat dengan jenis
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



kecacatan yang lain. Apa yang aksesibel bagi
tunanetra tidak akan aksesibel bagi seseorang yang
menggunakan kursi roda. Kebutuhan dari seorang
penyandang cacat sering kali sangat spesiik bukan
karena jenis kecacatannya, tetapi juga karena

tingkat kecacatannya dan juga jenis alat bantu yang
digunakan, sehingga mungkin kebutuhan antara
penyandang cacat dengan jenis kecacatan yang sama
akan memiliki kebutuhan yang berbeda. Seseorang
yang tidak dapat menggunakan lengannya akan
memiliki kebutuhan yang berbeda dengan mereka
yang tidak dapat menggunakan kakinya. Seseorang
dengan polio akan memiliki kebutuhan yang berbeda
tergantung kepada tingkat polionya, dan apakah dia
memakai kruk atau kursi roda.
Setiap kecacatan mungkin membatasi kemampuan
seseorang untuk bergerak atau berkomunikasi
dengan cara yang berbeda. Cara untuk mengatasi
keterbatasan tersebut adalah dengan menanyakan
langsung kepada orang tersebut kebutuhan seperti
apa yang diperlukannya untuk bergerak atau
berkomunikasi.




ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

DAftAr IsI
Pendahuluan..............................................................3
Hal-hal Dasar.............................................................8
Petunjuk Penggunaan Istilah...................................12
Pengguna Kursi Roda atau Orang dengan
Keterbatasan Mobilitas................................... .........17
Tunanetra atau Orang dengan
Kesulitan Penglihatan..............................................24
Tunarungu atau Orang dengan
Kesulitan Pendengaran ..........................................31
Orang yang Mengalami Kesulitan Bicara
(Tunawicara).............................................................39
Orang Bertubuh Pendek..........................................40
Orang dengan Kelayuhan Otak (Cerebral Palsy) ....42
Gagap Wicara (Tourette Syndrome)........................44
Orang yang Tampak ‘Berbeda’ ................................45
Kelainan yang Tidak Terlihat....................................46
Epilepsi (Seizure Disorder) ......................................47

HIV dan AIDS.........................................................50
Kelainan Psikis (Gangguan Mental).........................51
Kelainan Kognitif:
• Tunagrahita............................................................53
• Kesulitan Belajar....................................................55
Prosedur Tanggap Darurat.......................................57
Penutup....................................................................59
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



HAL-HAL DAsAr
beRtanyalaH dUlU sebelUM anda
MeMbantU
Hanya karena seseorang tersebut adalah
penyandang cacat, janganlah beranggapan bahwa
ia membutuhkan pertolongan. Apabila lingkungannya
aksesibel, penyandang cacat biasanya dapat
melakukan segala sesuatu dengan baik. Seorang
penyandang cacat dewasa mengharapkan dirinya

diperlakukan sebagai pribadi yang mandiri. Tawarkan
bantuan hanya ketika Anda melihat seseorang
tersebut tampak membutuhkannya. Apabila ia
memerlukan bantuan, bertanyalah bagaimana Anda
dapat membantunya sebelum Anda melakukannya.
Peka teRHadaP kOntak Fisik
Beberapa penyandang cacat bergantung kepada
kedua tangan mereka untuk menjaga keseimbangan.
Memegang kedua tangannya – walaupun
Anda bermaksud membantunya – justru dapat
membuatnya kehilangan keseimbangan. Hindarilah



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

menepuk kepala seseorang atau memegangi kursi
rodanya, skuter atau tongkatnya. Penyandang cacat
menganggap alat bantu mereka sebagai bagian dari
hal personal mereka.

PeRtiMbanGkanlaH
sebelUM anda beRbiCaRa
Hendaknya Anda berbicara langsung kepada
penyandang cacat, bukan kepada pendampingnya
atau penerjemah bahasa isyaratnya. Bercakapcakap ringan dengan penyandang cacat merupakan
hal yang baik, berbicaralah kepadanya sebagaimana
apa yang Anda lakukan juga kepada orang lain.
Hormatilah privasinya. Apabila Anda bertanya
tentang kecacatannya, ia mungkin akan merasa
Anda memperlakukannya sebagai orang cacat,
bukan sebagai manusia. (Namun demikian banyak
penyandang cacat merasa nyaman terhadap rasa
ingin tahu anak-anak yang alami dan tidak merasa
keberatan ketika seorang anak menanyakan sesuatu
kepadanya).

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



“Jadi Paul akan
masuk universitas
tahun ini?”
“Saya yakin
saya ini Paul
dan saya ada
di sini”

“Paul, jadi
kamu akan
masuk
universitas
tahun ini ?”

“Yah, saya
pikir jika saya
mulai mendaftar
sekarang, saya
semestinya
berada di sana
pada bulan
september”

Berbicaralah langsung kepada penyandang
cacat, bukan kepada pendampingnya atau
penerjemah bahasa isyaratnya.

0

ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

JanGan beRasUMsi
Para penyandang cacat adalah pengambil keputusan
terbaik mengenai apa yang dapat maupun yang
tidak dapat mereka lakukan. Janganlah mengambil
keputusan untuk mereka mengenai bagaimana
mereka terlibat dalam aktivitas tertentu. Dalam
situasi tertentu, mengabaikan seseorang karena
berasumsi tentang keterbatasannya dapat menjadi
pelanggaran terhadap hak penyandang cacat.
MenanGGaPi PeRMintaan
denGan RaMaH
Ketika seorang penyandang cacat menanyakan
suatu pelayanan di perusahaan Anda, itu bukanlah
sebuah keluhan. Itu justru menunjukkan bahwa ia
merasa cukup nyaman di perusahaan Anda untuk
menyatakan apa yang ia butuhkan. Apabila ia
mendapatkan tanggapan yang positif, barangkali ia
akan kembali lagi dan menceritakan kepada temantemannya tentang pelayanan bagus yang ia terima.

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



PetUnJUk tentanG
PenGGUnaan istilaH
Bahasa berkembang terus-menerus, dan hal itu
termasuk bahasa yang berhubungan dengan para
penyandang cacat/difabel. Mengikuti perkembangan
bahasa yang terakhir penting, hal ini tidak berarti
menunjukkan bahwa Anda “benar secara politis”
tetapi untuk menggunakan bahasa tersebut dalam
komunikasi secara efektif dan dengan benar. Apa
yang Anda ucapkan dan tulis bisa meningkatkan
martabat penyandang cacat atau sebaliknya tanpa
sengaja mencerminkan prilaku/sikap dengan
pandangan miring dan negatif.
Beberapa kata dan frasa tidak mengenal cakupan
yang luas mengenai kemampuan penyandang cacat.
Para penyandang cacat tidak butuh atau tidak ingin
dikasihani, tidak seharusnya mereka dianggap
“berani” atau “istimewa” apabila mereka berhasil
menyelesaikan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari.1
1

King County, Kantor Hak Asasi Manusia, Etiket dan Bahasa
Kecacatan.Sumber: http://www.metrokc.gov/dias/ocre/etiquette.htm



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

Gunakanlah istilah “penyandang cacat” daripada
“orang cacat” atau “para penyandang cacat”
daripada “mereka yang cacat”. Untuk jenis kecacatan
tertentu, akan lebih baik apabila menggunakan istilah
“tunanetra” daripada “orang buta”. Namun, setiap
orang memiliki kenyamanannya sendiri. Apabila
Anda tidak yakin tentang istilah apa yang sebaiknya
digunakan, silahkan bertanya.
Hindarilah istilah-istilah lama seperti “orang cacat”
atau “orang pincang”. Perlu disadari bahwa para
penyandang cacat tidak menyukai istilah-istilah
eufemisme (‘memperhalus’) seperti “terhalang
secara isik” dan “kemampuan berbeda”.
Gunakanlah istilah “pengguna kursi roda” daripada
“yang tak bisa meninggalkan kursi roda” atau
“tergantung dengan kursi roda”. Kursi roda adalah
alat yang membuat seseorang mampu bergerak
bebas dan berpartisipasi dalam masyarakat; kursi
roda itu membebaskan, bukan mengikat.

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Berkaitan dengan bentuk kecacatan apapun,
hindarilah istilah yang negatif atau menjatuhkan
seperti “korban” atau “penderita”. Gunakanlah kata
“orang dengan AIDS (ODHA)” daripada “korban
AIDS” atau “penderita AIDS”.
Boleh saja menggunakan ekspresi-ekspresi idiomatik
ketika berbicara dengan penyandang cacat. Misalnya
mengatakan “sungguh senang berjumpa dengan
Anda” atau “sampai jumpa lagi” kepada tunanetra
merupakan hal yang sangat dapat diterima; mereka
juga menggunakan eksperesi-ekspresi seperti
ini setiap saat. Banyak tunarungu berkomunikasi
menggunakan bahasa isyarat dan menganggap diri
mereka sendiri sebagai anggota kelompok budaya
dan bahasa minoritas. Mereka selalu menyebut diri
mereka sebagai tunarungu dan mungkin terluka
hatinya oleh istilah “terhalang pendengarannya”.
Orang lain barangkali tidak keberatan dengan istilah
itu, namun pada umumnya lebih sopan menyebut
orang yang kehilangan pendengaran tetapi masih
dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

percakapan dengan istilah “sulit mendengarkan” dan
untuk orang yang kehilangan pendengaran sama
sekali dengan istilah “tunarungu”.
Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan
istilah:
Istilah yang tidak sesuai

Istilah yang sesuai

Orang normal, sehat,

Orang tanpa kecacatan

sempurna
Pengguna kursi
Terikat dengan kursi

roda, orang yang

roda, terbatas geraknya

menggunakan sebuah

pada sebuah kursi roda

kursi roda, orang dengan
kursi roda
Tempat parkir yang

Tempat parkir bagi orang

aksesibel bagi

cacat

penyandang cacat
Orang yang mengalami

Korban cerebral palsy,

kelayuhan otak (cerebral

kejang

palsy)

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Orang yang mengalami
Penderita Epilepsi

epilepsi, orang yang
mengalami gangguan/
serangan mendadak

Orang terbelakang,

Orang yang mengalami

orang tolol, idiot

gangguan intelektual

Penderita Down’s

Orang yang mengalami

person, mongoloid

Down Syndrome

Pelajar yang mengalami Pelajar yang mengalami
keterbelakangan

kesulitan khusus dalam
belajar
Orang yang pendek,

Orang kerdil, cebol

orang yang kecil, orang
bertubuh pendek
Orang yang mengalami

Penderita “paraplegi” ,

paraplegi, orang yang

“quadraplegi”

mengalami cedera
tulang belakang
Orang yang mengalami

Cacat lahir



kelainan sejak lahir

ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

OrANG YANG MENGGUNAKAN KUrsI rODA
AtAU YANG MEMILIKI KEsULItAN MOBILItAs

O

rang-orang yang menggunakan kursi
roda memiliki jenis kecacatan yang
berbeda-beda serta kemampuan yang

beragam pula. Beberapa di antara mereka dapat
menggunakan lengan dan tangan mereka. Beberapa
lagi dapat turun dari kursi roda bahkan dapat
berjalan untuk jarak yang dekat.
Para pengguna kursi roda adalah orang, bukan
alat. Janganlah bersandar pada pengguna kursi
roda untuk berjabat tangan dengan orang lain atau
meminta pengguna kursi roda untuk membawakan
mantel Anda. Meletakkan gelas minuman pada meja
yang ada pada kursi roda merupakan hal yang jelasjelas tabu.
Janganlah mendorong atau menyentuh kursi
roda seseorang, ini merupakan bagian dari
wilayah pribadinya. Apabila Anda membantu
seseorang menuruni pinggiran jalan tanpa

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Jangan meminta pengguna kursi roda untuk
memegangkan sesuatu bagi Anda. Hormatilah
wilayah pribadi mereka.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

menunggu petunjuk, barangkali Anda justru akan
menjatuhkannya dari kursi roda. Anda dapat
menyebabkan bagian dari kursi itu terlepas apabila
Anda mengangkatnya pada bagian pegangan
tangan atau bagian pijakan kaki.
Usahakanlah agar ramp2 dan pintu yang dapat
dilewati kursi roda pada bangunan tidak terkunci
dan terhalangi. Demi penyandang cacat, penataan
barang sebaiknya tidak berada di depan pintu
masuk, keranjang sampah sebaiknya tidak berada
di tengah gang dan kotak
barang sebaiknya tidak
ditempatkan di jalan.
Perhatikanlah keterbatasan
jangkauan pengguna
kursi roda. Usahakanlah
agar barang-barang

Ramp adalah jalur
sirkulasi yang
memiliki bidang
dengan kemiringan
tertentu, sebagai
alternatif bagi orang
yang tidak dapat
menggunakan tangga.

diletakkan pada tempat
yang terjangkau oleh pengguna kursi roda. Dan
pastikanlah bahwa terdapat jalur jalan yang

2

Sumber: Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Usahakanlah agar jalur yang digunakan untuk
lewat tetap bebas dari gangguan/hambatan.

0

ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

bebas hambatan menuju rak buku atau tempat
penyimpanan barang. Ketika berbicara dengan
seorang pengguna kursi roda, ambilah kursi Anda
sendiri dan duduklah setara dengannya. Apabila
hal ini tidak memungkinkan, berdirilah pada jarak
tertentu, sehingga ia tidak perlu menengadahkan
kepalanya untuk dapat melakukan kontak mata
dengan Anda.
Apabila tempat pelayanan di perusahaan Anda
terlalu tinggi bagi pengguna kursi roda, hampirilah
ia untuk memberikan pelayanan kepadanya.
Sediakanlah papan alas yang dapat dipegang
apabila dibutuhkan pengisian formulir atau
penandatanganan.
Apabila gedung Anda memiliki banyak jalur yang
bisa dilewati, pastikanlah bahwa petunjuk-petunjuk
yang ada mengarahkan para pengguna kursi roda
untuk melalui jalan yang paling mudah dilewati.
Orang yang berjalan dengan menggunakan tongkat
atau kruk juga perlu mengetahui jalan yang paling
mudah dilalui, namun menggunakan tangga
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



barangkali lebih mudah bagi mereka daripada
ramp. Pastikanlah bahwa petugas keamanan dan
resepsionis dapat memberitahu jalan yang paling
aksesibel di kompleks gedung dan lantai dasar.
Apabila kamar kecil umum yang paling dekat
tidak aksesibel atau terletak di lantai yang tidak
aksesibel, ijinkanlah pengguna kursi roda untuk
menggunakan kamar kecil karyawan atau kamar
kecil bukan untuk umum yang aksesibel bagi
pengguna kursi roda.
Orang yang menggunakan tongkat atau kruk
membutuhkan lengan mereka untuk menjaga
keseimbangan, maka jangan pernah memegang
lengan mereka. Orang yang memiliki kesulitan
mobilitas barangkali akan bersandar pada pintu
ketika mereka hendak membukanya. Mendorong
pintu dari belakang atau membukanya secara tibatiba dapat membuat mereka jatuh. Bahkan, menarik
maupun mendorong masuk sebuah kursi bagi
mereka dapat menimbulkan masalah. Sebaiknya
selalu bertanyalah sebelum memberikan bantuan.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

Apabila Anda menawarkan tempat duduk kepada
mereka yang memikili kesulitan mobilitas, ingatlah
bahwa kursi dengan pegangan lengan atau dengan
tempat duduk yang lebih tinggi lebih mudah
digunakan oleh beberapa dari mereka.
Terjatuh merupakan masalah yang besar bagi
orang dengan kesulitan mobilitas. Pastikanlah
untuk memberikan tanda peringatan yang jelas
setelah mengepel lantai. Sediakanlah pula keset
pada musim hujan untuk menjaga agar lantai tetap
kering (pastikanlah bahwa keset-keset itu tidak
menggumpul di satu tempat yang sama sehingga
menghalangi jalan pengguna kursi roda)
Orang yang tidak secara jelas tampak memiliki
kesulitan mobilitas barangkali memerlukan
kebutuhan yang berkaitan dengan mobilitas
mereka. Misalnya, seseorang dengan masalah
kesehatan pernafasan atau jantung mungkin akan
bermasalah ketika harus berjalan jauh atau berjalan
cepat. Pastikanlah agar museum, hotel atau toko
Anda memiliki bangku untuk duduk dan beristirahat.

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Sebagian orang memiliki keterbatasan fungsi
tangan, pergelangan tangan atau lengan. Karena
itu, bantulah mereka untuk mengambil, memegang
atau mengangkat barang, serta membuka etalase
dan pintu.

tUNANEtrA AtAU
OrANG DENGAN KEsULItAN PENGLIHAtAN

t

unanetra mengetahui bagaimana mereka
mengarahkan diri mereka sendiri dan
berjalan-jalan di jalanan. Mereka mampu

untuk berjalan tanpa bantuan, meskipun barangkali
mereka akan menggunakan tongkat atau anjing
penunjuk jalan. Seseorang mungkin memiliki
keterbatasan penglihatan yang tidak kentara.
Bersiaplah untuk membantu mereka – misalnya
dalam membacakan sesuatu – ketika diminta.
Perkenalkanlah diri Anda terlebih dahulu sebelum
Anda melakukan kontak isik dengan seorang
tunanetra. Sebutkanlah nama Anda – dan



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

apa pekerjaan Anda jika diperlukan, misalnya
petugas keamanan, penjaga pintu, penerima
tamu atau teman sekolah. Pastikan pula untuk
memperkenalkannya kepada yang ada di sekitar
Anda, sehingga ia tidak merasa asing.
Apabila seorang pelanggan atau karyawan baru
Anda adalah tunanetra atau memiliki kesulitan
penglihatan, ajaklah ia untuk berkeliling di tempat
kerja Anda.
Tunanetra membutuhkan lengan mereka untuk
menjaga keseimbangan, maka ulurkanlah tangan
Anda – jangan memegang tangannya – apabila ia
membutuhkan bantuan untuk dituntun. (Namun,
perlu untuk membantu mengarahkan tangan tuna
netra untuk memegang sandaran tangga atau
punggung kursi ketika menaiki anak tangga atau
duduk).
Ketika berjalan disamping tunanetra, gambarkanlah
keadaan sekeliling, beritahukan jika ada sesuatu
yang menghalangi misalnya tangga (“naik” atau
“turun”) atau ada lubang di trotoar. Bahaya yang
lain contohnya: pintu putar, lemari atau pintu yang
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Apabila seorang tunanetra memerlukan tuntunan,
berikanlah tangan Anda.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

setengah terbuka, dan benda-benda setinggi
kepala yang menonjol pada dinding seperti
tanaman yang tergantung atau lampu. Apabila
Anda akan memberikan peringatan, sebaiknya
jelas dan rinci. Dengan berteriak “Awas!” tidaklah
memberitahu orang tersebut apakah ia seharusnya
berhenti, berlari, membungkuk atau melompat.
Apabila Anda harus memberikan petunjuk arah,
berilah informasi yang rinci dan non-visual. Jika
mengatakan,”Berbeloklah ke kanan setelah
Anda sampai di bagian informasi” berarti Anda
menganggap bahwa orang tersebut mengetahui
di mana letak bagian informasi itu. Lebih baik
katakanlah,”Berjalanlah lurus sampai ke ujung gang
ini lalu berbeloklah ke kanan”.
Apabila Anda harus meninggalkan seorang
tunanetra, beritahulah dia terlebih dahulu dan
juga petunjuk jalan keluar, lalu tinggalkanlah dia
di dekat dinding atau meja. Meninggalkannya
di tengah ruangan akan membuatnya merasa
tersesat.

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



AWAS!!!
“Awas
apanya?!”

AWAS
AI
LANT
LICIN

Jangan ke kanan.
Lantainya licin. Agak
ke kiri saja...

Ke kiri sedikit ya..
sip...sip...

“Oow ke
kiri om”
AWAS
AI
LANT
LICIN

Berikanlah petunjuk atau peringatan yang jelas
kepada tuna netra atau orang yang memiliki
kesulitan penglihatan.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

Janganlah memegang tongkat tunanetra. Tongkat
itu merupakan bagian dari wilayah pribadinya.
Apabila ia meletakkan tongkatnya, janganlah
memindahkan tongkat tersebut. Biarlah ia
mengetahui bahwa tongkatnya berada pada
tempatnya.
Tawarkanlah bantuan untuk membacakan
informasi tertulis – seperti menu, merk barang
atau catatan bank – kepada pelanggan yang tuna
netra. Suarakanlah penghitungan uang kembalian
sehingga mereka tahu setiap nilai uang yang
dikembalikan padanya.
Apabila Anda menyajikan makanan untuk
tunanetra, beritahukanlah kepadanya di mana
letak makanan searah jarum jam (jam dua belas
adalah yang terjauh dari jangkauannya, jam enam
adalah yang paling dekat). Singkirkanlah dari piring
hiasan dan segala sesuatu yang tidak dapat dimakan.
Beberapa pelanggan barangkali akan meminta Anda
untuk memotong makanannya, ini dapat dilakukan di
dapur restoran sebelum makanan disajikan.
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Seorang yang memiliki kesulitan penglihatan
membutuhkan bahan-bahan tertulis dalam huruf
yang besar. Jenis huruf yang jelas dengan spasi
yang sesuai sama pentingnya dengan ukuran
huruf yang digunakan. Petunjuk dan tanda-tanda
hendaknya ditulis dengan jelas dalam warna yang
kontras. Bagi kebanyakan orang dengan kesulitan
penglihatan, membaca tulisan dengan huruf putih
yang ditebalkan dengan latar belakang hitam
merupakan hal yang paling mudah.
Pencahayaan yang baik itu penting, namun
hendaknya jangan terlalu terang. Warna kertas
atau dinding yang terlalu terang justru akan
menyilaukan mata mereka.
Jagalah agar jalan terbebas dari segala sesuatu
yang dapat menghalangi. Apabila tunanetra
atau orang dengan kesulitan penglihatan selalu
menggunakan fasilitas Anda sebagai pelanggan
atau karyawan, beritahukanlah kepada mereka
tentang perubahan apapun, seperti furnitur yang
ditata ulang, peralatan atau barang lain yang telah
diubah posisinya.

0

ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

tUNArUNGU AtAU OrANG DENGAN
KEsULItAN PENDENGArAN
bahasa isyarat

d

i Indonesia belum ada keseragaman dalam
penggunaan bahasa isyarat. Tunarungu
di Indonesia ada yang menggunakan

Isyarat Amerika (American Sign Language) tapi
ada banyak yang masih menggunakan Home Sign
(Isyarat Rumah). Bahasa isyarat memiliki aturan
kalimat tersendiri. Membaca bahasa bibir merupakan
hal yang sulit bagi tunarungu yang bahasa sehariharinya menggunakan bahasa isyarat karena
sebagian besar kata dalam Bahasa Indonesia di
suarakan dari dalam mulut.
Terdapat berbagai acuan atau gaya berkomunikasi
dalam komunitas tuna rungu yang tidak dapat
dijelaskan secara singkat. Perlu diketahui
bahwa sebagian besar tunarungu dewasa tidak
menggunakan bahasa isyarat, mereka menggunakan

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Bahasa Indonesia atau beberapa alat bantu tulis
atau alat bantu pendengaran untuk berkomunikasi
dengan baik. Seperti halnya orang yang mengalami
hambatan dalam pendengaran lainnya, orang
yang menggunakan selaput telinga cangkokan,
pada umumnya akan memberitahukan pada Anda
bagaimana cara berkomunikasi yang cocok dengan
mereka.
Ketika melakukan transfer informasi yang
sangat kompleks, misalnya dalam wawancara
kerja, kunjungan dokter, atau pelaporan sebuah
kejahatan, menggunakan penerjemah bahasa
isyarat yang baik merupakan cara yang paling
efektif untuk berkomunikasi dengan seseorang
yang bahasa utamanya adalah bahasa isyarat.
Untuk interaksi yang sederhana, misalnya
memesan makanan di restoran atau memesan
kamar hotel, cukup hanya dengan saling
menuliskan kalimat yang ingin dikatakan saja.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

kalau kamu parkir
kendaraan dikunci ya,
supaya aman. kalau
bisa helmnya dititikan ke
penitipan. kan aman...

Berikanlah petunjuk atau peringatan yang jelas.
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Ketika Anda berbicara dengan seorang tunarungu,
perhatikan isyarat yang ditunjukkannya untuk
mengetahui apakah ia lebih nyaman menggunakan
bahasa isyarat, gerak tubuh, tulisan, atau dengan
lisan. Jika Anda mengalami kesulitan untuk
memahami kata yang diucapkan oleh seorang yang
tunarungu, beritahukan padanya.
Ketika Anda menggunakan bantuan penerjemah
bahasa isyarat, pandanglah secara langsung
terhadap lawan bicara Anda yang tunarungu
tersebut, perhatikan kontak mata Anda untuk
menjaga kesopanan. Lebih baik tanyakan
kepadanya langsung (“ apa yang Anda sukai?”),
daripada menanyakan kepada penerjemah Anda
(“Tanyakan padanya, apa yang ia sukai”).
Komunitas tunarungu harus dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan mengenai halhal yang berhubungan dengan mereka; jangan
memutuskan sendiri mengenai apa yang terbaik
untuk mereka.
Sebelum berkomunikasi dengan tunarungu
atau orang yang mengalami kesulitan dalam



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

pendengaran, pastikan bahwa orang tersebut
memperhatikan Anda. Anda dapat melebarkan
lengan, melambaikan tangan, menepuk bahunya,
atau mengelipkan cahaya untuk menarik
perhatiannya.
Lebih baik Anda mengulangi kalimat dengan
ungkapan yang berbeda, daripada mengulangi
kalimat yang sama yang tidak dimengerti oleh
lawan bicara Anda yang tunarungu.
Ketika Anda berbicara dengan tunarungu, tatap
wajahnya. Ruang dengan pencahayaan yang baik
merupakan tempat yang paling kondusif untuk
berkomunikasi secara efektif. Jika Anda berada di
depan sumber pencahayaan, misalnya jendela,
halangi jendela tersebut dengan bahu Anda karena
cahaya silaunya dapat mengaburkan wajah Anda
dan mempersulit orang yang mengalami kesulitan
pendengaran untuk membaca bibir Anda.
Bicaralah dengan jelas. Sebagian besar orang
yang mengalami kesulitan mendengar, mengeja
bibir lawan bicara mereka untuk mengerti apa
yang dikatakan. Jangan memakan permen karet,
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



merokok, atau menutupi mulut Anda dengan tangan
ketika berbicara pada mereka.
Anda tidak perlu berteriak ketika berbicara pada
tunarungu atau orang yang mengalami kesulitan
mendengar. Jika orang tersebut menggunakan
alat bantu dengar, suara Anda akan disesuaikan
dengan level normal sehingga teriakan Anda hanya
akan mengganggu saja.
Tunarungu dan sebagian orang yang mengalami
kesulitan pendengaran akan kesulitan bicara
biasanya menggunakan Short Message Text
(SMS), e-mail, atau surat untuk komunikasi jarak
jauh.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

Jangan menutupi wajah Anda ketika Anda
berbicara kepada orang yang memiliki
pendengaran yang kurang.
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



aaa..ku zzssuukka
mmakkanann...
peddazze, kkakalau
kakammmu...?

waaduh..
hmm... senyum
dan pura-pura
mengerti aja
ahh...hi..hi..

aaa..ku zzssuukka
mmakkanann...
peddazze, kkakalau
kakammmu...?
peddazze...

maaf, makanan
apa?
oow... makanan
pedas...

JIka Anda masih belum memahami apa yang
dia ucapkan, jangan sungkan untuk meminta
mengulang kembali ucapannya.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

OrANG YANG MENGALAMI KEsULItAN BICArA

O

rang yang pernah mengalami stroke,
mengalami kesulitan pendengaran akut,
gagap bicara, orang yang menggunakan

prostesis, atau orang dengan kesulitan bicara lainnya
biasanya mengalami kesulitan untuk memahami
pembicaraan orang lain.
Perhatikan dengan seksama lawan bicara Anda
yang mengalami kesulitan untuk bicara. Janganlah
memotong atau menghentikan pembicaraan. Jika
Anda mengalami kesulitan untuk memahaminya,
jangan mengangguk. Minta saja lawan bicara Anda
tersebut untuk mengulangi perkataannya. Pada
umumnya, orang tersebut tidak merasa keberatan,
bahkan ia akan menghargai usaha Anda untuk
memahami apa yang ia katakan.
Jika Anda tidak yakin akan pemahaman Anda,
maka Anda sendiri bisa mengulangi perkataan
lawan bicara Anda untuk meyakinkan.

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Jika setelah mencoba Anda tetap tidak dapat
memahami, mintalah lawan bicara Anda untuk
menuliskan kalimatnya atau memberikan cara
alternatif lain untuk memfasilitasi komunikasi yang
baik.
Suasana yang tenang memudahkan terjadinya
komunikasi yang baik.
Janganlah menggoda atau menertawai orang
dengan kesulitan bicara. Kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dan untuk ditanggapi
secara serius adalah hal yang penting bagi kita
semua.

OrANG BErtUBUH PENDEK

t

erdapat 200 jenis gangguan pertumbuhan
yang telah teridentiikasi dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan

sehingga menyebabkan tinggi badan seseorang
hanya 4 kaki 10 inci atau kurang. Kebanyakan
masyarakat yang memiliki tinggi badan normal
merendahkan kemampuan orang yang bertubuh

0

ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

pendek. Bagi orang dewasa, dianggap masih seperti
anak kecil yang lucu merupakan hal yang tidak
menyenangkan.
Tempatkanlah barang-barang penting seperti
telepon, tempat buang air dan peralatan lain
pada ketinggian yang dapat dijangkau oleh orang
bertubuh pendek.
Ingatlah bahwa orang yang berbadan pendek
hanya dapat menggunakan peralatan yang
ditempatkan pada ketinggian yang dapat dijangkau
oleh mereka.
Sama halnya orang dengan kecacatan lain,
janganlah mengusap atau mencium pada bagian
kepala orang yang bertubuh pendek.
Komunikasi akan lebih mudah apabila kita
berada pada ketinggian yang sejajar. Orang yang
berbadan pendek memiliki tinggi yang berbedabeda. Ketika Anda berinteraksi denganya, Anda
bisa berlutut sehingga berada pada ketinggian
sejajar; mundurlah ke belakang sehingga anda
bisa melakukan kontak mata dengannya tanpa
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



memaksa lawan bicara anda yang berbadan
pendek untuk menjulurkan lehernya (namun hal ini
sulit dilakukan di ruangan yang ramai); atau duduk
di kursi. Bersikaplah wajar dan ikutilah isyarat yang
ia berikan.

OrANG DENGAN KELAYUHAN OtAK
(CErEBrAL PALsY)

a

kibat dari luka pada sistem pusat syaraf,
orang dengan kelayuhan otak (CP)
memiliki kesulitan dalam mengendalikan

otot-otot mereka.
Dalam berinteraksi dengan orang yang mengalami
kelayuhan otak (CP), ikutilah petunjuk berinteraksi
dengan orang yang mengalami kesulitan bicara
yang telah dijelaskan di halaman sebelumnya.
Sebagian besar orang dengan kelayuhan otak (CP)
menelan kata atau suku kata yang diucapkannya
dan seringkali menggerakkan anggota tubuh di luar



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

kesadarannya. Biasanya Anda cenderung untuk
mengabaikan apa yang ingin mereka katakan
dikarenakan oleh penampilan mereka. Kendalikan
sikap Anda dan berinteraksilah dengan orang
yang mengalami kelayuhan otak (CP) seperti Anda
berinteraksi dengan orang lain.
Seseorang yang kelihatan seperti mabuk, sakit,
atau mempunyai penyakit akut mungkin mengalami
kelayuhan otak (CP). Pastikan Anda mengetahui
keadaan orang itu yang sebenarnya sebelum Anda
mengambil tindakan atas kesan pertama yang Anda
dapatkan baik itu dalam konteks bisnis, sosial,
maupun penegakan hukum.

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



GAGAP WICArA (tOUrEttE sYNDrOME)

O

rang dengan tourette syndrome sering
mengeluarkan suara atau memberikan
isyarat semacam kerenyit di luar

kendalinya. Beberapa orang yang mengalami gagap
wicara juga sering mengucapakan umpatan atau
kata-kata jorok di luar kesadaran mereka. Seorang
karyawan yang mengalami gagap wicara akan
sangat terbantu dengan pengertian dan penerimaan
rekan sekerjanya atau orang disekitarnya.
Jika Anda sedang berinteraksi dengan orang yang
mengalami gagap wicara, tunggulah orang tersebut
untuk menyelesaikan pembicaraanya, baru Anda
menanggapi secara perlahan.
Semakin seorang yang mengalami kegagapan
mencoba untuk menenangkan dirinya semakin
merasa gelisahlah ia. Maka sebaiknya berilah
kesempatan pada orang tersebut meninggalkan
pertemuan atau pembicaraan sejenak untuk
menghilangkan kegelisahannya di dalam ruang
tersendiri.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

OrANG YANG tAMPAK ‘BErBEDA’

H

al yang berbeda terjadi pada orangorang yang mungkin tidak mengalami
keterbatasan dalam kehidupan mereka

sehari-hari namun diperlakukan seperti halnya
mereka menyandang suatu jenis kecacatan
hanya dikarenakan oleh penampilan mereka yang
‘berbeda’. Orang yang wajahnya terlihat ‘berbeda’
misalnya karena sumbing atau terdapat belahan
pada langit-langit mulutnya, memiliki kelainan
bentuk tengkorak wajah, kelainan kulit, orang yang
sangat tinggi atau sebaliknya sangat pendek, orang
yang sangat gemuk atau sangat kurus, orang yang
menunjukkan efek samping penggunaan obat seperti
gemetaran, dan sebagainya sering mendapati orang
lain memandang, memalingkan muka, atau bahkan
menatap aneh mereka seakan-akan mereka tidak
ada.
Setiap orang pada dasarnya ingin memiliki citra
positif agar dapat secara penuh berpartisipasi
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



sebagai bagian dari masyarakat. Janganlah Anda
sekali-sekali memberikan citra negatif kepada
orang lain yang tampak ‘berbeda’.
Jika Anda bertemu dengan orang yang tampak
’berbeda’, berilah mereka senyuman yang ramah.
Jika situasinya memungkinkan, mulailah
pembicaraan dan libatkanlah orang tersebut pada
setiap kegiatan yang sedang berlangsung, seperti
halnya Anda memperlakukan orang lain.

KELAINAN YANG tIDAK tErLIHAt

t

idak semua jenis kelainan terlihat jelas.
Orang yang mengalami kecacatan jenis ini
mungkin saja membuat permintaan atau

bertindak yang tampak aneh bagi Anda. Permintaan
atau tindakannya itu barangkali berhubungan dengan
kecacatan yang dimilikinya. Misalnya, ketika Anda
memberikan pengarahan sederhana secara verbal
pada seseorang, namun orang tersebut meminta
Anda untuk menuliskan apa yang telah Anda
ucapkan. Kemungkinan orang tersebut mengalami



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

kesulitan belajar dan komunikasi tertulis dirasa lebih
mudah baginya. Contoh lain adalah orang yang
kelihatannya sehat namun lebih memilih duduk
dari pada ikut berdiri dalam antrian. Orang tersebut
mungkin saja merasa kelelahan karena mengalami
penyakit misalnya kanker, atau merasakan efek
obat-obatan. Walaupun kelainan semacam ini tidak
terlihat jelas namun hal ini nyata. Jadi, hormatilah
kebutuhan dan permintaan orang tersebut apabila
memungkinkan.

EPILEPsI (sEIZUrE DIsOrDEr)

e

pilepsi adalah sebuah gangguan syaraf
yang ditandai dengan serangan yang
terjadi ketika sistem listrik pada otak tidak

berfungsi sebagaimana mestinya. Serangan tersebut
bisa terjadi dalam bentuk kejang-kejang, atau sampai
tak sadarkan diri. Selama terjadinya serangan
parsial tersebut, orang tersebut biasanya jalan
sendiri atau membuat gerakan lain ketika ia belum
sadar.
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Jika orang yang mengalami epilepsi mendapatkan
serangan, Anda tidak dapat melakukan apa-apa
untuk memberhentikannya. Apabila ia terjatuh,
pastikan kepalanya terlindungi dan tunggulah
hingga serangan itu berakhir.
Apabila serangannya telah berakhir, orang tersebut
mungkin merasa hilang arah atau merasa malu.
Cobalah untuk meyakinkan bahwa rahasianya
terjaga.
Sadarilah bahwa kerlipan dan kilatan cahaya dapat
mengakibatkan kejang-kejang pada sebagian
orang.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

Sini saya bantu...
sudaah nyante
ajalah... gak usah
malu-malu. sini...
Iiiih!! Ngapain
sih orang ini...
idih...

Apakah Anda
butuh
bantuan?
Oh... tidak usah
terimakasih atas
tawarannya...

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



HIV & AIDs
rang dengan HIV (Human Immunodeiciency

O

Virus) atau AIDS (Autoimmune Deiciency

Syndrome) memiliki daya tahan tubuh yang

lemah sehingga tubuh mereka tidak dapat melawan
berbagai infeksi yang masuk.
HIV tidak menular melalui jabatan tangan, sehingga
janganlah takut untuk menyentuh atau disentuh
oleh orang dengan HIV.
Orang dengan HIV atau AIDS sangat rentan
terhadap infeksi yang terkandung dalam udara.
Berhati-hatilah untuk tidak membahayakan
orang lain. Jika Anda sedang mengalami infeksi
pernafasan atau penyakit menular lainnya,
perhatikanlah pelanggan dan karyawan Anda. Jika
memungkinkan tinggallah di rumah.
Sebagian besar orang dengan AIDS merasa
tersingkirkan. Hanya dengan mengajak mereka
berjabat tangan, Anda akan membuat mereka
merasa bahwa mereka diterima dan hal ini sangat
berarti bagi mereka.

0

ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

KELAINAN PsIKIs (GANGGUAN MENtAL)

O

rang dengan gangguan mental pada saat
tertentu akan mengalami kesulitan untuk
menjalankan kegiatan atau berinteraksi

dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan yang
mereka alami berkaitan dengan kemampuan
mereka untuk merasa, berpikir atau berhubungan
dengan orang lain. Sebagaian besar orang dengan
gangguan mental tidaklah selalu bertindak kasar.
Salah satu masalah utama yang mereka hadapi
adalah sikap sebagian orang terhadap mereka.
Karena merupakan satu jenis kecacatan yang tidak
terlihat jelas, Anda bahkan tidak menyadari bahwa
seseorang mengalami gangguan mental.
Stress dapat menyebabkan seseorang menjadi
tidak dapat melakukan kegiatan. Cobalah untuk
menjaga tingkat tekanan seminimun mungkin.
Orang dengan gangguan mental memiliki berbagai
kepribadian dan cara yang berbeda dalam
menjalani kecacatan yang mereka alami. Sebagian

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



akan sangat tidak peduli dengan masalah-masalah
sosial yang terjadi namun sebagian besar lain
mungkin akan menjadi sangat sensitif. Sebagian
terlihat sangat bersemangat sekali, sebagian lain
terlihat sangat tidak bergairah menjalani hidup.
Perlakukanlah setiap orang dengan gangguan
mental seperti halnya manusia. Tanyakan hal apa
yang dapat membuat mereka merasa nyaman dan
hormatilah kebutuhan mereka sebisa mungkin.
Pada saat orang dengan gangguan mental tersebut
mengalami masalah, tetaplah bersikap tenang dan
bantulah mereka seperti halnya yang Anda lakukan
pada orang lain. Tanyakan padanya apa yang bisa
Anda bantu dan carilah seseorang yang terbiasa
membantunya. Jika memungkinkan, tanyakan
padanya apakah ia butuh untuk minum obat.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

KELAINAN KOGNItIf: tUNAGrAHItA

t

unagrahita atau sering disebut orang
dengan gangguan perkembangan
menjalani proses belajar dengan lambat.

Mereka mengalami kesulitan untuk menerapkan apa
yang telah mereka pelajari.
Berbicaralah dengan tunagrahita dengan
menggunakan kalimat yang jelas, kata-kata
sederhana dan konkrit bukan kata-kata abstrak.
Bantulah ia memahami ide yang sangat sulit
dengan cara membagi ide tersebut ke dalam
bagian-bagian yang lebih sederhana.
Jangan menggunakan kata-kata yang biasa Anda
gunakan ketika berkomunikasi dengan anak bayi
atau sebaliknya janganlah menggunakan kata yang
meremehkan mereka. Sesuaikanlah kompleksitas
kata yang Anda gunakan terhadap kemampuan mereka.
Ingatlah bahwa mereka juga orang dewasa yang
dapat membuat keputusan sendiri, kecuali jika
Anda telah menerima informasi sebalikya.

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Tunagrahita sangat bersemangat untuk menyenangkan orang lain. Selama wawancara, seorang
tunagrahita mungkin, dia akan mengatakan semua
hal yang ia kira Anda ingin dengarkan. Dalam
situasi tertentu, misalnya dalam pengadilan atau
pemeriksaan dokter, teknik wawancara yang tidak
efektif akan menimbulkan konsekuensi yang sangat
buruk. Pertanyaan yang dilemparkan haruslah
disampaikan secara netral guna mendapatkan
informasi yang akurat. Yakinkanlah jawabannya
dengan mengulang pertanyaan dalam cara yang
berbeda-beda.
Sangat sulit bagi tunagrahita untuk membuat
keputusan dalam waktu singkat. Bersabarlah dan
berikan waktu kepada mereka untuk berpikir.
Penggunan tanda-tanda dengan menggunakan
piktogram akan membantu seorang tunagrahita
dalam sebuah percakapan.
Tunagrahita bergantung pada kebiasaan yang ia
kenal dalam mengatur tugas atau kegiatannya
sehari-hari sehingga dalam lingkungan yang berbeda
mereka akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

KELAINAN KOGNItIf: KEsULItAN BELAJAr

k

esulitan belajar merupakan gangguan
yang terjadi selama hidup yang
menghambat seseorang untuk menerima,

mengungkapkan, dan memproses informasi.
Walaupun orang yang mengalami kecacatan ini
memiliki keterbatasan dalam hal-hal tertentu, namun
sebagian besar dari mereka memiliki kecerdasan ratarata atau bahkan di atas rata-rata. Anda mungkin
tidak menyadari bahwa seseorang mengalami
kesulitan belajar dikarenakan Anda melihat bahwa
mereka bekerja dengan sangat baik. Atau mungkin
Anda akan bertanya-tanya mengapa orang yang
berkerja dengan sangat baik namun menemukan
kesulitan pada satu bidang dalam pekerjaannya.
Orang yang mengalami disleksia atau jenis gangguan
dalam membaca lainnya mengalami kesulitan dalam
membaca informasi tertulis. Sampaikanlah informasi
dalam bentuk lisan dan berilah waktu tambahan agar
mereka dapat membaca.

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



Janganlah heran apabila Anda menyampaikan
informasi yang sangat sederhana namun lawan
bicara Anda meminta Anda untuk menuliskan
informasi yang baru saja disampaikan padanya.
Hal ini dikarenakan informasi lisan yang
Anda sampaikan menjadi ‘kacau’ ketika ia
mendengarkan. Orang dengan kesulitan belajar
seperti gangguan proses pendengaran memerlukan
informasi tertulis atau informasi yang langsung
diperagakan.
Tanyakan pada lawan bicara Anda, apa cara
yang paling tepat untuk menyampaikan informasi
kepadanya. Janganlah bertele-tele dalam
berkomunikasi karena orang dengan kesulitan
belajar mengalami hambatan dalam memahami
‘basa-basi’ dalam berkomunikasi.
Suasana yang tenang tanpa gangguan
seperti suara radio dan suara keramaian akan
memudahkan orang yang mengalami kesulitan
belajar untuk berkomunikasi dengan lebih efektif.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

PrOsEDUr tANGGAP DArUrAt
Penyandang cacat harus selalu diperhatikan dalam
perencanaan tanggap darurat.
Susunlah daftar secara sukarela mengenai penyandang cacat yang berada disekitar Anda misalnya
karyawan, murid, atau tetangga anda. Ketika Anda
menyusun daftar ini beritahukanlah para penyandang cacat tersebut. Walaupun mereka sendiri tidak menganggap diri mereka sebagai “penyandang
cacat,” mereka harus dilibatkan jika mereka membutuhkan pertolongan pada saat darurat. Misalnya,
orang yang memiliki asma akan sangat terganggu
dengan adanya asap. Teruslah memperbaharui/
merevisi daftar ini, masukkan juga daftar orang yang
mengalami hambatan mobilitas sementara, misalnya
perempuan hamil atau orang yang patah kaki.
Mewawancarai tiap penyandang cacat yang
masuk dalam daftar tersebut untuk mengetahui
cara apa yang paling efektif yang dapat membantu
mereka dalam keadaan darurat. Misalnya, orang
yang mengalami kesulitan belajar akan menjadi
Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



bingung dan membutuhkan bantuan untuk petunjuk
arah. Walaupun seorang tunanetra terbiasa
dengan lingkungan sekitarnya, ia membutuhkan
pendamping pada saat darurat terutama ketika
banyak kerumunan orang.
Buatlah sebuah perencanaan. Daftarkan pula
orang yang menjadi pelanggan atau tamu Anda
yang juga penyandang cacat, misalnya pengunjung
bioskop, pasien, dan lain-lain.
Lakukanlah praktek simulasi evakuasi tanggap
darurat dan teruslah memperbaharui/merevisi
perencanaan Anda.
PenJelasan MenGenai keRaHasiaan
Anda barangkali akan sangat peduli atau hanya
sekedar ingin tahu tentang seorang penyandang
cacat yang sedang terkena masalah, tiba-tiba
sakit atau kehilangan perkerjaan tanpa alasan.
Selain memberikan perhatian, hormatilah pula
privasi seorang penyandang cacat. Biarlah ia
memberitahukan kepada anda mengenai apa
yang terjadi pada dirinya apabila dan ketika ia
sudah merasa nyaman untuk melakukannya.



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

PENUtUP

P

enyandang cacat merupakan individu
yang memiliki keluarga, pekerjaan,
hobi, kesenangan dan hal-hal yang

tidak disukai, serta masalah dan kebahagiaan.
Meskipun kecacatan merupakan bagian integral
dari kepribadian mereka, kecacatan itu sendiri
tidak menentukan keberadaan mereka. Janganlah
menjadikan mereka sebagai pahlawan maupun
korban kecacatan. Perlakukanlah mereka sebagai
seorang individu.

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



tENtANG AsB
Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) merupakan salah
satu organisasi kesejahteraan sosial tertua dan
terbesar di Jerman. Dibentuk untuk menyediakan
pelayanan kesehatan dan pelatihan bagi pekerja
pabrik selama revolusi industri. ASB mulai berkarya
di Indonesia sejak terjadi bencana gempa bumi pada
Bulan Mei 2006 di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
ASB menjadi pemain kunci dalam usaha penyediaan
layanan informasi dengan program outreach radio
dan pelatihan kesehatan dan pencegahan penyakit,
rekonstruksi aman gempa, kesiapan sekolah dalam
menghadapi bencana dan pengembangan bisnis.
Bidang kunci dari ASB termasuk bekerja secara
dekat dengan penyandang cacat untuk memastikan
mereka bisa lebih baik dalam mengantisipasi,
menaggulangi, dan menghadapi bencana.

0

ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT

tENtANG HI
Handicap International bukan organisasi
pemerintahan, bukan organisasi yang berbasiskan
agama, politik, dan bukan organisasi yang
menghasilkan keuntungan, dengan program di lebih
dari 60 negara di seluruh dunia. Kami bekerjasama
dengan penyandang cacat dalam berbagai konteks,
menawarkan kepada mereka pendampingan dan
dukungan dalam upaya untuk menjadi mandiri.
Sejak tahun 2005 HI telah bekerja di Indonesia,
untuk mengikutsertakan penyandang cacat dalam
upaya tanggap darurat terhadap bencana tsunami
di Aceh dan gempa bumi di Yogyakarta, dengan
menyediakan layanan rehabilitasi isik dan training.
Serta memberikan dukungan kepada penyandang
cacat dan organisasi perwakilan mereka dalam
bentuk bantuan teknik dan dukungan dana untuk
mengadvokasi hak asasi mereka. Untuk informasi
lebih lanjut mengenai kegiatan HI di Indonesia,
hubungi Dwi Ariyani hiindo_campaigns@yahoo.fr

Panduan Berinteraksi dengan Penyandang Cacat



asb indonesia
Jl. sukoharjo no.  b Manukan,
Condongcatur, yogyakarta  indonesia
tel: (0) 00 / (0) 00
Fax: (0) 0
email: asb_sep@yahoo.com



ETIKET BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG CACAT