WHOLEMOUNT Oleh Nama Siti Novianti Eka P

WHOLEMOUNT

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Siti Novianti Eka Putri
: B1J009176
: III
:4
: Andrian Putra Bahari

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO

2010

I.
Ayam

merupakan

salah

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu

hewan

yang

termasuk

dalam


kelas

aves.

Perkembangbiakannya melalui bertelur. Perkembangan embrional dimulai setelah terjadi
fertilisasi sampai saat penetasan atau kelahiran. Membran fetal merupakan organ embrionik
yang ada

pada kelas aves. Ayam mengalami pembuahan internal, tetapi perkembangan

embrionya tidak berlangsung di uterus atau di dalam induk betina. Embrio ayam hidup dalam
telur dilengkapi dengan yolk yang banyak, sebagai cadangan makanan sehingga mampu
mencukupi perkembangannya di luar tubuh induk. Oleh karena itu, tipe telur ayam sering
disebut telolechital berat atau megalechital. Sedangkan tipe pembelahannya termasuk
meroblastik diskoidal, karena bagian yang membelah itu membentuk diskus atau cawan.
Bagian yang aktif pada pembelahan sel telur ayam adalah keping lembaganya
(blastodiscnya). Pembelahan sudah dimulai sewaktu telur melalui oviduct, di sini telur
mendapat albumen atau selaput-selaput lainnya. Tahapan perkembangan dimulai dari
morulla, blastula dan gastrula. Lapisan lembaga primer yang merupakan jaringan dasar

penyusun organ tubuh dihasilkan pada tahap gastrula.
Bungkus telur tersier ada tiga macam, yaitu albumen yang dibentuk oleh oviductus,
membran testae atau selaput cangkang yang dibentuk oleh uterus, dan cangkang dari Ca yang
dibentuk oleh uterus. Kebutuhan nutrisi embrio tertentu pada ikan, misalnya mineral, air dan
mungkin beberapa nutrisi lain, dapat diserap dari medium air sekitarnya. Sel telur pada ayam
adalah kuning telur beserta bioplasma dan inti yang dibungkus membran vitelin.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan sediaan embrio ayam
(sediaan wholemount) dan mengamati tahapan awal perkembangan embrio ayam.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Wholemount merupakan metode untuk melihat struktur-struktur yang berhubungan
dengan organembrio seluruhnya, tingkat kesukaran dalam metode ini yaitu menentukan
lokasi pemotongan yang tepat. Hal yang harus diperhatikan adalah dalam skema umum organ
yang tampak dalam whoulmount. Ayam sering digunakan dalam mempelajari embriologi di

laboratorium karena, proses diferensiasi awal dari sistem organ dan proses dasar
pembentukan tubuh mudah dimengerti. Telur ayam mewakili karakteristik pembelahan telur
dengan yolk banyak. Prosesnya merupakan bentuk intermediet antara pisces dan amphibia
(Patten, 1958).
Pembelahan atau cleavage terjadi setelah pembuahan, zigot membelah berulang kali
sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomere. Tipe pembelahan pada telur
ayam merupakan tipe meroblastik yang pembelahan pertamanya melewati bidang meridian.
Terjadi ketika telur mencapai bagian distal tuba 5 jam setelah pembuahan. Pembelahan kedua
melewati bidang meridian, tegak lurus pada bidang pembelahan pertama. Pembelahan ketiga
lewat bidang-bidang vertikal, melintang bidang merindian pembelahan pertama. pembelahan
keempat melewati bidang-bidang vertikal, melintang bidang pembelahan meridian kedua.
Terbentuklah tumpukan sel di daerah yang terdiri dari sekitar 8 sel di tengah dan 12 sel
dipinggir. Sel-sel tengah masihberhubungan dengan yolk di bawah, sedang sel-sel pinggir
sebagian besar sudah terlepas dari yolk kecuali daerah tepi sekali. Pada saat ini telur
mencapai uterus dan sudah dilapisi oleh albumen dan shell (Yatim, 1982).
Proses perkembangan embrio ayam dimulai setelah terjadi fertilisasi yang membentuk
zigot. Perkembangan awal adalah terjadinya pembelahan segmentasi (cleavage), kemudian
morulasi, blastulasi, gastrulasi, neurulasi, dan organogenesis. Pada fase gastrula terbentuk
tiga lapisan dasar embrio yang menentukan perkembangan embrio selanjutnya, yaitu
endoderm, mesoderm dan ektoderma (Huettner, 1961).


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah suhu,
keberhasilan gastrulasi dan kondisi lungkungan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat
proses perkembangan embrio ayam berlangsung. Namun, perkembangan emrio ayam juga
memiliki suhu optimal inkubasi. Apabila suhu terlalu tinggi maka akan merusak embrio
tersebut. Keberhasilan pada gastrulasi menentukan keberhasilan perkembangan embrio
selanjutnya karena gastrulasi merupakan proses yang paling menentukan dalam
perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu perkembangan embrio
ayam (Patten, 1958).

III.

MATERI DAN METODE
A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum perkembangan embrio ayam adalah alat
peneropong, mangkuk, scalpel, gunting, pipet tetes, gelas arloji, kertas saring, gelas objek,
kompor listrik, gelas beker dan pensil.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Telur ayam fertile yang sudah
diinkubasi selama 24, 48, 60 dan 70 jam, larutan fisiologis, dan alkohol 70%.


B. Metode
1. Siapkan telur ayam kampong (telor bebek) fertile 24, 48, 60 dan 70 jam.
2. Larutan garam fisiologis hangat disediakan dalam mangkuk secukupnya sehingga
apabila telur dimasukkan ke dalamnya dan ditenggelamkan, seluruh permukaannya
dapat berada di bawah permukaan larutan tersebut.
3. Bagian telur yang berada di permukaan larutan fisiologis ditandai dengan pensil.
4. Cangkang bagian tumpul ditusuk dengan jarum preparat sehingga tembus

dan

mengeluarkan gelembung udara.
5. Bagian telur yang diberi tanda digunting kemudian dibuka cangkangnya.
6. Blastodiskus dipotong kemudian dipindahkan ke gelas arloji dan yolk yang terbawa
pada potongan blastodiskus dibersihkan dengan larutan fisiologis menggunakan pipet
tetes.
7. Kertas saring dilipat menjadi dua, kemudian dilipat lagi menjadi dua tegak lurus
lipatan pertama. Kemudian dilipat dengan arah diagonal lalu ujung lancip dipotong
secukupnya.
8. Kertas saring ditempelkan pada embrio sehingga embrio terletak di tengah lubang

kertas saring.

9. Embrio yang telah melekat dengan kertas saring dimasukkan ke dalam larutan fiksatif
selama 2 x 24 jam.
10. Fiksatif dibersihkan dengan larutan alkohol 70% dan ammonia.
11. Embrio diletakkan pada gelas objek kemudian diamati.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Gambar embrio ayam umur 24 jam yang sudah dibuka cangkangnya

Gambar embrio ayam yang diletakkan di gelas arloji

Gambar embrio ayam di kertas saring
1. Gambar Mikroskopis

Gambar 1.a embrio ayam umur 24 jam


Gambar 1.b embrio ayam umur 48 jam

Gambar 1.c embrio ayam umur 72 jam
2. Gambar Skematis

Gambar 2.a embrio ayam umur 24 jam

Gambar 2.b embrio ayam umur 48 jam

Gambar 2.c embrio ayam umur 72 jam

B. Pembahasan
Tipe telur Aves adalah telolecithal berat atau sering disebut dengan megalecithal. Ini
disebabkan oleh volume yolk hampir mengisi seluruh bagian ovum. Tipe pembelahan pada
Aves merupakan pembelahan meroblastik. Pembelahan pada Aves juga disebut dengan
meroblastik diskoidal karena bagian yang membelah berberntuk seperti cawan atau diskus
atau perisai (Soeminto,2000).
Tanda khas gastrula ayam adalah pembentukan stria primitive yang jelas terlihat pada
masa inkubasi ke-16 jam dan dapat dikatakan sebagai stria primitive paling panjang. Stria

primitive janin ayam jantan adalah suatu daerah pembelahan sel yang sangat aktif. Di anterior
stria primitiva, terdapat suatu sentrum dari masa mesodermal yang aktif berpolimerasi
sehingga daerah ini meninggi, disebut nodus Hensen. Badan ini hanya terdapat semantara dan
kepentingannya belum diketahui. Setelah terbentuk stria primitiva, blastoderm bertambah
panjang dan daerah ini adalah daerah ekstra embrional yang akan membentuk alat-alat dan
struktur-struktur janin sementara yang pada waktu menetas sebagian besar akan hilang
(Rugh,1962).

Struktur embrio ayam pada akhir gastrula adalah sebagai berikut (dari anterior ke
posterior). Di permukaan meliputi head fold (lipatan kepala), head process (penebalan
kepala), lamina neuralis, nodus Hensen, primitive pit (fovea primitive) dan stria primitive.
Sedangkan di sebelah dalam meliputi lamina prechordalis, chordadorsalis, massa mesoderm
nodus Hensen, mesoderm somit, mesodermal lateral, entoderm dan gastrocoel (Huettner,
1961).
Permulaan pembentukan daerah embrio yaitu dengan terbentuknya keping neural.
Dari keping ini terjadi lipatan neural. Pada janin yang umurnya ± 24

jam pengeraman,

khorda timbul di bawah lipatan neural pada sumbu tengah embrio. Khorda ini timbul dari selsel yang tidak mengalami diferensiasi diantara kedua lapisan mesoderm. Mesodem tumbuh

ke samping, ke belakang dari stria primitive dan juga tumbuh ke muka kiri kanan notochord.
Pada saat bersamaan mesoderm melebar ke daerah ekstra embrional ke semua jurusan,
sehingga pada tingkat-tingkat pengeraman 48 jam ke atas, kedua lapisan mesoderm lateral itu
akan bertemu di bagian anterior daerah kepala kemudian bersatu (Djuhanda, 1981).
Jantung terjadi dari penebalan-penebalan mesoderm splankhnis. Jantung mula-mula
berubah menjadi suatu bumbung yang letaknya di bawah rhombensephalon. Bagian anterior
bercabang, nantinya menjadi akar-akar aorta ventral. Bagian posterior berhubungan dengan
vena omphalomesentrikus yang datang dari yolk karena di muka dan di belakang
berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah tersebut, jantung menjadi seolah-olah diikat
letaknya, maka ketika memanjang jantung tidak lagi memanjang bebas tetapi akan
membengkok ke kanan. Sinus venosus dan atrium akan dibentuk pada daerah dimana kedua
omphalomesenterikus bersaru. Fleksura jantung yang menonjol ke kanan akan menjadi
ventrikel. Ujung anterior dimana kedua akar aorta ventral meninggalkan jantung, dibentuk
bulbus anteriosus di belakang truncus arteriosus (Patten, 1971).

Embrio ayam pada umur 0 hari inkubasi berada dalam stadium gastrula yang diawali
dalam pembentukan keping germa dua lapis, kemudian dilanjutkan dengan organogenesis
yang merupakan fase kritis embriogenesis. Parameter perkembangan awal sistem
kardiovaskular embrio ayam yang merupakan turunan dari mesoderm adalah proses
pembentukan organ dan jaringan darah yang diawali dengan terbentuknya pembuluh

‘primitif’ embrio yuang disebut pulau-pulau darah. Selanjutnya secara bertahap dibentuk
organ dan jaringan lain seperti jantung, pembuluh darah dan jaringan darah (Radiopoetro.
1991).
Selama inkubasi selama 24 jam, dapat dibedakan antara daerah intra embrional
dengan daerah ekstra embrional. Daerah ekstra embrional terdiri dari area pelusida dan area
opaka. Splanchnic mesoderm di daerah AIP mengalami penebalan yang nantinya akan
berkembang menjadi buluh jantung, sedangkan di daerah opaka mesoderm berkelompok
disebut “blood island” dan area opaka dinamakan “area vasculosa” (Yatim, 1984).

Gambar Embrio Ayam Umur 24 Jam
Organ-organ yang terbentuk pada umur 48 jam yaitu otak dan sumsum tulang
belakang. Selanjutnya ketiga bagian otak mengalami deferensiasi , prosensefalon menjadi
telensefalon dan diensefalon. Vesikula optik menyempit dan memanjang kemudian terbentuk

tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral menuju ke ekloderma luar dan menginduksi
primordial lensa pada ectoderm yang merupakan suatu penebalan ekstra (Djuanda, 1981).

Gambar embrio ayam umur 48 jam
Pada janin 48 jam, bumbung neural telah terbentuk dan adanya dapat dibedakan
bagian anterior yang agak lebar, bagian tengah, serta posterior yang menyerupai bumbung.
Persatuan lipatan neural yang paling akhir terjadi di muka somit terakhir, lipatan neural
mengembang dan menghilang di dalam ektoderm (Djuhanda, 1981).

Gambar embrio ayam umur 60 jam
Organ-organ yang terbentuk pada umur 60 jam yaitu otak dan sumsum tulang
belakang. Selanjutnya ketiga bagian otak mengalami deferensiasi , prosensefalon menjadi
telensefalon dan diensefalon. Vesikula optik menyempit dan memanjang kemudian terbentuk
tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral menuju ke ekloderma luar dan menginduksi
primordial lensa pada ectoderm yang merupakan suatu penebalan ekstra. Selain itu juga
terjadi perkembangan saluran pencernaan, perkembangan jantung dan pembuluh darah,

deferensiasi mesoderm dan coelom. Pada akhir perkembangan embrio 60 jam inkubasi
terbentuk dua membran ektra embrional yaitu amnion, membran berbentuk kantong berisi
cairan yang berlangsung membungkus badan embrio, yang kedua ialah korion, membran
yang membungkus embrio dan semua struktur ektra embrional (Djuanda, 1981).
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa embrio ayam yang telah diinkubasi
selama 48 jam memiliki ± 27 pasang somit. Pada stadium ini kepala embrio mengalami
pelekukan sehingga mesencephalon tampak di sebelah dorsal, sedangkan prosencephalon dan
rhombenchepalon tampak sejajar. Badan embrio memutar sepanjang sumbu sehingga bagian
kiri menjadi di atas kunir sedangkan pandangan dari dorsal tampak kepala bagian kanan;
badan bagian posterior masih menunjukkan bagian dorsal. Bagian badan sebelah tengah telah
menunjukkan adanya lipatan lateral, sedangkan di daerah ekor telah telah terjadi tail fold.
Lama-kelamaan seluruh badan embrio berada dalam selubung amnion, setelah semua lipatanlipatan bertemu (Syahrum et al, 1994).

Gambar embrio ayam umur 72 jam
Perlakuan pada praktikum meliputi pencarian letak embrio pada telur ayam
menggunakan larutan fisiologis. Menggunakan larutan fisiologis untuk mencari letak embrio
ayam, karena pada saat telur di letakan pda larutan fisiologis embrio ayam terletak di bagian

atas. Setelah itu di tandai menggunakan pensil, kemudian dilubangi cangkap yang telah di
tandai menggunakan pensil. Langkah selanjutny diambil embrio ayam menggunakan pipet
kemudian di bersihkan menggunakan larutan fisiologis. Menggunakan kertas saring dilipat
menjadi dua, kemudian dilipat lagi menjadi dua tegak lurus lipatan pertama. Kemudian
dilipat dengan arah diagonal lalu ujung lancip dipotong secukupnya. Kertas saring
ditempelkan pada embrio sehingga embrio terletak di tengah lubang kertas saring. Embrio
yang telah melekat dengan kertas saring dimasukkan ke dalam larutan fiksatif selama 2 x 24
jam.
Mengamati perkembanagan ayam dengan menggunakan metode wholemount
(perkembangan embrio ayam dalam hybridasi). Telur yang diperoleh dari induk diambil pada
hari kelima sampai kedelapan. Telur-telut tersebut diinkubasi kemudian dilakukan pengecetan
tulang embrio dengan metode cont (Karyadi, 2000).

V.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Wholemount merupakan sediaan mikroteknik keseluruhan dari suatu objek.
Wholemount yang diamati yaitu embrio ayam umur 24, 48, 60 dan 70 jam.
2. Inkubasi telur dengan jangka waktu yang berbeda akan menghasilkan bentuk embrio
yang berbeda pula. Tahapan perkembangan awal embrio ayam adalah terjadinya
pembelahan segmentasi (cleavage), kemudian morulasi, blastulasi, gastrulasi,
neurulasi, dan organogenesis.

B. Saran

Kesulitan pada praktikum ini adalah menemukan telur yang cukup masa Inkubasinya
dan mengetahui umur telur , sehingga blastodiskus kurang terlihat dengan jelas.

DAFTAR REFERENSI
Djuanda, Tatang, 1981. Embriologi Perbandingan. C.V. Armico, Bandung.
Fukumota, Takahiro, Levin M. 2005. Asymmetric expression of Syndecan-2 in early chick
embryogenesis, 5: 525-528. http://www.elsevier.com. Diakses pada tanggal 05
November 2010.
Huettner, A.F. 1961. Fundamentals of Comparative Embryology of The Vertebrates. The Mc
Millan Company, New York.
Karyadi, et al. 2003.Pemberian Rasio Kalsium dan Fospor Terhadap Osifikasi Tulang Embrio
Puyuh. Jurnal penelitian UNIB, Vol IX, No 2, Hal 76-80.
Patten, B.M. 1958. Foundations of Embyology. Mc Graw Hill-Book Co.Ltd, New York.
Radiopoetro. 1991. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Rugh, R. 1962. Experimental Embryology. Burgess Publishing Company, Minnesota.
Syahrum, M. H, et al. 1994. Reproduksi dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi Organisme.
Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Soeminto, 2000. Embriologi Vertebrata. Fakultas Biologi UNSOED, Purwokerto.
Yatim, W. 1984. Biologi Reproduksi Untuk Mahasiswa Kedokteran dan Biologi. Tarsito,
Bandung