FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI INCOME SM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INCOME SMOOTHING
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2016)
Agusth Billy Bonnex Roempoembo
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Musamus Merauke
aguseroems@gmail.com
ABSTRAC
AGUSTH BILLY BONNEX ROEMPOEMBO, Factors Influencing Income Smoothing (Empirical
Study on Banking Companies Registered in IDX Period Year 2013-2016) (guided by Maria Veronika
Irenne Herdjiono).
The research aimed of this empirical to determine the effect of profitability, corporate value,
company size and financial risk to income smoothing. Researchers would like to review the factors
affecting income smoothing, at the banking companies listed on the IDX during the period of 2013-2016.
The Sampling method use author is purposive sampling there are 21 company of research sample.
The researcher calculated the eckel index in order to know the grading company and not the income
smoothing. Then the researcher generated with the observation period of 2014-2016 so that the study
sample members studied amounted to 63 years. The data used is secondary data. The analysis technique
used is logistic regression with enter method.
The results research showed that logistic regression testing partially size of the company affect
negatively and not significantly on income smoothing. Profitability, corporate value and financial risk
have a positive and significant effect on income smoothing. It is simultaneously known that profitability,
firm value, firm size, and financial risk have a significant effect on the profit break, where R value of

48,9% can be explained by independent variable in this research.
Keywords: Profitability, company value, company size, and financial risk, income smoothing.
ABSTRAK
AGUSTH BILLY BONNEX ROEMPOEMBO, Faktor-faktor yang memengaruhi Income Smoothing
(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar di BEI Periode Tahun 2013-2016)
(dibimbing oleh Maria Veronika Irenne Herdjiono).
Tujuan Penelitian empiris ini untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, nilai
perusahaan, ukuran perusahaan dan resiko keuangan terhadap income smoothing. Peniliti ingin
mengkaji ulang faktor-faktor yang memengaruhi income smoothing, pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2013-2016.
Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling terdapat 21 perusahaan sampel
penelitian. Peneliti menghitung indeks eckel agar dapat mengetahui perusahaan perata dan
bukan perataan laba. Kemudian peneliti menggenerasilisasi dengan tahun pengamatan periode
2014-2016 sehingga anggota sampel penelitian yang diteliti berjumlah 63 tahun. Data yang
digunakan merupakan data sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi logistik
dengan metode enter.
Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa pengujian Regresi logistik secara parsial
ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perataan laba.
Profitabilitas, nilai perusahaan dan resiko keuangan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perataan laba. Secara simultan diketahui profitabilitas, nilai perusahaan, ukuran


1

perusahaan, dan resiko keuangan berpengaruh signifikan terhadap peratan laba, dimana nilai
R sebesar 48,9 persen mampu dijelaskan oleh variabel bebas dalam penelitian ini.
Kata Kunci :

Profitabilitas, nilai perusahaan, ukuran perusahaan, resiko keuangan dan
income smoothing.

PENDAHULUAN
Perataan laba merupakan fenomena yang umum terjadi sebagai usaha manajemen
untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Perataan laba yang dilakukan oleh manajer,
didasarkan atas berbagai alasan seperti mengurangi masalah pembayaran pajak, mengurangi
risiko serta menaikkan harga sekuritas yang tinggi dapat menarik perhatian pasar agar
menghasilkan profit yang stabil membuat posisi mereka aman didalam perusahan.
Pada era perkembangan global terdapat skandal keuangan pada Bank Century pada
tahun 2008, dimana manajemen perusahan melakukan praktik manajemen laba dengan cara
pengelolan laba (Income Smoothing) terka
it masalah krisis keuangan pada likuiditas. Masalah likuiditas tersebut berakibat pada

kliring yang membuat antrian panjang nasabah dalam mencairkan uang pada Bank tersebut
yang mencuak hingga public akibanya tersebut berdampak pada laporan keuangan yang
pernah diterbitkan memberikan signal negative terhadap publik, Liantono dan Purnama (2015).
Penelitian Setiawan (2013) menemukan hasil pada era perkembangan bisnis, perusahan
Perbankan periode Tahun 2007 - 2010 yang melakukan perataan laba dengan nilai Indeks Ekecl
terdapat 7 perusahan perbankan yang melakukan income smoothing.
Fenomena yang telah dibahas, faktor-faktor seperti profitabilitas, nilai perusahan,
ukuran perusahan dan leverage menjadi salah satu pertimbangan bagi investor. Perhatian dari
investor dan pihak-pihak yang berkepentingan pada informasi laba, memunculkan masalah
pada kegiatan manajemen untuk mengelolah laba. Kecendurungan yang dilakukan oleh
manajemen mengakibatkan terjadinya praktek perataan laba pada perusahan yang listing di
Bursa Efek Indonesia khususnya di industri yang berisiko, salah satunya perbankan.
Beberapa penilitian terdahulu juga memperlihatkan hasil yang tidak konsisten meski
dilakukan pada objek yang sama. Penelitian tentang perataan laba yang dilakukan pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar Dibursa Efek Indonesia (BEI) telah banyak dilakukan
namun diperoleh hasil yang tidak konsisten. Penelitian Yulia (2013), Riandto (2015), Lubis
(2016) hasilnya menunjukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas,financial leverage, dan nilai
perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap perataan laba, namun dalam penelitian

2


Riandto (2015) nilai perusahaan tidak berpengaruh. sedangkan dalam penilitian Lubis (2016)
menambah vaariabel kepemilikan manjerial, hasilnya berpengaruh pada perataan laba
perusahaan manufaktur, hasil lainya yang dikemukan dalam penilitian Wijaya (2012), dan
Salim (2014) pada perusahaan perbankan menghasilkan bukti penelitiannya bahwa
profitabilitas, nilai perusahaan, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan
laba. Hasilnya yang tidak konsisten ini membuat peneliti ingin meneliti dan mengkaji ulang
penilitian tersebut.
Berdasarkan latar belakan masalah yang diuraikan diatas secara motif penelitan
terdahulu maka peneliti tertarik untuk menguji faktor-faktor yang memengaruhi income
smoothing (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun
2013-2016).
TELAAH PUSTAKA
1. Teori Agency (Agency Theory)
Praktik manajemen laba berdasarkan pendekatan teori agency menjelaskan konflik
kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul karena kontrak
kerja dan kesepakatan bersama dimana terjadilah konflik keagenanan setiap pihak berusaha
agar mencapai dan mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya
(Lubis,2016).
2.


Teori Sinyaling (Signaling Theory)
Pendekatan teori sinyal terhadap perataan laba adalah sebuah langkah-langkah
manajemen perusahan untuk memberikan petunjuk atau tanda-tanda tentang kondisi yang
mengambarkan keadaan perusahan dari keterangan dan informasi catatan yang dihasilkan,
menurut Pratiwi dan Mahastanti (2013).

3.

Manajemen Laba
Manajemen laba adalah suatu uapaya yang dilakukan manejer dalam mengambil
langkah

dan

memilih

menggunakan

metode


akuntansi

tertentu

sebagai

sarana

mengintervensi informasi terhadap laba yang diingingkan laba yang dilaporkan pada
laporan keuangan, (Wulandari,2013).
4.

Income Smoothing
Definisi perataan laba menurut Barne et al (1976) perataan laba sebagai pengurangan
yang disengaja terhadap fluktuasi laba pada beberapa level laba supaya dianggap normal
bagi perusahaan. Sedangkan, menurut Beildman (1973) perataan laba adalah suatu usaha
yang dilakukan manajemen untuk menekan variasi dalam laba sejauh yang dimungkinkan

3


oleh prinsip akutansi dalam Pratama (2012). Karena bank merupakan industri jasa, maka
variabel penjualan di konvesi dengan pendapatan.
5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang
berkaitan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Salim, 2014).
6. Nilai perusahan
Nilai saham merupakan cerminan dari pada nilai perusahaan dimana saham
merupakan surat berbukti kepemilikan asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham
Nilai perusahaan dapat dihitung menggunakan Rasio antara Nilai pasar ekuitas dan nilai
buku harga saham atau sering disebut Ratio price book value (PBV).
7.

Ukuran Perusahan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat di klasifikasikan besar atau
kecilnya suatu asset bersih perusahaan. Ukuran perusahaan (company Size) secara umum
dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya suatu objek. (ukuran
pendapatan, total modal, total asset, dan jumlah karyawan) Septiani (2015). Semakin besar
ukuran dengan menggunakan rasio total aktiva yang merupakan keseluruhan aktiva yang
dimiliki perusahaan.


7.

Resiko Keuangan
Menurut

Noviana dan Yuyeta (2011) resiko keuangan merupakan proporsi

penggunaan utang untuk membiayai investasi (asset bersih). Risiko keuangan (financial
leverage) memandingkan antar hutang dan aktiva yang menunjukkan beberapa bagian
aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Risiko keuangan juga tercermin dalam
faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh
tempo pembayaran utang, likuiditas dan hal lainnya yang mengurangi fleksilibitas
keuangan.
Pengembangan Hipotesis

Pengaruh profitabilitas terhadap Perataan Laba
Tingkat profitabilitas yang tinggi, akan memepengaruhi tindakan perataan laba, karena
laba yang kelihatan berfluktuasi positif tinggi memberikan kesan buruk menurut
manajemen, hal ini dikarenakan manajemen takut jangan sampai tidak dapat memenuhi

harapan investor terhadap tingkat pengembalian yang mereka harapkan. Berhubungan erat
dengn teori signaling dan agency theory, maka manajemen akan melakukan perataan laba dan
memberikan informasi pengolahan angka-angka yang baik, agar digunakan untuk

4

memperataanhankan para investor lama dan mendatangkan calon-calon investor baru,
karena mereka lebih dominan tertarik pada informasi laba yang stabil dan menghindarkan
mereka dari pada resiko yang akan merugikan mereka dan mengharapkan mendapat
pengembalian yang baik. Noviana dan Yuyeta (2011), Salim (2014).
H1

: Profitabilitas berpengaruh terhadap perataan laba.

Pengaruh Nilai perusahan terhadap Perataan Laba
Nilai saham yang berfluktuaktif dan tinggi, merupakan sinyal yang tidak konsisten
pada penilaian investor. Tindakan manajemen berhubungan dengan adanya asimetri
informasi dari sudut pandang investor di pasar modal, mereka lebih dominan tertarik
dengan sinyal pengolahan angka-angka manajemen dalam informasi laba yang stabil,
karena investor akan merespon hal tersebut sebagai sinyal dari kondisi pasar modal dari

sudut pandang investor penelitian Dewi (2011) dalam Yulia (2013). Bukti bahwa perataan
laba didorong oleh harga saham yang tinggi, jika nilai saham akan memberi sinyal dan
pasar merespon informasi tersebut sebagai informasi dalam pengambilan keputsan dan di
sisi lain perusahaan menggunakan perataan laba untuk menarik arus sumber daya (Noviana
dan Yuyeta 2011).
H2

: Nilai perusahaan berpengaruh terhdap perataan laba

Pengaruh Ukuran perusahan terhadap Perataan Laba
Perusahaan dalam skala besar cenderung melakukan perataan laba dan merespon
informasi yang beredar dipasar. Hal ini dilakukan manajemen untuk memberikan sinyal
positif bahwa kondisi perusahaan baik. karena lebih mendapat perhatian dari pihak
eksternal (investor, kreditur, para analisis) maka manajemen akan bertindak untuk
meperataanhankan eksistensinya dengan cara meratakan laba. Hasil ini didukung oleh
penelitian sudibiyo (2000) dan Narsa et.al (2003) dalam andreas dwi setiawan (2013).
H3

: Ukuran perusahaan berpengaruh


Pengaruh Resiko Keuangan terhadap Perataan Laba
Resiko keuangan merupakan perbandingan hutang yang dimiliki dalam perusahaan
sebagai sumber pendanaan dan aktiva yang dimiliki untuk dijaminkan. Resiko keuangan
yang tinggi berdampak buruk juga bagi penilaian investor, pada keputusan yang
memengaruhi investasi mereka maka resiko tersebut menjadi bahan pertimbangan yang
akan dipakai investor untuk meprediksi tingkat keuntungan yang yang didapat dan calon
investor akan menghindari perusahaan yang memiliki risiko keuangan yang tinggi karena
tidak mempunyai prospek di masa depan yang menjanjikan . Hasil ini di dukung oleh
penelitian yang di lakukan oleh Agung dan Bagus (2014) , Vidya (2015).

5

H4

: Resiko Keuangan berpengaruh terhadap perataan laba.

Secara simultan pengaruh likuiditas, nilai perusahaan, ukuran perusahaan, dan resiko
keuangan terhadap perataan laba
Penelitian terdahulu Ismed (2012), Salim (2014), Ayuk (2015) menunjukkan hasil
penelitian bahwa pengukuran secara serempak mendapat hasil yang menunjukkan bahwa
terjadi perataan laba akibat dari profitabilitas yang tinggi, nilai perusahaan yang
berfluktuaktif tinggi, resiko keuangan juga dominan dengan praktik perataan laba karena
nilai aseet digunakan sebagai patokan penilaian untuk menjamin hutang dan berpengaruh
pada tingkat risiko pengembalian yang akan diberikan dan investor akan memilih langkah
yang tepat untuk menentukan tempat yang mana akan berinvestasi agar menghindari resiko
dan lebih cenderung memilih perusahaan yang melaporkan laba yang stabil agar kondisi ini
memberikan pengembalian yang baik.
H5

: Profitabilitas, nilai perusahaan ukuran perusahaan, dan resiko keuangan
secara simultan berpengaruh terhadap pertaan laba.
METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium galeri Investasi Bursa Efek Indonesia
(BEI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Musamus Merauke. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian studi empiris dalam bentuk hypothesis testing (pengujian hipotesis) yang menjadi
informasi akuntansi. Penelitian uji hipotesis (hypothesis testing) adalah penelitian yang
dilakukan dengan maksud menguji benar tidaknya teori atau memverifikasi teori,
(Darmawan,2013). Data yang digunakan data sekunder (laporan keuangan tahunan) dengan
metode pengumlan data adalah studi pustaka dan dokumentasi. Sumber data berasal dari
Bursa Efek Indonesia melalui situs resminya, yaitu : www.idx.co.id.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Perbankan yang terdaftar dan aktif di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2016. Penentuan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling dengan kriteria : 1. Perusahaan yang laporan keuangannya terpublikasi di
Bursa Efek Indonesia pada setiap periodenya selama periode 2013-2016, 2. Perusahaan selama
periode pengamatan tidak pernah mengalami rugi, 3. Perusahaan menyajikan laporan
keuangan dalam rupiah. Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh sebanyak 21 perusahaan
yang menjadi sampel. Dan menghitung indeks eckel agar dapat mengetahui perusahan perata
dan bukan perata serta menggeneralisasi dengan tahun pengamatan 2014-2016 objek penelitian
sebanyak 63 tahun.

6

Variabel penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Dependen (Y)
Income smoothing (Perataan laba) adalah upaya yang dilakukan manajemen untuk
mengurangi fluktuasi laba pada perusahaan (Yulia, 2013). Peneliti menggunakan indeks Eckel
untuk mengukur perusahaan yang melakukan perataan laba dimana jika, nilai kurang dari 1
atau sama dengan 0 (nol) dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba di beri nilai
lebih dari 1 (satu). Pada pengamatan per periode tahun 2014, 2015 dan 2016. Adapun
perhitungan yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
Indeks Eckel
Variabel Independen (X)
a.

Profitabilitas (X1)
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva dalam memperoleh keuntungan laba
(Setiawan, 2011). Peneliti menggunakan perhitungan Return on Asset (ROA) untuk
mengukur perbandingan antara laba bersih dan total asset agar dapat mengetahui
seberapa efektif perusahaan mengelola aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan.
Adapun pengkurannya sebagai berikut :
ROA

b.

x 100%

Nilai perusahaan (X2)
Nilai perusahaan merupakan cerminan dari Nilai saham perusahaan yang beredar di
dalam perusahaan dan terjual di pasar modal (Agung dan Bagus, 2014). Peneliti
mengukur

nilai

perusahaan

menggunakan

price

book

value

(PBV)

,

adapun

perhitungannya sebagai berikut :
PBV
c.

Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran perusahaan di ukur dari dari nilai buku aktiva yang dimiliki perusahaan yang
dihitung dengan mengunakan logaritma natural nilai aset, Setiawan (2011). Ukuran
perusahaan yang terdaftar di BEI pada umumnya berskala asset yang besar, jadi dalam
hal peneliti menggunakan total asset dalam menghitung ukuran perusahaan. ukuran
perusahaan dapat diukur sebagai berikut :
Ukuran perusahaan :
Natural logaritma dari total aktiva = Ln (Total Aktiva).

7

d. Resiko Keuangan (X4)
Resiko keuangan adalah seberapa perusahaan bergantung pada pembiayaan eksternal
(Bank) untuk mendukung operasi yang sedang berlangsung dan mengurangi fleksilibitas
keuangan (Riadianto, 2015). Resiko keuangan yang digunakan untuk

menilai

penggunaan pembiayaan adalah tingkat Debt Asset Ratio (DAR), adapun pengukurannya
adalah sebagai berikut :

Metode Analisis Data
Metode dan Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh varibel
independen terhadap variabel dependen sesuai dengan tujuan penelitian adalah analisis regresi
logistik dengan bantuan alat analisis aplikasi Software SPSS 22 For Windows statistical. Model
regresi dirumuskan sebagai berikut :
1ROA

2PBV

3Total

Aktiva

4DAR

Untuk menguji kelayakan model regresi logistik, maka dilakukan meliputi uji menilai
model fit, menilai kelayakan model regresi, uji koefisien determinasi, dan uji estimasi
parameter. Pengujian selanjutnya yaitu pengujian hipotesis secara parsial (Uji Wald) dan
simultan (Uji Omnnimbus) untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen
Derajat keyakinan yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebesar α = 5%
(0,05).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menilai keseluruhan model fit (Overral model fit)
Hasil uji overral model fit setelah data ditansformasi dengan sebelum dan sesudah pada
model penelitian.
Tabel 4.1
Nilai -2 lkelihood awal dan Nilai -2 Likelihood Ahkir
a,b,c

Iteration History
Iteration
Step 0
Step 1

2
9

-2 Log likelihood
86.557
57.895

Coefficients
Constant
.223
-19.156

Sumber : data sekunder di olah Output SPSS

8

Nilai -2LL awal sebesar 86.557 dan -2 LL Ahkir 57.895 sebagaimana tampak pada
tabel 4.1 di atas artinya terjadi penurunan nilai sehingga disimpulkan bahwa model regresi
yang digunakan sudah fit.
Menilai kelayakkan model regresi
Hasil uji penilaian kelayakan model regresi pada regresi logistick pada Hosmer and
Lemeshow Test yang dilihat berdasarkan
Tabel 4.2
Hosmer and Lemeshow Test
Step
1

Chi-square
12.049

Df

Sig.
8

.149

Sumber : Output SPSS
Hasil Penilaian kelayakkan model regresi regersi logistik pada tabel 4.2 Hosmer
and Lemeshow test, ditemukan bahwa nilai statistik Chi-Square adalah sebesar (12,049)
dengan nilai probabilitas signifikansi (0,149). pada tabel Hosmer and lemeshow pada
tingkat signifikansi probabilitas 0,149 lebih besar dibandingkan tingkat (sig) 0,05 atau 5
% serta nilai chi Square lebih besar dari pada tingkat signifikansi artinya tidak diperoleh
adanya perbedaan data estimasi dengan model regresi logistik. Hal ini dapat
disimpulkan model regresi yang dipergunakan layak dan cukup fit untuk dipakai
sebagai alat analisis. Setelah melakukan uji kelayakan model regresi maka, tahap
berikutnya adalah melihat ketepatan klasifikasi model adapun hasil klasifikasi model
regresi dapat dilihat pada tabel 4.3 yang disajikan sebagai berikut ini :
Tabel 4.3
Clasification table
Predicted
IS
Observed
Step 1 IS
BUKAN PERATA
PERATA
Overall Percentage

BUKAN
PERATA
21
6

PERATA
7
29

Percentage
Correct
75.0
82.9
79.4

Sumber : Data sekunder ouput SPSS 22

Hasil perhitungan ketepatan klasifikasi sesudah variabel penjelas dimasukan
dalam model regresi menunjukkan nilai sebesar 79,4 persen. Berdasarkan nilai angka
klasifikasi tersebut dapat dijelaskan angka 79,4 sudah sangat baik karena sudah melebihi

9

dari 50 persen (angka cut offi), artinya dapat disimpulkan bahwa model sangat baik dan
dapat mengklasifikasikan data dengan perataan laba sebesar 79,4 persen.
Menguji Koefisien Determinasi
Nagelkerke,s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell,s untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Pada model statistik
Nagelkerke ini digunakan untuk mengukur kemampuan model regresi logistic dalam
mencocokkan data.

Tabel 4.4
Hasil Uji model summary (Nagelkerke square)

-2 Log
Step

likelihood

1

57.895

Cox & Snell R

Nagelkerke R

Square

Square

a

.366

.489

Sumber : Data sekunder Output SPSS 22

Data output spss pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa variabel bebas
dalam model ini mampu menjelaskan pertaan laba sebesar 48,9 persen dan sisanya 51,1
persen dijelaskan oleh variabel lain diluar dalam model penelitian ini.
Estimasi Parameter (Menguji Koefisien Regresi)
Tahap ahkir dalam pengujian ini adalah menguji koefisien regresi logistik, dimana
hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

= 1,00
Seperti yang telah didefinisikan sebelumnya pada model regresi logistik, bahwa
skor 1 merupakan kategori “perata” atau peluang sukses dan skor 0 merupakan
kategori “bukan perata” peluang gagal. Hasil prediksi estimasi parameter di atas dapat
dikategorikan bahwa data yang dimasukan dalam model dapat dijelaskan dalam
persamaan regresi sebagai perusahaan yang benar-benar nyata melakukan praktik
perataan laba (income smoothing). Hal ini dikarenakan hasil nilai logit sebesar 1 tersebut
di atas bernilai lebih besar dari nilai cut-off 0,5 persen. Namun jika nilai logit kurang

10

dari nilai cut-off 0,5, maka hasil prediksi dapat dikategorikan sebagai “bukan perata”.
Dari hasil uji persamaan analisis regresi logistik terlihat bahwa nilai konstanta yang
dihasilkan negatif 19.156 dengan Exp (B) 0,00. Nilai koefisien regresi dari variabel
profitabilitas (X1) yang dihasilkan positif sebesar 201.134, artinya hal ini menunjukkan
jika perubahan profitabilitas 1 persen maka dapat memengaruhi terjadi praktik
perataan laba sebesar 224587. Variabel nilai perusahaan (X2) memiliki koefisien regresi
positif sebesar 1.597. Artinya, jika variabel nilai perusahaan meningkat maka akan
memengaruhi praktik perataan laba (Y) akan meningkat sebesar 4.938.
Nilai koefisien regresi dari variabel Ukuran Perusahaan (X3) yang dihasilkan
negatif sebesar -0,443. Artinya jika variabel ukuran perusahaan meningkat sebesar 1
unit maka praktik perataan laba cenderung 0,642 unit lebih menurun dengan anggapan
variabel bebas lainnya tetap. Variabel resiko keuangan memiliki koefisien regresi positif
sebesar 34.196. Artinya jika variabel Resiko keuangan meningkat maka praktik perataan
laba (Y) akan meningkat sebesar 709714 dengan anggapan variabel bebasnya tetap.
Hasil Uji Hipotesis
Uji parsial (Uji Wald)
Pada Tabel 4.5 di bawah ini disajikan hasil output uji parsial :
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Regresi Parsial
Uji Wald
Variabes in the Equation

B
Step ROA
a
1
PBV

S.E.

Wald

Df

Sig.

Exp(B)

201.134

82.266

5.978

1

.014

2.245E+87

1.597

.607

6.932

1

.008

4.938

LnTA

-.443

.269

2.715

1

.099

.642

DAR

34.196

10.866

9.904

1

.002

7.097E+14

-19.156

11.276

2.886

1

.089

.000

Constant

a. Variabe(s) entered on step 1: ROA, PBV, LnTA, DAR.

Sumber : Output SPSS
Uji signifikasi pengaruh parsial pada table 4.5 mendekripsikan bahwa adanya
pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, yakni
antara lain :
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap perataan laba (Income Smoothing)
Berdasarkan table 4.5 ditampilkan bahwa nilai probabilitas (Sig) dari profitabilitas (ROA)
adalah 0,014 lebih kecil dari

0,05. Maka hipotesis H0 di tolak dan Ha diterima,

11

dimana dapat di jelaskan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perataan laba perusahaan perbankan pada tingkat signifikansi kurang dari ( )
0,05 atau 5 persen.
2. Pengaruh nilai perusahaan terhadap perataan laba (Income Smoothing)
Berdasarkan table 4.5 ditampilkan bahwa nilai probabilitas (sig) dari nilai perusahaan
(PBV) adalah 0,008 yang berada lebih kecil dari 0,05 ( ). Maka hipotesis H0 di tolak dan
Ha diterima, dimana dapat dijelaskan dan di simpulkan bahwa Nilai Perusahaan (PBV)
berpengaruh signifikan positif terhadap perataan laba perusahaan perbankan

pada

tingkat signifikansi kurang dari 0,05 atau 5 %.
3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap perataan laba (income smooting)
Berdasarkan tabel 4.5 ditampilkan bahwa nilai probabilitas (sig) dari ukuran perusahaan
(LnTA) adalah 0,099 lebih besar dan diatas dari 0,05. Maka hipotesis H0 diterima dan Ha
ditolak, dimana dapat di jelaskan dan di simpulkan bahwa Ukuran Perusahaan (LnTA)
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perataan laba perusahaan perbankan
pada tingkat signifikansi lebih dari tingkat (sig) 0,05 atau 5 %.
4. Pengaruh resiko keuangan terhadap perataan Laba (income smoothing)
Berdasarkan table 4.5 ditampilkan bahwa nilai probabilitas (sig) dari Resiko Keuangan
(DAR) adalah 0,002 lebih kecil dari 0,05 ( ). Maka hipotesis H0 di tolak dan Ha diterima,
dimana dapat di jelaskan dan ditarik kesimpulan bahwa profitabilitas (DAR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba perusahaan perbankan pada
tingkat signifikansi kurang dari 0,05 atau 5 %.
Uji Simultan (Omnimbus Test of model Coefficients)
Hipotesis H5 menyatakan bahwa Profitabilitas, Nilai perusahaan, Ukuran
perusahaan dan resiko keuangan secara simultan berpengaruh positif terhadap Perataan
laba. Hasil uji model regresi secara simultan (Omnnimbus table) maka disimpulkan hipotesis
H5 diterima.
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Regresi Simultan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
Df
Step
28.663
4
Step 1

Block
Model

28.663
28.663

Sig.
.000

4

.000

4

.000

12

Pada Tabel 4.6 menunjukkan model simultan dalam Chi-Square (step,block dan model)
tidak ada perbedaan antara nilai chi-square dimana degree of fredom sebesar 4 yang mampu
menjelaskan ke- empat variabel independen. Hasil uji Omnimbus Test’s Model Coeficient di
peroleh nilai probabilitas (Sig) 0,000 karena nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari (0,05).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel independen (profitabilitas, nilai perusahaan,
ukuran perusahaan dan resiko keuangan) yang digunakan secara statistik bersama-sama
(method enter) berpengaruh secara signifikan positif terhadap perataan laba perusahaan
perbankan.
PEMBAHASAN
Pengaruh Profitabilitas terhadap Income smoothing
Temuan ini membuktikan secara empiris bahwa semakin tinggi profitabilitas
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2013-2016. Hasil hipotesis ini
didukung dalam penelitian Wijaya (2012), Agung dan Bagus (2014) yang menyatakan
semakin

tingginya

tingkat

profitabilitas

perusahaan

perbankan

maka

akan

mempertahankan informasi tersebut, jika laba yang dilaporkan tinggi membawa
perusahaan dalam kondisi yang menguntungkan, karena dengan adanya sinyal (laba
tinggi) akan memberi keyakinan penuh kepada pihak eksternal (investor, debitur, dan
pemerintah) serta menarik sumber daya ke dalam perusahaan dan memberi kesan bahwa
kinerja perusahaan sangat baik.
Besarnya laba bersih yang bisa diperoleh atas penjualan yang tercipta akan
ditentukan oleh keberhasilan dalam mengendalikan biaya. Ketepatan dan kesesuaian
dalam memilih peralatan, metode produksi, dan kapasitas yang digunakan merupakan
diantara

faktor

yang

memengaruhi

tingkat

efisiensi

dalam

biaya

maka

akan

mempengaruhi manajemen untuk meratakan laba.
Pengaruh Nilai Perusahan terhadap income smoothing.
Temuan penelitian ini membuktikan bahwa nilai perusahaan memiliki hubungan
yang dapat memengaruhi pertaan laba. Hasil hipotesis ini selaras dalam penelitian Yulia
(2013), Agung dan Bagus (2013), Prayudi dan Daud (2013) dimana hasil pengujian regresi
logistik dengan metode enter menemukan bahwa nilai perusahaan yang berfluktuasi
positif tinggi berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Hal ini menimbulkan
penilaian investor menggap sinyal ini merupakan sinyal yang buruk. Alasanya investor
untuk mengambil langkah “ya” untuk berinvestasi atau memilih “tidak” berinvestasi

13

karena nilai perusahaan ini merupakan sinyal di pasar modal, serta rescpect investor
kurang peka terhadap informasi tersebut, apakah hasil dari proses alamiah kegiatan
operasional perusahaan

atau hasil manipulasi / rekayasa manajemen untuk menarik

sumber daya.
Pengaruh Ukuran Perusahan terhadap Income smoothing.
Hasil uji hipotesis variabel ukuran perusahaan dengan proksi log natural total asset
(LnTA) menunjukkan nilai koefisien regresi negatif sebesar 0,443 dengan tingkat signifikan
(sig) variabel sebesar 0,099 yang berada lebih besar dari tingkat signifikan 0,05, artinya
dapat di simpulkan bahwa nilai perusahaan dengan proksi Log natural total asset
berpengaruh negative tidak signifikan terhadap perataan laba. Maka dalam hal ini
Hipotesis 3 ditolak karena ukuran perusahaan yang besar tidak terbukti berpengaruh
terhadap perataan laba (income smoothing) pada taraf nilai signifikan lebih besar dari
tingkat signifikan 0,05 atau 5 % dengan nilai regresi negative sebesar 0,443 dimana setiap
penurunan 1 unit ukuran perusahaan besar maka tindakan perataan perataan laba akan
menurun.
Tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap income smoothing karena ondisi
pada skala total asset perusahaan yang besar mendapat pengawasan yang ketat dari para
analisis dan investor. Maka kecendrungan yang terjadi perusahaan besar tidak terindikasi
melakukan pertaan laba.hal ini disebabkan perusahaan yang besar tidak selamanya
diidentikkan dengan padat modal, tetatpi bisa jadi padat karya. Kategori besaran asset
perusahaan akan menjamin performa, sehingga perusahaan yang memiliki asset yang
besar tidak memiliki kecendrungan meratakan laba.
Adapun penelitian yang selaras dengan hipotesis ini adalah Yulia (2013) dimana,
ketika semakin besar ukuran perusahaan maka manajemen

tidak akan melakukan

perataan laba. Jika laba yang dihasilkan dari kegiatan operasi berfluktuaktif, Maka
perusahaan perbankan yang tergolong besar menghindarinya tidak melakukan perataan
laba. Sebab skala perusahaan besar menjadi patokan sebagai dasar analaisis akan memicu
kinerja perusahaan tidak konsisten. mendapat performance terbaik dari sudut padang pihak
eksternal. Kategori besaran asset perusahaan akan menjamin performa, sehingga
perusahaan yang memiliki asset yang besar tidak memiliki kecendrungan meratakan laba.
Pengaruh Resiko keuangan terhadap Income smoothing
Hasil pengujian statistik dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa
variabel resiko keuangan dengan proksi debt to asset (DAR) nilai koefisien regresinya

14

positif sebesar 28,116 dengan nilai signifikan 0,022 yang berada dibawah tingkat (sig) 0,05.
Artinya risiko keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap perataan laba. Variabel
resiko keuangan yang diukur dari debt to asset menunjukkan tingkat nilai signifikan (sig)
sebesar 0,022 lebih kecil dari tingkat signifikan (sig) 0,05 maka dalam hal ini Hipotesis 4
diterima.
Perusahaan

yang besar seringkali mempunyai tingkat debt asset yang tinggi.

Manajemen ingin menunjukan bahwa memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
kewajibannya menggunakan total asetnya. Bahwa posisi leverage perusahaan perataan laba
rata-rata sebesar 0,85 menimbulkan adanya indikator perusahaan berisiko.
Hasil pengujian hipotesis ini didukung dalam penelitian Kismini (2013) serta
Riandto (2015), tingkat debt to asset yang tinggi akan memicu manajemen untuk melakukan
perataan laba (income smoothing) agar dapat memberi keyakinan penuh kepada pihak
pemberi dana tambahan. Dalam hal ini manajemen memilih metode ini agar dapat
menghindari resiko atas perjanjian hutang dan penilaian bagi kreditur sebagai untuk alat
analisis. Karena jika posisi resiko keuangan tinggi maka perusahaan akan susah mendapat
dana tambahan yang akan mendukung kegiatan operasionalnya serta penilaian terhadap
perjanjian hutang.
Sedangkan sisi pandang dari investor lama, mereka akan meminta tingkat
pengembalian yang tinggi jika berada pada resiko yang akan dihadapi. Demikian pula
yang akan dilakukan oleh calon investor baru, mereka lebih dominan tertarik dengan
perusahaan yang mempunyai resiko keuangan yang rendah agar dapat mengamankan
posisi saat mereka akan berinvestasi. Perusahaan perbankan yang memiliki nilai debt asset
tinggi, menimbulkan asumsi bahwa perusahaan tersebut tidak mempunyai prospek yang
menjanjikan di masa depan.
Pengaruh Net Profit Margin, Perputaran Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Rasio Utang
secara simultan terhadap ROI.
Hipotesis H5 yang memprediksi adanya pengaruh positif net profit margin,
perputaran aktiva, perputaran modal kerja, dan rasio utang secara simultan terhadap
return on investment (ROI) pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumi
yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 mendapat dukungan empiris. Hal ini ditunjukkan
oleh hasil Omnnimbus table dimana tidaka ada perbedaan antara model, step dan constant.
Dengan nilai sig 0,000 yang berada dibawah dan lebih kecil dari tingkat df 0,05 atau 5
persen. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dinyatakan hipotesis penelitian diterima.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan yang terjadi pada keempat

15

variabel independen secara serentak akan menyebabkan berpengaruhnya indikasi Peratan
laba pada Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1)

Profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap income smoothing
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2016.

2)

Nilai perusahan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap income
smoothing perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2016.

3)

Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap
income smoothing perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2016.

4)

Resiko keuangan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap income
smoothing perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2016.

5)

Profitabilitas, Nilai perusahaan, Ukuran perusahaan dan resiko keuangan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap income smoothing perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI periode tahun 2013-2016. Besarnya kontribusi keempat variabel di atas terhadap
income smoothing pada perbankan ini berdasarkan nilai R sebesar 48,9 dan sisanya 51,1
persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian.

Saran

Kepada Perusahaan
Kegiatan perusahaan memanipulasi informasi laba dalam bentuk income smoothing
mengakibatkan runtuhnya kepercayaan nasabah dan investorKeakuratan informasi laba
yang dihasilkan dari kegiatan operasional yang baik dapat membawa kabar baik bagi
pihak eksternal yang membutuhkannya.
Kepada Investor
Investor harus lebih teliti dalam membuat keputusan saat

memilih untuk

berinvestasi dan menangkap peluang sinyal dari pengolahan laba Pada dasarnya. Dalam
menilai kinerja perusahaan agar lebih memperhatikan variabel - variabel dalam
peenelitian ini, karena variabel tingkat pengembalian asset pada laba bersih, price book

16

value yang berfluktuasi,

dan resiko keuangan yang tinggi berpengaruh terhadap

perataan laba. Artinya jika investor kurang cermat maka akan membawa dampak buruk
pada resiko investasi yang akan dihadapinya.
Peneliti selanjutnya
Semoga hasil penelitian ini menjadi sumber referensi dan dapat menambah
wawasan bagi peneliti selanjutnya, dan diharapakan dapat mengembangkan penelitian
atau menambah sampel dari seluruh perusahaan yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
dengan periode pengamatan diatas 5 Tahun serta dapat menambah variabel-variabel lain
seperti pertumbuhan perusahaan, kepemilikan saham manajerial (POWN), dividen pay
out yang memengaruhi perataan laba (income smoothing).

DAFTAR PUSTAKA
Agung, A, Ida. dan Bagus, Ida. 2014. ” Perilaku Income Smoothing dan Faktor-Faktor Yang
Memengaruhinya”. E-Jurnal akuntansi Universitas Udanyana. Vol. 8, No. 1, hal : 140-153.
Darmawan, Daud. 2013. Metode penelitian kuantitatif. Edisi perataanma, bandung : Rosda.
Fachmi. Irham. 2011. Analisis laporan keuangan. Edisi perataanma, Lampulo : Alfabeta
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi.
Semarang : Badan Penerbit Univesitas Diponegoro.
Lubis, B, P,R, Dian. 2016. Pengaruh profitabilitas,resiko keuangan,nilai perusahaan dan struktur
kepemilikan manjerial terhadap perataan laba (income smoothing) studi empiris pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2012-2014. Skripsi FEB
Universitas Lampung.
Noviana, R.N.S. dan Yuyeta, E.N.A. 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi
Praktik Perataan Laba (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2006-2010)”. Jurnal Akuntansi & Auditing Universitas Diponegoro, Vol.1, No.94,
hal : 69-83.
Pratama, Dian . 2012. “ Pengaruh Prifitabilitas, Resiko Keuangan, Nilai Perusahaan, Struktur
Kepemilikan dan Dividen Payout Ratio terhadap Perataan Laba”.Jurnal Akuntansi &
investasi. Vol. 13, No. 1, hal : 35 - 43.
Pratiwi. O.S dan Mahastanti, L,A. 2013. “ Fenomena Perataan Laba Di Indonesia: Garbling vs
Signaling”. Among Makarti Universitas Krieten Satya Wacana. Vol. 6, No, hal 25 -.39.
Prayudi, D. dan Daud, R. 2013. “ Pengaruh Profitabilitas, Risisko Keuangan, Nilai Perusahaan,
dan Struktur Kepemilikan Terhadap Perataan Laba (Income smoothing) Pada Perusahaan
Yang Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia 2008-2011”. JEMASI, Vol. 9,
No. 2. Hal : 118 -134.
Riandto, Vidya. 2010. Pengaruh risiko keuangan, nilai perusahaan, ukuran perusahaan, dan
profitabilitas terhadap praktik perataan laba: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Skripsi FE Universitas Negeri Surabaya.

17

Ririhena, Samel. 2015. Panduan Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Strata satu Fakultas
Ekonomi Universitas Merauke (Revisi 01). Gugus Jaminan Mutu Fakultas Ekonomi
Universitas Musamus Merauke.
Salim, Sartika. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Perataan Laba
Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia”. Jurnal Wira
Ekonomi Mikroskil Medan, Vol. 4, No. 02, hal : 101-110.
Septiani, T,A. 2015. Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Risiko Keuangan, Ukuran Perusahaan, Dan
Nilaiperusahaan Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012. Naskah Publikasi FEB Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Setiawan. D. A. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) Pada
Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi FE Universitas Jember.
Setyaningtyas, Ina. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income
Smotothing). Skripsi FEB Universitas Diponegoro, Semarang.
Wijaya, Ismed. 2012. “Pengaruh Profitabilitas,Financial Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Propensity Income Smoothing Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Dibursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomika Universitas Almuslim Biuren-Aceh, Vol.III,
No.5, Hal 52-61.
Wulandari. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Income Smoothing dan
Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Skripsi FAB Universitas Diponegoro Semarang.
Yulia, M. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage, Dan Nilai
Saham Terhadap Perataan Laba ( Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur,
Keuangan, Dan Pertambangan Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi
Publikasi FE Universitas Negeri Padang

18