BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN - Prosedur Penerimaan Sawit Rakyat Ke Pabrik Kelapa Sawit ( Pks ) Di Ptpn Ii Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Ptpn Ii Sawit Seberang )

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini merupakan bagian penutup dari rangkaian penulisan

  skripsi ini, berisikan Kesimpulan dan Saran sebagai jawaban hasil pemecahan masalah yang diidentifikasikan.

BAB II KEDUDUKAN PTPN II SAWIT SEBERANG SEBAGAI PERUSAHAAN PERKEBUNAN MILIK NEGARA A. Pengertian Perusahaan Perkebunan Usaha perkebunan terdiri dari usaha budidaya perkebunan dan usaha

  industri perkebunan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 107 Kpts II Tahun 1999, Usaha budidaya perkebunan adalah serangkaian kegiatan pengusahaan tanaman perkebunan yang meliputi kegiatan pra tanam, penanaman, pemeliharaan tanaman dan pemanenan termasuk

   perubahan jenis tanaman.

  Usaha industri perkebunan merupakan serangkaian kegiatan pengolahan produksi tanaman perkebunan yang bertujuan untuk memperpanjang daya simpan atau meningkatkan nilai tambah, sebagai contoh dari usaha lndustri perkebunan adalah ekstraksi kelapa sawit, industri gula pasir dari tebu, teh hitam dan teh hijau, lateks dan lain sebagainya. Pengusahaan tanaman perkebunan di Indonesia dilakukan oleh perkebunan rakyat dan perkebunan besar yang terdiri dari

14 Widjanarko, “ Produksi Pertanian di Indonesia “,Rineka Cipta, Jakarta, hal 37

  perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara (PNP/PTP/BUMN).

  Hal ini berbeda sekali dengan perkebunan rakyat dengan ciri-ciri usaha sebagai berikut :

  dalam pemberdayaan masyarakat. Peranan pembangunan perkebunan di negara Indonesia adalah : 15 Djokosantoso dan meljono dan Riant Nugroho, “ isu kebijakan dan strategi”, sinar grafika,

   Pembangunan perkebunan merupakan salah satu alternatif aktivitas

  Lebih berorientasi pada kebutuhan subsisten.

  4. Sumber tenaga kerja terpusat pada anggota keluarga, dan 5.

  3. Tidak padat Modal.

  2. Penggunaan lahan terbatas.

  1. Bentuk usahanya kecil.

  Berorientasi pada pasar.

   1.

  5. Menggunakan teknologi modern, dan 6.

  4. Menggunakan tenaga karja yang cukup besar, dengan pembagian kerja yang dirinci dan struktur hubungan kerja yang rapi.

  3. Bersifat padat modal.

  Menggunakan areal pertanahan yang luas.

  Perkebunan besar memiliki ciri-ciri usaha antara lain : 2.

  Menurut BPS perkebunan besar adalah usaha perkebunan yang dilakukan oleh badan usaha dan badan hukum diatas tanah negara yang mendapat izin dari instansi yang berwenang, diluar batasan tersebut merupakan perkebunan rakyat.

  Merupakan bentuk usaha pertanian berskala luas dan kompleks.

  bandung hal 82-83 16 Moebyarto, “ perkembangan perkebunan di Indonesia “. Adytia Media, 1992, hal 71

  1. Menaikkan penerimaan devisa dan pendapatan negara.

  2. Penyediaan lapangan pekerjaan/sumber mata pencaharian dan lapangan usaha.

  3. Turut membantu dan melaksanakan kelestarian alam yang lebih terjamin.

  4. Membantu usaha pemerintah dalam bidang kegiatan lainnya seperti tranmigrasi, pengaturan pemilikan tanah, penggalakan koperasi, penataaan desa dan sebagainya 5. Menciptakan iklim yang baik bagi pertumbuhan Indonesia.

  6. Turut menciptakan pembangunan/pertumbuhan ekonomi ”growth centre” baru.

  Kebijakan pembangunan perkebunan oleh pemerintah difokuskan untuk mengembangkan perkebunan rakyat yaitu dengan pola kemitraan dengan perkebunan besar. Dalam pelaksanaan pola kemitraan ini, petani tergabung dalam suatu kelembagaan petani misalnya koperasi yang akan memperjuangkan hak-hak mereka.

  Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 107 Kpts II Tahun 1999 ketentuan mengenai pola usaha perkebunan adalah : 1.

  Pola koperasi usaha perkebunan yaitu pola pengembangan yang sahamnya 100 persen dimiliki oleh koperasi usaha perkebunan.

  2. Pola patungan koperasi dan investor yaitu pola pengembangan yang sahamnya 65 persen dimiliki koperasi dan 35 persen dimiliki investor/perusahaan.

  3. Pola patungan investor dan koperasi yaitu pola pengembangan yang sahamnya 80 persen dimiliki investor/perusahaan dan minimal 20 persen dimiliki koperasi yang ditingkatkan secara bertahap.

  4. Pola BOT (Build, Operate and Transfer) yaitu pola pengembangan dimana pembangunan dan pengoperasian dilakukan oleh investor/perusahaan yang kemudian pada waktu tertentu seluruhnya dialihkan kepada koperasi.

  5. Pola BTN yaitu pola pengembangan dimana investor/perusahaan membangun kebun dan atau pabrik yang kemudian akan dialihkan kepada peminat/pemilik yang tergabung dalam koperasi. Beberapa harapan dari petani terutama pelaku usaha kelapa sawit dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk kelapa sawit, yaitu antara lain sebagai berikut : a.

  Perlu adanya research and development mengenai produk kelapa sawit.

  b.

  Agar diturunkan tarif Bea Keluar, dengan harapan para petani dapat menikmati keuntungan kelapa sawit, yang selanjutnya dapat digunakan untuk pengembangan produk turunannya.

  c.

  Kalaupun Bea Keluar dikenakan namun dana tersebut semestinya dikembalikan lagi ke petani dalam bentuk infrastruktur baik jalan, pelabuhan, termasuk penelitian (research) guna meningkatkan nilai tambah kembali.

  d.

  Bea keluar hendaknya jangan dijadikan instrumen penerimaan negara tetapi hanya sebagai kebijakan temporer, dan penerimaan BK tersebut dapat disalurkan kembali ke 30 daerah bisa melalui mekanisme perimbangan keuangan atau seperti halnya Pajak Bumi dan Bangunan yang di-share ke daerah propinsi maupun daerah tingkat dua.

  e.

  Birokrasi perijinan perlu diperbaiki termasuk untuk menghindari sengketa lahan.

  f.

  Petani rakyat dapat diberikan subsidi harga benih unggul maupun subsidi pupuk.

  g.

  Proyek pengembangan Kawasan industri terpadu agar dipercepat

   pembangunannya sehingga segera dioperasionalkan.

  Salah satu perusahaan perkebunan milik negara ialah PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa. PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) II Tanjung Morawa merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang perkebunan dan turut serta dalam persaingan pasar global maupun domestik pengolahan kelapa sawit. PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) II saat ini memiliki areal yang cukup luas (Kebun Inti) yaitu 112.551,95 Ha (termasuk 5.873,41 Ha yang sedang dalam proses pelepasan hak) dan berada di dua provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara 106.671,47 Ha dengan budidaya kelapa sawit, karet, tembakau, dan tebu serta Provinsi Papua 5.880,48 Ha dengan budidaya kelapa sawit. Dewasa ini, perubahan lingkungan bisnis perusahaan menuntut adanya pengelolaan perusahaan secara lebih profesional agar dapat bersaing dalam pasar global. Salah satu strategi efektif guna mengantisipasi 17 persaingan global maupun lokal tersebut adalah dengan diterapkannya tata cara

  Pandangan ini tertuang dalam sebuah artikel berjudul “ Perkembangan BUMN Kebun “. ( Kompas: Rabu, 21 Februari 2007, hal 18 ) pengelolaan perusahaan yang baik atau lebih dikenal dengan Good Coorporate

18 Governance (GCG).

  Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara II bergerak dibidang usaha Pertanian dan Perkebunan didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing, SH No. 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Notaris No. 54 tanggal 21 Desember 1976 dan pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A. 5/43/8 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran Negara No. 52 tahun 1978 yang telah didaftarkan kepada Pengadilan Negeri Tingkat I Medan tanggal 19 Pebruari 1977 No. 10/1977/PT. Perseroan Terbatas ini bernama Perusahaan Perseroan (Perseroan) PT Perkebunan II disingkat “PT Perkebunan II" merupakan perubahan bentuk dan gabungan dari PN Perkebunan II dengan PN Perkebunan Sawit Seberang.

  Pendirian perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan ketentuan- ketentuan dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1969, Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan dan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1975. Pada tahun 1984 menurut Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham, Akte Pendirian tersebut diatas telah dirubah dan diterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 94 tanggal 13 Agustus 1984 yang kemudian diperbaiki dengan Akte Nomor 26 tanggal 8 Maret 1985 dengan persetujuan Menteri Kehakiman Nomor C2-5013-HT.0104 tahun 1985 tanggal 14 Agustus 18 1985. Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham

  Louis Gottschalk, “ Mengerti Sejarah “, terjemahan dari Nugroho Notosusanto, Jakarta : UI Press, 1985, hal 32 tanggal 20 Desember 1990 Akte tersebut mengalami perubahan kembali dengan Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 2 tanggal 1 April 1991 dengan persetujuan Menteri Kehakiman Nomor C2-4939-HT.01.04TH-91 tanggal 20 September 1991. Pada tanggal 11 Maret 1996 kembali diadakan reorganisasi berdasarkan nilai kerja dimana PT Perkebunan II dan PT Perkebunan IX yang didirikan dengan Akte Notaris GHS. Loemban Tobing, SH Nomor 6 tanggal 1 April 1974 dan sesuai dengan Akte Notaris Ahmad Bajumi, SH Nomor 100 tanggal 18 September 1983 dilebur dan digabungkan menjadi satu dengan nama PT Perkebunan Nusantara II yang dibentuk dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH Nomor 35 tertanggal 11 Maret 1996. Akte pendirian ini kemudian disyahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C2.8330.HT.01.01.TH.96 dan diumumkan dalam Berita Negera RI Nomor 81. Pendirian Perusahaan yang merupakan hasil peleburan PTP-II dan PTP-IX berdasarkan Peraturan Pemerintah Ri Nomor 7 tahun 1996. Kemudian pada tanggal 8 Oktober 2002 terjadi perubahan modal dasar perseroan sesuai Akte Notaris Sri Rahayu H. Prastyo,

19 SH.1:34 PM 7/21/2008.

  Adapun visi dan misi dari perusahaan ini yaitu :

  VISI

  Mewujudkan PT Perkebunan Nusantara II (Persero) menajadi Perusahaan agribisnis yang maju dan sehat serta memiliki daya saing yang kuat.

  M I S I

19 Moh. Arsjad Anwar, “ Sepenggal Sejarah BUMN termasuk landasan hukum BUMN “, Citra

  Grafika, 1994 hal 59

  

1. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan sektor perkebunan bagi

pendapatan nasional yang diperoleh dari produksi dan pemasaran dari berbagai jenis

komoditi untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri.

  

2. Menyedikan lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pada

umumnya dan meningkatkan taraf hidup petani plasma/PIR dan Petani Tebu Rakyat

serta karyawan perkebunan pada khususnya.

  

3. Memelihara kekayaan alam khususnya dan menjaga kelestarian alam serta

   meningkatkan kesuburan tanah, sumber dan tatanan air.

B. Sejarah Berdirinya PTPN II Sawit Seberang Kabupaten Langkat

  Kebun sawit Seberang adalah salah satu unit kebun milik PTPN II yang berlokasi di kecamatan yaitu di kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara yang bejarak ± 78 km dari Kota Medan. Dahulunya Kebun Sawit Seberang berasal dari bekas perusahaan Belanda yang bernama Verenigde Deli Mastgchappli (VDM) yang dibuka dan ditanami kelapa sawit sejak tahun 1923. Areal Kebun Sawit Seberang adalah Konsesi KBS ( bekas perusahaan Belanda ) pada tanggal 10 Desember 1963 No. LXV/R atas nama Deli Mastgchappli. Kemudian diberi Hak Guna Usaha ( HGU ) kepada Kebun Sawit Seberang Langkat berdasarkakn SK. Menteri Agraria No. 5 K/36/HGU-66 tertanggal 10 Oktober 1966.

20 Sri Hartati Samhadi, ‘Ironi Sawit dan Ambisi Nomor Satu Dunia’, Harian Kompas, Sabtu, 25

  Februari 2006 hal 7

  Pada tahun 1962 Kebun Sawit Seberang Langkat diambil alih oleh pemerintah Indonesia yang berada di PPN-SU II, sejak berdirinya kebun Sawit Seberang Langkat berada di bawah perusahaan yang beberapa kali mengalami perubahan nama yaitu :

1. Tahun 1957 : NO VDM 2.

  Tahun 1962 : PPN-Sumut II 3. Tahun 1963 : PPN Antan II 4. Tahun 1968 : PPN ANTAN II / PNP II ( Penggabungan ) 5. Tahun 1969 : PNP II 6. Tahun 1976 : PTP II 7. Tahun 1996 : PTPN II ( Penggabungan Maret 1966 )

  Setelah pendirian perkebunan kelapa sawit, pihak VDM membangun pengolahan kelapa sawit ( PKS ). Pada tahun 1927, sejak berada di bawah PTPN

  II PKS telah mengalami perkembangan yang meliputi antara lain perbaikan dan penambahan kapasitas olah Tandan Buah Segar ( TBS ) per jam menjadi 30 ton TBS per jam. PT Perkebunan II ( Persero ) Kebun Sawit Seberang Langkat terletak di ujung Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Bila ditinjau dari segi geografis, daerah ini terletak pada garis 320® LU dan 98®20 BT.

C. Struktur Organisasi

  Pada umumnya setiap perusahaan memiliki struktur organisasi. Bagi perusahaan besar maupun kecil struktur organisasi memiliki peranan yang sangat penting, dimana struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan dari hubungan – hubungan diantara fungsi – fungsi, bagian – bagian atau posisi maupun orang – orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dari dalam suatu organisasi.

  Secara garis besar struktur organisasi menunjukkan susunan jabatan, siapa atasan yang memberi perintah dan siapa yang bertanggungjawab kepada atasan dalam melaksanakan perintah tersebut.

  Struktur organisasi yang baik akan membantu proses pencapaian tujuan organisasi karena keseluruhan tugas yang ada akan dibagi menurut unit atau bagian. Dengan demikian unit atau bagian yang ada dalam perusahaan akan mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan satu dengan yang lain.

  Administrasi merupakan pimpinan tertinggi di kebun yang betanggung jawab atas semua kegiatan operasional kebun baik teknis maupun non teknis yng dalam kegiatan sehari – hari dibantu oleh Askep, Maskeb, Keamanan, Kepala Administrasi, Humas.

  Untuk memperlancar semua kegiatan kerja dibagian tanaman di pimpin oleh Askep yang dibantu oleh Asisten Afdeling, sedangkan Asisten Afdeling dibantu oleh Mandor untuk dilapangan dan Krani untuk dibagian Administrasi Afdeling. Untuk bagian Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) dipimpin oleh Maskep yang dibantu oleh Asisten Maintenance dan Asisten Pengolahan. Asisten ini Dibantu oleh Mandor untuk dibantu dilapangan dan Krani -1 dan beberapa orang karyawan pelaksana untuk menangani masalah administrasi personalia dan umum dan keamanan dipimpin oleh seorang pengaman yang dibantu oleh Satuan Pengaman ( Satpam ).

  Karyawan pelaksana Kebun Sawit Seberang Langkat, Pria berjumlah 1073 orang dan wanita berjumlah 243 orang, sedangkan karyawan pimpinan berjumlah 20 orang. Berikut ini akan diuraikan kewajiban, wewenang dan tugas dari para staff PTPN II Sawit Seberang Langkat : 1.

  Administratur ( ADM ) a.

  Kewajiban Membantu Direksi melaksanakan tugas dan kewajiban yang telah

  • digariskan oleh perusahaan.
  • pengawasan di kebun guna menunjang usaha pokok secara efektif dan efisien.

  Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan

  • Manajer ( Direktur ) dalam mengambil keputusan.

  Menyediakan informasi yang akurat up to date untuk kepentingan

  • oleh perusahaan.

  Membantu Direksi dalam mencapai sasaran yang sudah ditetapkan

  • Mentaati semua peraturan perusahaan ( system operasional dan prosedur baku ).

  b.

  Wewenang

  • Membuat dan mengajukan PRKAP Kebun.
  • Menyusun program kerja dikebun yang berkaitan dengan upaya peningkatan produksi tanaman dan kenerja kebun.
  • Melakukan pengendalian biaya, fisik dan mutu agar tetap sesuai standar.
  • Melakukan pengawasan, menganalisa, dan melakukan tindakan perbaikan di bidang tanaman, adminsitrasi keuangan.
  • Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait (

  Muspika, Kepolisian, Militer dan Pemuka Masyarakat ) dalam pembinaan wilayah untuk pengamanan aset perkebunan.

  • Memberikan usul dan saran kepada Direksi untuk perbaikan kerja perusahaan.
  • Menilai karyawan dan melakukan mutasi serta mengusulkan demosi atau promosi karyawan kebun.

  c.

  Tugas

  • Dalam menjalankan tugasnya ADM dibantu oleh asisten masinis kepala dan para asisten ( tanaman, teknik, asisten umum kepala administrasi, keamanan dan lain – lain ).
  • Mengendalikan kegiatan harian perasional kebun.
  • Menyediakan bahan – bahan untuk diolah dipabrik sesuai dengan kapsitas optimal dan persyaratan mutu.

  • Menjaga keutuhan areal perkebunan dari gangguan yang datang dari luar.

  d.

  Tanggung Jawab

  • Administratur bertanggung jawab kepada Direksi.

  e.

  Hubungan Kerja

  • Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan bagian unit usaha dan dinas di PTPN II Sawit Seberang Kabupaten Langkat serta pihak diluar perkebunan.

2. Asisten Kepala a.

  Kewajiban

  • Membantu administratur melaksanakan tugas dan kebijaksanaan ( Policy ) yang telah digariskan oleh perusahaan.
  • Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan di tingkat rayon dan afdeling untuk menunjang pencapaian sarana yang telah ditetapkan oleh ADM.
  • Mentaati semua peraturan perusahaan.

  b.

  Wewenang

  • Membuat dan mengajukan rancangan kerja di tingkat rayon dan afdeling terutama dibidang tanaman dan produksi.
  • Menyusun, mengevaluasi dan melakukan perbaikan terhadap penyimpangan kerja operasional dilapangan.
  • Mengendalikan biaya agar kegiatan operasional berjalan efektif dan efisien.

  • Memberikan usul dan saran perbaikan kepada ADM.
  • Mengadakan kontak dan koordinasi dengan instansi terkait diluar perkebunan dengan seizin atau sepengetahuan ADM.
  • Menilai karyawan dan mengusulkan mutasi, demosi dan promosi.

  c.

  Tugas

  • Dalam menjalankan tugas Askep dibantu oleh beberapa oarang asisten dan pegawai.
  • Membuat laporan pertanggung jawaban kerja.
  • Melaksanakan tugas – tugas lain yang diperiksa oleh ADM / Direksi.
  • Mengkoordinasi pemasokan hasil panen dari seluruh afdeliing untuk dikirim ke pabrik.
  • Mengkoordinasi seluruh asisten yang dibawahi untuk mencapai target sasaran yang telah ditetapkan.

  d.

  Tanggung Jawab

  • Asisten Kepala bertanggung jawab kepada ADM.

3. Asisten Tanaman a.

  Kewajiban

  • Membantu Askep melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan.
  • Melaksanakan pernecanaan, perngorganisasian, pengendalian dan pengawasan di tingkat afdeling.

  • Mentaati semua peraturan perusahaan ( system operasional dan prosedur baku ).

  b.

  Wewenang

  • Membuat rencana kerja di tingkat afdeling yang menyangkut bidang tanaman dan produksi.
  • Mengendalikan biaya operasional agar pekerjaan berjalan efektif dan efisien.
  • Memberikan usul dan saran perbaikan kepada Askep.
  • Mengadakan kontak dan koordinasi denga aparat mustika desa.
  • Menilai kondite karyawan pelaksanaan dan mengusulkan mutasi, demosi, atau promosi.

  c.

  Tugas

  • Melaksanakan tugas operasional di lapangan yang berhubungan dengan bidang tanaman ( penanaman, pemeliharaan, panen, angkut ) sesuai dengan standart operasional.
  • Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
  • Melaksanakan panen, angkut ke PKS sesuai dengan target harian dengan tetap memperhatikan standart mutu.
  • Mengontrol administrasi produksi dan keuangan agar sesuai dengan standat yang berlaku.
Tanggung Jawab

  d.

  • Asisten Lapangan bertanggung jawab kepada Asisten Kepala.

4. Kepala Administrasi a.

  Kewajiban

  • Membantu administrasi dan afdeling tanaman dalam melaksanakan tugasnya di bidang administrasi.

  b.

  Wewenang

  • Mengkoordinasikan seluruh kegiatan administrasi perkantoran.
  • Bersama dinas bagian lain menyusun rencana kerja tahunan jangka pendek.
  • Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kerja.
  • Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.
  • Menyimpan surat – surat berharga milik perusahaan.
  • Melaksanakan inspeksi ke kantor – kantor afdeling dalam lingkup pabrik atau kebun.
  • Menganalisa dan memberikan tindakan perbaikan tetrhadap persediaan bahan atau barang.
  • Pengamanan terhadap aset perusahaan.
  • Melaksanakan standart biaya dan fisik.
  • Membuat laporan kegiatan pabrik.
  • >Melaksnanakn tugas lain yang diberikan oleh manajer distrik atau ADM atau Direksi.

5. Perwira Pengaman ( Papam ).

  a.

  Kewajiban

  • Membantu administratur dalam melaksanakan tugasnya di bidang keamanan.

  b.

  Wewenang

  • Menyusun rencana kerja tahunan di bidang keamanan.
  • Bersama dinas atau unit lainnya mengkoordinir latihan bersama untuk keamanan dan keselamatan kerja.
  • Melaksanakan inspeksi patroli secara sistematis.
  • Pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan, tenaga keja beserta keluarganya.
  • Menganalisa dan memperbaiki serta meningkatkan hasil kerja di bidang keamanan.
  • Membuat laporan hasil kerja terhadap hasil kerja keamanan.
  • Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh manajer administrasi.

  c.

  Tugas

  • Perwira keamanan atau papam dipimpin oleh seorang Bintara atau Perwira TNI yang dibantu oleh regu hansip atau satpam.

  d.

  Tanggung Jawab

  • Perwira keamanan atau papam bertanggung jawab kepada administrator dan Papam PTPN II Sawit Seberang Kabupaten Langkat di kantor Direksi.
Kegiatan Usaha Tahap – tahap kegiatan usaha yang dilakukan oleh kebun Sawit Seberang

  Kabupaten Langkat pada umumnya menyerupai kegiatan manufaktur lainnya hanya saja di kebun Sawit Seberang Kabupaten Langkat proses produksi dari mengelola bahan baku menjadi bahan jadi.

  Tahap – tahap tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut : 

  Penimbangan Tandan Buah Segar ( TBS ) yang masuk ke PKS ditimbang. Fungsi dari stasiun penerimaan buah adalah untuk penerimaan buah sawit ( Tandan Buah Segar/TBS dari kebun- kebun afdeling atau dari swasta sebelum diolah lebih lanjut pada stasiun berikutnya). Stasiun penerimaan buah di PKS Sawit Seberang antara lain:

  Jembatan Timbang (Weigh Bridges)

  Proses pengolahan dimulai dari timbangan, ini merupakan alat yang dapat memberikan data yang perlu untuk semua fungsi menejemen perkebunan Pagar Merbau. Minyak CPO diolah dari TBS atau Fresh Fruit Bunch (FFB) yang diangkut perkebunan milik PTPN II atau dari pihak ketiga.

  Buah- buah ini diangkut dari kebun menggunakan truk.Ditimbangan ,truk yang masuk ditimbang beratnya dengan alat Avery dengan kapasitas 38 ton. Rata-rata dalam sehari pabrik mengoalah ± 300–400 ton dari kebun milik sendiri, sedangkan dari pihak ketiga sekitar 150 ton. Penimbangan buah bertujuan untuk mengetahui berapa banyak buah masuk dan akan di olah. Berat netto TBS yang masuk dihitung dari selisih berat truk dan isinya (bruto) dengan berat truk kosong (tarra).

   Penimbunan

  Setelah ditimbang lalu dibongkar di Loading Romp untuk disortasikan dan dimasukkan ke dalam Lori.

   Perebusan

  Lori yang berisi TBS direbus disatsin perebusan dengan tekanan uap ± 3 kg/cm dan waktu ±90 menit pada temperatur ±135º. Sterilizer adalah bejana tekanan uap yang di gunakan untuk merebus buah. Proses perebusan ini sangat penting karena akan mempengaruhi mutu minyak sawit nantinya. Dalam proses ini buah sawit di masukkan ke dalam

  sterilizer dengan waktu tertentu. Di PKS Sawit Seberang terdapat 4

  (empat) tabung sterilizer. Nmun yang dapat beroperasi hanya 3 (tiga) buah. Kapasitas tabung yaitu 10 lori dengan suhu 130–140 C, tekanan

  2

  2

  normal 2,6 kg/cm , tekanan maksimum 3 kg/cm . Perebusan dengan

  2

  tekanan lebih dari 3 kg/cm dan suhu di atas 140 C maka akan memiliki hasil rebusan yang bermutu rendah.

  Ada 2 sistem perebusan yang umum di gunakan yaitu Double Peak (dua puncak) atau Triple Peak (tiga puncak) dengan waktu 100 menit. Di PKS Pagar Merbau ini system perebusan yang digunakan yaitu system 3 puncak (Triple Peak).

  Adapun tujuan dari perebusan adalah: Mengurangi kadar air dalam buah

  • Melunakkan buah agar daging buah mudah lepas dari biji dan untuk memudahkan pelepasan minyak dari sel-selnya pada waktu pemerasan.

  • Menghentikan aktivitas enzim lipase yang menguraikan minyak menjadi asam lemak bebas (ALB) dan menghentikan kegiatan hidrolisa yang sudah terjadi.
  • Memudahkan pelepasan buah dari tandan pada waktu proses penebahan.
  • Mengkoagulasi zat-zat albumin agar tidak ikut dengan cairan kempa,karena dapat menyebabkan minyak dan air menjadi emulsi yang menyulitkan pemisahan minyak pada stasiun klarifikasi.

   Penebahan

  Dari perebusan buah diangkat dan dituang di auto Feeder dan dimasukkan ke dalam Thesher ( penebahan ). Penebahan diklakukan dengan membanting buah dalam drum dengan putaran ± 24 rpm. Buah yang terlepas dikirim ke digester, janjangan kosong dibawa oleh Empity bunch

  

conveyor ke Hopper dan selanjutnya dikirim ke afdeling untuk pupuk

tanaman.

   Pelumatan Buah

  Buah yang masuk ke dalam Diserter diaduk sehingga biji terlepas dengan daging buah dengan panas pada temperatur 90-95º

   Pengempaan

  Masa yang keluar dari Degister diperas dalam Screw Press pada tekanan ±50 BAR. Minyak yang keluar dipompakan ke satasiun klarfifikasi, sedang ampas kempa dipecah dengan menggunakan Cake Breker

  Conveyor untuk mepermudah pemisahan biji dengan serat. Ampas

  dipisahkan di Depericarper, serat dipergunakan untuk bahan bakar Boiler dan biji sementara di timbun di Nut Hopper.

  Pemurnian Biji Sawit 

  Pemisahan Pasir Minyak yang keluar dari Screw Press melalui Oilgutter disalurkan ke dalam Sand Trap Tank untuk mengendapkan pasir.

   Penyaringan Bahan Padatan

  Minyak kasar yang telah diencerkan dialirkan ke Vibrating Screen untuk memisahkan bahan – bahan asing. Pemisahan pasir dengan lumpur atau serat berdasarkan perbedaan berat jenis pada temperatur 90-95º C, lalu minyak dialirkan ke Oil Furiper untuk mengurangi kadar kotoran. Minyak hasil olahan ( CPO ) sebelum dikirim disimpan ditangki timbun. 

  Pengolahan Biji Biji dipecah dengan alat Riplie Mill manghasilkan cangkang ( Shell ) dari inti ( Kernel ), cangkang dan ini dipisahkan melalui LTDS ( Light Tenere Dust Separator ) dan Hydrocyclone. Cangkang dipergunakan sebagai bahan bakar pada liener. Inti dikeringkan pada Kernel Drier.

Dokumen yang terkait

Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota Medan )

7 103 69

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Kelapa Sawit Pt Perkebunan Nusantara Iv (Studi Kasus : Pks Kebun Ptpn Iv Kecamatan Sosa)

19 129 107

Prosedur Penerimaan Sawit Rakyat Ke Pabrik Kelapa Sawit ( Pks ) Di Ptpn Ii Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Ptpn Ii Sawit Seberang )

6 76 105

Komposisi Komunitas Cacing Tanah Pada Areal Kebun Kelapa Sawit Ptpn Iii Sei Mangkei Yang Diberi Pupuk Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

0 64 56

Penentuan Kadar Minyak Brondolan Buah Sawit Pada Keadaan Mentah, Agak Matang, Matang, Dan Lewat Matang Di PTP. Nusantara III PKS ( Pabrik Kelapa Sawit ) Sei Mangkei

25 110 35

Pengaruh Pemberian Imidacloprid Untuk Mengendalikan Apononia sp ( Coleoptera : Scarabaeidae ) Dan Valanga nigricornis Burm ( Orthoptera : Acrididae ) Di Pembibitan Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq )

1 31 53

Analisis Konsistensi Mutu Dan Rendemen Crude Palm Oil (CPO) Di Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Seumantoh Ptpn I Nanggroe Aceh Darussalam

6 44 109

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Kelapa Sawit Pt Perkebunan Nusantara Iv (Studi Kasus : Pks Kebun Ptpn Iv Kecamatan Sosa)

0 0 27

KATA PENGANTAR - Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Kelapa Sawit Pt Perkebunan Nusantara Iv (Studi Kasus : Pks Kebun Ptpn Iv Kecamatan Sosa)

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Penerimaan Sawit Rakyat Ke Pabrik Kelapa Sawit ( Pks ) Di Ptpn Ii Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Ptpn Ii Sawit Seberang )

0 0 17