Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
PENUNTUTAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNA
NARKOTIKA DILUAR GOLONGAN YANG DIATUR DALAM LAMPIRAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA
TESIS
OLEH
FAHRI RAHMADHANI
127005144
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
JUDUL TESIS : PENUNTUTAN TERHADAP PELAKU
TINDAK PIDANA PENYALAHGUNA NARKOTIKA DILUAR GOLONGAN YANG DIATUR DALAM LAMPIRAN UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA NAMA : FAHRI RAHMADHANI NIM : 127005144 PROGRAM STUDI :ILMU HUKUM Menyetujui Komisi Pembimbing ( Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH.,M.Hum ) Ketua ( Dr. Mahmud Mulyadi, SH.,M.Hum ) ( Dr. Edy Ikhsan, SH.,M.A ) Anggota Anggota Ketua Program Studi Dekan ( Prof. Dr. Suhaidi, SH.,MH ) ( Prof. Dr. Runtung, SH, M. Hum )
Telah diuji pada Tanggal : 24 Januari 2015
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH.,M.Hum
Anggota :1. Dr. Mahmud Mulyadi, SH.,M.Hum 2. Dr. Edy Ikhsan, SH.,M.A 3.
4.
PENUNTUTAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNA
NARKOTIKA DI LUAR GOLONGAN YANG DI ATUR DALAM
LAMPIRAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG
NARKOTIKA
Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH.,M.Hum
Dr. Mahmud Mulyadi, SH.,M.Hum
Dr. Edy Ikhsan, SH.,M.A
Fahri Rahmadhani
ABSTRAK
Hukum merupakan alat rekayasa sosial. Untuk menjalankan fungsi hukum sebagai alat rekayasa sosial tersebut maka hukum harus bersifat terbuka terhadap dinamika sosial yang terjadi dalam masyarakat. Salah satu bidang hukum yang paling dekat dengan kehidupan sosial adalah hukum pidana. Salah satu jenis kejahatan yang cukup menyita perhatian ilmu hukum pidana dewasa ini adalah Tindak Pidana Narkotika. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan juga membuat tindak pidana narkotika sangat sulit untuk ditanggulangi. Sebut saja narkotika jenis baru Metilon (3,4 Metilendioksi Metkatinon) yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan semenjak mencuatnya kasus Raffi Ahmad dan ternyata tidak terdaftar dalam Lampiran Undang-Undang No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peraturan perundang-undangan tentang narkotika yang pernah berlaku di Indonesia dan untuk mengetahui penuntutan terhadap pelaku tindak pidana penyalahguna narkotika diluar golongan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 serta untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala terhadap penuntutan tindak pidana penyalahguna narkotika diluar golongan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian hukum normative (yuridis normatif) dan sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriktif analitis.
Hasil peneleitian menunjukkan produk hukum nasional tentang tindak pidana Narkotika terdapat dalam Undang-Undang Nomor 09 Tahun 1976 tentang Narkotika, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Metilon memiliki struktur kimia yang mirip dengan ekstasi namun memiliki dampak yang lebih dahsyat bahkan tidak dapat digunakan sama sekali untuk medis maupun kosmetik. Penegakan hukum pidana terhadap penyalahgunaan metilon dapat dilakukan dengan cara melakukan penemuan 1 hukum lewat jalan penafsiran (interpretasi). Metode penafsiran dilakukan secara 2 Ketua Komisi Pembimbing 3 Dosen Pembimbing Kedua 4 Dosen Pembimbing Ketiga Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sistematis, doktriner, teleologis serta ekstensif. Namun demikian, penafsiran harus tetap dilakukan secara limitatif. Hambatan-hambatan dalam penuntutan tindak pidana narkotika diluar golongan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dapat ditinjau dari faktor hukum, faktor penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas dalam penegakan hukum, faktor masyarakat dan faktor kebudayaan. Sebaiknya Menteri Kesehatan segera menerbitkan peraturan terkait dengan perubahan atas Golongan Narkotika dan para penegak hukum dalam hal ini Jaksa Penuntut Umum harus berani melakukan terobosan terkait metilon (3,4 Metilendioksi Metkatinon) karena dengan melakukan penafsiran senyawa turunan tersebut secara yuridis dapat disamakan dengan katinona yang terdaftar dalam Lampiran I Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Kata kunci : Penuntutan, Penafsiran Hukum, Metylon
PROSECUTION ON CRIMINAL ACT IN NARCOTICS ABUSE
OUTSIDE THE CLASSIFICATION STIPULATED IN THE
APPENDIX OF LAW NO 35/2009 ON NARCOTICS
Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH., M.Hum
Dr. Mahmud Mulyadi, SH., M.A.
Dr. Edy Ikhsan, SH., M.A.
Fahri Rahmadhani
ABSTRACT
Law is a social engineering. In order to enforce legal function as a means of
social engineering, a law should be transparent toward social dynamics in society.
One of the legal fields which is closely related to social life is criminal law. One of
the types of crime which is fully concerned by criminal jurisprudence today is
criminal act in narcotics. The development in science and technology has caused
criminal act in narcotics to be difficult to handle such as the new type of narcotics,
Methylene (3,4 Methylenedioxy Metkatinon) which has recently been talked about
since Raffi Ahmad case came to the fore; it is not registered in the Appendix of Law
No. 35/2009 on Narcotics.The objective of the research was to find out legal provisions, laws, and
regulations on narcotics which exists in Indonesia, to find out the prosecution on
criminal act in narcotics abuse outside the classification stipulated in Law No.
35/2009, and to find out the obstacles in the prosecution on criminal act in narcotics
outside the classification stipulated in Law No. 35/2009. The research used judicial
normative and descriptive analytic method.The result of the research showed that the national legal products on criminal
act in narcotics were stipulated in Law No. 9/1976 on Narcotics, Law No. 22/1997 on
Narcotics, and Law No. 35/2009 on Narcotics. Methylene has chemical structure
which resembles ecstasy, but it has great impact; it cannot even be used for medical
and cosmetics. The enforcement of criminal law on methylene abuse can be done by
legal finding through interpretation. Interpretation method is done in systematical,
doctrinaire, teleological, and extensive way. However, interpretation should be done
limitedly. The obstacles in prosecuting criminal act in narcotics outside the
5classification stipulated in Law No. 35/2009 can be viewed from the factors of law,
6 Chairperson of Advisory Commission 7 Second Advisor 8 Third AdvisorStudent of Magistrate in Jurisprudence Study Program of the Faculty of Law, University of Sumatera
Utara
law enforcement, facility and infrastructure in enforcing law, society, and culture. It
is recommended that the Minister of Health issue a regulation on the amendment of
the Narcotics Classification. Law enforcement, particularly public prosecutors,
should dare to make a breakthrough in the case of methylene (3,4 Methylenedioxy
Metkatinon) because by interpreting this derivative compound judicially, it can be
made similar to cathinone in the list of the Appendix of Law No. 35/2009 on
Narcotics.Key words : Prosecution, Judicial Interpretation, Methylene.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya telah memberikan kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini disusun guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat, dalam memperoleh gelar Magister Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.
Adapun judul dari tesis ini adalah “PENUNTUTAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNA NARKOTIKA DI LUAR GOLONGAN YANG DI ATUR DALAM LAMPIRAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA”. Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan dalam penulisan Tesis ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hari, diharapkan saran dan kritik yang konstruktif dalam menunjang kesempurnaan Tesis ini.
Secara khusus ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada Ayahanda Suhatril, ST dan Ibunda tercinta Siti Rahmawati yang telah banyak memberi bantuan baik moril maupun materil sehingga perkuliahan ini dapat berjalan dengan lancar. Terimakasih juga buat Istri tercinta Rahmi Thovani Kaban, SE, anak- anakku tersayang Dinda Danira dan Farah Shafiqa yang penuh perhatian dan kasih sayangnya telah memberikan semangat dan dukungannya serta mertuaku yang kusayangi Ir.Ng. Kaban,dan Drg. Yusniarti Ginting yang selalu mendukung dalam penyelesaian tesis ini. .
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada para pihak: 1.
Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Suhaidi, SH.,MH, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH.,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I yang memberikan bimbingan, perhatian, dorongan yang sangat berguna dalam penyelesaian tesis ini.
4. Dr. Mahmud Mulyadi, SH.,M.Hum, Selaku Pembimbing II yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam penulisan Tesis ini.
5. Dr. Edy Ikhsan, SH.,M.A, Selaku Pembimbing III yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam penulisan Tesis ini.
6. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dalam mengikuti perkuliahan melalui ilmu pengetahuan yang diajarkan.
7. Para staf dan pegawai di Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
8. Kepala Cabang Kejaksaan Negeri Pancur Batu, Wuriadhi Paramita, SH. MH yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
9. Sahabat-sahabatku Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Kelas Ekonomi yaitu Sanda (ketua kelas), Bapak Terkelin, Bapak Mangiring (setiap tahapan ada), abangda Goprera (opung), abangda Jasael (yang Mulia), abangda Rismaidi, abangda Rosyid, Agnes dan abangda Leo yang memberikan inspirasi untuk judul Tesis ini.
10. Serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata kiranya tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Medan, Januari 2015 Penulis
Fahri Rahmadhani
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fahri Rahmadhani Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 19 Juni 1984 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Penidikan : - Lulus SD Negeri 060985 Medan tahun 1996
- Lulus SMP Negeri 28 Medan tahun1999
- Lulus SMA Angkasa Medan, tahun 2002
- Lulus S-1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, tahun
- Sedang menjalani Studi S-2 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, tahun 2012 sampai dengan sekarang.
Pekerjaan : - CPNS di Kejaksaan Negeri Stabat Tahun 2008 s/d 2009
- PNS di Kejaksaan Negeri Stabat Tahun 2009 s/d
2010
- Jaksa Fungsional di Cabang Kejaksaan Negeri Tarutung Di Siborongborong Tahun 2010 s/d 2013
- Jaksa Fungsional di Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam Di Pancur Batu Tahun 2013 s/d 2014
- KAUR Tata Usaha dan Teknis di Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam Di Pancur Batu Tahun 2014 s/d sekarang
DAFTAR ISI
ABSTRAK …..…………………………………………………………..… i ABSTRACT …..………………………………………………………..…. iii KATA PENGANTAR …..………………………………………………… iiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………….……. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ixBAB I : PENDAHULUAN ………………………………………….. …… 1 A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 12 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 13 D. Manfaat Penelitian ……………………………………….......... 13 E. Keaslian Penulisan ……………………………………….......... 14 F. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual ……………………. 15 1. Kerangka Teori ……………………………………………. 15 2. Kerangka Konseptual ……………………………………… 18 G. Metode penelitian …………………………………………….. 20 1. Jenis Penelitian ……………………………………………. 21 2. Sumber Data ………………………………………………. 22 3. Teknik Pengumpulan Data ………………………………. 24 4. Analisis Data …………………………………………….. 25
BAB II: PENGATURAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA BERDASARKAN PADA UNDANG-UNDANG YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA A. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika …….. 28
a.1 Kebijakan Kriminalisasi dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika …………………. 31 a.2 Kebijakan Hukum Pidana terkait Sanski, Pemidanaan dan pemberatan dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976
Tentang Narkotika. ………………………..………. ……. 36 B. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika …. 40 b.1 Kebijakan Kriminalisasi dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika ……..………. 47 b.2 Kebijakan Hukum Pidana terkait Sanksi dan Pemberatan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997
Tentang Narkotika. ………….…………..……….……. 51 C. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika …. 53 c.1 Kebijakan Kriminalisasi dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ……..………. 54 c.2 Kebijakan Hukum Pidana terkait Sanksi dan Pemberatan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika. ………….………..……….…….. 58 D. Perbandingan antara Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 …………... 60
BAB III : PENUNTUTAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA
NARKOTIKA DILUAR GOLONGAN YANG DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 A. Peroses Penuntutan Tindak Pidana oleh Jaksa Penuntut Umu … 69 B. Analisis Terhadap Struktur Kimia dan Dampak Penyalahgunaan Senyawa Metilon (3,4 Metilendioksi Metkatinon) ………….. 79 C. Narkotika Jenis Katinon dalam Perspektif Asas Legalitas ….... 83 D. Penuntutan Tindak Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalah Guna Narkotika Jenis Metilon ………………………….….. 96BAB IV : HAMBATAN-HAMBATAN TERHADAP PENUNTUTAN TINDAK
PIDANA NARKOTIKA DILUAR GOLONGAN YANG DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 A. Faktor Hukum ………………………………………………. 108 B. Faktor Penegak Hukum …………………………………..... 113 C. Faktor Sarana dan Fasilitas Dalam Penegakan Hukum ….….. 124 D. Faktor Masyarakat ………………………………………….. 125 E. Faktor Kebudayaan ………………………………………….. 127 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………….. 131 B. Saran ……………………………………………………. 132 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 134