BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut - Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Asuransi Pt Asuransi Sinar Mas Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen(Studi Pada Pt. Summit Oto Finance Tebing Tin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut berhubungan dengan takdir dan nasib manusia yang ditentukan oleh Tuhan. Dalam ilmu hukum ketentuan tersebut disebut peristiwa hukum. Peristiwa hukum

  tersebut memiliki potensi adanya risiko yang mungkin akan terjadi. Peristiwa kematian seseorang mungkin akan berkaitan dengan istri/suami maupun anak- anak yang masih dalam masa depan yang panjang, yang akan menjadi risiko jika tidak dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan kelak. Peristiwa kelahiran juga memiliki risiko kematian ibu yang melahirkan, kesehatan ibu dan anak, serta pendidikan anak. Bencana alam dan kerusakan lingkungan menjadi risiko bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Selain itu, seringkali pula manusia dihadapkan pada suatu peristiwa yang tidak diinginkan terjadi, misalnya kebakaran rumah, kerusakan barang, ataupun kecelakaan diri. Hal-hal tersebut merupakan risiko yang senantiasa mungkin dialami oleh setiap manusia dalam kehidupannya namun tidak dapat diprediksi.

  Musibah atau bencana yang merupakan qadha atau qadhar Allah SWT tidak dapat dihindari. Namun demikian, manusia wajib berikhtiar memperkecil risiko yang timbul serta tidak hanya pasrah menerima semuanya. Sudah sejak lama orang mencari cara untuk mengatasi dan meminimalisir risiko, dan inilah asuransi, risiko dimungkinkan dapat dialihkan kepada pihak penanggung, maka pihak tersebut mengikatkan diri akan mengganti kerugian apabila risiko itu benar- benar menjadi suatu kenyataan kehilangan atau kerugian.

  Penutupan asuransi akan menjadi suatu kebutuhan seseorang apabila nantinya akan diperoleh manfaat dari penutupan asuransi tersebut. Asuransi memiliki manfaat utama, yaitu menempatkan posisi finansial tertanggung (nasabah) kembali kepada saat sebelum terjadi kerugian (kembali seperti semula).

  Namun selain itu, asuransi juga dapat mengurangi ketidakpastian risiko, dapat mengurangi beban keuangan akibat timbulnya kerugian yang datang secara tiba- tiba, memberikan ketenangan dalam bekerja, dan banyak manfaat lainnya.

  Perjanjian asuransi sebagai lembaga pengalihan dan pembagian risiko mempunyai kegunaan yang positif, baik bagi masyarakat, perusahaan, maupun pembangunan negara. Mereka yang menutup perjanjian asuransi akan merasa tenteram, sebab mendapat perlindungan dari kemungkinan tertimpa suatu kerugian. Suatu perusahaan yang mengalihkan risikonya melalui perjanjian asuransi akan dapat meningkatkan usahanya dan berani menggalang tujuan yang lebih besar. Demikian pula premi-premi yang terkumpul oleh suatu perusahaan asuransi dapat diusahakan dan digunakan sebagai sarana untuk pembangunan

   sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat.

  Dalam perjanjian asuransi di mana tertanggung dan penanggung mengikat suatu perjanjian tentang hak dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi 2 membebankan sejumlah premi yang harus dibayar tertanggung. Premi yang dibayarkan sebelumnya sudah ditaksirkan dulu atau diperhitungkan dengan nilai risiko yang akan dihadapi. Semakin besar risiko, semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya.

  Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asuransi, di mana disebutkan syarat-syarat, hak-hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi risiko, pihak asuransi akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah

   dibuat dan ditandatangani bersama sebelumnya.

  Dalam suatu kontrak asuransi, prestasi dari pihak tertanggung adalah membayar premi, sedangkan prestasi pihak penanggung (perusahaan asuransi) adalah membayar sejumlah ganti rugi jika peristiwa tertentu terjadi. Jika terjadi peristiwa yang diasuransikan tersebut, maka pihak tertanggung harus meminta agar sejumlah ganti rugi yang telah ditetapkan dibayar oleh pihak penanggung (perusahaan asuransi). Pengajuan permintaan tersebut disebut sebagai pengajuan “klaim”. Biasanya pengajuan klaim asuransi disertai dengan beberapa bukti

  

  pendukung bahwa memang telah terjadi peristiwa yang bersangkutan. Bukti pendukung tersebut antara lain Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) dari polisi setempat, fotokopi Surat Izin Mengemudi (SIM) milik pengemudi (khusus

3 Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 260-261.

  4 klaim pencurian dengan kekerasan), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli, dan lain-lain.

  Salah satu peran penting asuransi dalam masyarakat modern adalah pencegahan kerugian. Dengan mengganti kerugian tertanggung, ia akan tercegah dari kerugian finansial. Pengganti kerugian haruslah tidak melebihi jumlah kerugian sebenarnya karena dapat mengurangi kemungkinan tertanggung dengan sengaja melakukan tindakan kelalaian atau dengan sengaja untuk memperoleh

  

  keuntungan dari pembayaran asuransi. Keadaan seperti itu sesuai dengan asas indemnitas (asas ganti kerugian) yang harus seimbang antara kerugian yang diderita tertanggung dengan ganti kerugian yang diberikan penanggung kepada tertanggung, tidak kurang dan tidak lebih.

  Di samping itu, asuransi turut bertanggung jawab atas risiko-risiko yang terjadi pada perusahaan pembiayaan konsumen dengan cara menanggung kerugian yang diderita perusahaan pembiayaan konsumen tersebut sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Asuransi menjadi pihak tambahan yang ikut membantu, melindungi, meminimalisir risiko yang akan terjadi pada perusahaan pembiayaan konsumen tersebut. Perusahaan pembiayaan pasti melakukan hubungan kerjasama dengan salah satu perusahaan asuransi demi meminimalisir risiko yang akan terjadi.

  Salah satu hal yang cukup penting dalam dunia bisnis adalah masalah modal. Lembaga yang secara konvensional menyediakan modal adalah lembaga 5 keuangan bank. Namun, bank dalam menyalurkan dananya membutuhkan jaminan (Collateral). Untuk mengatasi masalah jaminan tersebut dalam praktek bisnis muncul lembaga pembiayaan yang cukup fleksibel jika dibandingkan dengan bank. Melihat lembaga pembiayaan yang mulai diminati sebagai salah satu alternatif dalam pembiayaan perusahaan maka pemerintah mengeluarkan

   Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.

  Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan tersebut telah disempurnakan dengan mengganti Keputusan Presiden dimaksud dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan.

  Pembiayaan yang dilakukan oleh suatu lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank, dapat ditujukan untuk tujuan produksi, distribusi, atau konsumsi barang dan jasa. Lembaga keuangan bukan bank yang menyediakan dana atau memberikan pembiayaan kepada debitor untuk tujuan

   konsumsi barang dan jasa disebut dengan perusahaan pembiayaan konsumen.

  Perjanjian pembiayaan konsumen di Indonesia dewasa ini berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dalam praktek sehari-hari. Banyaknya peminat dari masyarakat terhadap perjanjian tersebut, terutama dalam pemenuhan kebutuhan sekundernya yang mendorong masyarakat melakukan perjanjian pembiayaan konsumen. Perjanjian tersebut sering dijumpai pula dalam praktek 6 Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2004), hlm.

  111. 7 dunia perdagangan sepeda motor. Bahkan perjanjian pembiayaan konsumen tersebut dapat dikatakan tumbuh dan berkembang subur di Indonesia. Hak dan kewajiban dalam perjanjian pembiayaan konsumen sama dengan hak dan kewajiban dalam jual beli, yaitu mempunyai tujuan untuk mengalihkan hak milik atas barang, hanya saja ada perbedaan mengenai cara pembayaran serta perolehan (pemindahan) kepemilikannya.

  Pembiayaan konsumen merupakan kegiatan penyediaan dana bagi konsumen oleh perusahaan pembiayaan untuk membeli barang-barang konsumsi yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh konsumen. Jaminan hutang dari pembiayaan konsumen ini adalah barang konsumen yang menjadi objek pembiayaan konsumen tersebut biasanya dalam bentuk fidusia.

  Pihak yang terlibat dalam transaksi pembiayaan konsumen adalah pihak kreditur (perusahaan pembiayaan), pihak konsumen (debitur), dan pihak supplier (yang menyediakan barang), serta pihak asuransi. Apabila kegiatan ini dilakukan oleh bank, maka bentuk pinjaman yang mirip dengan pembiayaan konsumen disebut dengan kredit konsumsi, sehingga dasar hukum bagi kredit berlaku juga bagi pembiayaan konsumen, minus ketentuan tentang perbankan tetapi ditambah

   dengan ketentuan-ketentuan tentang keuangan dan pembiayaan.

  Perusahaan pembiayaan konsumen tidak terlepas dari risiko yang akan dihadapi, maka dari itu perusahaan pembiayaan konsumen bekerja sama dengan perusahaan asuransi dalam meminimalisir risiko dan mengalihkan risiko. Risiko- risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan pembiayaan konsumen adalah berupa kehilangan sepeda motor yang diakibatkan oleh orang yang bersangkutan atau malah kehilangan yang disebabkan oleh pihak ketiga yang dalam artian bukan pemiliknya. Risiko kedua yang mungkin terjadi adalah terjadinya kecelakaan yang menyebabkan kerusakan di atas 75% (tujuh puluh lima persen). Risiko yang ketiga adalah macetnya pembayaran cicilan yang dilakukan konsumen yang tidak beritikad baik (wanprestasi). Asuransi yang diberikan perusahaan pembiayaan untuk kasus seperti ini juga termasuk yaitu kondisi motor hilang dalam kondisi diparkir (pencurian pada saat motor itu diam), pencurian, perampasan atau penodongan.

  Mengenai kerusakan pada sepeda motor, setiap pemilik dan pengendara sepeda motor tidak bisa memastikan hal apa yang akan terjadi suatu saat nanti.

  Ketika pemilik sedang mengendara, kemudian terjadi kecelakaan sepeda motor maka sepeda motor tersebut mengalami kerusakan baik kerusakan ringan maupun kerusakan parah. Asuransi yang diberikan perusahaan pembiayaan untuk kasus seperti ini juga termasuk yaitu kecelakaan sepeda motor yang menyebabkan estimasi kerusakan motor di atas 75% (tujuh puluh lima persen) agar dapat diajukan klaim dan dituntut ganti kerugiannya. Kecelakaan dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Jadi sangatlah bijak jika kita dapat melakukan suatu tindakan untuk dapat melindungi diri kita, barang berharga, demikian juga orang yang kita sayangi dari hal-hal yang tidak dapat diduga.

  Apabila kehilangan dan kerusakan sepeda motor terjadi, maka pihak konsumen akan mengajukan klaim kepada pihak perusahaan asuransi yang konsumen membantu konsumen yang sedang mengalami kerugian untuk menyiapkan berkas-berkas yang harus dilengkapi sesuai dengan prosedur pengajuan klaim. Pihak perusahaan pembiayaan konsumen mengajukan klaim tersebut kepada pihak perusahaan asuransi dengan mengirimkan berkas tersebut dengan menunggu hasilnya diterima atau ditolak hingga waktu yang ditentukan. Klaim adalah tuntutan ganti kerugian oleh tertanggung kepada penanggung atau tuntutan terhadap hak yang timbulnya disebabkan karena adanya perjanjian asuransi yang telah berakhir. Proses pengajuan klaim tersebut tidak berjalan mulus, pasti ada beragam kesulitannya ataupun prosedurnya yang rumit. Misalnya seperti peristiwa kehilangan sepeda motor, klaim diajukan oleh tertanggung disertai dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) yaitu keterangan dari kepolisian setempat, untuk klaim kendaraan jika kehilangan perlengkapan standard/non standard maupun kehilangan kendaraan dan juga jika kendaraan mengalami rusak berat atau menyangkut pihak ketiga, tentunya disertai dengan dokumen-dokumen lainnya dan mengisi beberapa formulir lainnya. Khusus pihak yang melibatkan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga (third party

  

liability). Jika mengalami kecelakaan yang melibatkan pihak ketiga dan dituntut

mengganti kerugiannya maka dokumen-dokumen kelengkapannya berbeda lagi.

  Setiap pengajuan klaim pasti ada prosedurnya agar klaim tersebut cepat diproses dan ganti kerugiannya juga cepat diterima, beda kasusnya beda dokumen- dokumen yang harus dipersiapkan.

  Contoh satu kasus yang terjadi di Tebing Tinggi yaitu Togi Parulian Lbn

  58605201202294 mengkredit satu unit sepeda motor Honda New Supra X 125D dengan No. Polisi BK 6021 NAI kepada pihak perusahaan pembiayaan PT.

  Summit Oto Finance Tebing Tinggi. Namun naas pada tanggal 18 September 2014 sekitar pukul 13.00 WIB di Jln. M. Yamin Kel. Tj. Marulak Kec. Rambutan Kota Tebing Tinggi tepatnya di samping SPBU Kp. Keling kota Tebing Tinggi. sepeda motor tersebut dipinjam dari anak tertanggung oleh temannya, kemudian temannya memakai sepeda motor tersebut kira-kira 1 jam. Kunci sepeda motor diberikan oleh temannya tersebut. Kemudian anak tertanggung mengecek ternyata sepeda motor tidak ada. Setelah kehilangan tersebut ia melaporkan ke Polres Tebing Tinggi dan beberapa hari kemudian ke PT. Summit Oto Finance Tebing Tinggi dan sesuai petunjuk agar mengikuti prosedur yaitu membuat laporan ke polisi. Selanjutnya pihak PT. Summit Oto Finance yang akan menindaklanjuti ke PT. Asuransi Sinar Mas. Beberapa hari kemudian pihak PT. Asuransi Sinar Mas menghubungi yang bersangkutan untuk melakukan survei dan akhirnya pada tanggal 8 Oktober 2014 ia ditelepon pihak PT. Summit Oto Finance Tebing Tinggi bahwa klaim asuransi ditolak dengan alasan bahwa berdasarkan Polis Asuransi Kendaraan Bermotor BAB II “Pengecualian” pada Pasal 3 ayat 1.2 : “Pertanggungan ini tidak menjamin kerugian, kerusakan, biaya atas Kendaraan Bermotor dan atau tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga, yang disebabkan oleh Penggelapan, Penipuan, Hipnotis dan sejenisnya.”

  Banyak peristiwa klaim yang ditolak dan tidak sesuai dengan yang diinginkan pihak tertanggung. Kerugian yang diderita tertanggung tidak seimbang yang sebenarnya pihak asuransi yang lebih diuntungkan. Oleh karena itu tidak semua klaim dikabulkan, ada kriteria dari pihak asuransi untuk kriteria kerugian yang seperti apa saja yang akan dikabulkan yang sudah disepakati bersama pada saat penutupan asuransi. Oleh karena itu, pihak tertanggung sebaiknya membaca dan memahami surat polis agar mengetahui peristiwa yang bagaimana yang akan ditanggung agar tidak terjadi kesalahpahaman jika evenement telah terjadi.

  Bertitik tolak dari adanya pihak yang dirugikan seiring berkembangnya perusahaan asuransi dan perusahaan pembiayaan konsumen di Indonesia tidak akan terlepas dari segala risiko yang akan terjadi, maka hal tersebut akan dikaji dalam penulisan skripsi ini dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Asuransi PT. Asuransi Sinar Mas Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen di PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi.

B. Permasalahan

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapatlah dirumuskan apa yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini:

  1. Bagaimanakah pengaturan hubungan hukum antara perusahaan asuransi PT.

  Asuransi Sinar Mas dengan PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi terkait pembiayaan konsumen?

  2. Bagaimana prosedur pelaksanaan klaim asuransi dari konsumen PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi kepada PT. Asuransi Sinar Mas apabila barang yang masih dalam masa pembiayaan dinyatakan rusak ataupun hilang?

3. Bagaimana penyelesaian klaim asuransi yang diajukan konsumen PT.

  Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi kepada PT. Asuransi Sinar Mas apabila terjadi kerusakan ataupun kehilangan barang?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

  Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini secara singkat adalah sebagai berikut : a.

  Untuk mengetahui pengaturan hubungan hukum antara perusahaan asuransi PT. Asuransi Sinar Mas dengan PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi terkait pembiayaan konsumen.

  b.

  Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan klaim asuransi dari konsumen PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi kepada PT. Asuransi Sinar Mas apabila barang yang masih dalam masa pembiayaan dinyatakan rusak ataupun hilang.

  c.

  Untuk mengetahui penyelesaian klaim asuransi yang diajukan konsumen PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi kepada PT. Asuransi Sinar Mas apabila terjadi kerusakan ataupun kehilangan barang.

2. Manfaat Penulisan

  Penulisan skripsi ini juga diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut : a.

  Manfaat secara teoritis Secara teoritis, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat memberikan masukan sekaligus menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam dunia akademis, khususnya tentang hal yang berhubungan dengan peranan asuransi PT. Asuransi Sinar Mas dalam perjanjian pembiayaan konsumen di PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi.

  b.

  Manfaat secara praktis Secara praktis, penulisan skripsi ini dapat memperjelas tentang peranan asuransi PT. Asuransi Sinar Mas khususnya dalam perjanjian pembiayaan konsumen yang saat ini masyarakat sudah banyak melakukan hubungan hukum dengan perusahaan pembiayaan konsumen yaitu PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi, sehingga membantu masyarakat umum terkait hal prosedur pelaksanaan klaim dan ganti kerugian apabila terjadi kerusakan ataupun kehilangan barang.

D. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal. Pada penelitian hukum jenis ini, hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang- undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. Oleh karena itu, pertama, sebagai sumber datanya hanyalah data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder,

  

  adan bahan hukum tersier. Data sekunder dalam skripsi ini yaitu kajian yang digunakan terhadap peraturan perundang-undangan (Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang Usaha Perasuransian, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, kitab-kitab hukum (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab Undang- Undang Hukum Dagang), putusan pengadilan dan berbagai data-data pendukung yang berhubungan dengan judul skripsi. Sifat penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitis. Dalam penelitian deskriptif analitis, data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari

  

  sekadar angka dan frekuensi. Penelitian deskriptif analitis yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian. Demikian juga hukum dalam pelaksanaannya di dalam masyarakat yang berkenaan objek

   9 penelitian.

  Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 118. 10 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 94. 11

2. Sumber Data

  Sumber data pokok dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, sehingga meliputi surat-surat pribadi, buku-buku harian, buku-buku, sampai pada dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah.

   Data

  sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka meliputi:

   a.

  Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan terdiri dari kaidah dasar, peraturan dasar, peraturan perundang- undangan, bahan hukum adat yang tidak dikodifikasikan, yurisprudensi, traktat, bahan hukum dari zaman penjajahan yang masih berlaku hingga kini. Dalam penulisan ini yaitu Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang Usaha Perasuransian, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab Undang- Undang Hukum Dagang dan kasus-kasus yang berkaitan dengan peranan asuransi dalam perjanjian pembiayaan konsumen.

  b.

  Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti, rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya. Dalam penulisan ini yaitu buku-buku tentang asuransi, buku-buku tentang pembiayaan konsumen, internet, dan seterusnya. 12 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan c.

  Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus bahasa, kamus hukum, majalah, surat kabar, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan seterusnya.

  3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

  

  adalah melalui penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku, situs internet, media massa, kamus, dan wawancara dengan informan yaitu Saudara Faisal Ramadhan Sinaga selaku Insurance Staff pada PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi yang dapat dijadikan sumber yang berkaitan dengan skripsi ini yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian dan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi.

  4. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif.

  Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya

  

  dengan menggunakan data empiris. Pendekatan kualitatif di sini memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia, atau pola-pola yang dianalisis gejala-gejala sosial budaya dengan menggunakan 14 kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh 15 Zainuddin Ali, Op. Cit., hlm 107. gambaran mengenai pola-pola yang berlaku. Pola-pola tadi dianalisis lagi

   dengan menggunakan teori yang objektif.

5. Metode Penarikan Kesimpulan

  Metode penarikan kesimpulan yang digunakan terhadap data-data yang berhasil dikumpulkan dilakukan dengan mempergunakan metode deduktif- induktif sehingga dapat diperoleh jawaban terhadap permasalahan yang dibuat. Suatu analisis yuridis normatif pada hakikatnya menekankan pada metode deduktif sebagai pegangan utama, dan metode induktif sebagai tata

  

  kerja penunjang. Penalaran deduktif berpangkal dari suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini dan berakhir pada suatu pengetahuan baru yang bersifat khusus. Pada penalaran induktif, berpangkal dari proposisi-proposisi khusus sebagai hasil pengamatan empiris dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan yang

   bersifat umum.

E. Keaslian Penulisan

  Penulisan skripsi ini didasarkan oleh ide, gagasan maupun pemikiran penulis secara pribadi dari awal hingga akhir berdasarkan penelusuran di perpustakaan, penulisan mengenai masalah peranan asuransi PT. Asuransi Sinar Mas dalam perjanjian pembiayaan konsumen di PT. Summit Oto Finance Cabang

16 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2001), hlm.

  20-21. 17

  Tebing Tinggi belum pernah dibuat oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebelumnya.

  Kalaupun terdapat kesamaan, hal tersebut tidak merupakan suatu kesengajaan dan tentunya dilakukan dengan pendekatan masalah yang berbeda, seperti :

  1. : Rika Vera Sopa Nama

  Nim : 960200111 Judul : Peranan Asuransi Dalam Perjanjian Leasing (Studi Kasus Pada PT. Olympindo Multifinance)

  2. : Sondang A. Sitohang Nama

  Nim : 990200097 Judul : Perjanjian Baku Dalam Praktek Pembiayaan Konsumen Melalui Leasing di PT. BEI Finance Cabang Medan

  3. : Fandi Tan Agnes Nama

  Nim : 010200002 Judul : Peranan Asuransi Dalam Perjanjian Leasing

  4. : Eskalina Tinabunan Nama

  Nim : 030200013 Judul : Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Asuransi Dalam Perjanjian Leasing

  5. : Nuraisyah Matondang Nama

  Nim : 040200043

  Judul : Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Leasing Kendaraan Bermotor Pada PT. Ifo Star Finance Medan

  Oleh karena itu, keaslian penulisan ini terjamin adanya, walaupun ada pendapat atau kutipan dalam penulisan ini semata-mata adalah sebagai faktor pendukung dan pelengkap dalam penulisan yang memang sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan tulisan.

F. Sistematika Penulisan

  Penulisan ini dibuat secara terperinci dan sistematis agar memberikan kemudahan bagi pembacanya dalam memahami maknanya dan memperoleh manfaatnya. Gambaran secara keseluruhan mengenai skripsi ini akan dijabarkan dengan cara menguraikan sistematika penulisannya yang terdiri atas 5 (lima) bab yaitu :

  Bab I Pendahuluan merupakan bab yang memberikan ilustrasi guna memberikan informasi yang bersifat umum dan menyeluruh serta sistematis dari skripsi ini yang terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan.

  Bab II Tinjauan Umum Mengenai Asuransi dan Peraturannya merupakan bab yang berisikan tentang pengertian, jenis dan aspek hukum perjanjian asuransi, premi dan polis asuransi, serta berakhirnya asuransi.

  Bab III Pembiayaan Konsumen Mempunyai Peran Penting Dalam Memenuhi Kebutuhan Masyarakat merupakan bab yang berisikan tentang pengertian pembiayaan konsumen dan peraturannya, kedudukan para pihak dan jaminan dalam pembiayaan konsumen, serta hubungan hukum antara perusahaan asuransi PT. Asuransi Sinar Mas dengan perusahaan pembiayaan konsumen PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi dari segi hukum keperdataan.

  Bab IV Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Asuransi PT. Asuransi Sinar Mas Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Pada PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi) merupakan pembahasan pokok dari penulisan yang terdiri dari pengaturan hubungan hukum antara perusahaan asuransi PT. Asuransi Sinar Mas dengan PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi terkait pembiayaan konsumen, prosedur pelaksanaan klaim asuransi dari konsumen PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi kepada PT. Asuransi Sinar Mas apabila barang yang masih dalam masa pembiayaan dinyatakan rusak ataupun hilang, dan penyelesaian klaim asuransi yang diajukan konsumen PT.

  Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi kepada PT. Asuransi Sinar Mas apabila terjadi kerusakan ataupun kehilangan barang.

  Bab V Kesimpulan Dan Saran merupakan bab penutup yang di dalamnya dirumuskan kesimpulan dan saran yang kesimpulannya diambil dari pembahasan dalam skripsi ini dan diakhiri dengan saran-saran. Sebagai pelengkap skripsi ini, pada bagian terakhir disertakan daftar pustaka.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Asuransi Pt Asuransi Sinar Mas Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen(Studi Pada Pt. Summit Oto Finance Tebing Tinggi)

7 135 111

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Dalam Perjanjian Kerja Pt Indo Acidatama

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Hak Pekerja Perempuan Di Pt Petrokimia Gresik

0 1 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sehari-hari, setiap manusia selalu membuat, - Analisis Yuridis Perjanjian Pembiayaan (Leasing) Antara PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk. Vs Jekki Saputra Ditinjau dari Kitab Undang-Undang Huk

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penegakan Hukum Terhadap Kasus Penggelapan Premi Asuransi (Analisis Putusan No. 1952/Pid.B/2013/PN-Mdn)

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Perusahaanasuransi Atas Jaminan Dalam Perjanjian Pemborongan (Studi Penelitian Pada Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan)

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Aspek Hukum Penggunaan Jasa Asuransi Oleh Bank Sebagai Pengalihan Resiko Dalam Pemberian Kredit(Studi Pada Pt. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Konsekuensi Yang Terjadi Dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame(Studi Pada Pt. Bensatra)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Kepemilikan Asing Terhadap Perusahaan Asuransi

0 0 15

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI ASURANSI DAN PERATURANNYA A. Pengertian, Jenis, dan Aspek Hukum Perjanjian Asuransi Istilah asuransi di Indonesia berasal dari kata Belanda, assurantie yang - Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Asuransi Pt Asuransi Sinar Mas D

0 0 30