BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Aspek Hukum Penggunaan Jasa Asuransi Oleh Bank Sebagai Pengalihan Resiko Dalam Pemberian Kredit(Studi Pada Pt. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah bank tentulah tidak asing lagi di telinga masyarakat yang tinggal di

  daerah perkotaan maupun pedesaan. Dewasa ini keberadaan bank sudah mengalami perkembangan dan menyebar hampir ke semua pelosok negeri baik itu bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, bank milik asing, serta bank milik campuran.

  Perkembangan perbankan tidak luput dari pengaruh perkembangan perdagangan di dunia. Perkembangan perdagangan di dunia menyebabkan perkembangan perbankan di dunia terutama di Indonesia menjadi semakin pesat. Perkembangan perdagangan bermula dari daratan Eropa yang akhirnya menyebar ke seluruh benua di dunia seperti Asia, Amerika, dan Afrika.

  Keberadaan bank di Indonesia sendiri sudah dimulai sejak zaman penjajahan Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda yang memperkenalkan dunia perbankan kepada masyarakat Indonesia. Pada masa itu terdapat beberapa bank milik Pemerintah Hindia Belanda yang memiliki peranan penting. Oleh Belanda, bank digunakan sebagai alat untuk memperlancar transaksi perdagangan, baik untuk negaranya sendiri maupun untuk negara lain. Di samping itu terdapat pula bank-bank yang dimiliki oleh warga pribumi, China, Jepang, Eropa dan lainya.

  Lalu pada masa setelah kemerdekaan, perkembangan perbankan di Indonesia semakin maju. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah bank di

  1 Indonesia yang dikarenakan dilakukannya nasionalisasi terhadap beberapa bank milik Pemerintah Hindia Belanda oleh Pemerintah Indonesia sebagai upaya menjadikan bank-bank tersebut menjadi bank milik Indonesia.

  Dalam masyarakat, bank ditafrsirkan sebagai salah satu tempat bagi masyarakat untuk menyimpan uang, meminjam uang ataupun menukar uang.

  Sehingga dapat diartikan bahwa bank identik dengan uang. Penafsiran tersebut tidak dapat disalahkan karena kedudukan bank itu sendiri sebagai lembaga keuangan. Bank dapat dikatakan sebagai bagian inti dalam sistem keuangan suatu negara. Hal ini dikarenakan bank merupakan faktor pendukung sistem perekonomian suatu negara. Bank yang sehat dan berjalan baik serta stabil akan memberikan pengaruh yang positif bagi perekonomian suatu negara.

  Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank diartikan sebagai:

  “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Dari pengertian di atas, jelas bahwa bank berfungsi sebagai financial

  

intermediary dengan usaha utama menghimpun dan menyalurkan dana

  masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya yang lazim dilakukan bank dalam lalu lintas pembayaran. Kedua fungsi itu tidak bisa dipisahkan. Sebagai badan usaha, bank akan selalu berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari usaha yang dijalankannya. Sebaliknya sebagai lembaga keuangan, bank mempunyai kewajiban untuk menjaga kestabilan nilai uang, mendorong kegiatan

  

ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja.

  Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya. Kredit bank tersebut bukan hanya digunakan bagi masyarakat golongan menengah ke bawah saja melainkan oleh semua lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

  Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar cicilan atau angsuran di kemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Jadi, dapat diartikan bahwa kredit dapat berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit berbentuk barang maupun kredit berbentuk uang dalam hal pembayarannya adalah dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu. Kredit dalam bentuk uang lebih dikenal

   dengan istilah pinjaman.

  Pengertian kredit diatur dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor

  10 Tahun 1998 adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.” 1 Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, Hukun Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm 136. 2 Kasmir, Manajemen Perbankan, PT. RajaGrafindo Persada, Edisi Revisi, Jakarta, 2014, hlm 81.

  Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kewajiban pihak debitur/peminjam atas kredit yang diberikan kepadanya yaitu tidak semata-mata melunasi utangnya melainkan juga membayar bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya antara pihak debitur dan pihak kreditur. Adapun dari pengertian kredit juga dapat kita temukan beberapa unsur esensial dari kredit, yaitu:

  1. Kepercayaan, yaitu harus ada keyakinan dari kreditur yang memberikan kredit mengenai kemampuan serta kemauan debitur dalam melunasi kredit tersebut sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan di antara kedua belah pihak. Kepercayaan kreditur dalam memberikan fasilitas kredit tersebut timbul setelah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam mengenai debitur yang bersangkutan.

  2. Jangka waktu, yaitu tenggang suatu waktu antara pemberian kredit oleh kreditur dengan pelunasannya oleh debitur atau suatu masa dimana debitur wajib melunasi kredit yang diberikan pihak kreditur dan masa tersebut telah ditentukan sebelumnya dalam perjanjian kredit.

  3. Prestasi, yaitu adanya objek tertentu baik berupa uang atau tagihan yang dapat dinilai dengan uang, serta bunga atau imbalan yang telah disepakati oleh para pihak dan kemudian dicantumkan dalam perjanjian kredit.

  4. Resiko, yaitu adanya kemungkinan atas hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi antara tenggang waktu pemberian kredit dan pelunasan kredit meskipun terkadang ada resiko yang timbul karena kesengajaan debitur yang tidak mau melunasi utangnya, seperti debitur wanprestasi atau meninggal dunia sebelum jangka waktu kredit berakhir. Oleh karena adanya hal-hal yang tidak pasti tersebut maka pada praktiknya, pemberian kredit harus dipersyaratkan adanya jaminan kredit.

  Sebagai usaha yang penuh resiko, sebelum memberikan kredit, bank melakukan analisis kredit yang seksama, teliti dan cermat, dengan didasarkan pada data yang aktual, dan akurat, sehingga bank tidak akan keliru dalam mengambil keputusannya. Oleh karena itu, setiap pemberian kredit tentunya telah memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai dengan asas perkreditan yang sehat.

  Demikian pula pemberian kreditnya juga telah didasarkan pada penilaian jujur, objektif, dan terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit. bank harus meyakini bahwa kredit yang akan diberikannya tersebut dapat melunasi kembali pada waktunya oleh nasabah dan

   macet.

  tidak akan berkembang menjadi kredit bermasalah atau Mengingat pelaksanaan pemberian kredit oleh bank mengandung resiko maka jaminan kredit sangat berperan penting. Terhadap jaminan kredit yang diajukan kepada bank, maka bank akan melakukan penilaian baik dari aspek hukum maupun aspek ekonomi sebelum menerimanya berdasarkan peraturan yang berlaku maupun peraturan intern bank yang bersangkutan.

  Jaminan kredit yang disetujui dan diterima bank selanjutnya akan mempunyai beberapa fungsi dan salah satunya adalah untuk mengamankan pelunasan kredit bila pihak peminjam cidera janji. Bila kredit yang diterima pihak peminjam tidak dilunasinya sehingga disimpulkan sebagai kredit macet, jaminan 3 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. G ramedia Pustaka Utama, Cetakan ke 2, Jakarta, 2003, hlm 255. kredit yang diterima bank akan dicairkan untuk pelunasan kredit macet tersebut. Dengan demikian, jaminan kredit mempunyai peranan penting bagi pengamanan pengembalian dana bank yang disalurkannnya kepada pihak peminjam melalui

   kredit.

  Fungsi lainnya ialah untuk meyakinkan bank bahwa debitur mempunyai kemampuan serta kemauan untuk melunasi kredit yang diberikan kepadanya dan menggunakan dana tersebut secara baik sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya kredit macet ataupun sebagai solusi penyelesaian apabila terjadi kredit macet.

  Dalam menanggulangi resiko, bank juga dibantu dengan adanya perusahaan asuransi. Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non perbankan yang berfungsi mengalihkan resiko dan memberikan ganti kerugian apabila terjadi suatu hal yang bersifat tidak tentu khusunya dalam pelaksanaan pemberian kredit oleh bank. Karena alasan tersebutlah maka bank menggunakan jasa asuransi sebagai pengalihan resiko dalam pemberian kredit kepada debitur.

  Dalam hal ini bank bekerjasama dengan pihak asuransi untuk mengamankan pengembalian dana yang disalurkan kepada masyarakat berupa kredit. Dengan adanya kerjasama tersebut maka bank dapat memberikan kredit kepada debitur secara aman, karena apabila dalam perjalanan perjanjian kredit tersebut terjadi resiko yaitu kredit macet, maka resiko akan diambil alih dan ditanggung oleh pihak asuransi. Namun di sisi lain bank juga memiliki kewajiban 4 M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indoesia, PT.

  RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm 4. yaitu membayar premi sesuai dengan yang diperjanjikan dan besarnya premi biasanya sudah ditentukan oleh pihak asuransi.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam perjanjian asuransi, pengalihan resiko dari pihak bank sebagai tertanggung kepada pihak perusahaan asuransi sebagai penanggung harus diimbangi dengan adanya pembayaran premi oleh tertanggung, dimana premi yang dibayarkan harus seimbang dengan beratnya resiko yang dialihkan, meskipun dapat diperjanjikan lain sesuai dengan kesepakatan yang dicapai antara pihak tertanggung dan pihak penanggung.

  Salah satu bank di Indonesia yang menggunakan jasa perusahaan asuransi sebagai pengalihan resiko dalam pemberian kredit yaitu PT. Bank Sumut. Bank ini didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan sebutan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU). Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962 bentuk usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Lalu pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT. Bank Sumut yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, JL. Imam Bonjol No. 18 Medan.

  Sebagai bank terkemuka di Indonesia, tentulah PT. Bank Sumut memiliki visi dan misi yang harus dilaksanakan. Visi PT. Bank Sumut adalah menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat dan misi PT. Bank Sumut yaitu mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang

   didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.

  Untuk mencapai visi dan misinya tersebut, PT. Bank Sumut menawarkan beberapa produk perbankan kepada masyarakat dan salah satunya adalah kredit.

  Kredit yang ditawarkan oleh PT. Bank Sumut pun sangat beragam jenisnya, antara lain yaitu, Kredit Rekening Koran, Kredit Angsuran Lainnya, Kredit SPK, Kredit Multiguna, Kredit Pensiun, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), serta Kredit Program.

  Oleh karena jenis kredit yang ditawarkan sangat beragam, maka dalam pelaksanaan pemberiannya akan ada resiko yang ditanggung oleh pihak bank.

  Apabila resiko tersebut tidak dapat ditangani oleh pihak bank secara baik tentu akan menimbulkan kerugian yang besar yang dapat menghambat atau mengganggu kelancaran pengoperasian PT. Bank Sumut sendiri. Atas alasan untuk mengalihkan resiko tersebutlah, maka pihak PT. Bank Sumut bekerjasama dengan perusahaan asuransi. Di sinilah peranan perusahaan asuransi dinilai sangat penting dan dibutuhkan oleh PT. Bank Sumut.

  Sehubungan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis terdorong untuk menulis skripsi dengan judul: “ASPEK HUKUM PENGGUNAAN JASA ASURANSI OLEH BANK SEBAGAI PENGALIHAN RESIKO DALAM PEMBERIAN KREDIT (Studi Pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)”. 5 Bank Sumut, Visi dan Misi Bank Sumut. (online). Tersedia di

  (diakses pada tanggal 21 Oktober 2014, pukul 20.00 WIB)

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan jasa asuransi sebagai pengalihan resiko dalam pemberian kredit oleh PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh, antara lain sebagai berikut: 1.

  Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Perjanjian Pengalihan Resiko Melalui Asuransi Pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh? 2. Bagaimana Tanggung Jawab Pihak Asuransi Apabila Debitur Wanprestasi atau Meninggal Sebelum Jangka Waktu Kredit Berakhir Pada PT. Bank

  Sumut Cabang Lima Puluh? 3. Adakah Kewajiban Pihak Asuransi Dalam Hal Pengembalian Restitusi

  Kepada Debitur Apabila Kredit Berjalan Lancar Pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh? 4. Bagaimana Pengawasan Lembaga Otoritas Jasa Keuangan Terhadap

  Praktik Penggunaan Jasa Asuransi Oleh PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh?

  C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

  Pada bagian ini diuraikan mengenai hal-hal yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi yang sesuai dengan rumusan masalah yang dibahas. Adapun tujuan dalam penulisan skripsi ini dapat dibagi dalam dua hal, yaitu: 1.

  Tujuan Obyektif a.

  Mengetahui prosedur pelaksanaan perjanjian pengalihan resiko melalui asuransi pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh. b.

  Mengetahui tanggung jawab pihak asuransi apabila debitur wanprestasi atau meninggal sebelum jangka waktu kredit berakhir pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh.

  c.

  Mengetahui ada tidaknya kewajiban pihak asuransi dalam hal pengembalian restitusi kepada debitur apabila kredit berjalan lancar pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh.

  d.

  Mengetahui bentuk pengawasan lembaga Otoritas Jasa Keuangan terhadap praktik penggunaan jasa asuransi oleh PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh 2. Tujuan Subyektif a.

  Memperoleh data secara lengkap dan jelas sebagai bahan penulisan skripsi untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

  b.

  Menambah pengetahuan dan pemahaman penulis dalam bidang hukum perdata khususnya hukum perbankan dan hukum asuransi.

  Sedangkan yang menjadi manfaat penulisan skripsi ini adalah: 1.

  Secara teoritis, penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat digunakan oleh almamater dalam mengembangkan bahan perkuliahan, memberikan peranan dalam perkembangan ilmu pengetahuan khusunya ilmu hukum terutama Hukum Perbankan dan Hukum Asuransi, serta dapat digunakan sebagai pedoman dalam penulisan skripsi lainnya yang sejenis.

  2. Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dalam menjawab permasalah-permasalahan yang dibahas, sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait langsung dengan judul penulisan ini, serta mengukur kemampuan penulis dalam memahami serta menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.

D. Metode Penelitian

  Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari

  

  satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Untuk mencari dan menemukan kebenaran secara ilmiah serta memperoleh hasil yang optimal dalam melengkapi bahan-bahan bagi penulisan skripsi, metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

  Penelitian hukum dapat dibedakan antara penelitian hukum normatif dengan penelitian hukum sosiologis atau empiris. Biasanya, pada penelitian hukum normatif yang diteliti hanya bahan pustaka atau data sekunder, yang mungkin mencakup bahan hukum primer, sekunder, dan tertier. Pada penelitian hukum sosiologis atau empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di

   lapangan, atau terhadap masyarakat. 6 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 2012, hlm 43. 7 Ibid, hlm 52.

  Adapun jenis penelitian hukum yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum sosiologis atau empiris. Oleh karena itu, dalam memperoleh bahan penulis tidak hanya mengacu pada data-data sekunder tetapi juga melakukan penelitian langsung ke lapangan yaitu di PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh.

  2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang dilakukan dalam penulisan hukum ini adalah deskriptif, yaitu mengambarkan serta menguraikan secara jelas dan rinci semua data yang diperoleh yang berkaitan dengan judul penulisan hukum dan kemudian menganalisisnya guna menjawab permasalahan yang ada.

  3. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dimana penelitian yang digunakan menghasilkan data deskriptif berupa informasi- informasi yang berasal dari narasumber baik secara lisan maupun tulisan serta perilaku nyata di lapangan. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala- gejala yang bersiat ilmiah. Karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian

   semacam ini disebut dengan field study.

8 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1986, hlm 159.

  4. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang penulis pergunakan meliputi data primer, data sekunder, dan data tertier yaitu data atau informasi hasil penelahan dokumen penelitian berupa keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung melalui penelitian di lapangan atau sumber pertama, buku-buku, literatur, artikel internet, maupun arsip-arsip yang bersesuaian dengan permasalahan yang dibahas. Data-data dalam penulisan skripsi ini bersumber dari pihak yang terkait langsung dengan permasalahan yang dibahas yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh, disamping itu juga bersumber dari undang- undang, buku-buku, jurnal, kamus dan internet.

  5. Teknik Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data dalam penulisan ini adalah dengan cara pengumpulan data primer, sekunder, dan tertier berupa perundang-undangan, artikel maupun dokumen lainnya serta mengadakan penelitian langsung dengan melakukan wawancara terhadap Bapak Zulkifli Panggabean selaku Pimpinan Kantor Cabang Pembantu pada PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik studi pustaka dan studi lapangan pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh untuk mengumpulkan dan menyusun data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

  6. Teknik Analisis Data Analisis data sebagai tindak lanjut proses pengolahan data merupakan kerja seorang peneliti yang memerlukan ketelitian, dan pencurahan daya pikir secara optimal. Pada tahap analisis data secara nyata kemampuan metodologis peneliti diuji. Dengan membaca data yang telah terkumpul dam melalui proses pengolahan data, akhirnya peneliti menentukan analisis yang bagaimana yang

  

  diterapkan. Terhadap data-data yang sudah terkumpul dalam penyusunan penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik analisa data kualitatif yaitu pengumpulan data-data primer tersebut melalui pengamatan dan wawancara, untuk kemudian dikaitkan dengan data sekunder maupun data lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

E. Keaslian Penulisan

  Penulisan skripsi ini murni didasarkan oleh ide, gagasan maupun pemikiran penulis serta masukan dari berbagai pihak yang membantu penulisan skripsi ini dari awal hingga akhir. Berdasarkan pemeriksaan oleh Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum USU atau Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum USU, skripsi yang berjudul “Aspek Hukum Penggunaan Jasa Asuransi Oleh Bank Sebagai Pengalihan Resiko Dalam Pemberian Kredit (Studi Pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)” belum pernah dibuat oleh Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebelumnya, meskipun terdapat beberapa judul skripsi/tesis yang berkaitan, antara lain:

1. Fungsi Pengawasan Kredit dalam Usaha Untuk Pengamanan dalam Praktek Pemberian Kredit Oleh Bank (Lindi Dwi Purnomo/ NIM.

  9 900200154)

  Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, ALFABETA, Bandung, 2013, hlm 144.

2. Tinjauan Yuridis dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit (Studi Pada BRI

  Cabang Tebing Tinggi) (Parlin H. Harahap/ NIM. 920200169) 3. Aspek Hukum Jaminan dalam Perjanjian Pemberian Kredit Pada Bank

  Rakyat Indonesia Cabang Pematang Siantar Ditinjau dari Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 (Lando Pustaha/ NIM. 920200129) 4. Resiko yang Dihadapi Oleh PT. Askrindo Sebagai Lembaga Asuransi

  Jaminan Kredit dalam Pemberian Kredit Perbankan (Partahlan Hendryk S/ NIM. 980221022) Dengan demikian, tulisan ini bukanlah hasil ciplakan atau pengandaan karya tulis orang lain. Oleh karena itu, penulis menjamin penulisan skripsi ini sebagai karya tulis ilmiah yang asli (original). Kalaupun terdapat pendapat atau kutipan dalam penulisan skripsi ini semata-mata adalah faktor pendukung dan pelengkap dalam usaha menyempurnakan dan menyelesaikan skripsi ini. Apabila ternyata terdapat skripsi terdahulu yang sama dengan skripsi ini, maka penulis siap bertanggung jawab sepenuhnya.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai isi dari skripsi ini maka penulis menyiapkan suatu sistematika penulisan. Sistematika penulisan ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana tiap-tiap bab tersebut terbagi lagi ke dalam beberapa sub bagian yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan isi skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan.

  BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM ASURANSI DI INDONESIA Bab ini memuat sejarah singkat asuransi di Indonesia, pengertian, dasar hukum asuransi di Indonesia, subjek dan objek asuransi, tujuan, fungsi, dan sifat asuransi, penggolongan jenis asuransi serta berakhirnya asuransi.

  BAB III : TINJAUAN UMUM MENGENAI PENGALIHAN RESIKO DALAM PERBANKAN Adapun yang dibahas dalam bab ini adalah pengertian resiko dan pengalihan resiko, klasifikasi resiko dalam perbankan, teknik pengelolaan asuransi, karakteristik resiko yang dapat dialihkan melalui asuransi, dan juga mengenai bentuk perjanjian pengalihan resiko melalui asuransi.

  BAB IV : ASPEK HUKUM PENGGUNAAN JASA ASURANSI SEBAGAI PENGALIHAN RESIKO DALAM PEMBERIAN KREDIT OLEH PT. BANK SUMUT CABANG LIMA PULUH Bab ini berisikan permasalahan yang ditemukan di lapangan yaitu pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh, antara lain yaitu mengenai prosedur pelaksanaan perjanjian pengalihan resiko melalui asuransi, tanggung jawab pihak asuransi apabila debitur wanprestasi/ meninggal dunia sebelum jangka waktu kredit berakhir, kewajiban pihak asuransi dalam pengembalian restitusi kepada debitur apabila kredit berjalan lancar, termasuk juga mengenai pengawasan lembaga Otoritas Jasa Keuangan terhadap praktik penggunaan jasa asuransi oleh bank.

  BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran yang menjadi pokok- pokok pikiran penulis mengenai keseluruhan skripsi berdasarkan pembahasan dari beberapa bab sebelumnya di atas.

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Peran Organisasi Pangan Dan Pertanian Dunia Terhadap Ketahanan Pangan Di Indonesia

0 5 24

KATA PENGANTAR - Kualitas Papan Partikel Dari Campuran Sabut Kelapa Dan Kayu Mahoni Dengan Berbagai Variasi Kadar Perekat Phenol Formaldehida

0 0 10

1. DATA MENTAH SKALA TRY OUT - Pengaruh Persepsi Iklim Sekolah Terhadap Kecenderungan Bullying Pada Siswa SMA X Medan

1 1 59

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Bullying 1. Definisi Kecenderungan Bullying - Pengaruh Persepsi Iklim Sekolah Terhadap Kecenderungan Bullying Pada Siswa SMA X Medan

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh Persepsi Iklim Sekolah Terhadap Kecenderungan Bullying Pada Siswa SMA X Medan

0 1 10

Pengaruh Persepsi Iklim Sekolah Terhadap Kecenderungan Bullying Pada Siswa SMA X Medan

0 2 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan - Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Stambuk 2013/2014 tentang Akne Vulgaris

0 1 13

Tinjauan Yuridis Terhadap Kepastian Hukum Pelaksanaan Pengadaan Tanah : Studi Kasus Pelaksanaan Pembebasan Tanah Jalan Arteri Bandara Kualanamu

0 0 28

Tinjauan Yuridis Terhadap Kepastian Hukum Pelaksanaan Pengadaan Tanah : Studi Kasus Pelaksanaan Pembebasan Tanah Jalan Arteri Bandara Kualanamu

0 0 20

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM ASURANSI DI INDONESIA A. Sejarah Asuransi di Indonesia - Aspek Hukum Penggunaan Jasa Asuransi Oleh Bank Sebagai Pengalihan Resiko Dalam Pemberian Kredit(Studi Pada Pt. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)

0 1 36