Sistem Rekrutmen Calon Anggota Legislatif 2014 ( Studi Kasus: Penetapan Calon Anggota Legislatif Partai Gerindra DPC Kota Medan )

  

B A B I

P E N D A HU L U A N

I . 1 L a t a r B e l a k a n g

  Demokrasi merupakan sebuah bentuk peme rintahan y ang paling banyak dipakai oleh n egara di dunia, y ang dimana b entuk ini dianggap paling ideal diterapkan dalam su atu negara. Hal ini didasarkan karena di dalam demokrasi menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Negara demokrasi dalam sistem p emerintahannya mengakui bahwa kedaulatan berada di tangan raky at, kekuasaan tertinggi berad a dalam keputusan bersama raky at, pemerintah an raky at dan kekuasaan oleh raky at.

  Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip Trias Po litica yang me mbagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga neg ara y ang bersifat independen dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga n egara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip ch ecks and balances.

  Menurut Undang-Undang Dasar 1945 disimpulkan b ahwa Indonesia menganut sistem Trias Politica yang merupakan suatu konsep pemisahan kekuasaan y ang dikemukakan oleh John Locke (1632-1704) dan Montesquieu (1689-1755). Dalam konsep ini kekuasaan d alam neg ara terbagi atas tiga bagian y aitu kekuasa an legislatif, kekuasaan eksekutif d an kekuasaan yudikatif.Demokrasi y ang dianut Indonesia ad alah demokrasi y ang didasari oleh nilai-nilai Pancasila. Demokrasi ini masih dalam tah ap perkembangan dan mengen ai sifat-sifat dan ciri-ciriny a terdapat berbagai tafsiran dan pandangan. Sepanjang sejarah Indonesia telah melaksanakan b eberapa sistem d emokrasi yang b erbeda-bed a setiap masany a.

  Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periode antara lain

  1

  : 1 .

  Masa Republik Indonesia I (1945-1959) : Masa Demokrasi K o n s t i t u s i o n a l . 2 .

  Masa Republik Indonesia II (1959-1965) : Masa Demokrasi T er p i mp in 3 .

  Masa Republik Indonesia III (1965-1998) : Masa Demokrasi Pa n casila 4 .

  Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang) : Masa Reformasi

  Tetapi yang tidak dapat d isangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok d ari d emokrasi konstitusional cukup jelas tersirat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 y ang belum diamandemen .

  2 Yang mana dikemukakan bahwa sy arat-sy arat dasar untuk

  terselenggaranya pemerintahan y ang demo kratis di bawah rule of law ialah

  1) Perlindungan Konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi,

  selain menjamin h ak-hak individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak y ang dijamin

  2) Badan kehakiman yang bebas dan tidak mengikat ( independent dan impartial tribunals) 3)

   Pemilihan umum yang bebas 1 M i r i a m B u d i a r d j o , 2 0 1 0 , D a s a r - D a s a r I l m u P o l i t i k , E d i s i R e v i s i , J a k a r t a : G r a me d i a P u s t a k a U t a ma , H a l . 1 2 7 - 1 3 4 2 I b i d

  4) Kebebasan untuk menyatakan pendapat 5)

Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi

6) Pendidikan kewarganegaraan ( civil education)

  3 Gagasan pokok atau gag asan dasar suatu pemerintahan

  demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia me mpuny ai kemamp uan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat 2 (dua) asas pokok demokra si, y aitu:

  1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil raky at untuk lemb aga perwakilan rakyat secara langsung, u mu m, bebas, dan rahasia.

  2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk me lindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama. Dalam k ehidupan demokrasi, raky atlah y ang p aling mengetahui kebutuhanny a sendiri, walaupun dalam perkemb anganny a sistem demokrasi sangat rentan dengan chaos, suasana yang kacau dan ketidakteraturan sehingga dalam setiap pemilu yang dilakukan se tiap masy arakat bebas dalam menentukan pilihanny a.

  Pemilihan u mu m adalah salah satu instru men d alam demokrasi untuk meny alurkan pendapat warga negara yang dilakukan berdasarkan serangkaian proses hukum. Salah satu syarat peme rintahan demokratis ad alah pemilu yang bebas, dalam demokrasi terdap at hard power dan 3 O p c i t, M i r i a m B u d i a r d j o , H a l . 1 1 6

  soft power

  , y ang mana h ard power itu merupakan lembaga negara y ang terdiri dari ek sekutif, legislatif dan yudikatif. Sed angkan so ft power salah satuny a adalah diselenggarakanny a pemilu . Adapun tujuan pemilu itu adalah sebagai bentuk mewujudkan demo krasi dan seb agai

  4 alat ukur legitimasi sebuah rezim dan individu.

  Pemilu merupakan salah satu u saha untuk mempengaruhi rakyat secara p ersu asif (tidak memaksa) d engan melakukan kegiatan r etorika ,

  public relations , komunikasi massa, lobby dan kegiatan lainny a.

  Meskipun agitasi dan propaganda di negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam k ampany e pemilihan u mu m, teknik agitasi dan teknik propaganda b anyak juga dipak ai oleh para kandidat atau politikus selaku komu nikator politik. Dala m pemilu, para p emilih disebut sebagai konstituen, d an kepada merek alah para pe serta pemilu men awarkan janji-janji dan program-programny a pad a masa kampany e. Kamp anye dilakukan selama waktu y ang telah ditentukan, men jelang hari pemungutan suara.

  Melalui pemilihan umum, pemerintah ak an merangku m pendapat y ang akan men entukan pengambilan keputusan politik untuk me mbentuk pemerintahan berikutny a. Dalam pemilu p asti me merlukan partisipasi dari raky at, partisipasi sendiri terbagi dua, yaitu

  Au thonomous

  (dorongan dari diri sendiri) dan Mobilize (dorongan dari orang lain). Dalam proses demokrasi Indonesia yang telah b erlangsung sesungguhnya semenjak berakhirny a rezim Ord e Baru, telah memb uka kran demokrasi yang selebar-lebarnya d alam sisitem politik di 4 Indonesia. Tiga puluh dua tahun pe merintahan yang dianggap otoriter

  R a h ma n A r i f i n , 2 0 0 2 , S i s t e m P o l i t i k I n d o n e s i a, S u r a b a y a : S I C , H a l . 1 9 1 me mang men erapkan sistem y ang menutup semua ak ses dalam usaha berserikat dan b erargu mentasi dalam usah a mengkritik pemerintah y ang semuany a memang merupakan upay a dalam melanggengkan kekuasaan selama mungkin dalam satu tangan, y ang cenderung mengarah pada absolutisme kekuasaan.

  Era Reformasi menjadi jawaban atau antithesis dari Orde Lama y ang arogan. Tanggal 23 Mei 1998 menjadi titik tolak dari perubahan gay a politik y ang lebih merdeka dalam arti sesungguhny a bukan dalam arti yang diterapkan oleh rezim o rde baru . Pidato mundurny a Soeharto men jadi momen sejarah y ang tid ak dilupakan karena menjadi momen y ang ditunggu-tunggu dalam perjuangan demokrasi di Indonesia. Demokrasi telah dijalankan dengan azas kebebasan y ang bertanggung jawab , artinya kebebasan yang dianut ad alah k ebebasan y ang bertanggung jawab bukan kebebasan y ang tiada batas aturan hukum atau norma dalam setiap tindakan dan perbuatan. Wujud demokrasi paling terasa dalam masa reformasi adalah dua kali pemilihan u mu m y ang telah berjalan d engan raky at telah bisa memilih sendiri wakil rakyatny a.

  Pemilu 2004 menjadi titik tolak yang dapat dijadikan mo mentu m sejarah yang tidak bisa dipisahkan dalam p roses politik di Indonesia. Raky at perta ma kali me milih wakil raky at dan wakilny a dalam pemerintahan (pemilu legislatif d an presiden), suara rakyat memang men jadi kekuatan terbesar dalam men entukan siapa y ang pantas duduk men jadi wakilny a, bukan lagi sistem y ang menekan dengan mengandalkan alat-alat represif negara. Rakyat dengan semangat demokrasi telah diarahkan untuk memilih sesuai dengan keinginan d an azas rasionalitas dalam me milih siapa y ang pantas dan siapa y ang tidak pantas dalam menduduki tempat terhormat mewakili raky at.

  Dalam dua k ali pemilihan umu m tahun 2004 dan 2009 telah menggoresk an sebuah garis sejarah politik yang baru di Indonesia. Munculnya puluhan partai y ang ikut bersaing dalam p roses demokrasi dalam p emilu , atau b ahkan mungkin ada ratusan partai yang b erusahan mengikuti tapi tidak lulus dalam p roses verifikasi yang ditetapkan oleh KPU. Hadirnya puluhan partai p eserta pemilu memang men jadi cermin an y ang tidak terbantahkan bahwa proses d emokrasi telah dihadirkan di Indonesia, walau memang ma sih menjadi perdebatan sengit bahwa ini masih berad a pada taraf d emokrasi prosedural bukan pada esensinya. Tapi ini juga men jadi perhatian khusus bahwa partai di Indonesia bukan hanya PDI-P, Golkar, atau PPP y ang merupakan usaha dari rezim orde baru meleburkan semua partai dalam tiga basis yaitu, basis nasionalis dalam tubuh PDI-P, basis pemerintah dalam tubuh

  5 Golkar, dan basis Aga ma d alam tubuh PPP.

  Pemilu tahun 2014 mendatang bisa dikatakan sebagai momen politik y ang paling b any ak disoroti media, ada catatan sejarah baru y ang hadir d alam dinamika politik Indonesia. Pe rubahan konstalasi politik telah terjadi, do minasi partai-partai y ang secara historisnya telah mematenkan namany a dalam perta rungan politik mu lai digeser oleh sebuah partai y ang bisa dikatakan muda ya itu Partai Gerindra. Berbagai perdebatan y ang muncul memposisikan Partai Gerindra sebagai bah an diskusi terk ait salah satu calon pemenang pemilu tahun 5 2014.Hal ini d ikuatkan atas pencapaian Partai Gerindra secara

  A d ma n N u r s a l , 2 0 0 4 , P o l i t i c a l M a r k e t i n g S t r a t e g i M e m e n a n g k a n P e m i l u : S t u d i . J a k a r t a ; P T , P e n d e k a t a n B a r u K a m p a n y e P e m i l i h a n D P R , D P D , P R E S I D E N G r a me d i a P u s t a k a U t a ma , H a l . 2 3 nasional. Partai Gerindra pada pemilu 2009 mampu mendap atkan peringkat 8 besar d an meraih 4,5 % suara di tingkat n asional, p adahal terbilang bahwa Partai Gerindra adalah partai y ang ma sih sangat baru pada saat itu .

  Pada ha sil pe milu 2009 y ang lalu khususnya di Kota Medan, Partai Gerindra tid ak mendapatkan dukungan y ang banyak. Ketidakmampuan Partai Gerindra memperoleh satu kursi di DPRD Kota Medan membuat beban tersendiri di Partai Gerindra untuk melakukan strategi-strategi politik yang lebih baik d alam upaya pencapaian hasil y ang maksimal pada pemilu 2014 mendatang. Salah satu strategi y ang dilakukan y akni dengan melakukan seleksi y ang lebih baik d alam menetapkan o rang-orang yang ak an di usung Partai Gerindra sebagai calon legislatif pada pemilu 2014 di Kota Med an mendatang.

  Bany aknya p artai politik yang b erkomp etisi pad a pemilih an u mu m tahun 2014 terny ata me mp engaruhi kualitas calon anggota legislatif yang diusung oleh Partai Gerindra. Partai Gerindra ingin mengusung calon anggota legislatif y ang memiliki nilai jual y ang ba ik. Dimana yang terjadi saat ini, partai politik y ang ada tidak lagi memperhatik an kualitas calon anggota legislatif, tetapi partai politik lebih memprioritaskan perolehan su ara dala m pemilihan u mum. Setiap masa periode pemerintahan, kinerja lembaga legislatif selalu diwarnai permasalahan y ang tid ak seharusny a dilakukan sebagai wakil raky at, seperti misalny a perbuatan KKN, tindakan asusila, money politics, pemalsuan ijazah sa at pencalonan dan lain-lain. Seharusnya demi men egakkan etika dan mo ralitas, seorang elit politik pada p artai politik sudah sepatutny a memb erikan p erny ataan politik kepada konstituennya demi mendukung upaya p enegak an hukum. Karena pada sisi lain p artai politik sering menutupi kesalahan y ang dilakukan oleh kaderny a, terutama calon anggota legislatif y ang notabene ad alah peny ampai aspirasi masy arakat. Oleh sebab itu , dalam pen entuan calon anggota legislatif Parti Gerindra akan dilakukan dengan seleksi bertahap y ang ketat guna mendapatkan calon yang lay ak.

  Bentuk-bentuk tahapan dalam penentuan calon anggota legislatif y ang diusung Gerindra pada saat ini masih menggunakan metode rekrutmen terbuka, diman a proses ini dibuat bagi siapa saja yang ingin membawa nama Partai Gerindra sebagai p erahu politik untuk maju sebagai calon legislatif. Dalam p roses rekrutmen terbuka ini, semua warga negara y ang me menuhi sy arat-sy arat tertentu me mpunyai kesempatan y ang sama untuk menduduki posisi-posisi y ang ada dalam lembaga negara/pemerintah. Dalam rekrutmen terbuka, suasana ko mp etisi untuk mengisi jabatan biasany a cukup tinggi, sehingga orang-orang yang benar-bena r sudah teruji saja y ang akan berhasil keluar sebagai p emenang. Ko mpetisi tersebut biasany a meny angkut pengetahuan u mu m tentang Partai Ge rindra dan visi tentang keadaan masy arakat atau yang dikenal sebagai platform politik serta nilai mo ral y ang melekat dalam diri termasuk integritas.

  Proses rekrutmen terbuka sep erti ini yang akan se makin membu at ketertarikan bagi pen eliti untuk melihat seb agaimana rekrutmen terbuka oleh Partai Gerindra dalam me netapkan nama -nama y ang dianggap telah lulus dalam seleksi rekrutmen Partai Gerindra untuk diusung sebagai calon legislatif y ang akan membawa nama Partai Gerindra dalam pertarungan politik di Pemilu 2014 di Kota Medan mendatang.

  Melihat konstalasi politik y ang ada, say a mendapat k etertarikan dalam melih at fakta yang ada. Partai Gerindra sebagai partai baru me miliki target me mperoleh kursi di DPRD Kota Medan pada pemilihan u mu m 2014 mendatang. Dalam era politik sekarang kemampu an partai politik dala m memperoleh ha sil suara signifikan tid ak lepas dari kema mpuan partai politik dalam menggalang masa untuk dapat memi lih sesuai keinginan partai, inilah yang sering dikatakan d engan mobilisasi politik partai, dimana partai berusaha menggiring ma sy arakat sesuai metode dan aturan p artai dalam u saha mengu mpulkan pemilih sebany ak-bany akny a.

  D a la m men y amb u t P emi lu 2 0 14 , P ar tai G erin d r a te lah me mp er s ia p k an

s eg ala u s ah a d a la m u p ay a me men an g k an p e rs ai ng an d eng an p ar ta i- p ar ta i

lai n . U p ay a - up ay a ter s ebu t d i la k uk an d eng an b erb aga i ca r a, s ala h s atu ny a

p ro se s re kru t me n d an p en eta p an c alo n y ang ak an d i me n angk an d ala m p e milu

2 014 . P en eta p an o r ang -o ran g y an g ak an d iu s ung o le h G er in dr a mer u p ak an

h as il d ar i p ro se s p enj ar in g an dan r ek ru t men y ang dila k u k an oleh P ar ta i

G er ind r a. D a la m h al in i, b a ik ti d akny a c alo n y ang d iu s ung ak an d i ten tu k an

d ar i p r o se s r e k r u tm e n o le h P ar t ai G er i n d r a .

  Rek ru t men p o litik y an g b a ik akan d imu la i d e ng an p en d i d ik an po lit i k

y an g d i l a k u k an s e c a r a b e r k e s i n a mb u n g a n o l e h p a r t a i p o l i t i k . R e n d ah n y a

k u a l i t a s p e n d i d i k an p olitik masy arak at ju g a d ap a t d i l i h a t d a r i k e s u l i t a n

p ar ta i p o litik meny u su n d a ftar calo n an ggota le g isla tif y ang ak an d ia ju k an .

T i d ak b er jal an ny a p en d i d ik an po lit ik b e rd a mp a k p ada ku al itas w ak il r aky at

y ang d ia juk an p ar ta i p o litik . O leh seb ab itu , P ar ta i G er in d r a y an g me mak a i

siste m re k ru t me n ter b uk a ak an d ilih a t la n gk ah - langk ah y an g ak an d ilalu i

o leh calo n y ang ak an me mb aw a n a ma Pa rt ai G er in d r a p ad a p e mi lu 2 01 4

men d ata n g . H a l i n i ti d ak l ai n un tuk men g h a silk a n or an g -o r an g y an g

  

b erk u a litas y an g a kan me mb a w a v is i mi s i d an p ro gr a m k er ja P ar tai

G e r in d r a.

  D i d asa r i o leh u r aian sin g k at y ang d i se rt ai d eng an fak t a- fak ta s e p er ti

d i ata s, k et er tar ik an p enu l is in gin men g eta h u i b a g aiman a p ro s es p en e tap an

ca lo n legisla tif y an g ak an d iu su ng o leh Partai G erin d r a d ala m

k eik u tse rt aan ny a d i Pe milu 2 01 4 khu su sny a d i K o ta Med an .

I.2 Perumusa n Masalah

  Pemilu merupakan sebuah mek anisme y ang dijalankan dalam sebuah negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan raky at. Pada Pemilu 2014 mendatang khususnya di Kota Medan ak an menjadi ajan g pembuktian bagi pa rtai-partai politik beserta dengan calon y ang diusung untuk mendap atkan suara terbanyak. Diman a pemenang dalam Pemilu 2014 mendatang akan me ndap atkan kursi di DPRD Kota Medan dan akan men jabat sebagai wakil raky at y ang memiliki fungsi-fungsi seperti legislasi, penganggaran dan pengawasan . Dalam h al ini penetapan calon-calon legislatif oleh partai politik merupakan sebuah hal penting y ang harus dilakukan oleh partai politik . Proses penetapan tersebut biasany a dapat dilakukan melalui mek anisme rekrutmen politik. Dimana rekrutmen politik merupakan sebuah fungsi dari sebuah partai politik.

  Peru mu san masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengap a masalah yang dikemu kakan dalam p enelitian itu dipandang men arik , penting dan perlu untuk diteliti. Perumu san masalah juga merupakan suatu masalah y ang menyatakan secara tersurat pertany aan- pertanyaan penelitian apa saja y ang p erlu dijaw ab atau dicarikan jalan

  6 pemecahanny a.

  Berdasarkan uraian y ang telah disebutkan di atas, maka d engan demikian yang menjadi pokok permasalah an dalam p enelitian ini ialah

  

Bagaimana proses penetapan calon anggota legislatif dari Partai

  Gerindra DPC Kota Medan Pada Pemilu 2014 ?”

I.3 Pembatasa n Masalah

  Batasan masalah berfungsi untuk memb atasi kary a ilmiah/penelitian ag ar tidak melebar d an tetap fokus pada permasalahan y ang akan diteliti. Adapun batasan masalah y ang digunakan dalam p enelitian ini ad alah penelitian ini difokuskan pada proses mekanisme dan tahapan rekrutmen dalam menetapkan calon anggota legislatif y ang akan diusung oleh Partai Gerindra DPC Kota Medan dalam Pemilu 2014 mendatang.

I.4 Tujuan Penelitia n

  Adapun tujuan y ang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1 .

  Untuk mengetahui bagaimana proses penjaringan bakal calon a n ggo ta le g isla t if d a r i P ar ta i G er ind r a D P C K o ta Me d an d al a m P e milu 2 014 d i K o ta Med a n . 2 .

  Untuk mengetahui bagaimana proses penetapan calon anggota le g isl a ti f d ala m P e mi l u 2 014 d i K o ta Me d an d ar i P ar tai G er ind ra D P C K o ta Med a n . 6 3 .

  H u s n i U s ma n d a n P u r n o mo , 2 0 0 0 , M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n S o s i a l , B a n d u n g : B u mi A k s a r a , H a l . 2 6

  I.5 Manfaat Penelitia n

  Selain beberapa tujuan, sebuah penelitian juga diarahkan ag ar banyak berguna dan me miliki manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain ialah : 1 .

  Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan k e ma mp u a n b er fik ir se car a si ste ma tis d ala m me li h at fen o men a p o li tik y an g ter ja d i d i masy ar ak at. 2 .

  Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan k o n s tr ib u s i u n tu k me n a mb a h k e il mu a n d a n me n g e mb a n g k a n k on s ep ma u pun t eo r i y ang b erhu bun g an den g an fun gs i r ek r u t men p a r t a i p o l it ik . 3 .

  Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah in fo r mas i dan p eng etah u an ten tan g p artai po litik .

  I.6 Kerangka Teori

  Sebelu m melakukan pen elitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori seb agai landasan teori berfikir untuk menggambarkan dari segi mana pen eliti meny oroti masalah y ang

  7

  telah dipilih. Hal ini bertujuan untuk lebih fokus terhadap masalah y ang akan diteliti oleh peneliti.

  I.6.1 Partai Politik

  I.6.1.1 Definisi Partai Politik

  Kata partai politik b era sal dari kata pars dalam b ahasa la tin, 7 y ang b erarti bagian. Partai Politik adalah sekelomp ok manusia y ang

  H a d a r i N a w a w i , 1 9 5 5 , M e t o d e P e n e l i t i a n B i d a n g S o s i a l , Y o g y a k a r t a : G a j a h U n i v e r s i t y P r e s s , H a l . 4 0 dikumpulkan oleh kepentingan bersama, atau kemaslahatan menyeluruh y ang didasari oleh ikatan keyakinan maupun keiman an atau atas dasar kekufuran dan k efasikan serta kemaksiatan , atau atas dasar ikatan kelahiran atau kabilah suku dan nasab tertentu atau karena ikatan profesi dan bah asa atau apa saja b entukny a dari berbag ai ikatan maupun sifat kemaslahatan y ang mengharuskan manu sia berku mpul

  8

  atasny a dan mendukungny a . Defenisi tertua mengenai partai politik mu ngkin bisa dirujuk dari pendapat Ed mund Burke, tokoh politik Inggris (1729-1797). Burk e pad a tahun 1771 me nulis bahwa partai politik merupakan kumpulan orang-orang y ang bertujuan untuk mempro mosikan , dengan u saha bersama-sama, k epentingan nasional berdasarkan beberap a prinsip khusus y ang telah mereka setujui bersama. Namun Burke khawatir partai politik hany a akan digunakan oleh masa sebagai alat untuk memp eroleh k ekuasaan dan untuk

  9 memuask an kepentingan mereka sendiri.

  Selain Burke, Carl Friedrich mengajukan pengertiannya tentang partai politik, y akni partai politik sebag ai k elomp ok manusia y ang terorganisa si secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau me mpertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin materil dan ide kep ada anggotany a. Sementara itu Soltau menjelask an p artai politik sebagai y ang sedikit bany ak terorganisasikan , y ang bertindak sebagai suatu kesatuan politik, dan memanfaatk an kekuasaannya untuk

  

10

8 kebijakan umu m y ang mereka buat.

  

A l - M u b a r a k f u r i , S h a f i y u r r a h ma n , 2 0 0 8 , I s l a m d a n P a r t a i P o l i t i k, J a k a r t a : P u s t a k a

9 A t - t a z k i a , E d mu n d B u r k e , 1 9 7 1 . T h o u g h t s o n t h e Ca u s e Of P r e s e n t D i s c o n t e n t s , d a l a m 10 W o r k s ( B o s t o n : l i t t l e , Br o w n ) , v o l . 1 . H a l . 1 5 1 R a ml a n S u r b a k t i . M e ma h a mi I l mu P o l i t i k . 2 0 1 0 . J a k a r t a : H a l . 1 4 8

  Miriam Budiardjo me ndefinisikan partai politik sebagai suatu kelo mpok y ang terorganisir, y ang anggota-anggotany a mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita y ang sama. Tu juan kelo mpok ini ad alah untuk memperoleh kekuasaan politik dan me rebut kedudukan politik.

  Selain itu Ramlan Surbakti mendefinisikan p artai politik adalah sekelo mpok anggota yang terorganisir secara rapi dan stabil y an g dipersatukan dan dimotivasi dengan ideologi tertentu dan y ang berusaha men cari dan memp ertahankan kekuasaan d alam pemerintahan melalui pemilihan umum dan cara-cara lain y ang sah guna melaksanakan alternatif kebijakan u mu m yang merek a susun, sebagai hasil d ari p emaduan berbag ai kepentingan y ang hidup dalam

  11 masy arakat.

  Giovanni Sartori adalah ahli lain yang merintis me ngen ai studi kepartaian. Ia mendefenisikan p artai politik sebagai suatu k elo mpok politik y ang mengikuti pemilihan u mum d an melalui pemilih an u mu m itu , mampu mene mpatkan calon- calonnya untuk menduduki jab atan- jabatan politik. Defenisi ini lebih bersifat taktis karena menghubungkan langsung partai politik d engan pemilu dan tujuannya langsung untuk memp eroleh kekuasaan dengan cara menempatkan wakil-wakilnya pada jabatan-jabatan publik. Pengertian y ang dikemukan Giovanni Sa rtori ini mungkin d apat dika takan sebagai

  12 cermin an partai- partai politik di era modern seperti sekarang ini.

  Defenisi partai politik berdasarkan Undang-Undang Nomo r 2 11 Tahun 2008 Pasal 1 Huruf 1 mendefinisikan partai politik sebagai 12 I b i d O p c i t , M i r i a m B u d i a r d j o H a l . 4 0 4 organisasi y ang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelo mpok warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan keh endak dan cita-cita untuk memp erjuangkan dan me mb ela kepentingan politik anggota, masy arakat, bangsa, dan Negara,serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

  13 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

  Partai politik memp unyai posisi d an peranan y ang sangat penting dalam setiap sistem d emokrasi. Partai me mainkan peran penghubung y ang sangat strategis antara proses-proses p emerintahan dengan warga negara. Partai politik adalah merupakan salah satu dari bentuk pelembagaan sebagai wujud ekspresi ide-ide, pikiran, pandangan dan key akinan bebas da lam masy arakat demokratis. Partai politik juga sangat berperan dalam proses dinamis p erjuangan nilai dan kepentingan d ari konstituen y ang diwakiliny a unutk men entukan kebijakan dalam konteks kegiatan bernegara. Partai politiklah y ang bertindak sebagai p erantara da lam p roses-proses pengambilan keputusan berneg ara, yang menghubungkan antara warga n egara dengan institusi-institusi kenegaraan .

  I . 6 . 1 . 2 F u n g s i P a r ta i P o l i t i k I.6. 1.2 .1 Fu n g si Artik ula si Kepen tin ga n

  Artikulasi kepentingan adalah su atu proses penginputan berbagai kebutuhan, tuntutan d an kepentingan melalui wakil-wakil k elo mpok y ang masuk d alam lembaga legislatif agar k epentingan , tuntutan dan

13 U n d a n g - U n d a n g N o mo r 2 T a h u n 2 0 0 8 p a s a l 1

  kebutuhan k elo mpokny a dapat terwakili dan terlindungi dalam

  14 kebijakan publik.

  Pemerintahan dalam meng eluarkan suatu keputusan dapat bersifat menolong ma sy arakat dan bisa pula dinilai sebagai kebijakanaan y ang justru menyulitkan masy arakat. Wakil k elo mpok y ang mungkin gagal dalam melindungi kep entingan kelo mpokny a akan di anggap menggabungkan kep entingan kelo mpok, dengan demik ian keputusan atau kebijakan tersebut dianggap merugikan kep entingan kelo mpok.

  Bentuk artikulasi yang paling umum disebuah sistem politik ad alah pengajuan permohonan secara individu kepada p ara anggota dewan (legislatif) atau kepada d ewan daerah . Kelo mpok kepentingan y ang ada b ertujuan untuk lebih mengefektifk an tuntutan dan kepentingan kelo mpokny a.

I.6.1 .2.2 Fung si Agregasi Kepentingan

  Agregasi kepentingan merupak an cara bagaimana tuntutan – tuntutan y ang dilancarkan oleh kelomp ok-kelomp ok yang berbeda, digabungkan menjadi alternatif-alternatif pembuatan k ebijakan publik. Dalam masyarakat demokratis, partai menawarkan program politik d an meny amp aikan usul-usul pada badan legeslatif. Agreg asi kepentingan dalam sistem politik di Indonesia berlangsung dalam diskusi lembaga legeslatif. DPR berupay a meru muskan tuntutan dan kepentingan- kepentingan y ang di wakilinya. Namun penetapan kebijak an (UU) bukanlah hak semata-mata pihak legislatif. DPR bersama Presiden 14 me miliki hak untuk mengesahkan Undang-Undang. Tentu saja akan

  H . I R a h ma n A , 2 0 0 7 , S i s t e m P o l i t i k I n d o n e s i a , Y o g y a k a r t a : G r a h a I l mu . 2 0 0 7 , H a l . 1 0 3 - 1 0 4 terjadi persaingan ketat untuk meng angkat g agasan dan memenuhi tuntutan-tuntutan kelo mpoknya. Akan tetapi dengan adany a prinsip mu sy awarah dan mu fakat, sangat banyak membantu persaingan antara wakil pa rtai dalam agregasi kepentingan.

I. 6. 1.2 .3 Fu n g si So s ia lis a s i P o l it ik

  Sosialisasi Politik merupakan suatu cara untuk memp erkenalkan nilai-nilai politik, sikap-sikap d an etika politk y ang berlaku atau y ang dianut oleh suatu negara. Pemb entukan sikap-sikap politik atau untuk membentuk suatu sikap dan key akinan politik dibutuhkan waktu y ang panjang melalui proses y ang berlangsung tanpa henti. Terdapat dua hal y ang penting dalam so sia lisasi politik, yaitu pertama bahwa sosialisasi politik berjalan terus men erus selama hidup seseorang. Sikap-sikap dan nilai-nilai yang didapatkan dan terbentuk pada masa kanak-kanak akan selalu disesu aikan atau akan diperkuat sementara ia mengalami berbagai pengalaman sosial. Kedua: sosialisasi politik dapat berwujud transmisi dan pengajaran . Artiny a dalam so sialisasi itu terjadi interaksi antara suatu sikap dan keyakinan politik y ang dimiliki oleh generasi tua terhadap generasi mud a yang cenderung masih flek sibel menerima pengaruh ajaran. Transmisi dan p engajaran tersebut dapat berwujud: a.

  Interaksi langsung yaitu pengajaran formal ataupun doktrinasi su atu ideologi.

  b.

  Interaksi tak lansung, yang sangat erat pengaruhnya pada masa kanak-kanak, di man a berkemb ang sifa t p enurut atau sikap pembangkangan terhadap orang tu a , guru atau teman y ang me mp engaruhi sikapny a dimasa d ewasa terhadap p emimp in

  15 politikny a d an terhadap sesama warga Neg ara.

  Sosialisasi politik tidak pernah berhenti tetapi berlangsung terus men erus sep anjang usia. Begitu kita melihat atau melibatkan diri dalam kelo mpok-kelo mpok dan peranan-peranan sosial yang baru y ang berbeda dengan pengalaman h idup y ang kita alami cenderung mengubah perspektif politik seseorang.

I.6.1 .2.4 Fung si Rekrutmen Po litik

  Rekrutmen politik ad alah suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota-anggota kelo mpokny a dalam jabatan-jabatan ad ministrasi maupun politik . Fungsi rekrutmen ini semakin besar porsinya man akala p artai politik itu merupakan partai tunggal seperti d alam sistem politik totaliter, atau man akala partai ini merupak an parta i may oritas d alam badan perwakilan raky at sehingga berwenang me mbentuk pemerintahan dalam sistem politik demokrasi. Fungsi rekrutmen merup akan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan kekuasaan. Setiap partai politik memiliki pola rekrrutmen y ang berbeda. Pola perekrutan anggota p artai disesuaikan dengan sistem politik y ang dianutny a. Di Indonesia, p erekrutan dengan sistem politk berlangsung melalui pemilu setelah setiap calon peserta y ang diusulkan oleh partainya diseleksi secara ketat o leh suatu badan resmi. Selek si ini dimu lai dari seleksi ad ministrasi, penelitian khusus y aitu meny angkut kesetiaan pad a id eologi negara.

15 I b i d

I.6.1 .2.5 Fung si Komunikasi Politk

  Ko munikasi politik ad alah salah satu fungsi yang dijalankan oleh partai politik dengan segala struktur yang tersedia, mengad akan ko munikasi in formasi, isu dan gagasan politik. Ko munikasi politik ialah proses peny amp aian informasi mengenai politik dari p emerintah kepada masy arakat dan dari masy arakat kepada pemerintah. Dalam hal ini partai politik berfungsi seb agai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala k eputusan dan penjelasan pemerintah kepada masya rakat sebagaiman a diperankan oleh partai politik dinegara totaliter tetapi juga meny ampaikan aspirasi dan kep entingan berbagai kelompok masy arakat kepada pemerintah. Partai politik men jalankan fungsi sebag ai alat mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai, program kerja partai, gagasan partai dan sebagainya. Agar anggota partai d apat mengetahui prinsip, p rogram kerja partai atau pun gagasan partainy a untuk menciptakan ikatan mo ral pada p artainya, komunikasi politik sepe rti ini menggunakan

  16 med ia partai itu sendiri atau media massa lainny a.

I.6.1.3 Tipologi Par tai Politik

  Setiap partai politik me miliki karakteristik y ang berbeda. Menurut Hary anto pada umumny a terdapat dua model partai yang berbeda berdasarkan ko mposisi dan keanggotaanny a, y akni:

I.6.1.3.1 Partai Anggota (Partai Massa)

  Partai anggota atau p artai massa, dengan ciri utamany a jumlah 16 anggota atau p endukung yang banyak. Meskipun demikian, partai jenis

  P u t r a f a d i l a h , 2 0 0 3 , P a r t a i P o l i t i k d a n K e b i j a k a n P u b l i k, Y o g y a k a r t a : P T . P u s t a k a P e l a j a r , H a l . 1 5 ini memiliki program yang agak kabur. Partai ini me miliki struktur dan organisasi y ang lebih lengkap (dari tingkat lokal sampai n asional) dan kuat dibanding partai kader. Ju mlah anggota tinggi dan keterikatan pada partai lebih kuat dan mendalam. Keterlibatan anggota dalam partai (selek si kandidat, formulasi kebijakan) lebih tinggi dibanding partai kader. Tingginy a jumlah anggota dan aktifis merupak an satu kelebihan partai anggota. Partai jenis ini berbasiskan individu-individu y ang jumlahny a besar, tetapi k erap tersingkirk an dari kebijakan negara. Partai ini kerap memo bilisasi massa pendukungnya untuk kepentingan partai.

I.6.1.3.2 Partai Kader (Partai Pemilih)

  Partai kader mengandalk an kader-kadernya utntuk loyal. Partai kader ini tidak terlalu memiliki bany ak anggota seperti pad a p artai massa karen a memang partai ini tidak me mentingkan jumlah, tetapi lebih memen tingkan disiplin dan ketaat an dalam berorganisasi. Doktrin dan ideologi partai harus tetap terjamin kemurniannya. Biasany a hany a pengurus atau kandidat direkrut oleh partai, bukan anggota biasa. Tingkat organisasi partai kader kurang tinggi. Partai ini lebih memen tingkan sukses di pemilu, ma ka disebut p artai pemilih. Ju mlah pemilih dibanding jumlah anggota sangat tinggi, ak an tetapi pada u mumny a keterikatan pemilih pad a partai tidak terlalu kuat. Karena jumlah anggota k ecil p artai kader membutuhkan penggunaan

  17 untuk ko munikasi dengan pemilih .

17 I c h l a s u l Ama l , 1 9 9 6 , T e o r i - T e o r i M u t a k h i r P a r t a i P o l i t i k E d i s i R e v i s i ,

  Y o g y a k a r t a : T i a r a W a c a n a Y o g y a k a r t a , H a l . 4 5

  Menurut Ichlasul Amal, mod el partai politik berdasarkan tingkat ko mitmen partai terhadap ideologi dan kepentingan, terdapat lima jenis partai politik, yaitu: 1 .

  Partai Proto adalah tipe partai politik sebelum mencapai tingkat p erk e mb ang an d ew as a in i. C ir i y an g p aling men o n j o l dala m p a rt a i in i a d a la h p emb e d a a n an ta r a k e lomp o k a n g g o ta a ta u “i n s” d eng an no n an ggo ta atau “ ou ts ”. S el eb ih ny a p ar tai in i b el u m m en un ju k k an ci r i s e b a g a i p a r t a i p o l i t i k d a l a m p e n g er t i a n mo d e r n . K ar e n a i t u s e s u n g g u h n y a p a r ta i in i d ib e n tu k b e r d a s a r k a n p e n g e lo mp o k an id eo lo g is masy ar ak at. 2 .

  Partai Kader merupakan perkembangan lebih lanjut dari partai proto.

  Ke an ggo ta an p artai in i te ru ta ma b erasal d ari g o long an k elas men e n g ah k e ata s. A k ib a tny a, id e o log i y an g d ianu t p ar ta i i n i a d alah k on serv a tis me ek s tr i m atau ma k si ma l r efo r mis mo d er at . 3 .

  Partai Massa, muncul saat terjadi perluasan hak pilih rakyat sehingga d ian gg ap s eb ag a i re sp on po li tis d a n o rg an isa sio n a l b ag i p er lua san h ak- h ak p ilih ser ta p e rl u asan l eb ih l an ju t h ak -h ak p ilih ter s eb u t. Pa rtai massa, b e ro rien tasi p ad a b a sis p endu kun g y ang lu a s, mis alny a b uruh , p e tan i, d an kelo mp o k a g a ma, d an me mi l ik i id eo l o g i y ang c u k u p je las u n tu k me mo b i l is a s i ma s s a s e r ta men g e mb a n g k a n o rg a n isa si y an g cu kup r ap i un tuk men c ap ai tu j u an- tu ju an id eo lo g isny a. 4 .

  Partai Diktatorial sebenarnya merupakan sub tipe dari partai massa, tetap i me mi l ik i i d e o lo g i y a ng le b ih k ak u d an r ad ik al. P emi mp in ter t in g g i p ar tai me l ak uk an k on tr o l y ang san g at k e tat t er h ad ap p engu ru s b aw ah an mau pun an gg o ta p a rtai. Rek ru t me n an ggo ta p artai d ilak u k an se car a leb ih se lek tif d a r ip ad a p ar tai ma ss a. 5 .

  Partai Catch-all merupakan gabungan dari partai kader dan partai mas s a. I s t ilah C a tc h - all p e r ta ma k al i d ik e mu k a k an o leh O tto

  K i rhh e i mer un tu k me mb er ik a n t ip o logi p a d a k ec end eru ng an p eru b ah an k ar ak te ri st i k . C atch - all d ap at d iartik a n se b ag ai men a mp u n g k elo mp o k- k elo mp o k so s ial se b any ak mu n gk in un tuk d ijad ik a n an ggo t any a. T u ju an u ta ma p a r ta i in i a d alah me me n ang k an p e mi lih an u mu m d e n g an cara men a w ar k an p rog ra m- p r o gram d a n

k e u n tun g an b ag i a n g g o ta n y a s e b a g a i p en g g a n ti id e o lo g i y a n g k ak u .

I.6.2 Rekrutmen Politik I.6.2 .1 Defenisi Rekrutmen Politik

  Rekrutmen politik me meg ang p eranan penting dalam sistem politik suatu negara k aren a proses ini menentukan orang-orang y ang ak an menjalankan fungsi-fungsi sistem p olitik negara itu me lalui lembaga-lemb aga yang ada. Oleh karena itu, tercapai tidaknya tujuan su atu sistem politik terg antung pada ku alitas rekrutmen politik. Menurut Noe At, rekrutmen didefinisikan sebagai p elaksanaan atau aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan

  

18

  men cari tenaga kerja y ang poten sial. Sedangkan Suharno meny atakan rekrutmen politik ada lah p roses pengisian jab atan-jabatan pada lembaga-lemb aga politik, termasuk partai politik dan ad ministrasi a tau

  19 birokrasi oleh orang-orang yang ak an menjalankan kekuasaan politik.

  Menurut Cholisin, rekrutmen politik adalah seleksi d an pengangkatan seseorang atau kelo mpok untuk melaksanakan sejumlah peran dalam sy stem politik pada umumnya dan pemerintahan pada

  20 18 khususny a. h t t p : / / w w w . r a d a r b a n g k a . c o . i d / r u b r i k / d e t a i l / g l o b a l / 5 2 9 / r e k r u t me n - p o l i t i k - d a n - 19 k a d e r - l o n c a t - k a t a k . h t ml d i a k s e s p a d a 2 9 O k t o b e r 2 0 1 3 p u k u l 2 0 . 5 0 W I B

I n u K e n c a n a S y a f i e , 2 0 0 9 , P e n g a n t a r I l m u P o l i t i k , B a n d u n g : P u s t a k a R e k a C i p t a , H a l . 5 8 Sedangkan Cheng Prudjung mengatakan bahwa rekrutmen politik ad alah suatu proses seleksi anggota-aggota kelomp ok untuk mewakili kelo mpokny a dalam jab atan ad ministratif maupun politik. Dalam pengertian lain, rekrutmen politik merupakan fungsi penyelekksian rakyat untuk k egiatan politik dan jabatan pemerintahan melalui penampilan dalam med ia komu nikasi, menjadi anggota organisasi,

  21 men calonkan diri untuk jabatan tertentu dan sebagainya.

  Prihatmoko Joko J mengatakn bahwa rekrutmen politik y aitu penyeleksian raky at terhadap tokoh-tokoh y ang mencalonkan diri sebagai kep ala daerah baik Gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati atau walikota/wakil walikota. Actor utama sistem pemilihan kepala daerah adalah raky at, parpol dan calon kep ala daerah. Ketiga aktor tersebut terlibat langsung dalam k egiatan pemilihan kepala daerah . Kegiatan tersebut antara lain: pendaftaran p emilih, pendaftaran calon, p enempatan calon, kamp any e, p emungutan dan penghitungan

  

22

su ara, dan p enetapan calon terpilih.

  Partai politik dalam pengertian modern dapat didefinisikan sebagai suatu kelomp ok y ang mengajukan calon-calon bagi jabatan publik untuk dipilih oleh raky at sehingga dapat mengontrol atau me mpengaruhi tindakan-tindakan pemerintah . Anggota kelompok y ang direkrut adalah yang memiliki suatu kemampu an atau bak at y ang sangat dibutuhkan untuk suatu jabatan politik. Untuk merekrut calon anggota cara yang digunakan mungkin dengan cara melakukan 21 pengkaderan y ang sebelu mnya diawali dengan kontak pribadi, persuasi

  

h t t p : / / c h e n g x p l o r e . b l o g s p o t . c o m/ 2 0 1 0 / 1 2 / r e k r u t me n - p o l i t i k . h t ml d i a k s e s p a d a 3 0 22 O k t o b e r 2 0 1 3 p u k u l 1 1 . 0 0 WI B

J o k o J . P r i h a t mo k o , P e mi l i h a n K e p a l a D a e r a h L a n g s u n g , S e ma r a n g : P u s t a k a P e l a j a r , 2 0 0 5 , H a l . 2 0 0 - 2 0 3 dan lain- lain Setiap sistem politik me miliki sistem atau prosedur rekrutmen y ang berbeda. Pola rekrutmen anggota p artai disesuaikan dengan siste m politik y ang dianut oleh partainy a. Di Indonesia, pola rekrutmen politik berlangsung melalui pemilu setelah setiap calon peserta yang dicalonkan oleh partainy a diseleksi dengan sangat ketat oleh suatu b adan resmi.

  Di era reformasi, rekrutmen politik adalah proses pengisian jabatan politik dalam sebuah negara, agar sistem politik dapat me mfung sikan dirinya dengan sebaik-baikny a, guna me mb erikan pelay anan d an perlindungan kep ada masy arakat.

  Dalam upay a membangun kesinambungan kehidupan suatu partai politik, mak a partai politik perlu melakukan rekrutmen politik untuk mengisi kepengurusan serta k eanggotaan partai, termasuk untuk men empatkan wakil-wakilny a dalam lembaga legislatif (parlemen). Selain itu hal ini juga dimaksudkan untuk me mperoleh kader-kader partai y ang handal untuk memenangan pe rtarungan merebut kekuasaan melalui pemilu.

  Berkaitan d engan p ersoalan rekrutmen, Le ster Seligman meny atakan bahwa pola rekrutmen men cakup dua proses, y aitu :

  1. Perubahan dari peranan non politik menjadi peranan politik yang berpengaruh, dan

  2. Penetapan dan seleksi orang-orang untuk memegang peranan politik y ang khusus. Perekrutan meliputi baik pemenuhan sy arat untuk mendapatkan status kau m elit d an seleksi atau penetap an pada po sisi-posisi elit y ang

  23 khusus.

  Relevansinya dalam konteks kajian permasalahan y ang akan diteliti bahwa rekrutme n politik adalah peny eleksian individu-individu y ang berbakat dan memenuhi prasy arat untuk menduduki jabatan politik. Lebih khusus lagi, rekrutmen calon anggota legislatif adalah penyeleksian individu-inidividu y ang berbak at dan telah me menuhi parasy arat untuk men jadi anggota legislatif, b aik dalam pro ses penjaringan ma upun penyaringan calon.

  Demikian juga rekrutmen menurut Almond dan Powell dimana rekrutmen politik ad alah suatu proses diman a terjadi penselek sian calon-calon masy arak at y ang dipilih untuk men emp ati kursi-kursi penting di d alam peran an politik , termasuk dalam jabatan birokrasi d an jabatan ad ministrasi. Proses rekrutmen memiliki dua sifat y ang berbeda yaitu rekrutmen terbuka dan rekrutmen tertutup.

  Menurut Almond dan Powell pro sedur-prosedur rekrutmen politik terbagi dalam du a bagian y aitu:

  1. Prosedur tertutup, artinya rekrutmen dilakukan oleh elit partai y ang memiliki kekuasaan untuk me milih siapa saja calon-calon y ang dianggap lay ak diberikan jab atan berdasarkan kemampuan dan kapasita s yang dimilikiny a untuk memimpin. Sehingga prosedur ini dianggap prosedur tertutup karna h anya ditentukan oleh segelintir orang.

23 A l w i , A i d i t d a n Z a i n a l , 1 9 8 9 , A KS P, E l i t e d a n M o d e r n i s a s i . Yo g y a k a r t a : L i b e r t y,

  H a l . 3

  2. Prosedur terbuka artinya setiap masyarakat berhak untuk me milih siapa saja y ang bakal menjadi calon pemimpin didalam negarany a serta pengumuman hasil pemenang dari ko mpetisi

  . 24

  tersebut dilaksankan secara terbuka, dan terang-terangan Rekrutmen politik terbuka mengandung makna bahwa semua warga n egara y ang memenuhi sy arat-syarat y ang ditentukan serta me mpuny ai bakat, tanpa kecuali mempuny ai kesemp atan yang sama untuk menduduki jabatan politik maupun jabatan pemerintahan. Sebaliknya, rekrutmen politik tertutup hany a memb erikan kesempatan kepada orang-orang tertentu sep erti kawan-kawan akrab penguasa, atau individu-inidividu y ang memp uny ai persamaan agama, daerah, etnis bahkan keluarga dari pihak penguasa.

  Secara teoritis, rekrutmen d engan sistem terbuka b erarti men erapkan sistem, y aitu suatu seleksi menurut kualifika si teknis, rasional dan imp ersonal. Sedangkan dalam hal rekrutmen caleg, harus men cerminkan p erwakilan y ang sebenarny a dari masyarakat. Menurut Imawan , seleksi anggota legislatif harus memenuhi sy arat-syarat kapabilitas, popularitas dan ak septabilitas. Ketiga sy arat ini harus dipadukan. Artiny a sesorang kandidat harus benar-benar memiliki kemampu an, populer di tengah-tengah masy arakat, diterima o leh masy arakat serta terpilih melalui prosedur p erwakilan, bukan hanya

  25 sekadar ditunjuk.

24 J o k o J . P r i h a t m o k o , 2 0 0 5 , P e m i l i h a n K e p a l a D a e r a h L a n g s u n g , S e ma r a n g :

  25 P u s t a k a P e l a j a r , H a l . 2 0 0 - 2 0 3

h t t p : / / e j o u r n a l . u n p . a c . i d / i n d e x . p h p / j d / a r t i c l e / … / 1 0 6 4 / 8 9 7 d i a k s e s p a d a t a n g g a l 2

N o v e mb e r 2 0 1 3 p k l 1 9 . 1 5 W I B

  Dalam sistem rekrutmen terbuka ini, setiap warga bebas berko mpetisi untuk menjadi caleg tanpa tekanan dan batasan-batasan tertentu oleh kekuatan eksternal. Suasan a ko mpetisi untuk mengisi jabatan biasany a sangat tinggi, sehingga orang-orang y ang benar-benar sudah teruji saja yang akan berhasil keluar sebagai pemen ang.