View of ANALISIS PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATION CULTURE ASESSEMENT INSTRUMENT (OCAI) (STUDI KASUS AUTO 2000 CABANG SETIABUDHI BANDUNG)

INFOMATEK
Volume 19 Nomor 1 Juni 2017

ANALISIS PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN
ORGANIZATION CULTURE ASESSEMENT INSTRUMENT (OCAI)
(STUDI KASUS AUTO 2000 CABANG SETIABUDHI BANDUNG)
*)

Rizki Wahyuniardi , Apep Rahmat, Ahmad Faisal Nurcholis
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik - Universitas Pasundan - Bandung
Abstrak: AUTO 2000 Cabang Setiabudhi Bandung merupakan jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan
dan penyediaan produk Toyota. Perusahaan ini merupakan dealer Toyota yang sukses di pasar nasional.
Kesuksesan ini tidak luput dari persaingan yang ketat. Untuk memenangkan persaingan, diperlukan kondisi
perusahaan yang adaptif dengan membangun dan menerapkan budaya organisasi yang sesuai. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui budaya organisasi, hasil pemetaan dan analisis rekomendasi di masa datang
dengan menggunakan metode Organization Culture Asessement Instrument (OCAI). Metode ini digunakan untuk
mengetahui budaya yang dirasakan saat ini dan yang diharapkan kedepannya. Tipe budaya dalam OCAI dibagi
4 yaitu: Clan, Adhocrachy, Market dan Hierarchy. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa budaya
perusahaan saat ini adalah budaya market dan harapan pegawai terhadap budaya perusahaan di masa datang
adalah market, clan dan hierarchy. Hal ini bisa dipengaruhi deskripsi pekerjaanya sehingga terfokus terhadap

pekerjaan yang diberikan dan tidak melihat keadaan perusahaan secara umum. Dengan demikian dapat
disimpulkan perlunya penyesuaian budaya organisasi menggunakan OCAI dengan visi, misi, serta nilai–nilai
yang ada di perusahaan.
Kata kunci: Budaya Organisasi, AUTO 2000, Organization Culture Asessement Instrument (OCAI).
1

OCAI pernah dilakukan oleh beberapa peneliti

1.1 Latar Belakang

seperti Umartias [2], Hitka [3] dan Cendana

Penelitian ini didasari oleh penelitian yang

[4].

telah dilakukan oleh Quinn [1]. Dalam bukunya

kesimpulan bahwa setiap individu dalam


dijelaskan tentang cara menganalisis budaya

organisasi

organisasi

mengenai budaya organisasi saat ini dan

I. PENDAHULUAN

menggunakan

instrumen

Organization Culture Asessement Instrument

Ketiga

penelitian


memiliki

menghasilkan

pendapat

tersendiri

harapan di masa datang.

(OCAI). Penelitian tentang pemetaan budaya
organisasi

dengan

menggunakan

metode

AUTO


2000

merupakan
*)

[email protected]

Cabang
jaringan

Setiabudi
jasa

Bandung
penjualan,

perawatan, perbaikan dan penyediaan suku

Infomatek Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 : 23 - 28


cadang Toyota. Perusahaan ini merupakan

ada di perusahaan. Sesuai dengan Efendi [6],

dealer Toyota yang sudah sukses di pasar

bahwa yang memiliki pengaruh terhadap

nasional

komitmen

khususnya

di

wilayah

regional


organisasi

karyawan

adalah

Bandung. Kesuksesan ini hasil kerja keras

kecerdasan emosional pemimpin, sehingga

pegawainya untuk menghadapi persaingan

bawahannya dapat mengikuti dimensi yang

yang ketat. Dalam menghadapi persaingan

dimiliki

yang ketat tersebut membuat perusahaan


dimaksud dalam penelitian ini dan jumlah

menyadari

responden yang dijadikan bahan penelitian

pentingnya

memiliki

kondisi

pemimpinnya.

Pimpinan

yang

perusahaan yang adaptif, sehingga dapat


sesuai

memberikan dorongan pada Sumber Daya

perusahaan diperlihatkan pada Tabel 1.

dengan

struktur

organisasi

di

Manusia (SDM) yang bekerja untuk mencapai
misi

dan


perusahaan
budaya

tujuan
akan

perusahaan.
menjadi

organisasi

yang

adaptif

Tabel 1

Kondisi

Jabatan Responden dan jumlahnya


ketika

diterapkan

di

perusahaan berkontribusi terhadap kinerja

No
1
2

karyawan (Suryani [5]).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
profil budaya organisasi yang dirasakan saat

3


4

ini dan yang diharapkan oleh kayawan di
AUTO 2000 Cabang Setiabudi Bandung,
mengetahui klasifikasi pemetaan budaya serta
memberikan analisis dan rekomendasi dari
hasil pemetaan budaya yang telah dilakukan.

5

Jabatan
Kepala
Cabang

Jumlah

No

1

6

Supervisor

2

7

1

8

1

9

1

10

Kepala
Administration
Department
Head
Kepala
Bengkel
Kepala
Customer
Relation Care

2.2 Organization

Jabatan
Kepala
Security
Kepala
Service
Ketua Tim
Sales
Force
Kepala
Onderdil
Kepala
Booking
Service

Culture

Jumlah
1
2

5

1
1

Asessement

Instrument (OCAI)

Dari penelitian ini akan diberikan gambaran

Alat dalam mengumpulkan informasi penelitian

terhadap budaya organisasi yang sebaiknya

menggunakan kuesioner untuk mengetahui

dijalankan di perusahaan.

jawaban

dari

setiap

responden,

dengan

menggunakan kuesioner OCAI yang terdiri
II. METODOLOGI

dari 6 kriteria yaitu karakteristik dominan,

2.1 Responden

kepemimpinan

Responden yang digunakan dalam penelitian

karyawan,

ini

strategis dan kriteria keberhasilan. Langkah-

berjumlah

16

orang.

Responden

merupakan pimpinan dari setiap bagian yang

24

organisasi,

perekat

organisasi,

pengelolaan
penekanan

Analisis Pemetaan Budaya Organisasi Menggunakan
Organization Culture Asessement Instrument (OCAI)

langkah yang dilakukan untuk melakukan
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Responden

mengisi

kuesioner

OCAI

sesuai dengan persepsi saat ini (xi..n) dan
harapan (yi..n) untuk 6 dimensi yang ada.
Angka yang diberikan adalah 10 – 100,
dimana 10 adalah terkecil.
2. Melakukan

transformasi data

untuk

6

dimensi di setiap pertanyaan A - D dengan
rumus :
x’i = xi /Sx * 100%...(1)
y’i = yi /Sy * 100%...(2)
dimana :

Gambar 1.

xi = yi = jawaban responden awal
x’i =

CFV

y’i = jawaban responden hasil

transformasi

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3. Menjumlahkan x’i dan y’i untuk masing-

3.1 Pengolahan Data

masing pertanyaan A (x’i A dan y’i A)

Hasil pengolahan data untuk salah satu

hingga D (x’i D dan y’i D) untuk 6 indikator.

responden

4. Memplot nilai rata-rata x’i dan rata-rata y’i

(Kepala

Cabang)

diperlihatkan

pada Tabel 2.

untuk A hingga D di Competing Value
Framerwork

(CVF)

dengan

Tabel 2

ketentuan

Nilai rata-rata

sebagai berikut:
Tipe

Tipe A = Tipe Budaya Clan
Tipe B = Tipe Budaya Adhocracy
Tipe C = Tipe Budaya Market
Tipe D = Tipe Budaya Hierarchy

A
B
C
D

Saat Ini
xi
49,17
60,00
95,00
83,33

Harapan
yi
54,17
75,00
98,33
87,50

Saat Ini
x’i
17,68
20,74
33,08
29,10

Harapan
y’i
17,68
23,79
31,29
27,84

5. Tentukan nilai maksimum nilai rata-rata x’i

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa tipe budaya

dan rata-rata y’i untuk keputusan tipe

kuat yang dirasakan maupun diharapkan

budaya yang kuat.

Kepala Cabang adalah tipe budaya market.

Contoh

penggambaran

pada Gambar 1.

CVF

diperlihatkan

Tipe budaya
hubungan

market memfokuskan pada

(transaction)

khususnya

pada

institusi diluar organisasi, seperti supplier,

25

Infomatek Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 : 23 - 28

customer, kontraktor, pemberi lisensi, dan
pemerintah. Pengawasan internal dalam tipe
budaya

ini

tergantung

pada

mekanisme

ekonomi pasar, khususnya pada nilai tukar
uang. Nilai inti pada

budaya ini adalah

kompetisi (competitiveness) dan produktivitas
(productivity).

Penggambaran

CFV

untuk

memperlihatkan tipe budaya yang dianut oleh
Kepala Cabang diperlihatkan pada Gambar 2.

Jabatan
Ketim Sales 1
Ketim Sales 2
Ketim Sales 3
Ketim Sales 4
Ketim Sales 5
Kepala Service 1
Kepala Service 2
Kepala Booking
Service
Kepala Onderdil
Total
Budaya Organisasi

A
24,65
21,18
22,28
21,97
23,06
21,89
24,09

B
22,21
24,66
23,11
24,16
23,33
21,57
23,99

C
27,93
30,37
30,40
28,45
28,74
28,45
27,54

D
25,22
23,79
24,22
25,42
24,87
28,09
24,39

22,92

21,78

30,63

24,67

23,43
363,82
22,74

22,78
350,98
21,94

28,18
466,87
29,18

25,61
418,33
26,15

Tabel 4
Nilai rata-rata untuk tipe budaya harapan

Gambar 2.
CFV untuk Kepala Cabang

Untuk

rekapitulasi

nilai

rata-rata

seluruh

responden untuk x’i dan y’i dapat dilihat pada
Tabel 3 dan Tabel 4.

26

A
17,08
23,46
24,29

B
23,79
21,00
20,72

C
31,29
29,78
28,25

D
27,84
25,76
26,73

25,29

24,60

26,26

23,84

27,10

23,48

24,98

24,44

27,63

21,20

25,67

25,50

27,56
26,72
26,47
24,61
25,69
25,35
27,33
28,56

22,36
22,87
23,84
22,25
24,09
23,48
22,64
23,38

23,89
26,95
26,75
27,68
25,69
25,12
24,17
23,53

26,19
23,46
22,93
25,46
24,53
26,05
25,86
24,52

25,12

23,48

26,79

24,61

27,29
409,56
25,60

24,17
367,37
22,96

23,95
420,76
26,30

24,58
402,31
25,14

Dari Tabel 3 dan Tabel 4 dapat dilihat bahwa

Tabel 3
Nilai rata-rata untuk tipe budaya saat ini

Jabatan
Kepala Cabang
Supervisor 1
Supervisor 2
Kepala Adm.
Department Head
Kepala Bengkel
Kepala Customer
Relation Care
Kepala Security

Jabatan
Kepala Cabang
Supervisor 1
Supervisor 2
Kepala Adm.
Department Head
Kepala Bengkel
Kepala Customer
Relation Care
Kepala Security
Ketim Sales 1
Ketim Sales 2
Ketim Sales 3
Ketim Sales 4
Ketim Sales 5
Kepala Service 1
Kepala Service 2
Kepala Booking
Service
Kepala Onderdil
Total
Budaya Organisasi

terjadi perubahan harapan penerapan budaya

A
17,08
21,14
21,95

B
20,74
21,27
19,55

C
33,08
33,92
30,12

D
29,10
23,67
28,38

organisasi di perusahaan. Kepala bengkel

23,15

22,38

28,47

26,00

clan. Budaya clan memiliki persamaan dengan

23,69

19,01

29,10

28,20

budaya hirarki, terutama dalam hal fokus

24,11

19,75

28,20

27,94

pada

27,23

20,70

23,31

28,76

Perbedaannya,

misalnya, berharap agar budaya organisasi di
perusahaan sudah mengarah kepada budaya

proses

internal
budaya

dan
clan

integrasi.

menekankan

Analisis Pemetaan Budaya Organisasi Menggunakan
Organization Culture Asessement Instrument (OCAI)

pada fleksibilitas dan kebijaksanaan daripada

Pengelolaan

stabilitas dan integrasi [1]. Kecepatan dalam

perusahaan

pengambilan

faktor

kompetisi. Pemimpin dalam perusahaan ini

penting yang perlu dipertimbangankan oleh

merupakan orang yang menuntut, pendorong,

perusahaan. Meskipun demikian, secara rata-

dan produktif. Penekanan pada kemenangan

rata nilai budaya organisasi yang kuat adalah

menjadi

budaya market, sesuai dengan Gambar 3.

karyawan di perusahaan. Fokus perhatian

keputusan

menjadi

pada

sumber

daya

berorientasi

tujuan

sukses

pada

yang

dan

manusia
hasil

di
dan

mempersatukan

reputasi.

Suksesnya

perusahaan diartikan dengan penguasaan
pangsa pasar dan penetrasi, mementingkan
harga yang kompetitif dan kepemimpinan
pasar. Nilai inti dari perusahaan ini berarti
kompetisi dan produktivitas.
Perusahaan

juga

tetap

mengharapkan

mempertahankan budaya yang dirasakan saat
ini, ini menunjukan bahwa pegawai secara
Gambar 3.

keseluruhan tidak ingin merubah budaya yang

CFV untuk Budaya Organisasi rata-rata

sedang berjalan saat ini. Namun tetap sesuai
dengan tugas masing-masing bagiannya. Jika

3.2 Analisis dan Pembahasan

dikaitkan

dengan

nilai–nilai

perusahaan

Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada

ataupun visi misi perusahaan, memang sudah

Tabel 3 dan Tabel 4 serta hasil pemetaanya

jelas

pada Gambar 3, yang menunjukan bahwa

hierarchy

budaya

oleh

perusahaan. Secara garis besar, visi dan misi

perusahaan yaitu budaya market, sedangkan

perusahaan yaitu menjadi penguasa pangsa

yang diharapkan untuk kedepannya yaitu

pasar di seluruh Indonesia dalam bidang

budaya market, clan dan hierarchy. Hal ini

penjualan mobil Toyota dan menjaga kualitas

berarti perusahaan harus lebih fokus namun

pelayanan terhadap pelanggan. Nilai–nilai

fleksibel

yang diterapkan di perusahaan juga sangat

yang

dirasakan

terhadap

Dengan

stabilitas

diketahuinya

menyatakan

saat

budaya

ini

dan

bahwa

pegawai

merujuk

sangat

terhadap

market,
cocok

kepuasan

clan

dan

terhadap

pelanggan.

Dengan kata lain budaya perusahaan ini bisa

hieerarchy maka berarti perusahaan tetap

menjadi tolak ukur untuk seluruh karyawan di

fokus

dan

AUTO 2000 Cabang Setiabudi Bandung,

pemasok/

karena dengan adanya kesepahaman budaya

fleksibel.

dengan visi dan misi ataupun nilai–nilai

hubungan–hubungan

transaksi–transaksi
pelanggan

clan

ini

budaya

dan

pada

market,

kontrol.

bahwa

namun

dengan
juga

tetap

27

Infomatek Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 : 23 - 28

perusahaan

akan

membuat

Organizational Culture “Based on the

perusahaan

Competing Values Framework”, Revised

mencapai visi dan misinya.

Edition, Jossey - Bass, United States of
IV. KESIMPULAN

America.

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari

[2]

Umartias, Muhammad, 2014, Pemetaan

penelitian ini adalah:

Budaya

Organisasi

1. Budaya organisasi kuat yang dianut saat ini

Organizational

Menggunakan

Culture

Assessment

oleh sebagian besar pimpinan adalah

Instrument (OCAI) Pada PT Kereta Api

budaya market. Hanya satu pimpinan yaitu

Indonesia

Daerah

Kepala Security yang menyatakan budaya

Semarang,

Diponegoro

hierarchy.

Management, Vol. 6, No. 2, hal. 1 - 15.

2. Budaya organisasi yang diharapkan oleh di
masa

datang

Supervisor,

oleh

Kepala

Kepala
Adm.

[3]

Department

sedangkan

Kepala

Bengkel,

Of

a

Tool

for

Competitiveness

Improvement, Procedia Economics and

Head, Ketua Sales 1 – 4 dan Kepala
Booking Service adalah budaya market,

Journal

4

Hitka, Milos, dkk., 2015, Corporate Culture
as

Cabang,

Operasional

Finance, Vol. 34, pp. 27 - 34
[4]

Cendana, Syafiq Dinka Muhammad, 2016,
Analisis Pemetaan Budaya Organisasi

Kepala

Customer Relation Care, Kepala Security,

Menggunakan

Kepala Service Kepala Service dan Kepala

Assessment Instrument (OCAI) Pada PT.

Onderdil

Angkasa Pura I Bandara Internasional

mengharapkan

budaya

clan.

Semarang,

Culture

Hanya satu pimpinan yaitu Ketua Sales 5

Ahmad

yang menyatakan budaya hierarchy.

Journal Of Management, Vol. 5, No. 3,

Diponegoro

hal.1-14

3. Perlu dilakukan sosialisasi perusahaan
kepada jajaran pimpinan dalam struktur

Yani

Organizational

[5]

Suryani, Dewi, Budiono, 2016, Pengaruh

organisasi untuk tetap fokus pada terhadap

Budaya

stabilitas

Perubahan tipe

Karyawan melalui Komitmen Organisasi

budaya yang diharapkan dapat diterapkan

sebagai variabel Intervening pada PT.

di masa mendatang, menunjukkan perlu

Kertas Rajasa Raya, Jurnal Riset Ekonomi

adanya

dan Manajemen, Vol. 16, No. 1, hal. 29 -43

dan kontrol.

penyesuaian

fleksibilitas

dan

kebijakan perusahaan untuk tetap dapat
mencapai visi dan misinya.

[6]

Organisasi

Terhadap

Kinerja

Efendi, Verisa A., Eddy Madiono Sutanto,
2013, Pengaruh Faktor-Faktor Kecerdasan
Emosional Pemimpin terhadap Komitmen

DAFTAR PUSTAKA
[1]

2006,

28

Organisasional Karyawan di Universitas

Quinn, Robert E and Kim S, Cameron,
Diagnosing

and

Changing

Kristen Petra, AGODA, Vol. 1, No. 1