PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN Muhamad Umar Mai
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
Muhamad Umar Mai
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of corporate governance mechanisms to the value of the firm through growth, profitability and dividend policy. The population of this study are all of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period of 2000-2012. The sampling method used in this study was purposive sampling, with the criteria that the company distributed cash dividends and have an independent member of the board of trustees. This study proves that the growth of the company affecting the profitability and the firmsvalue, despite the fact that the company reduced its dividend payments. Sobel’s test result shows that firm’s growth effect to firm value mediating by profitability significantly, represented by return on equity. Corporate governance mechanisms plays an important role in preventing unproductively growth of companies that have reached the stage of maturity. The intensification of the firms value, also influenced by its ability to increase the profitability and dividend payments. Institutional ownership and board size as a proxy for corporate governance mechanism plays an important part to encourage companies to improve their return on equity, while the independent board persuade companies to increase the dividend payments. In this study the board size variable has shown a very important role on the increase of profitability, dividend payments, and therealizations of the value of the company.
Key words: Corporate governance mechanism, growth, return on equity, dividend payout ratio, and value of the firm.
ABSRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan melalui pertumbuhan, profitabilitas dan kebijakan dividen. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, periode tahun 2000-2012. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan kriteria bahwa perusahaan tersebut membagikan dividen tunai dan memiliki anggota komisaris independen. Penelitian ini membuktikan bahwa pertumbuhan berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan, walaupun pada saat itu perusahaan mengurangi pembayaran dividennya. Hasil Sobel test menunjukkan bahwa pengaruh pertumbuhan terhadap nilai perusahaan secara siginifikan dimediasi profitabilitas yang diproksi return on equity. Mekanisme corporate governance berperan dalam mencegah pertumbuhan yang tidak produktif dari perusahaan-perusahaan yang telah mencapai tahap maturity. Peningkatan nilai perusahaan selain dipengaruhi pertumbuhan, juga dipengaruhi oleh kemampuannya dalam meningkatkan profitabilitas dan pembayaran dividen. Variabel institutional ownership dan board size sebagai proksi mekanisme corporate governance berperan mendorong perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas. Sedangkan board independent mendorong perusahaan untuk meningkatkan pembayaran dividen. Board Size pada penelitian ini telah menunjukkan peranannya yang sangat penting. Variabel board size sangat berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas, pembayaran dividen, dan capaian nilai perusahaan.
Pengaruh Corporate Governance Mechanism ... – Mai
PENDAHULUAN
menyumbangkan pemikiran teoretis dan Secara normatif tujuan pengelolaan
menyediakan bukti empiris berkenaan keuangan perusahaan adalah untuk me-
dengan faktor penentu dari kebijakan ningkatkan nilai perusahaan, yang ter-
dividen. Namun demikian, isu tentang ke- cermin dari harga sahamnya di pasar modal
bijakan dividen, bagaimanapun, belum (Salvatore, 2005; Fachrudin, 2011). Me-
terpecahkan (Naceur et al., 2007). Uwuigbe ningkatnya nilai perusahaan adalah sangat
et al . (2012) mengungkapkan bahwa ke- penting karena dengan nilai perusahaan
bijakan dividen adalah suatu hal yang yang tinggi, maka akan diikuti dengan
paling sulit untuk dijelaskan dan me- tingginya tingkat kemakmuran para pe-
rupakan tantangan bagi para ahli ekonomi megang saham (Bringham dan Gapensi,
dan keuangan. Beberapa penelitian kembali 2006). Manajemen keuangan menyangkut
dilakukan, namun tetap hanya meng- penyelesaian atas keputusan penting yang
hasilkan teori umum dividen, menyisakan diambil manajer perusahaan, antara lain
banyak hal yang tidak terjelaskan, dan keputusan investasi, pendanaan, dan ke-
praktek dividen di perusahaan bervariasi bijakan dividen. Suatu kombinasi yang
dari waktu ke waktu, diantara perusahaan, optimal atas ketiganya akan memaksimum-
serta perbedaan ini melintasi antar per- kan nilai perusahaan, dengan demikian
batasan negara (Arshad et al., 2013). keputusan-keputusan tersebut saling ber-
Berkaitan dengan implementasi fungsi- kaitan satu dengan yang lainnya (Qureshi,
fungsi pengelolaan keuangan perusahaan, 2006).
agency theory menjelaskan bahwa manajer Kajian empiris tentang hubungan
sebagai agen dari pemilik perusahaan antara implementasi fungsi-fungsi mana-
cenderung berperilaku oportunistik. Jensen jemen keuangan dan capaian nilai per-
(1986) dalam Murhadi (2008) berargumen usahaan, sampai saat ini masih menunjuk-
bahwa manajer pada perusahaan publik kan hasil yang tidak konsisten. Penelitian
memiliki insentif untuk melakukan ekspan- Memon et al. (2012) dan Kouser et al. (2012)
si perusahaan melebihi ukuran optimal, dan membuktikan bahwa keputusan tambahan
cenderung ekspansi itu dilakukan pada investasi (growth) berpengaruh positif ter-
proyek-proyek yang memiliki net present hadap nilai perusahaan. Sebaliknya, pe-
value negatif. Kondisi overinvestment ini di- nelitian Priadharma (2011) dan Setiani
lakukan dengan menggunakan dana inter- (2013) menemukan bukti bahwa keputusan
nal yang dihasilkan oleh perusahaan dalam tambahan investasi atau pertumbuhan per-
bentuk free cash flow (Pradana dan Sanjaya, usahaan berpengaruh negati terhadap nilai
2014). Secara alami, ketika perusahaan telah perusahaan. Sanjaya (2009) membuktikan
mencapai tahapan maturity, maka akan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth)
semakin banyak free cash flow yang dimiliki berpengaruh positif terhadap dividend pay-
dan kesempatan untuk tumbuh relatif kecil, out ratio , sedangkan hasil penelitian Puspita
kondisi ini akan mendorong meningkatnya (2009) membuktikan bahwa growth berpe-
masalah free cash flow (Michaely dan Robert, ngaruh negatif terhadap dividend payout
ratio . Penelitian Marpaung dan Hadianto Jiraporn dan Ning (2006) mengungkap- (2009) dan Sulistiyowati et al. (2010) tidak
kan bahwa para manajer cenderung me- menemukan cukup bukti adanya pengaruh
nahan free cash flow yang diperoleh per- pertumbuhan terhadap kebijakan dividen.
usahaan dan enggan untuk membayar Kebijakan dividen merupakan topik
dividen. Selanjutnya, Jiraporn dan Ning
44 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 42 – 65
investasikan free cash flow dalam proyek- menjalankan perusahaan, dengan tujuan proyek yang hanya meningkatkan gengsi
utama untuk meningkatkan nilai pemegang pribadi mereka, tanpa memberikan manfaat
saham dalam jangka panjang dengan tetap bagi para pemegang saham atau tidak me-
memperhatikan kepentingan stakeholders ningkatkan nilai perusahaan. Teori ke-
lainnya. Mengacu pada hasil kajian teoretis agenan menyatakan bahwa agency problem
dan beberapa hasil penelitian sebelumnya, dapat diatasi dengan melakukan beberapa
maka masalah penelitian ini dirumuskan mekanisme kontrol (Bathala, et al., 1994; da-
sebagai berikut:
lam Darmono dan Bachtiar 2015), dua di- Bagaimana mekanisme corporate gover- antaranya adalah: (1) Meningkatkan moni
nance berperan mengendalikan manajer toring melalui institutional ownership, (2).
perusahaan dalam mengambil keputusan Meningkatkan dividend payout ratio, sehing-
investasi, penggunaan laba, dan kebijakan
ga mengakibatkan tidak tersedia cukup dividen sebagai upaya untuk meningkatkan banyak free cash flow di perusahaan, dengan
nilai perusahaan?
demikian manajemen terpaksa mencari Berdasarkan pada uraian di atas, pendanaan dari luar untuk membiayai
dipahami bahwa tujuan perusahaan dapat tambahan investasinya.
dicapai melalui implementasi mekanisme Rancangan tentang mekanisme pe-
corporate governance yang akan mengendali- ngawasan korporasi yang efektif agar
kan fungsi-fungsi manajemen keuangan manajer bertindak untuk kepentingan ter-
yang dijalankan oleh manajer perusahaan. baik bagi pemegang saham telah menjadi
Keputusan investasi yang menguntungkan perhatian utama pada wilayah kajian
dapat meningkatkan capaian profitabilitas, corporate governance dan keuangan (Allen
dan pada gilirannya akan dapat meningkat- dan Gale, 2001). Berlanjutnya penelitian
kan nilai perusahaan. Selanjutnya, mekanis- pada teori keagenan adalah usaha untuk
me corporate governance dapat mengendali- merancang suatu kerangka kerja yang tepat
kan inflementasi fungsi investasi dan guna mengontrol itu (Bonazzi dan Islam,
kebijakan dividen secara optimal yang pada 2007). The Indonesian Institute for Corporate
gilirannya akan dapat meningkatkan nilai Governance (IICG, 2007) mendefinisikan
perusahaan. Dengan demikian, dapat di- corporate governance adalah proses, struktur,
bangun suatu rerangka konseptual yang dan mekanisme yang diterapkan dalam
ditunjukkan pada Gambar 1.
Sumber: Hasil kajian teoretis yang dikembangkan
Pengaruh Corporate Governance Mechanism ... – Mai
Selanjutnya, agar rerangka konseptual The Indonesian Institute for Corporate tersebut dapat diuji secara empiris, maka
Governance (IICG, 2007) mendefinisikan konsep-konsep variabel yang ada pada
corporate governance adalah proses, struktur, model diperlukan beberapa proksi variabel
dan mekanisme yang diterapkan dalam yang bersifat operasional. Mekanisme corpo-
menjalankan perusahaan, dengan tujuan rate governance diproksi dengan tiga variabel
utama untuk meningkatkan nilai pemegang yaitu institutional ownership (INOWN); board
saham dalam jangka panjang dengan tetap independent (BINDT); dan board size (BSIZE).
memperhatikan kepentingan stakeholders Implementasi fungsi investasi diprosi
lainnya. Al-Baidhani (2014) mengungkap- variabel growth (GRWH). Profitabilitas di-
kan bahwa corporate governance telah proksi variabel return on equity (ROE).
menjadi topik yang paling banyak dibahas Kebijakan dividen diproksi variabel dividend
dalam dunia bisnis modern saat ini. Ke- payout ratio (DPR). Nilai perusahaan di-
gagalan perusahaan yang spektakuler, se- proksi dengan variabel Tobin’s Q (TBNSQ).
perti yang dialami World Com, Polly Peck Dengan demikian, tujuan dari peneliti-
International, dan Baring Bank, telah men- an ini adalah untuk mengetahui dan meng-
jadi isu sentral. Pemerintah dan pihak-pihak analisis: (1) Pengaruh institutional ownership,
berwenang telah melakukan berbagai upaya board independent dan board size terhadap
untuk merancang dan menerapkan suatu growth (2) Pengaruh institutional ownership,
aturan yang ketat guna memastikan ke- board size dan growth terhadap return on
lancaran organisasi perusahaan, dan men- equity , (3) Pengaruh board independent dan
cegah kegagalan tersebut. growth terhadap dividend payout ratio, 4)
Pengaruh board size, growth, return on equity
Pengaruh Institutional Ownership ter-
dan dividend payout ratio terhadap Tobin’s Q.
hadap Growth
Agency theory menjelaskan bahwa
TINJAUAN TEORETIS
manajer pada perusahaan publik memiliki
Corporate Governance Mechanism
insentif untuk melakukan ekspansi per- OECD (2004) mengembangkan prinsip–
usahaan melebihi ukuran optimal, dan prinsip corporate governance yang dikenal
ekspansi itu cenderung dilakukan pada sebagai The OECD Principles of Corporate
proyek investasi dengan net present value Governance . Prinsip-prinsip dasar good corpo-
negatif. Investor institusional adalah inves- rate governance meliputi: (1) Transparency,
tor sophisticated sehingga dapat menjalankan keterbukaan dalam melaksanakan proses
fungsi monitoring secara lebih efektif dalam pengambilan keputusan, (2) Accountability,
mencegah tindakan manipulasi manajer kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan per-
(Cornett et al., 2009; Shah et al., 2009). Inves- tanggungjawaban perusahaan, (3) Respon-
tor institusional sebagai bagian dari sibility , kesesuaian pengelolaan perusahaan
mekanisme corporate governance diyakini terhadap prinsip korporasi yang sehat dan
akan mampu mendorong manajer untuk peraturan perundangan yang berlaku, (4)
menanamkan dana perusahaan hanya pada Independency , perusahaan dikelola secara
proyek-proyek investasi yang meng- profesional tanpa benturan kepentingan
untungkan. Berdasarkan telaah pustaka dan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis manajemen yang tidak sesuai dengan per-
yang diajukan adalah:
aturan dan perundangan-undangan yang
H 1 a : Institutional ownership berpengaruh berlaku, (5) Fairness, perlakuan yang adil
positif terhadap growth.
46 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 42 – 65
putusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Penelitian DeAngelo et al. (2006) mem- Kep-315/BEJ/06-2000 yang diperbaharui
berikan dukungan kuat terhadap penjelasan keputusan Direksi PT BEJ No. Kep-339,/
firm life cycle dengan membuktikan bahwa BEJ/07-2001 butir C tentang boards gover-
dividen cenderung dibayar oleh perusahaan nance . Keputusan tersebut menyatakan
yang berada pada tahapan maturity dimana bahwa untuk mencapai good corporate
kesempatan untuk berkembangan sudah governance , perusahaan harus memiliki jum-
rendah dan tingkat keuntungan yang lah anggota dewan komisaris independen
diperoleh sudah tinggi. Corporate governance sekurang-kurangnya 30% dari seluruh ang-
berkaitan dengan bagaimana investor yakin gota dewan. Keputusan ini masih berlaku
bahwa manajer akan memberikan ke- sampai sekarang. Komite Nasional Kebijak-
untungan, dan yakin manajer tidak akan an Governance (KNKG, 2012) menyatakan
menginvestasikan dananya pada proyek- bahwa komisaris independen adalah ang-
proyek yang tidak menguntungkan. Beiner gota dewan komisaris yang tidak terafiliasi
et al . (2003), Garg (2007) dan Nguyen dan dengan manajemen, anggota dewan komi-
Faff (2007) menegaskan bahwa ukuran saris lainnya, dan bebas dari hubungan lain
dewan komisaris merupakan mekanisme yang dapat mempengaruhi kemampuannya
corporate governance yang penting. untuk bertindak independen atau bertindak
Berdasarkan kajiaan teoretis dan hasil semata-mata demi kepentingan perusahaan.
penelitian sebelumnya, dipahami bahwa Board independent sebagai bagian dari
perusahaan yang memiliki board size yang mekanisme corporate governance diyakini
besar adalah perusahaan yang memiliki mampu mengendalikan manajer dalam
total aset (firm size) yang besar dan menjalankan ekspansi perusahaan secara
cenderung telah mencapai tahapan maturity tepat. Dengan demikian hipotesis yang
dalam daur kehidupannya. Oleh karena itu, diajukan adalah:
semakin besar board size maka semakin kecil
H 1b : Boards independent berpengaruh positif pertumbuhan perusahaan tersebut. Dengan terhadap growth.
demikian hipotesis yang diajukan adalah:
H 1 c : Boards size berpengaruh negative
Pengaruh Board Size terhadap Growth
terhadap growth. Bennedsen et al. (2008) menjelaskan bahwa besarnya ukuran dewan komisaris
Pengaruh Institutional Ownership ter-
(board size) sangat berhubungan dengan
hadap Return on Equity
berbagai karakteristik suatu perusahaan, Semakin besar kepemilikan saham seperti ukuran perusahaan (total asset),
institusional maka akan semakin kuat umur perusahaan, dan afiliasi industri. Oleh
kendali yang dilakukan pihak eksternal karena itu, semakin besar board size me-
terhadap perusahaan, sehingga menyebab- nunjukkan semakin besar ukuran per-
kan rendahnya risiko kebangkrutan dari usahaan dan semakin panjang umur per-
suatu perusahaan (Bhattacharya dan Gra- usahaan. Dengan demikian, dapat diartikan
ham, 2007). Kepemilikan saham institusi- bahwa perusahaan yang memiliki ukuran
onal berpengaruh secara positif terhadap dewan komisaris yang besar telah mencapai
kinerja perusahaan, menunjukkan bahwa tahapan maturity. Firm life cycle menjelaskan
fungsi kontrol dari pemilik sangat me- bahwa: perusahaan pada tahapan maturity
nentukan dalam meningkatkan profita- ditandai dengan pertumbuhan yang rendah
bilitas perusahaan. Secara teoretis semakin dan perusahaan menjadi cash cow; per-
tinggi kepemilikan institusional maka akan
Pengaruh Corporate Governance Mechanism ... – Mai
bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan nya Bennedsen et al. (2008) menjelaskan (Darwis, 2009).
bahwa ukuran dewan komisaris berkaitan Studi Lee (2008) di Korea Selatan mem-
dengan berbagai karakteristik yang ada buktikan bahwa profitabilitas perusahaan
pada suatu perusahaan, diantaranya adalah secara umum meningkat sebagaimana me-
ukuran dan umur perusahaan. Dengan ningkatnya kepemilikan yang terkonsen-
demikian, dapat dipahami bahwa per- trasi, tetapi pengaruh dari kepemilikan luar
usahaan dengan board size besar adalah negeri dan kepemilikan institusional adalah
perusahaan yang telah mencapai tahapan tidak signifikan. Lee (2008) juga menemu-
maturity dimana kesempatan untuk ber- kan bahwa terdapat suatu hubungan ber-
kembangan rendah dan tingkat keuntungan bentuk cembung (hump-shaped) antara
yang diperoleh tinggi. Sejalan dengan pen- konsentrasi kepemilikan dan kinerja per-
jelasan tersebut penelitian Jackling dan Johl usahaan, yang mana puncak kinerja berada
(2009) membuktikan bahwa board size pada tingkat pertengahan (intermediate
berpengaruh positif terhadap profitabilitas levels ) dari konsentrasi kepemilikan. Namun
perusahaan.
demikian, hasil penelitian Darwis (2009) dan Berdasarkan hasil kajiaan teoretis, Abbasi, et al. (2012) menemukan bukti kuat
dapat disimpulkan bahwa perusahaan- bahwa kepemilikan institusional berpe-
perusahaan yang memiliki board size besar ngaruh positif terhadap profitabilitas per-
adalah perusahaan-perusahaan yang telah usahaan. Dengan demikian hipotesis yang
mencapai tahapan maturity. DeAngelo et al. diajukan adalah:
(2006) membuktikan bahwa perusahaan
H 2 a : Institutional ownership berpengaruh yang berada pada tahapan maturity me- positif terhadap return on equity.
miliki kesempatan untuk berkembang rendah dan tingkat keuntungan yang di-
Pengaruh Board Size terhadap Return on
peroleh tinggi. Dengan demikian hipotesis
Equity
yang diajukan adalah:
H 2b : Boards size berpengaruh positif ter- dewan komisaris (board size) terhadap
Penelitian tentang pengaruh ukuran
hadap return on equity. profitabilitas perusahaan masih menunjuk-
kan hasil yang belum konsisten. Penelitian
Pengaruh Growth terhadap Return on
Gill dan Obradovich (2012) dan Velnampy
Equity
(2013) membuktikan bahwa board size ber- Firm life cycle theory menjelaskan bahwa pengaruh negatif terhadap profitabilitas
perusahaan pada tahap growth memiliki perusahaan. Hal ini dikarenakan jumlah
aset yang lebih banyak, pertumbuhan yang anggota dewan komisaris yang lebih sedikit
pesat, earnings dan arus kas dari operasional akan menciptakan komunikasi yang lebih
mulai tumbuh (Aharony et al., 2003). baik, koordinasi yang lebih efektif, dan
Selanjutnya, earnings tinggi yang diperoleh tindakan yang lebih cepat dalam mengatasi
itu lebih banyak digunakan untuk ekspansi masalah. Namun demikian, penelitian
daripada untuk membayar dividen (Arif Reddy et al. (2010) dan Bayrakdaroglu et al.
dan Akbar, 2013).
(2012) menemukan bukti bahwa besar Penelitian Sriwardany (2006) mem- kecilnya jumlah anggota dewan komisaris
buktikan bahwa pertumbuhan aset ber- tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
pengaruh negatif terhadap profitabilitas. perusahaan.
Namun, Haruman (2007) menjelaskan bah- Romano et al. (2012) mengungkapkan
wa investasi yang tinggi merupakan signal
48 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 42 – 65
hadap kinerja keuangan atau profitabilitas punyai kesempatan investasi yang tinggi, perusahaan, dan pada gilirannya akan
sehingga cenderung mempertahankan laba mempengaruhi nilai perusahaan. Sejalan
daripada membayarkannya dalam bentuk dengan Haruman (2007) dan Kusumajaya
dividen. Bulan dan Yan (2009) mem- (2011) yang membuktikan bahwa per-
buktikan bahwa perusahaan yang tumbuh tumbuhan perusahaan berpengaruh positif
memiliki kebutuhan yang lebih besar ter- terhadap profitabilitas, maka hipotesis yang
hadap pendanaan eksternal dibandingkan diajukan adalah:
dengan perusahaan-perusahaan pada tahap
H 2 c : Growth berpengaruh positif terhadap maturity . Daljono (2013) membuktikan di return on equity
BEI bahwa growth berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Perusahaan
Pengaruh Board
Independentterhadap
dengan pertumbuhan yang tinggi cende-
Dividend Payout Ratio
rung menggunakan dananya untuk inves- Brunarski et al. (2004) membuktikan
tasi dan membayar dividend dengan jumlah bahwa perusahaan yang meningkatkan
yang relatif kecil (Arif dan Akbar, 2013). dividen reguler secara signifikan adalah
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di perusahaan-perusahaan yang memiliki pro-
atas, dapat dipahami bahwa perusahaan porsi anggota independen yang besar dalam
pada tahapan growth tentunya memerlukan dewan komisarisnya. Temuan Brunarski et
banyak dana untuk membiayai tambahan al . (2004) mendukung gagasan bahwa per-
investasinya. Pecking order theory sebagai- usahaan yang memiliki agency costs besar,
mana dikutip Jahanzeb (2014) menjelaskan lebih memungkinkan untuk membayar
bahwa alternatif pertama sumber dana yang dividen khusus. Sedangkan perusahaan-
dapat dihimpun perusahaan untuk mem- perusahaan yang memiliki agency costs
biayai investasinya adalah dari retained rendah lebih memungkinkan untuk me-
earnings . Perusahaa masih memungkinkan ningkatkan dividen regularnya.
untuk tetap mempertahankan pembayaran Kowalewski et al. (2007) berpendapat
dividennya, namun tentunya akan terjadi bahwa dividend payouts ditentukan oleh
pengurangan. Dengan demikian hipotesis kekuatan corporate governance. Jiraporn dan
yang diajukan adalah:
Ning (2006) menemukan bukti yang konsis-
H 3b : Growth berpengaruh negatif terhadap ten dengan substitution hypothesis, dan ber-
dividend payout ratio . pendapat bahwa perusahaan dengan hak-
hak pemegang saham yang lemah mem-
Pengaruh Board Size terhadap Tobin’s Q
butuhkan suatu reputasi, dan bukan meng- Penelitian tentang pengaruh boards size eksploitasi pemegang saham. Dengan demi-
terhadap firm value masih menunjukkan kian, perusahaan tersebut berpotensi untuk
hasil yang beragam. Garg (2007) mem- membayar dividen daripada yang dilaku-
buktikan bahwa (1) terdapat hubungan kan perusahaan dengan hak-hak pemegang
negatif antara ukuran dewan komisaris dan saham yang kuat, dengan kata lain, dividen
kinerja perusahaan, (2) ukuran dewan merupakan substitusi untuk hak-hak pe-
komisaris yang lebih kecil adalah lebih megang saham. Dengan demikian hipotesis
efisien, dan batas ukuran dewan ideal yang yang diajukan adalah:
disarankan adalah 6 orang, (3) kinerja yang
H 3 a : Boards independent berpengaruh positif buruk sejalan dengan kenaikkan ukuran terhadap dividend payout ratio.
dewan. Nguyen dan Faff (2007) me- nunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris
Pengaruh Corporate Governance Mechanism ... – Mai
Samad et al. (2008) membuktikan bah- buktikan bahwa kekayaan pemegang saham wa ukuran dan independensi anggota
sangat dipengaruhi oleh ekspansi perusaha- dewan komisaris mempunyai pengaruh
an, pertumbuhan penjualan, peningkatan negatif dan signifikan terhadap profita-
profit margin, dan peningkatan pembayar- bilitas perusahaan. Namun demikian, Tang
an dividen.
(2007) di Tokyo Stock Exchange menemukan Signaling theory menjelaskan bahwa bukti bahwa pengurangan boards size adalah
pengeluaran investasi memberikan sinyal berpengaruh positif terhadap kinerja per-
positif tentang pertumbuhan perusahaan di usahaan. Belkhir (2009) membuktikan bah-
masa yang akan datang, sehingga akan wa kenaikkan jumlah anggota dewan pada
meningkatkan harga saham dan nilai per- perusahaan-perusahaan perbankan tidak
usahaan. Sejalan dengan itu, jenis pe- menurunkan capaian kinerjanya. Selanjut-
ngeluaran modal (tambahan investasi) nya, penelitian Belkhir (2009) menemukan
memiliki pengaruh besar terhadap nilai per- bukti yang cukup kuat adanya hubungan
usahaan karena informasi tersebut mem- positif antara board size dan performance,
bawa indikasi tentang pertumbuhan pen- yang diukur dengan Tobin’s Q dan return on
dapatan yang diharapkan di masa yang assets .
akan datang (Hasnawati, 2005). Peluang- Besarnya ukuran dewan komisaris
peluang investasi sangat mempengaruhi adalah identik dengan besarnya ukuran
nilai perusahaan yang dibentuk melalui perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang
indikator nilai pasar saham (Wahyudi dan memiliki asset besar menunjukkan bahwa
Pawestri, 2005). Dengan demikian hipotesis perusahaan tersebut telah mencapai tahap-
yang diajukan adalah:
an maturity. Perusahaan pada tahapan
H 4b : Growth berpengaruh positif ter- tersebut memiliki keunggulan dalam stabili-
hadapTobin’s Q.
tas keuangan, prospek pembagian dividend yang lebih baik di masa yang akan datang,
Pengaruh Return on Equity terhadap
sehingga dapat menarik investor untuk
Tobin’s Q
menanamkan modalnya (Thanatawee, 2011; Profitabilitas adalah kemampuan per- Fatemi dan Bildik, 2012; El Essa et al., 2012).
usahaan dalam memperoleh laba yang di- Dengan demikian maka hipotesis yang
peruntukkan bagi investor dalam jangka diajukan adalah:
panjang. Return on equity mempunyai arti
H 4 a : Boards size berpengaruh positif ter- yang sangat penting bagi pemegang saham, hadap Tobin’s Q.
karena investor memperhitungkan ke- untungan yang benar-benar akan diterima
Pengaruh Growth terhadap Tobin’s Q
dalam bentuk dividen (Sartono, 2010). Ekpetasi para investor terhadap per-
Profitabilitas yang tinggi berkaitan dengan usahaan yang sedang dalam pertumbuhan
prospek perusahaan yang bagus, sehingga adalah relatif tinggi, karena perusahaan
memicu investor untuk meningkatkan per- pada tahapan pertumbuhan tersebut apa-
mintaan terhadap saham perusahaan ter- bila mampu memanfaatkan peluang yang
sebut. Permintaan saham yang meningkat ada, maka akan masuk pada tahapan ma-
menyebabkan nilai perusahaan meningkat tang. Investor berharap perusahaan dengan
(Bhattacharya, 2009). Tingginya minat tahapan pertumbuhan akan mampu men-
investor untuk menanamkan modalnya ciptakan peluang pendapatan berupa capital
pada perusahaan dengan return on equity gain , sedangkan bila perusahaan masuk
yang tinggi akan meningkatkan harga
50 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 42 – 65
saham akan mempengaruhi nilai perusaha- informasi yang berguna bagi investor. an.
Perusahaan yang memiliki laba bersih yang Studi empiris tentang pengaruh profita-
besar dan stabil, mampu mendapatkan arus bilitas terhadap nilai perusahaan masih me-
kas yang lebih besar, oleh karena itu nunjukkan hasil yang belum sepakat. Pe-
perusahaan dapat membayar dividen yang nelitian Mardiyati et al., (2010) menemukan
lebih tinggi (Mehta, 2012). bukti bahwa return on equity berpengaruh
Brav et al. (2005) menjelaskan bahwa positif terhadap nilai perusahaan. Namun
kebijakan dividen merupakan kebijakan demikian, hasil yang berbeda ditunjukkan
yang mahal, karena perusahaan harus me- oleh Gusaptono (2010) dan Arafat et al.
nyediakan dana yang besar. Hanya per- (2012) dalam Widyanti (2014) yang pe-
usahaan dengan tingkat profitabilitas yang nelitianya menemukan bukti bahwa return
tinggi dan prospek ke depan yang cerah on equity justru tidak mempunyai pengaruh
yang mampu untuk membagikan dividen. terhadap nilai perusahaan. Penelitian ter-
Banyak perusahaan mengkomunikasikan sebut mengatakan bahwa profitabilitas
perusahaannya memiliki prospek yang tidak selalu menjadi penentu terciptanya
cerah dan tidak menghadapi masalah ke- nilai perusahaan, dan sangat dimungkinkan
uangan. Namun, perusahaan yang kurang adanya faktor lain yang turut mem-
prospektif dan menghadapi masalah ke- pengaruhi hubungan antara return on
uangan, sudah tentu akan kesulitan untuk equity dan nilai perusahaan. Sejalan dengan
membayar dividen. Hal ini akan berdampak Mardiyati et al. (2010), hasil penelitian
pada perusahaan yang membagikan divi- Kesuma (2009) dan Ayuningtias (2013)
den, baik secara langsung maupun tidak membuktikan bahwa profitabilitas ber-
langsung memberikan signal kepada pasar pengaruh positif dan signifikan terhadap
bahwa perusahaan memiliki prospek yang nilai perusahaan. Dengan demikian hipo-
cerah dan mampu mempertahankan suatu tesis yang diajukan adalah:
tingkat pembayarn dividen yang telah
H 4 c : Return on equity berpengaruh positif ditetapkan pada periode sebelumnya. terhadap Tobin’s Q.
Penelitian Li dan Zhao (2008), Sofya- ningsih dan Hardiningsih (2011) dan
Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap
Mardiyati et al. (2012) membuktikan bahwa
Tobin’s Q
kebijakan dividen tidak berpengaruh ter- Kebijakan dividen tunai sangat ber-
hadap nilai perusahaan. Penelitian Cahya- kaitan dengan pembentukan struktur mo-
ningdyah dan Ressany (2012), Sukrini (2012), dal, karena dividen merupakan bentuk
Mardiyati (2012), Jusriani dan Rahardjo pendistribusian laba dari perusahaan ke-
(2013), Afsal dan Rohman (2012) dan pada pemegang saham (Basil, 2012). Bagi
Ayuningtyas dan Kurnia (2013) mem- investor, dividen merupakan komponen
buktikan bahwa dividend payout ratio ber- return disamping capital gain. Bagi per-
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. usahaan, dividen adalah keputusan yang
Selanjutnya, preferensi terhadap dividen dapat mensejahterakan pemegang saham,
lebih kuat pada emerging markets dengan dan akan mempengaruhi nilai perusahaan.
perlindungan yang lemah terhadap inves- Namun, retained earnings merupakan dana
tor. Uwuigbe et al. (2012) di Bursa Efek internal yang terbesar dan penting bagi
Nigeria membuktikan ada hubungan positif pertumbuhan perusahaan. Survei Brav et al.,
antara dividend payout ratio dan nilai (2005) menyimpulkan: 1) kebijakan dividen
perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada
Pengaruh Corporate Governance Mechanism ... – Mai
Indonesia adalah negara yang paling buruk Berdasarkan pada kerangka konseptual dalam penerapan corporate governance .
yang dikemukakan pada Gambar 1 dan Dengan demikian hipotesis yang diajukan
seluruh hipotesis yang telah dirumuskan, adalah:
selanjutnya dapat dirancang suatu model
H 4d : Ddividen payout ratio berpengaruh penelitian empiris yang ditunjukkan pada positif terhadap Tobin’s Q.
Gambar 2.
Sumber: Rerangka konseptual dan rumusan hipotesis
Gambar 2 Model Penelitian Empiris
METODE PENELITIAN
memiliki laporan keuangan lengkap selama
Jenis Penelitian
periode yang diamati, (2) membagikan Penelitian ini menurut tingkat eks-
dividen tunai, (3) memiliki anggota inde- planasinya termasuk dalam penelitian
penden dalam dewan komisarisnya. kausalitas, karena dilakukan untuk menguji
Hasil pengumpulan data diperoleh hipotesis tentang hubungan kausalitas antar
sebanyak 565 pasang data perusahaan yang satu atau beberapa variabel dengan satu
memenuhi kriteria yang ditentukan. Dalam atau beberapa variabel lainnya (Sugiono,
upaya untuk memperoleh normalitas data 2006). Masalah penelitian ini dirumuskan
secara multivariate maka sebanyak 275 pa- dalam model simultan, suatu model yang
sang data perusahaan dihilangkan, sehing- dibentuk melalui lebih dari satu variabel
ga jumlah data yang dianalisis adalah 290 dependen yang dijelaskan oleh satu atau
pasang data perusahaan. Selanjutnya, untuk beberapa variabel independen. Sebuah varia-
mendapatkan goodness of fit dari model bel dependen pada saat yang sama akan
penelitian empiris yang dianalisis, maka berperan sebagai variabel independen bagi
beberapa hubungan antara variabel proksi hubungan berjenjang lainnya (Ferdinand,
dihilangkan, yaitu: hubungan antara INO- 2011).
WN dan TBNSQ; hubungan antara BINDT dan TBNSQ; dan hubungan antara ROE dan
Populasi dan Sampel
DPR.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang ter-
Teknik Analisis Data
daftar di Bursa Efek Indonesia, dengan Penelitian ini menggunakan path
52 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 42 – 65
satu model yang disarankan Gujarati (2009) oleh beberapa penelitiian sebelumnya dalam menangani data panel. Dengan demi-
seperti; Prasanna (2006); Tang (2007), Garg kian, model regresi ini mengasumsikan
(2007); Pathan et al. (2007); Javed dan Iqbal intercept dan koefisien regresi adalah kons-
(2007). Nilai variabel boards independent tans, baik untuk seluruh sampel perusahaan
(BDINDT) dihitung menggunakan rumus: maupun untuk seluruh periode yang dianalisis.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Boards Size (BSIZE)
Institutional Ownership (INOWN)
Beiner et al., (2003) menyatakan, ukuran Institutional ownership sering disebut
dewan komisaris adalah jumlah seluruh sebagai investor yang canggih (sophisticated)
anggota dewan komisaris perusahaan. dan diprediksi berpengaruh terhadap
Penelitian ini menggunakan ukuran dewan variabel yang menjadi proksi pertumbuhan,
komisaris berupa indikator jumlah anggota kinerja keuangan, kebijakan dividen dan
dewan komisaris suatu perusahaan, se- nilai perusahaan. Kepemilikan institusional
bagaimana telah digunakan oleh beberapa diukur menggunakan indikator persentase
penelitian sebelumnya, yaitu: Garg (2007), jumlah saham yang dimiliki institusi dari
Nguyen dan Faff (2007), Bennedsen et al. seluruh saham yang beredar, sebagaimana
(2008), Gill dan Obradovich (2012), dan telah digunakan beberapa penelitian se-
Velnampy (2013).
belumnya, yaitu: Shen et al. (2006); Fer- nandez dan Anson (2006); Cornertt et al.
Pertumbuhan (Growth)
(2006); Bhattacharya dan Graham (2007); Li Pertumbuhan perusahaan (growth) ada- dan Zhao (2008); Lee (2008); Darwis (2009)
lah perubahan berupa penurunan atau dan Abbasi, et al. (2012). Nilai variabel
peningkatan total aktiva yang dimiliki oleh Institutional Ownership (INOWN), dihitung
perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung menggunakan rumus :
sebagai persentase perubahan aset pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya, sebagaimana telah digunakan oleh beberapa penelitian sebelumnya, yaitu: Priadharma (2011), Kouser et al. (2012) dan Setiani
Boards Independent (BDINDT)
(2013). Nilai variabel growth (GRWH) Komite Nasional Kebijakan Governance dihitung menggunakan rumus: (KNKG, 2004) menjelaskan, komisaris
independen adalah anggota dewan komi saris yang tidak terafiliasi dengan mana- jemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali. Selain
Return On Equity (ROE)
menggambarkan ke- itu, terbebas dari hubungan bisnis atau
Profitabilitas
mampuan suatu badan usaha untuk meng- hubungan lainnya yang dapat mempe-
ngaruhi kemampuannya untuk bertindak hasilkan laba dengan menggunakan seluruh independen atau bertindak semata-mata
modal internal perusahaan. Proksi dari profitabilitas untuk penelitian ini adalah
demi kepentingan perusahaan. Proporsi dewan komisaris independen
return on equity , sebagaimana telah diguna- diukur menggunakan indikator persentase
kan oleh beberapa penelitian sebelumnya, yaitu: Zhou dan Ruland (2006), Amidu
Pengaruh Corporate Governance Mechanism ... – Mai
(2014). Nilai variabel return on equity (ROE), Tobin’s Q ditentukan sebagai rasio nilai dihitung menggunakan rumus:
pasar aktiva atas nilai buku dari aktiva tersebut, sebagaimana telah digunakan be- berapa penelitian sebelumnya, yaitu: Imam dan Malik (2007), Kowalewski et al. (2007), Fahlenbrach dan Stulz (2007), Javed dan
Dividend Payout Ratio (DPR)
Iqbal (2007), Dharmapala dan Khanna Kebijakan dividen merupakan kebija- (2008). Nilai variabel Tobin’s Q Ratio kan dalam memutuskan laba yang diper- (TBNSQ), dihitung menggunakan rumus: oleh perusahaan, apakah dibagikan kepada
shareholders sebagai dividend cash atau di- investasikan kembali sebagai retained earnings (Gitman dan Zutter, 2012). Kebija
dimana:
kan dividen optimal dicapai apabila ke- MVE = Market Value ofEquity TA
= Total Asset
bijakan tersebut menciptakan kesinambung- an antara dividend saat ini dan pertumbuhan
DEBT = (CL- CA) + Invtories+Non di masa yang akan datang yang me-
CurrentLiabilities maksimumkan harga saham (Brigham dan
Pengujian Goodness of Fit
Houston, 2010). Penelitian ini menggunakan Berdasarkan hasil path analysis dengan
proksi dividend payout ratio supaya lebih menggunakan paket Program Amos 2.2 dapat menggambarkan perilaku manajerial, diperoleh nilai assessment of normality se- dengan melihat besarnya laba bersih yang besar 2,186. Hal ini menunjukkan bahwa dibagikan kepada shareholders sebagai devi- data untuk seluruh variabel yang dianalisis den dan berapa yang disimpan di per- pada model penelitian empiris telah me- usahaan. menuhi kriteria normalitas secara multi- Beberapa peneliti seperti; Jun et al. variate . Selanjutnya, ringkasan hasil peng- (2006), Cahyaningdyah dan Ressany (2012), ujian goodness of fit untuk model penelitian Sukrini (2012), Mardiyati (2012), Jusriani empiris yang dianalisis, disajikan pada tabel dan Rahardjo (2013), dan Ayuningtyas dan
Kurnia (2013) yang dalam penelitiannya menggunakan dividend payout ratio sebagai
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
proksi kebijakan dividen. Nilai variabel Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa dividend payout ratio (DPR), dihitung meng- model penelitian empiris yang dibangun gunakan rumus: sangat layak digunakan untuk menguji
seluruh hipotesis. Kondisi ini ditunjukkan dengan dipenuhinya hampir seluruh ketentuan goodness of fit dengan kriteria
Nilai Perusahaan
sangat layak. Gambar 3 menyajikan hasil Nilai perusahaan merupakan persepsi
fath analysis untuk model penelitian empiris investor terhadap tingkat keberhasilan
yang dianalisis.
perusahaan yang sering dikaitkan dengan Tabel 2 menyajikan besarnya koefisien harga saham di pasar modal. Banyak alter-
regresi, arah regresi, dan signifikansi pe- natif yang dapat digunakan untuk me-
ngaruh antar variabel yang dianalisis pada nentukan proksi dari nilai perusahaan,
model penelitian empiris. diantaranya adalah Tobin’s Q. Nilai variabel
54 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 42 – 65
Tabel 1 Ringkasan Hasil Evaluasi Goodness of Fit
Keterangan Absolute Measures
Goodness of fit Index
Cut-off Value Hasil Model
Sangat layak, karena nilai 2 2 - Chi-Square
Diharapkan
pada α 0,05 dan df. 6 = 12.592. Probability
lebih kecil
Sangat layak CMIN/DF
Sangat layak RMSEA
Sangat layak GFI
Sangat layak
Incremental Fit Measures
AGFI
Sangat layak TLI
Cukup layak CFI
Sangat layak NFI
Sangat layak
Sumber: Output program Amos pada notes for model dan model fit
INOWN
E4
ROE
,00 TBNSQ
BSIZE
GRWH
E3 -1,50
E6
DPR
E5
BINDT
Sumber: Output iterasi pertama program Amos
Gambar 3 Hasil Fath Analysis
Pengaruh Corporate Governance Mechanism ... – Mai
Tabel 2 Hubungan Kausalitas Antar Variabel
Variabel Arah
Variabel
P Label Dependen Regresi Independen
-0,494 0,621 par_1 GRWH
GRWH <---
-2,148 0,032 par_5 GRWH
0,737 0,461 par_6 ROE
2,122 0,034 par_7 ROE
3,354 0,000 par_8 ROE
2,903 0,004 par_12 DPR
1,619 0,100 par_14 DPR
-1,776 0,076 par_15 TBNSQ
2,158 0,031 par_9 TBNSQ
1,757 0,079 par_10 TBNSQ
6,159 0,000 par_11 TBNSQ
Sumber: Output program Amos pada estimates
Berdasarkan hasil path analysis pada selanjutnya dapat disusun empat per- gambar 3 dan regression weights pada tabel 2,
samaan struktural, sebagai berikut: GRWH = 0,042 INOWN - 0,058 BINDT - 0,015 BSIZE + 1 ......................................................... (1)
ROE = 6,150 INOWN + 1,024 BSIZE + 10,138 GRWH + 2 ................................................... (2)
DPR = 2,731 BINDT - 1,500 GRWH it + 3 ................................................................................. (3)
TBNSQ = 0,045 BSIZE + 0,320 GRWH + 0,021 ROE + 0,025 DPR+ 4 ....................................... (4)
Identifikasi dan Pengujian Variabel
kausalitas antar variabel, diketahui pe-
Mediasi
ngaruh INWN terhadap GRWH dan Berdasarkan model penelitian empiris
pengaruh BINDT terhadap GRWH tidak pada gambar 2, teriidentifikasi potensi ada-
signifikan. Sehingga, dapat dipastikan bah- nya beberapa variabel mediasi/intervening,
wa GRWH tidak memediasi baik untuk yaitu: a) mediasi GRWH pada pengaruh
pengaruh INWN terhadap ROE, maupun INWN terhadap ROE; b) mediasi GRWH
untuk pengaruh BINDT terhadap DPR. pada pengaruh BSIZE terhadap ROE; c)
Pengujian signifikansi variabel mediasi mediasi GRWH pada pengaruh BSIZE
dilakukan mengikuti langkah-langkah se- terhadap TBNSQ; d) mediasi GRWH pada
bagaimana dikemukakan Ghozali (2009). pengaruh BINDT terhadap DPR; e) mediasi
Langkah pertama adalah: Kesatu, mediasi ROE pada pengaruh BSIZE terhadap
GRWH pada pengaruh BSIZE terhadap TBNSQ; f) mediasi ROE pada pengaruh
ROE. Koefisien pengaruh langsung BSIZE GRWH terhadap TBNSQ; dan g) mediasi
56 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 42 – 65
terhadap ROE lebih besar dibandingkan p2 = 10,138 (unstandardized coefisients melalui GRWH. Jadi GRWH tidak me-
pengaruh GRWH terhadap ROE). mediasi. Kedua, mediasi GRWH pada pe-
p3 = 0,021 (unstandardized coefisients ngaruh BSIZE terhadap TBNSQ. Koefisien
pengaruh ROE terhadap TBNSQ). pengaruh langsung BSIZE terhadap TBNSQ
S p2 = 3,023 (standard error unstandardized adalah 0,045, koefisien pengaruh BSIZE
pengaruh GRWH terhadap ROE). terhadap TBNSQ melalui GRWH adalah -
S p3 = 0,003 (standard errorunstandardized 0,015 x 0,320 = -0,005. Koefisien pengaruh
pengaruh ROE terhadap TBNSQ). langsung BSIZE terhadap TBNSQ lebih
Sehingga:
2 2 2 ( 2 0 , 021 ) ( 3 , 023 ) ( 10 , 138 ) ( 0 , 003 ) GRWH tidak memediasi. Ketiga, mediasi
besar dibandingkan melalui GRWH. Jadi
ROE pada pengaruh BSIZE terhadap
TBNSQ. Koefisien pengaruh langsung BSIZE terhadap TBNSQ adalah 0,045,
S p 2 p 3 0 , 004 0 , 0009 0 , 000082 = koefisien pengaruh BSIZE terhadap TBNSQ
melalui ROE adalah 1,024 x 0,021 = 0,022. Koefisien pengaruh langsung
b). Menghitung nilai t statistik, mengguna- terhadap TBNSQ lebih besar dibandingkan
BSIZE
kan rumus:
melalui ROE. Jadi ROE tidak memediasi. p 2 p 3 ( 10 , 138 )( 0 , 021 ) 0 , 0867 Keempat, mediasi ROE pada pengaruh
t
= Sp 2 p 3 0 , 0705
0 , 04015 GRWH terhadap TBNSQ. Koefisien pe-
ngaruh langsung GRWH terhadap TBNSQ adalah 0,320, koefisien pengaruh GRWH
c). Bandingkan antara nilai t tabel (pada α = terhadap TBNSQ melalui ROE adalah
0,05) yaitu 1,960 dan nilai t hitung yaitu 10,138 x 0,021 = 0,213. Koefisien pengaruh
langsung GRWH terhadap TBNSQ lebih 3,0198. Berarti bahwa nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel.
kecil dibandingkan melalui ROE. Jadi ROE Dengan demikian, pengaruh GRWH
memediasi. Kelima, mediasi DPR pada pe- ngaruh GRWH terhadap TBNSQ. Koefisien
terhadap TBNSQ dimediasi secara signifikan oleh ROE.
pengaruh langsung GRWH terhadap TBNSQ adalah 0,320, koefisien pengaruh GRWH terhadap TBNSQ melalui DPR
Deskripsi Hasil Analisis
Hasil pengujian pengaruh mekanisme adalah -1,500 x 0,025 = -0,038. Koefisien pe-
corporate governance yang diproksi instituti- ngaruh langsung GRWH terhadap TBNSQ onal ownership , board independent, dan board lebih besar dibandingkan melalui DPR. Jadi
size terhadap pertumbuhan yang diproksi DPR tidak memediasi.
growth , ditunjukkan pada persamaan (1) Hasil pengujian menunjukkan bahwa Hasil analisis menunjukkan board size ROE memediasi pengaruh GRWH terhadap
berpengaruh negatif-signifikan terhadap TBNSQ. Selanjutnya untuk menguji signi-
growth . Pengaruh institutional ownership dan fikansi mediasi variabel ROE tersebut maka board independent terhadap growth terbukti dilakukan Sobel test, dengan langkah-
tidak signifikan. Jadi, hipotesis 1c yang langkah sebagai berikut:
menyatakan board size berpengaruh positif a). Menghitung standard error koefisien in- terhadap growth, diterima. Hasil pengujian direct effect (S p2p3 ), menggunakan rumus,
2 2 2 2 2 2 pengaruh institutional ownership, board size S p 2 p 3 p 3 Sp 2 p 2 Sp 3 Sp 2 Sp 3 dan growth terhadap return on equity,
Pengaruh Corporate Governance Mechanism ... – Mai
signifikan terhadap return on equity. Jadi, ekspansi perusahaan pada proyek-proyek hipotesis 2a, 2b dan 2c yang menyatakan
investasi yang memiliki net present value institutional ownership dan board size dan
negatif. Hasil analisis menunjukkan hanya growth berpengaruh positif terhadap return
variabel board size yang berpengaruh secara on equity , diterima.
signifikan. Hal ini disebabkan besarnya Hasil pengujian pengaruh board size dan
ukuran dewan komisaris identik dengan growth terhadap dividend payou ratio, dapat
besarnya ukuran perusahaan, yang berarti dilihat pada persamaan, (3) Hasil analisis
perusahaan telah mencapai tahapan matu- menunjukkan board size dan growth ber-
rity . Secara alami, ketika perusahaan telah pengaruh positif-signifikan terhadap divi-
mencapai tahapan maturity, maka akan dend payou ratio . Jadi: Hipotesis 3a yang
semakin banyak free cash flow yang dimiliki menyatakan bahwa board size berpengaruh
dan kesempatan untuk tumbuh relatif kecil. positif terhadap dividend payou ratio; dan
Kondisi ini akan mendorong meningkatnya Hipotesis 3b yang menyatakan bahwa
masalah free cash flow (Michaely dan Robert, growth berpengaruh negatif terhadap ke-
2006). Dengan demikian, board size sebagai bijakan dividen yang diproksi dividend
proksi dari mekanisme corporate governance payou ratio , dapat diterima. Hasil pengujian
telah menunjukkan peranannya dalam me- pengaruh board size, growth, return on equity,
ngendalikan kecenderungan dari manajer dan dividend payou ratio terhadap Tobin’s Q,
untuk berperilaku oportunistik. dapat dilihat pada persamaan, (4) Hasil
Terbuktinya hipotesis yang menyata- analisis menunjukkan bahwa board size,
kan institutional ownership dan board size growth , return on equity, dan dividend payou
berpengaruh positif terhadap return on ratio berpengaruh positif-signifikan ter-
equity , menunjukkan kedua variabel proksi hadap Tobin’s Q. Jadi, hipotesis 4a, 4b, 4c
mekanisme corporate governance tersebut dan 4d yang menyatakan bahwa board size,
mampu mendorong perusahaan untuk me- growth , return on equity, dan dividend payou
lakukan investasi pada proyek-proyek yang ratio berpengaruh positif terhadap nilai
menguntungkan. Argumen ini diperkuat perusahaan yang diproksi Tobin’s Q ,
dengan terbuktinya hipotesis yang me- diterima.
nyatakan growth berpengaruh positif- Hasil pengujian terhadap potensi varia-
signifikan terhadap return on equity. Return bel mediasi/intervening menunjukkan bah-