SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS GEREJA GKPB D

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS GEREJA GKPB
DI WILAYAH KABUPATEN BADUNG DAN
KOTA DENPASAR BERBASIS WEB
I Gede Agus Setya Antariksa
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Sistem Komputer dan Informatika
Program Non Reguler
Universitas Udayana
Kampus Denpasar, Jl. PB. Sudirman, Bali – 80361
Email : agoes_runice@yahoo.co.id

ABSTRAK
Ketersediaan informasi tentang rumah ibadah, khususnya Gereja Kristen Protestan di
Bali (GKPB) masih terbatas di wilayah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Informasi yang
selama ini tersedia adalah berupa brosur atau selebaran yang bersifat intern di kalangan
jemaat gereja saja. Kurangnya sarana media informasi yang tersedia, maka masyarakat umum
khususnya para wisatawan, baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara
kesulitan untuk memperoleh informasi tentang lokasi gereja dimana mereka ingin melakukan
ibadah. Hal ini menyebabkan timbul permasalahan bagi kantor Sinode GKPB, yaitu bagaimana
menyediakan suatu fasilitas yang dapat memberikan informasi tentang gereja GKPB,
khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Solusi yang diambil
untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan membangun sebuah sistem informasi

geografis berbasis web, yang dapat mengolah data gereja menjadi sebuah informasi yang
berguna bagi masyarakat. Informasi yang akan dihasilkan adalah mengenai gereja GKPB di
wilayah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.
Metode penelitian yang digunakan di dalam pengembangan sistem informasi geografis
berbasis web ini, adalah observasi ke lapangan dan studi literatur guna menganalisa data yang
dikumpulkan. Sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan yang lebih terarah. Sistem ini
diimplementasikan dengan Macromedia Dreamwaver sebagai text editor, database MySQL
sebagai database penyimpanan data, bahasa pemrograman PHP, web server Apache dan
Google Maps API versi 3 sebagai fasilitas untuk menampilkan letak geografis gereja pada peta.
Aplikasi yang dihasilkan adalah Sistem Informasi Geografis Gereja GKPB di Wilayah
Kabupaten Badung dan Kota Denpasar Berbasis Web. Sistem ini dapat mengolah data spasial
dan data non spasial gereja, yang akan menghasilkan informasi mengenai lokasi gereja yang
ditampilkan secara visual pada peta, profil singkat gereja GKPB (identitas gereja, pendeta
gereja, kolom berita gereja dan jadwal ibadah), menampilkan rute jalan menuju gereja,
pencarian gereja berdasarkan radius, pengelompokkan gereja berdasarkan wilayah dan
menampilkan grafik persebaran serta pertumbuhan gereja GKPB di wilayah kabupaten Badung
dan Kota Denpasar.
Kata kunci : SIG, GKPB Badung dan Denpasar, Web, Sinode GKPB
ABSTRACT
Availability of information about places of worship, especially the Protestant Christian

Church in Bali or “Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB)” is still limited in the district of
Badung and Denpasar. Information that has been provided is in the form of brochures or flyers
that are internal in the church alone. Lack of available information media, the general public
especially the tourists, both domestic tourists and foreign tourists difficulty to obtain information
about the location of the church where they want to worship. This causes a problem for the
church office or “Sinode GKPB”, namely how to provide a facility that can provide information
about the church GKPB, particularly in the district of Badung and Denpasar. Solutions taken to

I Gede Agus Setya Antariksa

solve this problem is to build a web-based geographic information system, which can process
data into a church for the community useful information . Information that will be generated is
about GKPB church in the district of Badung and Denpasar.
The method used in the development of web-based geographic information systems, is
to field observations and literature studies in order to analyze the data collected. So it will be
obtained a more purposeful conclusion. This system is implemented by Macromedia
Dreamwaver as a text editor, MySQL database as a data storage database, PHP programming
language, Apache web server and the Google Maps API version 3 as a facility to display the
geographical location of the church on the map.
The resulting application is a Geographic Information System GKPB Church in the

Regency of Badung and Denpasar Web-Based. This system can process spatial data and nonspatial data of churches, which will yield information on the location of the church is shown
visually on the map, a brief profile GKPB church (church identity, church pastor, church news
column and schedule of worship), showing the way to church service, the search radius based
church, church groupings by area and displays graphs GKPB distribution and growth of the
church in the district of Badung and Denpasar.
Key word : GIS, GKPB district of Badung and Denpasar, Web, Sinode GKPB

I.

PENDAHULUAN

II.
1.1 Latar Belakang
III.
Di
indonesia
pencarian suatu lokasi peribadatan
selama ini masih dilakukan secara
manual, yaitu dengan cara melihat
peta yang berbentuk hard copy

atau dengan cara bertanya kepada
orang sekitar. Khususnya di
wilayah Kabupaten Badung dan
Kota Denpasar yang notabene
merupakan pusat peradaban di
Provinsi Bali. Ini merupakan suatu
permasalahan
yang
harus
dipecahkan oleh Sinode Gereja
Kristen Protestan Di Bali (GKPB),
karena pelayanan umum dalam
bentuk tempat peribadatan sangat
jarang ditemukan, dalam hal ini
khususnya gereja GKPB. Sehingga
cukup
menyulitkan
bagi
masyarakat untuk mencari lokasi
gereja, terutama yang berasal dari

luar kota.
IV.
Permasalah yang
sama juga terjadi di Kota Surabaya,
dimana masyarakat kesulitan untuk
mencari informasi tentang lokasi
rumah
peribadatan.
Dengan
adanya
permasalah
tersebut,
akhirnya diambil sebuah keputusan
untuk membangun sebuah Sisten
Informasi Geografis (SIG) berbasi
web yang dapat memecahkan
permasalahan tersebut, sehingga
masyarakat dapat dibantu dalam
hal
pencarian

lokasi
tempat

I Gede Agus Setya Antariksa

peribadatan. Aplikasi SIG berbasis
web yang telah dibangun tersebut
menggunakan aplikasi Map Server
sebagai basisdata spasial dan
aplikasi
tersebut
hanya
menampilkan
lokasi
rumah
peribadatan pada peta (Ambarwati,
2009).
V.
Dengan
adanya

referensi di atas, maka pada
penelitian ini akan dirancang dan
dibangun sebuah Sistem Informasi
Geografis Gereja GKPB berbasis
web
untuk
memecahkan
permasalahan
yang
dihadapi
Sinode GKPB. Aplikasi yang akan
dibangun, selain dapat memberikan
informasi tentang tata letak lokasi
gereja GKPB di wilayah Kabupaten
Badung dan Kota Denpasar, sistem
ini juga dapat menampilkan profil
singkat dan info terkini pada
masing-masing gereja, yang akan
ditampilkan melalui kolom berita.
Aplikasi ini akan memanfaatkan

fasilitas Google Maps Api versi 3
sebagai basisdata spasial. Fasilitas
yang telah disediakan oleh Google
Maps ini menyediakan tampilan
peta yang interaktif, karena di
dalamnya peta dapat digeser
sesuai
keinginan
pengguna,
mengubah tingkat tampilan peta
(zoom) dan dapat menampilkan
peta dengan berbagai macam tipe,
yaitu
tipe
Roadmap, Satellite,
Terrain dan Hybird. Disamping
tampilan peta yang interaktif,

penggunaan Google Maps Api
dipilih karena fasilitas peta yang

disediakan ditinjau dari segi
pengembangan
aplikasi,
khususnya pada pemetaan wilayah
baru. Jika menggunakan Map
Server sebagai basisdata spasial
seperti yang telah digunakan pada
penelitian sebelumnya di Kota
Surabaya, untuk pengambangan
wilayah, maka administrator harus
menambahkan peta baru, yang
kemudian diimplementasikan pada
aplikasi, sehingga aplikasi dapat
menampilkan peta baru yang telah
sesuai
dengan
daerah
pengembangan.
Sedangkan
dengan fasilitas Google Maps Api,

untuk masalah pengembangan
wilayah baru, hanya diperlukan
menambahkan titik koordinat baru
pada database sebagai acuan
penunjukkan lokasi pada peta.
Sehingga
masalah
pada
pengembangan
wilayah
dapat
teratasi tanpa harus menambahkan
atau membuat peta baru yang
dapat memakan waktu lebih lama.
VI.
Dengan
dibangunnya
Sistem Informasi
Geografis Gereja GKPB di Wilayah
Kabupaten Badung dan Kota

Denpasar
Berbasis
Web,
diharapkan dapat menjadi salah
satu solusi bagi masyarakat dalam
hal mencari informasi tentang
gereja GKPB di wilayah Kabupaten
Badung dan Kota Denpasar.
VII.
1.2 Rumusan Masalah
VIII.
Berdasarkan
permasalahan yang terdapat pada
latar belakang di atas dapat
dirumuskan
beberapa
permasalahan, yaitu :
1. Bagaimana mengolah dan memetakan
data pendukung menjadi data spasial?
2. Bagaimana cara untuk menampilkan
informasi gereja GKPB yang diinginkan
user, sesuai dengan inputan yang
diberikan oleh user?
3. Bagaimana menbangun aplikasi Sistem
Informasi Geografis Gereja GKPB di
Wilayah Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar Berbasis Web berdasarkan
data yang diperoleh, sehingga dapat
memberikan informasi dengan tepat

I Gede Agus Setya Antariksa

mengenai gereja yang ada di wilayah
Kabupaten Badung dan Kota Denpasar?
IX.
1.3 Ruang
Lingkup
dan
Batasan
Masalah
X.
Melihat
luasnya permasalahan yang ada,
maka akan dibatasi masalah yang
akan dibahas dalam tugas akhir ini
yaitu :
1. Perancangan dan menbangun aplikasi
Sistem Informasi Geografis Gereja
GKPB di Wilayah Kabupaten Badung
dan Kota Denpasar Berbasis Web,
dimana sistem ini dapat memberikan
informasi tentang tata letak lokasi
gereja, profil singkat dan info terkini
pada masing-masing gereja, yang akan
ditampilkan melalui kolom berita.
2. Data
yang
digunakan
adalah
berdasarkan
dari
ketersediaan
sekretarian Sinode yang berupa data
sekunder, yaitu data tentang gereja
GKPB wilayah Kabupaten Badung dan
Kota Denpasar,
3. Menggunakan Google Maps Api versi 3
sebagai mesin basisdata spasial yang
mencatat data geografis yang terdapat
pada SIG GKPB Badung dan Denpasar
Berbasis Web.
XI.
Penggunaan
MySQL versi
5.5.27 sebagai mesin basisdata
non spasial yang mencatat
data selain data geografis yang
terdapat pada Google Map Api.
XII.

XIII. KAJIAN PUSTAKA
XIV.
2.1 Sistem Informasi
XV.
Informasi
adalah
hasil pengolahan data
yang
diperoleh dari setiap elemen sistem
menjadi bentuk yang mudah
dipahami oleh penerimanya dan
informasi
ini
menggambarkan
kejadian-kejadian
nyata
untuk
menambah
pemahamannya
terhadap fakta-fakta yang ada,
sehingga dapat digunakan untuk
pengambilan suatu keputusan.
Sumber informasi adalah data.
Data adalah kenyataan yang
menggambarkan kejadian-kejadian
dan kesatuan yang nyata.
XVI.
Menurut Leitch dan
Davis (Kadir, 1990, h.11) sistem
informasi adalah suatu sistem di
dalam suatu organisasi yang

mempertemukan
kebutuhan
pengolahan
transaksi
harian,
mendukung
operasi,
bersifat
manajerial dan kegiatan strategi
dari
suatu
organisasi
dan
menyediakan pihak luar tertentu
dengan
laporan-laporan
yang
diperlukan.
XVII.
2.2 Sistem Informasi Geografis
XVIII. Sistem
Informasi
Geografis
(Geographic Information System disingkat
GIS) adalah sistem informasi khusus yang
mengelola data yang memiliki informasi
spasial (bereferensi keruangan). Atau
dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk
membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan
informasi
bereferensi
geografis, misalnya data yang diidentifikasi
menurut
lokasinya,
dalam
sebuah
database.
XIX.
Menurut Munir (2012, h.
83), Sistem Inforasi Geografis (SIG) adalah
himpunan
instrumen
(tools)
yang
difungsikan
untuk
pengumpulan,
penyimpanan,
pengaktifan,
pentransformasian dan penyajian data
spasial dari suatu fenomena nyata dari
permukaan bumi, dilakukan untuk tujuan
tertentu misalnya pemetaan.
XX.
Definisi
SIG
selalu
berkembang, bertambah dan
bervariasi Hal ini telihat dari
banyaknya definisi SIG yang
telah beredar. Selain itu, SIG
juga merupakan suatu kajian
ilmu dan teknologi yang relatif
baru digunakan oleh berbagai
bidang disiplin ilmu, dan
berkembang dengan cepat.
XXI.
Data geografis yang dimaksud
di atas adalah data spasial
yang terdiri atas lokasi suatu
geografi yang diset ke dalam
bentuk koordinat yang ciricirinya adalah :
a. Memiliki
atribut
geometri seperti
koordinat dan lokasi.
b. Terkait dengan aspek ruang seperti kota
dan kawasan pembangunan.
c. Berhubungan dengan semua fenomena
yang terdapat di bumi, misalnya data,
kejadian, gejala, dan objek.
XXII. Dipakai untuk maksudmaksud tertentu, misalnya
analisis, pemantauan ataupun
pengelolaan.

I Gede Agus Setya Antariksa

XXIII.
2.3 Google Maps API
XXIV. API
atau
Application
Programming
Interface merupakan suatu
dokumentasi yang terdiri dari
interface, fungsi, kelas, struktur
dan
sebagainya
untuk
membangun
sebuah
perangkat lunak. Dengan adanya
API ini,
maka memudahkan
programmer untuk “membongkar”
suatu software untuk kemudian
dapat
dikembangkan
atau
diintegrasikan dengan perangkat
lunak yang lain.
XXV. Keunggulan
dari
API ini adalah memungkinkan
suatu aplikasi dengan aplikasi
lainnya dapat saling berhubungan
dan
berinteraksi.
Bahasa
pemrograman yang digunakan
oleh Google Maps yang terdiri dari
HTML, JavaScript dan AJAX serta
XML,
memungkinkan
untuk
menampilkan peta Google Maps di
website lain.
XXVI. Google
juga
menyediakan
layanan
Google
Maps API yang memungkinkan
para
pengembang
untuk
mengintegrasikan Google Maps
ke dalam website masing-masing
dengan menambahkan data point
sendiri. Dengan menggunakan
Google Maps API, Google Maps
dapat ditampilkan pada website
eksternal. Agar aplikasi Google
Maps dapat muncul di website
tertentu,
diperlukan
adanya
API key. API key merupakan kode
unik yang di regenerasikan oleh
google
untuk
suatu
website
tertentu, agar server Google Maps
dapat mengenali. Berikut ini
adalah
script
sederhana
bagaimana
menampilkan
peta
Google Maps di dalam halaman
web :
2.4 Konsep Pemrograman WEB
XXVII. Konsep
pemrograman
web
adalah
membuat aplikasi berbasis web.
Aplikasi berbasis web dibuat
dengan memanfaatkan mekanisme
dan aplikasi yang sudah ada pada
sistem web (www). Sistem web
sebenarnya merupakan aplikasi

yang berarsitektur client-server.
Pemrograman web menggunakan
protocol HTTP (HyperText Transfer
Protocol) dalam komunikasi antara
client dan server yang mempunyai
fungsi untuk mengambil atau
menjalankan isi file dokumen web
di sisi server dan menampilkannya
di sisi client.
XXVIII. Worl Wide Web
(WWW) adalah suatu ruang
informasi dimana sumber-sumber
daya yang berguna diidentifikasi
oleh
pengenal
global
yang
disebut Uniform
Resource
Identifier (URI).
Web
sering
dianggap identik dengan internet
dan merupakan bagian dari internet
tersebut. Halaman web biasanya
diatur dalam koleksi material yang
berkaitan yang disebut dengan
website. Monitor menampilkan
halaman web dari suatu server web
yang diambil informasinya oleh
Browser web.
XXIX. Halaman
web
merupakan file teks murni (plain
text) yang berisi sintaks-sintaks
HTML yang dapat dibuka atau
dilihat dengan internet Browser.
Kegiatan pemindahan halaman
untuk pindah ke dokumen lain atau
bahkan mengirim informasi kembali
kepada server untuk berinteraksi
dengannya sering disebut dengan
surfing atau berselancar. Halamanhalaman dari sebuah situs internet
atau web diakses dari sebuah URL
(Uniform Resource Locator) yang
menjadi akar (root) yang disebut
homepage dan biasanya disimpan
dalam server yang sama.
XXX.
2.4.1
Aplikasi Berbasis Web
XXXI. Membuat sebuah
aplikasi
berbasis
web
artinya memperkaya fungsi web
server dengan cara menambahkan
program pada dokumen web yang
akan dieksekusi oleh server ketika
file dokumen web tersebut diakses
oleh web server serta memperkaya
interaktifitas dokumen dengan cara
menambahkan
program
pada
dokumen
web
yang
akan
dieksekusi oleh web Browser ketika
file dokumen tersebut ditampilkan
oleh web Browser.

I Gede Agus Setya Antariksa

XXXII. Web
bekerja
dengan cara user mengetik URL di
internet
Browser.
Kemudian
Browser akan menghubungi server
yang tersebut pada URL. Setelah
terhubung, Browser mengirimkan
HTTP request. Server menjawab
dengan
mengirimkan
HTTP
response (berisi header dan isi
dokumen). Untuk dokumen yang
berisi beberapa file (misalnya
dokumen bergambar) Browser
harus mengirimkan HTTP request
lagi ke setiap file. Selanjutnya
Browser akan menampilkan semua
isi dokumen kepada user.
XXXIII.

XXXIV. METODOLOGI PENELITIAN
XXXV.
3.1 Pengumpulan Data
XXXVI. Data
yang
digunakan dalam perancangan dan
membangun
Sistem
Informasi
Geografis Gereja GKPB di Wilayah
Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar Berbasis Web, yaitu
melalui studi literatur sistem
informasi geografis berbasis web
dan penjelasan yang diperoleh dari
Sekretariat Sinode GKPB.
XXXVII. Data
yang
digunakan
dalam penelitian berupa data primer
dengan pengamatan langsung pada
lapangan, juga berupa data sekunder
dengan data sebagai berikut :
1. Data grafis merupakan data vektor atau
elemen gambar/peta yang lengkap berisi
titik (node), data ini diperoleh dari
fasilitas Google Maps Api.
2. Data atribut atau tabular merupakan
data dalam bentuk teks atau angka,
sesuai dengan karakteristik objek dan
bersifat kuantitatif atau kualitatif. Data
yang dijadikan acuan di dalam
penyusunan sistem bersumber dari
Sekretariat Sinode GKPB.
XXXVIII.
3.2 Diagram Konteks
XXXIX. Diagram konteks
Sistem Informasi Geografis Gereja
GKPB di Wilayah Kabupaten
Badung dan Kota Denpasar
Berbasis Web, dapat dilihat seperti
pada gambar di bawah ini :
XL.

XLI.

XLII.
Gambar 3.1 Konteks Diagram
XLIV.
XLV.
XLVI.
XLVII.
3.3 DAD Level 0
XLVIII.
XLIX. Diagram Alir Data
(DAD) level 0 dari Sistem Informasi
Geografis Gereja GKPB di Wilayah
Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar Berbasis Web ini dapat
dilihat seperti pada gambar berikut.
L.

LXI.
Diagram Alir Data
(DAD) level 1 dari proses pencarian
informasi dapat
dilihat
pada
gambar berikut.
LXII.
LXIII.

XLIII.

LXIV.

Gambar 3.4 DAD level 1 proses
pencarian informasi

LXV.
LXVI. Diagram Alir Data
(DAD) level 1 dari proses
pendataan gereja dapat dilihat
pada gambar berikut.
LXVII.
LXVIII.

LI.
LXIX.
Gambar 3.5 DAD level 1 proses

LXX.

pendataan gereja
LXXI.
3.5 Basisdata

LII.
Gambar 3.2 DAD level 0
LIV.
3.4 DAD Level 1
LIII.

LV.
Diagram
Alir
Data (DAD) level 1 dari proses
manipulasi data dapat dilihat
pada gambar berikut.
LVI.

LVII.

LXXII. Basis
data
merupakan komponen penting
dalam sistem informasi karena
berfungsi
sebagai
penyedia
informasi bagi user dan digunakan
untuk menyimpan data. Basis data
untuk sistem ini terbagi dua yaitu
data spasial dan non spasial yang
akan
ditampilkan
bersama
informasi peta yang terdiri dari
tabel sinode, tabel gereja, tabel
pendeta, tabel ibadah, tabel berita,
tabel kabupaten, tabel kecamatan
dan tabel administrator.
LXXIII.

LXXIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
LXXV.

LXXV.1

LIX.

LVIII.
Gambar 3.3 DAD level 1 proses
manipulasi data

LX.

I Gede Agus Setya Antariksa

Pengujian

LXXVI. Pengujian
perangkat lunak ini menggunakan
metode pengujian black box.
Pengujian
black box
adalah
pengujian
aspek
fundamental
sistem
tanpa
memperhatikan
struktur logika internal perangkat

lunak. Metode ini digunakan untuk
mengetahui apakah perangkat
lunak berfungsi dengan benar.
Pengujian black box merupakan
metode perancangan data uji yang
didasarkan
pada
sepesifikasi
perangkat lunak yang dibuat.
LXXVII. Pengujian

aplikasi
Sistem
Informasi
Geografis Gereja GKPB Di
Wilayah Kabupaten Badung Dan
Kota Denpasar Berbasis Web
berikut menggunakan data uji
berupa
pengolahan
data,
pengolahan
proses
dan
pengolahan
laporan
serta
informasi kelengkapannya.
LXXVIII.
LXXVIII.1 Pembahasan
LXXIX.
LXXX. KESIMPULAN
LXXXI.
5.1 Simpulan
LXXXII. Simpulan
yang
dapat diambil adalah sebagai
berikut :
1. Data yang diperoleh dari kantor Sinode
GKPB berupa berkas informasi gereja
GKPB Badung dan Kota Denpasar,
dapat dipilah dan diolah menggunakan
aplikasi database MySql versi 5.5.27
untuk
mendapatkan
data
spasial
maupun non spasial, sebagai database
dari sistem informasi geografis yang
dibangun.
2. Sistem Informasi yang dibangun, dapat
memberikan informasi kepada user
mengenai gereja GKPB di wilayah
Kabupaten Badung dan Kota Denpasar
sesuai dengan kata kunci yang dipakai
untuk memperoleh informasi. Informasi
yang ditampilkan antara lain berupa
visual tata letak lokasi geografis yang
ditunjukkan pada peta, dan data profil
singkat gereja GKPB. Seluruh informasi
yang diterima oleh user, ditampilkan
oleh sistem berdasarkan data yang
tersimpan pada database sistem.
3. Sistem
Informasi
yang
dibangun
berdasarkan data yang telah diperoleh,
memiliki beberapa fasilitas yang dapat
memberikan informasi kepada user
mengenai gereja GKPB, yaitu

I Gede Agus Setya Antariksa

a. Menampilkan
informasi
lokasi
geografis gereja pada peta dan
informasi profil singkat gereja.
b. Menampilkan rute jalan pada peta,
dari posisi user berada menuju
GKPB.
c. Menampilkan gereja yang berada
pada radius tertentu, dari posisi user.
d. Mengelompokkan
gereja
berdasarkan wilayah persebarannya.
e. Menampilkan grafik pertumbuhan
gereja GKPB, berdasarkan wilayah
persebarannya dan pertumbuhan
gereja.
f. Menampilkan laporan gereja dan
pendeta, yang disajikan dalam format
PDF.
LXXXIII.
5.2 Saran
LXXXIV.
Penulis
berharap agar sistem informasi
geografis gereja GKPB di wilayah
Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar berbasis web ini dapat
disempurnakan dan dikembangkan
lebih
jauh,
sehingga
dapat
diterapkan
di
lapangan
dan
memiliki nilai yang lebih tinggi,
serta dapat bermanfaat bagi pihak
lain. Adapun saran yang dapat
diberikan
dalam
upaya
penyempurnaan
dan
pengembangan
sistem
adalah
sebagai berikut :
a. Diharapkan
validasi
saat
user
administrator melakukan login dapat
ditingkatkan keamanannya, sehingga
otoritas administrator dapat terjamin dan
data yang ditangani tidak dapat dengan
mudah diakses oleh pihak yang tidak
memiliki kewenangan.
b. Untuk
pengembangan
selanjutnya
diharapkan sistem disempurnakan, agar
penanganan kolom berita pada masingmasing gereja GKPB dapat ditangani
oleh gereja itu sendiri, tanpa harus
melalui administrator sinode GKPB
untuk efiensi waktu dan kinerja.

LXXXV.