Chapter II Peramalan Jumlah Angkatan Kerja Di Kota Binjai Pada Tahun 20142017

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Angkatan Kerja
Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu negara/masyarakat dapat
dijabarkan jika diketahui mengenai komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan
kerjanya, komposisi jenis pekerjaan dan fakta–fakta lain mengenai angkatan kerja.
Misalnya: apakah para penduduk muda (young population) berusia terlalu muda
untuk memasuki angkatan kerja, hingga belum bisa mendapatkan pendidikan yang
relatif cukup tinggi. Kemudian berapa banyak penduduk tua (old population)
dipaksa untuk tetap tinggal dalam angkatan kerja setelah usia pensiun.
Tenaga kerja (man power ) adalah penduduk dalam usia kerja. Dalam
literatur biasanya adalah seluruh penduduk berusia 15–64 tahun. Tetapi kebiasaan
yang dipakai di Indonesia adalah seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (hasil
sensus penduduk 1971 dan 1980). Jadi, tenaga kerja (man power ) adalah seluruh
penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat
memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan
patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil Sensus Penduduk
1971, 1980 dan1990). Namun sejak penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan
internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.

Angkatan kerja (labour force) secara demografi angkatan kerja bergantung
dari tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang
menjadi angkatan kerja. Jadi, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yang
memproduksi barang dan jasa. Kelompok angkatan kerja terdiri dari dua golongan
yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Angkatan Kerja yang Bekerja
a. Kelompok yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan
suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau
keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua hari.
b. Kelompok

yang

selama

seminggu


sebelum

pencacahan

tidak

melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi termasuk
pekerja tetap, petani-petani dan orang-orang yang bekerja dalam
keahlian.

2. Angkatan Kerja yang Mencari Pekerjaan
a. Kelompok yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha
mencari/mendapatkan pekerjaan.
b. Kelompok yang bekerja pada saat pencacahan sedang menganggur dan
berusaha mendapatkan pekerjaan.
c. Kelompok yang dibebastugaskan dana sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan.
Bukan angkatan kerja (not in the labour force) adalah bagian dari tenaga
kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Jadi, mereka bagian dari

tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau tidak berusaha untuk terlibat
dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa. Kelompok bukan
angkatan kerja terdiri dari yaitu:
1. Sekolah bagi kelompok orang yang kegiatannya hanya bersekolah.
2. Mengurus rumah tangga adalah untuk yang kegiatannya hanya mengurus
rumah tangga mendapat upah.
3. Penerimaan pendapatan adalah untuk yang tidak melakukan suatu kegiatan
tetapi memperoleh penghasilan, misalnya pensiun, bunga simpanan, hasil
persewaan dan sebagainya.
4. Lainnya adalah yang hidupnya tergantung pada orang lain karena usia
lanjut, lumpuh, dungu, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

2.1.1 Jenis Pekerjaan
Urutan jenis pekerjaan diurutkan pada tingkat produktifitas kerja, mulai dari yang
paling produktif sampai dengan yang tidak produktif. Selain itu, jenis pekerjaan
seringkali dihubungkan dengan tingkat pendidikan, keterampilan dan jumlah jam
kerja untuk mengetahui dimana ada setengah pengangguran dan tempat tinggal
maupun mobilitas pekerjaan dengan menghubungkan jenis pekerjaan pada tahuntahun sebelumnya. Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang atau

pernah dilakukan oleh orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja.
Jenis pekerjaan ini dibagikan dalam delapan golongan yaitu:
1. Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain.
2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.
3. Tenaga administrasi, tenaga tata usaha dan tenaga yang berhubungan
dengan itu.
4. Tenaga penjualan.
5. Tenaga usaha.
6. Tenaga usaha pertanian.
7. Tenaga produksi dan sejenisnya, dan operator alat-alat pengangkutan.

2.1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Angka TPAK dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang
bekerja atau mencari pekerjaan. Bila angka TPAK kecil maka dapat di katakan
bahwa penduduk usia kerja baik yang sedang sekolah maupun mengurus rumah
tangga dan lainnya. Dengan demikian angka TPAK di pengaruhi oleh faktor sosial
ekonomi maupun faktor demografis. Beberapa faktor demografis yang dianggap
penting pengaruhnya terhadap TPAK adalah jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan dan status perkawinan.


Universitas Sumatera Utara

Masalah yang lebih sering dihadapi adalah setengah menganggur atau
pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut:
1. Setengah menganggur adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time)
di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek
dari biasanya.
2. Pengangguran tidak kentara di dalam angkatan kerja dikategorikan dalam
kegiatan bekerja, tetapi sebenarnya disebut pengangguran jika dilihat dari
segi produktifitasnya.
3. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat
pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain, dan
akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai
penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.

2.1.3

Status Kedudukan dalam Pekerjaan dari Angakatan Kerja

Klasifikasi status pekerjaan tahun 1971 tidak mengalami perubahan hingga tahun

2000 dan tampaknya untuk periode seterusnya dibandingkan dengan klasifikasi
lapangan usaha maupun jenis pekerjaan yang selalu mengalami penyesuaian.
Dengan

demikian

analisis

perubahan

atau

status

pekerjaan

maupun

pertumbuhannya mudah dilakukan. Status/kedudukan dalam pekerjaan dari
angkatan kerja dibagi empat golongan yaitu:

1. Pengusaha tanpa buruh adalah pengusaha yang melakukan kegiatan
usaha/pekerjaan atas risiko/tanggungan sendiri tidak memakai buruh yang
dibayar atau hanya anggota rumah tangga dengan membayar upah.
2. Pengusaha pakai buruh adalah seseorang yang dalam usahanya dibantu
oleh salah satu atau beberapa buruh yang dibayar.

Universitas Sumatera Utara

3. Buruh/pekerja adalah pekerja yang bekerja dengan menerima upah atau
gaji baik berupa uang maupun barang.Pekerja keluarga adalah anggota
rumah tangga yang membantu usaha yang dilakukan oleh salah seorang
anggota rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.

2.1.4

Lapangan Pekerjaan

Menurut Chris Manning (1983) analisis data mengenai kegiatan ekonomi
penduduk umumnya menitikberatkan pada alokasi angkatan kerja yang bekerja
menurut sektor, trend perpindahan dan penyebab perpindahan tersebut serta

implikasinya. Lapangan pekerjaan/usaha adalah kegiatan dari usaha/perusahaan
/instansi

dimana

seseorang

bekerja

atau

pernah

bekerja.

Lapangan

pekerjaan/usaha ini dibagi dalam sepuluh golongan yaitu:
1. Pertanian, perburuan, kehutanan, dan perikanan.
2. Pertambangan dan penggalian.

3. Industri pengolahan.
4. Listrik, gas dan air.
5. Bangunan.
6. Perdagangan, rumah makan dan hotel.
7. Angkutan, penyimpanan, dan komunikasi.
8. Keuangan, asuransi dan perdagangan tak bergerak.
9. Jasa–jasa kemasyarakatan, sosial dan pribadi.
10. Kegiatan yang tidak/belum jelas.

2.2 Pengertian Analisis Deret Berkala
Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan
perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
jumlah penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah kejahatan, dsb). Serangkaian nilainilai variabel yang disusun berdasarkan waktu. Serangkaian data yang terdiri dari
variabel Yi yang merupakan serangkaian hasil observasi dan fungsi dari variabel

Universitas Sumatera Utara

Xi yang merupakan variabel waktu yang bergerak secara seragam dan ke arah
yang sama, dari waktu yang lampau ke waktu yang mendatang.


2.2.1 Komponen Deret Berkala
Empat Komponen Deret Berkala:
1. Trend Sekuler, yaitu gerakan yang berjangka panjang, lamban seolah-olah
alun ombak dan berkecenderungan menuju ke satu arah, arah menaik atau
menurun.
2. Variasi Musim, yaitu ayunan sekitar trend yang bersifat musiman serta
kurang lebih teratur.
3. Variasi Sikli, yaitu ayunan trend yang berjangka lebih panjang dan agak
lebih tidak teratur.
4. Variasi Random/Residu, yaitu gerakan yang tidak teratur sama sekali.

2.2.2 Pengolahan Data Analisis Deret Berkala
Data kuantitatif deret berkala merupakan bahan analisis trend sekuler, variasi
musim (seasonal), dan variasi siklikal. Pada hakekatnya, pengolahan dan
penyesuaian data harus dilakukan sebelum data tersebut digunakan untuk tujuan
analisis. Berkaitan dengan hal tersebut, pengguna data harus memperhatikan
beberapa permasalahan:
1. Variasi Penanggalan
Pada umumnya, setahun dianggap memiliki 365 hari. Meskipun satu tahun
terdiri dari 12 bulan, setiap bulan dapat memiliki jumlah hari yang berbeda

yang bervariasi antara 28 sampai dengan 31 hari. Sebelum data time series
digunakan untuk tujuan analisis, pengguna data wajib mengadakan
penyesuaian terhadap jumlah hari dalam bulan atau jumlah hari kerja

Universitas Sumatera Utara

dalam bulan. Data tentang konsumsi, penjualan, dan sebagainya umumnya
disesuaikan atas dasar jumlah hari dalam satu bulan.
Penyesuaian tersebut dapat dilakukan dengan cara membagi angka
konsumsi bulanan atau angka penjualan bulanan dengan jumlah hari dalam
satu bulan yang bersangkutan agar diperoleh angka konsumsi atau
penjualan per hari. Sebaliknya, jika kita ingin angka-angka konsumsi
bulanan tersebut tidak berubah, maka angka konsumsi harian yang
diperoleh harus dikalikan dengan jumlah hari rata-rata perbulan sebanyak
365/12 = 30,4167 hari.
2. Perubahan Harga
Dalam banyak kasus, data deret berkala terdiri dari angka-angka nilai
produksi. Jika menggunakan deret berkala untuk menganalisis perubahan
fisik yang bebas dari pengaruh fluktuasi harga, data kuantitatif tersebut
harus dideflasikan dengan indeks harga yang sesuai sebelum dapat
digunakan untuk tujuan analisis. Deret berkala tentang penjualan,
pendapatan, ongkos bahan mentah dan sebagainya, harus dideflasikan agar
fluktuasinya bebas dari perubahan harga-harganya. Proses deflasi penting
sekali

mengingat

angka-angka

nilai

produksi

yang

meningkat

kemungkinan disebabkan oleh kenaikan harga, sedangkan jumlah fisiknya
mungkin saja konstan bahkan menurun.
3. Perubahan Penduduk
Ada kalanya, ingin mengetahui fluktuasi produksi per kapita atau
konsumsi per kapita. Dalam hal demikian, angka-angka produksi atau
konsumsi harus dibagi dengan jumlah penduduk. Angka per kapita
sedemikian itu sebenarnya telah memasukkan unsur perubahan penduduk
didalamnya. Perhitungan per kapita tersebut penting sekali karena
produksi bisa saja menunjukkan gerakan meningkat, tetapi perkapitanya
menurun jika kenaikan jumlah penduduk lebih cepat di banding kenaikan
produksinya.
4. Perbandingan Data

Universitas Sumatera Utara

Semua data deret berkala yang digunakan sebagai dasar analisis,
seharusnya betul-betul sebanding. Jika sumber data berbeda, maka perlu
dilakukan penelitian terhadap perumusan istilah-istilah oleh beberapa
sumber yang berbeda. Perumusan yang berbeda tentang suatu istilah yang
sama oleh beberapa sumber, perlu disesuaikan sebelum data tersebut
digunakan. Sebagai contoh, terdapat dua sumber yang berbeda dimana
keduanya merumuskan suatu istilah yang sama yaitu produksi “sikat”.
Sumber yang pertama merumuskan istilah sikat sebagai gabungan
perusahaan atau industri yang memproduksi sikat gigi, sikat lantai, dan
sebagainya. Sedangkan sumber yang kedua merumuskan istilah sikat
sebagai gabungan dari perusahaan atau industri sikat gigi saja.
Berdasarkan model klasik, nilai deret berkala atau time series (Y)
merupakan gabungan perkalian dari nilai-nilai komponennya, dan dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut:
Y=TxCxSxI
Jadi suatu data runtut waktu merupakan hasil kali dari 4 komponen yaitu
“trend (T), cyclus (C), seasonal (S) dan irregular (I)”.

2.2.3 Trend Sekuler
Perkembangan suatu kejadian, gejala atau variabel yang mengikuti “gerakan trend
sekuler” dapat disajikan dalam bentuk:
1. Persamaan trend, baik persamaan linier maupun persamaan nonlinier.
2. Gambar/grafik yang dikenal dengan garis/kurva trend, baik garis lurus
maupun lengkung.
2.2.4 Trend Linier
Penentuan persamaan dan garis “trend linier” dapat dilakukan dengan metodemetode berikut:
1. Metoda tangan bebas (freehand method).

Universitas Sumatera Utara

2. Metoda setengah rata-rata (semi average method).
3. Metoda matematis.
4. Metoda kuadrat terkecil (least square method).

2.3 Metode Semi Average
Metode trend setengah rata-rata menentukan bahwa untuk mengetahui fungsi Y =
a + bx , semua data historis dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah anggota
masing-masing sama.
1. Metode Setengah Rata-rata dengan data historis dalam jumlah genap.
2. Metode Setengah Rata-rata dengan data historis dalam jumlah ganjil.
Persamaan trend yang diperoleh dengan menggunakan metode ini, selain
dapat digunakan untuk mengetahui kecenderungan nilai suatu variabel dari waktu
ke waktu, juga dapat digunakan untuk meramal nilai suatu variabel tersebut pada
suatu waktu tertentu. Persamaannya adalah sebagai berikut:
=

+

Keterangan:
Y = data berkala (time series)/taksiran nilai trend.
= nilai trend pada tahun dasar.
b = rata-rata pertumbuhan nilai trend tiap tahun.
X = variabel waktu (hari, minggu, bulan atau tahun).
=

+

Keterangan:
Y

= data berkala (time series)/taksiran nilai trend.
= rata-rata kelompok x.

KR = perubahan nilai variabel setiap tahun/kenaikan rata -rata.

Universitas Sumatera Utara

Keterangan:
KR = perubahan nilai variabel setiap tahun.
1 = rata-rata kelompok pertama.
2 = rata-rata kelompok kedua.
n

= periode tahun antara tahun A.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52