Akad pada Asuransi dan Reasuransi Syaria

16/5/2017

Dr. H. Purwosusilo, S.H., M.H.
(Hakim Agung MA-RI)





Sertifikasi Hakim Ekonomi Syariah
Balitbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mei 2017

PENGERTIAN AKAD
SUMBER

PENGERTIAN AKAD

Fiqh

Pertalian atau keterikatan antara ijab dan qabul sesuai

dengan kehendak syari’ah (Allah dan Rasulnya) yang
menimbulkan akibat hukum pada obyek akad

Fatwa DSN-MUI

1. Pertalian (pernyataan melakukan ikatan) dan qabul
(pernyataan menerima ikatan) yang dibuat antara dua
pihak atau lebih, sesuai prinsip syariah (Fatwa 88)
2. Transaksi atau perjanjian syar’i yang menimbulkan hak
dan kewajiban serta merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Line Facility (Fatwa 45)

KHES

Kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau
lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan
hukum tertentu (Pasal 20 angka 1 )

UU No, 21/2008 tt
Perbankan Syariah


Kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak
lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masingmasing pihak sesuai dengan Prinsip Syariah. (Pasal 1 , angka
13)
2

1

16/5/2017

PENGERTIAN
ASURANSI & ASURANSI SYARIAH
Asuransi (Konvensional)
Perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi
oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang
polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul,
kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau

pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada
meninggalnya peserta atau pembayaran yang didasarkan
pada hidupnya peserta dengan manfaat yang besarnya
telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana.

PENGERTIAN
ASURANSI SYARIAH
Asuransi Syariah
Kumpulan perjanjian, yang terdiri atas perjanjian antara
perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis dan perjanjian
di antara para pemegang polis, dalam rangka pengelolaan
kontribusi berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan
melindungi dengan cara:
a. memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang
polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul,
kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau pemegang

polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
b. memberikan
pembayaran
yang
didasarkan
pada
meninggalnya peserta atau pembayaran yang didasarkan
pada hidupnya peserta dengan manfaat yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

2

16/5/2017

AKAD ANTARA SESAMA PESERTA ASURANSI
Pengalihan Resiko

(Transfered Sharing)

Hibah

AKAD
TABARRU’
(HIBAH)

Hibah

Kumpulan Dana

Tabarru’ (Hibah)

Hibah

Hibah

PESERTA ASURANSI

MUSIBAH/KECELAKAAN
(PERILS)
5


KARAKTERISTIK AKAD ANTARA SESAMA PESERTA ASURANSI

6

3

16/5/2017

AKAD ANTARA PESERTA DENGAN PERUSAHAAN ASURANSI
OPERATOR
(PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH)

Hibah

Administrator
(1) AKAD TIJARAH

 (2) Wakalah bil Ujrah, untuk mengelola operasional usaha asuransi, seperti:
kegiatan administrasi, pengelolaan dana, pembayaran klaim, underwriting,
pengelolaan portofolio risiko, dan pemasaran.

 Wakalah bil Ujrah / (3) Mudharabah / (4) Mudharabah Musytarakah, untuk
menginvestasikan dana-dana investasi Peserta Asuransi.
 (4) Qarh, bila terjadi defisit underwriting.

Manager Investasi
untuk Kumpulan
Dana Tabarru’

7

KARAKTERISTIK AKAD ANTARA PESERTA DGN PERUSAHAAN ASURANSI

8

4

16/5/2017

JENIS AKAD DALAM ASURANSI SYARIAH


9

PERBEDAAN ANTARA ASURANSI SYARIAH DENGAN
ASURANSI KOVENSIONAL

10

5

16/5/2017

PERBEDAAN ANTARA ASURANSI SYARIAH DENGAN
ASURANSI KOVENSIONAL

Lanjutan …..

11

PERBEDAAN ANTARA ASURANSI SYARIAH DENGAN
ASURANSI KOVENSIONAL


Lanjutan …..

12

6

16/5/2017

Lanjutan …..

PERBEDAAN ANTARA ASURANSI SYARIAH DENGAN
ASURANSI KOVENSIONAL

13

Polis adalah akad antara perusahaan asuransi syariah dengan
pemegang polis (peserta) beserta lampiran-lampirannya yang
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan memuat hak
dan kewajiban antara perusahaan asuransi syariah,

pemegang polis dan antar peserta.
Polis harus memuat :
- Penggunaan jenis akad
- Manfaat yang diperjanjikan
- Ujroh
- Hak dan kewajiban perusahaan asuransi
- Hak dan kewajiban peserta
- Penggunaan surplus underwriting
- Klausula penyelesaian perselisihan
- dll.

7

16/5/2017

a.
b.
c.
d.
e.

f.
g.
h.

Saat berlakunya,
Uraian manfaat yang diperjanjikan,
Cara pembayaran premi,
Tenggang waktu (grace period) pembayaran premi,
Kurs yang digunakan untuk polis asuransi dengan mata uang asing
apabila pembayaran premi dan manfaat dikaitkan dengan mata
uang rupiah,
Waktu yang diakui sebagai saat diterimanya pembayaran premi,
Kebijakan perusahaan yang ditetapkan apabila pembayaran premi
dilakukan melewati tenggang waktu yang disepakati,
Periode dimana pihak perusahaan tidak dapat meninjau ulang
keabsahan kontrak asuransi (incontestable period);

15

i.

Tabel nilai tunai, bagi polis asuransi jiwa yang mengandung nilai
tunai;
j. Perhitungan dividen polis atau yang sejenis, bagi polis asuransi jiwa
yang menjanjikan dividen polis atau yang sejenis;
k. Penghentian pertanggungan, baik dari pihak penanggung maupun
dari pihak pemegang polis, termasuk syarat dan penyebabnya;
l. Syarat dan tata cara pengajuan klaim, termasuk bukti pendukung
yang diperlukan dalam mengajukan klaim;
m. Pemilihan tempat penyelesaian perselisihan;
n. Bahasa yang dijadikan acuan dalam hal terjadi sengketa atau beda
pendapat, untuk polis asuransi yang dicetak dalam 2 (dua) bahasa
atau lebih.
16

8

16/5/2017

Akad wakalah bil ujrah,
mudharabah, atau mudharabah
musytarakah wajib memuat:

Akad tabarru’ wajib memuat:
• Kesepakatan para peserta untuk
tolong menolong.
• Hak dan kewajiban peserta.
• Cara dan waktu pembayaran
kontribusi dan manfaat asuransi.
• Ketentuan mengenai boleh atau
tidaknya kontribusi dikembalikan
kepada peserta jika terjadi
pembatalan polis.
• Ketentuan mengenai penggunaan
surplus underwriting.

• Obyek yang dikuasakan.
• Hak dan kewajiban peserta.
• Hak dan kewajiban perusahaan.
• Besaran, cara, dan waktu
pembayaran ujrah atau bagi hasil.

17

PENGELOLAAN DANA ASURANSI SYARIAH
Peserta

Manfaat Asuransi

Jika Dana
Tabarru’
Defisit

Kontribusi
Reasuransi

Hasil Investasi
DANA TABARRU’

Qardh
Bagi Hasil
Surplus

Penyisihan Teknis
Surplus
Underwriting

Ujrah

Bagi Hasil
Investasi

Jika akad mudharabah

Iuran Tabarru’

Khusus untuk produk
dgn manfaat investasi

Jika akad mudharabah

Jika ada, tergantung polis

Kontribusi

Investasi
Peserta
Hasil
Investasi
Manfaat /
Penarikan
Investasi

Komisi agen &
biaya operasional
DANA PERUSAHAN

DANA INVESTASI PESERTA

9

16/5/2017

Produk berdasarkan Pemegang Polis :
1. Produk Individu
Pemegang Polis adalah perorangan
2. Produk kumpulan
Pemegang polis adalah badan/perusahaan yang
mengasuransikan anggota/karyawannya

Produk berdasarkan Manfaat Asuransi yang diterima peserta:
1. Manfaat diterima jika peserta mengalami musibah
Sering juga disebut produk asuransi murni (Pure Insurance)
karena tidak mempunyai nilai tunai.
Terdiri dari :
- Asuransi Kematian berjangka (Term Insurance)
- Asuransi Kesehatan
(Cash plan/santunan harian atau indemnity/penggantian
biaya)
- Asuransi kecelakaan
- Asuransi penyakit kritis

10

16/5/2017

2. Manfaat diterima jika peserta hidup saat polis jatuh
tempo/berakhir (manfaat dana investasi/dana tabungan)
Terdiri dari :
- Produk saving tradisional (non unit link)
Pengelolaan dana dilakukan oleh Perusahaan Asuransi
Syariah dan mengikuti instrument investasi yang
ditentukan oleh perusahaan.
- Produk unit link
Pengelolaan dana dilakukan oleh Perusahaan Asuransi
Syariah, peserta dapat memilih penempatan dana
investasi yang disediakan Perusahaan.

3. Produk dengan manfaat anuitas
- Produk anuitas dengan jangka waktu tertentu
Manfaat berkala yang diterima peserta dalam jangka
waktu tertentu baik peserta hidup ataupun meninggal
dunia.
- Produk anuitas hidup berjangka
Manfaat berkala yang diterima peserta dalam jangka
waktu tertentu jika peserta hidup
- Produk anuitas hidup seumur hidup
Pembayaran anuitas berhenti jika peserta meninggal
dunia

11

16/5/2017

A. Produk Asuransi tanpa Unsur Tabungan (Asuransi Murni)
Kontribusi dibagi menjadi :
1. Ujrah
2. Dana Tabarru’
Akad yang digunakan :
1. Akad wakalah bi ujrah
Akad antara peserta secara Individu atau kumpulan dengan pengelola
dengan tujuan komersial yang memberikan kuasa kepada pengelola dalam
hal ini perusahaan asuransi syariah dengan imbalan berupa ujrah/fee/biaya
2. Akad Tabarru’
Akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari peserta kepada dana
tabarru’ untuk tujuan tolong menolong di antara para peserta yang tidak
bersifat dan bukan untuk tujuan komersia/
3. Akad dalam pengelolaan dana tabarru peserta :
- Mudharabah
- Mudharabah Musytarakah
- Wakalah bil ujroh

l

B. Produk Asuransi dengan Unsur Tabungan (Asuransi Murni)
Kontribusi dibagi menjadi :
1. Ujrah
2. Dana Tabarru’
3. Dana Investasi/tabungan peserta
Akad yang digunakan :
1. Akad wakalah bi ujroh
2. Akad Tabarru’ (hibah)
3. Akad dalam pengelolaan dana investasi/tabungan dan
dana tabarru’ peserta :
- Mudharabah
- Mudharabah Musytarakah
- Wakalah bil ujroh

12

16/5/2017

C. Produk Anuitas Syariah
Kontribusi dibagi menjadi :
1. Ujroh
2. Dana Tanahud
Akad yang digunakan :
1. Akad wakalah bi ujrah
2. Akad Tanahud’
Akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari peserta
kepada dana Tanahud yang digunakan untuk embayarkan
anuitas kepada anuitan
3. Akad dalam pengelolaan dana tanahud peserta :
- Mudharabah
- Mudharabah Musytarakah
- Wakalah bil ujroh

A. Produk Asuransi Umum untuk Individu/Retail
1.
2.
3.
4.

Asuransi Kendaraan Bermotor
Asuransi Kecelakaan diri
Asuransi Kebakaran
Asuransi Kesehatan

B. Produk Asuransi Umum untuk Perusahaan/Corporate
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Asuransi Kendaraan Bermotor
Asuransi Kecelakaan diri
Asuransi Kebakaran
Asuransi Kesehatan
Asuransi Alat Berat
Asuransi Pengangkutan
Asuransi Rekayasa
Asuransi Tanggung Gugat
Asuransi Uang (Money Insurance)  saat ini terbatas pada Gold

13

16/5/2017

Kontribusi dibagi menjadi :
1. Ujrah
2. Dana Tabarru’
Akad yang digunakan :
1. Akad wakalah bi ujrah
Akad antara peserta secara Individu atau kumpulan dengan Pengelola
dengan tujuan komersial yang memberikan kuasa kepada pengelola
dalam hal ini Perusahaan Asuransi Syariah dengan imbalan berupa
ujrah/biaya.
2. Akad Tabarru’
Akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari peserta kepada dana
Tabarru’ untuk tujuan tolong menolong diantara para peserta yang
tidak bersifat dan bukan untuk tujuan komersia
3. Akad dalam pengelolaan dana tabarru peserta :
- Mudharabah
- Mudharabah Musytarakah
- Wakalah bil ujrah

Jika dana Tabarru’ surplus, maka dana tabarru’ tsb harus
dipergunakan untuk :
1. Seluruhnya ditambahkan kedalam dana Tabarru’
2. Sebagian ditambahkan kedalam dana Tabarru’ dan sebagian
lagi kepada peserta
3. Sebagian ditambahkan kedalam dana Tabarru’, sebagian
dibagikan kepada peserta dan sebagian dibagikan kepada
dana Perusahaan
Jika dana Tabarru’ Defisit :
Perusahaan Asuransi wajib menanggulangi deficit dalam bentuk
Qardh

14

16/5/2017

Pengertian Reasuransi (Konvensional)
(Pasal 1 angka 7 UU No. 40/2014)

Usaha
jasa
pertanggungan
ulang
terhadap risiko yang dihadapi oleh
perusahaan
asuransi,
perusahaan
penjaminan, atau perusahaan reasuransi
lainnya.

29

Pengertian Reasuransi Syariah
(Pasal 1 ayat 10 UU No. 40/2014)

Usaha reasuransi syariah adalah usaha
pengelolaan risiko berdasarkan prinsip syariah
atas risiko yang dihadapi oleh perusahaan
asuransi syariah, perusahaan penjaminan
syariah, atau perusahaan reasuransi syariah
lainnya.

30

15

16/5/2017

Akad Para Reasuransi Syariah
Bagi Hasil

Keuntungan
bagi hasil

Jasa pengeloaan dana
investasi

Perusahaan
Asuransi

Akad Tijari
(mudharabah musytarakah)

Perusahaan
Reasuransi
Pengelolaan
Dana Tabarru’

31

Hubungan antara Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi
Syariah dapat digambarkan dalam pengelolaan dana tabarru tsb .
Peserta (Risk Sharing)
Insurance

Delegasi Pengelolaan tabarru kpd Reasuransi
(Mewakili Peserta Asuransi)
Delegasi Pengelolaan risiko
kepada Perusahaan Reasuransi
(mewakili Perusahaan Asuransi)




Produk Reasuransi Jiwa Syariah adalah produk-produk Asuransi Jiwa
Syariah tanpa unsur tabungan
Produk Reasuransi Umum Syariah adalah sama dengan produk-produk
Asuransi Umum Syariah

16

16/5/2017

Reasuransi

Fakultatif (Dinamis)
Proporsional

Non Proporsional

Treaty (Pasti)
Proporsional Non Proporsional

Pada Perusahaan Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah, dana
Tabarru’ hanya dapat digunakan untuk:
1. Pembayaran santunan kepada peserta yang mengalami musibah
atau pihak lain yang berhak
2. Pembayaran Reasuransi/Retrocesi
3. Pembayaran kembali qardh ke Perusahaan
4. Pengembalian dana tabarru’ kepada peserta, dalam hal:
- Pembatalan Polis dalam tenggang waktu yang diperkenankan
- Penghentian polis oleh Peserta sebelum masa asuransi
berakhir
- Penghentian polis oleh Perusahaan sebelum masa asuransi
berakhir
- Pembayaran kontribusi dana Tabarru’ lebih besar dari
seharusnya.

17

16/5/2017

Aspek Penyelesaian Sengketa Asuransi Syariah dan
Reasuransi Syariah

35

Bentuk Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian
Sengketa

Non Litigasi

BMAI

Litigasi

Basyarnas

Pengadilan
Agama

36

18

16/5/2017

Tahapan/Ruang
Lingkup Pemeriksaan

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi
1

Kompetensi

2

Periksa akad (polish
asuransi syariah)

3

Pelaksanaan akad

4

Penyebab sengketa

5

Upaya perbaikan

6

Tuntutan ganti rugi

7

Sanksi

37

1

Tahapan Pemeriksaan

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi

Absolut

Kompetensi

Jenis perkara (Ps. 49
(i))
Klausula penyelesaian
sengketa dalam akad
Tempat tinggal
tergugat

Relatif

Tempat objek
sengketa

Litigasi

PA
Basyarnas

Non Litigasi

BMAI

Kombinasi
(litigasi/nonlitgasi)

APS/ADR lainnya

Pilihan (opsi dalam
akad)

Bila ada
eksepsi

Kewenangan

Yang harus dicermati

 Cara Menanggapi eksepsi
 Mempertimbangkan
 Merumuskan amar putusan

Diluar
kewenangan

19

16/5/2017

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi
Diskualifikasi inperson
Legal standing

Gamis aanheding heid
Plurium litis consortium

2.1

Tahapan Pemeriksaan

Orang
Subjek akad
Periksa akad
(polish asuransi
syariah)

Badan usaha

Bentuk

Pernyataan
kehendak

Pesekutuan

Objek akad

Langsung

Tujuan akad

Prinsipal
Kuasa hukum

Kepentingan
Tidak langsung

Ahli waris
Wali
Pengampu

2.2

Tahapan Pemeriksaan

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi

Periksa akad (polish
asuransi syariah):

Subjek akad

Taradhain (kerelaan
kedua belah pihak)

Pernyataan
kehendak

Pembacaan dan
penandatanganan

Objek akad

Kedudukan pihak
setara/seimbang

Tujuan akad

20

16/5/2017

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi
Kedudukan akad
Asuransi

Pokok
Accessoire
Kerugian
Kerusakan

Objek akad

Penggantian aset

2.3

Biaya yang timbul
Kehilangan aset/keuntungan
Tanggung jawab hukum kpd pihak ketiga

Jenis asuransi
Jiwa
Kesehatan

Ruang lingkup
Asuransi

Pembayaran

Beasiswa

Individu

Haji

Grup/Kelompok

Jabatan

2.4

Tahapan Pemeriksaan

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi
Subjek akad

Periksa akad (polish
asuransi syariah):

Pernyataan kehendak
Objek akad
Penggantian
Tujuan akad
Pembayaran

21

16/5/2017

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi

Mulai akad
Berakhir akad
Waktu
Pelaksanaan akad

Pelaksanaan Efektif

Pelaksanaan tidak
efektif /macet

Prosentase prestasi yang
terlaksana
Waktu

Wanprestasi

Penyebab

PMH

Kerugian yang
timbul

Overmacht

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi
Tidak melakukan apa yang
diperjanjikan

4

Tahapan Pemeriksaan

3

Tahapan Pemeriksaan

Waktu

Melakukan, tapi tidak sesuai
Wanprestasi
Melakukan, tapi terlambat
Penyebab sengketa

Melakukan yang dilarang

Perbuatan Melawan
Hukum (PMH)

Melanggar UU/peraturan yang
berlaku
Menimbulkan kerugian langsung

22

16/5/2017

5

Tahapan Pemeriksaan

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi

Rescheaduling
Restrukturisasi
Langkah perbaikan
Pengalihan hutang
Somasi

6

Tahapan Pemeriksaan

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi

Tuntutan ganti
rugi

Materil
inmateriil

23

16/5/2017

7

Tahapan Pemeriksaan

Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi
Pembatalan akad
Ganti rugi
Sanksi

Denda
Peralihan resiko
Bayar biaya perkara

Contoh Kasus
1. Peserta dibagi kepada empat kelompok (masingmasing 10 orang);
2. Setiap kelompok menunjuk ketua dan sekteraris;
3. Setiap kelompok membahas satu kasus,
mendiskusikan, dan merumuskan pertimbangan
hukum dan amar putusannya;
4. Setiap mempresentasikan hasil diskusi kelompok
yang diwakili oleh salah seorang peserta sesuai
kesepakatan kelompok;
5. Setiap kelompok berhak menanggapi presentasi
kelompok lain;
6. Hasil kerja kelompok harus diserahkan kepada
panitia setelah diperbaiki dalam bentuk hardcopy
dan softcopy.

24

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24