Observasi Diagnostik Kesulitan Belajar d

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses belajar, setiap peserta didik memiliki hak untuk mendapatkan
hasil belajar yang baik. Namun pada kenyataannya, peserta didik kerap kali
mengalami kendala dalam pembelajarannya. Dimana guru akan memberikan
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dan biasanya melakukan
penyamarataan pembelajaran yang diberikan kepada setiap anak, namun kita tidak
tahu bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda, ada peserta didik
yang memiliki kemampuan lebih dan juga peserta didik dengan kemampuan yang
kurang. Sehingga dengan adanya penyamarataan pembelajaran yang dilakukan
guru akan mengakibatkan adanya kesulitan belajar peserta didik-peserta didik
yang berkemampuan lebih dan berkemampuan kurang.
Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik tentunya harus segera
diketahui oleh guru, sehingga guru bisa melaksanakan diagnosis belajar.
Diagnostik kesulitan belajar adalah suatu proses upaya untuk memahami jenis dan
karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun
dan mempergunakan berbagai data atau informasi selengkap dan seobjektif
mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan
serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya.

Berkaitan dengan diagnostik kesulitan belajar penulis melakukan observasi
mengenai diagnostik kesulitan belajar dan remedial kesulitan belajar kepada Guru
IPS dan peserta didik di SMP Negeri 46 Bandung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum, Silabus dan Standar Kelulusan
bagi tingkat SMP khususnya dalam pelajaran IPS?
2. Bagaimanakah konsep diagnostik kesulitan belajar dan remedial kesulitan
belajar?

1

2

3. Bagaimana peran aktif guru IPS SMP Negeri 46 Bandung dalam
diagnostik kesulitan belajar dan remedial kesulitan belajar?
4. Bagaimana pendapat murid SMP Negeri 46 Bandung mengenai kesulitan
belajar yang dialaminya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Kurikulum, Silabus dan Standar

Kelulusan bagi tingkat SMP khususnya peajaran IPS
2. Untuk mengetahui konsep diagnostik kesulitan belajar dan remedial
kesulitan belajar
3. Untuk mengetahui pendapat guru IPS SMP Negeri 46 Bandung mengenai
diagnostik kesulitan belajar dan remedial kesulitan belajar
4. Untuk mengetahui pendapat murid SMP Negeri 46 Bandung mengenai
kesulitan belajar yang dialaminya.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari laporan berjudul Diagnostik Kesulitan Belajar
Dan Remedial Kesulitan Belajar Di SMP Negeri 46 Bandung ini bagi pembaca
adalah agar memberikan pengetahuan mengenai Kesulitan Belajar yang dialami
oleh siswa, terutama oleh siswa Kelas VIII SMP Negeri 46 Bandung melalui
observasi langsung yang dilakukan penulis. Dengan laporan ini juga diharapkan
manfaat yang didapatkan oleh penulis adalah menambah pengetahuan dan juga
pengalaman berharga mengenai diagnostik kesulitan belajar dan juga remedial
kesulitan belajar pada siswa.

3

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Peran kurikulum dalam
pendidikan dan dalam kehidupan manusia yang sangat penting, maka dalam
penyusunannya harus dilakukan dengan dukungan pemahaman konsep dasar dari
kurikulum itu sendiri.
Secara etimologis, kurikulum dalam bahasa Inggris yaitu “curriculum” yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu “curir” yang berarti “pelari” dan “curere” yang
berarti “tempat berpacu”. Tidak heran jika dilihat dari arti harfiahnya, istilah
kurikulum tersebut pda awalny digunakan dalam dunia olahraga. Namun secara
istilahnya dapat diartikan “jarak yang ditempuh oleh seorang pelari muda dari
start sampai finish untuk menghasilkan medali atau penghargaan”, yang kemudi
pengertian istiah tersebut diadaptasikan kedalam dunia penidikan dan diartikan
sebagai “sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari
awal hingga akhir program demi memeroleh ijazah”.
Menurut Murray Print Kurikulum adalah suatu program kegiatan yang
terencana, sebagai hasil belajar yang diharapkan, sebagai reproduksi kultural.
Sedangkan definisi kurikulum menurut Hilda Taba bahwa kurikulum adalah

tujuan suatu statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi,
implikasi dalam pola pebelajran dan adanya evaluasi. Orlosky dan smith
mengatakan bahwa kurikulum adalah bagian dari program sekolah. Kurikulum
berisi apa yang diharapkan siswa dalam pembelajaran. Dan Beauchamp
mengatakan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata
pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran,
pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan kurikulum menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Menurut
UU no. 20 tahun 2003, kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan

4

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. (Bab I Pasal 1 ayat 19).
Jadi, kurikulum adalah suatu dokumen tertulis yang isinnya berkaitan dengan
dunia pendidikan, didalamnya terdapat tujuan, mata pelajaran, berisikan apa yang
diharapkan siswa dalam pembelajaran dan merupakan program yang terencana.

B.


Pengertian Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran suatu kelompok mata pelajaran atau

tema tertentu yang didalamnya terdapat komponen-komponen silabus yang
mencakup Standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi pokok atau
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator hasil belajar, penilaian hasil
belajar, alokasi waktu dan sumber atau alat atau media belajar. Silabus merupakan
penjabaran SK dan KD kedalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Dapat diatakan juga jika silabus adalah sumber pokok dalam pengembangan
pembelajaran lebih lanjut, silabus juga bersumber dari kurikulum. Silabus yang
berisikan komponen-komponen yang terdapat di dalam silabus dapat menjawab
pertanyaan berikut:
1. Kompetensi apakah yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui
suatu kegiatan pembelajaran
2. Kegiatan apa yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk
kompetensi tersebut
3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut
sudah dimiliki peserta didik


C. Pengertian Standar Kelulusan

5

Standar

kompetensi

lulusan

merupakan

kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan

sesuai


dengan

standar

nasional

yang

telah

disepakati, sebagaimana yang ditetapkan dengan Peraturan
menteri Pendidikan.
Nasional No. 23 Tahun 2006. Fungsi Standar Kompetensi Lulusan
(SKL):
1. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik,dari
satuan pendidikan.
2. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar
bertujuan


untuk

meletakkan

dasar

kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Standar

kompetensi

menengah

umum

lulusan


pada

bertujuan

satuan

untuk

pendidikan

meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
4. Standar

kompetensi

menengah


kejuruan

lulusan
untuk

pada

satuan

meningkatkan

pendidikan
kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
D. Konsep Diagnostik Remedial Kesulitan Belajar
1. Pengertian Diagnosis
Diagnosis, merupakan istilah teknis yang kita adopsi dari bidang

medis. Menurut Thorndike dan Hagen (1995:530-532), diagnosis dapat
diartikan sebagai
a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness,
disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan
studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya (symptons)

6

b. Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk
menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya
yang esensial;
c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama
atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
Dari ketiga pengertian tersebut diatas, dapat kita maklumi bahwa di
dalam konsep diagnosis, secara implisit telah tersimpul pula konsep
prognosisnya. Dengan demikian, di dalam pekerjaan diagnostik bukan
hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar
belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga
mengimplikasikan

suatu

upaya

untuk

meramalkan

(predicting)

kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
2. Pengertian Kesulitan Belajar
Burton (1952:622-624) mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat
dipandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar jika yang
bersangkutan menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuantujuan belajarnya. Seseorang diduga mengalami kesulitan belajar jika yang
bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu
(berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam
TIK atau ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan dalam program
pelajaran time allowed dan atau tingkat perkembangannya).
3. Diagnostik Kesulitan Belajar
Dengan mengaitkan kedua pengertian dasar diatas, kita dapat
mendefinisikan diagnostik kesulitan belajar sebagai suatu proses upaya
untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitankesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data
atau informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan
untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif
kemungkinan pemecahannya.

7

4. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya kinjerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan
belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku
(misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas,
mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering kabur
dari sekolah. secara garis besar, factor-faktor penyebab timbulnya kesulitan
belajar terdiri atas dua macam.
a. Faktor Intern Siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan dan kekurangmampuan
psikofisik siswa, yakni:
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual atau inteligensi siswa;
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi
dan sikap;
3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengar (mata dan
telinga).
b. Faktor Ekstern Siswa
Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat
dibagi tiga macam, yaitu:
1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan
antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi
keluarga;
2) Lingkungan perkampuan atau masyarakat, contohnya: wilayah
perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer
group) yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah
yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar
yang berkualitas rendah.

8

E. Aplikasi Diagnostik Remedial Kesulitan Belajar
Dalam pengaplikasiannya, diagnostik kesulitan belajar dan diagnostik
remedial kesulitan belajar ini juga dilakukan oleh guru IPS di SMPN Negeri
46 Bandung terhadap peserta didik, cara yang beliau lakukan adalah dengan
melihat apakah terdapat peserta didik yang memiliki masalah dengan nilai
akademiknya, setelah itu beliau akan memeriksa latar belakang dari keluarga
peserta didik, jika masalah yang dialami oleh peserta didik terdeteksi, maka
selanjutnya beliau akan mencari alternatif-alternatif jalan keluarnya.
Menurut Weener & Serif (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani
(1991) langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa
ketika mengikuti pelajaran.
2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga
mengalami kesulitan belajar.
3. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal internal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
4. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui
hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
5. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khusunya kepada siswa
yang diduga mengalami kesulitan belajar.

9

BAB III
PROFIL SEKOLAH

Nama Sekolah

: Sekolah Menegah Pertama Negeri 46 Bandung

Alamat

: Jln Cigagak, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru,
Bandung 40614, Jawa Barat, Indonesia.

NPSN

: 20219383

No.Tlp

: 022-7807214

E-mail

: smpnempatenambandung@gmail.com

Blog

: http://smpnegeri46bandung.blogspot.co.id

Akreditasi

:A

Kepala Sekolah

: Endang Iwan, S.Pd.

Sejarah

:
SMP Negeri 46 Bandung berdiri pada tanggal 1 Desember 1994. SMP

Negeri 46 Bandung awalnya merupakan pilial dari SMP Negeri 1 Ujung
Berung sekarang SMP Negeri 8 Kota Bandung, sebelum punya gedung
sendiri SMP Negeri 46 menumpang di CSD Negeri Cipadung 3 Jl. Embah
Jaksa Cipadung. Kepemimpinan sekolah telah mengalami pergantian
sembilan kali sampai sekarang.

10

Visi dan Misi
Visi

:
: Mewujudkan sekolah yang berkarakter serta berwawasan

lingkungan.
Indikator Visi :
1. Terwujudnya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan ( PAIKEM)
2. Terwujudnya prestasi peserta didik yang membanggakan baik
akademis maupun nonakademis.
3. Terwujudnya sarana dan prasarana sekolah yang memenuhi standar
nasional pendidikan.
4. Terwujudnya sumber daya pendidikan dan tenaga kependidikan yang
memenuhi standar nasional kependidikan.
5. Terwujudnya budaya sekolah yang bersih, hijau dan produktif.
6. Terwujudnya budaya sekolah yang disiplin, sehat, agamis, harmonis
dan kondusif.
Misi

:
1. Mengembangkan kurikulum sekolah yang meliputi pemetaan
SK

Dokumen yang terkait

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Pendampingan Pada Siswa Berkesulitan Belajar Di SDI ISKANDAR SAID Surabaya

0 16 2

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Pemanfaatan Media Peta Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Dengan Pokok Bahasan Mengenal Peta Provinsi (Ptk Pada Siswa Kelas Iv Mis Al-Husna Kota Tangerang)

1 36 118

Hubungan Kenakalan Remaja dengan Prestasi Belajar Siswa Di MTS YPKP Jakrta Timur

8 97 91

Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 1 S Rositawaty Aris Muharam 2008

0 27 147

Mari Belajar Seni Rupa Kelas 7 Tri Edy Margono dan Abdul Aziz 2010

17 329 204

Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

4 103 122

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80