Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja

Sigit Hermawan. 2011. Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir
Stakeholders Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sidoarjo___________________________

MODEL LAPORAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA
DAN TAFSIR STAKEHOLDERS SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
DI KABUPATEN SIDOARJO
Sigit Hermawan
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Raya Gelam No. 250 Candi, Sidoarjo. Telp. 031-8921938
Email: tigis_her@yahoo.com
The purposes of this study are to formulate a model of the budget report which is ideal for
Senior High School (SMA), and to know the interpretation of the stakeholders on the model
proposed by the researcher. In addition, the data collection techniques used in the study are
in depth interviews, documentation, literature studies and focus group discussion (FGD). The
result of the study shows that an ideal model of the budget report is performance budgeting.
Meanwhile, the interpretation of Senior High Schools’ stakeholders is the performance
budgeting report is able to be applied in each school in Sidoarjo district.
Key words: performance budgeting, stakeholders’ interpretation, Senior High School
PENDAHULUAN
Anggaran bagi organisasi SMA sangat penting artinya dalam rangka pengelolaan
keuangan karena berkaitan dengan keberlangsungan (sustainability) organisasi. Banyak

sekolah yang tidak mampu bertahan akibat pengelolaan keuangan yang tidak baik. Adanya
penganggaran dan perencanaan keuangan yang tidak didukung oleh data dan laporan yang
tepat dan cermat mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah.
Banyak lembaga pendidikan terutama lembaga non pemerintah (madarasah) yang tutup
dan tidak mampu bertahan karena pengelolaan manajemen yang salah termasuk pengelolaan
keuangan. Sedangkan yang terjadi pada lembaga pendidikan pemerintah adalah penumpukan
aktivitas di akhir tahun anggaran guna menghabiskan dana anggaran (Hamim, 1999:9). Suatu
hal yang ironis dimana banyak intelektual (ahli) keuangan yang berada di lembaga
pendidikan tetapi tidak mampu mengelola keuangan termasuk pelaporannnya.
Penelitian Hermawan dan Masyhad (2006) juga menghasilkan laporan yang sama yakni
pelaporan keuangan tiga Sekolah Muhammadiyah di Kecamatan Sidoarjo masih
menggunakan model laporan anggaran tradisional berupa laporan anggaran pendapatan dan
belanja sekolah (APBS). Model laporan anggaran seperti ini kurang mencerminkan
transparansi dan akuntabilitas kinerja karena kinerja hanya diukur dari pembandingan antara
penerimaan dan pengeluaran.
Model laporan anggaran seperti ini telah banyak ditinggalkan organisasi sektor publik
apalagi di era New Public Management (NPM). Pendekatan New Public Management (NPM)
mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan anggaran sektor publik yakni dengan
performance budget reporting (Bastian, 2006 ; Mahsun dkk, 2006 ; Mardiasmo, 2004).
Model penganggaran seperti ini memiliki keunggulan karena berkaitan dengan pencapaian

target input, output dan outcome serta pencapaian visi, misi, strategi tujuan dan sasaran dari
organisasi (Bastian;2006)
Dengan adanya rekomendasi tersebut maka diharapkan adanya perubahan pada aspek
transparansi dan akuntabilitas kinerja SMA dalam perspektif New Public Management
(NPM). Perubahan dalam NPM diharapkan tidak hanya terjadi pada organisasi sektor publik
Prosiding Call For Paper 2011. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UMSIDA_________________ 1

Sigit Hermawan. 2011. Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir
Stakeholders Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sidoarjo___________________________

kepemerintahan tetapi juga di organisasi sektor publik sekolah (SMA) sehingga terciptalah
good educational governance (Fusarelli dan Bonnie;2004).
Untuk dapat mengembangkan model anggaran yang dapat meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas kinerja maka perlu adanya penelitian tentang model laporan anggaran yang
tepat. Maka tujuan penelitian ini adalah merumuskan model laporan anggaran yang tepat
guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kinerja SMA di Kabupaten Sidoarjo.
TINJAUAN TEORI
Studi pendahuluan yang sudah dilaksanakan untuk mendukung penelitian ini adalah
penelitian Fusarelli dan Bonnie (2004) yang menginginkan adanya perubahan tata kelola di
bidang pendidikan. Perubahan tersebut bila dikaitkan dengan NPM maka akan mengadopsi

teknik dan praktik manajemen perusahaan swasta ke lembaga pendidikan. Penelitian Fusarelli
dan Bonnie (2004) tersebut didukung pula oleh penelitian Kaufman (1998) yang
menginginkan hal yang sama “Educational organizations are constantly encouraged to
benchmark the private sector to find ways to “be like a business” and get “hard – nosed”
and practical”. Demikian pula dengan Terry (2003) yang menginginkan perubahan di
lembaga pendidikan seperti “privatization, user charges, vouchers, decentralization, and
contracting out”.
Sementara itu manajemen sekolah di Indonesia masih menggunakan pendekatan
conventional dan belum mengadopsi teknik manajemen sektor swasta ke lembaga pendidikan.
Hal tersebut dapat dilihat pada laporan pertanggungjawaban yang dilaporkan oleh sekolah.
Penelitian Hermawan dan Masyhad (2006), LPPK PWM Jatim (2006), Suryono (2001), dan
Hamim (1999), menghasilkan hal yang sama yakni model laporan anggaran yang dibuat oleh
SMA adalah laporan anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS). Laporan anggaran ini
berbasiskan traditional budget system yang memiliki banyak kelemahan dan mulai
ditinggalkan diganti dengan performance budget system;
Budget Reporting di Era New Public Management (NPM)
New Public Management (NPM) merekomendasikan penggunaan Performance Budget
Reporting (PBR) guna pengelolaan anggaran organisasi sektor publik dan telah meninggalkan
traditional budget reporting (Mardiasmo,2004; Bastian, 2006; Mahsun dkk, 2006).
Perbandingan Traditional Budgeting dengan Performance Budgeting dengan pendekatan New

Public Management (NPM) adalah :
Tabel 1. Perbandingan Anggaran Tradisional vs
Anggaran Dengan Pendekatan NPM
ANGGARAN TRADISIONAL
NEW PUBLIC MANAGEMENT
Sentralistis
Desentralisasi & devolved management
Berorientasi pada input
Berorientasi pada input, output dan
outcome (value for money)
Tidak terkait dengan perencanaan jangka Utuh dan komprehensif dengan
panjang
perencanaan jangka panjang
Line item dan incrementalism
Berdasarkan sasaran dan target kinerja
Batasan departemen yang kaku (rigid Lintas departemen (Cross department)
department)
Menggunakan aturan klasik
Zero based budgeting, planning
Vote accounting

programming budgeting system
Prinsip anggaran bruto
Sistematik dan rasional
Bersifat tahunan
Bottom up budgeting
Sumber : Mardiasmo (2002)

Prosiding Call For Paper 2011. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UMSIDA_________________ 2

Sigit Hermawan. 2011. Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir
Stakeholders Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sidoarjo___________________________

Performance Budgeting
Performance budgeting (anggaran yang berorientasi pada kinerja) adalah sistem
penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat berat dengan visi,
misi, rencana strategi organisasi (Bastian,2006). Performance budgeting mengalokasikan
sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai output
measurement sebagai indikator kinerja organisasi. Model ini juga menggunakan teknik
penyusunan anggaran berdasarkan pertimbangan beban kerja (work load) dan unit cost dari
setiap kegiatan yang terstruktur. Struktur tersebut diawali dengan pencapaian tujuan, program,

dan didasari oleh pemikiran bahwa penganggaran digunakan sebagai alat manajemen.
Penyusunan anggaran menjamin tingkat keberhasilan program, oleh karena itu anggaran
dianggap sebagai pencerminan program kerja. Model penganggaran ini juga menetapkan
tujuan “output measurement” yang dikaitkan dengan biaya guna mengukur tingkat efisiensi
dan efektifitas. Hal tersebut merupakan alat untuk menjalankan prinsip akuntabilitas, karena
yang diterima oleh masyarakat pada akhirnya adalah output dari proses kegiatan organisasi.
Karakteristik penting dalam model penganggaran ini dijelaskan di tabel 2
Tabel 2. Sistem Penganggaran “Performance Budgeting”
Karakteristik
Keunggulan
Kelemahan
1. Terdiri atas program 1. Pendelegasian
1. Tidak semua kegiatan
dan kegiatan,
wewenang dalam
dapat distandarisasi
pengukuran hasil
pengambilan
2. Tidak semua hasil
kerja, program

keputusan
kerja dapat diukur
pelaporan
2. Merangsang
secara kuantitatif
2. Ditekankan pada
partisipasi, memotivasi 3. Tidak jelas mengenai
pengukuran hasil
siapa pengambil
unit kerja, dan
kerja, bukan
keputusan dan siapa
penilaian anggaran
pengawasan
yang menanggung
yang bersifat faktual
3. Lebih fokus pada
3. Fungsi perencanaan
beban atas keputusan
efisiensi dan output

dan mempertajam
yang maksimal
pembuatan keputusan
4. Menghasilkan
4. Alokasi dana optimal
informasi biaya dan
didasarkan efisiensi
hasil kerja guna
unit kerja
menyusun target dan 5. Menghindari
evaluasi pelaksanaan
pemborosan
Sumber : Bastian (2006)
METODE PENELITIAN
Jenis dan Paradigma Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan latar alamiah yang bertujuan
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode.
Metode tersebut terdiri atas tahap intuisi, analisis serta deskripsi dan yang hasil keseluruhannya
berupa deskripsi fenomenologis. Selain itu, karena dalam penelitian ini juga menginginkan
diperolehnya suatu hasil yang lebih mendekati kenyataan. Juga karena peneliti memiliki

akses masuk ke dalam obyek penelitian. Peneliti sebagai alat (instrumen) penelitian (Moleong,
2000) karena dapat melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan pihak
pengambil kebijakan pada obyek yang dituju dan pengamatan penuh. Serta karena penelitian
ini memaparkan situasi peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Prosiding Call For Paper 2011. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UMSIDA_________________ 3

Sigit Hermawan. 2011. Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir
Stakeholders Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sidoarjo___________________________

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretif. Paradigma
interpretif lebih menekankan pada makna atau interpretasi seseorang terhadap sebuah simbol.
Seperti halnya penelitian Utami, dkk (2010), penelitian ini juga menginterpretasikan sebuah
makna atau simbol, yakni para stakeholders SMA diminta interpretasinya atas model laporan
anggaran berbasis kinerja yang telah dihasilkan oleh peneliti.
Informan Kunci
Informan kunci dalam penelitian ini adalah pihak yayasan, pejabat sekolah dan pihak
lain yang memahami pengelolaan keuangan sekolah. Pihak yayasan yang dimaksud adalah
ketua yayasan, bendahara yayasan dan staf keuangan yayasan. Yayasan biasanya untuk

sekolah non pemerintah (swasta). Pejabat sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah,
bendahara sekolah, dan staf keuangan sekolah.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan in depth interview, dokumentasi,
studi kepustakaan, dan focus group discussion (FGD).
Analisis Data
Proses analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan cara merekam data lapangan,
melakukan member check kepada subyek penelitian, melakukan triangulation test dalam
rangka memperoleh keabsahan data dan melakukan penyempurnaan analisis. Triangulation
test ini dilakukan dengan cara hasil dokumentasi atas prosedur pertanggungjawaban
keuangan akan ditriangulasikan dengan observasi dan interview kepada pihak-pihak yang
berkepentingan langsung. Demikian pula dengan hasil interview akan di-cross check dengan
data hasil dokumentasi dan observasi. Pemeriksaan keabsahan data dapat pula dilakukan
dengan pengecekan anggota (Moleong, 2000:181). Setelah dilakukan triangulasi data, maka
analisis data dalam penelitin ini dilakukan dengan cara 1) reduksi data, yakni memilih hal
yang penting, membuat kategori, dan membuang yang tidak dipakai; 2) data display, yakni
menyajikan data ke dalam pola; 3) konklusi, yakni menyimpulkan dari data yang ada di pola

HASIL DAN PEMBAHASAN
Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja

Model laporan anggaran yang ideal bagi peningkatan transparansi dan akuntabilitas
lembaga pendidikan SMA adalah laporan yang tidak hanya berisi angka-angka laporan
anggaran pendapatan dan belanja saja tetapi juga harus menampilkan capaian kinerja atau
model anggaran berbasis kinera (performance budgeting). Laporan anggaran yang ideal ini
akan diawali dengan laporan perencanaan strategis sekolah yang akan berisi visi, misi, tujuan
umum dan tujuan khusus. Setelah itu kemudian akan dilanjutkan dengan laporan rencana
kegiatan masing-masing bidang. Pembagian masing-masing bidang ini disesuaikan dengan
kondisi riil sekolah. Misalnya sekolah dibagi menjadi empat bidang, yang biasanya akan diisi
oleh wakil kepala sekolah. Pembagian bidang ini sebagaimana unit kerja. Jadi wakil kepala
sekolah identik dengan kepala unit kerja yang bertanggung jawab kepada kepala sekolah.
Pada penelitian ini dicontohkan ada empat bidang yakni bidang peningkatan kualitas
akademik, bidang peningkatan kualitas sarana, prasarana dan keuangan, bidang peningkatan
kesiswaan, dan bidang peningkatan kualitas humas. Setelah laporan anggaran kegiatan
masing-masing bidang selanjutnya akan diikuti oleh laporan rincian anggaran pendapatan,
belanja, dan transitoris. Berikutnya adalah laporan rekapan anggaran pendapatan, belanja, dan
transitoris. Dilanjutkan dengan laporan ringkasan anggaran pendapatan dan belanja, dan
diakhiri dengan laporan realisasi anggaran. Berikut dijelaskan masing-masing laporan :
a. Formulir Perencanaan Strategis SMA
Formulir ini akan berisi tentang visi, misi, tujuan umum dan tujuan khusus. Visi berisi
tentang cita-cita yang ingin diwujudkan oleh semua stakeholders sekolah. Visi biasanya
berjangka waktu minimal lima tahun. Misi berisi tentang hal yang ingin diwujudkan
Prosiding Call For Paper 2011. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UMSIDA_________________ 4

Sigit Hermawan. 2011. Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir
Stakeholders Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sidoarjo___________________________

b.

c.

d.

e.

dalam rangka mencapai visi sekolah. Tujuan umum adalah cita-cita yang ingin
diwujudkan pada jangka menengah. Tujuan umum berjangka waktu minimal satu tahun
dan maksimal lima tahun. Berikutnya adalah uraian tentang tujuan khusus. Tujuan khusus
adalah cita-cita yang ingin diwujudkan pada jangka pendek. Tujuan khusus berjangka
waktu maksimal satu tahun.
Formulir Rincian Kegiatan Masing-Masing Bidang
Formulir ini dimaksudkan untuk menjelaskan kegiatan masing-masing bidang berbasis
kinerja. Diawali dengan nama program yang harus disebutkan pada awal baris, diikuti
oleh latar belakang mengapa program ini perlu dilaksanakan. Berikutnya apakah kegiatan
ini merupakan kegiatan rutin atau non rutin. Kemudian harus pula diisi kolom-kolom
tentang nomer, kode, nama kegiatan, nama sub kegiatan baik untuk kegiatan rutin dan
kegiatan non rutin. Juga harus pula diisi tentang target realisasi yang berisi kolom output
dan waktu pelaksanaan. Selain target realisasi, harus pula diisi target kinerja. Target
kinerja akan berisi tentang indikator masing-masing kegiatan, baseline dan final. Bentuk
formulir ini adalah salah satu bagian dari laporan anggaran yang berbasis kinerja. Karena
di laporan harus disebutkan tentang target realisasi dan target kinerja.
Formulir Perincian Anggaran Pendapatan, Belanja, dan Transitoris Sub Kegiatan
Formulir ini dimaksudkan untuk merinci komponen pendapatan, belanja, dan transitoris
dari masing-masing sub kegiatan. Untuk formulir komponen pendapatan dan belanja
adalah sama bentuknya. Sedangkan untuk formulir perincian anggaran transitoris berbeda
dengan dua bentuk formulir sebelumnya. Untuk formulir pendapatan dan belanja akan
berisi tentang nama program, nomor sub kegiatan, kode mata anggaran, nama kegiatan,
nama sub kegiatan dan juga kolom-kolom yang harus diisi.
Untuk formulir perincian anggaran transitoris sub kegiatan digunakan untuk memperinci
pendapatan dan belanja secara bersamaan dari kegiatan yang bersifat transitoris.
Formulir ini akan berisi tentang nama kegiatan, nama sub kegiatan, kemudian dua kolom
besar yang terdiri dari pendapatan dan belanja. Pada masing-masing kolom besar tersebut
akan berisi tentang nomor urut, nomor rekening, uraian, satuan, nilai satuan, kuantitas dan
jumlah. Pada akhir kolom akan berisi tentang total pendapatan sub unit dan total belanja
per sub unit. Perbandingan total pendapatan dan total belanja akan ditulis dikolom saldo.
Formulir Rekapan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Transitoris
Formulir ini dimaksudkan guna merekap semua anggaran pendapatan, belanja dan
transitoris sebagaimana yang telah dirinci sebelumnya. Formulir ini akan berisi bidang
sesuai pembagian unit kerja di SMA. Sehingga harus disebutkan pada masing-masing
formulir jenis bidang yang ada. Untuk pengisiannya terdiri dari kolom-kolom nomer
kegiatan yang juga harus dipilih apakah termasuk kegiatan rutin (R) dan kegiatan non
rutin (NR). Kemudian disebutkan pula nomor mata anggaran (MA), nama kegiatan, nama
sub kegiatan. Berikutnya harus dirinci pula jumlah anggaran pendapatan untuk formulir
pendapatan. Untuk formulir anggaran belanja dan transitoris juga harus dirinci untuk
masing-masing program apakah masuk rutin atau non rutin. Dari rincian itu nantinya akan
kelihatan total masing-masing program baik untuk program rutin dan non rutin.
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan ini digunakan untuk memantau sejauhmana anggaran dan realisasi keuangan
sekolah terlaksana. Laporan ini terdiri atas lima kolom yakni uraian, anggaran tahun
berjalan, realisasi tahun berjalan, prosentase, dan realisasi tahun sebelumnya. Pada kolom
uraian diisi dengan semua pendapatan non transitoris, pendapatan transitoris, belanja non
transitoris, belanja transitoris. Atau dengan kata lain, semua informasi yang ada di
laporan anggaran pendapatan dan belanja dipindahkan ke laporan realisasi anggaran ini.
Kolom kedua adalah kolom anggaran tahun berjalan. Kolom ini diisikan dengan angkaangka yang ada di laporan anggaran pendapatan dan belanja. Sedangkan kolom ketiga

Prosiding Call For Paper 2011. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UMSIDA_________________ 5

Sigit Hermawan. 2011. Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir
Stakeholders Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sidoarjo___________________________

tentang realisasi anggaran tahun berjalan diisi dengan jumlah yang dicairkan pada tahun
berjalan. Kolom berikutnya atau kolom keempat adalah prosentase yang merupakan
prosentase antara anggaran dan realisasi anggaran pada tahun berjalan. Dan kolom
terakhir atau kelima adalah realisasi anggaran tahun sebelumnya. Kolom ini digunakan
untuk membandingkan antara realisasi anggaran tahun sebelumnya dengan realisasi tahun
berjalan dan juga anggaran tahun berjalan. Dengan demikian maka pihak kepala sekolah
atau BPH dapat mendapatkan informasi yang lengkap tentang anggaran dan realisasinya
baik untuk tahun berjalan maupun tahun lalu.
f. Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja (Sumber dan Penggunaan Dana)
Laporan yang terakhir yang ada di laporan anggaran berbasis kinerja adalah laporan
anggatan pendapatan dan belanja atau sumber dan penggunaan dana. Laporan ini terdiri
dari dua bagian utama yakni sumber dana pada sisi kiri dan penggunaan dana pada sisi
kanan. Sisi kiri atau sumber dana terdiri atas dua bagian yakni pendapatan non transitoris
dan pendapatan transitoris. Sedangkan sisi kanan atau penggunaan dana juga terbagi dua
yakni belanja dan belanja transitoris. Pada tiap-tiap bagian tersebut akan terdiri program
masing-masing bidang baik rutin maupun non rutin. Misalnya untuk program peningkatan
kualitas akademik, ada yang rutin dan non rutin baik di sumber dana – pendapatan non
transitoris dan pendapatan transitoris. Demikian pula dengan penggunaan dana – belanja
dan belanja transitoris. Dengan demikian akan dapat diketahui masing-masing program
dan bidang yang ada disekolah tersebut. Pada akhir laporan akan dapat diketahui total
sumber dana dana dan total penggunaan dana.
Tafsir Stakeholders Atas Model Anggaran Berbasis Kinerja
Beberapa model laporan anggaran dan laporan keuangan sekolah tersebut kemudian
dimintakan penafsiran kepada para informan dalam Forum FGD, 07 Agustus 2009. Acara
berlangsung mulai jam 09.00 – 11.00 WIB bertempat di ruang laboratorium manual Fakultas
Ekonomi UMISIDA. Yang hadir sebagai informan adalah ketua yayasan, kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, dan bendahara SMA beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
Sebelum masuk ke inti persoalan tentang usulan peneliti berkaitan dengan model laporan
anggaran dan laporan keuangan sekolah, peneliti mempertanyakan terlebih dahulu apakah
para stakeholders SMA pernah melihat atau menyusun laporan tentang keuangan yang tidak
biasa dilakukan, misalnya membuat LPJ penggunaan dana BOS, atau dana bantuan
pemerintah yang lain. Berikut informasinya.
”Ya pernah, karenakan memang sekolah pernah mendapatkan bantuan tersebut, apakah
bantuan operasional sekolah (BOS) ataupun block grand yang lain”. (Informan H, FGD 07
Agustus 2009)
”Kalau mendapatkan dana bantuan dari pemerintah memang biasanya laporannya
mengikuti apa kata yang memberi bantuan, ya kita mau dan siap saja”. (Informan
I, FGD 07 Agustus 2009).
Maksud peneliti dengan membuat pertanyaan tersebut adalah untuk mendapatkan jawaban
tegas bahwa suatu perubahan dalam menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan
bukanlah hal baru dan para stakeholders ”tidak kaget” dengan usulan peneliti dan sanggup
untuk melaksanakannya. Dengan jawaban tersebut maka usulan perubahan yang peneliti
usulkan juga tidak akan menjadi masalah bagi para stakeholders.
Berikutnya tentang isi usulan model anggaran berbasis kinerja. Peneliti menampilkan dan
meminta para informan FGD untuk mencermati per bagian dari isi model laporan anggaran
dan laporan keuangan sekolah tersebut. Berikut pendapat para informan tersebut.
Prosiding Call For Paper 2011. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UMSIDA_________________ 6

Sigit Hermawan. 2011. Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir
Stakeholders Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sidoarjo___________________________

”Melihat isinya sangat lengkap sekali, utamanya pada rincian kegiatan masingmasing bidang. Ini tidak ada di laporan kami sebelumnya”. (Informan F, FGD 07
Agustus 2009)
”Wah lengkap sekali. Tetapi dalam pelaksanaannya apa tidak terlalu sulit ya?”.
(Informan J, FGD 07 Agustus 2009).
”Ini mengharuskan sekolah untuk membuat target kinerja tahunan yang akan
dicocokkan dengan anggarannya. Ini bagus dan lengkap sekali”. (Informan B,
FGD 07 Agustus 2009)
”Untuk laporan keuangannya juga bagus, karena ada laporan hasil usaha sehingga
dapat diketahui hasilnya pada tiap-tiap tahun akademik, apakah surplus atau
defisit, gampang-gampangannya laba atau rugi sekolah ini” (Informan K, FGD
07 Agustus 2009)
”Tetapi yang agak sulit adalah menentukan laporan keuangan sekolah khususnya
neraca. Wong gak tau harga perolehannya dulu berapa, gak ada catatannya
semua”. (Informan E, FGD 07 Agustus 2009)
”Sama dengan yang dari pemerintah atau lembaga lainnya. Biasanya kalo ada
perubahan laporan maka akan ada sosialisasi terlebih dahulu dan juga ada
panduan yang menyertainya sehingga akan lebih mudah mengaplikasikannya.
Dan biasanya kami, kepala sekolah akan mendukung dan menyampaikan kepada
wakil kepala sekolah atau bendahara”. (Informan L, FGD 07 Agustus 2009)
”Kami selaku bendahara siap saja, bahkan mungkin tidak asing lagi karena sudah
sering buat laporan BOS, laporan block grand dan laporan yang lain yang banyak
dan tebal sekali. Yang penting tadi itu, harus ada sosialisasi, bahkan pelatihan
kalo perlu dan ada petunjuk atau pedoman pelaksanaannya”. (Informan D, FGD
07 Agustus 2009).
”Yang perlu lagi adalah kesiapan semua pihak di sekolah. Tidak hanya kami para
bendahara tapi juga kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan unit terkait. Apalagi
tadi ada laporan masing-masing bidang. Inikan bukan hanya tugas bendahara
tetapi juga para wakil kepala sekolah yang menjadi kepala unit kerja di sekolah”.
(Informan H, FGD 07 Agustus 2009)
”Ya namanya perubahan tidak serta merta langsung begitu saja. Tapi ada
tahapannya seperti yang teman-teman tadi nyatakan, harus ada sosialisasi,
pelatihan dan buku panduan. Lebih enak lagi kalau semua komponen dilibatkan.
Kami dari perwakilan yayasan siap membantu kepala sekolah, dan bendahara
sekolah untuk merealisasikan model laporan berbasis kinerja ini” (Informan I,
FGD 07 Agustus 2009)
Berdasarkan rangkuman penafsiran masing-masing stakeholders tersebut nampak bahwa para
stakeholders SMA tidak keberatan dan tertarik dengan usulan model anggaran berbasis
kinerja yang peneliti usulkan. Tetapi yang menjadi penekanan para stakeholders tersebut
adalah adanya sosialisasi atau pelatihan terlebih dahulu sebelum benar-benar menerapkannya,
dan juga adanya modul panduan pelaksanaanya.
Prosiding Call For Paper 2011. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UMSIDA_________________ 7

Sigit Hermawan. 2011. Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir
Stakeholders Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sidoarjo___________________________

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan penelitian ini adalah model laporan anggaran yang ideal adalah model
laporan anggaran berbasis kinerja. Model laporan ini tidak hanya berisi angka-angka jumlah
uang saja tetapi ada ukuran-ukuran kinerja yang harus dicapai dan pencapaiannya. Sehingga
model laporan anggaran berbasis kinerja berisi tentang formulir-formulir mulai dari formulir
perencanaan strategis sekolah, formulir kegiatan program peningkatan masing-masing bidang,
formulir rincian anggaran pendapatan, belanja, dan transitoris, formulir rekapan anggaran
pendapatan, belanja, dan transitoris, dan formulir ringkasan anggaran pendapatan dan belanja,
dan laporan realisasi anggaran,. Masing-masing formulir tersebut akan dilengkapi dengan
penjelasan sehingga akan memudahkan pembaca dalam memahami bagian-bagian yang ada
dalam formulir tersebut.
Stakeholders SMA di kabupaten Sidoarjo atas usulan peneliti tentang model laporan
anggaran berbasis kinerja adalah bahwa para stakeholders SMA tidak keberatan dan tertarik
dengan usulan model anggaran berbasis kinerja yang peneliti usulkan. Tetapi yang menjadi
penekanan para stakeholders tersebut adalah adanya sosialisasi atau pelatihan terlebih dahulu
sebelum benar-benar menerapkannya, dan juga adanya modul panduan pelaksanaanya.
Saran
Saran atas hasil penelitian ini adalah bagi pihak sekolah, seharusnya sudah harus
meninggalkan laporan pertanggungjawaban dana dalam bentuk Laporan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) dengan model line item budgeting atau traditional
budgeting yang banyak memiliki kelemahan dan dianggap telah usang, dan beralih ke laporan
anggaran berbasis kinerja atau performance budgeting.
Bagi Dinas Pendidikan, pihak yayasan, atau Badan Pelaksana Harian (BPH) sekolah,
seharusnya mendorong dan secara bersama-sama dengan pengelola sekolah menyusun model
laporan anggaran berbasis kinerja yang mencerminkan transparansi dan akuntabilitas publik
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik kepada pihak sekolah yang pada akhirnya
keberlangsungan sekolah dapat terjaga.

Prosiding Call For Paper 2011. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UMSIDA_________________ 8

Sigit Hermawan. 2011. Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir
Stakeholders Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sidoarjo___________________________

DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Penerbit Erlangga. Jakarta
Fusarelli, Lance D, dan Bonnie Johnson. 2004. Educational Governance and The New Public
Management.
www.personal.utulsa.edu/alexander-wiseman/PAMIJ2-FusarelliJohnson-2004-Article.pdf. Diakses 20 Februari 2007. Jam 11.15 WIB
Hamim, Nur. 1999. PTI dalam Menyongsong Milenium Ketiga : Suatu Refleksi Menuju PTI
Lebih “Marketable”. Jurnal NIZAMIA. Vol. 2 No. 3, Januari – Juni. Fakultas Tarbiyah
IAIN Surabaya
_________, Sigit dan Masyhad. 2006. Analisis Laporan Keuangan Beberapa Lembaga
Pendidikan Muhammadiyah di Sidoarjo, Jurnal BETA – Bisnis, Ekonomi dan Akuntansi,
Maret, Volume 4, No 2, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Gresik
Kaufman, R. 1998. What Can Business Learn from Education ? Who Should be Bechmarking
Whom ? International Journal of Education Reform, 7 (1), 13 – 18
Lembaga Pembina dan Pengawas Keuangan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (LPPK
PWM) Jawa Timur. 2006. Laporan Kegiatan Tim Pembina Keuangan Panti Asuhan
Muhammadiyah Jawa Timur. Laporan Internal
____________. 2006. Laporan Kegiatan Tim Pembina Keuangan Sekolah Muhammadiyah
Jawa Timur. Laporan Internal
Mahsun, Mohamad, Firma Sulistiyowati, dan Heribertur AP. 2006. Akuntansi Sektor Publik.
Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta
Mardismo. 2002. Otonomi Daerah Sebagai Upaya Memperkokoh Basis Perekonomian
Daerah. Jurnal Ekonomi Rakyat. Thn 1, No. 4. Jakarta.
_________. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung
Terry, L. D. 2003. Leadership of Public Bureaucracies, 2nd ed. Armonk, NY:ME
Utami, Aprilia Dwi., Robiatul Auliyah, dan Nurul Herawati. 2010. Tafsir Ujian
Komprehensif Menurut Civitas Akademika Universitas Trunojoyo (Studi Interpretif).
Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Prosiding Call For Paper 2011. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UMSIDA_________________ 9

Sigit Hermawan. 2011. Model Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir
Stakeholders Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sidoarjo___________________________

Prosiding Call For Paper 2011. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UMSIDA_________________10