Studi analisis Kebutuhan informasi harga

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, kita tidak akan bisa lepas dengan teknologi yang semakin
berkembang pesat. Salah satunya adalah perkembangan Teknologi Informasi yang secara
tidak sengaja sudah menjadi kebutuhan pokok dalam segala hal dalam kehidupan kita.
Bekal kemampuan menggunakan dan memanfaatkan perangkat teknologi merupakan
salah satu faktor kunci untuk mengejar ketertinggalan SDM Indonesia dari bangsabangsa lain. Program-program pendidikan dan latihan secara formal maupun non formal
yang memberikan bekal ketrampilan dan kemampuan dalam menggunakan dan
memanfaatkan perangkat teknologi menjadi prioritas kebutuhan
Kapanpun dan dimanapun kita berada pasti kita membutuhkan suatu informasi baik
dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dengan teknologi yang semakin berkembang saat ini
membuat kita mudah dalam memperoleh informasi. Namun dalam sebuah organisasi,
instansi, dan sebagainya merasa bahwa informasi merupakan kebutuhan yang sangat
pokok dalam mengembangakan sebuah organisasi mereka. Kebutuhan informasi yang
tidak terpenuhi akan memberikan hambatan dalam kemajuan suatu organisasi itu sendiri.
Oleh karena itu kebutuhan akan informasi yang sangat besar terhadap sebuah
organisasi perlu adanya pembelajaran lebih dalam dalam menganalisis kebutuhan
informasi mana yang di prioritaskan dalam sebuah organisasi tersebut. Pada makalah ini
penulis akan menjabarkan bagaimana studi kebutuhan informasi tersebut di kembangkan

sehingga menjadi sebuah informasi yang bermanfaat dan berdampak baik bagi organisasi
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari kebutuhan informasi?
2. Apa yang dimaksud dengan study kebutuhan informasi?
3. Apa tujuan study kebutuhan sistem?
4. Apa saja jenis dari kebutuhan sistem?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi?
C. Tujuan Penulisan
1

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengertian kebutuhan informasi
2. Untuk mengetahui hakikat dari study kebutuhan informasi
3. Untuk mengetahui tujuan dari study kebutuhan informasi
4. Untuk mengetahui jenis study kebutuhan informasi
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Penulis dapat mengembangkan wawasan yang dimiliki tentang study kebutuhan
informasi;
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang apa, mengapa dan bagaimanakah
tentang study kebutuhan informasi;
3. Bagi masyarakat luas, informasi mengenai tentang study kebutuhan informasi.

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Kebutuhan Informasi
a. Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan merupakan salah satu aspek psikologis yang menggerakan
makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar bagi manusia untuk
berusaha. Pada dasarnya melakukan pekerjaan memiliki tujuan yaitu untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia menurut tingkatan dan
intensitasnya meliputi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan juga kebutuhan
tersier. Semua kebutuhan sebagian besar dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan,
agama, dan waktu yang ada disekitar manusia itu hidup.

Menurut Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat
kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa
hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi
kesejahteraan hidupnya. Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak
hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah
dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius
berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai
tingkatan tertinggi dari piramida ini. Berikut jenjang piramida dari Abraham
Maslow:

Gambar. 2.1
Jenjang Tingkat Kebutuhan

1. Kebutuhan Fisiologis

3

Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang paling dasar dari
manusia seperti sandang pangan papan. Ketika kebutuhan dasar ini belum
terpenuhi maka semua kebtuhan lainnya akan ditinggalkan dan akan berusaha

untuk memenuhi kebutuhan ini.
2. Kebutuhan Keamanan (Safety)
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi muncul kebutuhan akan adanya
keamanan untuk dirinya seperti bebas dari rasa takut dan cemas, bebas dari
teror, bebas dari rasa sakit, bebas dari penjajah, dll. Pada dasarnya kebutuhan
fisiologis dan keamanan merupakan kebutuhan mempertahankan kehidupan.
Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan jangaka pendek, sedangkan
keamanan adalah ebutuhan hidup jangka panjang.
3. Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging and Love)
Jenjang kebutuhan berikutnya yaitu kebutuhan dimiliki atau bagian
dari kelompok sosial dan cinta. Maslow menyatakan bahwa orang mencari
untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua
dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki..
4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen)
Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan,
kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Manusia
memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan
rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa
percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi,
orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.

5. Kebutuhan Aktuaalisasi Diri
Ketika semua kebutuhan telah terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan
aktualisasi diri. kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu
mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann potensinya.
Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya
sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk
menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan
bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai
tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan
dari kebutuhankebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada
kebutuhan semacam itu.
Dalam mencapai kepuasan kebutuhan, seseorang harus berjenjang, tidak
perduli seberapa tinggi jenjang yang sudah dilewati, kalau jenjang dibawah
mengalami ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, dia akan
4

kembali ke jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan
yang dikehendaki.
b. Pengertian Informasi
McFadden, dkk (1999) mendifinisikan informasi sebagai data yang telah

diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunakan data tersebut. Menurut Davis (1999), informasi adalah data yang telah
diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Deni Darmawan (2013),
menyatakan bahwa informasi merupakan sejumlah data yang sudah diolah atau
diproses melalui prosedur pengelolaan data dalam rangka menguji tingkat
kebenarannya sesuai dengan kebutuhan.
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil
dari pengolahan data tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang
tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah
merupakan informasi bagi orang tersebut.
Jadi intinya untuk membedakan informasi dengan data adalah jika informasi
mempunyai kandungan “makna”, sedangkan data tidak. Pengertian makna disini
merupakan hal yang sangat penting, karena berdasarkan maknalah penerima dapat
memahami informasi tersebut dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk
menarik suatu kesimpulan bahkan mengambil kesimpulan.
Menurut Mc Leod (1998) mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus
memiliki ciri-ciri:
1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Pengujian tingkat akurai informasi biasanya dilakukan oleh dua orang atau

lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menunjukan hasil
yang sama berarti informasi tersebut dianggap akurat.
2. Tepat waktu, artinya informasi tersebut harus bersedia aau harus adasaat
informasi itu diperlukan.
3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang
dibutuhkan. Jika suatu organisasi membutuhkan suatu informasi, maka
informasi yang didapat harus sesuai dengan tingkatan atau bagian yang ada
dalam organisasi tersebut.
4. Lengkap, artinya informasi itu harus diberikan secara lengkap.
Adapun fungsi informasi adalah meningkatkan pengetahuan mengurangi
ketidakpastian atau keanekaragaman, memberi standar, serta aturan-aturan keputusan

5

untuk penentuan dan penyebaran tanda-tanda kesalahan serta umpan balik guna
mencapai tujuan kontrol.
c. Kebutuhan Informasi
Informasi tidak hanya dibutuhkan dan dipakai untuk kepentingan internal
dalam organisasi saja, tetapi juga dipakai oleh pihak eksternal. Pemakai internal
meliputi staf operasional, manajemen tingkat atas hingga manajemen tingkat bawah,

sedangkan pemakai eksternal adalah pelanggan, pemegang saham, pemasok atau
mitra kerja, dan lain-lain.
Banyak para ahli yang definisikan tentang kebutuhan informasi. Diantaranya
menurut The Library Assiciation mengemukakan kebutuhan informasi yaitu
kemampuan seseorang dalam mengutahui bahwa pengetahuan yang dimilikinya
tentang sesuatu subyek tertentu adalah tidak mencukupi.
Menurut Zipperer (1993 : 70-73), kebutuhan informasi dianggap sebagai
kesenjangan dalam memahami sesuatu, yaitu ketika seseorang mengalami situasi di
mana mereka harus membuat keputusan, menjawab pertanyaan, menempatkan faktafakta, memecahkan masalah atau memahami sesuatu. Selanjutnya menurut Chaplin
(1993), kebutuhan informasi adalah permintaan terhadap informasi, yang merupakan
perwujudan dari adanya rasa kekurangan dalam diri manusia.
Crawford (dalam Devadason, 1996) mengemukakan bahwa kebutuhan
informasi sulit didefinisikan dan diukur karena melibatkan proses kognitif dengan
tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Hal senada juga diungkapkan Krikelas (1983)
yang menyatakan bahwa adanya kesulitan dalam menentukan kebutuhan informasi,
yakni membedakan kapan kebutuhan itu disadari dan bagaimana kebutuhan itu
diungkapkan.
Kebutuhan informasi biasanya didorong oleh situasi problematik yang terjadi
dalam diri manusia, pada lingkungan internalnya, yang dirasakan tidak memadai
untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam hidupnya. Ketidak memadai ini

meneyebabkan ia merasa harus memperoleh masukan (input) dari sumber-sumber di
luar dirinya. Kebutuhan informasi di sini merupakan suatu kebutuhan untuk mengisi
kekosongan tertentu dalam diri manusia, yaitu dalam kondisi pengetahuannya yang
merasa kekurangan.
Dari definisi tersebut pada intinya kebutuhan informasi didefinisikan sebagai
kebutuhan yang didorong adanya kesenjangan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan berbagai pertanyaan yang berkecamuk di dalam pikirannya. Dalam hal ini,

6

kebutuhan informasi merupakan suatu informasi yang diinginkan untuk dimiliki
seseorang dalam rangka kegiatannya.
B. Hakikat Studi Kebutuhan Informasi
Informasi merupakan salah satu jenis sumberdaya yang paling utama yang
dimiliki oleh suatu organisasi apapun jenis organisasi tersebut. Tanpa informasi maka
tidak akan ada organisasi yang mampu bertahan. Informasi melalui komunikasi
menjadi perekat bagi suatu organisasi sehingga organisasi tersebut bisa bersatu.
Melihat perannya yang begitu penting bagi suatu organisasi maka informasi,
sebagaimana sumberdaya lainnya, harus dikelola dengan baik.
Studi kebutuhan informasi merupakan objek penelitian yang mulai dilakukan

secara intensif pada tahun 70-an, dengan pusat perhatian pada persoalan, “bagaimana
informasi itu bisa terasa sebagai kebutuhan?,” dengan harapan agar hasil kajian tidak
hanya menjawab persoalan proses pemberian pelayanan, tetapi juga proses
terbentuknya kebutuhan informasi di dalam diri manusia. (Pendit, 1992). Dengan kata
lain, menganalisis sebuah kebutuhan informasi berarti melakukan sebuah kajian
terhadap mengapa informasi itu bisa dibutuhkan, dicari, didapatkan dan akhirnya
digunakan, informasi mengenai apa saja dan dalam media berbentuk apa yang
dibutuhkan. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah dari mana informasi
diperoleh dan bagaimana distribusi informasi dilakukan hingga sampai kepada orang
yang memerlukannya.
Kebutuhan banyak diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh
seseorang dan harus dipenuhi. Kebutuhan informasi merupakan hal paling penting
bagi seseorang, tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan informasi, apa pun itu
tentu memerlukan informasi untuk mendukung pekerjaan sehari-harinya.
Dalam kehidupan yang sebenarnya, kebutuhan informasi (information needs)
sama dengan keinginan informasi (information wants). Jika seseorang sudah yakin
bahwa suatu informasi benar-benar diinginkan, maka keinginan informasi akan
berubah menjadi permintaan informasi (information demands) Menurut Khulthau
(1991) memberikan batasan tentang kebutuhan informasi. Khulthau menyatakan
bahwa kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam

diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang diperlukan.
Begitu pentingnya informasi, sehingga informasi menjadi kebutuhan pokok
bagi suatu organisasi, terutama organisasi yang aktif dalam segala kegiatannya,
sehingga jika kebutuhan informasinya tidak diketahui, maka akan menjadi masalah

7

bagi organisasi tersebut. Kebutuhan informasi bagi setiap angota organisasi berbedabeda antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
Studi kebutuhan informasi atau mempelajari kebutuhan informasi yang akan
diambil dapat mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan nantinya. Kebutuhan
informasi bagi anggota dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan
informasi yang diperlukan.
C. Tujuan Dari Study Kebutuhan Informasi
Secara umum tujuan mempelajari kebutuhan informasi yang diperlukan
merupakan sesuatu yang wajib dilakukan oleh para pencari informasi untuk
mengetahui seberapa penting atau pengaruh dari informasi yang akan kita dapat
dalam mengambil keputusan. Untuk mengetahui kebutuhan informasi seseorang
mestilah menggunakan berbagai metode untuk memperoleh informasi didalam
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan informasi. Tetapi tidak ada satu
metode yang dapat memenuhi kebutuhan informasi tersebut selain sebuah seleksi
yang hati-hati dan memadukan berbagai teknik yang akan dipilih bergantung kepada
pencari informasi yang memerlukannya.
Menurut Koswara (1998) tujuan melakukan studi kebutuhan informasi secara
umum adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya jumlah pemakai informasi. Dikarenakan jumlah pemakai yang
semakin bertambah dalam setiap tahunnya, sehingga meningkatnya permintaan
informasi oleh para pemakai yang membutuhkan informasi.
b. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi

dan

industri.

Perkembangan IPTEK yang semakin pesat membuat para pemakai informasi
menjadi lebih lebih membutuhkan informasi lebih untuk mengembangkan potensi
yang dimilikinya.
c. Meningkatnya spesialisasi bersamaan dengan meningkatnya keterkaitan dan
ketergantungan antara berbagai cabang ilmu pengetahuan.
d. Kerjasama antar Negara dalam skala besar dalam bidang perkembangan ilmu
pengetahuan , teknologi dan industri.
e. Kesibukan pemakai informasi yang semakin tinggi dan komprehensif.
f. Perilaku pemakai informasi yang heterogen (umur, pangkat, jabatan, bidang
keilmuan, pekerjaan)
D. Jenis-jenis Study Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi menurut Diao Ai Lien (2006) membagi kebutuhan
informasi manusia menjadi tiga macam kebutuhan informasi yaitu:

8

1. Kebutuhan informasi yang obyektif, yaitu kebutuhan yang seharusnya ada kalau
seseorang mau mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi obyektif
ini menentukan ruang lingkup informasi potensial obyektif;
2. Kebutuhan informasi subyektif, yaitu kebutuhan informasi yang disadari seseorang
sebagai persyaratan untuk suksesnya pencapaian tujuan. Kebutuhan jenis ini
menentukan ruang lingkup informasi potensial subyektif. Namun yang sering
menjadi permasalahan adalah kebutuhan informasi yang disadaripun kerapkali
tidak selalu mudah untuk merumuskannya
3. Kebutuhan informasi yang terpenuhi, yaitu kebutuhan informasi yang disadari
seseorang dan terpenuhi kebutuhannya.
Bila dikaitkan dengan lingkungan yang merangsang timbulnya kebutuhan
informasi, khususnya yang berhubungan dengan seseorang yang dihadapkan pada
berbagai media penyedia informasi, maka menurut Yusup (2009) jenis kebutuhan
informasi adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan kognitif. Ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat
informasi,

pengetahuan

dan

pemahaman

seseorang

akan

lingkungannya.

Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai
lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasan atas
hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.
2. Kebutuhan afektif. Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang
dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Dalam hal ini,
berbagai media sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan.
Misalnya, orang membeli radio, televisi, dan menonton film, tidak lain karena
mencari hiburan.
3. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs). Ini dikaitkan dengan
penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhankebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.
4. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs). Kebutuhan ini dikaitkan
dengan penguatan hubungan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan
ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang
lain.
5. Kebutuhan berkhayal (escapist needs). Ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan
untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan
dan pengalihan.
Berdasarkan uraian di atas, kebutuhan informasi adalah kebutuhan seseorang
akan informasi dengan tujuan memperoleh pengetahuan berdasarkan atas situasi dan
kondisi atau mencari topik tertentu sesuai dengan kebutuhannya
9

E. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Menurut Wilson yang dikutip oleh Ishak (2006) menguraikan tiga faktor
utama yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu:
1. Kebutuhan individu (person). Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi
kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs),
kebutuhan kognitif (cognitive needs). Ketiga kebutuhan ini secara langsung
mempengaruhi kebutuhan informasi.
2. Peran sosial (social role). Peranan sosial meliputip peran kerja (work role),
tingkat kinerja (performance level), peranan ini akan mempengaruhi faktor
kebutuhan yang ada dalam diri individu.
3. Lingkungan (environment). Faktor lingkungan meliputi llingkungan kerja (work
environment),

lingkungan

sosial-budaya

(social-cultural

environment),

lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment), lingkungan fisik
(physical environment), faktor lingkungan ini mempengaruhi faktor peran sosial
maupun faktor kebutuhan individu. Sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang
akan membentuk kebutuhan informasi.
Ketiga faktor itulah yang mempengaruhi kebutuhan setiap individu, dimana
manusia akan terus berusaha dan melakukan apapun yang mereka bisa untuk selalu
memenuhi kebutuhan informasi yang mereka cari untuk mencapai tujuan yang mereka
inginkan.

10

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan informasi untuk memenuhi hasrat
ingin tahunya akan suatu hal yang belum ia ketahui. Kebutuhan informasi itu muncul
pada diri manusia ketika dia merasa ada kekurangan yang dirasakan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dalam hidupnya. kekurangan ini meneyebabkan ia merasa harus
memperoleh masukan dari sumber-sumber di luar dirinya. Kebutuhan informasi
merupakan hal paling penting bagi seseorang, tidak ada seorang pun yang tidak
membutuhkan informasi, apa pun itu tentu memerlukan informasi untuk mendukung
pekerjaan sehari-harinya. Sekalipun dalam organisasi, informasi merupakan salah satu
jenis sumberdaya yang paling utama yang dimiliki oleh suatu organisasi apapun jenis
organisasi tersebut. Tanpa informasi maka tidak akan ada organisasi yang mampu
bertahan.
Studi kebutuhan informasi atau mempelajari kebutuhan informasi yang akan
diambil dapat mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan nantinya. Kebutuhan
informasi bagi anggota dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan
informasi yang diperlukan. Secara umum tujuan mempelajari kebutuhan informasi
yang diperlukan merupakan sesuatu yang wajib dilakukan oleh para pencari informasi
untuk mengetahui seberapa penting atau pengaruh dari informasi yang akan kita dapat
dalam mengambil keputusan.
B. Saran
Dalam setiap kita membutuhkan informasi, kita sebagai pengguna hendaknya
mengetahui seberapa penting dan seberapa sulit memperoleh informasi yang kita
butuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Hal ini dilakukan agar

kemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari tidak berdampak buruk ketika kita
salah memilih kebutuhan informasi.

11

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Deni. _. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: UPI PRESS
Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1: Pengantar.
Diterj. Oleh Andreas S. Adiwardana. Cetakan Kesebelas, PT Ikrar Mandiriabadi.
Fatta,

Hanif

Al.

2010.

Analisis

Kebutuhan

Sistem.

[Online].

Tersedia:

http://journal.amikom.ac.id/index.php/KIDA/article/viewFile/4514/2281. [02 Oktober
2015]
Haryanto. 2010. Teori Hierarki Keutuhan Maslow. [Online]. http://belajarpsikologi.com/teorihierarki-kebutuhan-maslow/. [01 Oktober 2015]
Jayadi,

Ahmad.

(2009).

Kebutuhan

informasi-Literatur.

Pdf

[online].

Tersedia:

http://lib.ui.c.id. [10 Oktober 2015]
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI
Pujianto.

2009.

Analisis

Kebutuhan

Sistem.

[Online].

Tersedia:

http://pujianto.blog.ugm.ac.id/files/2009/12/Analisis-Kebutuhan-Sistem-II.pdf.

[02

Oktober 2015]
Tawaf,

&

Khaidir

Alimin.

2011.

Kebutuhan

Informasi

Manusia.

digilib.unpas.ac.id/files/.../jbptunpaspp-gdl-yuniaisyah-629-2-babii.doc

[01

[online].
Oktober

2015]

12