PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA.docx

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (ANALISIS CERITA RAKYAT)
MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PADA SISWA KELAS VII SMP
Dosen Pengampu: Hartoyo, MA. Ph.D

UJIAN AKHIR SEMESTER

OLEH :
VIVI HESTIKAWATI
1408056002

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PROF. DR. HAMKA
2015

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (ANALISIS CERITA RAKYAT)
MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PADA SISWA KELAS VII SMP
1. Pendahuluan
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan,

termasuk

pembelajaran

bahasa,

merupakan

sebuah

respon

positif

terhadap

perkembangan TIK pada era millennium ketiga ini. Pemanfaatan TIK dalam mendukung
pembelajaran bahasa merupakan suatu keputusan cerdas untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan pendorong

utama penerapan komputer dalam pembelajaran, yang dikenal dengan istilah Komputer
Assisted Learning (CAL) atau pembelajaran dengan bantuan komputer. Komputer
sebagai media dapat dimanfaatkan untuk membantu orang atau siswa dalam belajar
termasuk belajar bahasa. Namun, perlu diingat bahwa komputer hanyalah alat atau
media dan sepenuhnya tergantung penggunanya. Oleh karena itu, komputer tidak akan
berdaya guna apabila tidak digunakan dengan tepat. Komputer memiliki peran sebagai
media yang membantu dalam proses pembelajaran, oleh karena itu, komputer dapat
diganti peranannya. (Hartoyo: 2006).
Dalam pengajaran bahasa, sangat dimungkinkan adanya penyampaian materi
oleh guru yang tidak mudah dipahami oleh peserta didik. Sebagai contoh penyampaian
materi analisis cerita rakyat pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama yang
kurang variatif dan inovatif dan dianggap menjenuhkan.

Diharapkan dengan

penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kekurangan itu dapat
diminimalisir.
2. Tujuan
Penggunaan TIK dalam pengajaran bahasa Indonesia khususnya sastra,
pengajaran yang awalnya dinilai guru sangat sulit untuk disampaikan, diharapkan akan

lebih mudah untuk disampaikan dan diterima oleh siswa. Pengajaran yang kreatif dan
inovatif

akan memberikan kesan tersendiri bagi siswa yang berdampak pada

penguatan ingatan pada diri seorang siswa.

Saat ini, pengajaran secara konvensional

sudah seharusnya ditinggalkan oleh tenaga pengajar. Sudah sepantasnya tenaga
pengajar atau guru menggunakan TIK sebagai sarana mempermudah pekerjaannya
sekaligus sebagai media memperkaya pengetahuan siswa dan guru.
Lebih dari itu, seorang guru mulai dituntut untuk bisa mengoperasikan TIK dalam
pengajarannya sebagai cara menghilangkan kejenuhan siswa kepada mata pelajaran
atau kepada gurunya itu sendiri. Misalnya, pengajaran sastra secara konvensional, guru
memberikan contoh video cerita rakyat, siswa menyaksikan, dan siswa menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita rakyat.
Dalam kasus ini, pembelajaran sastra khususnya analisis cerita rakyat tanpa
menggunakan TIK, guru menyuruh siswa untuk membaca teks cerita rakyat, lalu siswa
disuruh untuk menjawab pertanyaan berdasarkan apa yang sudah dibacanya.Hal ini

menjadi satu masalah atas ketertarikan atau minat siswa dengan cara pengajaran guru
yang demikian di sekolah, sehingga prestasi belajar siswa tidak optimal.
3. Tinjauan Pustaka
Arsyad (2002:15) menyatakan bahwa dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur
yang amat penting adalah metode dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis
media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa
salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan guru lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.
Media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menciptakan
suasana belajar secara kolaboratif, dan membuat siswa aktif. Media pembelajaran yang
dimaksud adalah Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) yaitu komputer. Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) secara umum diartikan sebagai teknologi yang memiliki
fungsi penunjang proses penyampaian informasi dan komunikasi. Sejalan dengan

berkembangnya teknologi, TIK dengan dukungan sistem dan jaringan (network)

komputer memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan melihat fisik maupun
mendengar suara secara langsung meskipun pihak-pihak yang berkomunikasi berada
di tempat yang berbeda.
Seperti yang dikemukakan Hartoyo dalam makalah (Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komnikasi dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia);(2009),
bahwa teknologi dan informasi (TIK) secara umum diartikan sebagai teknologi yang
memiliki fungsi penunjang proses penyampaian informasi dan komunikasi.
Perkembangan TIK yang sedemikian pesat telah berpengaruh terhadap aplikasi
komputer dalam penunjang pembelajaran bahasa, yang sering dikenal dengan istilah
Komputer-Assisted Language Leraning (CALL). Komputer sebagai media digunakan
untuk membantu pembelajar dalam pembelajaran, seperti halnya pembelajaran bahasa.
Selanjutnya Hartoyo mengemukakan: jika dicermati dengan seksama, salah satu
permasalahan utama pembelajaran bahasa adalah isu-isu terkait dengan metode
pembelajaran bahasa. Ditilik dari sejarah perkembangan pembelajaran bahasa, telah
terjadi berbagai upaya untuk mewujiudkan metode pembelajaran yang lebih baik.
Upaya mencari metode pembelajaran yang lebih baik selalu didasari atas kritik
terhadap kekurangan metode pembelajaran yang telah ada sebelumnya. Sebagai
contoh, Grammar Translation Method yang menekankan pada pembelajaran
membaca, tata bahasa, dan kosa kata dianggap kurang efektif dalam membekali siswa
dengan kemampuan komunikatif.

Dengan dasar kritik inilah maka muncullah metode pembelajaran bahasa yang
lainnya seperti Direct Methode, yang menekankan pada penggunaan bahasa yang
dipelajari dalam berkomunikasi. Direct method juga akhirnya menuai kritik, dan lahir lah
Audio Lingual Method, The Silent way, Suggestopedia, Community Language,
Communicative Approach, hingga Total Physical Respone. Kehadiran Total Physical
Responsepun menuai kritik, dan sejalan dengan perkembangan TIK muncullah
gagasan untuk mengembangkan Komputer-Assisted Language Learning (CALL) –
Multimedia.

Memperhatikan dampak positif berbagai kajian tentang pemanfaatan TIK dalam
menunjang pembelajaran di sekolah, tidak berlebihan jika di sekolah di tanah air ini juga
memiliki prospek masa depan yang memungkinkan untuk mengaplikasikan TIK dalam
menunjang pembelajaran.
Terlepas dari peran komputer yang hanya merupakan media, komputer memberikan
berbagai manfaat bagi siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu manfaat atau
kelebihan komputer adalah komputer merupakan alat yang lebih interaktif dibandingkan
dengan media yang lain, misalnya tape recorder, proyektor film, dan jenis perangkat
media yang lain termasuk kapur dan papan tulis.
Menurut Nelson et al., (1976) sifat unik komputer sebagai media pendidikan adalah
terletak pada kemampuannya untuk berinteraksi dengan siswa. Buku dan materi berupa

rekaman data memberi informasi kepada siswa tentang beragamperaturan dan solusi,
namu keduanya tidak dapat menganalisis kesalahan yang dibuat siswa, serta tidak
dapat beraksi terhadap kesalahan tertentu, mengarahkannya, dan hanya mengoreksi
jawaban.
Pada aplikasi tertentu, komputer dapat bertindak sebagai tutor, menyediakan materi,
memandu siswa bagaimana mempelajari materi, dan memberikan informasi serta
penjelasan yang lebih komprehensif. Manfaat lain adalah komputer dapat menjadi buku
referensi yang sangat efektif dan efisien. Komputer juga dapat digunakan untuk
berkomunikasi secara visual dengan siswa.
Jelaslah bahwa komputer sebagai media pembelajaran, sangatlah mungkin menjadi
partner guru dan siswa dalam kegian belajar mengajar jika seorang guru dapat
mengoperasikan media tersebut. Kembali pada tulisan Hartoyo sebelumnya bahwa
komputer hanyalah alat atau media dan sepenuhnya tergantung penggunanya. Oleh
sebab itu, pengajaran konvensional akan lebih terbantu jika seorang guru mampu
menggunakan media ini menjadi teman dalam pengajarannya.
4. Analisis
Pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran
saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan pembelajaran sintifik
dapat menggunakan beberapa model pembelajaran. Pendekatan saintifik meliputi lima


pengalaman

belajar

yaitu

mengamati

(observing),

menanya

(questioning),

mengumpulkan informasi (experimenting), menalar/mengasosiasi (associating), dan
mengkomunikasikan (communicating).
Media yang tepat untuk menerapkan kurikulum 2013 adalah media komputer.
Ruhlmann (1995: 46-47) berpendapat bahwa dengan menggunakan pembelajaran
berbasis komputer, siswa dapat belajar secara aktif; menanggapi pertanyaan;
menyelesaikan tugas-tugas interaktif; dan terlibat dialog personal dengan tutor

elektronik.
Program pembelajaran bahasa dengan mediasi komputer siswa biasanya dirancang
dengan berdasarkan pada lima prinsip. Kelima prinsip itu adalah :
a. Interaktivitas (Umpan Balik dan Instruksi)
Video drama cerita rakyat memberikan stimulasi interaksi antara siswa
dan komputer. Siswa dapat memilih sendiri cerita rakyat apa sajakah yang
hendak ditonton atau dilihatnya. Instruksi video cerita rakyat ini mudah dipahami
siswa. Dalam video ini ada pula umpan balik di mana siswa dapat mengetahui
amanat dari masing-masing cerita rakyat dengan cara meng”klik” amanat pada
akhir cerita.
b. Kegunaan (Fleksibilitas)
Video cerita rakyat sangat menarik siswa karena siswa dapat memilih
sendiri judul cerita rakyat yang ingin ditonton dan dilihatnya. Video ini sangat
efektif untuk siswa yang malas membaca, karena cerita rakyat ini dikemas dalam
bentuk kartun. Video kartun ini juga diiringi dengan lagu daerah tempat cerita
rakyat ini berasal. Hal ini sangat menarik bagi siswa karena dapat memperkaya
pengetahuan siswa dan siswa tidak akan merasa jenuh.
c. Keberterimaan Isi
Dalam materi pembelajaran bahasa, khususnya analisis cerita rakyat,
tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat memahami isi cerita rakyat.

Pemahaman isi cerita rakyat meliputi tema, penokohan dan karakter, latar atau
seting, alur cerita, serta amanat. Video cerita rakyat menampilkan ini semua,

siswa hanya tinggal menganalisis cerita rakyat berdasarkan unsur-unsurnya
tersebut berdasarkan apa yang sudah mereka tonton itu. Pembelajaran dengan
menggunakan media ini lebih menyenangkan siswa dibandingkan siswa
membaca cerita rakayat karena TIK lebih menyenangkan, interaktif dan variatif.
Sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasi dengan baik.
d. Efektifitas
Penggunaan TIK sangat efektif membantu siswa belajar bahasa. Siswa
dibawa suasana pembelajaran yang menyenangkan, inovatif dan kreatif. Selain
menguasai materi pembelajaran yang diharapkan, siswa juga dapat mahir
menggunakan komputer dan bisa jadi nanti siswa dapat membuat program
pembelajaran sendiri.
e. Penampilan (Daya Pikat)
Video cerita rakyat disajikan dalam bentuk film kartun. Penyajiannya
dengan menggunakan animasi yang bagus, penuh warna yang menarik, serta
kadang ada diselipi hal-hal yag lucu. Selain itu juga diiringi lagu-lagu daerah
yang berasal dari tempat cerita rakyat itu.
5. Ringkasan, Rekomendasi, dan Saran

a. Ringkasan
Pembelajaran dengan media komputer dapat dimanfaatkan untuk membantu
siswa dalaam pembelajaran bahasa. Komputer dapat menjadi tutor atau guru,
menyediakan materi, dan memberikan informasi, serta penjelasn yang interaktif.
Komputer dapat menjadi buku referansi yang sangat efektif dan efisien dan
digunakan untuk berkomunikasi secara visual dengan siswa. Sifat unik komputer
sebagai media pembelajaran adalah kemampuannya untuk berinteraksi dengan
siswa, fleksibel yang memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan minat
minat.
Pembelajaran analisis cerita rakyat sangat efektif menggunakan TIK karena
siswa

diajak

untuk

belajar

dengan

suasana

yang

interaktif,

variatif,

menyenangkan, dan inovatif. Penyajiannya dalam bentuk film kartun, gambargambar yang menarik, berwarna, serta ilustrasi lagu dan musik daerah yang
beragam.
b. Rekomendasi
1. Pengajaran dengan media TIK sangat efektif dan efisien dalam pembelajaran
yang biasanya menjenuhkan tidak menarik menjadi pembelajaran yang
menyenangkan.
2.

Pengajaran dengan media TIK diharapkan memudahkan guru dan siswa
dalm menyampaikan dan memahami materi yang diharapakan dalam
kurikulum 2013

3. Pembelajaran dengan media TIK dinilai dapat memberikan variasi dan
menimbulkan ketertarikan atau minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
4. Pembelajaran analisis cerita rakyat akan lebih menarik jika cerita rakyat itu
disajikan dalam bentuk video.
5. Guru harus Lebih termotivasi membuat dan menggunakan TIK sebagai media
pembelajaran yang menarik, kreatif dan inovatif.
c. Saran
1. Guru harus lebih termotivasi membuat dan menggunakan TIK sebagai
media pembelajaran yang menarik, kreatif dan inovatif.
2. Pembelajaran saintifik dalam kurikulum 2013 menuntut guru untuk
mengoptimalkan media TIK dalam pembelajaran, oleh karena itu
kemampuandan keterampilan guru dalam penguasaan TIK perlu terus
ditingkatkan.
3. Siswa

haruslah

dibawa

ke

suasana

belajar

yang

menarik

menyenangkan agar tujuan pembelajran dapat berhasil dengan baik.

dan

6. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 2002. Dalam Nurita Putri Web. Blog
Hartoyo. 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Semarang: Pelita Insani.