DARI BALAI DIKLAT MENJELMA JADI POLITEKNIK PELAYARAN SUMBAR

TRANS DARAT

20 PELANGGARAN ODOL MULAI DITINDAK SUMBER DAYA MANUSIA

36 DARI BALAI DIKLAT MENJELMA JADI POLITEKNIK PELAYARAN SUMBAR KONSISTENSI KONSISTENSI MENGAWAL MENGAWAL KESELAMATAN KESELAMATAN TRANSPORTASI TRANSPORTASI

Mengawal Keselamatan Transportasi

Pembaca Budiman..

U paya menjaga keselamatan transportasi terus

dilakukan pemerintah. Konsistensi menegakkan aturan keselamatan angkutan darat, laut, udara dan

perkeretaapian, dilakukan agar potensi terjadinya kecelakaan bisa diantisipasi. Langkah Kementerian Perhubungan menindak tegas segala bentuk pelanggaran angkutan jalan berjalan paralel dengan penegakan aturan keselamatan di sub sektor perhubungan darat, laut, udara dan perkeretaapian.

Tindakan penilangan dan penurunan muatan berlebih terhadap truk-truk over dimension over loading (ODOL) telah diberlakukan sejak awal Agustus 2018 di tiga jembatan timbang yakni di Balonggandu (Karawang), Losarang (Indramayu), dan Widang (Tuban). Langkah serupa akan diterapkan untuk operasional jembatan timbang lainnya di Tanah Air.

Sedangkan pengawasan untuk moda angkutan bus penumpang dilakukan dengan optimalisasi peran terminal

tipe A melalui penerapan sistem zonasi. Dengan sistem zonasi, maka kelaikan angkutan bus dan kondisi kesehatan sopir bisa dicek pada saat bus-bus tersebut masuk ke terminal.

Langkah penegakkan aturan keselamatan juga dilakukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian. Pemerintah telah menutup ratusan perlintasan sebidang yang sering menjadi penyebab kecelakaan. Langkah penutupan perlintasan diikuti pengembangan jalur fly over maupun underpass.

Ditjen Perhubungan Udara pun tak ketinggalan. Upaya mengawal keselamatan transportasi udara dilakukan dengan implementasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety Regulation/CASR). Salah satu ketentuannya adalah keharusan adanya pemeriksaan pilot, cabin crew, dan armada pesawat terbang sebelum keberangkatan. Penerbangan harus memenuhi persyaratan bebas dari penyalahgunaan alkohol dan narkoba, serta sehat secara medis, sehingga tidak menimbulkan potensi kecelakaan. Seringnya insiden kecelakan di dunia penerbangan umumnya karena faktor kelalaian manusia (human error).

Tak kalah penting, pengawasan terhadap aspek keselamatan pun diterapkan secara ketat di dunia pelayaran baik angkutan sungai, danau dan penyeberangan, maupun angkutan laut. Maraknya insiden kecelakaan kapal penyeberangan belakangan ini, menjadi pertimbangan pemerintah untuk melakukan evaluasi terkait penerapan standar pembuatan kapal, ketersediaan perlengkapan keselamatan kapal dan kapasitas SDM yang ada.

Pembelian sekoci, pengadaan life raft, peralatan pemadam kebakaran, dan perlengkapan penunjang lainnya membutuhkan biaya besar yang seharusnya bisa dipenuhi dengan ketetapan harga tiket yang sesuai. Pemerintah akan terus menegakkan standar keselamatan pelayaran secara konsisten dan terus menerus, salah satunya dengan penetapan harga tiket angkutan penyeberangan.

Beragam kebijakan yang telah dilakukan terkait keselamatan, keamanan dan pelayanan angkutan darat, laut, dan udara, diharapkan dapat menekan potensi kecelakaan yang bakal terjadi di kemudian hari. Semoga. o

EDISI 05 / 2018

EDISI 05 I 2

018

www.dephub.go.id

TRANS DARAT 20 PELANGGARAN ODOL MULAI DITINDAK

SUMBER DAYA MANUSIA 36 DARI BP3 PADANG PARIAMAN MENJADI POLITEKNIK PELAYARAN SUMBAR

KONSISTENSI

MENGAWAL

KESELAMATAN TRANSPORTASI

KONSISTENSI

MENGAWAL

KESELAMATAN TRANSPORTASI

Cover : Pelabuhan Penyeberangan Ceremai, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat

PEMBINA:

Menteri Perhubungan Republik Indonesia,

PENASEHAT:

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan, Kepala Badan Litbang Perhubungan, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

PENANGGUNG JAWAB:

Baitul Ihwan

PEMIMPIN REDAKSI:

Bambang Wijonarko

REDAKTUR PELAKSANA:

Tinitah S. Amrantasi, Muhammad Pamungkas

REDAKSI:

Anna Nurjanah, Arifatmi, Christanto Agung, Daniel Pietersz, Deni Hendra M, Destrirani, Dona Devianti, Dwi Wisnu, Gatut Aribowo S, Hari Buyung, Hari Supriyono, Oktavian, R. Achmad Herdin, Revi Yohana, Romauli Fransiska, Wisnu Kuncoro

TIM REDAKSI:

Andesrianta Rakhmad, Andung Bayumurti, Prayogie, Syarifah Noor Hidayati,

REDAKSI FOTO:

Abdullah Baraja, Chairudi Bharata Dharma, Dyota Laksmi Tenerezza, Muhamad Nurcholis, Okto Berbudi, Ria Efriani Pratiwi, Rezvina Laila Baswedan, Afrilia Mayasari, Asep K. Nur Zaman

ALAMAT REDAKSI:

Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat, Telp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419 Fax (021) 3504631, 3511809

E-MAIL:

transmedia@dephub.go.id

PENERBIT:

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Majalah Kementerian Perhubungan No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976

ISSN : 0853179X

DAFTAR ISI

EDISI 05 / 2018

10 TRANS UTAMA

KONSISTENSI MENGAWAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Beberapa waktu yang lalu, Indonesia berduka atas terjadinya beberapa

kejadian kecelakaan yang melibatkan angkutan penyeberangan. Pemerintah tetap konsisten dan melakukan evaluasi kembali terkait keselamatan transportasi. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah meminta seluruh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia untuk menegakkan aturan keselamatan di daerah masing-masing. Dengan adanya otonomi daerah, fungsi koordinasi untuk penerapan peraturan keselamatan dan pelayanan angkutan umum masih perlu ditingkatkan lagi.

TRANS TEKNOLOGI 58 Sensor Cahaya untuk Keselamatan Bersepeda

52 TRANS POTRET

Kala Matahari Terbit dan Terbenam di Bumi Mina Tani Berwisata di Jawa Tengah? Mungkin, langsung tebersit

dalam bayangan Anda, kawasan Kota Tua di Semarang, Candi Borobudur di Magelang, atau Baturaden di

TRANS SEJARAH Banyumas.

60 Transformasi Rel Kereta

3 EDITORIAL

40 Kemenhub Targetkan

Efisiensi Rp1 Triliun

6 TRANS INFOGRAFIS

Melalui Skema Proyek Konsesi 2019

8 TRANS MATA

41 Waktu Tempuh Atlet

TRANS DARAT

Asian Games Penuhi

20 Pelanggaran ODOL Mulai

Target

Ditindak

42 PPID Kemenhub Raih

TRANS LAUT

TRANS HIJAU 24 DO Online Tingkatkan

Penghargaan ‘Informatif’

62 Puente Laguna Garzon Efisiensi Logistik

dan ‘Responsif’ Arus

Mudik 2018

Jembatan Lingkar Ramah Lingkungan

TRANS UDARA

43 Kemenhub Rangkul

28 Langkah Mudah

TRANS INTERNASIONAL dan Transparansi

Nelayan Paceklik dalam

64 Daocheng Yadhing, Perizinan Online Ditjen

Proyek Padat Karya

Bandara di Atas Awan Perhubungan

POTRET

TRANS SEHAT 32 Kejar Tayang Proyek

44 Inovasi Layanan

TRANS PERKERETAAPIAN

66 Tetap Sehat Selama Double Double Track

Transportasi, Tingkatkan

Penerbangan Manggarai-Cikarang

Konektivitas di Jawa

Tengah

48 Trans Semarang,

SUMBER DAYA MANUSIA

Inovasi Layanan untuk

36 Dari BP3 Padang

Masyarakat Semarang

Pariaman Menjadi Politeknik Pelayaran

50 Wajah Baru Terminal

Sumbar

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang

KILAS BERITA 38 Bandara Sukabumi akan

54 Menikmati Wisata Kuliner

Dibangun di Cikembar

Unik di Jawa Tengah

39 Program Tol Laut dan

TRANS SENGGANG Pembenahan Bandara

TRANS PERSPEKTIF

68 Flying Fox Terpanjang Menyentuh Bengkulu

56 Sanur, Desa Makmur

di Tapal Batas Butuh

di Asia Tenggara ada di

Layanan Transportasi

Indonesia

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESELAMATAN TAHUN 2018

BIDANG ANGKUTAN DARAT

Inspeksi Keselamatan Angkutan Umum (Ramp Check)

a. Terminal Angkutan Umum; b. Pool Bus; c. Rest Area;

Dilakukan oleh: d. Pelabuhan Penyeberangan;

a. Penguji Kendaraan Bermotor; e. UPPKB

b. PPNS; c. Inspektur Keselamatan LLAJ

(dalam kondisi tertentu)

Untuk Pelaksanaan Ramp Check Angkutan Barang di UPPKB sistem aplikasi sedang dikembangkan.

Timeline Penerapan Transfer Muatan Bagi Pelanggar Daya Angkut

Dasar Penyusunan Road Map 1. Data Pelanggaran 2. Kesiapan Teknis Kegiatan 3. Kesiapan Petugas di Unit Pelaksana Pemeriksa Kendaraan Bermotor (UPPKB)

PENERAPAN PEMATANGAN KONSEP

KOORDINASI DAN

PENERAPAN

PENERAPAN

PENERAPAN TAHAP III

TAHAP IV 1. Penggunaan

TAHAP I

TAHAP II (Rencana)

(Rencana), Tambahan:

(Rencana) Apkritase.com

1. UPPKB Macoppa

Pelaksanaan 2. Penyediaan Kendaraan

2. UPPKB Sedarum

Transfer Muatan Langsir

2. UPPKB Losarang

2. UPPKB Cekik

TAHAP III:

3. UPPKB Rejoso

dan Alternatifnya 3. Usulan Pembiayaan

3. UPPKB Widang

3. UPPKB Kulwaru

(Binkes,

4. Dan UPPKB Lainnya yang

Beroperasi di Tahap I dan Tahap II di 43 UPPKB dan Tarif

BPTD, PTSI,

(Binkes, PTSI, Ritase.com, PERSIAPAN

Ritase.com,

Aptrindo) PENERAPAN TAHAP IV: (Binkes, BPTD, PTSI, Ritase.com, Aptrindo)

Aptrindo)

Juli

Agustus

September

Oktober

EVALUASI TAHAP II 1. Review Hasil Pelaksanaan

KOORDINASI DAN

EVALUASI TAHAP I

2. Identifikasi Kendala dan Solusi

PENYUSUNAN KONSEP PENETAPAN DAN

1. Review Hasil Pelaksanaan

3. Perbaikan Pelaksanaan

AWAL SOSIALISASI

EVALUASI TAHAP AKHIR 1. Perumusan Konsep Awal

2. Identifikasi Kendala dan Solusi

4. Penetapan UPPKB yang akan

1. Review Hasil Pelaksanaan (Binkes dan PTSI)

1. SOP Kegiatan;

3. Perbaikan Pelaksanaan

Diterapkan untuk Transfer

2. Rekomendasi Peraturan 2. Pemetaan Peran

Tatacara dan

4. Penetapan UPPKB yang akan

Muatan Selanjutnya

3. Rekomendasi Teknis Stakeholder (Binkes,

Pentarifan

Diterapkan pada Tahap II dan

5. Menentukan Alternatif Tindakan

(Binkes, PTSI, Ritase.com, PTSI, Ritase.com,

2. Sosialisasi ke BPTF

Persiapan Tahap II

Pengganti Transfer Muatan

Aptrindo, BPTD dan UPPKB, Aptrindo)

dan UPPKB

(Binkes, PTSI, Ritase.com,

(Binkes, PTSI, Ritase.com,

3. Perispan Tahap I

Aptrindo, BPTD dan UPPKB)

Aptrindo, BPTD dan UPPKB)

serta Stakeholder lainnya)

BIDANG PERKERETAAPIAN USULAN PROGRAM PENATAAN PERLINTASAN SEBIDANG “STOP PERLINTASAN

1. Menggabungkan/membongkar perlintasan sebidang KA yang berdekatan (kurang dari 800 meter); 2. Membangun jalan kolektor/ frontage road di sepanjang jalur KA;

SEBIDANG LIAR”

3. Membangun perlintasan tidak sebidang KA; 4. Menata perlintasan sebidang KA agar memenuhi persyaratan teknis dan aman bagi pengguna jalan dan

operasional KA; 5. Mengevaluasi perlintasan sebidang KA secara periodik 1 (satu) tahun sekali; 6. Tidak mengeluarkan IMB bagi bangunan yang tidak memiliki akses sehingga langsung melintas di jalur KA; 7. Pemasangan kembali patok pembatas jalur KA.

BIDANG PENERBANGAN

3 Minimum

Equipment

1 Flight Time

Management

List (MEL)

Trip Records

5 Inspections / Flight 6 and Duty

2 Inspections Program 4 Control Documentation

Administration

Records

7 Flight Crew

Training Company

8 Check Pilot 9 Enroute 10 Enroute 11 Facility 12 Inspection 13 Member

Programme

and Training Program

Proficiency and Record

Competency Check

Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang (Foto : Afril)

Pelabuhan Penyeberangan Kabupaten Kendal,

Terminal Ir. Soekarno Klaten, Jawa Tengah

Kereta Api Dalam Kota,

Jawa Tengah. (Foto : Dyota)

Surakarta

(Foto: Dyota)

(Foto : Afril)

KONSISTENSI MENGAWAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

Beberapa waktu yang lalu, Indonesia berduka atas terjadinya beberapa kejadian kecelakaan yang melibatkan angkutan penyeberangan. Pemerintah tetap konsisten dan melakukan evaluasi kembali terkait keselamatan transportasi. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah meminta seluruh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia untuk menegakkan aturan keselamatan di daerah masing-masing. Dengan adanya otonomi daerah, fungsi koordinasi untuk penerapan peraturan keselamatan dan pelayanan angkutan umum masih perlu ditingkatkan lagi.

Oleh karenanya, sesuai dengan amanat presiden,

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta semua dishub provinsi dan kota/kabupaten, harus bahu membahu memastikan level of service dan implementasi ketentuan keselamatan dengan baik,” kata Menhub saat membuka rapat koordinasi pengawasan transportasi dengan seluruh kepala dinas perhubungan provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia di Jakarta awal Juli lalu.

Penegakan aturan keselamatan perlu disampaikan secara terus menerus kepada semua pihak tanpa kecuali agar insiden kecelakaan transportasi baik di darat, laut, perkeretaapian dan udara bisa diantisipasi. Melalui sosialisasi dan koordinasi secara berkelanjutan, maka peran pemerintah daerah yang memiliki kewenangan dalam pengawasan transportasi diyakini akan berjalan lebih optimal.

Menhub mengungkapkan, dari kasus yang terjadi akhir-akhir ini, semua pihak baik pusat maupun daerah sepakat untuk melakukan evaluasi dan reformasi bersama. Tanpa adanya dukungan pemerintah daerah, keselamatan transportasi akan sulit tercapai.

“Bertolak dari banyaknya kasus insiden penyeberangan dan pelayaran yang terjadi, maka kita sepakat untuk melakukan langkah-langkah reformasi bersama dengan pemerintah daerah (Pemda). Ini karena tanpa dukungan mereka (Pemda), maka tak mungkin upaya ini dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Ia mencontohkan, insiden tenggelamnya kapal penyeberangan yang terjadi di Danau Toba beberapa waktu lalu, menjadi dasar evaluasi bagi pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan pengawasan lebih intensif lagi. Pemerintah melalui Kemenhub akan terus mengupayakan peningkatan kapasitas syahbandar melalui

pendidikan secara intensif terkait aturan keselamatan pelayaran yang berlaku dan sejauh mana implementasi di lapangan.

Menhub juga akan menunjuk satu orang direktur di bawah Direktur Jenderal Perhubungan Darat yang khusus menangani persoalan keselamatan angkutan penyeberangan ini. “Saya akan mereformasi dunia pelayaran dengan membentuk struktur jabatan direktur baru di Kemenhub,” kata Budi Karya Sumadi, di Jakarta, akhir Juli lalu.

Penegakan aturan keselamatan perlu

disampaikan secara terus menerus kepada semua pihak tanpa kecuali agar insiden kecelakaan transportasi baik di darat, laut, perkeretaapian dan udara bisa diantisipasi.

Saat ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) yang dipimpin Budi Setyadi telah memiliki lima orang direktur. Dengan adanya direktur yang khusus menangani keselamatan kapal penyeberangan, maka fungsi pengawasan akan lebih optimal. Pengawasan dilakukan terhadap kesyahbandaran hingga sertifikat kapal. Semua akan dipegang seluruhnya oleh direktur tersebut. Sebelumnya, syahbandar maupun pengelola pelabuhan penyeberangan memang harus bertanggung jawab ganda, kepada Ditjen Hubdat dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla).

Selain memiliki tangung jawab ganda, kata Menhub, syahbandar di beberapa pelabuhan penyeberangan selama ini harus menghadapi adanya overlaping dalam pengawasan, antara pusat dan daerah. Oleh sebab itu, direktur baru ini nantinya akan bertugas menengahi kondisi yang terjadi di lapangan.

Kendati demikian, penetapan posisi direktur baru dalam struktur birokrasi pemerintahan mesti berkoordinasi dengan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. “Rencana ini merupakan usaha untuk mencari jalan terbaik dalam menegakkan aturan keselamatan pelayaran,” ujar Menhub.

Pembentukan Tim Adhoc Evaluasi Standar Keselamatan Pelayaran

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) telah membentuk tim adhoc untuk melakukan evaluasi

dan pengawasan penyelenggaraan keselamatan pelayaran di Danau Toba. Tim adhoc yang dibentuk Menhub terdiri dari perwakilan Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai, Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sibolga. Tim adhoc Kemenhub telah melakukan ramp check sebanyak 124 kapal (57,7%) dari 215 kapal yang ada di Danau Toba dan ditemukan belum adanya pemenuhan aspek keselamatan serta pelayanan kapal di Danau Toba secara optimal.

Tim adhoc juga akan memberi masukan dan koreksi terkait keselamatan dan keamanan penyeberangan bersamaan dengan pencanangan program Bulan Tertib Pelayaran di Danau Toba oleh pemerintah. Melalui pencanangan Bulan Tertib Keselamatan Pelayaran ini, Kemenhub berharap penerapan aturan keselamatan pelayaran berjalan sesuai harapan. Kemenhub terus berupaya memperbaiki kualitas transportasi angkutan sungai dan

danau serta penyeberangan di Danau Toba.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menjabarkan beberapa hal yang menjadi fokus perbaikan khususnya peningkatan keselamatan pelayaran di Danau Toba. Pertama, Ditjen Hubla dan Ditjen Hubdat akan melakukan ramp check pada seluruh kapal yang ada di sana. Kedua, diharapkan tidak ada lagi kapal kayu yang memiliki tiga dek, hal tersebut demi menjaga keseimbangan pada kapal. Ketiga, Upaya menghilangkan teralis di sebelah kanan dan kiri jendela kapal dan melebarkan akses pintu ke dek

2 (dua) atau pintu keluar. Tujuannya agar para penumpang mudah mengakses keluar dari ruangan tanpa ada halangan teralis. Keempat, akan dilakukan upaya penertiban administrasi dan perbaikan regulasi agar pengawasan terhadap operasional kapal penyeberangan berjalan efektif dengan pemberian sanksi sesuai peraturan. Keempat, akan dilakukan upaya penertiban administrasi dan perbaikan regulasi. Selain itu pemerintah melihat dari

Penyeberangan Merak-Bakauheni yang merupakan penyeberangan terpadat di Indonesia

Pengecekan alat keselamatan di kapal penyeberangan.

Sekoci merupakan alah satu alat keselamatan di kapal.

sisi kemampuan dan keterampilan nakhoda harus ditingkatkan.

Kemenhub akan memberikan pelatihan bagi para nakhoda yang ada di wilayah Danau Toba dan sekitarnya, sehingga mereka memiliki keterampilan kesyahbandaran. Pelatihan bagi nakhoda diberikan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDM Perhubungan) Kemenhub.

Kemenhub juga menyediakan repeater sebagai alat komunikasi di kapal penyeberangan. Menurut Budi Setiyadi, hal tersebut sangatlah penting sebagai alat komunikasi selama penyeberangan untuk proses pengawasan. “Di samping itu, Kemenhub akan memberikan handphone berbasis sistem android untuk memantau cuaca di Danau Toba. Handphone yang diberikan kepada awak kapal ini bertujuan agar informasi terkait cuaca bisa diketahui secara langsung,” jelas Budi.

Perlunya Optimalisasi Penerapan Keselamatan Pelayaran

Regulasi terkait keselamatan

pelayaran nasional pada dasarnya sudah lengkap. Aturan keselamatan pelayaran di perairan nusantara termasuk angkutan sungai, danau, dan penyeberangan terdapat dua standar keselamatan Pertama, untuk kapal Non Convention Vessel Standard (NCVS). Kedua, Safety of Life at Sea (SOLAS) untuk kapal internasional, termasuk kapal berpenumpang di atas dua belas orang.

Kemenhub telah menerapkan peraturan keselamatan kapal non konvensi atau NCVS berbendera Indonesia yang telah diluncurkan pada 2012 silam. Ketentuan terkait NCVS ini mengacu pada aturan internasional keselamatan kapal yang dikeluarkan International Maritime Organization (IMO) yakni Safety of Life at Sea (SOLAS).

Peraturan SOLAS diwajibkan bagi kapal-kapal dengan bobot 500 Grosse Ton (GT) ke atas yang berlayar di perairan internasional. Sedangkan kapal-kapal dengan bobot hingga 500 GT yang berlayar di perairan domestik maupun internasional mengikuti ketentuan NCVS. Kapal-

Melalui pencanangan bulan tertib keselamatan pelayaran ini, Kemenhub

berharap penerapan aturan keselamatan

pelayaran berjalan sesuai harapan. Kemenhub terus berupaya

memperbaiki kualitas transportasi angkutan danau dan sungai serta penyeberangan di Danau Toba.

kapal yang termasuk klasifikasi NCVS meliputi kapal dengan kriteria yang digerakkan tenaga mekanis, kapal kayu, kapal penangkap ikan, dan kapal pesiar. Kapal-kapal tersebut dikenal dengan kapal non konvensi dan untuk pengaturan keselamatannya diserahkan kepada negara asal kapal. Ketentuan keselamatan NCVS lazim dikeluarkan oleh negara-negara yang berbasis maritim dan standar yang dikeluarkan menyesuaikan dengan kondisi geografis masing-masing negara.

Pada 2017 lalu, Indonesia meratifikasi dua protokol organisasi maritim internasional mengenai keselamatan pelayaran. Kedua protokol tersebut adalah protokol SOLAS 1976 dan Load Lines. Protokol SOLAS 1976 mengatur tentang harmonisasi masa berlaku sertifikat dan pelaksanaan pemeriksaan. Sementara protokol Load Lines mengatur batas garis muat kapal yang aman bagi keselamatan kapal, pencegahan kelebihan muatan dan keselamatan lambung timbul, keselamatan platform, serta peningkatan stabilitas kapal.

Dengan adanya ratifikasi ini, maka pemerintah wajib menerapkan aturan keselamatan pelayaran sesuai standar internasional yang dikeluarkan IMO. Beberapa penerapan standar keselamatan tersebut meliputi pemeriksaan inisial, pemeriksaan tahunan, pemeriksaan antara, dan pemeriksaan pembaharuan kapal yang biasanya berlaku bagi kapal di atas 500 GT dan berlayar di perairan internasional.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Hubla, Wisnu Handoko menilai ketentuan NCVS juga menyesuaikan dengan kondisi gelombang perairan di dalam negeri. Salah satu ketentuan terkait aspek keselamatan yang distandarkan baik oleh aturan nasional maupun internasional adalah adanya sekoci dan life raft. Life raft disediakan sebagai peralatan keselamatan hidup di laut pada kapal sebagai tambahan selain sekoci. Life raft jauh lebih mudah diluncurkan jika terjadi situasi darurat dan harus dapat diluncurkan dari kedua sisi kapal. Kapasitas kumulatif life raft harus dapat menampung jumlah orang yang ada di atas kapal (sesuai dengan jumlah orang yang dapat diangkut kapal sesuai sertifikat).

Bila ukuran atau konfigurasi kapal tidak memungkinkan, maka sebagai penggantinya kapal NCVS harus dilengkapi survival craft pada setiap sisi. Alat ini dapat diluncurkan dari kedua sisi kapal dan harus dapat menampung sejumlah penumpang sesuai manifest pelayaran.

Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto, menyatakan dukungannya agar implementasi regulasi NCVS berjalan sesuai harapan. Hingga kini penerapan aturan NCVS berjalan baik dengan adanya pengawasan yang dilakukan Kementerian Perhubungan dan pemerintah daerah untuk kapal-kapal pelayaran rakyat (Pelra). INSA dan PT Pelindo juga telah memberikan bantuan perlengkapan berupa ribuan life jacket untuk meningkatkan keselamatan pelayaran rakyat. “Ini menjadi tanggung jawab bersama untuk mengimplementasikan aturan NCVS di Indonesia,” ujar Carmelita. Penerapan standar keselamatan NCVS akan mampu menekan angka kecelakaan kapal di dalam negeri dan menjadi stimulus bagi pertumbuhan industri maritim nasional. Penegakan aturan NCVS juga akan menunjang kegiatan pelayaran,

Penerapan standar keselamatan pelayaran akan mengurangi potensi kerugian akibat kelalaian

dalam pengawasan. Kepercayaan para pelaku usaha ikut

meningkat seiring dengan peningkatan keselamatan,

keamanan dan pelayanan jasa angkutan laut.

industri galangan dan pengadaan Sumber Daya Manusia (SDM) kapal. “Dampak lainnya, juga menekan laju devisa ke luar negeri, mengingat sertifikasi kapal tidak lagi mengacu pada International Association of Classification Societies (IACS), melainkan dapat dilakukan oleh lembaga independen NCVS nasional yang dibentuk,” tutur Carmelita.

Penerapan standar keselamatan pelayaran akan mengurangi potensi kerugian akibat kelalaian dalam pengawasan. Kepercayaan para pelaku usaha ikut meningkat seiring dengan peningkatan keselamatan, keamanan dan pelayanan jasa angkutan laut.

Di lain pihak, Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) mengungkapkan adanya tantangan dari para pelaku usaha perkapalan sendiri yang mengabaikan standar keselamatan. Para oknum pelaku usaha perkapalan banyak yang melakukan modifikasi kapal tanpa memperhatikan prosedur dan uji kelayakan sebagaimana ketentuan. Umumnya modifikasi dilakukan dengan mengubah fungsi kapal barang maupun landing craft Di lain pihak, Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) mengungkapkan adanya tantangan dari para pelaku usaha perkapalan sendiri yang mengabaikan standar keselamatan. Para oknum pelaku usaha perkapalan banyak yang melakukan modifikasi kapal tanpa memperhatikan prosedur dan uji kelayakan sebagaimana ketentuan. Umumnya modifikasi dilakukan dengan mengubah fungsi kapal barang maupun landing craft

Dilema juga masih dirasakan para operator kapal. Meningkatnya permintaan transportasi laut tidak dibarengi dengan peningkatan daya beli masyarakat. Pemenuhan standar keselamatan pelayaran membutuhkan tambahan biaya operasional. Pembelian sekoci, pengadaan life raft, peralatan pemadam kebakaran, dan perlengkapan penunjang lainnya membutuhkan biaya besar yang bisa ditopang dari harga tiket yang sesuai.

Rendahnya daya beli pengguna jasa angkutan pelayaran mengakibatkan pengusaha kapal enggan menaikkan standar keselamatan dan peningkatan level pelayanan mereka. Kapal- kapal yang mereka operasikan umumnya kapal lama hasil modifikasi kapal barang untuk angkutan orang. “Para pemilik kapal tetap mengoperasikan kapal yang sudah ada dan mereka tidak bisa melakukan ekspansi lebih,” katanya.

Keterbatasan sarana dan prasarana inilah yang sering menjadi salah satu faktor penyebab masih maraknya insiden kecelakaan kapal dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah akan terus mengawasi pemenuhan standar keselamatan pelayaran secara konsisten dan terus menerus.

Menegakkan Aturan Keselamatan Transportasi Jalan

Selain konsistensi mengawal keselamatan pelayaran, pemerintah juga terus menegakkan keselamatan angkutan jalan baik moda angkutan bus untuk penumpang maupun truk untuk angkutan barang. Telah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 37 Tahun 2017 tentang Keselamtan Lalu Lintas dan Angkutan Barang. Proses pengawasan dilakukan melalui optimalisasi peran terminal

tipe A dan pengoperasian Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau lebih dikenal jembatan timbang (JT).

Penerapan Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal berdasarkan PM 40 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan, maka pengelolaan terminal diatur berdasarkan sistem zonasi. Sistem ini memungkinkan petugas melakukan pengecekan kelaikan kendaraan bus secara lebih optimal.

Sedangkan, pengawasan terhadap kendaraan angkutan barang dilakukan melalui pengoperasian jembatan timbang. Pengawasan meliputi ketentuan berat muatan (daya angkut), dimensi kendaraan, tata cara pengangkutan, dan kelas jalan.

Ketentuan terkait daya angkut mempertimbangkan jumlah berat yang diizinkan dan atau jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan sesuai ketentuan rancangannya. Ketentuan dimensi mengacu pada dimensi utama kendaraan bermotor yang

meliputi panjang, lebar, tinggi, julur depan, dan julur belakang yang telah ditetapkan sesuai bukti lulus uji.

Tata cara pengangkutan mesti mengikuti ketentuan muatan yang harus diletakkan pada ruang muatan mobil barang sesuai rancang bangun kendaraan. Selain itu, distribusi muatan pada setiap sumbu sesuai daya dukungnya, tata cara pengikatan muatan, tata cara pengemasan, dan tata cara pemberian label atau tanda juga menjadi hal yang harus diperhatikan.

Sedangkan, ketentuan terkait kelas jalan mengacu pada fungsi dan intensitas lalu lintas kendaraan bermotor. Penetapan kelas juga mempertimbangkan kemampuan jalan menerima beban muatan dari truk dengan kapasitas dan dimensi tertentu.

Sekoci merupakan salah satu alat keselamatan yang berada di kapal laut.

Petugas melakukan tindakan penilangan kepada truk yang melebihi muatan.

Pemeriksaaan muatan truk di jembatan timbang.

Pemerintah akan melibatkan pihak ketiga sebagai operator jembatan timbang. Peran pihak ketiga diharapkan mampu meminimalisir praktik pungutan liar yang kerap terjadi di jembatan timbang. Penindakan terhadap pelanggaran Over Dimensi Over load (ODOL) dilakukan di tiga lokasi sebagai langkah uji coba (pilot project), yakni di UPPKB Widang (Tuban), Balonggandu (Karawang), dan Losarang (Indramayu).

Dirjen Hubdat, Budi Setiyadi mengatakan, selama ini salah satu penyebab insiden kecelakaan lalu lintas di jalan berasal dari kelebihan muatan truk yang jarang mendapatkan penindakan. Operator truk angkutan barang masih terus

melakukan pelanggaran muatan karena sanksi yang ada tidak membuat efek jera. “Mulai Agustus 2018, pemerintah sudah mulai menindak pelanggaran truk ODOL,” ujar Budi.

Direktur Pembinaan Keselamatan Perhubungan Darat Ditjen Hubdat, Risal Wasal menambahkan, peran pihak ketiga dalam pengoperasian jembatan timbang memiliki dua target. Pertama, keterlibatan pihak ketiga yakni Surveyor Indonesia (SI) diharapkan bisa meningkatkan kinerja jembatan timbang. Kedua, adanya perubahan budaya (kultur) personel jembatan timbang sesuai Standar Operasi dan Prosedur (SOP) yang akan ditetapkan pemerintah dan diharapkan bisa memenuhi standar manajemen ISO 9001.

“Peran SI dalam mengelola UPPKB sudah berjalan sejak April 2018 lalu dan pada Agustus 2018 pihak pengelola sudah bisa memberlakukan sanksi kepada pelanggaran muatan truk dengan mentransfer muatan yang overload ke angkutan lain,” ujar Risal.

Pemerintah kini terus menggelar sosialisasi agar penerapan aturan keselamatan terkait angkutan truk ODOL bisa berjalan tanpa hambatan. Petugas akan menindak truk yang melanggar sebagaimana mekanisme sistem e-tilang seperti yang dilakukan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Pelaku pelanggaran muatan hanya bisa membayar uang denda melalui bank sehingga sistem ini diharapkan mampu meminimalisasi praktik terjadinya pungutan liar (pungli) akibat interaksi langsung antara petugas dengan pengguna jasa. Dengan diterapkannya manajemen UPPKB terbaru, ditargetkan ada perubahan budaya dan pola pikir, ditargetkan ada perubahan mindset budaya di lingkungan SDM pengelola UPPKB. Dari 141 UPPKB di seluruh Indonesia, pemerintah menghidupkan 26 unit di sejumlah lokasi. Dari 26 UPPKB tersebut, sembilan unit akan dikelola pihak swasta di bawah koordinasi Kemenhub.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organda Ivan Kamadjaja mendukung kebijakan pemerintah untuk

Pemeriksaan angkutan muatan di jembatan timbang.

Kegiatan ramp check sebelum melakukan kegiatan penerbangan.

Peragaan keselamatan oleh awak kabin pesawat.

karenanya, peran dan fungsi UPPKB harus optimal dan SDM yang bertugas disana juga mempunyai komitmen yang tinggi. Selama truk tak overload, kita optimis tak ada masalah di jalan,” tambahnya.

Ivan mengajak semua pihak untuk mengatur dan mengelola SDM-nya dengan baik dan benar. Operator truk harus dididik untuk berani menolak jika diminta mengangkut barang berlebih. Sebaliknya, pemilik barang juga harus jujur dan taat asas. Selanjutnya, pemerintah sebagai regulator mampu berperan optimal sebagai pembina sekaligus memberdayakan agar bisnis jasa logistik di Tanah Air maju, sehat, aman dan selamat tanpa ODOL.

Penegakkan Aturan Keselamatan Penerbangan

Catatan positif dilakukan Dirjen Hubud khususnya dalam penegakkan standar keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan. Selain peringkat Indonesia naik dari 152 menjadi peringkat 58 berdasarkan

ICAO, Indonesia juga telah keluar dari EU Flight Safety List. Sebelumnya, Indonesia juga mampu meningkatkan kategori penerbangan menjadi peringkat 1 dari otoritas penerbangan AS (Federal Aviation Adminstration/FAA).

Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Hubud, M Pramintohadi Sukarno, mengatakan naiknya peringkat keselamatan penerbangan nasional menjadi momentum pemerintah untuk meningkatkan standar keselamatan penerbangan menjadi lebih baik lagi. Upaya mengantisipasi potensi terjadinya insiden penerbangan terus dilakukan secara intensif dengan mendeteksi penyebab kecelakaan maupun insiden penerbangan khususnya yang disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error. Data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan faktor kelalaian manusia menjadi penyebab utama terjadinya insiden

kecelakaan yang mencapai 67,12 persen. Faktor penyebab lainnya seperti kesalahan teknis hanya sebesar 15,75 persen, faktor keadaan lingkungan 12,33 persen, dan fasilitas infrastruktur sebesar 4,79 persen.

Atas dasar itulah, menurut Pramintohadi, ketentuan terkait keselamatan penerbangan salah satunya tentang prosedur random check terhadap kru yang bertugas. “Melalui sistem pengawasan yang terlembaga maka pemeriksaan kebugaran setiap pilot menjadi salah satu persyaratan mendapatkan ijin terbang,” ujar Pramintohadi.

Langkah lainnya, Kemenhub terus menyosialisasikan standar operasional prosedur (SOP) keselamatan penerbangan. Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Tahun 2007 tentang SOP dan berdasarkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety Regulation / CASR) , pemeriksaan sebelum terbang meliputi langkah preflight action atau tindakan terhadap penumpang, kargo dan hal lainya pada saat keberangkatan.

menertibkan angkutan barang yang melanggar aturan. Pemberantasan ODOL mesti juga didukung dengan fasilitas pendukung seperti lahan parkir, area penumpukan dan lainnya. “Jika tidak ada infrastruktur pendukungnya, maka dikhawatirkan bisa memicu masalah lain di lapangan, seperti barang hilang, rusak atau lainnya,” terang Ivan lagi.

Terkait truk yang sudah terlanjur dimodifikasi dan melanggar dimensi, Ivan mengusulkan tak harus dipotong. Tapi untuk pesanan atau truk yang dibangun baru, mutlak harus mengikuti ketentuan yang ada dan tak melebihi chassis masing-masing. Ini karena dalam pembangunan truk melibatkan banyak pihak mulai pembeli, karoseri, termasuk proses pengurusan uji tipe dan lainnya yang sebagian juga menjadi kewenangan pemerintah.

“Dengan catatan, truk yang telanjur over dimension tersebut tidak membawa barang overload. Oleh

Pemerintah kini terus menggelar sosialisasi

agar penerapan aturan keselamatan terkait angkutan truk ODOL bisa berjalan tanpa hambatan.

Petugas jembatan timbang akan menindak truk yang melanggar sebagaimana mekanisme sistem e-tilang seperti yang dilakukan Polri.

Ketentuan ini tertuang dalam CASR. Kemudian, penerbangan harus memenuhi persyaratan pencegahan penyalahgunaan alkohol dan narkoba, memenuhi persyaratan medis sesuai dengan CASR sehingga tidak menimbulkan potensi pelanggaran. “Kita melakukan komunikasi tatap muka tentang tugas-tugas pilot sebelum terbang, melakukan dispatching atau flight release procedures, flight crew reporting time sebagaimana dipersyaratkan dalam operating manual setiap operator penerbangan dan boarding procedures sebagaimana dipersyaratkan dalam operating manual setiap operator penerbangan,” katanya. Semua SOP pemeriksaan sebelum terbang itu, harus dijalankan sesuai ketentuan termasuk cek kesehatan terhadap pilot sebelum terbang. Pilot harus menjalani cek kesehatan setiap 6 bulan sekali.

Pengawasan keselamatan berjalan seiring dengan peningkatan standar keamanan baik di dalam pesawat maupun di bandara. Kegiatan ramp check terhadap pesawat udara yang parkir di bandara menjadi salah satu persyaratan adanya ijin terbang. Begitu pula pengawasan semua fasilitas keselamatan dan keamanan di bandara dilakukan secara intensif, terjadwal dan terus menerus.

Pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan. Dalam kerangka itu, Kemenhub telah mengeluarkan Peraturan Menteri (PM) 80 Tahun 2017 terkait program keamanan penerbangan nasional yang bertujuan untuk melindungi keselamatan, keteraturan dan efisiensi penerbangan di Indonesia melalui pemberian regulasi, standar dan prosedur serta perlindungan yang diperlukan bagi penumpang, awak pesawat udara, personel di darat dan masyarakat dari tindakan melawan hukum.

PM tersebut juga untuk mempertahankan tingkat keamanan bandar udara dan angkutan udara yang memberikan pelayanan penerbangan secara lebih baik. Kemenhub bertekad mengawal penerapan standar keselamatan dan keamanan penerbangan nasional secara konsisten dan terus menerus.

Langkah Antisipasi Menghadapi Insiden Kereta Api

Langkah penegakkan regulasi keselamatan juga dilakukan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Penyebab utama terjadinya insiden kecelakaan di

Beragam kebijakan terkait keselamatan

transportasi membutuhkan dukungan semua pihak khususnya konsistensi dalam menjaga agar regulasi dan peraturan yang sudah ada tidak dilanggar.

REKAPITULASI KEGIATAN

YANG DIUSULKAN UNTUK DIRESMIKAN OLEH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

April 2018

1. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Prabumulih - Kertapati

2. Pembangunan Jalur Kereta Api Bandara Internasional Minangkabau (Bim)

3. Pembangunan Jalur Ganda KA Antara Mertapura - Baturaja

Oktober 2018

1. Pembangunan

5 Stasiun (Cakung, Klender, Buaran, Klender Baru dan Kranji) dan 1 Depo Cipinang (DDT)

Desember 2018

1. Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Selatan Jawa Antara Madiun - Jombang

Juni 2018

1. Pembangunan LRT DKI Jakarta (Jakpro)

2. Pembangunan LRT Sumatera Selatan

3. Pembangunan Jalur Kereta Api Bandar Tinggi - Kuala Tanjung

November2018

1. Pembangunan Jalur Kereta Api Antara Barru - Palanro (Sulawesi Selatan)

2. Pembangunan Jalur Ganda KA Dan Elektrifikasi Maja - Rangkasbitung

3. Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Selatan Jawa Antara Solo - Kedungbanteng

4. Pembangunan Jalur KA Layang Antara Medan - Bandar Khalifah

5. Pembangunan Jalur Kereta Api Antara Binjai - Besitang 5. Pembangunan Jalur Kereta Api Antara Binjai - Besitang

Dirjen Perkeretaapian Zulfikri mengungkapkan upaya meningkatkan standar keselamatan transportasi perkeretaapian dilakukan melalui pencegahan pembangunan perlintasan sebidang liar KA. Pencegahan dan pelarangan pembangunan bertujuan untuk menormalkan jalur KA dan arus lalu lintas jalan. “Oleh sebab itu perlu membongkar cikal bakal perlintasan sebidang dan menutup aksesnya agar pembuatannya tidak berlanjut,” ujarnya kepada Transmedia.

Langkah Kemenhub perlu dukungan semua pihak termasuk dari Pemda yang berwenang atas area perlintasan di wilayah mereka. Pemerintah kabupaten dan kota harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat tekait perlintasan sebidang tanpa izin. Dukungan pemerintah kabupaten / kota dilakukan dengan tidak memperlebar jalan di perlintasan sebidang tanpa izin, tidak memfasilitasi peningkatan jalan pada cikal bakal perlintasan sebidang liar, menggabungkan perlintasan sebidang yang berdekatan (jarak kurang dari 800 m), menutup perlintasan sebidang yang sudah ada jalan

alternatif, dan tidak mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bagi bangunan yang tidak memiliki akses di seberang jalan KA. Selain itu, pemerintah daerah perlu membangun frontage road, membangun jembatan penyeberangan orang (JPO), membangun fly over atau underpass, dan menetapkan perencanaan tata ruang yang baik sehingga menghindari tumbuhnya perlintasan sebidang baru.

Kebijakan-kebijakan tersebut menjadi kewenangan pemerintah daerah di samping kewajiban lainnya terkait tanggung jawab atas keberadaan perlintasan sebidang KA yang sudah ada. Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk memasang perlengkapan jalan yang meliputi pemasangan rambu, marka, pita penggaduh, alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL), Early Warning System (EWS), dan pengadaan median jalan. Termasuk di dalamnya merawat jalan di perlintasan sebidang, memasang dan mengoperasikan pintu perlintasan, menempatkan penjaga, mengatur lalu lintas jalan dan mengoordinasikan penegakan hukum kepada pihak kepolisian. “Tanggung jawab utama adalah untuk tetap mengupayakan penutupan perlintasan liar dan ikut menyosialisasikan bahaya perlintasan sebidang,” ujar Zulfikri.

Langkah penutupan perlintasan sebidang telah dilakukan Ditjen Perkeretaapian pada awal 2018 lalu. Kemenhub telah berhasil menutup 313 cikal bakal perlintasan sebidang KA dalam waktu 2 (dua) bulan. Program penutupan cikal bakal perlintasan sebidang merupakan upaya preventif di bidang keselamatan transportasi dan menjadi salah satu program quick win Ditjen Perkeretaapian.

Dengan ditutupnya cikal bakal perlintasan sebidang, jalur KA dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pembangunan infrastruktur perkeretaapian yang semakin masif tentu bersinggungan dengan jaringan jalan, perumahan dan penggunaan lahan lainnya. Persinggungan dengan jalur KA memunculkan kebutuhan akses atau perpotongan yang bila tidak ditangani secara optimal berimbas pada risiko terjadinya insiden KA. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian secara prinsip perpotongan antara jalur KA dengan jalan dibuat tidak sebidang demi alasan keselamatan. “Untuk itu, kami mengimbau agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat meningkatkan sinergitas dalam memahami dan menangani isu terkait keselamatan dalam penyelenggaraan transportasi perkeretaapian,” tutur Zulfikri.

Beragam kebijakan terkait keselamatan transportasi membutuhkan dukungan semua pihak khususnya konsistensi dalam menjaga agar regulasi dan peraturan yang sudah ada tidak dilanggar. Konsistensi mengawal peraturan itulah yang kini menjadi tantangan pemerintah dan semua stakeholder transportasi baik darat, laut, udara dan perkeretaapian. Berdasarkan investigasi dari KNKT, aspek lemahnya pengawasan dan pengendalian merupakan temuan yang paling sering ditemukan. Oleh karena itu, perlu penyegaran persepsi tentang keselamatan di seluruh stakeholder transportasi di setiap lini. o

Bentuk kampanye keselamatan yang 10 dilakukan oleh komunitas keselamatan.

10

D irektorat Jenderal Perhubungan

Darat (Ditjen Hubdat) mulai menerapkan penindakan

terhadap truk yang melebihi muatan dan dimensi (Over Dimension Over Loading/ ODOL). Kebijakan ini mulai diberlakukan pada 3 lokasi UPPKB (Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor) atau jembatan timbang (JT), yaitu Widang (Tuban), Losarang (Indramayu), dan Balonggandu (Karawang). Infrastruktur pendukung di 3 lokasi JT tersebut lebih lengkap dibanding lainnya.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setiyadi, menilai selama ini pengusaha sudah terlampau lama menikmati keuntungan dari muatan berlebih.

Pelanggaran

ODOL

Mulai Ditindak

Per 1 Agustus 2018, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) turunkan angkutan barang bermuatan lebih.

“Pembiaran pelanggaran ODOL berdampak buruk bagi keselamatan transportasi darat. Semua sepakat soal keselamatan itu harus zero tolerance,” tegas Budi.

Melalui kebijakan ini, Kemenhub secara tegas ingin konsisten menghilangkan ODOL secara perlahan dan bertahap. Bagi muatan angkutan barang yang melebihi 5% akan dikenai tilang dan akan diizinkan meneruskan perjalanan apabila telah memindahkan kelebihan muatan. “Khusus truk pengangkut sembako karena menyangkut hajat hidup orang banyak, maka kami berikan toleransi batas muatan hingga 50%. Sementara untuk penurunan muatan akan diberlakukan bagi muatan yang melebihi 75%,” jelas Dirjen Hubdat.

Sebagai konskuensi dari kebijakan penurunan muatan, maka Ditjen Hubdat menyiapkan kendaraan langsir dan 1 (satu) truk CDD (Colt Diesel Double) standby di tiap-tiap lokasi JT. Kemenhub juga telah menyiapkan tenaga TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat) dan tenaga administrasi pemindahan muatan di lokasi penindakan.

Penanganan pelanggaran dengan pemindahan muatan menurut Budi, lebih masuk akal karena dengan cara

itu diharapkan dapat menimbulkan

Kemenhub memberi batas toleransi efek jera. Selain itu, UPPKB tidak

Pemindahan muatan lanjutnya,

penyesuaian persyaratan selama 6 memiliki lahan yang cukup untuk

merupakan salah satu metode

bulan, sampai Februari 2019. penyediaan warehouse (gudang

realisasi penurunan muatan

berlebih agar kendaraan truk dapat

penyimpanan) bagi muatan yang

meneruskan perjalanan. Kebijakan

diturunkan. “Apabila pelanggaran daya

ini akan diberikan batas toleransi

angkut truk yang terjadi sangat tinggi,

selama 1 tahun untuk proses

tentu ini akan merepotkan. Belum lagi

penyesuaian persyaratan muatan

persoalan yang muncul terkait ragam

dan dimensi angkutan barang.

jenis dan sifat komoditas muatan,

Khusus bagi angkutan baja, semen

1 Petugas melakukan tindakan penilangan kepada pelanggaran

serta kelayakan gudang. Oleh karena

dan pupuk akan ada pengenaan

muatan angkutan barang di UPPKB

itu, dengan pemindahan muatan maka

tilang jika muatan melebihi 40% dan

Semarang.

penanganan pelanggaran akan lebih

akan diminta untuk menurunkan

Petugas memeriksa angkutan truk

mudah,” papar Budi.

muatan jika muatan lebih dari 65%.

2 di UPPKB Semarang.

Jumlah Pelanggar Muatan Barang

Hasil uji coba penindakan kelebihan muatan 100% di tiga jembatan timbang pada 3 Agustus 2018 lalu menyebutkan jumlah pelanggar di JT Balonggandu terdapat 8 dari 330 kendaraan yang diperiksa, melebihi muatan sebesar 100% dari yang seharusnya. Jenis komoditi yang diangkut oleh truk yang melanggar antara lain komoditi beras, dolomit, keramik, benang dan limbah batu bara. Pada pengawasan yang berlangsung di JT Losarang terdapat 143 kendaraan yang diperiksa,

5 diantaranya melebihi muatan 100% dengan jenis komoditi yang melanggar tepung batu, gula, bata putih dan asbes. Sedangkan di JT Widang Tuban, terdapat 4 kendaraan dari 341 kendaraan yang melewati JT, terbukti melanggar muatan 100% dengan jenis komoditi paket, consumer goods, kacang dan pakan ternak. Pemerintah akan terus melanjutkan penindakan terhadal ODOL dan para pengusaha juga sudah siap mendukung kebijakan ini.

Budi Setyadi mengingatkan dari semua negara ASEAN, hanya Indonesia yang belum menyelesaikan persoalan ODOL. Pemerintah akan komitmen menegakkan aturan keselamatan angkutan jalan melalui pengoperasian jembatan timbang sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Pengoperasian UPPKB Melibatkan Pihak Ketiga

Menurut Dirjen Hubdat, pengoperasian JT telah melibatkan peran pihak ketiga. Keterlibatan

operator JT dari perusahaan BUMN yang mengikuti proses lelang memiliki dua target. Pertama, keterlibatan pihak ketiga yakni Surveyor Indonesia (SI) diharapkan bisa meningkatkan kinerja jembatan timbang secara lebih profesional. Kedua, dengan adanya peran pihak perusahaan BUMN tersebut maka diharapkan adar perubahan budaya (kultur) penanganan pelanggaran ODOL sesuai standar operasi dan prosedur (SOP). Diharapkan peran SI juga bisa memenuhi standar manajemen ISO 9001. “Peran SI dalam mengelola jembatan timbang sudah melalui proses persiapan sejak April 2018 lalu dan pada Agustus 2018 pemerintah sudah memberlakukan sanksi kepada pelanggaran muatan truk dengan mentransfer muatan yang berlebih tersebut ke angkutan lain,” ujar Budi.

Selain penurunan muatan, pemerintah juga mulai menerapkan tilang seperti mekanisme sistem e-tilang yang dilakukan Polri dengan pembayaran

uang denda melalui mekanisme perbankan. Pelaku pelanggaran muatan hanya bisa membayar uang denda melalui bank sehingga sistem ini diharapkan mampu mengurangi praktik terjadinya pungutan liar (pungli) karena interaksi langsung antara petugas dengan pengguna jasa, bisa diminimalisasi.

Penerapan sistem e-tilang merupakan langkah terbaru dari pemerintah sebagai bagian dari penyelenggaraan UPPKB secara transparan dan profesional. Perubahan manajemen diharapkan menghasilkan perubahan mindset budaya di lingkungan SDM pengelola UPPKB di seluruh Indonesia. Dari 141 jembatan timbang yang ada, pemerintah menghidupkan 26 unit di sejumlah lokasi. Dari 26 jembatan timbang tersebut, sembilan unit akan dikelola pihak swasta di bawah koordinasi Kemenhub.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ivan Kamadjaja mendukung kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menertibkan angkutan barang yang melanggar ODOL. Pemberantasan ODOL mesti

Petugas memeriksa angkutan muatan kapasitas truk.

Pemeriksa angkutan muatan di jembatan timbang.

Petugas memeriksa angkutan muatan kapasitas truk.

juga didukung dengan fasilitas pendukung seperti kesiapan angkutan truk langsir dan tenaga bongkar muat. Ini agar tidak terjadi praktik “pungutan liar” baru dari pengoperasian truk dan penggunaan tenaga kerja yang menangani transfer muatan tersebut. “Pengusaha khawatir adanya praktik “kutipan-kutipan” baru dari biaya tenaga kerja pengalihan muatan dan biaya angkutan untuk truk langsir diluar biaya resmi,” tutur Ivan. “Bila tidak ada pengawasan yang baik, maka dikhawatirkan bisa memicu masalah lain di lapangan. Belum lagi bila ada barang yang diturunkan jadi rusak, hilang, atau masalah lainnya,” tambahnya.

Terkait pelanggaran dimensi, Organda mengusulkan agar sanksi tindakan pemotongan diberlakukan untuk truk-truk baru setelah penerapan aturan diberlakukan pada Agustus 2018 ini. Sedangkan truk-truk yang terlanjur terjadi modifikasi dimensi, Ivan menyarankan agar pemerintah memberi kelonggaran untuk tidak dipotong. “Baiknya memang aturan sanksi diberlakukan kepada pesanan truk yang dibangun baru. Pembuatan truk harus mengikuti ketentuan

yang ada dan tak melebihi chassis masing-masing. Ini karena dalam pembangunan truk melibatkan banyak pihak mulai pembeli, karoseri, termasuk proses pengurusan uji tipe dan lainnya yang sebagian juga menjadi kewenangan pemerintah,” ungkap Ivan.

Tentu saja, usulan tersebut tetap mempertimbangkan pengoperasian truk-truk yang terlanjur over dimension ini tidak membawa barang overload lagi. Oleh karenanya, peran dan fungsi JT harus optimal dan SDM yang bertugas disana juga mesti memiliki komitmen moral tinggi. Selama aturan di lapangan diterapkan dengan benar dan jelas, maka pengusaha maupun pemilik truk tentu akan mematuhinya.

Organda, lanjut Ivan, sudah melakukan pembinaan kepada anggotanya dan mengajak semua pihak untuk mengelola SDM-nya dengan baik dan benar pula. Operator truk harus dididik untuk berani menolak jika diminta mengakut barang berlebih. Sebaliknya, pemilik barang juga harus jujur dan taat hukum. Di sisi lain, pemerintah sebagai regulator harus mampu

Selain penurunan muatan, pemerintah juga mulai menerapkan tilang seperti mekanisme

sistem e-tilang yang dilakukan Polri dengan pembayaran uang denda melalui

mekanisme perbankan.

berperan optimal sebagai pembina sekaligus memberdayakan agar bisnis jasa logistik di Tanah Air dapat berkembang maju, aman dan selamat tanpa pelanggaran ODOL. o

Delivery Order Online Tingkatkan

Efisiensi Logistik