Peran dan Fungsi Instansi di Luar Imigra

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
Metode Penelitian Sosial

Disusun oleh:
BRAMANTYO ANDHIKA PUTRA
NRS. 220

PENDIDIKAN PEJABAT IMIGRASI
TAHUN 2015

“PERAN DAN FUNGSI INSTANSI DI
LUAR IMIGRASI DALAM TIM
PENGAWASAN ORANG ASING
(TIMPORA) DI KANTOR IMIGRASI
KELAS III BEKASI”

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah.......................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Yang Digunakan ............................................................. 7
2.1.1 Peran ............................................................................. 7
2.1.2 Fungsi ............................................................................ 9
2.1.3 Pengawasan Orang Asing.............................................. 10
2.1.4 Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) ................... 12
2.2 Kerangka Pemikiran Penulisan ............................................... 14

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat,

rahmat. dan karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Kertas Kerja Perorangan ini tepat waktu. Maksud dan
tujuan penulisan ini adalah sebagai tugas Ujian Tengah Semester II Mata
Kuliah Metode Penelitian Sosial.
Adapun judul Kertas Kerja Perorangan kali ini adalah “PERAN DAN
FUNGSI TIM PENGAWASAN ORANG ASING (TIMPORA) DI KANTOR
IMIGRASI KELAS III BEKASI”. Hal yang akan dikemukakan dalam
penulisan ini adalah mengenai pelaksanaan peran dan fungsi instansi
terkait di luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing di Wilayah
Kerja Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi.

Penulis menyadari bahwa Kertas Kerja Perorangan ini masih
memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik dari segi
materi maupun teknis penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun terkait penulisan ini sangat penulis harapkan.

Tangerang,

Februari 2016


Hormat Saya,

Bramantyo Andhika Putra
NRS. 220

iii

ABSTRAK

Penyederhenaan prosedur Keimigrasian dan kemudahan bagi orang
asing untuk masuk wilayah Indonesia salah satunya yakni kebijakan
dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2015,
mengakibatkan arus kedatangan orang asing semakin banyak. Tidak
menutup kemungkinan banyak juga orang asing yang menyalahgunakan
Izin Tinggal yang diberikan.
Orang asing yang berada di wilayah Indonesia, khususnya Bekasi
mayoritas adalah tenaga kerja asing. Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi
sebagai Unit Pelaksana Teknis mempunyai fungsi imigrasi dalam menjaga
keamanan negara. Implementasinya dengan melakukan pengawasan
orang asing yang bekerja sama dengan Tim Pengawasan Orang Asing.

Pelaksanaan Tim Pengawasan Orang Asing di Kantor Imigrasi Kelas III
Bekasi memerlukan koordinasi dengan intansi lain yang tidak lepas dari
kekurangan dan kelebihan. Dituntut adanya peran dan fungsi dari instansi
terkait tersebut agar Tim Pengawasan Orang Asing bisa berjalan
maksimal.
Kendala yang dihadapi di lapangan seperti belum berjalannya
koordinasi antar instansi dengan baik, kurangnya pemahaman pembagian
tugas masing-masing instansi, kurang adanya sosialisasi dalam tugas dan
fungsi pelaksanaan pengawasan orang asing terhadap masyarakat dan
instansi lain.
Peran dan fungsi instansi terkait di luar Imigrasi dalam Tim
Pengawasan Orang Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas III
Bekasi belum berjalan maksimal. Upaya-upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan adalah diperlukan adanya sosialisasi dan pemahaman
mengenai tugas dan fungsi masing-masing instansi tersebut, sharing ilmu
lintas instansi, serta penguatan regulasi Tim Pengawasan Orang Asing.
Kata kunci : Peran, Fungsi, Intansi Terkait, Tim Pengawasan Orang Asing

iv


BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin pesat di bidang teknologi, transportasi, dan komunikasi telah
membawa jarak antar satu negara ke negara lain menjadi lebih dekat.
Sehingga manusia sekarang ini dengan mudah dapat melakukan
perjalanan dari satu negara ke negara lain dalam waktu yang relatif
singkat.
Orang asing yang memasuki wilayah suatu negara akan tunduk pada
hukum negara tersebut sebagaimana halnya warga negara dari negara itu
sendiri. Namun, sebagian besar negara menempatkan orang-orang asing
di bawah semacam ketidakmampuan atau pembatasan-pembatasan
dengan tingkat keketatan yang berlainan. Seringkali orang-orang asing
tersebut tidak diberi hak suara atau hak untuk menjalankan profesi-profesi
tertentu atau kekuasaan untuk memiliki barang tidak bergerak.1

Indonesia sebagai suatu negara yang merdeka dan berdaulat juga
mempunyai suatu Konstitusi, yaitu Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan untuk berpijak dalam

1

Starke, J.G. Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepuluh. Sinar Grafika.
Jakarta: 2007. hal 467

1

membuat kebijaksanaan pemerintahan. Oleh karena itu diperlukan suatu
aturan atau hukum yang mengatur mengenai lalu lintas orang masuk dan
keluar wilayah Indonesia, atau biasa disebut hukum imigrasi.
Keimigrasian sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1 angka 1
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, adalah hal
ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Wilayah Indonesia
serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan
negara. Hukum Keimigrasian sendiri merupakan bagian dari sistem
hukum yang berlaku di Indonesia, bahkan merupakan sub sistem dari

Hukum Administrasi Negara.2 Karena keimigrasian merupakan bagian dari
penyelenggaraan

kekuasaan

eksekutif,

yakni

penyelenggaraan

administrasi pemerintahan.
Akhir-akhir ini adanya penyederhanaan prosedur Keimigrasian dan
kemudahan bagi orang asing untuk memasuki wilayah Indonesia
mengakibatkan banyaknya orang asing yang keluar masuk wilayah
Indonesia dengan leluasa. Salah satu contohnya kebijakan pemerintah
dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2015 yang
memberikan fasilitas Bebas Visa Kunjungan Wisata kepada 90 negara.
Oleh karenanya pengawasan terhadap orang asing juga harus
ditingkatkan untuk menanggulangi atau mengatasi permasalahan yang

akan ditimbulkan oleh kegiatan orang asing tersebut selama berada di
wilayah Indonesia. Pengawasan terhadap orang asing tidak hanya
2

Santoso, Iman. Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan
Nasional. UI Press. Jakarta: 2004. hal 1

2

dilakukan pada saat mereka masuk, tetapi juga selama mereka berada di
wilayah Indonesia, termasuk kegiatannya.3
Orang asing yang berada di wilayah Indonesia, khususnya Bekasi
mayoritas adalah tenaga kerja asing. Tidak tertutup kemungkinan banyak
orang asing yang menggunakan visa tidak sesuai peruntukannya untuk
masuk wilayah Indonesia dan melakukan kegiatan yang menyalahi Izin
Tinggal yang diberikan.
Pelaksanaan fungsi imigrasi sangat penting artinya dalam menjaga
kedaulatan Republik Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia. Salah satu fungsi imigrasi adalah di bidang
penegakan


hukum

dan

keamanan

negara.

Dimana

salah

satu

implementasinya dibentuk Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) di
Kantor imigrasi Kelas III Bekasi untuk melakukan pengawasan orang
asing.
Tugas pengawasan orang asing di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi
dilakukan oleh Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian. Dalam

melakukan

pengawasan

Seksi

Pengawasan

dan

Penindakan

Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi bekerja sama dengan Tim
Pengawasan Orang Asing, dimana dalam pelaksanaannya tidak lepas dari
kelebihan dan kekurangan.
Pelaksanaan Timpora di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi dalam
melakukan pengawasan orang asing memerlukan kerjasama dengan

3


Penjelasan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

3

intansi lain. Peran dan fungsi instansi di luar Imigrasi ini lah yang
membuat penulis tertarik untuk mengangkat judul “Peran dan Fungsi
Instansi di Luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing
(TIMPORA) di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi”.

1.2

Identifikasi dan Rumusan Masalah
Peran Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi sebagai Unit Pelaksana

Teknis sangat penting dalam rangka pengawasan orang asing di wilayah
Bekasi dan sekitarnya, yang implementasinya dibentuk Tim Pengawasan
Orang Asing (TIMPORA). Namun dalam pelaksanaannya banyak kendala
yang dihadapi. Penulis membagi kendala-kendala tersebut menjadi 3
indikator, yaitu sumber daya manusia, fasilitatif, serta mekanisme kerja.
Dimana masing-masing indikator telah diidentifikasi masalah yang
dihadapi sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia
a) Kurangnya jumlah sumber daya manusia di Seksi Pengawasan
dan Penindakan Keimigrasian untuk melakukan pengawasan.
b) Kurangnya kompetensi pegawai dalam melakukan pengawasan.
2. Fasilitatif
a) Kurangnya sarana prasarana guna mendukung pelaksanaan
pengawasan.
b) Kurangnya anggaran untuk mengadakan rapat Timpora dalam
setahun.

4

3. Mekanisme Kerja
a) Belum berjalannya koordinasi antar instansi dengan baik.
b) Kurangnya

pemahaman

pembagian

tugas

masing-masing

instansi dalam pengawasan orang asing.
c) Kurang adanya sosialisasi dalam tugas dan fungsi pelaksanaan
pengawasan orang asing terhadap masyarakat dan instansi lain.
Dalam hal ini penulis hanya membatasi masalah yang akan diteliti
adalah mengenai mekanisme kerja peran dan fungsi instansi di luar
Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing. Dari uraian identifikasi
masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran dan fungsi instansi di luar Imigrasi dalam Tim
Pengawasan Orang Asing di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi ?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan peran dan
fungsi intansi di luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing
di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi ?

1.3

Tujuan Penulisan
Berdasarkan

identifikasi

dan

rumusan

masalah

yang

telah

dikemukakan, maka tujuan kegiatan penulisan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peran dan fungsi instansi di luar Imigrasi dalam
Tim Pengawasan Orang Asing di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi.

5

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
peran dan fungsi intansi di luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan
Orang Asing di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi.

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Teori yang Digunakan
Dengan Judul Kertas Kerja Perorangan “Peran dan Fungsi Instansi

di Luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) di
Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi”, maka tinjauan pustaka akan melihat
teori yang digunakan dari dua sudut pandang. Yang pertama yaitu sudut
pandang tinjauan berdasarkan teoritis, dan yang kedua akan menjabarkan
tinjauan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2.1.1 Peran
Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai
arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong,
perangkat

tingkah

yang

diharapkan

dimiliki

oleh

orang

yang

berkedudukan di masyarakat. Menurut Abu Ahmadi (1982) peran
adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya
individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang
berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Pengertian peran menurut
Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis
kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan

7

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan
suatu peranan.
Dari hal diatas lebih lanjut dapat kita lihat pendapat lain Soerjono
Soekanto tentang peranan, yakni peranan normatif dan peranan ideal.
Peranan normatif diartikan dalam hubungannya dengan tugas dan
kewajiban suatu organisasi formal dalam penegakan hukum, yang
mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu
penegakan hukum secara penuh (Soerjono Soekanto 1987: 220).
Sedangkan peranan ideal, dapat diterjemahkan sebagai peran yang
diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut. Misalnya
instansi Kepolisian Republik Indonesia sebagai suatu organisasi formal
tertentu yang diharapkan berfungsi dalam penegakan hukum, dapat
bertindak

sebagai

pengayom

bagi

masyarakat

dalam

rangka

mewujudkan ketertiban, keamanan yang mempunyai tujuan akhir
kesejahteraan masyarakat, artinya peranan yang nyata.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa
peran adalah suatu sikap atau perilaku seseorang atau suatu
organisasi formal tertentu yang memiliki status atau kedudukan tertentu
untuk

menjalankan

peranan

normatif

dan

peranan

idealnya.

Berdasarkan hal-hal diatas dapat diartikan bahwa apabila dihubungkan
dengan intansi di luar Imigrasi, peran merupakan tugas dan wewenang
dari instansi tersebut.

8

2.1.2 Fungsi
Pengertian fungsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
merupakan kegunaan suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang
dilakukan. Menurut para ahli, definisi fungsi adalah rincian tugas yang
sejenis atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh
seorang

pegawai

tertentu

yang

masing-masing

berdasarkan

sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya,
Sutarto dalam Nining Haslinda Zainal (2008:22). Sedangkan pengertian
singkat dari definisi fungsi menurut Moekijat dalam Nining Haslinda
Zainal (2008:22), yaitu fungsi adalah sebagai suatu aspek khusus dari
suatu tugas tertentu.
Adapun menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, mengemukakan fungsi adalah
jabatan atau kedudukan. (Badudu dan Sutan, 1996: 412). Sejalan
pendapat tersebut di atas, menurut Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan
Saefullah

mendefinisikan

fungsi-fungsi

manajemen

sebagai

serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan
fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu
dalam

pelaksanaannya

(Sule,

2006:8).

Pendapat

tersebut

mengemukakan, bahwa fungsi-fungsi manajemen merupakan kegiatan
yang harus dilaksanakan dalam sebuah organisasi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan berdasarkan tingkatan-tingkatan yang telah

9

diberikan kepada yang menjalankan kegiatan fungsi manajemen
tersebut.
Berdasarkan pengertian masing-masing dari kata fungsi di atas,
maka dapat disimpulkan penulis bahwa definisi fungsi tersebut adalah
kegiatan yang harus dilaksanakan dalam sebuah organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu sesuai jabatan atau kedudukannya yang
memiliki aspek khusus serta saling berkaitan satu sama lain menurut
sifat atau pelaksanaannya.

2.1.3 Pengawasan Orang Asing
Pengawasan
pekerjaan-pekerjaan

adalah

aktivitas

terlaksana

yang

sesuai

mengusahakan

dengan

rencana

agar
yang

ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki (Ranupandojo, 2000: 109).
Sedangkan Sondang P.Siagian dalam Ulbert Silalahi (2002:175)
mengemukakan pengertian pengawasan yaitu proses pengamatan dari
pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar
semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Dari beberapa definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa

pengawasan adalah keseluruhan proses kegiatan untuk

mengontrol atau mengawasi agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana atau aturan yang telah ditentukan. Atas dasar itu makna
pengertian pengawasan orang asing adalah seluruh rangkaian kegiatan

10

yang ditujukan untuk mengontrol atau mengawasi agar kegiatan masuk
keluarnya serta keberadaan orang asing di Indonesia sesuai dengan
ketentuan keimigrasian yang berlaku.
Pengawasan

orang

asing

sendiri

merupakan

bagian

dari

Pengawasan Keimigrasian. Sebagaimana ketentuan Pasal 66 ayat (2)
huruf b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011, bahwa “Pengawasan
Keimigrasian meliputi pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing
yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasan terhadap
keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia.”
Pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing dilakukan pada
saat :4
a. permohonan Visa;
b. masuk atau keluar Wilayah Indonesia;
c. pemberian Izin tinggal; dan
d. berada dan melakukan kegiatan di Wilayah Indonesia.
Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 172 dilakukan oleh :5
a. Direktur

Jenderal,

untuk

melaksanakan

Pengawasan

Keimigrasian di pusat;

4

Pasal 172 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
5
Pasal 173 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

11

b. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, untuk melaksanakan Pengawasan Keimigrasian di
provinsi;
c. Kepala Kantor Imigrasi, untuk melaksanakan Pengawasan
Keimigrasian di kabupaten/kota atau kecamatan;
d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk atau Pejabat Dinas Luar Negeri,
untuk

melaksanakan

Pengawasan

Keimigrasian

di

luar

Wilayah Indonesia.

2.1.4 Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA)
Untuk melakukan pengawasan keimigrasian terhadap kegiatan
Orang

Asing

di

wilayah

Indonesia,

Menteri

membentuk

Tim

Pengawasan Orang Asing yang anggotanya terdiri atas badan atau
instansi pemerintah terkait, baik di pusat maupun di daerah.6
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 mengamanatkan bahwa
Tim Pengawasan Orang Asing terdiri dari berbagai unsur. Unsur-unsur
Tim Pengawasan Orang Asing terdiri dari :
1) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Ditjen Imigrasi,
Kanwil Kemenkumham, Kantor Imigrasi);
2) Pemerintahan

Daerah

(Kesbangpolinmas,

Disnakertrans,

Dinsos, Dishubkominfo, Disdukcapil masing-masing daerah);
3) Penegak Hukum (Polri dan Kejaksaan Agung);

6

Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

12

4) Pengamanan Negara (TNI dan BIN);
5) Intansi Vertikal Lainnya (Kemenlu, Kemenag, Kemendagri).
Tujuan pembentukan Tim Pengawasan Orang Asing ini tidak lain
agar pengawasan orang asing dilakukan secara terkoordinasi.7 Tim
Pengawasan Orang Asing dapat dibentuk di pusat dan daerah
(provinsi, kabupaten/kota, atau kecamatan) yang beranggotakan
perwakilan dari instansi dan/atau lembaga pemerintahan baik di pusat
maupun daerah.8
Tim Pengawasan Orang Asing tingkat pusat dibentuk dengan
Keputusan Menteri yang diketuai oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk. Tim Pengawasan Orang Asing tingkat provinsi dibentuk
dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia yang diketuai oleh Kepala Divisi Keimigrasian
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tim
Pengawasan Orang Asing tingkat kabupaten/kota dan kecamatan
dibentuk dengan Keputusan Kepala Kantor Imigrasi yang diketuai oleh
Kepala Kantor Imigrasi.9
Tim Pengawasan Orang Asing bertugas memberikan saran dan
pertimbangan kepada instansi dan/atau lembaga pemerintahan
terkait, mengenai hal yang berkaitan dengan pengawasan Orang

7

Pasal 194 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
8
Pasal 195 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
9
Pasal 197 – 199 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

13

Asing. Tim Pengawasan Orang Asing juga dapat melakukan operasi
gabungan jika diperlukan, baik itu bersifat khusus maupun insidental.10

2.2

Kerangka Pemikiran Penulisan
Dalam penulisan Kertas Kerja Perorangan ini, penulis menggunakan

alur pemikiran sebagaimana tergambar dalam bagan berikut :
Peraturan Presiden
No. 104 Th. 2015

Peningkatan Arus Masuk Orang
Asing ke Wilayah Indonesia

Kemungkinan Orang Asing Menyalahgunakan
Izin Tinggal yang Diberikan, Khususnya Bekasi

Pengawasan Orang Asing melalui
TIMPORA dengan Instansi Terkait

Peran dan Fungsi
Instansi Terkait dalam
TIMPORA

10

Pasal 200 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

14

PERSETUJUAN NILAI

Setelah memeriksa substansi dari Kertas Kerja Perorangan yang ditulis
guna memenuhi Ujian Tengah Semester II Mata Kuliah Metode Penelitian
Sosial, oleh:

Nama

: Bramantyo Andhika Putra

NRS

: 220

Judul

: Peran dan Fungsi Instansi di Luar Imigrasi dalam Tim
Pengawasan Orang Asing di Kantor Imigrasi Kelas III
Bekasi

Maka terhadap yang bersangkutan, diberikan nilai sebagai berikut:
Nilai

Demikian persetujuan ini diberikan.

Tangerang,
Dosen Metode Penelitian Sosial

Rasona Sunara Akbar, S.Pd., M.M.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24