POTENSI KURA KURA LEHER PANJANG BIASA Ch

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
POTENSI KURA – KURA LEHER PANJANG BIASA ( Chelodina siebenrocki )
SEBAGAI KOMODITAS PERIKANAN YANG ADA DI KABUPATEN
MERAUKE

Disusun Oleh :
RUSDI JAYA
2009 – 54 – 242 - 019

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2012

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
POTENSI KURA – KURA LEHER PANJANG BIASA ( Chelodina
siebenrocki ) SEBAGAI KOMODITAS PERIKANAN YANG ADA DI
KABUPATEN MERAUKE


Disusun Oleh :
RUSDI JAYA
2009 – 54 – 242 – 019

Pembimbing Lapangan

Dosen Pembimbing

Edi Basuki

Victor I.J. Satumalay S.Pi, M.Si
NIDN : 1218107301

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Sekertaris Jurusan
Manajemen Sumberdaya Perairan


Ir. Abdullah Sarijan MP

Irianis Latupeirissa S.Pi, Msi

NIDN :

NIDN : 1210046801

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dengan judul “Potensi Kura – Kura Leher Panjang
Biasa ( Chelodina Siebenrocki ) Sebagai Komoditas Perikanan Yang Ada Di
Kabupaten Merauke” yang dilaksanakan pada tangal 10 Mei 2012. Laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
mata kuliah semester VI.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi memberikan masukan dalam menyelesaikan
laporan ini, baik pada saat berada di lapangan maupun pada saat penyusunan
laporan. penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Victor Satumalay S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing PKL, yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan hingga terselesaikannya penulisan
laporan Praktek Kerja Lapang ini.
2. Bapak

Edy Basuki selaku pembimbing lapangan, yang telah memberikan

arahan dalam kegiatan Praktek Lapang
3. Bapak Mujianto selaku wakil direktur CV.Allen Lestari yang telah
mengizinkan penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang pada CV.
Allen Lestari
4. Serta semua pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan PKL

ii

penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk penyempurnaan laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat beguna dan bermanfaat bagi
kita semua sebagai bahan informasi, khususnya bagi mahasiswa/i jurusan
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Musamus
Merauke.

Merauke, 2 Juni 2012

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan .................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................... iv
Daftar Tabel.................................................................................................. vi
Daftar Gambar .............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan Kerja Praktek......................................................................... 2
C. Sasaran .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUN PUSTAKA ...................................................................... 3
A. Klasifikasi dan Anatomi .................................................................... 3
B. Habitat dan Siklus Hidup ................................................................... 5
C. Potensi Sumberdaya .......................................................................... 8
BAB III METODE PELAKSANAAN .......................................................... 10
A. Tempat dan Waktu ............................................................................ 10
B. Alat dab Bahan .................................................................................. 10
C. Metode Pengambilan Data ................................................................. 10
D. Teknik Pengambilan Data.................................................................. 10
E. Waktu Pelaksanaan ........................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 12
A. Kondisi Umum Lokasi Kerja Praktek Lapang .................................... 12
B. Jumlah Quota CV.Allen Lestari Periode 2012 ................................... 15

iv


C. Mekanisme Pengumpulan .................................................................. 15
D. Pengumpulan dan Pemasaran ............................................................ 16
E. Tingkat Produksi ............................................................................... 19
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 21
A. KESIMPULAN ................................................................................. 21
B. SARAN ............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL

Waktu Pelaksanaan ....................................................................................... 11
Fasilitas Fisik CV.Allen Lestari .................................................................... 13
Jumlah Quota CV.Allen Lestari Periode 2012 ............................................... 15
Jumlah Pengiriman Pada Bulan Mei .............................................................. 19
Daftar Harga Menurut Ukuran ...................................................................... 20

vi


DAFTAR GAMBAR

Kura – kura Leher Panjang Biasa .................................................................. 3
Peta Penyebaran C.siebenrocki ..................................................................... 4
Bagian Carapas dan Plastron C.siebenrocki ................................................... 5
Bentuk Kaki Kura – kura Pada Habitat Hidupnya.......................................... 7
Struktur Organisasi CV.Allen Lestari ............................................................ 14
Proses Produksi CV.Allen Lestari ................................................................. 18

vii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Merauke merupakan kabupaten paling timur di wilayah
negara Indonesia dan berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Papua

New Guine dibagian Timur dan Australia di bagian Selatan dengan luas
wilayah 46.791,63 Km2, terletak pada 137’- 141’ BT dan 5’ – 9’ LS. Luas
wilayah yang begitu besar tentu kaitannya dengan potensi alam yang begitu
banyak namun pemanfaatan potensi yang ada belum dimanfaatkna dengan
baik. Sumber daya alam yang ada di Kabupaten berupa hutan yang sangat luas
dan berbagai pohon yang tumbuh dengan heterogenitas yang tinggi dan tentu
punya nilai jual tinggi. Selain itu potensi hasil laut yang kaya akan ikan dan
sejenisnya merupakan hasil alam yang sampai saat ini juga merupakan
penyumbang PAD yang cukup potensial dan jika dikelola dengan baik dan
transparan tentu akan berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat.
Produksi perikanan di kabupaten Merauke pada tahun 2010 tercatat
4.975,06 ton yang terdiri dari 4.585,30 ton (92,17 persen) perikanan laut dan
389,76 ton (7,83 persen) perikanan darat. Nilai produksi perikanan selama
tahun 2010 mencapai Rp. 132,97 milyar. Pada tahun 2010 tercatat jumlah
rumah tangga perikanan ada 20.386 rumah tangga. Salah satu potensi yang
menjadi komoditas perikanan yang ada di kabupaten Merauke adalah kura kura leher panjang biasa ( Chelodina siedenrocki ) yang tentunya apabila

2

dimanfaatkan secara optimal dan lestari akan memberikan kontribusi yang

besar bagi peningkatan kemakmuran masyarakat di daerah ini.
B. Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini adalah memahami
tentang tingkat produksi dari pemanfaatan kura – kura leher panjang biasa dan
alur pengumpulan dan perdagangannya pada tingkat lokal.
C. Sasaran
Sasaran dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui seberapa besar potensi kura-kura yang ada di Kabupaten Merauke
dan sekitarnya berkaitan dengan produksinya .

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan anatomi
Klasifikasi kura – kura berleher ular (kura – kura leher panjang biasa)
menurut Werner, 1901 yaitu :
Kingdom


: Animal

Phylum

: Chordata

Subphylum : Vertebrata
Class

: Reptilia

Ordo

: Testudina

Suborder

: Pleurodira

Family


: Chelidae

Genus

: Chelodina

Spesies : Chelodina siebenrocki

Gambar 1. Kura – kura leher panjang biasa (Chelodina siebenrocki)
Kura kura leher ular atau yang lebih dikenal dengan nama kura-kura
leher panjang biasa (Chelodina siebenrocki) memiliki ciri-ciri fisik antara lain:
kepalanya panjang berwarna hitam; tempurung pipih lebar berwarna hitam

4

gelap dan terkadang bercorak totol-totol. Plastron berwarna coklat kehitaman,
mulai dari terang hingga yang pucat, yang merata dan yang acak, warna
plastron memudar semakin tua. Kura-kura yang bernama latin Chelodina
sieberocki Famili: Chelidae ini pertumbuhannya dapat mencapai ukuran 30 cm.
Hewan dengan corak mata yang cantik ini dapat ditemukan di Indonesia bagian
timur (papua). Kura – kura ini berasal dari pesisir selatan di PNG yang
berdekatan dengan Merauke.

Gambar 2. Peta penyebaran C.siebenrocki (1-11)

5

Gambar 3. Bagian carapas dan plastron Chelodina siebenrocki (Werner 1901)

Kura-kura mempunyai kesamaan dalam anatomi yaitu:
- Jantan; ekor panjang, plastron cekung
- Betina: ekor pendek, Plastron datar
- Badan unik, having hard shell
- Upper shell (Karapas)
- Lower shell (Plastron)

B. Habitat dan siklus Hidup
Kura-kura merupakan salah satu jenis hewan reptilia. Secara umum,
dikenal tiga jenis kura-kura (turtles), yaitu penyu (sea turtles), kura-kura air
tawar (freshwater turtles), dan kura-kura (tortoises). Ketiganya dibedakan
oleh habitat (tempat kelangsungan hidup) mereka.

6

Adapun kura-kura darat terbagi lagi menjadi kura-kura air tawar
(freshwater tortoises) dan kura-kura darat (land tortoises). Demikian pula
untuk kura-kura, yang dibedakan oleh habitat keduanya. Kura-kura hidup di
berbagai tempat di belahan Bumi ini, mulai dari gurun, padang rumput, hutan,
rawa, sungai, sampai laut. Akan tetapi sebagian besar kehidupan kura-kura
sangat dipengaruhi oleh lingkungan berair.
Ada jenis kura-kura yang biasa bertelur, yang disembunyikan di balik
pasir di pesisir pantai. Setelah menetas mereka akan hanyut terbawa arus laut.
Dengan cara demikian, mereka melakukan adaptasi terhadap habitatnya.
beberapa tempat habitat alami kura-kura:
1.

Habitat kura-kura di air (Akuatik)
Kura-kura hidup di daerah perairan seperti laut, sungai, danau dan
kolam. Yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah kura-kura
air tawar atau freshwater tortoises. Kura-kura jenis ini memiliki
selaput pada jari kakinya yang memudahkan mereka untuk berenang
dalam air dan tidak tenggelam. Jenis kura-kura ini antara lain: kurakura yang berleher panjang seperti kura-kura di papua atau Chelodina
sp.

2.

Habitat kura-kura di darat (terestrial)
Habitat kura-kura yang satu ini memang agak unik yaitu di dataran
seperti di padang rumput, stepa (tanah yang luas dan kering) dan
gurun pasir. Kura-kura darat atau Land Tortoises ini memang berbeda
dengan kura-kura air tawar. Hidupnya lebih banyak di daratan

7

ketimbang di air, namun tetap saja membutuhkan air di sekitar tempat
hidupnya. Kura-kura jenis ini antara lain adalah kura-kura padang
pasir atau Desert tortoises.
3.

Habitat kura-kura semi akuatik
Habitat kura-kura ini menyukai dua tempat sekaligus yaitu daratan
dan air. Kura-kura jenis ini sangat banyak populasinya di dunia. Kurakura jenis ini antara lain kura-kura Ambon atau Cuora amboinensis
yang memiliki cangkang/punggung berbentuk kotak.
Dari bentuk tubuh, jenis kura-kura yang berbeda habitat atau tempat

tinggal ini hampir sama. Hanya saja, dalam pemeliharaannya perlu perawatan
dan tempat khusus. Misalnya bagi Anda yang ingin memelihara kura-kura
darat sebaiknya mempersiapkan betul habitat kura-kura yang cocok di rumah
seperti habitat aslinya.

Habitat di rawa

Habitat di laut

Habitat di darat

Gambar 4. Bentuk-bentuk kaki kura-kura pada habitat hidupnya

Kura-kura

leher

panjang

biasa

ini

mempunyai

kebiasaan

membenamkan diri di lumpur dan mereka tidak agresif. Hampir semua jenis
kura – kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong
kura-kura sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya. Chelodina
siebenrocki

kecil suka memakan potongan-potongan daging, udang juga

8

cacing. sedangkan yang dewasa, kura-kura karnivora ini hampir menyukai
semua makanan daging-dagingan.
C. Potensi Sumberdaya
Kekayaan daratan Papua telah banyak dikenal akan berbagai jenis
satwa liarnya yang unik. Demikian pula dengan sifat sosiologi dan
antropologi masyarakat pedalamannya. Pemanfaatan biodiversitas alam
Papua masih merupakan salah satu tulang punggung pemenuhan sumber
pangan bagi kebanyakan masyarakat setempat. Pemanfaatan dari alam ini
sering dikategorikan sebagai kegiatan perburuan dan tidak sedikit
memberikan hasil sampingan yang mempunyai nilai jual yang belum pernah
terungkap dengan jelas. Chardonnet et al., (2002) menyatakan bahwa saat ini
pemanfaatan kehidupan liar di tingkat dunia masih jauh dari potensi ekonomi
sesungguhnya, yang hanya lebih menekankan pada aspek konservasi, estetik
dan turisme, tetapi mengabaikan akan nilai produksi ekonomi lainnya melalui
pemanfaatan untuk tujuan konsumsi.
Di propinsi Papua, selain rusa, kuskus, wallaby/ kangguru,

yang

menjadi buruan masyarakat asli papua adalah kura – kura untuk tujuan
pemenuhan kebutuhun ekonomi masyarakat itu sendiri. Perburuan kura - kura
sejak lima tahun yang lalu meningkat, tingkat pencariannya oleh berbagai
pengumpul karena adanya nilai ekonomi sebagai komoditas ekspor. Sebagai
salah satu potensi komoditas perikanan di kabupaten Merauke, pemanfaatan
kura - kura leher ular atau lebih dikenal oleh masyarakat merauke dengan
nama kura – kura leher panjang biasa ( Chelodina siebenrocki ) memiliki nilai

9

ekonomi yang tinggi dengan harga berkisar antara Rp.30.000 – 50.000 / ekor
di tingkat pedagang pegumpul. Sebagian besar hasil potensi yang ada masih
dikelola secara tradisional karena keterbatasan sarana, pengetahuan dan
modal.

10

BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di CV.Allen Lestari
kelurahan Mandala Disrik Merauke kabupaten Merauke dari tanggal 10 Mei 10 Juni 2012
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipakai dalam praktek kerja lapang adalah
kamera yang digunakan untuk mengambil objek praktek pada saat di lapangan,
buku dan alat tulis.
C. Metode Pengambilan Data
Metode yang dipakai dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah survey
dan observasi di lapangan. Wawancara dilakukan pada staf/karyawan CV.
Allen Lestari serta pengumpul (plasma).
D. Teknik Pengambilan Data
Teknik yang dipakai dalam praktek lapang ini dengan mengambil dua
macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari
obsevasi, wawancara dan partisipasi aktif, sedangkan data sekunder didapat
dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu.
a. Data Primer
Data primer di peroleh dengan melakukan observasi, yaitu dilakukan
dengan cara pengamatan melalui keterlibatan langsung dalam kegiatan pada

11

CV.Allen Lestari yang meliputi pengambilan kura – kura di beberapa
distrik, perawatan, pemberian pakan, pergantian air serta mengetahui proses
produksinya. Data primer juga di peroleh dengan melakukan wawancara
langsung, yaitu dengan cara melakukan tanya jawab dengan staf/karyawan
CV.Allen Lestari.
b. Data sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung baik
dari buku literature, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh
CV. Allen Lestari. Data ini digunakan untuk mendukung infomasi primer
yang diperoleh baik dari dokumen, maupun dari observasi langsung ke
lapangan. Dalam Praktek Kerja Lapang ini data sekunder diperoleh dari
laporan-laporan pustaka yang menunjang, serta data yang diperoleh dari
CV.Allen Lestari
E. Waktu Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan selama pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan
dapat dilihat pada tabel 1 .di bawah ini

12

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang
1.

Sejarah Berdirinya CV.Allen Lestari
Usaha pemanfaatan / pengambilan satwa liar yang tidak di lindungi
undang - undang ini bermula dari kesadaran dan sekaligus menyalurkan
hobi yang mereka miliki, usaha ini dilakukan pada tahun 2008 yang
modal-modalnya mereka keluarkan sendiri-sendiri. Walaupun mereka
berkerja sama namun sistim kerja mereka bersifat individu, Nama Allen di
ambil dari nama putra pemimpin direktur CV. Allen Lestari, sedangkan
nama Lestari mempunyai arti yaitu agar perusahaan ini terus-menerus dan
berkembang sehingga nama perusahan tersebut menjadi CV. Allen Lestari.
Menjelang 1 tahun kemudian perusahaan ini berjalan, perusahaan ini
dialihkan dan dikelola sepenuhnya oleh wakil direktur CV. Allen Lestari
hingga saat ini.

2.

Letak geografis dan keadaan sekitar
CV. Allen Lestari terletak di kelurahan Mandala distrik Merauke
Kabupaten Merauke dengan alamat jln. Pendidikan No. 53 yang
mempunyai luas lahan 20 x 15 m2. Tepatnya di samping sekolah sma
negeri 1 merauke berada pada gang masuk sekitar ± 500 m dari badan
jalan raya. Jenis tanah pada lokasi ini adalah Lumpur berpasir, keadaan
sumber air cukup baik yang bersumber dari sumur. Keadaan sekitar CV.

13

Allen Lestari sangat baik dikarenakan adanya dukungan oleh masyarakat
baik dari segi keamanan maupun dari segi lainnya. CV. Allen memiliki
beberapa fasilitas fisik untuk mendukung semua kegiatan di dalamnya.
Fasilitas fisik yang dimiliki oleh CV. Allen Lestari adalah sebagai berikut :
Tabel 2 fasilitas fisik CV.Allen Lestari
No

Jenis Fasililtas

Jumlah

1

Ruang Kantor ukuran 3x4 m

1 (satu) ruangan

2

Ruang Tamu ukuran 3x6 m

1 (satu) ruangan

3

Meja dan Kursi Kerja

1 (satu) set

4

Meja dan Kursi Tamu

1 (satu) set

5

Kendaraan Roda Dua

2 (Dua) Unit

6

Lemari Arsip

1 (satu) Unit

7

Komputer

1 (satu) Unit

8

Mesin Ketik

1 (satu) Unit

9

Kandang Penampungan ukuran 3x3 m

2 (Dua) Buah

10

Bak Penampungan Air ukuran 4x3 m

1 (satu) buah

11

Keranjang Plastic

10 (sepuluh) buah

12

Makanan dan obat - obatan satwa

Lengkap

Sumber : CV.Allen Lestari

14

3.

Struktur organisasi dan tenaga kerja

Gambar 5 struktur organisasi CV.Allen Lestari

4.

Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja CV. Allen Lestari adalah sebagai berikut :
1. Bagian Administrasi dan keuangan

1 (satu) orang

2. Bagian transportasi

2 (dua) orang

3. Bagian Perawatan

2 (dua) orang

4. Bagian Pemasaran

1 (satu) orang

5. Bagian Perlengkapan

1 (satu) orang

15

B. Jumlah Kuota CV. Allen Lestari Periode 2012
Jumlah izin tangkap kuota yang diberikan oleh KSDA Wilayah I
Merauke kepada CV. Allen Lestari dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3..Jumlah Kuota CV. Allen Lestari Periode 2012

No
.

Nama Jenis

Indonesia
1. Kura-kura Dada Merah
2. Kura-kura kepala bundar
3. Kura-kura Leher Panjang
4. Kura-kura Leher Panjang biasa
Sumber Data: CV. Allen Lestari

Ilmiah
Emydura subglobusa
Chelodina Reimanii
Chelodina parkeri
Chelodina Siebenrocki

Jumlah izin
Tangkap

Ket

100

Hidup

C. Mekanisme Pengumpulan
Lokasi pengumpulan satwa liar yang tidak dilindungi undang –
undang dilakukan oleh CV. Allen Lestari diluar kawasan konservasi (hutan
lindung, kawasan pelestarian alam, kawasan suaka alam), di wilayah kabupaten
Merauke Distrik (Animha, Okaba, Muting, Elikobel, Kimam, Sota), kabupaten
Bouven Digul distrik (Getentiri dan sekitarnya). Sebagian besar kawasan
kabupaten Merauke, Mappi, dan Bouven Digul merupakan daerah potensial
maupun periodik yang merupakan habitat ideal bagi perkembangan satwa liar
yang tidak dilindungi undang – undang. Menurut pengamatan mereka selama 3
tahun terakhir, populasi satwa ini di alam masih cukup besar apalagi selama ini
eksploitasinya masih terbatas di beberapa distrik yaitu okaba, kimam dan
muting. Satwa liar tersebut dibeli dari masyarakat dengan harga yang layak.
Pembelian dilakukan juga oleh plasma pengumpul kemudian di bawa ketempat
penampungan di kota Merauke dengan menggunakan kendaraan darat baik itu
roda dua maupun roda empat (RKT CV.Allen Lestari). Disamping itu ada juga

16

masyarakat yang secara berkelompok datang ke kota Merauke guna menjual
langsung kura – kura tersebut di tempat penampungan, hal ini biasanya
dilakukan untuk memperoleh harga yang relative lebih besar sehingga sekalian
dapat dipergunakan untuk membeli keperluan sehari – hari. Kemudian hasil
dari pembelian dari masyarakat tadi akan disortir menurut ukuran dan
kondisinya (sehat, cacat atau sakit), hal ini dilakukan untuk mempermudah
dalam penanganan dan perawatannya. Kura – kura tersebut kemudian
diletakkan dalam bak penampungan.
D. Pengumpulan dan pemasaran
Masyarakat asli Papua di wilayah pedesaan dan pedalaman kabupaten
Merauke dan sekitarnya mempunyai ciri khas tersendiri dalam hal kehidupan
sosialnya.

Bagi kebanyakan masyarakat,

kehidupan hariannya

masih

mempunyai konsep yang sederhana yaitu kebutuhan sehari-hari hanya untuk
hari itu, sedangkan hari esok tergantung nanti. Hal ini jelas terlihat dalam
keseharian mereka untuk mencari sumber makanan dengan cara berburu baik
rusa ataupun kura – kura untuk di jual. Perburuan satwa liar perairan masih
dilakukan secara sederhana lewat pemancingan atau penangkapan di daerah
seperti rawa, sungai, atau danau. Hasil dari perburuan hewan darat antara lain
rusa sebagai jenis yang paling banyak diburu, dan kangguru, kemudian satwa
reptil darat seperti ular atau biawak. Jenis satwa yang diperoleh di daerah
perairan yaitu ikan dan kelompok kura-kura air tawar.
Di pedalaman kabupaten Merauke, perburuan kura-kura air tawar
paling banyak terjadi saat musim penghujan yaitu pada bulan Desember -

17

Maret karena mudah diperoleh. Perburuan dilakukan secara sederhana hanya
dengan ditangkap atau lewat perangkap. Kura-kura yang tertangkap kemudian
di tampung dan di jual ke pengumpul (plasma). Sifat perburuan kura-kura tidak
hanya dilakukan oleh masyarakat Papua, tetapi juga oleh masyarakat Papua
New Guinea, dan pendatang yang melakukan perburuan untuk pekerjaan
sampingan saja. Adanya nilai jual

kura-kura untuk wilayah Kabupaten

Merauke sebenarnya baru dimulai awal tahun 2003 baik dalam bentuk karapas
atau hidup. Namun perdagangan untuk bagian dadanya berjalan sejak tahun
1996 tetapi saat itu mayoritas penjualan ke luar wilayah Merauke dilakukan
secara tertutup. Aktivitas pengumpulan kura - kura saat ini tidak sulit, terlihat
dari mudahnya pengumpul plasma mendapatkan hasil setiap saat melakukan
pengumpulan. Seorang pengumpul, mampu mengumpulkan dan membawa
kura - kura 20 - 30 ekor, dengan menggunakan sepeda atau dipikul. Akan tetapi
bila menggunakan sepeda motor atau sampan dapat mencapai 50−80 ekor.
Selain itu, pengumpulan kura - kura dilakukan dengan mengunjungi
tempat permukiman untuk mencari hasil yang dapat dijumpai. Hasilnya
kemudian dikumpulkan dan dibawa ke tingkat pengumpul plasma. Jarak antara
tempat tinggal masyarakat pencari dengan pengumpul plasma sangat jauh, ± 2
jam perjalanan darat. Tidak ada spesialisasi pengumpul plasma, semuanya
melakukan pengumpulan tersendiri. Dari hasil pengamatan di lapangan,
pengumpul kura – kura tidak hanya di dalam kota Merauke saja tetapi ada juga
yang berasal dari PNG. Masyarakat akan datang ditentukan setiap kali terjadi
transaksi dengan pengumpul plasma. Salah satu pintu masuk masyarakat

18

pengumpul asal PNG adalah di desa Sota kabupaten Merauke. Hasil
pengumpulan yang dilakukan oleh pengumpul plasma akan ditindak lanjuti
dengan pengiriman kepada penampung besar di kota Merauke (CV. Allen
Lestari) untuk selanjutnya akan dikirim kepada penampung di Jakarta, salah
satunya PT. Alam Nusantara Jayatama baik untuk pasaran dalam negeri
maupun luar negeri. Beberapa informasi mengenai jumlah pengumpul plasma
di sekitar kabupaten Merauke adalah di desa Sota terdapat 5 orang, desa Kurik
2 orang, desa Tanah Miring 2 orang, desa Bian 4 orang, desa Simpati 2 orang.
Tiap-tiap plasma mempunyai anggota masyarakat pencari antara 3 - 10 orang.

Gambar 6. proses produksi yang dilakukan CV. Allen Lestari mulai dari pengambilan
satwa (kura- kura) sampai dengan pengirimannya.

19

E. Tingkat Produksi
Berdasarkan sumber data dari CV. Allen Lestari jumlah produksi
kura – kura pada Bulan Mei 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah :
Tabel 4. Jumlah pengiriman pada bulan Mei 2012
No

Jenis

Ukuran

Jumlah

15-30

28 ekor

Keterangan

1

Kura – kura Leher panjang Biasa

2

Kura – Kura Irian

untuk

3

Kura – kura Leher Panjang

penangkaran PT,

Hidup/sehat
indukan

Alam Nusantara
Jayatama

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pengiriman kura – kura leher panjang
biasa yang dilakukan oleh CV. Allen pada bulan Mei sebanyak 28 ekor dengan
ukuran carapas 15 – 30 cm yang ditujukan

kepada PT. Alam Nusantara

Jayatama untuk indukan penangkaran, dimana produksi perusahaan tersebut
mengirim dua kali dalam sebulan. Jumlah izin kuota yang diberikan oleh
KSDA Wilayah I Merauke kepada CV. Allen Lestari per/6 bulan untuk adalah
100 ekor untuk kura – kura jenis leher panjang (dilihat pada tabel 4) yang dapat
diartikan bahwa produksi rata – rata untuk satu kali pengiriman mencapai 10 –
13 % atau sekitar 10 – 14 ekor dari kuota. Hasil survey di lapangan
menunjukkan bahwa dalam 2 minggu CV.Allen dapat menampung kura – kura
dari pengumpul (plasma) sebanyak 20 – 60 ekor yang dibeli dengan harga Rp
30.000 - Rp 50.000,- tergantung ukuran dari kura - kura tersebut. Adapun harga
kura – kura yang di beli menurut ukurannya yang dapat dilihat pada tabel 5

20

Tabel 5 Daftar Harga Menurut Ukuran
No
1

Jenis
Kura-kura Leher Panjang biasa

Ukuran carapas
< 15 cm
> 15 cm

Harga
(Rp)
30.000
50.000

Sumber : CV.Allen Lestari

Berdasarkan hasil wawancara pada CV. Allen bahwa jumlah kura –
kura yang di tampung dalam kurun waktu enam bulan dapat melebihi jumlah
kuota yang diberikan oleh KSDA wilayah I Merauke yaitu melebihi 100 ekor,
yang dapat dikatakan bahwa tingkat produksi CV.Allen Lestari dapat mencapai
target permintaan pasar dan dapat disimpulkan juga potensi kura – kura di
beberapa wilayah / distrik di kabupaten Merauke ini masih berlimpah dan di
jaga keseimbangan jumlahnya dengan memberikan batasan penangkapan oleh
KSDA wilayah I Merauke.

21

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Pengumpulan kura – kura yang dilakukan oleh masyarakat lokal masih
bersifat tradisional dimana tujuan perburuan tersebut untuk pemenuhan
kebutuhan ekonomi.
2) Alur pengumpulan adalah tiga tingkatan yaitu masyarakat pencari,
pengumpul (plasma) dan eksportir lokal.
3) Produksi rata – rata per bulan oleh CV.Allen Lestari berkisar 10 – 13%
dari jumlah quota yang diberikan oleh KSDA Wilayah I Merauke dimana
dapat mencapai target pegumpulan bahkan melebihi jumlah yang
diberikan.

Dapat dikatakan bahwa potensi kura – kura di beberapa

wilayah / distrik di kabupaten Merauke cukup berlimpah, hal ini juga
terlihat dari mudahnya pengumpul plasma mendapatkan hasil setiap
melakukan pengumpulan
B. Saran
Dari hasil kesimpulan diatas maka dapat disarankan agar dalam
pengambilan maupun pengumpulan kura – kura leher panjang biasa tetap
menjaga kelestarian kura – kura tersebut melalui pengawasan dari pemerintah
daerah dan instansi terkait agar keberlanjutan potensinya tetap terjaga.

22

DAFTAR PUSTAKA

Anders G.J. Rhodin And Vagi R. Genorupa, 2000. Conservation Status of
Freshwater Turtles in Papua New Guinea, Chelonian Research Foundation,
168 Goodrich Street, Lunenburg, Massachusetts 01462 USA
Artner H, 2008. The World’s Extant Turtle Species, Part I, Sitzenberg-Reidling
Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke, 2011. Merauke Dalam Angka 2011
(Merauke In Figures 2011), Penerbit Oleh : Badan Pusat Statistik
Kabupaten Merauke
http://eol.org. Chelodina siebenrocki Werner, 1901. Siebenrock's Snakeneck
Turtle Species 2000 & ITIS Catalogue of Life: Annual Checklist 2009. Di
Akses Pada Tanggal 28 Mei 2012
http://www.gherp.com. Chelodina
Tanggal 28 Mei 2012

siebenrocki,1116061.jpg.

Diakses

Pada

http://www.iucnredlist.org. Chelodina rugosa ssp. Siebenrocki. International
Union for Conservation of Nature and Natural Resources. Di Akses Pada
Tanggal 28 Mei 2012
Iverson, J. B, 1992. A Revised Checklist with Distribution Maps of the Turtles of
the World
Rencana Kerja Tahunan (RKT), 2012. Pengambilan Satwa Liar Yang Tidak Di
Lindungi Undang – Undang oleh CV.Allen Lestari
Rhodin Anders G J and Mittermeier Russell A, 1976. Chelodina parkeri, a new
species of chelid turtle from New Guinea, with a discussion of Chelodina
siebenrocki Werner, 1901. Bulletin of The Museum of Comparative
Zoology 147(11):465-488
Thomson S A, 2006. Chelodina rugosa Ogilby, 1890. Currently Macrochelodina
rugosa; Reptilia, Testudines; Proposed Precedence Over Chelodina
Oblonga Gray, 1841. Bulletin of Zoological Nomenclature 63:187-193
Yulianto Agus, 2010. Keanekaragaman Jenis Anggota Ordo Testudinata ;
Praktikum Herpetologi, Fakultas Biologi, Unversitas Gadjah Mada
Yogyakarta

Lampiran Foto – Foto Kerja Praktek Lapang
Lampiran 1. Pemindahan Kura – Kura Ke Bak Penampungan

Lampiran 2. Pergantian Air Dan Pergantian Pakan

Lampiran 3. Pengambilan Kura – Kura Di Beberapa Distrik

Lampiran 4. Penyortiran Dan Pengepakan Sebelum Pengiriman

Tempat Penampungan

Pengisian Kedalam Box

Penyortiran

Box Kemasan

Penyegelan