BUDIDAYA PERAIRAN TAWAR SISTEM BUDIDAYA
SISTEM BUDIDAYA
1.
2.
3.
Berdasarkan sistem pengelolaan budidaya
ikan, terdiri dari :
Ekstensif
Semi Intensif
Intensif
Era Pakan Alami,
Kesuburan menjadi Faktor Pembatas
1.
2.
Berdasarkan kultivan yang dipelihara terdiri
dari ;
Monokultur (satu jenis ikan)
Polikultur (dua atau lebih jenis ikan)
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan makanannya, ikan terdiri dari :
Herbivora
Detrivora
Omnivora
Carnivora
Masing-masing menempati niche atau
habitatnya seperti di dasar, kolom atau
permukaan air
Karnivora dengan biomassa relatif lebih
sedikit di puncak piramida makanan.
Biomassa terbesar adalah herbivora dan
detrivora
Teknologi “Polikultur” merupakan teknologi
akuakultur yang paling baik sepanjang
akuakultur bertumpu pada kesuburan
perairan
Perbandingan Kultivan
Tambakan 50%, Nilem 20%, Mas 20% dan
Tawes 10%
Tambakan 37%, Nilem 12%, Mas 12% dan
Tawes 37%
Tawes 40%, Nilem 10%, Mas 20% dan
Tambakan 30%
Era Pakan Buatan, Oksigen
sebagai Faktor Pembatas
Kesuburan perairan tidak menjadi faktor
pembatas
Mengandalkan besarnya debit air
Pakan 100% dari pellet pakan buatan
Usaha budidaya dengan kolam air deras
(race way)
Kolam air deras berbentuk parit dengan
ukuran 30-100m2 kedalaman 1 m.
Produksi 14-20 Kg/m3/3 bulan
Debit pergantian air 100% dalam 10-15
menit
Konversi pakan umumnya 1,4-1,6
Daya dukung budidaya intensif ditentukan
oleh seberapa besar oksigen terlarut yang
dikandungnya, bukan oleh seberapa besar
volume atau debitnya.
Dengan mengukur oksigen yang dikonsumsi
pada tingkat metabolisme produksi
diketahui bahwa berbagai jenis ikan dari
berbagai ukuran mengkonsumsi oksigen
200-210 gram untuk memakan 1 Kg pellet
dan mengkonversinya menjadi daging
Budidaya kolam air deras kegiatannya
mengalami penurunan, karena budidaya di
karamba jaring apung (KJA) di waduk/danau
lebih menguntungkan
Ikan di KJA pertumbuhan lebih cepat
Masa pemeliharaan lebih cepat
Produksi ikan bisa tinggi
Konversi pakan lebih rendah
Pada prinsipnya KJA dan Running Water
hampir sama dan termasuk flow through
system dengan pellet sebagai makanan dan
oksigen yang masuk sebagai faktor
pembatas
Perbedaannya, pergantian air di KJA
sebagian besar terjadi karena pergerakan
ikan ke segala arah dan akibat angin
Ikan di KJA tidak menggunakan banyak
energi untuk melawan arus air.
Permasalahan Nutrisi
Karena protein digunakan sebagai sumber
protein dan sumber energi maka kebutuhan
energi yang lebih rendah tersebut
berdampak tidak hanya pada intake
(asupan) energi.
Tapi juga pada peningkatan rasio antara
energi dari protein dan total energi
Kebutuhan protein baik karnivora, omnivora
dan herbivora semua sama
Pakan yang diberikan pada ikan lebih
banyak yang menjadi limbah daripada
diretensi menjadi daging
Perlu me”manage” mikroflora dalam
kolam/waduk/danau yang menampung
limbah budidaya agar dapat mengurangi
nutrien dalam pakan, mengurangi
kebutuhan air dan meningkatkan kualitas
lingkungan perairan
Pengembangan sistem budidaya berbasis
tropic level rendah
Jumlah produksi besar dari komoditas
utama dengan biaya murah karena feed
cost nya sama dengan nol
Pengembangan sistem budidaya berbasis
tropic level tinggi
Komoditas ikan utama bernilai ekonomis
tinggi dan diberikan pakan pellet
PENGEMBANGAN AKUAKULTUR
DI MASA DEPAN
PENDAHULUAN
Prof.Hirata (Kagoshima, Jepang,2002)
Akuakultur Pakan Alami
Produktivitas
rendah
Dampak lingkungan kecil Aquaculture for yesterday
Akuakultur Intensif
Produktivitas tinggi
Dampak lingkungan besar
Aquaculture for today
Akuakultur Intensif dan limbahnya dimanfaatkan
untuk makanan atau nutrien organisme akuatik
Produktivitas tinggi
Biaya produksi turun
Dampak lingkungan kecil
Aquaculture for tomorrow
Akuakultur adalah intervensi terhadap alam oleh
karena itu dampak negatif intervensi harus
dihilangkan.
Boddeke (1979) :
Lebar bukaan “Bottom Trawl” x Kecepatan Kapal x
Lama Operasi = km2 Dasar laut yang disapu Bottom
Trawl.
Udang yang Tertangkap Trawl / Km2 dasar laut =
Kepadatan udang di laut
Data di Fishing Ground Perairan Caribia = 1
ekor/160m2 dasar laut.
Kepadatan udang vanamei di tambak banyak > 160
ekor/m2.
-Pemaksaan 1602 terhadap kondisi alamiah
FAO “Code of Conduct for Responsible Fisheries”
Pengembangan budidaya :
- Economically viable
- Sosiopolitically acceptable
- Environmentally compatible
AQUACULTURE SYSTEM
Sub Sistem Sarana Produksi :
- Air
- Kapur
- Benih
- Obat-obatan
- Pakan
- BBM+pelumas
- Pupuk - dll
Sub Sistem Proses Produksi :
- Seleksi Lokasi
- Design dan
Konstruksi
- Manajemen Air
- Manajemen Pakan
- Manajemen Kesehatan
- Panen
Sub Sistem Pemasaran :
Pembeli, Harga, Cara
pembelian/pembayaran
Sub Sistem Faktor
Pendukung :
- Tata Ruang
-Perizinan
-Perkreditan
- Pendidikan, pelatihan,
penyuluhan pembangunan
-pembangunan
prasarana
- dll
The Three Important Microbial Processes dominating
Water Quality in Pond Aquaculture System
Algal Biosynthesis (Photoautotrophic)
106 CO + 16 NH + + 52 H O + PO-3 → C
2
4
2
106
H152 O53 N16 P + 106 O2 +16H+
C/N = 5,7/1 mg/mg VS = 50% carbon 8,7%
nitrogen
Y = 11,4 gms VS /gm N
µ = 1-2 day (24 - 48 hr generation time)
kd = 0,05 day -1 (5% per day)
Bacterial Biosynthesis
(Heterotrophic)
→
BOD5 + NH4+
C5 H7 NO2
C/N = 4,3/1 mg/mg VS = 53% carbon 12,3%
nitrogen
Y = 0,5 mg VS /mg BOD
5
µ = 2,5 day -1 (10 hr generation)
k = 5 mg BOD/mg VS-day
kd = 0,05 day -1 (5% per day)
Nitrification
(Chemoautotrophic)
22 NH4+ + 37 O2 + 4 CO2 + HCO3NO2- + 2 H2O + 42 H+
→C
Y = 0,2 mg VS /mg N
µ = 1 day -1 (24 hr generation time)
kd = 0,05 day -1 (5% per day)
5
H7
Bacterially mediated processed in shrimp culture
system
Nitrosomonas sp.
Population
ALGAE
Excreted as
Ammonia
NH3 -N
b
Nitrococcus sp.
Population
Oxidation Rate
Oxidation Rate
NH4+ -N
NO2- -N
NO3- -N
NH4+ -N Uptake Rate
Feed Particles
a
Heterophobic
Population
15%
Uneaten Feed
Nitrogen in
HeteroBacteria
Feces 20%
Degradation Rate
New Growth Rate
PERKEMBANGAN di
INDONESIA
MASA KINI :
Hari ini 15 Desember 2008 Loka Riset
Perikanan Sukamandi bekerjasama dengan
Industri Pakan CP panen patin.
LUAR BIASA : - Dari kolam 5000 m2 X 1,2 m
dengan 1 kincir.
- Dipanen 70.000 kg ikan patin
- Masa budidaya 8 bulan,total pakan
100 ton dengan protein 22-24 %.
Hal luar biasa lainnya :
- Waduk Cirata : 8000 ton pakan per
bulan FCR ± 2,0
- Waduk Jatiluhur : ± 2000 ton pakan per
bulan FCR ± 1,6
- BUDIDAYA UDANG BANYAK YANG
BERPRODUKSI >25 ton/ha
SEMUA LUAR BIASA, TAPI ITU ADALAH :
AQUACULTURE FOR TODAY (Hiratta)
HANYA “ECONOMICALLY VIABLE” (FAO)
Masa datang :
Sifat Produk Akuakultur
Informasi Pasar
Komoditas
Karnivor
⇔
Market Pull
Omnivor Herbivor Detrivor Tanaman
4
5
3
2
1
PRIORITAS
Pellet basis
Mikrobial Basis
Anorganic Basis
Bukan hanya
70 ton patin / 5000 m2/ 8 bulan; tapi +> 100
ton nila, tawes, mola, tambakan,
kijing,siput,dll.
Waduk Cirata bukan hanya 4000 ton ikan
mas/bulan, tapi +6000 ton /bulan nila,
tawes, mola,tambakan,kijing,siput,dll.
Waduk Jatiluhur bukan hanya 1250 ton ikan
mas/bulan + 1,2 ton bandeng/hari, tapi
+1500 ton /bulan bandeng nila, tawes,
mola,tambakan,kijing,siput,dll.
PRINSIP BUDIDAYA
PELLET
KOMODITAS UTAMA
3 PROSES MIKROBIAL DOMINAN
KOMODITAS MULTITROPHIK
Added through
feed 100%N,
100% P
Fish
Harvest of Fisheries
27 % N, 24 % P
Molluscs
Harvest of molluscs
+ removal of
sediment
33 % N,30 % P
Seaweed
Kautsky, 2004
Harvest of
seaweed
1%N,25%P
Eutrophication
Trophic Level Based Aquaculture
INTEGRATED AQUACULTURE SYSTEM
Sub Sistem Sarana Produksi :
- Air
- Kapur
- Benih
- Obat-obatan
- Pakan
- BBM+pelumas
- Pupuk - dll
Phytoplankton
Rumput Laut
Plankton Feeder
Detritus Feeder
Limbah
Budidaya
Sub Sistem Proses Produksi :
- Seleksi Lokasi
- Design dan
Konstruksi
- Manajemen Air
- Manajemen Pakan
- Manajemen Kesehatan
- Panen
Sub Sistem Faktor
Pendukung :
- Tata Ruang
-Perizinan
-Perkreditan
- Pendidikan, pelatihan,
penyuluhan
- Pembangunan
prasarana
- dll
Sub Sistem Pemasaran :
Pembeli, Harga, Cara Pembayaran
1.
2.
3.
Berdasarkan sistem pengelolaan budidaya
ikan, terdiri dari :
Ekstensif
Semi Intensif
Intensif
Era Pakan Alami,
Kesuburan menjadi Faktor Pembatas
1.
2.
Berdasarkan kultivan yang dipelihara terdiri
dari ;
Monokultur (satu jenis ikan)
Polikultur (dua atau lebih jenis ikan)
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan makanannya, ikan terdiri dari :
Herbivora
Detrivora
Omnivora
Carnivora
Masing-masing menempati niche atau
habitatnya seperti di dasar, kolom atau
permukaan air
Karnivora dengan biomassa relatif lebih
sedikit di puncak piramida makanan.
Biomassa terbesar adalah herbivora dan
detrivora
Teknologi “Polikultur” merupakan teknologi
akuakultur yang paling baik sepanjang
akuakultur bertumpu pada kesuburan
perairan
Perbandingan Kultivan
Tambakan 50%, Nilem 20%, Mas 20% dan
Tawes 10%
Tambakan 37%, Nilem 12%, Mas 12% dan
Tawes 37%
Tawes 40%, Nilem 10%, Mas 20% dan
Tambakan 30%
Era Pakan Buatan, Oksigen
sebagai Faktor Pembatas
Kesuburan perairan tidak menjadi faktor
pembatas
Mengandalkan besarnya debit air
Pakan 100% dari pellet pakan buatan
Usaha budidaya dengan kolam air deras
(race way)
Kolam air deras berbentuk parit dengan
ukuran 30-100m2 kedalaman 1 m.
Produksi 14-20 Kg/m3/3 bulan
Debit pergantian air 100% dalam 10-15
menit
Konversi pakan umumnya 1,4-1,6
Daya dukung budidaya intensif ditentukan
oleh seberapa besar oksigen terlarut yang
dikandungnya, bukan oleh seberapa besar
volume atau debitnya.
Dengan mengukur oksigen yang dikonsumsi
pada tingkat metabolisme produksi
diketahui bahwa berbagai jenis ikan dari
berbagai ukuran mengkonsumsi oksigen
200-210 gram untuk memakan 1 Kg pellet
dan mengkonversinya menjadi daging
Budidaya kolam air deras kegiatannya
mengalami penurunan, karena budidaya di
karamba jaring apung (KJA) di waduk/danau
lebih menguntungkan
Ikan di KJA pertumbuhan lebih cepat
Masa pemeliharaan lebih cepat
Produksi ikan bisa tinggi
Konversi pakan lebih rendah
Pada prinsipnya KJA dan Running Water
hampir sama dan termasuk flow through
system dengan pellet sebagai makanan dan
oksigen yang masuk sebagai faktor
pembatas
Perbedaannya, pergantian air di KJA
sebagian besar terjadi karena pergerakan
ikan ke segala arah dan akibat angin
Ikan di KJA tidak menggunakan banyak
energi untuk melawan arus air.
Permasalahan Nutrisi
Karena protein digunakan sebagai sumber
protein dan sumber energi maka kebutuhan
energi yang lebih rendah tersebut
berdampak tidak hanya pada intake
(asupan) energi.
Tapi juga pada peningkatan rasio antara
energi dari protein dan total energi
Kebutuhan protein baik karnivora, omnivora
dan herbivora semua sama
Pakan yang diberikan pada ikan lebih
banyak yang menjadi limbah daripada
diretensi menjadi daging
Perlu me”manage” mikroflora dalam
kolam/waduk/danau yang menampung
limbah budidaya agar dapat mengurangi
nutrien dalam pakan, mengurangi
kebutuhan air dan meningkatkan kualitas
lingkungan perairan
Pengembangan sistem budidaya berbasis
tropic level rendah
Jumlah produksi besar dari komoditas
utama dengan biaya murah karena feed
cost nya sama dengan nol
Pengembangan sistem budidaya berbasis
tropic level tinggi
Komoditas ikan utama bernilai ekonomis
tinggi dan diberikan pakan pellet
PENGEMBANGAN AKUAKULTUR
DI MASA DEPAN
PENDAHULUAN
Prof.Hirata (Kagoshima, Jepang,2002)
Akuakultur Pakan Alami
Produktivitas
rendah
Dampak lingkungan kecil Aquaculture for yesterday
Akuakultur Intensif
Produktivitas tinggi
Dampak lingkungan besar
Aquaculture for today
Akuakultur Intensif dan limbahnya dimanfaatkan
untuk makanan atau nutrien organisme akuatik
Produktivitas tinggi
Biaya produksi turun
Dampak lingkungan kecil
Aquaculture for tomorrow
Akuakultur adalah intervensi terhadap alam oleh
karena itu dampak negatif intervensi harus
dihilangkan.
Boddeke (1979) :
Lebar bukaan “Bottom Trawl” x Kecepatan Kapal x
Lama Operasi = km2 Dasar laut yang disapu Bottom
Trawl.
Udang yang Tertangkap Trawl / Km2 dasar laut =
Kepadatan udang di laut
Data di Fishing Ground Perairan Caribia = 1
ekor/160m2 dasar laut.
Kepadatan udang vanamei di tambak banyak > 160
ekor/m2.
-Pemaksaan 1602 terhadap kondisi alamiah
FAO “Code of Conduct for Responsible Fisheries”
Pengembangan budidaya :
- Economically viable
- Sosiopolitically acceptable
- Environmentally compatible
AQUACULTURE SYSTEM
Sub Sistem Sarana Produksi :
- Air
- Kapur
- Benih
- Obat-obatan
- Pakan
- BBM+pelumas
- Pupuk - dll
Sub Sistem Proses Produksi :
- Seleksi Lokasi
- Design dan
Konstruksi
- Manajemen Air
- Manajemen Pakan
- Manajemen Kesehatan
- Panen
Sub Sistem Pemasaran :
Pembeli, Harga, Cara
pembelian/pembayaran
Sub Sistem Faktor
Pendukung :
- Tata Ruang
-Perizinan
-Perkreditan
- Pendidikan, pelatihan,
penyuluhan pembangunan
-pembangunan
prasarana
- dll
The Three Important Microbial Processes dominating
Water Quality in Pond Aquaculture System
Algal Biosynthesis (Photoautotrophic)
106 CO + 16 NH + + 52 H O + PO-3 → C
2
4
2
106
H152 O53 N16 P + 106 O2 +16H+
C/N = 5,7/1 mg/mg VS = 50% carbon 8,7%
nitrogen
Y = 11,4 gms VS /gm N
µ = 1-2 day (24 - 48 hr generation time)
kd = 0,05 day -1 (5% per day)
Bacterial Biosynthesis
(Heterotrophic)
→
BOD5 + NH4+
C5 H7 NO2
C/N = 4,3/1 mg/mg VS = 53% carbon 12,3%
nitrogen
Y = 0,5 mg VS /mg BOD
5
µ = 2,5 day -1 (10 hr generation)
k = 5 mg BOD/mg VS-day
kd = 0,05 day -1 (5% per day)
Nitrification
(Chemoautotrophic)
22 NH4+ + 37 O2 + 4 CO2 + HCO3NO2- + 2 H2O + 42 H+
→C
Y = 0,2 mg VS /mg N
µ = 1 day -1 (24 hr generation time)
kd = 0,05 day -1 (5% per day)
5
H7
Bacterially mediated processed in shrimp culture
system
Nitrosomonas sp.
Population
ALGAE
Excreted as
Ammonia
NH3 -N
b
Nitrococcus sp.
Population
Oxidation Rate
Oxidation Rate
NH4+ -N
NO2- -N
NO3- -N
NH4+ -N Uptake Rate
Feed Particles
a
Heterophobic
Population
15%
Uneaten Feed
Nitrogen in
HeteroBacteria
Feces 20%
Degradation Rate
New Growth Rate
PERKEMBANGAN di
INDONESIA
MASA KINI :
Hari ini 15 Desember 2008 Loka Riset
Perikanan Sukamandi bekerjasama dengan
Industri Pakan CP panen patin.
LUAR BIASA : - Dari kolam 5000 m2 X 1,2 m
dengan 1 kincir.
- Dipanen 70.000 kg ikan patin
- Masa budidaya 8 bulan,total pakan
100 ton dengan protein 22-24 %.
Hal luar biasa lainnya :
- Waduk Cirata : 8000 ton pakan per
bulan FCR ± 2,0
- Waduk Jatiluhur : ± 2000 ton pakan per
bulan FCR ± 1,6
- BUDIDAYA UDANG BANYAK YANG
BERPRODUKSI >25 ton/ha
SEMUA LUAR BIASA, TAPI ITU ADALAH :
AQUACULTURE FOR TODAY (Hiratta)
HANYA “ECONOMICALLY VIABLE” (FAO)
Masa datang :
Sifat Produk Akuakultur
Informasi Pasar
Komoditas
Karnivor
⇔
Market Pull
Omnivor Herbivor Detrivor Tanaman
4
5
3
2
1
PRIORITAS
Pellet basis
Mikrobial Basis
Anorganic Basis
Bukan hanya
70 ton patin / 5000 m2/ 8 bulan; tapi +> 100
ton nila, tawes, mola, tambakan,
kijing,siput,dll.
Waduk Cirata bukan hanya 4000 ton ikan
mas/bulan, tapi +6000 ton /bulan nila,
tawes, mola,tambakan,kijing,siput,dll.
Waduk Jatiluhur bukan hanya 1250 ton ikan
mas/bulan + 1,2 ton bandeng/hari, tapi
+1500 ton /bulan bandeng nila, tawes,
mola,tambakan,kijing,siput,dll.
PRINSIP BUDIDAYA
PELLET
KOMODITAS UTAMA
3 PROSES MIKROBIAL DOMINAN
KOMODITAS MULTITROPHIK
Added through
feed 100%N,
100% P
Fish
Harvest of Fisheries
27 % N, 24 % P
Molluscs
Harvest of molluscs
+ removal of
sediment
33 % N,30 % P
Seaweed
Kautsky, 2004
Harvest of
seaweed
1%N,25%P
Eutrophication
Trophic Level Based Aquaculture
INTEGRATED AQUACULTURE SYSTEM
Sub Sistem Sarana Produksi :
- Air
- Kapur
- Benih
- Obat-obatan
- Pakan
- BBM+pelumas
- Pupuk - dll
Phytoplankton
Rumput Laut
Plankton Feeder
Detritus Feeder
Limbah
Budidaya
Sub Sistem Proses Produksi :
- Seleksi Lokasi
- Design dan
Konstruksi
- Manajemen Air
- Manajemen Pakan
- Manajemen Kesehatan
- Panen
Sub Sistem Faktor
Pendukung :
- Tata Ruang
-Perizinan
-Perkreditan
- Pendidikan, pelatihan,
penyuluhan
- Pembangunan
prasarana
- dll
Sub Sistem Pemasaran :
Pembeli, Harga, Cara Pembayaran