BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Nilai Perusahaan - Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indones

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Nilai Perusahaan

  Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002 : 7), “Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar pula kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan”. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tinggilnya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham tinggi pula nilai perusahaan. Menurut Kondongo dkk. (2014), keinginan para pemilik perusahaan adalah nilai perusahaan yang tinggi, karena dengan nilai yang tinggi maka kemakmuran pemegang saham juga akan tinggi.

  Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai perusahaan menurut Weston dan Copeland (2008: 244) yaitu: 1.

  Price Earning Ratio Rasio ini menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

  2. Price to Book Value Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV artinya pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.

  3. Rasio Tobin’s Q Rasio Tobin’s Q merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. adalah Price to Book Value (PBV). Rasio ini merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya. Perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya mempunyai rasio PBV di atas satu yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya (Sari, 2013). PBV memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut (Kusumajaya, 2011): a.

  Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value sebagai perbandingan.

  b.

  Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan – perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation.

  c.

  Perusahaan – perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi dengan Price to Book Value (PBV).

2.1.2. Struktur Modal

  Struktur modal diperlukan untuk meningkatkan nilai perusahaan karena penetapan struktur modal dalam kebijakan pendanaan perusahaan menentukan profitabilitas perusahaan. Pemilik struktur modal yang baik pada perusahaan adalah hal yang penting. Menurut Sartono (2010: 225), “Struktur modal adalah perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa”. Brigham dan Houston (2011:171) menyatakan struktur modal yang optimal suatu perusahaan adalah struktur yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan. beberapa faktor utama, antara lain: 1.

  Persesuaian atau Suitability merupakan persesuaian antara cara pemenuhan dana dengan jangka waktu kebutuhannya. Bila yang dibutuhkan perusahaan- perusahaan berjangka pendek bila dibelanjai dengan utang, obligasi atau dengan mengeluarkan modal sendiri kurang sesuai. Sebaliknya cara pemenuhan dana disesuaikan dengan jangka waktu kebutuhannya, artinya bila kebutuhan dana berjangka pendek maka sebaiknya dipenuhi sumber dana jangka pendek dan bila kebutuhan dana jangka panjang sebaiknya dipenuhi sumber dana jangka panjang.

  2. Pengawasan atau Control Pengendalian atau pengawasan perusahaan ada di tangan para pemegang saham. Manajemen perusahaan mengemban tugas untuk menjalankan hasil keputusan pemegang saham. Biasanya sebuah perusahaan dimiliki oleh beberapa pemegang saham sehingga bila diperlukan tambahan dana perlu dipertimbangkan apakah tugas pengawasan dari pemilik lama tidak akan terkurangi. Oleh sebab itu dengan pertimbangan tersebut, biasanya pemilik lama lebih menginginkan mengeluarkan obligasi dibanding dengan menambah saham.

  3. Laba/Earning per Share Memilih sumber dana apakah dari saham atau utang, secara finansial harusnya bisa menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham lebih besar.

  4. Tingkat Risiko/Riskness Utang merupakan sumber dana yang mempunyai risiko tinggi sebab bunganya tetap harus dibayarkan baik pada saat perusahaan mendapatkan laba maupun dalam kondisi merugi. Oleh karena itu semakin besar penggunaan dana dari utang mengindikasikan perusahaan mempunyai tingkat risiko yang lebih besar.

2.1.2.1. Sumber Pendanaan

  Berikut ini merupakan sumber utama dari dana yang dapat dipakai melaksanakan kegiatan perusahaan: a.

  Dari dalam perusahaan (sumber dana internal)

  funds yang berbentuk atau dihasilkan di dalam perusahaan.

  Dana yang berasal dari dalam perusahaan terdiri dari berbagai jenis antara lain: Keuntungan yang ditahan

  • Penyusutan -

  Saham pemilik

  • Dan lain-lain
  • b.

  Dari luar perusahaan (sumber dana eksternal) Dana yang berasal dari luar perusahaan terdiri dari 2 golongan, yaitu:

  • Sumber dana jangka pendek ini diperoleh antara lain dari kredit dagang, kredit bank, surat-surat berharga, dan lain- lain.

  Sumber dana jangka pendek

  • Sumber dana jangka panjang dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain :

  Sumber dana jangka panjang

  • Pinjaman Obligasi Pinjaman obligasi adalah pinjaman jangka waktu yang panjang. Jadi, debitor mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nilai nominal tertentu.
  • Pinjaman hipotek Pinjaman hipotek adalah pinjaman jangka panjang. Disini, kreditor dibeli hak hipotek terhadap suatu barang tidak bergerak dan apabila debitor tidak memenuhi kewajibannya makan barang tersebut
untuk menutup tagihannya.

2.1.2.2. Teori Struktur Modal

  Ada dua teori yang menjelaskan pilihan atas struktur modal (Budiarso, 2013) yaitu: 1.

   Trade Off Theory Trade Off Theory menyatakan bahwa dalam mencari hubungan

  antara struktur modal dan nilai perusahaan terdapat suatu tingkat leverage (debt ratio) yang optimal. Oleh karena itu perusahaan akan selalu berusaha menyesuaikan tingkat leverage ke arah yang optimal. Jadi, tingkat leverage perusahaan bergerak terus dari waktu ke waktu ke arah suatu target yang ingin dicapai.

  2. Pecking Order Theory

  Teori ini menyatakan bahwa keputusan keuangan mengikuti suatu hierarki dimana sumber pendanaan dari dalam perusahaan lebih didahulukan daripada sumber pendanaan dari luar perusahaan. Dalam hal ini perusahaan menggunakan pendanaan dari luar, pinjaman lebih diutamakan daripada pendanaan dengan tambahan modal dari pemegang saham baru.

  3. Signaling Theory

  Ross (1977) mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Manajer bisa menggunakan hutang lebih banyak, sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian hutang merupakan tanda atau signal positif.

   Kinerja Keuangan

  Kinerja menurut Mangkunegara (2005:67) “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan kinerja keuangan menurut Munawir (1998) adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

  Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan penilaian analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan atau kinerja perusahaan. Rasio keuangan dirancang untuk mengevaluasi laporan keuangan, yang isinya adalah data mengenai posisi perusahaan pada suatu titik dan operasi perusahaan pada masa lalu. “Nilai nyata laporan keuangan terletak pada fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memperkirakan pendapatan dan dividen masa yang akan datang” (Muliani dkk., 2014).

  Rasio keuangan yang merupakan bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang dapat mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa depan atau dengan kata lain informasi akuntansi. dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu: (Lasari, 2012) 1.

  Rasio Likuiditas Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari : Current ratio, Quick ratio, dan Net Working Capital.

  2. Rasio Solvabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari : Debt ratio, Debt to Equity ratio, Long term debt to Equity

  ratio, Long term debt to Capitalization ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to net Income, dan Cash Return on Sales.

  3. Rasio Aktivitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas terdiri dari : Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Acoount

  Receivable Turnver, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Day’s Sales in Inventory .

  4. Rasio Profitabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas terdiri dari:

  Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity dan Operating Ratio.

  5. Rasio Pasar Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar terdiri dari :

  Devidend Yield, Devidend per share, Devidend payout ratio, Price Earning ratio, Earning Per Share, Book Value per share, dan Price to Book Value .

  Dari kelima rasio diatas, ROE (Return on Equity) merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Hal ini berdampak terhadap peningkatan nilai perusahaan. Return on equity (ROE) adalah salah satu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan.

  Menutut Lasari (2012), Return on Equity (ROE) diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah panjak terhadap total modal sendiri. Dari rumus tersebut maka dapat dikatakan bahwa faktor yang menentukan tingkat ROE adalah jumlah laba bersih setelah pajak dan jumlah total modal sendiri. Jika jumlah laba bersih yang didapat perusahaan tinggi sementara jumlah total modal sendiri perusahaan rendah maka tingkat Return on Equity (ROE) akan tinggi. Namun sebaliknya apabila jumlah laba bersih yang didapatkan perusahaan rendah sedangkan jumlah total modal sendiri perusahaan tersebut tinggi makan tingkat Return on Equity (ROE) akan rendah.

2.1.4. Keputusan Investasi Investasi diartikan sebagai penanaman modal perusahaan.

  Penanaman modal dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva finansial. Aktiva riil merupakan aktiva yang bersifat fisik seperti gedung , tanah dan bangunan. Sedangkan aktiva finansial berupa surat-surat berharga. Aktiva – aktiva yang dimiliki perusahaan akan digunakan dalam operasinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemampuan perusahaan mengelola aktiva sangat menentukan kemampuan perusahaan memperoleh aktiva tersebut berakibat terganggunya pencapaian tujuan perusahaan.

  Keputusan investasi sering dianggap sebagai keputusan terpenting dalam pengambilan keputusan manajer keuangan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Pendapat Prasetyo dkk. (2013) memperjelas bahwa “Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan.” Tujuan investasi menurut Fahmi (2012: 3) adalah sebagai berikut : a.

  Terciptanya keberlanjutan (contiunity) dalam investasi tersebut.

  b.

  Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (actual profit).

  c.

  Terciptanya kemakmuran bagi pemegang saham.

  Dalam penelitian ini rasio yang digunakan dalam mengukur keputusan investasi adalah Price Earning Ratio (PER), karena rasio ini pada dasarnya memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada suatu periode tertentu. Menurut Brigham dan Houston (2010: 150), “Price Earning Ratio menunjukkan jumlah yang rela dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar laba yang dilaporkan.” Sedangkan menurut Sudana (2011: 23), “Price Earning Ratio mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan.” Berdasarkan definisi diatas makan dapat disimpulkan bahwa Price

  Earning Ratio adalah rasio yang menggambarkan kesedian investor untuk

  membayar jumlah tertentu untuk setiap rupiah laba perusahaan. Dalam penelitian ini akan digunakan Price Earning Ratio (PER) untuk mengetahui seberapa besar peran keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.

2.2. Penelitian Terdahulu

  Penelitian terdahulu menjelaskan hubungan dari kajian empiris antar variabel penelitian berdasarkan pendapat dan hasil penelitian sebelumnya.

  Penelitian tersebut dijadikan pedoman untuk melihat hubungan variabel dalam penelitian ini.

  Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan nilai perusahaan, antara lain:

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

  No Peneliti Judul Variabel Hasil

  1 Yuliana, Pengaruh Struktur Variabel Struktur modal Dinnul Alfian Modal dan Return Independen : dan return on Akbar dan On Equity (ROE) Struktur Modal, equity (ROE) Rini Aprillia Terhadap Nilai Return On secara bersama-

  Perusahaan Pada Equity (ROE) sama berpengaruh Perusahaan Sektor positif dan

  Pertanian Di Bursa Efek Indonesia (Perusahaan yang terdaftar Di BEI)

  Nilai Perusahaan

  Prasetyo,

  5 Dimas

  Value .

  berpengaruh positif dan signifikan terhadap Firm

  Variabel Independen : Capital Structure Variable Dependen: Firm Value Capital Structure

  Impact of capital structure on firm’s value : Evidence from Bangladesh Economy or Industrial Sector

  Chowdhury, Suman Paul Chowdhury

  4 Anup

  Kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

  Variable Dependen:

  Variabel Dependen:

  Kinerja keuangan

  Variabel Independen :

  Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan csr dan gcg sebagai variabel pemoderasi

  3 Muhammad Luthfi Hadianto

  Value .

  berpengaruh positif dan signifikan terhadap Firm

  Variabel Independen : Capital Structure Variable Dependen: Firm Value Capital Structure

  Masulis The Impact of Capital Structure Change on Firm Value: Some Estimates

  2 Ronald W.

  Nilai Perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan.

  Pengaruh keputusan Variabel Keputusan investasi dan Independen : Investasi dan

  Devi Farah

  keputusan Keputusan keputusan

  Azizah

  pendanaan terhadap Investasi, pendanaan nilai perusahaan Keputusan mempunyai Pendanaan pengaruh yang

  Variable signifikaan Dependen: terhadap Nilai

  Nilai perusahaan baik Perusahaan secara simultan dan parsial.

  6 Dewa Ayu Pengaruh Struktur Variabel

  1.Struktur modal Praidy Modal, Kepemilikan Independen : berpengaruh Antari, I Manajerial, dan Struktur Modal, negatif dan tidak Made Dana Kinerja Keuangan Kepemilikan signifikan terhadap Nilai Manajerial, terhadap nilai perusahaan Kinerja perusahaan

  Keuangan

  2. Kepemilikan

  Variable manajerial Dependen: berpengaruh

  Nilai negatif dan tidak Perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan

  3. Kinerja Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya, maka berikut ini dapat dikemukakan suatu kerangka konseptual. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah Struktur Modal, Kinerja Keuangan dan Keputusan Investasi. Sedangkan variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan.

  Berikut adalah kerangka konseptual yang dimaksud dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

  Struktur Modal

  H

  1 (X )

1 Kinerja Keuangan Nilai Perusahaan

  H

  2 H

  4 (X )

  2 (Y) Keputusan

  H

  3 Investasi

  ( ) simultan antara masing masing variable independen dan dependen. Penjelasan dari gambar kerangka konseptual diatas adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

  Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada dibawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Sebaliknya, jika posisi struktur modal berada diatas titik optimal maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal optimal yang belum tercapai, maka trade-off theory memprediksi adanya hubungan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan. Gayatri dan Mustanda (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

  H

  1 : Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan 2.

   Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan

  Kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan melalui aset, ekuitas maupun hutang ditunjukkan dari kinerja perusahaan tersebut.

  Kinerja keuangan dapat diukur dengan rasio profitabilitas yang datanya dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan suatu perusahaan bekerja secara optimal, maka keuntungan yang akan didapat juga akan sangat baik. Keuntungan tersebut yang menjadi dasar acuan bagi apra investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan.

  H

  2 : Kinerja Keuangan berpengaruh positif terhadap Nilai

  Perusahaan 3.

   Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

  Investasi adalah pengorbanan terhadap aset yang dimiliki sekarang untuk mendapatkan aset di masa yang akan datang dengan jumlah yang lebih besar. Keputusan investasi diukut melalu Price Earning Ratio (PER) yaitu rasio harga pasar saham terhadap laba per lembar saham. Pada umumnya perusahaan yang tumbuh lebih cepat atau mempunyai risiko yang lebih kecil, akan memiliki rasio harga laba yang lebih tinggi daripada perusahaan yang pertumbuhannya lambat atau perusahaan dengan risiko lebih besar (Sartono, 2010). Prasetyo dkk. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan pengaruh positif dan signifikan dari keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.

  H

  3 : Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap Nilai

  Perusahaan 4.

   Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

  Struktur modal, kinerja keuangan dan keputusan investasi memiliki hubungan yang simultan dengan nilai perusahaan. Suatu perusahaan besar akan lebih memilih untuk menggunakan modal sendiri dalam kegiatan operasional maupun investasinya dibandingkan menggunakan hutang perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar bunga dari hutang tersebut. Kinerja perusahaan yang baik akan membuat nilai perusahaan tersebut mengalami peningkatan. Peningkatan nilai perusahaan akan menarik para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena investor akan lebih memilih perusahaan yang profitable.

  H

  4 : Struktur Modal, Kinerja Keuangan, dan Keputusan Investasi berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan.

2.4. Hipotesis

  Berdasarkan penjelasan mengenai kerangka konseptual diatas, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut: H

  1 : Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

  H

  2 : Kinerja Keuangan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

  H

  3 : Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

  H

  4

  : Struktur Modal, Kinerja Keuangan, dan Keputusan Investasi berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan.

Dokumen yang terkait

BAB II DESKRIPSI PROYEK - Perancangan Hotel Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

1 3 23

BAB I PENDAHULUAN - Perancangan Hotel Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

1 6 8

BAB II DESKRIPSI PROYEK - Perancangan Mixed-use Shopping Mall dan Office di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

2 6 30

Perancangan Mixed-use Shopping Mall dan Office di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

3 5 13

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Rasio Recycle Sludge pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Rasio Recycle Sludge pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Rasio Recycle Sludge pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 5

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriftografi - Perancangan Perangkat Lunak Pengaman File Text Menggunakan Algoritma El Gamal dan Kompresi File Tex Menggunakan Algoritma Huffman

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen - Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Beli Produk Susu oleh Ibu yang Mempunyai Balita di Pasar Swalayan Kota Pematangsiantar Tahun 2013

0 0 39

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Beli Produk Susu oleh Ibu yang Mempunyai Balita di Pasar Swalayan Kota Pematangsiantar Tahun 2013

0 0 11