BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Perilaku Kesehatan - Pijat Bayi Oleh Pemijat Bayi Tradisional di Kecamatan Medan Area Tahun 2014

  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Perilaku Kesehatan

  Dari segi biologis, perilaku adalah salah satu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

  Skinner (1938) seorang alhi psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori skinner ini di sebut “S-O-R” atau stimulus-organisme-respons. Skinner membedakan adanya dua respons.

  1. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang di timbulkan oleh rangsangan- rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkn respons-respons yang relative tetap, Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Responden respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menagis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta dan sebagainya.

  2. Operant respons atau instrumental respons, yakni repons yang timbul dan berkembang kemudin diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seseorang petugas kesehatn melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua.

  1. Perilaku Tertutup (Covert Behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert).

  Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secarajelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior atau unobservable behavior, misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.

  2. Perilaku Terbuka (Overt Behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Repons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice) yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu di sebut overt kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesma untuk imunisasi, penderita TB. Paru minum obat secara teratur, dan sebagainya.

  Seperti telah disebutkan di atas, sebagian besar perilaku manusia adalah operant respons. Oleh sebab itu untuk membentuk jenis respon atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skinner adalah sebagai berikut.

  a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan di bentuk.

  b. Melakukan analisi untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.

  c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforce atau hadiah untuk masing-masing kompenen tersebut.

  d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka dilakukan komponen (perilaku) yang kedua yang kemudian diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Demikian berulang-ualng sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.

  e. Sebagai ilustrasi, misalnya dikehendaki agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi

  Pergi ke kamar mandi sebelum tidur

  • Mengambil siakt dan odol
  • Mengambil air dn berkumur
  • Melaksanakan gosok gigi
  • Menyimpan sikat gigi dan odol
  • Pergi ke kamar tidur
  • Kalau dapat diidentifikasi hadiah-hadiah (tidak berupa uang) bagi masing-masing komponen perilaku tersebut (komponen 1-6), maka akan dapat dilakukan pembentukan kebiasaan tersebut. Contoh di atas adalah suatu penyederhanaan prosedur pembentukan perilaku melalui operant conditioning. Di dalam kenyataannya prosedur itu banyak dan bervariasi sekali dan lebih kompleks dari pada contoh di atas. Teori Skinner ini sangat besar pengaruhnya, terutama di Amerika Serikat. Konsep-konsep behavior control, behavior therapy, dan behavior modification yang dewasa ini berkembang adalah bersumber pada teori ini.

  Menurut L.W. Green, faktor penyebab masalah kesehatan adalah faktor perilaku dan non perilaku. Faktor perilaku khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :

  1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), adalah faktor yang terwujud dalam kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan juga variasi demografi seperti status ekonomi,umur,jenis kelamin, dan susunan keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri individu tersebut.

  2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, yang termasuk di dalamnya adalah berbagai macam saran dan prasarana, misal : dana, transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah dan sebagainya.

  3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang meliputi faktor sikap dan erilaku tokoh masyarakat,tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan, termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkaiy dengan kesehatan.

  Perilaku dapat dibatasi sebagian jiwa (berpendapat, berfikir, bersikap dan sebagainya) (Notoadmojo,1999). Untuk memberikan respon terhadap situasi di luar objek tersebut, respons ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan). Bentuk operasional dari perilaku dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu: 1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu, dengan mengetahui situasi dan rangsangan.

  2. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan atau rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan mencetak perilaku manusia yang hidup didalamnya, sesuai dengan sifat keadaan alam tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial budaya yang bersifat non fisik tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan perilaku manusia. Lingkungan ini adalah merupakan keadaan masyarakat dan segala budi daya masyarakat itu lahir dan mengembangkan perilakunya.

  3. Perilaku dalam bentuk tindakan, yang sudah konkrit berupa perbuatan terhadap situasi dan rangsangan dari luar.

2.1.1. Pengetahuan (Knowledge)

  Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telingga.

  Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapan sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

  1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

  2. Interest, yakni orang mulai tetarik kepada stimulus.

  3. Evaluation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

  4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

  5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

  Namun demikian para penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas. pabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini di dasari oleh pengetahuan,kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

  Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.

  Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terima.

  Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

  2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya gterhadap objek yang dipelajari.

  3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemapuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondis real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,rumus,metode,prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

  4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-kompenen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seoerti dapat mengambarkan (membuat bagan), membedakan,memisahkan,

  5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemapuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.

  6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatau materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden.

  Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas.

2.1.2. Sikap (Attitude)

  Sikap merupakan rekasi atau respon yang masih tertutup dari seorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tida dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikolgi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupkan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

  Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :

  1. Kepercayaaan (keyakinan),ide,dan konsep terhadap suatu objek.

  2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

  Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peran penting. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.

  1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

  2. Merespons (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

  3. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu

  4. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesutau yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

  Cirri-ciri sikap adalah :

  1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus atau kebutuhan akan istirahat.

  2. Sikap dapat berubah-ubah karena sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah-ubah pada orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

  3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa.

  4. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut

  5. Sikap mempunyai segi motivasi dari segi-segi perasaan. Sifat ilmiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang (Purwanto,1999). Fungsi sikap dibagi menjadi empat golongan, yakni :

  1. Sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Sikap adalah sesutau yang bersifat communicable artinya sesuatu yang mudah menjalar sehingga mudah pula menjadi milik bersama.

  2. Sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil atau binatang umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara perangsang dan perangsangan itu pada umumnya tidak diberi reaksi secara spontan akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. Jadi antara perangsang dan reaksi terhadap sesuatu yang disisipkannya yaitu sesuatu yang berwujud pertimbangan-pertimbangan atau penilain-penilaian terhadap perangsang itu. Jadi antara perangsang dan reaksi terhadap sesuatu yang disisipkannya yaitu sesuatu yang berwujud pertimbangan-pertimbangan ataupenilaian-penilaian terhadap perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri tetapi merupakan sesuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita orang, tujuan hidup orang, peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam bendera, keingina-keinginan pada orang itu dan sebagainya.

  3. Sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif artinya semua pengalaman yang berasal dari luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia tetapi juga manusiamemilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu di layani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian lalu dipilih.

  4. Sebagai pernyataan kepribadiaan. Sika sering mencerminkan keperibadian seseorang.Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah sikap sesorang kita harus mengetahui keadaan sesungguhnya dari sikap orang tersebut dengan mengetahui keadaan sikap itu kita akan mengetahui pula mungkin tidaknya sikap tersebut dapat diubah dan bagaimana cara mengubah sikap-sikap tersebut (Purwanto, 1999).

2.1.3. Tindakan

  Suatu sikap belum optimis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung/suatu kondisi yang memungkinkan (Notoadmojo, 1993). Tindakan terdiri dari empat tindakan, yaitu :

  1. Persepsi (Perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

  2. Respon Terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

  3. Mekanisme (mechanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara optimis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

  4. Adopsi (adoption) Adaptasi adalah praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

  Rogers (1983) dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa proses perubahan keputusan dibagi menjadi lima tahap, yaitu :

  1. Knowledge, yaitu seseorang terbuka akan adanya perubahan dan memiliki

  2. Persuasion, yaitu terjadi ketika seseorang memiliki sikap yang baik maupun yang tidak baik terhadap suatu perubahan.

  3. Decision, yaitu ketika seseorang menggunakan suatu perubahan dalam kehidupan dan aktivitasnya dan memutuskan untuk memilih, mengadopsi atau menolak perubahan tersebut.

  4. Implementatiom, yaitu tahap dimana seseorang memutuskan untuk melakukan suatu perubahan.

  5. Confirmation, yaitu tahap dimana seseorang mencari penguatan diri sebuah perubahan keputusan yang telah dibuat, tetapi sesorang bisa merubah keputusan yang sebelumnya telah dibuat bila terdapat berita yang bertentangan denga perubahan tersebut.

2.2 Teori Mengenai Faktor Perilaku

1. Teori Lawrence Green

  Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang ataumasyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor.

  a.

  Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan,sikap, kepercayaan, keyakinan, niali-nilai dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisk,

  tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesma, obat-obatan,alat-alat kontarsepsi, jamban dan sebagainya. c.

  Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

  2. Teori Snehandu B. Kar

  Kar mencoba menganalisi perilaku kesehatan dengan beritik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari : a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior intention) b. Dukungan sosial dari masyaraat sekitarnya (sosial support)

  c. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessibility ofinformation)

  d. Otonomi pribadi bersangkutan dalam ha ini mengambil tindakan atau keputusan (personal anatomy) e. Situasi yang memungkinkan untuk bertidak atau tiak bertindak (action situation).

  3. Teori WHO

  Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah karena adanya 6 alasan pokok, yaitu: a. Pengetahuan Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman oranglain.

  b. Kepercayaan Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek dan nenek.Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian c. Sikap Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat.

  d. Orang Penting Sebagai Referensi Perilaku orang, terutama anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh orang– orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya,maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

  e. Sumber – sumber daya (resources) Maksudnya adalah fasilitas – fasilitas uang waktu tenaga dan sebagainya.Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat, yang dapat bersifat positif ataupun negatif.

  f. Perilaku normal, kebiasaan nilai – nilai, dan penggunaan sumber–sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya disebut kebudayaan (Notoatamodjo, 2003).

4. Teori Behavior Intention

  Teori ini dikembangkan oleh Snehendu Kar (1980) berdasarkan analisinya terhadap niatan orang bertindak atau berperilaku. Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik- tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari :

  a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior intention) c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessibility of information)

  d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy) e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation ).

2.3 Pijat Bayi

1. Defenisi Pijat Bayi

  Pijat bayi adalah sentuhan pijat pada bayi dan balita dapat memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12 bulan (Roesli, 2001).

  Menurut Prasetyono (2009) menjelaskan bahwa sentuhan adalah indra pertama dimana bayi dapat memberikan reaksi, sentuhan yang juga merupakan cara anda menyampaikan rasa kasih sayang kepadanya. Menurut pengertian lainnya pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktikkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi (Roesli, 2001)

  Pemijatan adalah teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping (Trans, 2001, dalam Hizkia, 2007). Lain lagi di cina yang mempunyai sejarah panjang tentang pengobatan, Pijat bayi merupakan salah satu teknik perawatan bayi yang sangat khusus, biasanya untuk merawat bayi yang sakit perut, sembelit, atau kembung setelah banyak minum. Titik tekan pengobatan pada bayi berbeda dengan orang dewasa yang membuat pijatan itu lebih efektif (Prasetyono, 2009)

  Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuhan. Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi yang nyaman dan aman antara ibu dan buah hatinya.Riksani,2012)

2. Sejarah Pijat Bayi

  Pijat bayi telah dipraktikan hampir di seluruh duniaa sejak dahulu kala, termasuk Indonesia. Seni pijat diajarakan secar turun temurun walaupun tidak diketahui dengan jelas bagaimana pijat dan sentuhan dapat berpengaruh positif pada tubuh manusia. Pijat bayi merupakan tradisi lama yang digali kembali dengan sentuhan ilmu kesehatan dan tinjauan ilmiah yang bersumber dari penelitian-penelitian para ahli neonatologi, saraf, dan psikologi anak.

  Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran pada zaman Mesir kuno. Di India juga ditemukan tentang seni pengobatan pijat ini dalam kitab Ayur-Veda, buku kedokteran tertua (sekitar 1800 sebelum masehi) yang menuliskan tentang pijat, diet, dan olahraga sebagai penyembuhaan utama pada masa itu.

  Teknik pijat India merupakan salah satu teknik pijat yang telah dipraktikan kepada bayi di India selama berabad-abad. Pada teknik ini, gerakan pijat menggunakan kombinasi gerakan ke atas dan kebawah, seperti gerakan memerah susu yang biasanya dilakukan pada bagian tangan dan kaki. Adapun teknik pijat klasik disebut dengan teknik pijat swedia yang dikembangkan oleh Metzger dari belanda dan Ling dari Swedia. Berbeda dengan teknik pijat india, pijat swedia menggunakan kombinasi gerakan dari bawah ke atas. Teknik pijat Swedia merupakan teknik dasar yang diajarkan di Amerika Serikat.

  Sementara di China, pijat bayi sudah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat setempat. Pijat dikenal sebagai slah satu terapi yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit dalam terapi kerajaan dinasti China. Dalam proses pengobatan ,tidak hanya mengandalkan dari teknik pijatan, para tabib pun biasanya meramu bahan alami yang diracik sebagai pelengkap pemijatan.

  Sementara di Indonesia, pijat adalah metode penyembuhan tradisional yang sangat akrab bagi masyarakat. Pijat bayi juga merupakan salah satu jenis pijat yang juga sudah lama berkembang dan dipraktikan oleh masyarakat. Namun teknik dan gerakan yang dilakuakan pada pijat bayi tradisional ini tidak disertai dengan adanya penjelasan ilmiah sehingga pijat bayi tardisional ini diyakini dengan sugesti yang mengandung banyak manfaat bagi tubuh si kecil. (Riksani, 2012)

3. Perbedaan Antara Pijat Tradisional dan Modern

  Ada beberapa berbedaan antara pijat tradisional dan pijat modern. Berikut ini adalah perbedaannya :

  Pijat Tradisional Pijat Modern

  Pijat tradisional dilakukan oleh dukun Pijat modern dilkukan oleh orangtua baik bayi yang memiliki keterampilan dalam ibu atau ayah, kadang juga bisa memijat. Keterampilan tersebut biasanya melibatkan anggota keluarga lain, seperti di dapatkan secara turun temurun. kakek, nenek,bibi, atau orang terdekat lainnya. Pijat tradisional menggunakan ramuan- Pijat modern hanya menggunakan ramuan pemijatan yang kadang tidak minyak bayi/baby oil, Virgin Coconut Oil dipastikan kemanan dan kebersihan (VCO), minyak zaitun atau jenis lotion ramuan tersebut. Ramuan yang lainnya yang dianjurkan oleh dokter. digunakan misalnya parutan jage, bawang atau pun jenis dedaunan yang di tumbuk. Dalam ramuan juga ditambahkan sejenis minyak tertentu yang dapat menyebabkan rasa gatal, panas atau perih pada kulit. Biasanya pijat tradisional hanya Terapi sehat artinya dilakukan pada bayi dilakuakn sebagai terapi untuk atau anak yang sehat dan tanpa penyembuhan penyakit. Anak yang sakit memberikan ramuan ataupun jamu- baru mendapatkan pijatan dari dukun jamuan. bayi. Terkadang anak diberikan ramuan atau jamu sebagai obat. Karena tujan pemijatan sebagai terapi Ibu atau keluarga yang memijat akan berakibat bayi atau nakan akan menagis bayi akan tertidur karena rileks dan meronta-ronta. Kalaupun bayi tertidur nyaman. setelah pemijatan, bukan karena rileks atau nyaman tapi karena lelah menagis.

4. Manfaat Pijat Bayi

  Secara umum, berikut ini beberapa manfaat yang didapatkan saat melakukan pijat bayi :

  a. Membantu perkembangan system imun tubuh

  b. Merelaksasikan tubuh bayi

  c. Membantu mengatasi gangguan tidur sehingga bayi dapat tidur dengan nyaman dan nyenyak d. Meningkatkan proses pertumbuhan bayi

  e. Menumbuhkan perasaan positif pada bayi

  f. Mencegah resiko gangguan pencernaan dan seranggan kolik lainnya

  g. Memudahkan buang air besar sehingga perut bayi menjadi lega

  h. Meperlancar peredaran darah serta menambah energi bayi i. Memperat ikatan kasih sayang antara bayi dan orangtua. Melalui sentuhan dan pijatan serta adanya kontak mata antara bayi dan orangtua akan menambah kuatnya kontak batin keduanya (Riksani, 2012). Pijat bayi memudahkan pembelajaran terhadap kesigapan, perkembangan fisik yang optimal, dan peningkatan koordinasi otot untuk meningkatkan kepercayaan diri serta keberanian.

  Bagi orangtua dan kakaknya, pemijatan meningkatkan kesadaran akan manajemen pengelolaan mental dan teknik meredakan stres. Memudahkan acara pelenturan setiap hari, baik bagi orangtua maupun anak. Mengurangi komplikasi pada bayi dari ibu pecandu obat-obatan, memperbaiki perasaan positif bayi yang dilahirkan secara sesar (caesar), meringankan asma dan mengobati depresi atau syok (shock) (Roesli, 2008).

  Pemijatan menawarkan keuntungan kepada orang tua akan pemahaman mengenai sifat anak dan menemukan keuntungan tersendiri dalam meningkatkan komunikasi verbal, serta menciptakan suasana pemahaman akan pentingnya kreativitas dalam merawat anak, dan mengajarkan anak mengenai perbedaan sentuhan baik maupun buruk, selanjutnya mengenalkan kepada bayi mengenai kontrol badan mereka, anak-anak yang memiliki hubungan dekat dengan orangtuanya cenderung memiliki hubungan lebih baik dengan teman seusianya dan orang yang lebih dewasa. Manfaat lain akan diteruskan oleh anak ketika ia besar dan menjadi orangtua (Roesli, 2008).

5. Frekuensi Pijat Bayi Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan yakni sesuai keinginan orang tua.

  dengan lebih cepat mengawali pemijatan bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar, terlebih jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai berusia 5-7 bulan (Subakti, 2008). Pemijatan dilakukan pagi hari sebelum mandi, atau bisa juga malam hari sebelum bayi tidur, karena aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan. Tentunya, bayi juga perlu relaksasi agar otot-otot menjadi kendur kembali, sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak dan tenang. Pijat bayi dapat dilakukan 1-2 jam setelah makan atau minum susu.

  Tindakan pijat dikurangi seiring dengan bertambahnya usia bayi. Sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali sudah memadai (Prasetyono, 2009). Waktu yang digunakan dalam pemijatan tidak ada ketentuan baku. Namun berdasarkan pengalaman, paling lama pemijatan secara lengkap dapat dilakukan sekitar 20 menit. Setelah selesai, segeralah bayi dimandikan agar

6. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pijat Bayi

  Hal ini penting agar kegiatan pijat bayi ibu efektif, menyenangkan dan tentunya memberikan manfaat positif bagi anda dan bayi.

  1. Waktu pemijatan yang cukup baik adalah pada pagi hari sebelum aktivitas mandi

  dan pada malam hari sebelum tidur. Jangan menyambi dengan melakukan aktivitas lain ketika pemijat bayi, misalnya sambil menonton televise, memasak, atau aktivitas lainnya. Waktu yang dibutuhkan sekitar 15-20 menit.

  2. Siapkan ruangan yang hangat dan tidak terkena angin langsung. Jika angin yang masuk melalui jendela rumah anda cukup besar, sebaiknya tutup jendela.

  3. Siapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan selama proses pijat, seperti handuk, pakaian ganti, popok, dan minyak bayi.

  4. Pastikan ibu membersihakan tangan dan tangan terasa hangat. Sebaiknya,

  lepaskan perhiasaan dan tidak memanjangkan kuku karena dapat menggores kulit bayi.

  5. Bayi tidak dalam keadaan lapar atau baru saja makan.

  6. Ibu tidak terganggu selama pemijatan berlangsung (sekitar 15 menit) 7.

  Bayi dibaringkan di tempat yang nyaman dan rata dengan alas kain yang lembut. Posisi ibu saat memijat bayi juga harus nyaman sehingga tidak menyebabkan masalah atau keluhan kesehatan pada ibu.

  8. Pastikan selalu kontak mata dengan bayi ibu dengan pandangan penuh kasih

  sayang selama pemijatan berlangsung. Ajak bayi bicara, tersenyum atau bersenda gurau. Hal ini baik untuk memberikan stimulus yang maksimal.

  9. Ibu dapat bernyayi atau memutarkan lagu slow dan lembut untuk membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung.

  10. Mulai dengan sentuhan ringan dan perlahan, lihat dan perhatikan respon bayi

  terhadap pijatan ibu. Tingkatkan tekanan pijatan secara perlahan sesuai dengan perkembangan usia dan khususnya apabila ibu sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan.

  11. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi ibu. Jika bayi menagis, cobalah

  untuk menenagkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi menagis lebih keras, hentikan pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui atau sudah mengantuk dan sangat ingin tidur.

  12. Sebelum melakukan pemijatan, lumiri baby oil atau lotion ke tangan ibu sesering mungkin.

  13. Sebaiknya pemijatan dilakukan dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih

  menerima apabila dipijat pada daerah kaki . dengan demikian, akan memberi kesempatan kepada bayi untuk membiasakan pijat sebelum bagian lain dari badanya disentuh.

  14. Mandikan segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan bersih setelah dilumuri minyak bayi.

  

15. Berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga kesehatan agar mendapat informasi

lebih lanjut tentang pijat bayi.

  16. Hindarkan mata bayi dari baby oil secara langsung.

  7. Hal- hal Yang Boleh Dilakukan

  Berikut ini kondisi-kondisi yang tidak boleh ibu lakukan setelah melakukan pemijatan bayi :

  1. Memijat bayi langsung setelah makan

  2. Memijat bayi pada saat kondisi bayi tidak sehat

  3. Memijat bayi pada saat tidak mau dipijat

  4. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

  5. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan

  8. Hal Yang Harus Disiapkan

  Berikut ini persiapan-persiapan yang harus anda lakukan sebelum memulai melakukan pemijatan bayi.

  1. Pastikan anda sudah mencuci tangan dengan bersih dan tangan sebaiknya terasa hangat.

  2. Sebaiknya, kukuharus pendek dan anda melepaskan terlebih dahulu perhiasan yang dapat menyakiti kulit bayi.

  3. Ruang untuk memijat sebaiknya hangat dan terhindar dari paparan angin secara langsung.

  4. Bayi sudah selesai makan dan tidak dalam keadaan lapar

  5. Secara khusus,anda menyediakan waktu untuk tidak ganggu kurang lebih 15-20 menit untuk menyelesaikan seluruh tahapan pemijatan bayi.

  6. Ibu dalam posisi yang nyaman dan tenang.

  7. Baringkanlah bayi pada tempat dengan permukaan rata,lembut,hangat dan bersih.

  8. Siapkanlah perlengkapan yang dibutuhkan seperti handuk,pakaian ganti,popok ganti, minyak bayi.

  9. Tak ada salahnya anda meminta izin kepada bayi anda sebelum dilakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepalanya sambil mengajaknya berbicara atau bernyanyi lagu-lagu riang.

  9. Efek Samping Pemijatan Pemijatan adalah teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping.

  Namun bila pemijatan dilakukan terlalu dalam, dapat menyebabkan perdarahan pada organ vital seperti hati dengan adanya pembentukan penumpukan darah (Subakti, 2008)

  10. Pedoman Pijat Bayi

  1. Memulai Pemijatan

  Jika bayi ibu belum pernah dipijat sebelumnya, mungkin perlu waktu untuk membiasakannya. Cobalah lakukan 3 – 4 kali dalam sehari, sehingga bayi dan oang tuanya menjadi terbiasa dengan usapan-usapan. Ketika ibu yakin dan bayi merasa nyaman, maka hal ini dapat menjadi rutinitas, atau setidaknya coba memijat sekurangnya 3 kali dalam seminggu.

  Gunakan usapan lembut dan buatlah kontak mata dengannya selama pijat berlangsung.

a. Belajar Rileks

  Bayi memahami ketegangan dan kegelisahan ibu, khususnya melalui kontak fisik. Ibu perlu meluangkan waktu untuk rileks sebelum memulai pemijatan. Hilangkan semua hal yang mengganggu atau sedang ibu pikirkan, agar ibu dapat memberikan perhatian penuh pada pijatan dan bayi ibu.

  1. Satukan jari dan letakkan diatas perut. Pejamkan mata dan tarik nafas dalam-dalam, anda akan merasakan perut membesar. Tahan nafas untuk beberapa detik, kemudian keluarkan secara perlahan.

  2. Putarlah bahu anda beberapa kali ke depan kemudian kebelakang. Ini mengurangi ketegangan dibagian punggung, bahu dan leher. Jabat tangan anda secara erat.

b. Memilih Posisi Yang Tepat

  Pastikan anda merasa nyaman terlebih dahulu sebelum memulai pijatan. Pilihlah posisi yang tetap membuat punggung anda lurus, terutama ketika anda membungkuk kedepan. Jika anda memijat bayi anda dilantai, anda dapat memilih 3 posisi duduk berikut ini yang paling nyaman.

  1) Lutut ditekuk Lutut diletakkan diatas lantai dan diatas handuk yang tersedia agar lebih nyaman, kemudian letakkan bantal pada bagian betis dibawah pantat dan duduk kembali.

  2) Kaki saling menyilang Duduklah diatas bantal, dengan kedua kaki menyilang. Letakkan bayi ibu berhadapan langsung dengan anda. Bungkuk kedepan dan berilah beberapa usapan pijat dan periksa apakah ibu nyaman. 3) Kaki lurus kedepan

  Duduklah diatas bantal dengan kedua kaki lurus kedepan disebelah bayi ibu. Mungkin ibu butuh 2 bantal agar tetap bisa menahan punggung terutama ketika ibu menggapai bagian tubuh atas bayi. Sampaikan pesan positif pada bayi ibu dengan menatap penuh kasih disertai usapan lembut. Setelah ibu menghangatkan ruangan dan menyiapkan minyak serta handuk, lepaskan baju serta popok bayi ibu. Baringkan bayi ibu dihadapan ibu dan bersiap untuk memulai pijat bagian depan. Celupkan jari ibu kedalam minyak, kemudian gosokkan kedua tangan ibu bersamaan agar hangat. Setiap sesi pemijatan dimulai dengan menandai bagian tubuh mana yang akan dipijat oleh ibu. Perhatikan matanya, senyumnya dan ajaklah berbicara. Lanjutkan dengan melakukan kontak mata berbicara selama pemijatan ini untuk menenagkannya.

a. Lengan dan Tangan

  1) Usapan Sejajar Dibagian Dada Letakkan telapak tangan ibu dibagian perutnya dengan jari-jari menunjuk ke atas.

  Urutkan kedua tangan ke bagian atas dada terus ke bahu. Putarlah jari-jari ibu di atas bahu dan usap kearah luar memegang bagian atas lengan.

  2) Usapan Sepanjang Tangan Usap lengan dan tangan, kemudian tariklah jari-jarinya. Pstikan kedua tangan ibu bekerja bersamaan. Terkadang bayi ibu tidak dapat meregangkan tangannya. Ketika ototnya rileks ibu dapat menambahkan tekanan usapan untuk menguatkan lengannya. Lakukan langkah satu dan dua sebanyak 3 sampai 4 atau sampai lengannya lurus sebentar.

  3) Melenturkan Tangan Buatlah lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari ibu memutar di lengan kanan bayi anda. Pada bayi yang lebih tua, letakkan tangan ibu pada bagian atas tangannya dan genggam seleruhnya. Tekan lembut dengan arah berlawanan. Pergunakan minyak secukupnya agar memudahkan jari atau tangan anda bergerak lembut diseluruh tangannya. Lakukan gerakan ini dan tariklah dengan lembut pada waktu bersamaan. tangan kiri ibu. Kemudian pindahkan kebagian kiri tangannya. Lakukan ini 2 kali pada setiap lengan.

  4) Meregangkan Tangan Pegang telapak tangan bayi ibu menghadap keatas, usap telapak tangannya dari bagian dasar terus ke jari-jari ibu secara bergantian. Lakukan hal ini sekali lagi kemudian ulangi pada tangan satunya. Cara alternatif. jika sulit membuka tangan bayi, ibu dapat memegang pergelangan tangannya dengan telapak tangan ke bawah. Letakkan ibu jari di dekat pergelangan tangannya dan jari-jari yang lain di bawah telapak tangannya. Tekan ibu jari dan jari telunjuk ibu bersamaan dan bergerak menuju jari. 5) Menarik Jari-jari

  Peganglah Pergelangan Tangan Bayi dengan Telapak Tangan menghadap keatas, ibu dapat meletak ibu jari dan telunjuk secara bebas dibagian dasar jari-jarinya. Tariklah jarinya sampai ke ujung kuku dan remas dengan lembut. Tarik lembut jari satu kali dan ulangi pada tangan yang lainnya.

  b. Dada

  Bergerak melingkar puting susu. Letakkan dua jari pertama setiap tangan ibu dibagian tengah dadanya, yakni antara putingnya. Gerakan kedua jari kearah atas dada dan keluar puting, memutari puting kemudian kembali lagi ke posisi semula. Lakukan beberapa kali.

  c. Perut

  1) Usapan Kebawah Perut

  Letakkan salah satu tangan ibu secara horosontal di perut, tepat dibawah dada dan usap lembut ke bawah dasar perut. Ketika tangan yang satunya tidak bersentuhan dengan tubuh bayi ibu, maka segera letakkan satu tangan lainnya diatas perut sebagaimana sebelumnya dan usaplah kearah bawah. Ulangi gerakan ini beberapa kali, dengan posisi satu tangan yang lainnya selalu bersentuhan dengan bayi ibu. 2) Putaran Kecil Sekitar Pusar

  Letakkan dua jari pertama tangan ibu disebelah pusar. Tekan dengan lembut dan bergeraklah melingkar. Kurangi tekanan, dan usapkan jari-jari ibu disekitar pusar dengan ringan daan ulangi, sesuai arah jarum jam. Perlahan bergerak seperti spiral sampai pinggul sebelah kanan.

  3) Lingkaran Besar Sekitar Perut Mulailah dipinggul kanan bagian dalam bayi, gerakkan jari-jari ibu keatas sampaai bagian rusuk sebelah kanan kemudian ketitik yang sama dipinggul kiri bagian dalam.

  Selanjutnya usapkan kebagian bawah perut dan kembali ke pinggul sebelah kanan, ulangi beberapa kali.

d. Kaki dan Telapak Kaki

  1)

  Usapan Bagian Atas Kaki Peganglah pergelangan kaki bayi dengan satu tangan, letakkan tangan yang lain sejajar dengan bagian atas pahanya, dengan jari-jari anda kebagian dalam. Putar tangan ibu ke arah luar, dan jari-jari ke bagian betis. Dengan demikian ibu memegang pahanya dengan ibu jari di bagian atas dan jari-jari dibawah. Bergeraklah kelangkah 2

  2)

  Usapan Pada Bagian Bawah Kaki Pijat bagian luar kaki sampai kepergelangan kaki. Tahan dan letakkan tangan ibu yang bebas ke posisi awal dan jari-jari menghadap ke bagian luar. Putarlah pergelangan tangan ibu ke dalam dan pijat bagian dalam betis dengan cara yang sama. Ulangi langkah 1 dan 2 beberapa kali pada setipa kaki.

  3)

  Putaran Kaki Letakkan kedua tangan bersisian di betis bayi dan remaslah seluruhnya. Gunakanlah sedikit penekanan, putar lembut tangan dengan arah berlawanan. Bergeraklah kebagian bawah betis, dan tariklah lembut bersamaan. Berhentilah pada pergelangan kaki dan tariklah kakinya menggunakan ibu jari dan jari telunjuk ibu. Ulangi dua kali untuk setiap kaki.

  4)

  Putaran Pada Bagian Telapak Kaki Peganglah pergelangan kaki bayi ibu dengan satu tangan, dengan lutut ditekuk dan jari- jari kaki menghadap kebagian atas. Letakkan ibu jari ibu yang lain dibagian tengah telapak kakinya, dengan rumit. Tekan pelan dan buatlah gerakan melingkar. Ulangi usapan dari bagian tengah-tengah kaki sampai kedasar jari kaki. Lanjutkan 2 kali untuk setiap kaki.

5) Putaran Ujung Kaki

  Lanjutkan memegang kaki bayi dengan satu tangan ibu, lutut ditekuk dan jari kaki menghadap keatas. Letakkan ibu jari ibu di telapak kakinya tepat dibawah jari kelingking, dan jari telunjuk ibu diatas kakinya. Pijatlah dan buatlah gerakan kecil memutar pada waktu bersamaan. Teruskan gerakan ini sampai ke tumitnya, kemudian lakukan usapan yang sama di sisi lainnya. Lakukan 2 kali untuk setiap kaki.

  6)

  Usapan Pada Urat Achilles Peganglah betis bayi dengan salah satu tangan ibu, dengna lutut ditekuk. Letakkan ibu jari dan jari telunjuk tangan ibu pada kedua sisi tulang pergelangan kakinya. Usap meuju tumitnya, pijatlah dengan lembut. Lakukan sebanyak empat kali dan ulangi untuk kaki yang satunya.

  7)

  Pijatan Bagian Atas Kaki Pegangalah pergelangan kaki dengan salah satu tangan ibu, pastikan lututnya ditekuk.

  Letakkan ibu jari ibu di bagian atas kakinya dekat pergelangan, dan jari telunjuk ibu di bagian bawah kakinya. Tekan perlahan, tariklah kakinya dan lepaskan dibagian jarinya.

  8)

  Menarik Jari-jari Kaki Peganglah pergelangan kaki bayi ibu dengan salah satu tangan. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan ibu lainnya untuk memijat jarinya. Tarik seluruh jarinya sampai ujung kukunya. Lakukan pada setiap jari-jarinya, dan pada kaki yang satunya.

e. Usapan Akhir Tubuh Bagian Depan Usaplah seluruh tubuhnya. Letakkan tangan kanan ibu dibahu sebelah kanannya.

  Gunakanlah seluruh tangan ibu, usaplah secara diagonal bagian dada dan perut bayi anda sampai bagian kiri pinggulnya. Lanjutkan usapan kebawah kaki kiri hingga pergelangan kaki. Jangan lepaskan pegangan kaki sampai ibu letakkan tangan kiri ke bahu kirinya. Sekarang lakukan usapan dengan arah berlawanan secara diagonal ke bawah sampai pergelangan kaki kanan.

  Lakukan dua kali. Pastikan usapan ibu cukup kuat dan salah satu tangan ibu selalu bersentuhan dengan bayi ibu.

3. Bagian Belakang Tubuh Bayi

  Pada pijat bayi ini, posisi bayi ibu berbaring pada perutnya dengan kakinya dekat pada ibu. Jika dia bisa tidur pada punggung atau menyamping, dia tidak suka berbaring pada perutnya, tapi coba dan dorong dia dimana dapat membantu perkembangan motorik kasarnya. Memijat punggungnya menjadi cara menyenangkan yang mengakrabkan dia dengan posisi ini. Awalnya, dia hanya bertoleransi dengan peregangan sesaat diatas perutnya, jadi lakukan secara rutin sebanyak yang diijinkannya dan tingkatkan perlahan. Meskipun dia tidak bisa menatap ibu, bicara padanya dan buat suara untuk menenangkan selagi ibu memijat.

a. Punggung

1) Pijat Meluncur ke Bawah di Punggung.

  Taruh satu tangan secara horizontal di bagian atas punggung bayi ibu, tepat dibawah lehernya, dan pijat menuju ibu. Angkat tangan ibu saat mencapai pantatnya, tapi sebelumnya, taruh tangan ibu yang lain di posisi awal. Pijat ke bawah seperti sebelumnya. Ulangi pijatan ini beberapa kali.

  2)

  Memijat Bahu Taruh satu tangan di setipa sisi bahu dan pijat sepanjang bahu menuju lengan, gunakan seluruh permukaan tangan ibu, Ulangi beberapa kali.

  3)

  Lingkaran Kecil ke Bawah di Tulang Belakang Letakkan ibu jari ibu, tepat dibawah leher. Buat gerakan melingkar kecil dengan ibu jari sambil bergerak turun di punggung menuju pantatnya. Yakinkan ibu jari ibu di setiap sisi

  4)