PRAKTEK PENGANGKUTAN BARANG ( G U L A ) MELALUI DARAT PADA PT. ANANG DJUHRI, S U R A B A Y A Repository - UNAIR REPOSITORY

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

  

A r i J) a r f i w i

P R A K T E K P E N G A N G K U T A N B A R A N 6 ( G U L A )

M E L A L U I O A R A T P A D A P T . A N A N G D J U H R I ,

S U R A B A Y A

  I*.*

  FAKULT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

P R A K T E K P E N G A N G K O T A N B A R A N G ( G U L A )

M E L A L U I D A R A T P A D A P T . A N A N G D J U H R I ,

  

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN

MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK

MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM

O l e h

  

A r i J) a r i i i

w

  0 3 8 7 1 2 5 1 5

SAM ZART^QfeNTORO, S.H.

  

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAM AN PENGESAHAN SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA TANGGAL 6 FEBRUARI 1992 TEAM PENGUJI s K e t o a : Sri Woelan Azis, S.H. S e k r e t a r i s : Dra. H. Soendari Rabat, S.H* A o g g o t a : 1. Samzari Boentoro, S.H

  • • i

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  KATA PENCANTAR Segala puji, hormat dan syukur saya naikkan ke ha- dirat Allah Bapa Yang Maha Kuasa dan kepada Tuhan Yesus Kristus putraNya Yang Tunggal serta Roh Kudus, Ketigatfya Yang Esa karena berkat kasih karunia, kemurahan dan tun- tunanjlya saya berhasil menyelesaikan penulisan skripsi i- ni. Skripsi ini saya susun sebagai salah satu persya- ratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan juga sebagai ucapan teri- ma kasih saya kepada almamater tercinta. Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan dari dosen pembira- bing Bapak Samzari Boentoro, S.K. serta semua pihak yang membantu baik secara langsung rnaupun tidak langsung. Pada kesempatan ini pula saya raenyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

  1. Bapak Dr. Frans Limahelu, S.H.,,IiL.M. selaku Dekan Fa- kultas Hukum Universitas Airlangga yang telah memberi- kan ijin kepada saya untuk menyusun skripsi ini.

  2. Keluarga besar PTP. XXI-XXII Surabaya yang telah raern- berikan ijin untuk survey.

  3. Bapak lutfi dan keluarga besar PT Anang Djuhri Suraba­ ya yanc telah meluangkan waktunya untuk wawancara dan memberikan data penyelesaian skripsi ini.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  4* Ibu Sri Woelan Azis, S.H. selaku ketua tim penguji dan yang menguji skripsi ini.

  5. Ibu Dra, H. Soendari Kabat, S.H. selaku sekretaris tim penguji dan yang menguji skripsi ini, 6, Bapak Oemar Wongsodiwirjo, S.H. selaku penguji skripsi ini. 7* Bapak Djoko Slamet, S.H, selaku penguji skripsi ini, 8, para dosen Fakultae Hukum Universitas Airlangga yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan selaina saya meng- ikuti kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

  9. Bapak Dan Ibu soenardi, kedua orangtua saya yang ter- cinta yang telah member! dukungan moril dan materil, kakak-kakak saya yaitu mas Kris, mbak Heni dan keluar- ganya serta adik saya Edi. 10, Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Air­ langga yang menyayangi saya yaitu yang terkasih iva, Ircham, Natalies, Endang, Lana, Yuni, lilis, Fenny dan Anto serta eahabat saya yang jauh Puji wiyono juga te» man-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Akhirnya saya berharap semoga skripsi ini dapat ber manfaat bagi pembaca. Walaupun demikian saya menyadari ma- sih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Un- tuk itu dengan senang hati saya mengharapkan kritik dam iv

  saran dari pembaca demi perbaikan dan perkembangan di masa yang akan datang. Surabaya,25 Pebruari 1992 ARI PARTIWI v ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  DAFTAR ISI halanian KATA PENGANTAK iii DAFTAR ISI vi

  BAB I : PENDAHUIUAN 1. permasalahan Latar Belakang dan Rumusannya....................... ....... 1 2* Penjelasan judul................. ....... 3

  3. Alasan pemilihan Judul.................. 4

  4. Tujuan Penulisan................. ....... 5 5# Metodologi....................... ....... 5 a* Pendekatan Masalah........... .......

  5

  b. Sumber Data ................... ....... 6

  c. Prosedur pengumpulan dan Peng- olahan Data................... ....... 6

  d. Analisa Data .................. ....... 7 6. pertanggungjawaban Sistimatika...

  7 BAB II : PENGANGKUTAN GULA DI DALAM PRAKTEK- NYA

  1. Para pihak Dalam pengangkutan Gu- l a ................................

  11 2. Dokumen pengangkutan.............

  14 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  3. I si Surat Muatan............. .....

  17 4. Penyelenggaraan Pengangkutan.....

  19 BAB III : TERJADINYA KERUGIAN 1. Sebab-sebab Terjadinya Kerugian...

  23 2..Kerugian Yang Menjadi Tanggungja- wab Pengangkut..... ..............

  25

  5. Kerugian Yang Bukan Menjadi Tang- gungjawab pengangkut..............

  32

  4. Menghitung Kerugian / survey Ke­ rugian.............................

  36 BAB IV : UPAYA KLAIM GANTI RUGI 1. Prosedur Klaira Ganti R u g i ..... .

  38 2. Pembayaran Ganti R u g i .............

  39 BAB V : PENUTUP .

  1. Kesimpulan........................

  41 2. Saran................. ............

  42 DAFTAR BACAAN LAMPIRAN ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  BAB I PENDAHULUAN

  1. Pennasalahan : Latar belakang dan rurousannya Kemajuan bidang pengangkutan akan menunjang pem- bangunan di berbagai sektor, raisalnya di sektor perhu - bungan pengangkutan memperlancar arus manusia, barang, jasa, informasi ke seluruh penjuru tanah air, di sektor % pariwisata pengangkutan memungkinkan para wisatawan un- tuk menjangkau berbagai obyek wisata yang berarti pema- sukan devisa bagi negara, di sektor pendidikan pengang­ kutan menunjang penyebaran sarana pendidikan dan tenaga pendidikan ke seluruh daerah . Dalam dunia per.dagangan sendiri, pengangkutan memegang peranan yang sangat vital tidak hanya sebagai alat fisik, alat yang harus membawa barang-barang yang diperdagangkan dari produsen atau pabrik ke konsumen mauptm untuk mempercepat penyebaran perdagangan barang kebutuhan sehari-hari namun juga sebagai alat penentu harga dari barang-barang tersebut . Oleh karena itu ba­ gi kepentingan perdagangannya tiap-tiap pedagang akan berusaha mendapatkan frekwensi angkutan yang kontinue dan tinggi . Demikian juga dengan praktek pengangkutan gula

  1

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2 pada PT Anang Djuhri, mengingat keadaan dan sifat gula sebagai barang yang mudah berubah maka dalam pengang. - kutan gula diperlukan ketepatan dan keandalari angkutan serta saat penyampaiannya . Hal seperti ini sangat di­ perlukan dalam pengangkutan gula karena PT Anang Djuhri sendiri juga menyadari keberadaan gula sebagai salah satu dari kebutuhan pokok sehari-hari sehingga keduduk- an gula cukup penting dalam kehidupan masyarakat dan juga apabila gula menjadi lembek maka hal itu membawa kerugian bagi PT Anang Djuhri sebagai pemilik dan pe.*' ngicim gula . Untuk mencapai keinginannya itu PT Anang Djuhri selalu memilih sendiri pengangkut yang sesuai dengan - barang (gula) yang akan diangkut tanpa memakai jasa per antara • Dengan memilih sendiri pengangkut yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya itu serta tetap mema­ kai pengangkut yang sama dalam setiap pengangkutan gula akan menimbulkan hubungan yang baik dan rasa saling per caya diantara pengirim dan pengangkut . Dengan hubungan yang baik diantara pengirim dan pengangkut dapat diha - rapkan penyelenggaraan pengangkutan yang aman dan cep- - at . Hal ini dilakukan oleh PT Anang Dduhri karena da ^ lam pengangkutan gula mempunyai cara-cara khusus yang berbeda dengan pengangkutan barang yang lainnya * ini disebabkan dalam proses penyelenggaraan pengangkutan

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  3 an gula tidak hanya melibatkan pihak pengirira dan peng­ angkut sa;ja namun Juga melibatkan pihak pabrik gula se- bagai produsen gula • Berdasarkan kenyataan di atas yang telah saya u- raikan dapat saya rumuskan permasalahannya sebagai ber- ikut ;

  a. Bagaimanakah praktek pengangkutan gula pada PT Anang Djuhri ? b* Bagaimanakah terjadinya kerugian dalam penyelengga - raan pengangkutan gula ?

  c. Bagaimanakah upaya klaim ganti rugi yang diajukan o- leh pengirim apabila terjadi kerugian ?

  2. Penjelasan Judul Judul skripsi ini adalah ■” PRAKTEK PENGANGKUTAN BARANG (GULA) MELALUI DARAT PADA PT ANANG DJUHRI, SURA­ BAYA-" . - praktek adalah cara melaksanakan atau melakukan seca- ra-nyata apa yang disebut dalam teori .1 Pengangkutan adalah proses kegiatan memuat barang ke- dalam alat angkutan, membawa barang dari tempat pemu- atan ke tempat tujuan dan menurunkan barang dari alat nesia, < ___ ., _____ _ - - r .

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  4 o angkutan k e t e m p a t yang'ditentukan • - Melalui darat, yang diraaksud dalam judul ini adalah - pengangkutan barang (gula) itu melalui jalan raya se- bab pengangkutan gula bisa melalui laut dan darat • - PT Anang Djuhri, yang dimaksud dalam judul ini adalah sebagai pihak yang terlibat dalam pengangkutan gula . pengertian keseluruhan dari judul « FRXKTEK PE- NGANGXUTAN BARANG (GULA) MELALUI DARAT PADA PT ANANG - DJUHRI, SURABAYA " adalah kenyataan yang s e b e n a m y a ada dalam praktek sehari-hari pada PT Anang Djuhri sehubung an dengan penyelenggaraan pengangkutan gula melalui da­ rat (jalan raya) baik mengenai para pihak yang terlibat dalam pengangkutan gula, dokumen pengangkutan, isi su - rat muatan, terjadinya kerugian maupun upaya tuntutan - ganti rugi yang raeliputi prosedur yang dipakai dalam' me ngajukan tuntutan dan cara pembayaran ganti ruginya .

  3. Alasan pemillhan Judul Alasan saya memilih judul " PRAKTEK PENGANGKUT­ - AN BARANG (GULA) MELALUI DARAT PADA PT ANANG DJUHRI, SURABAYA 11 karena saya ingin memaparkan kenyataan yang ^Abdulkadir Muhamad, Hukum pengangkutan Darat, Laut Dan Udara, cet.I, Citra Aditya aaKti, Bandung, 1991, h.1'9' . "

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  5 s e b e n a m y a dalam praktek sehari-hari tentang pengangkut an gula, apakah dalam proses pengangkutannya pabrik gu­ la dimana penyelenggaraan pengangkutan gula dimulai ju- ga sebagai pihak di dalam pengangkutan . Untuk mewujudkan keinginan saya, saya turun ke - lapangan untuk mengetahui yang sebenarnya bagaimanakah praktek pengangkutan gula pada kenyataannya .

  4. Tujuan penulisan penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk meleng - kapi tugas akademis dan untuk memenuhi syarat kurikuler dalam mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya . Disamping itu skripsi ini saya buat dengan tujuan untuk mendalami dan memper- luas cakrawala pemahaman dalsm bidang hukum angkutan . Dengan penulisan skripsi ini dimaksudkan juga agar tu - lisan ini dapat menambah perbendaharaan kepustakaan il- mu hukum, yang dapat merupakan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi para pembaca serta untuk menambah penge tahuan bagi mereka yang ingin mengetahui yang sebenar - nya dan ingin mempelajari secara khusus tentang pengang kutan gula •

  5. Metodologi • a, Pendekatan Masalah

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  6 Untuk memberikan penjelasan terhadap masalah - yang menjadi pokok pembahasan dalam skripsi ini, saya menggunakan pendekatan yuridis sosiologis . Pendekatan yuridis maksudnya ialah pendekatan berdasarkan peratur- an-peraturan yang berlaku misalnya Kitab Undang-undang Hukum perdata, Kitab undang-undang Hukum Sagang, Undang undang N o ,3 Thn, 1965 • Pendekatan sosiologis maksudnya ialah pendekatan berdasarkan keadaan dan pertumbuhan de ngan melihat gejala-gejala yang ada dalam k€*hidupan ma- syarakat .

  b. Sumter Data Untuk memperoleh data yang menun^ang penyusunan skripsi saya ini dapat melalui : -* Kepustakaan berupa buku-buku literatur, bahan kuliah, peraturan perundang-undangan yang berlaku . - pengamatan lapangan yaitu pada P,G. Pesantren Baru - dan PT Anang Djuhri •

   c. prosedur Pengumpulan Dar. pengolahan Data - pelaksanaan pengumpulan data yang digunakan da - lam kegiatan penyusunan skripsi ini memakai dua sistim yaitu ; 1• Tinjauan Pustaka ialah suatu cara yang dilakukan de­ ngan raembaca, mempelajari buku-buku, peraturan per -

  7 undang-undangan yang berlaku yang ada hubungannya - dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini . 2, Pengamatan lapangan ialah pengumpulan data yang di- lakukan pada obyek penelitian di lapangan yaitu pa­ da P.G, Pesantren Baru dan PT Anang Djuhri guna mem- peroleh bahan-bahan yang diperlukan dan paling men - dekati kebenaran yang terpusat pada masa sekarang i- ni sesuai dengan keadaan . Dalam pengamatan lapangan ini digunakan cara pe­ ngumpulan data sebagai berikut : - wawancara yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung pada pimpinan atau wakil P.G. Pesantren Baru dan PT Anang Djuhri . - Data Simpan yaitu suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan data-data maupun surat- surat lainnya yang berhubungan dengan skripsi ini .

  d. Analisa Data Data-data yang terkurapul baik data kepustakaan maupun data lapangan kemudian aianalisa dengan metode analisa Deskriptif artinya rangkaian peristiwa yang a- da dan yang berhubungan dengan masalah kemudian disu - sun, diuraikan serta dianalisa dan selanjutnya disesu- aikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan teori yang berkaitan dengan masalah dalam skripsi ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  8 ini .

  6. Pertanggungjawaban Sistimatlka Untuk memudahkan memahami isi dari seluruh skrip si ini maka kerangka skripsi dibagi dalam beberapa bab dan dalam masing-masing bab terdapat beberapa sub bab • pendahuluan saya letakkan dalam bab I, disamping merupakan kebiasaan juga merupakan suatu bentuk keharus an bagi setiap penulisan skripsi yang telah ditentukan dalam buku pedoman • Dalam pendahuluan ini saya uraikan tentang permasalahan, latar belakang dan rumusannya - yang merupakan ide dasar yang mendasari penulisan skrip si ini, penjelasan judul yaitu baik penjelasan kata de- mi kata maupun penjelasan secara keseluruhan, alasan pe milihan judul yaitu apa yang menarik dari judul ini se- hingga saya pilih, tujuan penulisan yaitu manfaat apa yang dapat diperoleh dari penyusunan skripsi ini, meto- dologi yang dipakai untuk menyusun skripsi ini dan per- tanggungjawaban sistimatika . Dengan memahami bab ini saya maksudkan agar pembaca tidak mengalami kesulitan dalam memasuki bagian yang lebih dalam yang merupakan isi dari skripsi ini dan juga untuk memberi gambaran po kok penulisan sehingga pembaca akan mengetahui permasa­ lahan yang ada dalam skripsi ini secara lebih jelas . Dalam bab II saya membahas tentang pengangkutan ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  9 gula di dalam prakteknya yang terdiri dari beberapa sub bab • Dalam pembahasan tentang pengangkutan gula ini sa ya tidak membahas tentang pembentukan perjanjiannya te- tapi yang saya tekankan mengenai siapa para pihak yang terlibat dalam pengangkutan karena meskipun penyeleng­ garaan pengangkutan itu dimulai di pabrik gula namun be lum tentu pabrik gula sebagai pihak dalam pengangkutan gula dan pabrik gula tidak memilih baik pengangkut mau- pun alat angkutannya dalam arti pabrik gula tidak tahu menahu tentang pengangkutannya karena hal itu bukan we- wenangnya . Dalam bab III saya akan membahas tentang Terjadi nya Kerugian yaitu apakah yang bisa menyebabkan terjadi nya kerugian * Apabila memang terjadi kerugian maka per lu kita ketahui kerugian-kerugian apa saja yang menjadi tanggungjawab pengangkut dan kerugian apa yang bukan -■ menjadi tanggunjawabnya • Dengan demikian tidak semua kerugian yang terjadi menjadi tanggungjawab pengangkut melainkan tanggunjawabnya juga perlu dibatasi . setelah itu dapat kita ketahui cara menghitung kerugiannya • Dalam bab IV saya akan membahas tentang Upaya Klaim Ganti Rugi • sebagaimana kita ketahui pengangkut­ an gula tidak selamanya berjalan lancar • Kadangkala - kita tidak dapat mencegah terjadinya musibah yang tidak kita inginkan sehingga menimbulkan kerugian atas barang ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  10 muatan . Untuk itulah dalam tab IV ini kita dapat me - ngetahui bagaimanakah prosedur klaim ganti rugi dan pem bayaran ganti ruginya .

  Bab V merupakan Penutup karena bab V ini berisi pembahasan yang paling akhir, yang di dalamnya saya be- rikan kesimpulan dari seluruh bab yang telah dibahas - sebelumnya dan saya berikan pula saran untuk meningkat- kan pelayanan jasa angkutan barang melalui darat * Dengan demikian dari keseluruhan pembahasan ini saya harapkan pembaca bisa mengetahui bagaimana prak - tek penyelenggaraan pengangkutan gula melalui darat pa­ da PT Anang Djuhri sehubungan dengan perkembangan jaman dimana segala sesuatu dituntut serba cepat, lancar, mu- dah, murah dan aman •

  BAB II PENGANGKUTAN GULA DIDALAM PRAKTEKNYA 1• Para Pihak Dalam Pengangkutan Gula Pada dasaraya proses pengangkutan gula di pabrik gula tidak sesederhana kelihatannya . Dalam arti, meski pun pengangkutan ini dimulai dari pabrik gula namun pa­ brik gula bukanlah pihak dalam pengangkutan gula . Hal ini dapat kita ketahui dari bagaimanakah situasi sebe- lum diadakannya pengangkutan . Mula-mula pabrik gula mernproduksi gula,

  6Q% ada­

  lah milik petani yang dijual ke KUD sedang 32% merupa- kan milik pabrik gula dan dijual ke DOLOG * Dilain pi­ hak DOLOG Jatim mengeluarkan DO (Delivery Order) yaitu semacam surat yang berisi perintah untuk menyerahkan - barang • DO ini oleh DOLOG dijual kepada pembeli dan - pembeli ini sudah ditentukan sendiri oleh DOLOG yaitu Yayasan, Koperasi, PT, CV, perseorangan . pada waktu - pabrik gula menjual gula ke DOLOG dibuatlah perjanjian jual beli antara BULOG yang diwakili DOLOG Jatim dengan pabrik gula dan saat itu juga DOLOG menitipkan gula di- pabrik gula • Gula yang aisimpan itu nantinya akan di - ambil oleh pemilik DO atau kuasanya • Penitipan ini ada

  11 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  12 batas waktunya, bila melebihi batas waktu maka pemilik DO (pemilik gula yang dititipkan itu) harus raembayar u-

  %

  ang sewa kepada pabrik gula • Dari sini dapat dilihat bahwa pabrik gula bukan pihak dalam pengangkutan gula • pabrik gula berfungsi sebagai produsen gula dan tempat untuk menyimpan gula serta menjaga kualitas dan kuantitasnya • Apabila gula rusak menjadi tanggungjawab pabrik gula selama gula ma- sih ada di gudangnya • para pihak yang terlibat dalam pengangkutan gula adalah pengangkut dengan pengirim . Sebelumnya perlu di jelaskan terlebih dahulu pengertian mengenai pengang - kut • Ada beberapa sarjana yang mempunyai pendapat da. - lam hal ini yaitu :

  a. Achmad Ichsan memakai istilah petugas pengangkut . Petugas pe­ ngangkut adalah pihak pengangkut yang bertugas dan berkewajiban mengangkut dan yang bertanggung jawab terhadap semua kerugian yang diderita da - lam pengangkutan barang ^Wawancara dengan Bapak Budi selaku wakil pim - pinan P.G. Pesantren Baru, Kediri pada tapggal 10 No - nember 1991 . ^Achmad Ichsan, Hukum pagang, pradnya Paramita, Jakarta, 1984, h.407 .

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  13

  b. Abdulkadir Muhamad pengangkut mempunyai dua arti yaitu sebagai pi­ hak penyelenggara pengangkutan dan sebagai alat yang digunakan untuk menyelenggarakan pengangkut an . pengangkut dalam arti yang pertama termasuk dalam subyek pengangkutan sedangkan pengangkut dalam arti yang kedua termasuk dalam obyek peng-

  5 angkutan .

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  14 lah disetujui dalam perjanjian pengangkutan • Sama halnya dengan pengangkut, pengirim adalah pihak dalam perjanjian pengangkutan . Dalam KUHDag. ju- ga tidak diatur definisi pengirim secara umura . Tetapi dilihat dari pihak dalam perjanjian pengangkutan, pe - ngirim adalah pihak yang mengikatkan diri untuk memba- yar M a y a pengangkutan . Dengan demikian para pihak yang terlibat dalam pengangkutan adalah pengangkut dengan pengirim, yang - dalam hal ini (dalam penulisan skripsi ini) saya memi- lih PT Anang Djuhri sebagai pengirim . PT Anang Djuhri selain sebagai pengirim juga sebagai pemilik barang (gula) .

  2. Dokumen Pengangkutan Yang dimaksud dokumen pengangkutan ialah setiap tulisan yang dipakai sebagai bukti dalam pengangkutan berupa naskah, tanda terima, tanda penyerahan, tanda

  7 milik atau hak .

  Dokumen pengangkutan berfungsi sebagai alat buk­ ti adanya perjanjian pengangkutan antara pengangkut de­ ngan pengirim • Dokumen pengangkutan terdiri dari surat muatan untuk pengangkutan barang dan tiket untuk peng - ^Abdulkadir Muhamad, op.cit., h,22 •

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  15 angkutan penumpang . Maka sesuai dengan permasalahan yang saya tulis dalam skripsi inif saya hanya akan me - nguraikan mengenai surat muatan . Surat muatan untuk pengangkutan barang disebut - menurut jenis pengangkutan yaitu surat muatan kereta a- pi (spoorvrachtbrief) untuk pengangkutan kereta api, - surat muatan laut (cognossement) untuk pengangkutan la- u t f surat muatan udara (luchtvrachtbrief) untuk peng - angkutan udara, surat muatan (vrachtbrief) untuk peng­ angkutan darat • Dalam pasal 90 KUHDag. disebutkan : Surat muatan merupakan persetujuan antara sipengi- rim atau ekspeditur pada satu pihak dan pengangkut atau juragan perahu pada pihak lain dan surat itu memuat selain apa yang kiranya telah disetujui o - leh kedua pihakf seperti misalnya mengenai waktu dalam mana pengangkutan telah harus selesai diker- jakannya dan mengenai penggantian rugi dalam hal . kelambatan Dapat dilihat dalam pasal 90 KUHDag. itu bahwa surat mu atan merupakan perjanjian antara pengirim atau ekspedi­ tur dengan pengangkut • Sebenarnya tanpa surat muatan itu, apabila telah tercapai persetujuan kehendak atau konsensus antara kedua pihak maka sudah terbentuk per­ janjian . o Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-undsn^ Hukum Dagang Dan Undang-undang Kepaiirtan/cet .XVI» Frad • nya ^aramita, jakaoTta,

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  16 Dalam kenyataannya, surat muatan merupakan sua- tu surat per.janjian antara pengirim dengan pengangkut yang dibuat oleh pihak pengangkut dan berisikan raacam barang apa yang diterima untuk diangkut ke suatu tern - pat yang diperjanjikan, guna diserahkan kepada orang - yang berhak . Didalam prakteknya pada PT Anang Djuhri, surat muatan dibuat oleh pengangkut dan ditandatangani oleh pengangangkut dan diberi cap • Apabila pengangkut telah selesai melaksanakan pengangkutan dan membawa ba­ rang muatan ke tempat tujuan dengan selamat maka surat muatan itu juga ditandatangani oleh penerima yaitu PT Anang Djuhri dan diberi cap ♦ Sebenarnya antara pengangkut dengan PT Analog - Djuhri pada setiap pembentukan perjanjian pengangkutan tidak pernah membuat surat muatan • Sedang surat muatan yang dibuat oleh pengangkut itu hanya sebagai pelengkap bagi sopir didalam perjalanannya membawa barang muatan bila ada pemeriksaan polisi . Apabila terjadi perseli - sihan antara pengangkut dengan PT Anang Djuhri yang di- pakai sebagai bukti adalah DO dan surat-surat yang lain seperti Surat Timbang Keluar, tanda terima yang berupa kuitansi . ^ ^Wawancara dengan Bapak Lutfi Bagian Operasi - onal PT Anang Djuhri, Surabaya pada tanggal 10 November 1991 .

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  17 3* Isi Surat Muatan Meskipun antara pengangkut dan PT Anang Djuhri dalam pembentukan perjanjian pengangkutannya tidak per- nah membuat surat muatan namun oleh pengangkut sendiri dibuat suatu surat muatan sebagai pelengkap bagi sopir didalam perjalanannya membawa barang muatan • Surat muatan tersebut yang dibuat oleh pengang - kut sepanjang isinya mengenai keadaan barang, alamat - dan sebagainya maka pihak pengirim tidak perlu membaca- nya karena apa yang ditulis oleh pengangkut pada surat muatan itu dianggap sebagai kesepakatan kedua pihak . Lagipula perusahaan pengangkutan yang dipakai oleh pe - ngirim adalah selalu perusahaan pengangkutan yang sama sehingga perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan dalam memenuhi perjanjian pengangkutan sudah merupakan kebia- saan diantara mereka . Adapun surat muatan tersebut berisi sebagai be - rikut :

  a. macam barang dan jumlahnya

  b. nama pengirim

  c. nama pengangkut

  d. nama penerima

  e. tanggal pengiriman

  f. tandatangan dan cap pengangkut g* tandatangan dan cap penerima

  18 Bila kita bandingkan dengan pasal 90 KUHDag. maka surat muatan memuat ketentuan sebagai berikut :

  a. nama, berat atau ukuran barang-barang angkutan, me- rek dan jumlahnya

  b. nama pihak dialamati

  c. nama dan tempat kediaman pengangkut

  d. jumlah biaya angkutan e . penanggalan surat angkutan

  f. penandatanganan pengirim dan pengangkut Dapat kita lihat disini bahwa surat muatan yang dibuat oleh pengangkut dari PT Anang Djuhri tersebut ti dak seraua yang diatur dalam pasal 90 KUHDag* tercakup - didalamnya , Yang tidak dicantumkan pada surat muatan - yaitu mengenai berat gula dan biaya angkutan . Dalam mengisi isian jumlah biaya angkutan dari surat angkutan ini tidak perlu diisi seketika, karena kemungkinan besar masih memerlukan banyak pertimbangan- pertimbangan serta penghitungan barang-barang lebih da-

  1 0

  hulu oleh pengangkut • Untuk biaya angkutan tidak di- tulis sekaligus dalam surat muatan disebabkan nantinya ada kuitansi yang dibuat oleh pengangkut untuk pengirim apabila penyelenggaraan pengangkutan telah berakhir . Sution Usman Adji, Djoko Prakoso, Hari pramo *• no, Hukum Pengangkutan Di Indonesia, cet.I, Rineka Cip- ta, Jakarta, h.18 7~ ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  19 Demikian juga dengan berat gula tidak ditulis dalam su­ rat muatan tersebut sebab sudah ada surat tersendiri - yang berisi tentang berat masing-masing karung yang di- sebut Surat Timbang Keluar .

  4. Penyelenggaraan Pengangkutan Persetujuan antara pihak-pihak yang berkepenting an yaitu antara pihak pengirim dengan pengangkut mela - hirkan hubungan kewajiban dan hak yang perlu direalisa- sikan melalui penyelenggaraan pengangkutan . penyeleng- garaan pengangkutan adalah proses kegiatan pengangkutan dan pembayaran biaya pengangkutan . penyelenggaraan pengangkutan meliputi empat ta - hap kegiatan yaitu :

  a. Tahap persiapan pengangkutan, yang meliputi penyera- han alat pengangkutan, penyerahan barang muatan un - tuk diangkut, pembuatan dokumen pengangkutan • b« Tahap kegiatan pengangkutan, yang meliputi kegiatan pemindahan barang muatan dengan alat pengangkutan - dari tempat pemberangkatan ke tempat tujuan yang te­ lah disepakati .

  c. Tahap penyerahan barang muatan kepada penerima dan pembayaran biaya pengangkutan dalam pengangkutan o- leh pengirim •

  d. Tahap pemberesan / penyelesaian persoalan yang ter-

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  20 jadi selama atau sebagai akibat dari pengangkutan • Berdasarkan kebiasaan yang ada, pengangkut menye diakan alat pengangkutan dan pengirim menyerahkan ba - rang muatan dan eurat muatan . Namun kenyataannya dida- lam praktek pengangkutan gula pada PT Anang Djuhri, ka­ rena yang membuat surat muatan adalah pengangkut maka yang dieerahkan oleh pengirim kepada pengangkut adalah DO dan surat kuasa sedang barang muatan tidak diserah - kan karena barang yang akan diangkut ada di tempat lain yaitu di gudang pabrik gula . Pada penyelenggaraan pe - ngangkutan ini pihak pengirim tidak ikut dalam pengang­ kutan • Ada juga kebiasaan yang berlaku dalam pengang - kutan di darat ialah bahwa barang muatan yang sudah di- ketahui jenis dan jumlahnya, seperti batu bata, pasir kali, beras yang sudah dibungkus karung, tidak diperlu- kan surat muatan karena sudah diketahui jenis dan jun - lahnya ketika melakukan pemuatan . Namun khusus untuk pengangkutan gula, kebisaan yang berlaku tidak demiki - an . Selain pengangkut mempunyai surat muatan sebagai pelengkap dalam perjalanannya selama proses penyeleng - garaan pengangkutan, dia juga harus membawa DO dan su - rat kuasa sebab bila tidak ada surat kuasa meskipun a - da DO maka pihak pabrik gula tidak akan mengeluarkan gu la dari gudang . pentingnya surat kuasa dalam hal ini

  21 (dalam pengambilan gula oleh pengangkut untuk diangkut ke tempat pemilik gula) ialah sebagai bukti bagi .pa - brik gula seandainya DO yang dibawa pengangkut itu, DO yang diketemukan di jalan yang sebenarnya bukan milik- nya . Mengapa pabrik gula memerlukan juga surat kuasa dari pengirim / pemilik gula adalah karena pihak pabrik gula merupakan pihak yang bertanggungjawab atas gula - yang dititipkan kepadanya . Dengan adanya DO dan surat kuasa yang dibawa o- leh pengangkut ini maka pihak pabrik gula baru mau me- nyerahkan gula yang disimpan di gudangnya untuk diambil dan diangkut oleh pengangkut • DO ini dibuat rangkap - tigaf yang asli dipegang oleh PT Anang Djuhri sebagai pengirim / pemilik gula, DO fotocopy yang satu dipegang oleh pabrik gula dan yang lainnya untuk mengambil gula di gudang dan diserahkan ke pabrik gula • Setelah muatan barang (gula) siap dalam alat pe­ ngangkutan (truk), pengangkut memberangkatkannya dan ia wajib melakukan penjagaan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap gula sampai di tempat tujuan yang telah dise- pakati * Dan setelah gula tiba di tempat tujuan yaitu di tempat pengirim / pemilik yang sekaligus penerima - (PT Anang Djuhri) maka gula dimasukkan ke gudang milik PT Anang Djuhri . Di gudang ini akan dilakukan pemerik- saan kembali mengenai keadaan gula, apakah kering atau ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  22 basah, berapa jumlah karung yang berisi gula dan berat tiap-tiap karung • Penyerahan gula oleh pengangkut kepada PT Anang Djuhri di gudangnya menandai berakhirnya penyelenggara­ an pengangkutan namun belum tentu akhir dari perjanjian pengangkutan . Untuk mengetahui berakhirnya perjanjian pengangkutan perlu dibedakan dua keadaan yaitu : 1. dalam keadaan tidak terjadi peristiwa yang menimbul- kan kerugian maka perbuatan yang dijadikan ukuran ia lah saat penyerahan barang (gula) dan pembayaran bi­ aya pengangkutan . 2. dalam keadaan terjadi peristiwa yang menimbulkan ke­ rugian maka perbuatan yang dijadikan ukuran ialah pe menuhan kewajiban membayar ganti kerugian .

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  BAB III TERJADINYA KERUGIAN

  1. Sebab-sebab Terriadlnya Kerugian Dalam proses pengangkutan tidak selaraanya berja- lan lancar, kadangkala bisa terjadi musibah yang menim- bulkan kerugian . Dalam proses pengangkutan seperti ini adanya resiko tidak dapat dihindarkan . Bila terjadi - hal seperti ini dan mengakibatkan kerugian pada barang yang diangkut maka akan meni^bulkan tuntutan ganti rugi atas kerugian yang terjadi kepada pengangkut . Pada da- sarnya pengangkut bertanggungjawab terhadap barang yang diangkutnya . Beberapa hambatan dalam pengangkutan gula yang dapat dialami oleh pihak-pihak dalam pengangkutan baik pengirim maupun pengangkut dapat menjadi sebab-sebab - terjadinya kerugian yaitu :

  a. Tidak disiplin waktu Waktu pemberangkatan alat pengangkutan yang telah dijadwalkan sering tidak dipatuhi'oleh pengangkut, Ketidakdisiplinan waktu ini dianggap sebagai hal yang biasa atau hal yang sudah wajar terutama yang bukan pengangkutan ekspres •

  23

  24 Akibat dari tidak disiplin waktu ini menyebabkan kan barang terlambat tiba di tempat tujuan sehingga terjadi kerugian • Kerugian yang terjadi. itu karena tenggang waktu untuk menjual barang-barang itu deng­ an keuntungan besar telah lampau . Dapat juga karena datangnya terlambat sehingga barang menjadi rusak - misalnya gula menjadi basah sehingga sulit laku. Pa­ da PT Anang Djuhri apabila terlambatnya gula hanya dua hari masih bisa ditolerir tetapi apabila sudah lebih dari dua hari biasanya PT tersebut mulai minta pertanggungjawaban dari pengangkut namun tidak lang- sung menuntut ganti rugi sebab bisa saja terlambat - nya gula di tempat tujuan karena memang dari tempat pemberangkatan yaitu dari gudang pabrik gula agak - terlambat mengeluarkan barangnya .

  b. Gangguan keamanan dan ketertiban Gangguan keamanan yang sering terjadi atau se - ring dijumpai pada pengangkutan gula berupa pencuri- an . Apabila pengangkut tidak berhati-hati maka pen- curian-pencurian seperti ini banyak terjadi ketika pengangkut (sopir) menghentikan truknya untuk isti- rahat pada tempat-tempat tertentu dan pada waktu pe- ngisian bahan bakar • Yang dicuri biasanya beberapa karung atau setiap karung dikurangi sedikit secara merata (hampir merata) sehingga berat menjadi ber - ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  25 kurang

  c. Dari pihak pengangkut sendiri Bisa juga penyebab kerugian berasal dari pengang kut sendiri . Yang sering terjadi ialah gula yang di angkut ditukar oleh pengangkut selama perjalanan . Hal ini dapat dilihat oleh pemilik gula (PT Anang - Djuhri) pada waktu gula telah sampai di tempat tuju­ an • Apabila gula dalam keadaan basah hampir 50 % bi­ sa diduga bahwa gula telah ditukar . Dalam menghadapi keadaan seperti ini pihak peng­ irim / pemilik barang tidak langsung mengadakan tun- tutan kepada pengangkut melainkan mengecek dulu ke - pabrik gula • Inilah sebabnya mengapa oleh PT Anang Djuhri gula yang telah sampai dan diterima perlu di- periksa kembali

  2. Kerugian Yang Menjadi Tanggun&jawab Pengangkut Untuk mengetahui tentang kerugian yang menjadi - tanggungjawab pengangkut perlu diketahui terlebih dahu- lu kewajiban dan tanggungjawab pengangkut . Kewajiban pengangkut ialah mengangkut atau menye lenggarakan pengangkutan barang dari tempat pemuatan - sampai tempat tujuan dengan selamat agar barang muatan itu dapat diserahkan kepada penerima dengan lengkap dan utuh, tidak rusak atau kurang ataupun tidak terlambat . ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ( Tanggungjawab pengangkut untuk pengangkutan di - darat berlaku ketentuan-ketentuan umum yang tercantum dalam Kitab Unaang-undang Hukum Dagang Buku Pertama, Titel Kelima, Bagian Ketiga, Pasal 91 yang berbunyi se­ bagai berikut : Pengangkut dan juragan perahu harus menanggung se- gala kerusakan yang terjadi pada barang-barang da- gangannya dan setelah barang itu mereka terima un­ tuk diangkut, kecuali kerusakan-kerusakan yang di- akibatkan karena sesuatu cacat pada barang-barang itu sendiri, karena keadaan yang meroaksa atau kare­ na kesalahan atau kealpaan si pengirim atau ekspe- ditur .11 Jadi dapat dikatakan bahwa tanggungjawab pengang kut dimulai pada saat pihak pengangkut menerima barang- barang tersebut . Sebelurn pengangkut menerima barang - barang itu yang bertanggungjawab adalah pihak pengirim atau ekspeditur . pada pengangkutan gula, sebelum gula diserahkan ke pengangkut yang bertanggungjawab adalah pihak pabrik gula dan begitu gula diterima oleh pengangkut maka saat itu juga pengangkut yang bertanggungjawab . Jadi peng - angkut bertanggungjawab sejak gula diterima pengangkut, selaraa penyelenggaraan pengangkutan dan sampai gula ti- ba di tempat tujuan • Apabila pengangkut tidak menyelenggarakan peng -

  26 11Subekti dan Tjitrosudibio, op.cit., h.24 . ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  27 angkutan sebagaimana mestinya, ia harus bertanggungja­ wab artinya memikul semua akibat yang timbul dari per- buatan penyelenggaraan pengangkutan baik karena keser ngajaan maupun karena kelalaian pengangkut • Timbulnya konsep tanggungjawab karena pengangkut memenuhi kewa- jibannya tidak sebagaimana mestinya, tidak baik, tidak jujur atau tidak dipenuhi sama sekali . Luas tanggungjawab pengangkut ditentukan dalam pasal 1236 dan 1246 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Kenurut ketentuan pasal 1236 KUHPerd., pengangkut wajib membayar ganti kerugian atas biaya, kerugian yang dide- rita dan bunga yang layak diterima, bila ia tidak dapat menyerahkan atau tidak merawat sepatutnya untuk menye - lamatkan muatan . Pasal 1246 KUHPerd. menentukan bahwa biaya, kerugian dan bunga itu pada umumnya terdiri dari kerugian yang telah diderita dan laba yang eedianya a- kan diterima • Selain itu tentang tanggungjawab pengangkut da­ pat juga ditinjau dari prinsip tanggungjawab dalam pe­ ngangkutan . Ada tiga prinsip tanggungjawab pengangkut dalam hukum pengangkutan yaitu :

  a. prinsip tanggungjawab berdasarkan kesalahan (fault liability) Menurut prinsip ini setiap pengangkut yang me - lakukan kesalahan dalam penyelenggaraan pengang ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  28 kutan harus bertanggungjawab membayar ganti ke­ rugian atas segala kerugian yang timbul akibat dari kesalahannya itu . pihak yang menderita .ke­ rugian harus membuktikan kesalahan pengangkut i- tu • Beban pembuktian ada pada pihak yang dirugi kan, bukan pada pengangkut . prinsip ini adalah yang umum berlaku seperti yang diatur dalam pa­ sal 1365 KUHPerd, tentang perbuatan melanggar - hukum •