Aplikasi polimer sintetik untuk alas kaki

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  

Aplikasi polimer sintetik untuk alas kaki

1,

  • * 1 Dwi Wahini Nurhajati

  Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jl. Sokonandi No.9, Yogyakarta 55166, Indonesia

  • * Penulis korespondensi. +62 274 512929, 563939; Fax.: +62 274 563655

    e-mail: dwiwahini@yahoo.com

  

ABSTRAK

  Perkembangan industri alas kaki terutama industri sepatu di Indonesia semakin pesat dan

  

Indonesia merupakan produsen sepatu di urutan kelima dunia. Oleh karena itu industri sepatu

  masuk kedalam industri utama dan andalan periode 2015-2035. Berkembangnya industri alas kaki termasuk sepatu telah memacu berkembangnya penggunaan polimer sintetis. Saat ini perusahaan sepatu sudah mulai memikirkan menggunakanpolimer sintetik yang nyaman, ramah lingkungan termasuk penggunaan bahan bioaktif untuk memenuhi permintaan alas kaki yang nyaman digunakan serta memperhatikan aspek kesehatan untuk sepatu kebutuhan khusus. Makalah ini akan membahas penggunaan berbagai polimer sintetis yang digunakan di alas kaki terutama di industri sepatu baik untuk bagian atas maupun bagian bawah sepatu. Kata kunci: Polimer sintetik, alaskaki, nyaman, ramah lingkungan.

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  

Synthetic polymer applications for footwear

1,

  • * 1 Dwi Wahini Nurhajati

  

Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jl. Sokonandi No.9, Yogyakarta 55166, Indonesia

Coresponding author. Telp.: +62 274 512929, 563939; Fax.: +62 274 563655

E-mail : dwiwahini@yahoo.com

  

ABSTRACT

The development of the footwear industry, especially the shoe industry in Indonesia is increasing

rapidly and Indonesia is the fifth shoe manufacturer in the world. Therefore, the shoe industry into

the main industry and the mainstay of the period 2015-2035. The growing footwear including shoes

industry has spurred the development of synthetic polymer usage. Currently shoe manufacturer

started to think of using a synthetic polymer that is comfortable, eco-friendly including the use of

bioactive materials to meet the demand of footwear that is comfortable to use and concern to the

health aspects for Shoes with special needs. This paper will discuss the use of various synthetic

polymers used in footwear in the shoe industry for both upper and bottom shoe.

  Keywords: Syntetic polymer, footwear, comfort, eco friendly

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017 PENDAHULUAN

Fungsi dasar a las kaki (footwear) termasuk sepatu adalah melindungikaki terutama telapak kakidari

  kondisi lingkungan yang kurang baik seperti permukaan tanah yang tidak rata, cuaca yang panas maupun dingin. Alas kaki tidak hanya digunakan sebagai pelindung namun juga sebagai suatu trend . Dengan demikian maka industri alas kaki semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada

  fashion

  makalah ini alas kaki lebih ditekankan pada sepatu. Perkembangan industri sepatu di Indonesia semakin pesat. Indonesia kini masuk di urutan kelima dunia sebagai produsen sepatu dengan urutan China, India, Vietnam, Brasil, baru. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin melansir, pertumbuhan ekspor industri alas kaki nasional mencapai 3,3 persen, yakni dari US$4,85 miliar jadi sebesar US$5,01 miliar pada 2016 lalu. Peningkatan kinerja ekspor alas kaki Indonesia tersebut melebihi pertumbuhan nilai ekspor dunia yang hanya 0,19 persen. Hal ini menunjukkan bahwa produk alas kaki dalam negeri memiliki daya saing di atas rata-rata dunia,"(Nababan, 2017). Tidak heran jika industri sepatu masuk kedalam industri utama dan andalan periode 2015-2035. Apalagi jumlah tenaga kerja yang terserap di industri sepatu mencapai 700 ribu tenaga kerja.

  Membahas tentang bahan polimer yang digunakan pada alas kaki adalah hal yang penting.

  

Karena j ika diamati sepatu yang beredar di pasaran selain berbahan baku kulit dan karet sebagai

  polimer alam, maka penggunaan bahan polimer sintetis pada industri alas kaki juga cenderung meningkat.

  Secara garis besar komponen sepatu terdiri dari bagian atas sepatu (upper) dan bagian bawah sepatu (bottom). Bagian upper biasanya berbahan baku kulit, kulit sintetik dan kain dari serat alam maupun sintetik. Bottom bisa terdiri dari sol luar (outsole), sol tengah (midle sole) dan sol dalam (insole) serta shank tergantung disain sepatunya. Bahan polimer untuk bagian bottom sangat bervariasi tergantung fungsi sepatu.

  Polimer adalah makromolekul yang dibuat dari banyak unit ulangan molekul kecil yang disebut monomer. Polimer sintetik adalah polimer hasil buatan manusia (termoplastik, termoset, elastomer). Polimer sintetik di industri alas kaki termasuk sepatu meliputi thermoplastik (Polivinil klorida, Poliuretan, Ethylene-vinyl acetate, Poliamida, Polyethylene, Polipropilena, Polystyrene, Polikarbonat), karet sintetik (Styrene Butadiene, Nitrile, Ethylene Propylene Rubber, Polychloroprene atau Neoprene), TPR atau TPE (Blok kopolimer, Polimer campuran).

  Penggunaan bahan bioaktif yang berhubungan dengan masalah kesehatan sudah harus mulai dipikirkan.Makalah ini akan membahas berbagai jenis bahan polimer sintetis yang dapat digunakan pada alas kaki.

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  THERMOPLASTIK 1. Poli vinil klorida (PVC)

  Poli vinil klorida (PVC) merupakan plastik termoplast yang dibuat dengan cara mempolimerisasikan monomer vinyl chlorida dengan bantuan katalis. PVC merupakan resin yang amorf, dan rumus molekulnya (C H Cl)n.

  2

3 Berdasarkan proses polimerisasinya maka PVC dapat dibagi menjadi PVC emulsi (E),

  suspensi (S), dan masa (M). Sifat PVC suspensi antara lain; transparansi tinggi, light fastness baik, sifat alit baik, tidak menyerap uap air, bersifat porous sehingga mudah menyerap plasticizer, dan konduktivitas listrik rendah. Sifat PVC emulsi antara lain; daya tahan listrik rendah sehinga tidak dapat dipakai untuk isolasi listrik, dan light fastness rendah. Sifat PVC masa adalah transparan, dan sifat terhadap panas sama dengan PVC suspensi.

  Industri pembuat resin PVC dapat memproduksi PVC dalam bentuk butiran/granul, serbuk ataupun larutan. Pada dasarnya PVC bersifat rigid namun dapat dibuat fleksibel dengan penambahan aditif (plasticizer).

  Aplikasi PVC pada alas kaki adalah untuk bagian atas sepatu (upper) seperti kulit imitasi, maupun bagian bawah sepatu (sol luar, sol tengah, sol dalam). Menurut SNI 1294:2009, kulit imitasi adalah lembaran kulit tirua yang dibuat dari komponen PVC atau PU sebagai lapisan atasnya dan kain sebagai lapisan dasar yang berfungsi sebagai penguat, ada yang diberi busa pada lapisan tengah atau tanpa busa diproses secara calendering, coating atau laminating. Kulit imitasi berbahan baku PVC merupakan kulit sintetis pertama yang dikembangkan untuk menggantikan kulit asli.

  Beberapa standar terkait bahan alaskaki dari PVC adalah SNI 1294:2009Kulit imitasi, SNI 12- 0902-1989: Sol lentur cetak PVC, SNI 12-1848-2006: Sepatu bot PVC, SNI 1547:2017: Sepatu bot PVC cetak tahan kimia 2.

   Poliuretan (PU)

  Poliuretan merupakan polimer sintetis yang mempunyai ciri khas gugus fungsi uretan (- NHCOO-). Poliuretan terutama dihasilkan oleh reaksi poli isosianat dan senyawa polihidroksi(poliol). Poli isosianat mempunyai dua atau lebih gugus isosianat (R-N=C=O) Poliol mempunyai dua atau lebih gugus hidroksi(

  • –OH). Ada 2 jenis poliol yang digunakan dalam sistem PU yaitu poliester dan polieter, dan yang paling luas digunakan adalah polieter. Isosianat yang digunakan dapat berupa toluen diisosianat (TDI) atau difenil metan di isosianat (MDI), dan biasanya ditambahkan sejumlah aditif untuk mengontrol proses reaksi dan memodifikasi produk akhir. Poliol disebut sebagai segmen lunak sehingga memberikan fleksibilitas yang tinggi pada

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  struktur poliuretan sedangkan isosianat disebut sebagai segmen keras yang memberikan kekakuan atau rigiditas dalam struktur poliuretan.

  Poli uretan yang banyak digunakan di industri alas kaki adalahPoliurethan termoplastik (TPU). Menurut Huntsman Corporation, TPU dibuat saat tiga bahan baku dasar digabungkan bersama dengan cara tertentu.Bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan TPU adalah: poliol atau rantai panjang diol, chain extender atau rantai pendek diol dan diisosianat. Blok lunak, dibangun dari poliol dan sebuah isosianat, bertanggung jawab atas fleksibilitas dan karakter elastomer TPU. Blok keras, dibangun dari rantai extender dan isosianat, memberi TPU ketangguhan dan sifat kinerja fisiknya

  Ketersedian PU komersial meliputi casting polyurethane (CPU), thermoplastic polyurethane (TPU), expandable polyurethane (E-PU). Aplikasi poli uretan di industri alas kaki antara untuk bagian atas sepatu (kulit imitasi), sol luar (outsole), sol tengah (midsole), sol dalam (insole). Keunggulan sol PU adalah tahan terhadap minyak (oil resistant), tahan pada sebagian bahan kimia, anti slip, lebih ringan. Kekurangan sol PU adalah mempunyai expired date, jika sol lama tak digunakan maka akan gampang hancur, saat expired date sekitaran 1-2 tahun sesudah diproduksi.

3. Etilena-vinil asetat (EVA)

  Etilena-vinil asetat (EVA), juga dikenal sebagai poli (etilena-vinil asetat) (PEVA), adalah hasil kopolimerisasi etilena dan vinil asetat. Kandungan vinil asetat biasanya bervariasi dari 10 sampai 40%, dan sisanya adalah etilen.

  Jumlah vinil asetat sangat mempengaruhi karakter material. Persentase vinil asetat yang lebih tinggi maka kualitas EVA juga lebih tinggi sedangkan EVA dengan vinil asetat sangat sedikit bisa menjadi keras, rapuh, dan terasa seperti karton. Busa EVA dalam proses pencampuran, ditambahkan zat penghembus (blowing agent) ke campuran EVA. Zat penghembus yang paling umum digunakan dalam produksi EVAadalahAzodikarbonamida. Saat dipanaskan, azodikarbonamida padat diurai atau terurai menjadi gas. Saat terjebak di dalam cairan EVA plastik semi-cair, gas mengembang untuk menciptakan gelembung kecil. Plastik itu dikenal sebagai busa.

  Sifat EVA Fleksibel dan mudahdiproses mempunyai sifat kilap danjernih, kedap dan tahandalamkondisisuhurendah, tahandarikeretakanakibattekananatausobekan dan tahandariradiasiultra-violet.

  Aplikasi EVA umumnya untuk sol ringan baik sol luar, midsole maupun insole termasuk insole sepatu orthotic.

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  4. Nilon

  Nilon atau poli amida merupakan suatu polimer yang dihasilkan oleh reaksi kondensasi antara diamina (grup 2 —NH2) dan asam dibasik (grup 2—COOH). Sifat nilon tergantung pada ikatan antara jenis amida dan asam.

  Menurut Wikipedia, komposisi rantai utama poliamida sintetis diklasifikasikan menjadi: a.

  

Polamida alifatik dengan rantai utama alifatik, contohnya Nilon PA 6 dan PA 66 (contoh produk

  komersial: Zytel dari DuPont, Technyl dari Solvay, Rilsan dan Rilsamid dari Arkema, Radipol dari Radici Group).

  b.

  

Poliftalamida dengan rantai utama Semi-aromatik, contohnya PA 6T = heksametilen diamina +

  asam terefthalat (contoh produk komersial:Trogamid T dari Evonik Industries, Amodel dari Solvay) c.

  

Aromatik poliamida (Aramid) dengan rantai utama aromatik, contohnyaParafenilendiamina +

  asam tereftalat (contoh produk komersial:Kevlar dan Nomex dari DuPont, Teijinconex, Twaron dan Technora dari Teijin , Kermel dari Kermel) Nilon merupakan bahan yang cocok digunakan untuk bagian luar (running shoes) karena karakternya yang tipis atau enteng juga memiliki rongga untuk sirkulasi udara yang baik. Nilon menjadi bahan yang ideal karena memberikan ruang yang cukup untuk bernafas yang sangat dibutuhkan para atlet dengan pergerakan-pergerakan yang sangat tinggi.

  Sifat bahan nilon antara lain sangat kuat, elastis, tidak mudah terkikis, mengkilap, mudah dibersihkan, tidak mudah rusak karena minyak dan bahan kimia, dapat diwarnai dengan cakupan warna yang luas, lentur, daya serap terhadap air rendah, sebagai benang bersifat halus dan tahan lama.

  Aplikasi nilon untuk sepatu adalah untuk bagian atas sepatu, benang jahit, sedangkan kevlar bisa untuk upper.

  5. Polyethylene (PE)

  Polyethylene adalah plastik termoplas semikristalin yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi gas ethylene (C H ) dengan bantuan katalisator pada suhu dan tekanan tertentu. Selama proses

  2

  2

  ikatan rangkap molekul ethylene (CH = CH ) akan terbuka dan saling berikatan satu sama lain

  2

  2 sehingga akan terbentuk polimer.

  Bila proses polimerisasi ethylene dilakukan pada tekanan tinggi akan dihasilkan polyethylene dengan molekul bercabang dan memiliki kerapatan atau densitas rendah. Sementara itu bila proses

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  polimerisasi dilakukan pada tekanan yang relatifrendah akan dihasilkan polyethylene dengan molekul-molekul linier dan memiliki kerapatan atau densitas tinggi.

  Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan percabangan molekul. Sifat mekanis dari polietilena bergantung pada tipe percabangan, struktur kristal, dan berat molekulnya. Di Indonesia PE yang lebih dikenal ada tiga jenis yaitu High Density Polyethylene (HDPE), Low LLDPE. Density Polyethylene (LDPE), dan linier Low Density Polyethylene Dibandingkan dengan LDPE, maka HDPE lebih keras, lebih kaku dan memiliki compressive strength yang lebih tinggi. HDPE tampak lebih putih dari LDPE. HDPE bisa menyusut sedikit, dari 1% - 3%.

  Aplikasi PE antara lain untuk insoles termasuk insol tipe Orthotic, gesper, msupun acuan sepatu (shoe last).

  6. Polipropilena (PP)

  Polipropilena(PP) adalah polimer hasil polimerisasi monomer propilena dan struktur molekul propilena (C H ) Polypropylene merupakan jenis bahan baku plastik yang ringan, densitas 0,855

  3 6 n.

  g/cm³ (amorf)

  • – 0,946 g/cm³ (kristalin), memiliki titik leleh tinggi 130–171 °C, tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak.

  Aplikasi PP sebagai foot o rthotics insole, toe cap, dan acuan sepatu (shoe last).

  7. Acrylonitrile butadiene styrene (ABS)

  Hasil kopolimerisasi monomer akrilonitril, butadiena dan stirena. Sifat ABS ringan, tahan minyak bumi dan bahan kimia, liat, keras, kaku, tahan korosi, impact strength bagus, bersifat higroskopis, dapat direkatkan, dan produknya memberi kilap permukaan yg baik. Aplikasi ABS di industri sepatu antara lain hak sepatu, insole, dan acuan sepatu.

8. Polikarbonat (PC)

  Poli karbonat (PC) merupakan engineering plastic yang dibuat dari reaksi kondensasi bisphenol A dengan fosgen (phosgene) dalam media alkali. Sifat: jernih, impact strength sangat bagus, mudah diproses, ketahanan terhadap cuaca bagus, suhu penggunaan tinggi, flammabilitas rendah, stabilitas dimensinya sangat baik. Aplikasi PC di industri alaskaki untuk membuat toe cap, acuan sepatu maupun insole. BBKKP telah berhasil membuat toe cap untuk sepatu pengaman dari campuran PC/ABS (Nurhajati, dkk. 2015).

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  KARET SINTETIS 1. Styrene Butadiene Rubber (SBR)

  SBR adalah copolymer dari styrene (CH2=CH-C6H5) dengan butadiene (CH2=CH-CH=CH2) dan biasanya berisi 23.5% styrene dan 76.5% butadiene yang diproduksi terutama dengan cara proses emulsi.Polimerisasi emulsi dapat berlangsung pada suhu 30 sampai 60°C (karet panas) atau pada suhu di mendekati 0°C (karet dingin).

  SBR disebut juga karet Buna-S. Sifat SBR antara lain daya pantul, tegangan putus dan ketahanan kikisnya cukup bagus, tahan terhadap pengusangan, flexibilitasnya pada suhu rendah cukup bagus, sifat ketahanan terhadap ozon dan cahaya matahari sangat jelek, ketahanan terhadap minyak dan pelarut juga sangat kecil.

  Aplikasi SBR antara lain untuk sol luar, insole, midle sole.

  2. Acrylonitrile Butadiene Rubber (NBR)

  Karet NBR disebut juga dengan karet nitril, terdiri dari kopolimer butadiena dan akrilonitril diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi.NBR adalah karet sintesis untuk kegunaan khusus yang paling banyak dibutuhkan Sifat NBR tahan terhadap minyak, bensin dan bahan kimia lainnya. Aplikasi NBR umumnya untuk sol liar sepatu yang tahan minyak.

  3. Ethylene Propylene Rubber (EPR) Diene Monomer (EPDM)

  EPR sering disebut Ethylene Propylene Rubber Diene Monomer (EPDM) karena tidak hanya menggunakan monomer etilen dan propilen pada proses polimerisasinya melainkan juga monomer diene.

  Sifat yang diunggulkan dari karet EPDM adalah tahan panas, ozone, dan cuaca. Keunggulan lain: sangat tahan lama bila digunakan, stabil pada suhu tinggi ataupun rendah, tahan terhadap berbagai bahan kimia.

  Aplikasi EPDM untuk alas kaki antara lain untuk sol luar maupun insole.

  4. Chloroprene Rubber (CR) Karet Chloroprene disebut juga karet Neoprene, merupakan hasil polimerisasi kloroprena.

  Neoprene banyak digunakan karena sifatnya tahan minyak, oksigen,ozon, bahan kimia, bahkan juga terhadap panas atau nyala api. Dan mempunyai sifat mekanik yang baik, serta daya lekat pada substrat baik. Aplikasi neoprene untuk sepatu menyelam atau juga sepatu renang.

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

THERMO PLASTIC RUBBER (TPR)

  Thermo Plastic Rubber (TPR) sering disebut juga Termoplastik elastomer (TPE) merupakan

  suatu kelompok material kopolimer blok dan kelompok polimer campuran yang mempunyai sifat termoplastis dan elastis (Tarawneh, et al. 2015). Kelompok kopolimer blok terdiri dari blok elastomer yanglunak dan termoplastik yang keras seperti styrenic block copolymers (SBC),

  

polyamide/elastomer blockcopolymers (COPA), polyether ester/elastomer block copolymers

  (COPE) dan polyurethane/elastomer block copolymers (TPU). Kelompok polimer campuran dapat dibagi menjadi campuran poli olefin (TPO) and campuran divulkanisasi dinamis (TPV). Termoplastik elastomer olefin misalnya EPDM/PP dan NBR/PVC. Termoplastik vulkanisasi misalnya EPDM/PP; NBR/PP; dan NR/PP.

  Sifat TPR : Ringan, mudah dibentuk, kemampuan diberi warna bagus, kekuatan sobek bagus, ketahanan abrasi sangat baik, stabilitas dimensi sangat baik, fleksibel pada suhu rendah, ketahanan cuaca sangat baik, dapat divulkanisasi seperti karet, dapat digunakan kembali dan dapat didaur ulang, tidak bermigrasi. Aplikasi TPR untuk sol luar.

MATERIAL UNTUK BIOACTIVE INSOLE

  Inovasi teknologi sepatu tidak hanya berkutat pada penampakan luar, keergonomisan, dan kenyamanan sepatu di kaki namun juga mencegah terjadinya bau pada sepatu. Irzmańska et al. 2012 telah melakukan penelitian material komposit tekstil untuk bioactive insole untuk protective dengan susunan seperti disajikan pada Gambar 1.

  footwear

  A - hydrophobic layer of two-layer woven fabric, B - hydrophilic layer of two-layer woven fabric, C - woven fabric, D - biocidal nonwoven, E - stiffening nonwoven

  Gambar 1. Lapisan pada bioactive insole (

  Irzmańska, 2012) Bahan untuk bioactive insole yang paling banyak digunakan adalah material polimer tipis tiga lapisan. Lapisan ini terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan atas, tengah dan bawah. Lapisan atas konduktif-diffusif dan tetap bersentuhan dengan kaki pengguna. Lapisan tengah adalah lapisan

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  utama untuk fungsi bioaktif. Lapisan ini bersifat higienis untuk memastikan perlindungan terhadap bakteri dan jamur. Lapisan bawah bersifat eksternal dan menempel pada bagian sol dan bagian ini harus kaku. Semua komponen utama pada dasarnya berasal dari polimer.

CONTOH APLIKASI POLIMER SINTETIS UNTUK ALAS KAKI SECARA KOMERSIAL

  www.alibaba.com ( ) a.

   Aplikasi untuk upper Kulit imitasi dari PVC Kulit imitasi dari PU Kain nilon mesh b.

   Aplikasi untuk sol luar (out sole) EVA outsole PVC outsole PU outsole

  NBRoutsole TPR outsole SBRoutsole

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

c. Aplikasi untuk sol tengah (midsole)

  EVA midsole EVA midsole sheet

  PU midsole d.

   Aplikasi untuk sol dalam (insole)

  PP foot orthotics insole

  EVA insole

  PEfoot orthotics insole e.

   Aplikasi untuk toe cap dan hak sepatu

toe cap dari komposit

Hak dari ABS toe cap dari plastik f.

   Aplikasi untuk sepatu Sepatu boot PVC Neoprene Snorkeling Diving

  

EVA shoes

Boot

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  KESIMPULAN

  Aplikasi polimer sintetik untuk alas kaki sangat luas baik untuk bagian atas sepatu (upper) maupun bagian bawah sepatu (bottom). Pemilihan polimer sintetik tergantung fungsi dan sifat dari alas kaki yang dibuat.Dalam satu alas kaki dimungkinkan untuk menggunakan kombinasi berbagai jenis polimer sintetik. Bahan polimer sintetis yang digunakan untuk bagian (upper) antara lain PU, PVC maupun nilon.Polimer sintetis yang digunakan untuk bagian bawah sepatu seperti sol luar, midsole maupun insole adalah bahan thermoplastik, karet sintetis dan juga TPRPolimer sintetis juga dapat digunakan untuk sepatu keperluan khusus terkait dengan faktor Orthotics. Saat ini daur ulang juga merupakan faktor besar untuk bahan polimer yang digunakan pada alas kaki. Banyaknya alas kaki yang dibuang setelah digunakan perlu didaur ulang merupakan tantangan masa depan. Di sisi lain alas kaki langsung bersentuhan dengan kulit manusia sehingga perlu dipertimbangkan faktor higienis dan keamanan.Oleh karena itu penggunaan beberapa aditif higienis untuk membuat bahan bioaktif untuk alas kaki perlu dipertimbangkan.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Balai Besar Kulit,Karet, dan Plastik Yogyakarta serta Panitia Seminar KKP ke-6 tahun 2017.

DAFTAR PUSTAKA

  Chawla, M., Aggarwal, S., Sharma, A. 2017, Rutherford Backscattering Spectrometry studies of

  • – 100 keV nitrogen ion, Nuclear Instruments and Methods in Physics Research B 407 125 131 http://www.huntsman.com/polyurethanes/Media%20Library/global/files/guide_tpu.pdf. diunduh tanggal 14 Oktober 2017

  Irzmańska, E., Brochocka, A., Majchrzycka, K. 2012, Textile Composite Materials with Bioactive Melt-Blown Nonwovens for Protective Footwear, FIBRES & TEXTILES in Eastern Europe; 20, 6A(95): 119-125.

  Maiti, M., Vir Jasra, R., Kusum, S.K., Chaki, T.K. 2012, Microcellular Foam from Ethylene Vinyl Acetate/Polybutadiene Rubber (EVA/BR) Based Thermoplastic Elastomers for Footwear Applications, Ind. Eng. Chem. Res., 2012, 51 (32), pp 10607

  • –10612, DOI: 10.1021/ie300396m

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  Nababan, C.N.2017,Produk Alas Kaki Indonesia Kuasai Pangsa Pasar ke-5 di Dunia, CNN Indonesia, https://www.cnnindonesia.com/.../produk-alas-kaki- indonesia-kuasai-pangsa- pasar-ke....

  Nurhajati, D.W., Yuniari, A., Hardjaka, Indrajati, I.N. 2016, Analisa Toe Cap Plastik Hasil Proses Cetak Injeksi, Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016, ISSN:2477-3298, pp. 95-104

  Restrepo-Zapata, N.C.,Hernandez-Ortiz, J.P., Osswald, T.A. 2013,Methodology For Generation Of Time-Temperature-Transformation (TTT) Diagram: Solid And Celluar EPDM, https://www.researchgate.net/publication/291523288

  SNI 1294:2009: Kulit imitasi SNI 12-0902-1989: Sol lentur cetak PVC SNI 12-1848-2006: Sepatu bot PVC SNI 1547:2017: Sepatu bot PVC cetak tahan kimia

  

Tarawneh , M.A., Tarawni , M.A., Al-Banawi, O., Batiha , M.A. 2015. "High performance

  thermoplastic elastomer (TPE) nanocomposite based on graphene nanoplates (GNPs)". World

  Journal of Engineering, 12, 437 –442. doi:10.1260/1708-5284.12.5.437.

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017