HUBUNGAN ANTARA MOBILISASI DINI DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA RUPTURE PERINEUM PADA FASE PROLIFERASI IBU POST PARTUM
HUBUNGAN ANTARA MOBILISASI DINI DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA RUPTURE PERINEUM PADA FASE PROLIFERASI IBU POST PARTUM
(Relatiionship Between The Early Mobilization With The Process of Healing of Perineum Ruptur
in The fase Proliferation of Mother Post Partum)
Tuti Meihartati, Lidia Widia, Nuraidah
mida.samsung2016@gmail.com
ABSTRACTData from the World Health Organization show that the incidence of Ruptur Pereneium in Indonesia is 67.2% in 2014, up from the year before it is 60% in 2013. The purpose of the study to Detect Relationship Between Early Mobilization with Perineum Rupture Wound Healing process in the maternal proliferation phase Post partum.
This research method used analitilk design with cross sectional time approach. Primary data can be obtained from data obtained through direct interviews with respondents using Questionnaire on Early Mobilization and direct observation about wound healing process.
The results of this study showed that respondents who experienced the incidence of rupture
perineum by 40 respondents. From Chi-square test in get There is a relationship Between Early
Mobilization with Healing Process Perineum Rupture wound on the postpartum maternal
proliferation phase of the statistical test obtainedρ value = 0,000. Conclusions : There is a very close relationship with the relationship between early
mobilization and the healing process of perineal rupture wound in the proliferative phase at
Hospital Paradise Simpang Empat Kabupaten Tanah bumbu In prove from the test results p value
0.000 statistics. In expecting to mother to do premature mobilization so that heal process of rupture
perineal wound heal quickly.Keywords : Early Mobilization, Perineum Rupture PENDAHULUAN
Penderita keluar dari tempat tidurnya dihindarkan, karena kontraksi membentuk dan membimbing secepat mungkin untuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka. berjalan (Manuaba, IBG 2010). Akibat tidak Mobilisasi dini tidak hanya mempercepat melakukan mobilisasi dini dapat kesembuhan luka perineum tetapi juga mengakibatkan peningkatan suhu tubuh memulihkan kondisi tubuh ibu jika karena adanya involusi uterus yang tidak dilakukan dengan benar dan tepat. baik sehingga sisa darah tidak dapat Mobilisasi dini atau gerakan sesegera dikeluarkan dan menyebabkan infeksi. Salah mungkin bisa mencegah aliran darah satu tanda infeksi adalah peningkatan suhu terhambat. Hambatan aliran darah bisa tubuh, perdarahan abnormal, dengan menyebabkan terjadinya thrombosis vena mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik dalam (deep vein trombosis ) dan sehingga fundus uterus akan keras, maka menyebabkan infeksi. Mobilisasi dini risiko perdarahan abnormal dapat merupakan factor eksternal lain selain perawatan luka. Sedangkan faktor internal yaitu budaya makan atau pola konsumsi memengaruhi kecepatan kesembuhan luka perineum (Manuaba, IBG 2010) .
Luka perenium di definisikan sebagai adanya robekan jalan lahir maupun karena episiotomi pada saat melahirkan janin. Robekan pereniun terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada perslinan berikutnya. Perenium adalah merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul, yang terletak antara vulva dan anus. Perenium terdiri dari otot dan fascia urogenetalis seta
diafragma pelvis (Winkjosastro,H 2007).
Setelah kelahiran, vagina dan
perineum
tetap terbuka lebar, mungkin mengalami beberapa derajat edema dan memar, dan celah pada introitus. Setelah satu hingga dua hari pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema. Sekarang menjadi berdinding lunak, lebih besar dari biasanya, dan umumnya longgar. Ukurannya menurun dengan kembalinya rugae vagina sekitar minggu ketiga pasca partum. Ruang vagina selalu sedikit lebih besar dari pada sebelum kelahiran pertama. Akan tetapi, latihan pengencangan otot perineum akan mengembalikan tonusnya dan memungkinkan wanita secara perlahan mengencangkan vaginanya. Pengencangan ini sempurna pada akhir puerperium dengan latihan setiap hari (Saleha,S 2010).
AKI (Angka Kematian Ibu) pada tahun 2010 menurut WHO adalah 287/100.000 kealhiran hidup, di negara maju 9/100.000 kelahiran hidup dan di negara berkembang 600/100.000 kelahiran hidup. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai AKI yanh lebih tinggi di banding negar
Dari Negara-negara ASEAN seperti Thailand pada tahun 2013 menyebutkan 644/1000 persalinan tanpa luka ruptur
perenium , di Malaysia 572/1000 persalinan
tanpa luka ruptur perenium, dan Singapura 408 / 1000 persalinan tanpa ruptur
perenium. (WHO, 2015).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Tahun 2007 sebesar 228/100.00 kelahiran hidup, sedangkan sasaran maternal 2010 adalah 125/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan adalah perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 23%, partus lama 5%, dan abortus 5% (Depkes RI, 2010).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2007 masih cukup tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup masih jauh diatas rata-rata jika dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun, dari jumlah kematian ibu presentasi penyebab kematiannya yaitu perdarahan 35%, preeklamsia-eklamsia 25%, infeksi 12%, persalinan lama 12%, dan sebab lain 13 % termasuk letak sungsang (Depkes Prov Kal-Sel, 2012).
Data dari Kabupaten Tanah Bumbu kejadian partus dengan luka ruptur perineum pada tahun 2013 ada 74 ibu (32,1%). Data dari Dinkes tanah bumbu kejadian luka ruptur perineum yang di dapat pada tahun 2014 (Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2014).
- –negara ASEAN. Data dari WHO (2014) menyebutkan bahwa angka kejadian Ruptur Pereneium di Indonesia adalah 67,2%, meningkat dari tahun sebelum nya yaitu 60% pada tahun 2013 (WHO, 2014).
Dari hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Bersalin Paradise dari tahun 2015 terdapat 286 ibu bersalin, ibu bersalin normal tanpa luka ruptur perineum adalah
182 ibu (42,9%), ibu bersalin dengan luka
No Kategori mobilisasi dini Frekuensi
Distribusi Nilai r tabel Signifikansi 5% dan
untuk menguji hipotesis menggunakan uji
statistic
Chi Square yang terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi melakukanMobilisasi Dini di Rumah Sakit Bersalin Paradise Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu.
(orang) Presentase (%) 1.
dengan menentukan sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Adapun instrumen untuk Mobiisasi dini yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, dan untuk proses penyembuhan luka mnggunakan observasi langsung.
2. Tidak Melakukan Melakukan
18
22
45
55 Total
40 100
Sumber : Data RSB Paradise Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh hasil bahwa ibu nifas di RSB paradise hampir setengah (45%) dari responden adalah kelompok tidak melakukan, sedangkan sebagian besar( 55%) dari responden adalah kelompok yang melakukan mobilsasi dini.
Analisis penelitian terdiri dari uji validitas, reliabilitas dengan menggunakan
Sampling
ruptur perineum adalah sebanyak 104 ibu
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Mobilisasi Dini dengan proses Penyembuhan Luka Rupture
(57,1%) angka kejadian rupture perineum masih cukup tinggi (Rumah Sakit Bersalin Paradise, 2015).
Masalah ibu melahirkan dengan luka
ruptur perineum sampai saat ini perlu di
perhatikan karena dapat menyebabkan disfungsi organ reproduksi wanita, sebagai sumber perdarahan dan jalan keluar masuk nya infeksi yang kemudian menyebabkan kematian karena perdarahan atau sepsis (Manuaba, IBG 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka rupture
perineum adalah mobilisasi dini, pola
makan, dan personal hygiene (Nasution, 2007).
HASIL DAN PEMBAHASAN
partum di Rumah Sakit Bersalin Paradise Kabupaten Tanah Bumbu.
METODE PENELITIAN
semua ibu post partum dari bulan Juni sampai bulan Juli ada 40 ibu post partum yang mengalami luka rupture perineum di Rumah Sakit Bersalin Paradise Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara accidental
Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bersali Paradise Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Proses penelitian dilakukan mulai dari bulan Juni sampai bulan September 2016.
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti ingin mengetahui hubungan variabel
independent dengan variabel dependent,
peneliti mengambil pendekatan cross
sectional karena dari kedua variabel
dilakukan pada waktu yang sama dan waktu peneliti dalam melakukan penelitian sangat terbatas. Berdasarkan sumber data termasuk penelitan primer.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Perineum pada fase proliferasi ibu post
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Proses4 6 40 10
2 18 10
0.
2 .
Melak ukan 2 9,
1
2
9 0,
9 22 10
Total
16
4
2
Hasil analisis Hubungan Antara Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan Luka Rupture Perineum pada
4
fase proliferasi di RSB Paradise Tanah
Bumbu di peroleh bahwa hampir seluruhnya (77,8%) dari responden adalah kelompok yang tidak melakukan mobilisasi dini yang proses penyembuhan lukanya tidak sembuh pada fase proliferasi, dan sebagian kecil (22,2%) dari responden yang tidak melakukan mobilisasi dini yang proses penyembuhan lukanya sembuh pada fase
proliferasi. Sedangkan kelompok yang
melakukan mobilisasi dini sebagian kecil (9,1%) dari responden proses penyembuhan lukanya tidak sembuh pada fase proliferasi dan hampir seluhnya (90,9%) dari responden proses penyembuhan lukanya sembuh pada
fase proliferasi. hasil uji statistik diperoleh
nilai p=0,000 maka dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang sangat erat Hubungan Antara Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan Luka Rupture Perineum pada fase proliferasi.
Dari hasil uji statistik menggunakan Uji Chi-Square dengan taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan p value sebesar 0,000.
Jika p value = 0,000 maka p lebih kecil dari
alpha (p< 0,05) jadi H ditolak dan H
1
diterima. Kesimpulan dari uji tersebut adalah menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat erat Hubungan antara mobilisasi dini dengan proses penyembuhan luka
rupture perineum pada fase proliferasi PEMBAHASAN
2 2,
8
Penyembuhan Luka rupture perineum Pada
tidak sembuh dan sebagian besar (60%) dari responden yang termasuk penyembuhan luka rupture perineum pada fase proliferasi yang sembuh.
Fase Proliferasi Ibu di Rumah Sakit
Bersalin Paradise Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu.
N o Penyembuha n Luka Frekuen si presentas e % 1.
Tidak Sembuh
16
40
2. Sembuh
24
60 Total
40 100
Sumber : Data RSB Paradise Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil bahwa ibu nifas di RSB paradise hampir setengahnya (40%) dari responden yang termasuk proses penyembuhan luka
rupture perineum pada fase proliferasi yang
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Hubungan7 7,
Antara Mobilisasi Dini dengan Kejadian Proses Penyembuhan Luka Ruptur Perineum pada fase proliferasi di RSB Paradise Tanah Bumbu.
N o Mobil sasi Dini Penyembuhan Luka Rupture perineum
T ot al ( % ) P.
V al u e
Tid ak Se mb uh
( %
) S e m b u h
( %
)
1 .
Tidak melak ukan
14
Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh hasil bahwa ibu nifas di RSB paradise sebagian besar (55%) dari responden adalah kelompok yang melakukan mobilsasi dini, sedangkan hampir setengahnya (45%) dari responden adalah kelompok tidak melakukan. Mobilisasi dini merupakan aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari kedua definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi mengacu kepada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan mobilisasi mengacu pada ketidak mampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu rentang dengan banyak tingkat imobilisasi parsial. Beberapa klien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada diantara rentang mobilisasi, tetapi pada klien lain berada pada kondisi mobilisasi mutlak berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas (Carpenito, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui sebagian besar (55%) dari responden adalah kelompok yang melakukan mobilsasi dini di Rumah Sakit Bersalin Paradise Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu.
Proses penyembuhan merupakan reaksi dari jaringan untuk memulihkan diri dan segera melakukan fungsinya kembali bahwa sifat penyembuhan pada semua luka sama, dengan variasi bergantung pada lokasi, keparahan dan luasnya cedera. Sedangkan untuk mencapai tahap kesembuhan ada beberapa fase yang harus dilewati yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan maturasi. Kesemua tahap tersebut harus dilewati dengan sempurna, dengan rentang waktu yang relatif berbeda tegantung dari berbagai hal. Kecepatan penyembuhan luka dapat dihambat oleh faktor antara lain usia, malnutrisi, obesitas, gangguan oksigenasi, merokok, obat-obatan, diabetes, radiasi , stress luka persona hygiene ibu (Johnson, 2005).
Untuk mempercepat penyembuhan luka sebaiknya dijaga agar tidak terkena air dan lembab. Untuk itu penderita disarankan tidak mandi, cukup menyeka. Tidak sedikit penderita kanker yang menderita luka karena berbagai sebab:bekas operasi, efek radiasi, terlalu lama berbaring, terjatuh atau pertumbuhan sel-sel kanker sampai keluar kulit. Sebagian diantaranya merupakan luka kronis yang tidak sembuh dlam waktu 14 hari. Supaya tidak menimbulkan infeksi dan menjadi semakin parah, luka memerlukan perawatan khusus (Ismail, 2008).
Hasil analisis Hubungan Antara Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan Luka Rupture Perineum pada
fase proliferasi
di RSB Paradise Tanah Bumbu di peroleh bahwa hampir seluruhnya adalah kelompok yang tidak melakukan mobilisasi dini yang proses penyembuhan lukanya tidak sembuh pada fase proliferasi, dan sebagian kecil yang tidak melakukan mobilisasi dini yang proses penyembuhan lukanya sembuh pada fase proliferasi. Sedangkan kelompok yang melakukan mobilisasi dini sebagian kecil proses penyembuhan lukanya tidak sembuh pada
fase proliferasi dan hampir seluhnya proses
penyembuhan lukanya sembuh pada fase
proliferasi. hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 maka dapat di simpulkan bahwa
ada hubungan yang sangat erat Hubungan Antara Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan Luka Rupture Perineum pada fase proliferasi.
Mobilisasi atau di sebut juga early
ambulation adalah kemampuan seseorang
untuk berjalan bangkit berdiri dan kembali ke tempat tidur, kursi, kloset duduk, dan sebagainya di samping kemampuan menggerakan eksremitas atas dalam 24
- – 48 jam post partum ( Sulistyawati, 2007 ).
Proses penyembuhan merupakan reaksi dari jaringan untuk memulihkan diri dan segera melakukan fungsinya kembali bahwa sifat penyembuhan pada semua luka sama, dengan variasi bergantung pada lokasi, keparahan dan luasnya cedera. Sedangkan untuk mencapai tahap kesembuhan ada beberapa fase yang harus dilewati yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan maturasi. Kesemua tahap tersebut harus dilewati dengan sempurna, dengan rentang waktu yang relatif berbeda tegantung dari berbagai hal. Kecepatan penyembuhan luka dapat dihambat oleh faktor antara lain usia, malnutrisi, obesitas, gangguan oksigenasi, merokok, obat-obatan, diabetes, radiasi, stres, personal hygiene ibu (Johnson, 2005).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dewi, S (2013) dengan judul Hubungan antara mobilisasi dini dengan proses penyembuhan luka
bermakna antara perlindungan perineum untuk mengurangi resiko ruptur pada
perineum pada fase proliferasi yang tidak
setengahnya (40%) dari responden yang termasuk proses penyembuhan luka rupture
fase proliferasi , sedangka hampir
Dari data yang didapatkan di Rumah Sakit Bersalin Paradise Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu sebagian besar (55%) dari responden adalah kelompok yang melakukan mobilsasi dini, sedangkan hampir setengahnya (45%) dari responden adalah kelompok tidak melakukan mobilisasi dini. Dari data yang didapatkan di Rumah Sakit Bersalin Paradise Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu sebagian besar (60%) dari responden yang termasuk penyembuhan luka rupture perineum pada
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Bersalin Paradise Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu:
Kesimpulan
hubungan yang bermakna antara robekan dari rectovaginal dan sfingter meskipun perineum nya utuh karna pada penelitian ini telah di iju dengan chi square.
Obstetric rupture of the rectovaginal septum and sphincter complex despite an intact perineum: report of three cases di duga ada
karna pada penelitian ini telah di iju dengan chi square. Pada penelitian ini sejalan dengan penelitian Diepenhorst (2012), dengan judul
sfingter ani,
reduces the risk of obstetric anal sphincter ruptures, di duga ada hubungan yang
rupture perineum pada ibu post partum di
Pada penelitian ini sejalan dengan penelitian (2015), dengan judul Manual protection of the perineum
duga ada hubungan yang bemakna antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pasca seksio caesaria, karna pada penelitian ini telah di uji denagan uji chi square.
Description of the factors that influence early mobilization after sectio Caesaria , di
Pada penelitian ini sejalan dengan penelitian Henniari (2010), dengan judul
nifas di RSUD Wonosari gunung kidul dengan uji chi square.
rupture perineum pada fase proliferasi ibu
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Putri, A (2014) dengan judul Hubungan antara mobilisasi dini dengan proses penyembuhan luka
pada ibu nifas di wilayah kerja puskesmas jenggot kota pekalongan dengan uji chi square.
proliferasi
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nabila, A (2013) dengan judul Hubungan antara pengetahuan ibu tentang mobilisasi dini dengan proses penyembuhan luka rupture perineum fase
seluruh wilayah kerja puskesmas singosari kabupaten malang dengan uji chi square.
sembuh. Terdapat hubungan yang sangat erat dengan Hubungan Antara Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan Luka Ruptur Perineum pada fase proliferasi di RSB Paradise Simpang Empat Kabupaten Tanah bumbu di buktikan dari hasil uji statistik p value 0.000
SARAN 1.
2. Bagi Tenaga Kesehatan RSB
Carpenito, (2009). Pengantar kebutuhan
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2010 . Banjarmasin.
Departemen kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. (2012). Profil Kesehatan
III Kebidanan Poltekes Surakarta
Kabupaten tanah Bumbu Dewi, Susilowati (2013). Hubungan mobilisasi dini dengan kecepatan kesembuhan luka rupture perineum pada ibu post partum di seluruh wilayah kerja Puskesmas Singosari Kabupaten Malang. KTI D
Dinas Kesehatan (2014). Data Postpartum.
dasar manusia: Aplikasi dan proses keperawatan. salmba medika. Jakarta
8. Bagi Pembaca Diharapkan agar hasil penelitian ini untuk bahan belajar dan menambah wawasan serta selalu melakukan mobilisasi dini untuk proses penyambuhan luka rupture perineum pada fase proliferasi.
Bagi RS besalin Paradise Diharapkan agar petugas rumah sakit mampu menagani kasus rupture perineum dengan cepat dan tepat dengan intervensi sesuai dan tetap memperhatikan prinsip asuhan sayang ibu
proliferasi .
7. Bagi Peneliti Selanjutnya Agar dapat menjadikan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri dalam melaksanakan fungsi bidan sebagai peneliti. Agar hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sendiri tentang mobilisasi dini dengan proses penyembuhan luka rupture perineum pada fase
6. Bagi Institusi Stikes Darul Azhar Batulicin Diharapkan agar menambah koleksi buku kesehatan edisi terbaru untuk mempermudah mencari referensi untuk pembuatan tugas maupun Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.
perineum .
5. Bagi Responden Diharapkan agar dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya Mobilisasi dini bagi proses penyembuhan luka rupture
4. Bagi Dinas Kesehatan Diharapkan petugas kesehatan khususnya pegawai kesehatan dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya mobilisasi dini dalam proses penyembuhan luka rupture perineum.
3. Bagi Organisasi IBI Diharapkan semoga program- program kesehatan akan lebih baik lagi kedepannya terutama di bidang “Kebidanan” melalui oraganisasi IBI dan dapat dipakai sebagai bahan masukan dalam memberikan Komunikasi Informasi Edukasi kepada ibu post partum bagaimana menjaga dan merawat luka rupture perineum.
Paradise petugas kesehatan hendaknya dapat memberikan Komunikasi Informasi Edukasi kepada ibu post partum pentingnya mobilisasi dini juga bagaimana cara menjaga dan merawat luka rupture perineum.
DAFTAR PUSTAKA
Saleha, Sitti (2010). Asuhan Kebidanan
kerja puskesmas jenggot kota pekalongan. KTI D III kebidanan Nasution (2007). Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. EGC.
Jakarta Putri, Anggraini (2013). Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan mobilisasi dini ibu post
partum dengan proses penyembuhan
luka rupture perineum di RSUD Wonosari gunung kidul. KTI D III Kebidanan
Rumah Sakit Bersalin Paradise (2015). Data
Sekunder. Rumah Sakit Bersalin Paradise.
Pada Masa Nifas , Salemba. Jakarta World Health Organization . (2014). Bascommetro. Diakses pada tanggal
Nabila, Azzahra (2013). Hubungan antara pengetahuan ibu tentang mobilisasi dini dengan proses penyembuhan luka rupture perineum fase
05 Mei 2016, dari
. (2015).
Bascommetro. Diakses pada tanggal
05 Mei 2016, dari
Winkjosastro, Hanifaf (2007). Ilmu Bedah
Kebidanan
proliferasi pada ibu nifas di wilayah
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan. Bina Pustaka. Jakarta
, (2012).
Johnson, Ruth (2005). Buku Ajar Praktik
Obstetric rupture of the rectovaginal septum and sphincter complex despite an intact perineum: report of three cases.
31 Mei 2016, dari
Henniari (2010) Description of the factors
that influence early mobilization after sectio Caesaria. Diakses pada tanggal
31 Mei 2016, dari Ismail (2008). Konsep Penyembuhan Luka. Bina Pustaka. Jakarta
Kebidanan. Salemba. Jakarta
Manuaba Ida Bagus Gde (2010). Ilmu
(2015).
Manual protection of the perineum reduces the risk of obstetric anal sphincter ruptures. Diakses pada
tanggal
31 Mei 2016, dari
. Bina Pustaka. Jakarta