T SEJ 1302619 Chapter3

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini ialah SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya. Dasar pertimbangan peneliti memilih sekolah ini karena penerapan pembelajaran berbasis nilai religi yang menjadi tema utama penelitian sudah cukup lama diaplikasikan. Dalam proses pembelajaran sejarah, guru selalu berusaha untuk menambahkan materi sejarah dengan nilai religi, dalam hal ini adalah ajaran Islam, kepada peserta didik. Disamping itu, sekolah terpadu yang embrio utamanya adalah pesantren, terkenal dengan solidaritas sosial para peserta didiknya yang juga menjadi tema penelitian ini. Solidaritas sosial muncul secara alamiah karena peserta didik tinggal di asrama sehingga menjadi salah satu kultur sekolah. Berdasarkan pertimbangan diatas, peneliti berpendapat bahwa metode etnografi yang digunakan sangat cocok dengan kondisi sekolah yang dipilih karena cara pengamatan dan pengumpulan data yang peneliti lakukan berada dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subyek yang diteliti atau apa adanya.

Subjek penelitian atau sumber data pada tahap awal memasuki lapangan dipilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau objek yang diteliti dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, sehingga mampu “membukakan pintu” ke mana saja seharusnya peneliti akan melakukan pengumpulan data hingga mencapai data jenuh. Pada penelitian ini yang dijadikan subjek dan diamati sebagai sumber data adalah manusia, peristiwa, dan situasi. Manusia yang dimaksud adalah semua orang yang terlibat dalam penelitian yang terdiri dari peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, stakeholderdan peneliti. Dalam tradisi etnografi sumber data manusia yang memberikan informasi lebih dikenal dengan sebutan “informan”. Peristiwa yang dimaksud adalah semua kejadian yang diamati selama kegiatan pembelajaran berlangsung baik di


(2)

dalamdan luar kelas maupun kehidupan keseharian peserta didik di lingkungan sekolah, asrama dan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi adalah latar atau gambaran yang menyangkut keadaan atau kondisi ketika berlangsung pengamatan terhadap proses pembelajaran oleh guru dan kehidupan keseharian peserta didik.

Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari semua perkataan, tindakan, situasi, peristiwa dan dokumen yang dapat diamati oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya. Sedangkan sumber data tersebut berasaldari peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, stakeholderdan dokumen yang sesuai dengan penelitian ini. Secara lebih detail yang menjadi subjek penelitian dalam studi ini adalah:

1) Seluruh peserta didik terdiri dari kelas X, kelas XI, dan kelas XII 2) Kepala Sekolah

3) Tenaga Pendidik (Guru)

4) Tenaga Kependidikan (Staf Tata Usaha) 5) Stake Holder (orang tua, masyarakat) 6) Kyai (Pimpinan Yayasan)

B.Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya adalah pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Menurut Creswell (2013 : 4) menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang – oleh sejumlah individu atau sekelompok orang – dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para informan/partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian


(3)

yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan. Bogdan dan Taylor (1993 : 30) menyatakan bahwa metode kualitatif akan menunjuk kepada prosedur-prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif, ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku mereka yang terobservasi. Pendekatan ini mengarah kepada keadaan-keadaan dan individu secara holistik (utuh) jadi pokok kajian, baik sebuah organisasi atau individu, tidak akan direduksi (disederhanakan) menjadi variabel yang telah ditata atau sebuah hipotesa yang telah direncanakan sebelumnya, akan tetapi akan dilihat sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Di samping itu penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2005 : 60).

Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya berifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan subjek penelitian (Moleong, 2008 : 44). Sejalan dengan ciri-ciri tersebut, Nasution (2003 : 10) secara terperinci menjabarkan karakteristik penelitian kualitatif, di antaranya lebih mengutamakan:

“Perspektif emic, artinya lebih mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya. Peneliti tidak memaksa pandangannya sendiri. Peneliti memasuki lapangan tanpa generalisasi, seakan-akan tidak mengetahui sedikitpun, sehingga mendapat perhatian penuh terhadap konsep-konsep yang dianut partisipan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut mengenai definisi kualitatif, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian kualitatif berlatar alamiah, menghasilkan data kualitatif berupa catatan wawancara dan observasi yang spesifik dari para informan serta dokumen, menggunakan cara


(4)

pandang induktif, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian dan lebih mementingkan proses daripada hasil. Hal ini tentunya terkait dengan penelitian yang dilakukan dimana peneliti mencoba untuk mendeskripsikan dan menganalisis pembelajaran berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas peserta didik. di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Creswell (2012 : 481 ) menyatakan etnografi adalah sebagai berikut:

An ethnography is a useful design for studying groups in education, their behaviors, beliefs, and language, and how they develop shared patterns of interacting over time. Ethnographic research is a qualitative design for describing, analyzing, and interpreting the patterns of a culture-sharing group.

Spradley (2007 : 3-12) menyatakan bahwa etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktivitas ini untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan untuk mendapatkan pandangan mengenai dunianya. Inti dari etnografi adalah upaya untuk mempelajari makna-makna tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan. Etnografi bermakna untuk membangun suatu pengertian yang sistematik mengenai kebudayaan manusia dan perspektif orang yang telah mempelajari kebudayaan itu. Beberapa sumbangan yang khas dan penting dari etnografi adalah menginformasikan teori-teori ikatan budaya, menemukan grounded theory, memahami masyarakat yang kompleks dan memahami perilaku manusia.

Pendapat lain mengenai etnografi dikemukakan oleh Rahardjo (2010) yang menyatakan bahwa :

Etnografi merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku


(5)

seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Data diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah-tengah kota.

http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/215-jenis-dan-metode-penelitian-kualitatif.html

Menurut Fraenkel & Wallen (1990) (Creswell, 2012:294) tujuan penelitian etnografis adalah memperoleh gambaran umum mengenai subjek penelitian. Penelitian ini menekankan aspek pemotretan pengalaman individu-individu sehari-hari dengan cara mengobservasi dan mewawancarai mereka dan individu-individu lain yang relevan.Atkinson danHammersley (1983:208) menyebutkan ada empat ciri etnografi, yaitu:

pertama, menekankan ekplorasi tentang hakikat suatu fenomena sosial tertentu dan buka menguji hipotesis tentang fenomena tersebu; kedua, kecenderungan untuk bekerja dengan data yang tidak terstruktur yakni data yang belum di-coding di saat pengumpulannya, berdasarkan seperangkat analisis yang tertutup; ketiga, investigasi terhadap sejumlah upacara, bahkan sangat mungkin hanya satu upacara, namun dilakukan secara rinci; keempat, analisis data melibatkan penafsiran langsung terhadap makna dan fungsi tindakan manusia. Hasil analisis ini umumnya mengambil bentuk deskripsi dan penjelasan verbal.

Metode etnografi mulai dengan penelitian pemilihan tentang suatu budaya, tinjauan kepustakaan berkaitan dengan kebudayaan dan identifikasi variable yang menarik biasanya variable yang dilihat berarti/bermakna oleh anggota kebudayaan tersebut (Emjir, 2007 : 145-146).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa etnografi merupakan upaya mendeskripsikan suatu kebudayaan untuk memperoleh gambaran umum mengenai subjek penelitian. Adapun subjek penelitiannya adalah kelompok berbagi budaya seperti kelompok-kelompok dalam pendidikan untuk dideskripsikan dan dianalisis mengenai perilaku mereka,


(6)

keyakinan, bahasa, dan bagaimana mereka mengembangkan pola bersama untuk berinteraksi dari waktu ke waktu. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan informan serta bisa juga lewat studi dokumen yang hasil analisisnya mengambil bentuk deskripsi dan penjelasan verbal. Hal ini sangat berkaitan sekali dengan penelitian yang peneliti lakukan karena peneliti akan mendeskripsikan dan menganalisis mengenai pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini peneliliti akan mendeskripsikan dan menganalisis mengenai rancangan dan implementasi pembelajaran sejarah berbasis nilai religi serta aktualisasi solidaritas sosial peserta didik.

Creswell (2012 : 464-468 ) menyebutkan ada tiga jenis etnografi yang cocok digunakan untuk dunia pendidikan yaitu :

1. etnografi realis, adalah sebuah pendekatan yang populer yang digunakan

oleh para antropologi budaya. Dicirikan oleh Van Maanen (1988), ia mencerminkan sebuah pandangan tertentu yang diambil oleh si peneliti terhadap para individu yang sedang diteliti.Etnografi realisadalah sebuah kisah yang ditampilkan secara objektif dari suatu situasi, biasanya ditulis dari sudut padangan orang ketiga, yang melaporkan secara objektif informasi yang dipelajari dari para partisipan di situs (lapangan).

2. studi kasus, adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang bounded system

(suatu sistem tertutup) seperti aktivitas, peristiwa, proses, atau individu berbasis pengumpulan data yang ekstensif (Creswell, 2007). Bounded (tertutup) bermakna bahwa kasus itu terpisah (berdiri sendiri) untuk diteliti dalam hal waktu, tempat, atau batas-batas fisik tertentu.

3. etnografi kritis, adalah sejenis penelitian etnografis di mana para peneliti

tertarik pada pemberian advokasi dalam rangka emansipasi kelompok-kelompok yang termajinalkan di dalam masyarakat (Thomas, 1993). Para peneliti kritis biasanya adalah individu-individu yang berpikiran politis yang mencoba mencari, melalui penelitian mereka, advokasi terhadap ketidaksederajatan dan dominasi (Carspecken & Apple, 1992)


(7)

Berdasarkan jenis etnografi diatas, penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti termasuk ke dalam etnografi realis karena penulis akan meneliti bagaimana pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial pada sebuah komunitas yaitu komunitas sekolah terpadu (pesantren) yang kemudian melaporkannya secara objektif sesuai dengan informasi yang diterima dari informan/partisipan di lapangan. Peneliti dalam penelitian ini langsung berinteraksi dengan komponen yang ada di sekolah sehingga segala permasalahan yang terkait dengan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik dapat diketahui dan dipahami oleh peneliti secara jelas. Penelitian ini lebih memusatkan perhatian pada ucapan dan tindakan subjek penelitian, serta situasi yang dialami dan dihayatinya, dengan tetap berpegang teguh pada kekuatan data hasil wawancara.

Selanjutnya Creswell (2012 : 477-480) menyebutkan 5 langkah tahapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian etnografi yaitu:

1. Mengidentifikasi Tujuan dan Tipe rancangan, dan Mengaitkan Tujuan dengan Masalah Penelitian

Langkah-langkah pertama dan yang paling penting dalam melakukan penelitian adalah mengidentifikasi kenapa anda melakukan penelitian, rancangan bentuk apa yang anda akan gunakan, dan bagaimana tujuan anda terkait dengan masalah penelitian anda.Dalam etnografi realis, fokusnya diletakkan pada pemahaman tentang kelompok berbudaya sama dan dengan menggunakan kelompok tersebut, pemahaman yang lebih mendalam terhadap tema budaya akan dapat dikembangkan. Kelompok berbudaya sama boleh jadi keseluruhan sekolah atau sebuah ruang kelas. Tema-temanya boleh jadi mencakup topik-topik seperti enkulturasi, akulturasi, sosialisasi, pendidikan terlembagakan, pembelajaran dan kognisi, dan perkembangan anak dan orang dewasa.

2. Membicarakan Masalah-masalahterkait dengan Persetujuan dan Akses

Dalam langkah ini, ketiga jenis rancangan mengikuti prosedur yang sama. Anda perlu mendapatkan persetujuan dari badan pemberi izin. Anda juga


(8)

perlu mengidentifikasi jenis sampling bertujuan yang ada dan yang paling relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam proses ini, identifikasi situs penelitian anda dan kemudian identifikasi pula pimpinan(gate keeper) yang bisa memberikan akses pada anda ke situs dan para iforman/partisipan. Dalam semua penelitian, anda perlu menjamin dihormati dan dihargainya situs, secara aktif merancang penelitian untuk terus melakukan kerja sama timbal balik dengan para indvidu di lokasi situs.

3. Gunakan Prosedur Pengumpulan Data yang Tepat

Ketiga rancangan ini memiliki ciri yang sama, dengan penekanan pada pengumupulan data yang ekstensif sekali, menggunakan prosedur majemuk dalam pengumpuan data, keterlibatan secara aktif semua informan/partisipan dalam proses penelitian.Dalam etnografi realis, karena peneliti akan meghabiskan banyak waktu dengan para individu di lapangan, peneliti perlu memasuki situs secara berangsur-angsur dan sedapat mungkin secara tidak kentara (unobtrusive). Membangun hubungan dengan informan/partisipan kunci, penting sekali untuk kontak yang berjangka panjang. Dalam laporan-laporan etnografi realis, penekanan diberikan pada pembuatan catatan-catatan lapangan dan pengamatan terhadap “cultural scence” (pemandangan budaya). Wawancara dan artifak seperti gambar, reliks, dan simbol-simbol juga merupakan bentuk-bentuk data yang penting. Data apa saja yang bisa membantu mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang pola-pola yang diayomi bersama oleh kelompok budaya tertentu akan sangat bermanfaat.

4. Menganalisis dan Menginterpretasi Data dalam sebuah Rancangan Dalam semua rancangan etnografi, anda akanterlibat dalam proses pengembangan deskripsi, analisis data dalam rangka menemukan tema-tema, dan memberikan interpretasi dalam rangka memaknai informasi. Ini merupakan prosedur yang biasa dilalui dalam analisis dan interpretasi pada semua penelitian kualitatif.


(9)

5. Menyusun Laporan Sesuai dengan Rancangan

Etnografi realis ditulis sebagai sebuah laporan informasi yang objektif tentang kelompok berbudaya sama. Pandangan pribadi dan bias anda akan tetap berada di latar belakang, pembicaraan pada akhir laporan akan menandakan bagaimana penelitian itu memberikan kontribusi terhadap pengetahuan berkenaan dengan tema kultural yang didasarkan pada pemahaman terhadap pola-pola yang sama dalam bertingkah laku, berpikir dan bebahasa dari kelompok berbudaya sama itu.

C.Instrumen Penelitian

Kualitas data hasil penelitian dipengaruhi oleh dua hal yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data.Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan data dan membuat kesimpulan. Fungsi peneliti dalam penelitian kualitatif menurut Nasution (2003 : 223) dinyatakan bahwa:

“Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain selain menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama, alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu di kembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

Dijadikannya peneliti sebagai human instrument tentu memiliki keunggulan tersendiri. Lincoln dan Guba (1985:199) menyatakan bahwa “...the human-as-instrument is inclined toward methods that are extensions of normal human activities: looking, listening, speaking, reading, and the like”. Dari pernyataan ini semakin jelas bahwa keunggulan manusia sebagai instrumen dalam penelitian naturalistik karena alat ini dapat melihat, mendengar, membaca, merasa, dan sebagainya yang biasa dilakukan manusia umumnya. Selanjutnya Moleong (2008 : 169) menjelaskan, beberapa alasan mengapa manusia dijadikan sebagai instrumen yaitu :


(10)

1. Manusia sebagai instrumen responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan.

2. Manusia sebagai instrumen hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data.

3. Manusia sebagai instrumen memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya dan memandang dunia sebagai suatu keutuhan, jadi sebagai konteks yang berkesinambungan di mana mereka memandang dirinya sendiri dan kehidupannya sebagai sesuatu yang riil, benar, dan mempunyai arti.

4. Manusia sebagai instrumen mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan. 5. Manusia sebagai instrumen ialah memproses data secepatnya setelah

diperolehnya, menyusunnya, mengubah arah inkuiri atas dasar penemuannya.

6. Manusia sebagai instrumen memiliki kemampuan lainnya, yaitu kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami responden. Peneliti sebagai human instrument berarti peneliti berfungsi juga sebagai alat penelitian. Sebagai alat penelitian, peneliti tentunya mempunyai ciri khas tersendiri. Menurut Nasution (2003 : 55-56) ciri tersebut adalah :

1. Peneliti sebagai alat, peka, dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat, dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan angka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, dipahami dengan merasakan dan menyelaminya berdasarkan penghayatan.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. 6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau penolakan.


(11)

7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang lain dari pada yang lain dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diselidiki

Selanjutnya LincolndanGuba(1985: 193) mengemukakansejumlahalasan mengapa manusia sebagai alat pengumpuldata, yaitu:

1. Responsivenes; Manusia dapat merasakan dan memberikan tanggapan terhadap petunjuk-petunjuk baik perorangan maupun lingkungan.

2. Holistic emphasi; Holistik dalam lingkungan sekeliling, akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu menangkap gejala lingkungan alamiah yang menyeluruh.

3. Adaptability; Daya guna manusia untuk menyesuaikan diri sangat tinggi sehingga dapat mengumpulkan informasi mengenai banyak aspek pada berbagai tingkatan secara simultan.

4. Knowledge base expansion; Berkemampuan menjalankan fungsi secara simultan dalam pengetahuan proposisional dan dalam pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan pengalaman.

5. Processual immediacy; Kemampuan manusia sebagai instrumen untukmemproses datasegerasetelahterkumpul,dandapat segeramengembangkannya

6. Opportunities to explore typical or idiosyncratic response; Mempunyai kemampuan untuk menyelidiki jawaban-jawaban sumber data dan informasi sampai pada tingkat pemahaman yang lebih tinggi.

7. Opportunities for clarification and summarization; Mempunyai kemampuan yang unik dalam menyimpulkan data serta meminta perbaikan dan penjelasaan secara langsung dari sumber informasi.

Berdasarkan beberapa pemahaman diatas, terdapat beberapa pertimbangan yang melandasi pemilihan pendekatan kualitatif dan metode etnografi yaitu :

1. Data yang terkumpul berupa kata-kata atau uraian deskriptif meskipun tidak menutup kemungkinan berupa angka-angka sertaperolehan data dilakukan melalui teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara;


(12)

2. Dalam penelitian ini peneliti memiliki kedudukan yang sama dengan subjek penelitian, baik di saat melakukan wawancara, maupun di saat mengamati sejumlah fenomena sesuai dengan fokus penelitian yang terjadi secara holistik;

3. Proses kerja penelitian dilakukan dengan mengutamakan pandangan dan pendirianinforman/partisipan terhadap situasi yang dihadapi;

4. Data penelitian dianalisis secara induktif untuk mendapatkan makna dari kondisi alami yang ada;

5. Pemaknaan dalam penelitian dilakukan oleh peneliti serta atas interpretasi bersama antara peneliti dengan sumber data dan fokus masalah tentang pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik.

6. Tingkat keterpercayaan data yang diperoleh dilakukan melalui verifikasi data dengan metode dan subjek yang berbeda-beda, kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian.

Pelaksanaan penelitian dilapangan tentunya akan menemui beberapa kesulitan terutama dalam usaha mengumpulkan data. Solusi dari hal tersebut tentunya diperlukan alat bantu untuk mengumpulkan data penelitian. Beberapa alat bantu yang dapat digunakan yaitu :

1. Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data atau informan. Buku catatan ini digunakan selama peneliti mewawancarai informan di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya terutama peserta didik, guru sejarah, dan kepala sekolah. 2. Tape Recorder berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan selama peneliti mewawancarai informan atau sumber data. 3. Handy Cam digunakan untuk merekam dan digunakan sebagai kamera

untuk mengumpulkan data pada saat kegiatan pembelajaran sejarah di kelas juga pada kehidupan keseharian peserta didik SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya. Pengambilan gambar dilakukan ketika kegiatan wawancara dan observasi berlangsung dan


(13)

dengan adanya bantuan alat penelitian ini maka keabsahan penelitian lebih terjamin karena disertai bukti-bukti dalam melakukan pengumpulan data. D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah) sumber data primer. Teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participation observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi (Sugiyono, 2007 : 309). Data yang dihimpun dalam penelitian ini berupa kata-kata, tindakan dan dokumen, situasi, dan peristiwa yang dapat diobservasi. Nasution (2003:56) mengatakan bahwasumber data yang dimaksud adalah :

“Kata-kata diperoleh secara langsung atau tidak langsung melalui wawancara, dan observasi. Dokumen berupa kurikulum, satuan pembelajaran, rencana pelajaran, buku paket, dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian. Situasi yang berhubungan dengan kegiatan subjek penelitian dan masalah penelitian seperti dalam proses belajar mengajar, situasi belajar di perpustakaan dan situasi di lingkungan sekolah”

Sumber dan teknik pengumpulan data penelitian di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya ini dilakukan melalui beberapa teknik seperti: observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi dan triangulasi/gabungan.

1. Pengumpulan Data dengan Obervasi

Menurut Sugiyono (2007 : 145) teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Selanjutnya Faisal (1990) mengklarifikasikan observasi menjadi observasi partisipasi (participant observation), observasi yang secara terang terangan atau tersamar (overt observation and cover observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Terkait dengan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya ini observasi yang peneliti gunakan adalah observasi partisipasif, dimana peneliti datang ke lokasi atau tempat kegiatan peserta didik untuk mengamati situasi dan


(14)

aktivitas semua komponen sekolah, namun peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Observasi dilakukan untuk mengamati dua proses utama yang menjadi pokok permasalahan penelitian yaitu :

1. Mengamati secara langsung proses pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik. Observasi dimulai dengan telaah dokumen perangkat pembelajaran yang dimiliki guru sejarah, kemudian implementasi proses pembelajaran dimulai dari apersepsi, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Dalam kegiatan ini observasi ditujukan kepada semua peserta didik dan guru sejarah. Adapun guru sejarah yang diobservasi adalah bapak T pada hari senin tanggal 6 April 2015 di kelas XI IPS lanjutan A, XI IPS intensif A, XI IPA lanjutan A dan XI IPA lanjutan B. Guru kedua yang diobservasi dalam proses pembelajaran adalah ibu R pada selasa tanggal 7 April 2015 di kelas X IPS intensif B.

2. Mengamati aktualisasi solidaritas sosial baik di dalam dan luar kelas serta di kehidupan keseharian peserta didik di lingkungan sekolah. Observasi dilakukan terutama untuk melihat penerapan nilai religi yaitu : ta’awun (tolong-menolong), ukhuwah (persaudaraan) dan ittihad (persatuan). Dalam kegiatan ini observasi ditujukan kepada peserta didik sebagai objek utama dan komponen sekolah lainnya sebagai objek pendukung. Observasi mengenai aktualisasi solidaritas sosial peneliti lakukan kurang lebih selama 5 bulan dari tanggal 18 Februari 2015 sampai 20 Juni 2015 dengan pemilihan hari dan waktu disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan karena sekolah yang peneliti observasi menerapkan sistem pembelajaran terpadu selama 24 jam (pesantren). Supaya lebih akurat penulis melakukan observasi pada siang ataupun malam hari, baik hari efektif belajar (Sabtu-Kamis) maupun hari libur (Jumat).

Sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian, pelaksanaan observasi tentunya memberikan manfaat yang cukup besar bagi peneliti dalam upaya mengumpulkan data. Berkaitan dengan hal ini, menurut Patton (Nasution, 2003 : 78), manfaat observasi adalah:


(15)

1. Peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik (menyeluruh),

2. Diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery,

3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khusunya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara,

4. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga,

5. Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif,

6. Peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

2. Pengumpulan Data dengan Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mendialogkan dan menggali informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, baik wawancara terstruktur dengan bantuan pedoman wawancara maupun yang tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan untuk memperoleh data tentang implementasi pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik dan problematika yang dihadapi. Sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan untuk memperoleh data dari beberapa informan kunci untuk melengkapi data tersebut diatas dengan pertanyaan yang bersifat menggali pengetahuan informan.

Penelitian kualitatif sering menggabungkan teknik observasi partisipasif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada orang-orang yang ada di dalamnya. Kedua teknik


(16)

pengumpulan data di atas telah dikembangkan menjadi instrumen pengumpulan data berupa pedoman-pedoman, meliputi: pedoman wawancara untuk guru sejarah, peserta didik, kepala sekolah, ketua yayasan, stakeholderdan pedoman observasi proses pembelajaran sejarah.

Adapun pertanyaan yang diajukan peneliti kepada informan berbeda satu sama lain karena disesuaikan dengan informasi yang ingin peneliti dapatkan. Untuk guru sejarah secara garis besar meliputi semua pertanyaan penelitian yaitu:

1. Rancangan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi

2. Implementasi pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik

3. Aktualisasi solidaritas sosial peserta didik

Untuk peserta didik secara garis besar pertanyaan yang diajukan yaitu : 1. Proses pembelajaran sejarah berbasis nilai religi

2. Aktualisasi solidaritas sosial dalam kehidupan sehari-hari disekolah baik di dalam maupun luar kelas

3. Keterkaitan antara pembelajaran sejarah berbasis nilai religi dengan pengembangan solidaritas sosial peserta didik

Untuk kepala sekolah secara garis besar pertanyaan yang diajukan yaitu :

1. Kebijakan secara umum mengenai pembelajaran semua mata pelajaran berbasis nilai religi

2. Pola pengasuhan peserta didik

3. Rencana strategis pengembangan sekolah

Untuk ketua yayasan secara garis besar pertanyaan yang diajukan yaitu : 1. Sejarah berdirinya sekolah

2. Pola hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar

Untuk stakeholder (orang tua dan masyarakat sekitar) secara garis besar pertanyaan yang diajukan yaitu :

1. Motivasi menyekolahkan anak ke SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya

2. Harapan bagi anak untuk masa depan


(17)

3. Pengumpulan Data dengan Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dalam metode observasi dan wawancara pada penelitian kualitatif. Lincon dan Guba, (1985: 276-277) mengatakan bahwa dokumentasi dan catatan digunakan sebagai pengumpulan data didasarkan pada beberapa hal yakni:

1. Dokumen dan catatan ini selalu dapat digunakan terutama karena mudah diperoleh dan relatif lebih murah.

2. Merupakan informasi yang mantap baik dalam pengertian merefleksikan situasi secara akurat maupun dapat dianalisis ulang tanpa melalui perubahan didalamnya.

3. Dokumen dan catatan merupakan sumber informasi yang kaya.

4. Keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal, yang menggambarkan kenyataan formal.

5. Tidak seperti pada sumber manusia, baik dokumen maupun catatan non kreatif, tidak memberikan reaksi dan respon atau perlakuan kepada peneliti.

Dalam penelitian di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya ini, dokumen yang peneliti perlukan adalah dokumen-dokumen resmi sekolah maupun guru sejarah berupa profil sekolah, tujuan, visi dan misi, serta rencana pelaksanaan pembelajaran sejarah. Selain itu studi dokumentasi yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini adalah tulisan-tulisan tentang pembelajaransejarah dalam bentuk buku, jurnal, dan artikel. Tulisan tentang nilai religi, solidaritas sosial, etnografi baik berupa penelitian terdahulu maupun artikel serta peraturan kebijakan tentang pendidikan sejarah. Media massa juga dijadikan sebagai bahan studi dokumentasi terutama media cetak maupun online. Hasil studi dokumentasi dan kepustakaan ini dikembangkan sebagai deskripsi penelitian dan diinterpretasikan sehingga mencapai sebuah kesimpulan.

E.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya adalah bersifat kualitatif yang dilakukan sejak tahap orientasi lapangan, seperti dikatakan Miles dan Huberman


(18)

(1992) bahwa”… the ideal model for data collection and analysis is one that interweaves them from the beginning”. Yang artinya, model ideal dari pengumpulan data dan analisis adalah yang secara bergantian berlangsung sejak awal.

Pelaksanaan analisis data dilakukan sepanjang penelitian itu dan secara terus menerus mulai dari tahap pengumpulan data sampai akhir. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak akan memberikan makna yang berarti apabila tidak dianalisis lebih lanjut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992: 20) bahwa analisa data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus menerus. Dengan demikian analisis yang dimaksud merupakan kegiatan lanjutan dari langkah pengumpulan data, dalam hal ini peneliti mencoba memberikan penafsiran terhadap keseluruhan temuan hasil penelitian yang di dasarkan pada kerangka teoritik yang menyangkut dengan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik. Penafsiran yang dilakukan tujuannya untuk mendapatkan sebuah gambaran permasalahan dalam penelitian kemudian mempunyai pemahaman dari hasil analisis dengan berbagai penjelasan, perbandingan/komparatif, sebab akibat serta deskriptif. Menurut Miles dan Huberman (1992 : 20) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion : drawing/verification.


(19)

Gambar Model Interaktif dalam Analisis Data (Miles dan Huberman 1992 :23-27)

1. Data Reduction ( Reduksi Data)

Adapun data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan selanjutnya, mencari bila diperlukan.

Reduksi data dapat dibantu dengan berbagai perlatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Kemudian dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Reduksi data merupakan suatu proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam

Data collection

Data reduction

Data display

Conclusion: drawing/verifying


(20)

melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui reduksi data, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan

Proses reduksi data dalam penelitian ini dapat peneliti uraikan sebagai berikut: pertama, peneliti merangkum hasil catatan lapangan selama proses penelitian berlangsung di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya yang masih bersifat mentah/kasar ke dalam bentuk yang lebihmudahdipahamsepertimentranskriphasil wawancaradengan informan dari alat perekam ke komputer. Kedua, peneliti mendeskripsikan terlebih dahulu hasil dokumentasi berupa foto-foto proses pembelajaran sejarah ke dalam bentuk kata-kata sesuai apa adanya di lapangan. Ketiga, peneliti membuat kalimat dalam bentuk deskripsi dan membuang data yang peneliti anggap tidak perlu. Selanjutnya, peneliti memfokuskan tiga jenis data dokumentasi, observasi, dan wawancara pada tiga kategori berdasarkan tujuan penelitian antara lain :

1. Rancangan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

2. Implementasi pembelajaran sejarah berbasis nilai religi di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

3. Gambaran aktual mengenai pengembangan solidaritas sosial pada peserta didik di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

2. Data Display (Penyajian Data)

Pada penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1992) menyatakan ”the most frequent from of display data for qualitative research data in the has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.


(21)

Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk uraiansingkat yang bersifat naratif. Adapun pola penyajian data ini akan disajikan dalam 3 kategori yang terdiri dari:

1. Rancangan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi. Dalam tahap ini peneliti mendeskripsikan persiapan guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya.

2. Implementasi. Dalam tahap ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pertama, dalam tahap perencanaan merupakan langkah awal bagi gurudalam mempersiapkan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi. Dengan demikian, tahap perencanaan ini akan menentukan keberhasilan tahap pelaksanaan. Kedua,pada tahap pelaksanaan peneliti mendeskripsikan tentang proses pembelajaran sejarah berbasis nilai religi yang terjadi di dalam kelas. Ketiga,pada tahap evaluasi ini peneliti mencoba merinci perubahan-perubahan yang terjadi setelah dilaksanakannya pembelajaran sejarah berbasis nilai dalam prilaku keseharian peserta didik terutama yang berkaitan dengan solidaritas sosial. 3. Gambaran aktual mengenai pengembangan solidaritas sosial pada peserta

didik di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya. Dalam tahap ini peneliti mendeskripsikan aktualisasi pelaksanaan solidaritas sosial dalam pola prilaku keseharian.

3. Conclution Drawing/Verification

Kemudian langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman (1992 : 27) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dalam mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsistenan saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang ada sejak awal merupakan suatu kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena telah dikemukakan bahwa rumusan


(22)

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Selanjutnya analisis data yang dilakukan secara bertahap, data diperoleh selama proses pembelajaran sejarah dan aktualisasi solidaritas sosial melalui observasi dan wawancara dianalisis. Nasution (2003 : 126) menyatakan analisis data telah dimulai sejak merumuskan serta menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data, namun dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data sampai selesai dalam pengumpulan data. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Berdasarkan datayang dirumuskan tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang dengan menggunakan triangulasi, sehingga dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Apabila ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Miles dan Huberman (1992 : 2), bahwa ” The most serious and central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling serius dan sulit dalam anlisis data kualitatif karena metode analisis belum dirumuskan baik. Pendapat hampir serupa dikemukakan oleh Nasution (2003:126), yang menyatakan bahwa:


(23)

“Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahkan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”.

Kemudian analisis data kualitatif, menurut Bogdan dan Bikllen (1982 : 157) menyatakan bahwa “Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and enable you to present what you have discovered to others”. Analisis data adalah proses pencarian dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Berdasarkan hal tersebut, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisirkan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.Adapun data yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Wawancara. Data ini penulis peroleh dari hasil wawancara terhadap peserta didik, guru, dan kepala sekolah dalam bentuk tulisan dan rekaman. Selanjutnya hasil rekaman tersebut dipindahkan ke laptop/komputer untuk memudahkan peneliti dalam menganalisisnya guna keperluan penelitian ini.

2. Dokumentasi. Data ini berupa foto atau rekaman video pada saat proses pembelajaran sejarah berbasis nilai religi berlangsung di kelas dan gambaran aktualisasi solidaritas sosial peserta didik dalam pola prilaku keseharian di lingkungan sekolah.


(24)

3. Catatan lapangan.Data ini berupa tulisan peneliti pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung serta pola prilaku keseharian di lingkungan sekolah.

4. Studi kepustakaan. Data ini diperlukan guna mencari informasi mengenai pembelajaran sejarah berbasis nilai religi dan solidaritas sosial

F. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Prosedur dan tahapan penelitian dimaksudkan sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan oleh peneliti yang diarahkan pada upaya mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, prosedur dan tahapannya dimulai sejak peneliti melakukan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan perumusan hasil akhir penelitian berupa kesimpulan hasil temuan di lapangan dan pembahasan. Penelitian dengan metode etnografi menghendaki peneliti terlibat langsung dalam kegiatan penelitian untuk melakukan observasi partisipasi, wawancara mendalam serta mempelajari dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Di sini peneliti menjadi instrumen utama agar dapat mengumpulkan data seotentik mungkin. Prosedur penelitian dilakukan menggunakan prinsip-prinsip kerja penelitian kualitatif dimana antara proses pengumpulan data dan analisis datanya dilakukan secara simultan.

Tahap persiapan, yang dilakukan peneliti adalah merumuskan masalah, merumuskan tujuan penelitian, dan menghimpun berbagai teori yang diperlukan, melakukan prasurvey tentang kondisi lapangan yaitu SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya, menetapkan informan kunci yaitu guru sejarah, peserta didik, kepala sekolah, dan selanjutnya peneliti menyusun pedoman observasi dan wawancara. Pada tahap pelaksanaan peneliti mulai menggunakan instrumen wawancara terbuka, dan sekaligus melakukan observasi terstruktur yang aspek-aspeknya sama antara konten wawancara dengan konten observasi. Demikian halnya dengan teknik dokumentasi dilakukan seiring dengan berjalannya proses wawancara dan observasi.


(25)

Pada tahap pelaksanaan peneliti mengumpulkan data, dengan menggunakan panduan wawancara yang telah dipersiapkan oleh peneliti sesuai dengan fokus penelitian. Bersamaan dengan proses wawancara yang sedang berjalan peneliti tidak lepas dari kegiatan pengamatan terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitar lingkungan penelitian. Setelah proses pengumpulan data dianggap cukup memadai, proses berikutnya peneliti melakukan reduksi data. Dalam tahap ini data yang dianggap kurang relevan dibuang agar tidak mengacaukan. Tahap selanjutnya adalah tahap analisis data hasil penelitian.

Tahap analisis dan interpretasi data merupakan kegiatan penelitian yang dimulai dengan penyusunan materi-materi mentah dan pengambilan suatu tinjauan mendalam atau gambaran dari proses penelitian secara keseluruhan. Data yang diperoleh melalui instrumen pengumpulan data, akan dianalisis dan dideskripsikan, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain, analisis terfokus untuk menjawab masalah yang diajukan di bagian permasalahan, dan akhirnya sampai pada suatu conclusions akurat dan logis.


(1)

melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui reduksi data, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan

Proses reduksi data dalam penelitian ini dapat peneliti uraikan sebagai berikut: pertama, peneliti merangkum hasil catatan lapangan selama proses

penelitian berlangsung di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota

Tasikmalaya yang masih bersifat mentah/kasar ke dalam bentuk yang lebihmudahdipahamsepertimentranskriphasil wawancaradengan informan dari alat perekam ke komputer. Kedua, peneliti mendeskripsikan terlebih dahulu hasil dokumentasi berupa foto-foto proses pembelajaran sejarah ke dalam bentuk kata-kata sesuai apa adanya di lapangan. Ketiga, peneliti membuat kalimat dalam bentuk deskripsi dan membuang data yang peneliti anggap tidak perlu. Selanjutnya, peneliti memfokuskan tiga jenis data dokumentasi, observasi, dan wawancara pada tiga kategori berdasarkan tujuan penelitian antara lain :

1. Rancangan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi di SMA Terpadu

Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

2. Implementasi pembelajaran sejarah berbasis nilai religi di SMA Terpadu

Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

3. Gambaran aktual mengenai pengembangan solidaritas sosial pada peserta didik di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

2. Data Display (Penyajian Data)

Pada penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1992) menyatakan ”the most frequent from of display data for qualitative research data in the has been narrative text”. Yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.


(2)

Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk uraiansingkat yang bersifat naratif. Adapun pola penyajian data ini akan disajikan dalam 3 kategori yang terdiri dari:

1. Rancangan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi. Dalam tahap ini peneliti mendeskripsikan persiapan guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya.

2. Implementasi. Dalam tahap ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pertama, dalam tahap perencanaan merupakan langkah awal bagi gurudalam mempersiapkan pembelajaran sejarah berbasis nilai religi. Dengan demikian, tahap perencanaan ini akan menentukan keberhasilan tahap pelaksanaan. Kedua,pada tahap pelaksanaan peneliti mendeskripsikan tentang proses pembelajaran sejarah berbasis nilai religi yang terjadi di dalam kelas. Ketiga,pada tahap evaluasi ini peneliti mencoba merinci perubahan-perubahan yang terjadi setelah dilaksanakannya pembelajaran sejarah berbasis nilai dalam prilaku keseharian peserta didik terutama yang berkaitan dengan solidaritas sosial. 3. Gambaran aktual mengenai pengembangan solidaritas sosial pada peserta

didik di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya. Dalam tahap ini peneliti mendeskripsikan aktualisasi pelaksanaan solidaritas sosial dalam pola prilaku keseharian.

3. Conclution Drawing/Verification

Kemudian langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman (1992 : 27) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dalam mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsistenan saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang ada sejak awal merupakan suatu kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian


(3)

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Selanjutnya analisis data yang dilakukan secara bertahap, data diperoleh selama proses pembelajaran sejarah dan aktualisasi solidaritas sosial melalui observasi dan wawancara dianalisis. Nasution (2003 : 126) menyatakan analisis data telah dimulai sejak merumuskan serta menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data, namun dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data sampai selesai dalam pengumpulan data. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Berdasarkan datayang dirumuskan tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang dengan menggunakan triangulasi, sehingga dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Apabila ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Miles dan Huberman (1992 : 2), bahwa ” The most serious and central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling

serius dan sulit dalam anlisis data kualitatif karena metode analisis belum dirumuskan baik. Pendapat hampir serupa dikemukakan oleh Nasution (2003:126), yang menyatakan bahwa:


(4)

“Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahkan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”.

Kemudian analisis data kualitatif, menurut Bogdan dan Bikllen (1982 : 157) menyatakan bahwa “Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and enable you to present what you have discovered to others”. Analisis data adalah proses

pencarian dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Berdasarkan hal tersebut, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisirkan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.Adapun data yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Wawancara. Data ini penulis peroleh dari hasil wawancara terhadap peserta didik, guru, dan kepala sekolah dalam bentuk tulisan dan rekaman. Selanjutnya hasil rekaman tersebut dipindahkan ke laptop/komputer untuk memudahkan peneliti dalam menganalisisnya guna keperluan penelitian ini.

2. Dokumentasi. Data ini berupa foto atau rekaman video pada saat proses pembelajaran sejarah berbasis nilai religi berlangsung di kelas dan gambaran aktualisasi solidaritas sosial peserta didik dalam pola prilaku keseharian di lingkungan sekolah.


(5)

3. Catatan lapangan.Data ini berupa tulisan peneliti pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung serta pola prilaku keseharian di lingkungan sekolah.

4. Studi kepustakaan. Data ini diperlukan guna mencari informasi mengenai pembelajaran sejarah berbasis nilai religi dan solidaritas sosial

F. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Prosedur dan tahapan penelitian dimaksudkan sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan oleh peneliti yang diarahkan pada upaya mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, prosedur dan tahapannya dimulai sejak peneliti melakukan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan perumusan hasil akhir penelitian berupa kesimpulan hasil temuan di lapangan dan pembahasan. Penelitian dengan metode etnografi menghendaki peneliti terlibat langsung dalam kegiatan penelitian untuk melakukan observasi partisipasi, wawancara mendalam serta mempelajari dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Di sini peneliti menjadi instrumen utama agar dapat mengumpulkan data seotentik mungkin. Prosedur penelitian dilakukan menggunakan prinsip-prinsip kerja penelitian kualitatif dimana antara proses pengumpulan data dan analisis datanya dilakukan secara simultan.

Tahap persiapan, yang dilakukan peneliti adalah merumuskan masalah, merumuskan tujuan penelitian, dan menghimpun berbagai teori yang diperlukan, melakukan prasurvey tentang kondisi lapangan yaitu SMA Terpadu Riyadlul

U’lum Condong Kota Tasikmalaya, menetapkan informan kunci yaitu guru

sejarah, peserta didik, kepala sekolah, dan selanjutnya peneliti menyusun pedoman observasi dan wawancara. Pada tahap pelaksanaan peneliti mulai menggunakan instrumen wawancara terbuka, dan sekaligus melakukan observasi terstruktur yang aspek-aspeknya sama antara konten wawancara dengan konten observasi. Demikian halnya dengan teknik dokumentasi dilakukan seiring dengan berjalannya proses wawancara dan observasi.


(6)

Pada tahap pelaksanaan peneliti mengumpulkan data, dengan menggunakan panduan wawancara yang telah dipersiapkan oleh peneliti sesuai dengan fokus penelitian. Bersamaan dengan proses wawancara yang sedang berjalan peneliti tidak lepas dari kegiatan pengamatan terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitar lingkungan penelitian. Setelah proses pengumpulan data dianggap cukup memadai, proses berikutnya peneliti melakukan reduksi data. Dalam tahap ini data yang dianggap kurang relevan dibuang agar tidak mengacaukan. Tahap selanjutnya adalah tahap analisis data hasil penelitian.

Tahap analisis dan interpretasi data merupakan kegiatan penelitian yang dimulai dengan penyusunan materi-materi mentah dan pengambilan suatu tinjauan mendalam atau gambaran dari proses penelitian secara keseluruhan. Data yang diperoleh melalui instrumen pengumpulan data, akan dianalisis dan dideskripsikan, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain, analisis terfokus untuk menjawab masalah yang diajukan di bagian permasalahan, dan akhirnya sampai pada suatu conclusions