S SDT 1001605 Chapter1

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam proses berpikir, bersikap, bertindak maupun berprilaku. Begitu pentingnya pendidikan sehingga kemajuan bangsapun ditentukan oleh kualitas pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan suatu bangsa, pendidikan dituntut untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan dari berbagai segi, baik dalam hal sarana dan prasarana, kurikulum, media pembelajaran, kualitas siswa maupun pengajar dan hal-hal yang berkaitan dengan keberlangsungan pendidikan. Pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia yang berkualiatas serta mampu mengembangkan potensi diri dan keterampilan sehingga menjadi warga negara yang baik dan berkualitas.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1, menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu dijelaskan sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sehingga dalam hal ini pendidikan harus diperhatikan dan adanya profesialisme kinerja terkait pelaksanaan pendidikan.

Berdasarkan definisi pendidikan dan sistem pendidikan nasional tersebut, sekolah rumah menjadi bagian dari usaha pencapaian fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang


(2)

demokratis serta bertanggung jawab. Hal tersebut dijelaskan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003, pasal 27 ayat 2, seperti berikut,

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Meskipun pemerintah tidak mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal, namun hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal (sekolah umum) dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Meskipun pemerintah tidak mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal. Namun hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal (sekolah umum), dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan (pasal 27 ayat 2).

Sebaliknya dengan mengacu ke dalam Departemen Pendidikan Nasional menyebut sekolah-rumah dalam pengertian pendidikan Homeschooling. Jalur sekolah-rumah ini dikategorikan sebagai jalur pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan (pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional – Sisdiknas No. 20/2003), seperti halnya yang dijelaskan di dalam tujuan dari kurikulum akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya seperti: 1). Perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat 2). Pencapaian nilai-nilai filosofis terutama falsafah negara (Tujuan Pendidikan Nasional). Mengenai kurikulum tersebut dijelaskan oleh (Ruhimat, 2009:7) bahwa:

Kurikulumadalahseperangkatrencanadanpengaturanmengenaitujuan,isidanb ahanpelajaransertacara

yangdigunakansebagaipedomanpenyelenggaraankegiatanpembelajaranuntuk mencapaitujuanpendidikantertentu.

Seperti hal nya kurikulum yang berada di Homeschooling biasanya menggunakan kurikulum yang didesain sendiri tetapi tetap mengacu ke dalam

kurikulum nasional dengan bahasa pendidikan.Dengan adanya


(3)

pendidikan itu sendiri. Sehingga pendapat yang mengemukakan bahwa tanpa sekolah tidak ada pendidikan. Pandangan yang kurang tepat itu cenderung menggeser proses pendidikan anak dalam keluarga sepenuhnya ke sekolah (Depdiknas, 2006:6). Dalam hal ini, Homeschooling merubah sudut pandang itu. Jadi, sekolah formal bukan satu-satunya cara bagi anak untuk memperoleh pendidikan, namun hanyalah salah satu cara untuk belajar dan memperoleh pendidikannya.

Pada dasarnya, pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003 bukan hanya sekolah, tetapi suasana belajar dan proses pembelajaran yang tidak dibatasi oleh sekolah saja, tetapi juga masyarakat dan keluarga. Pendidikan itu pun harus individual (bukan klasikal atau masal) karena setiap individu memiliki keunikan dan kecepatan berbeda dalam belajar.

Dilatar belakangi oleh asumsi pendidikan keluarga, dimana keluarga sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Maka sebagai wadah perlu mengakomodasi serta menyesuaikan minat utama setiap individu anak. Melalui jalur pendidikan informal, yaitu model pendidikan Homeschooling, seyogyanya menjadi sebuah pilihan unuk memenuhi hak asasi manusia atas pendidikan dalam proses pembelajaran. Homeschooling menganut filosofis belajar dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Diharapkan anak mampu belajar mandiri dibawah bimbingan orang tua.

Pasal-pasal dalam UUSPN Nomor 20 tahun 2003, terutama tentang hak terhadap pendidikan yang berkualitas dan dan adanya jalur formal, nonformal, dan informal. Telah meningkatkan aspirasi untuk meningkatkan untuk melaksanakan sekolah yang berbasis lingkungan keluarga atau sekolah rumah yang sering

disebut Homeschooling. Dalam sistem Pendidikan Nasional Homeschooling

adalah perwujudan dari penyelenggaraan pendidikan pada jalur informal yang diakui eksistensinya di dalam UUSPN.

Homeschoolingdi Indonesia diklasifikasikan ke dalam beberapa formal sesuai dengan tujuan, kondisi, dan kebutuhan masing-masing orang tua atau keluarga. diantaranya: homeschoolingtunggal, homeschooling majemuk, dan


(4)

komunitas homeschooling. Sistem pendidikan homeschooling beberapa tahun ini semakin mendapat perhatian dari masyarakat dan mengemukakan sebagai pendidikan alternatif yang memerdekakan anak. Terlihat dari yang berhasil dihimpun oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas bahwa: “Ada sekitar 600 peserta homeschooling di Indonesia sebanyak 83,3% atau sekitar 500 orang mengikuti homeschooling majemuk dan komunitas, Sedangkan sebanyak 16,7% atau sekitar 100 orang mengikuti homeschooling tunggal”.

Komunitas homeschooling sebagai pendidikan jalur nonformal, dimana acuan mengenai eksistensi komunitas homeschooling terdapat dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Ayat 4 menyatakan bahwa komunitas

homeschooling merupakan salah satu bentuk kelompok belajar. Komunitas

homeschooling belakangan memang marak untuk dipilih para orang tua. Seiring dengan meningkatnya minat orang tua terhadap model pendidikan homeschooling. Dimana keberadaan komunitashomeschooling harus memiliki ijin badan hukum yang akan menaungi kepentingan dan keberadaan komunitas homeschooling. Bentuknya bisa berupa pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), PT atau Yayasan. Supaya anak yang mengikuti homeschooling bisa di data oleh pemerintah dan mendapatkan layanan pendidikan serta diakhir bisa mengikuti ujian kesetaraan.

Banyak bermunculan di kota Bandung lembaga yang menyelenggarakan

komunitas Homeschooling. Salah satu lembaga yang menyelenggarakan

komunitas Homeschooling yaitu Homeschooling Taman Sekar Bandung. Orang tua dan anak yang memilih sistem Homeschooling ini mempunyai alasan yang berbeda antara lain anak mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan di sekolah formal (kasus bullying, bentakan dan kekerasan dari teman-teman, guru maupun pihak sekolah) dan tuntutan dari sekolah formal yang tidak diimbangi oleh kemampuan anak, khususnya bagi anak yang berkebutuhan khusus (ABK) sehingga menimbulkan trauma pada diri anak akan namanya sekolah.

Komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung memiliki metode

pembelajaran secrara tutorial. Komunitas Homeschooling sebagai fasilitas membantu melakukan perencanaan, pengawasan dan evaluasi melalui kegiatan


(5)

tutorial yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu sisanya belajar di rumah.

Dimana materi pembelajaran komunitas di Homeschooling Taman Sekar Bandung

mengacu pada standar kompetensi Depdiknas. Standar Kompetensi ini menjadi panduan tentang kemampuan akademis yang harus dimiliki peserta didik pada kelas tertentu. Pada akhirnya siswa dapat naik kelas bila lulus ujian diakhir semester dan di ujung proses Pendidikan Homeschooling dapat mengikuti ujian kesetaraan yang diselenggarakan Depdiknas secara nasional. Sehingga dengan bantuan tutor saat kegiatan tutorial hak siswa untuk mendapat pengajaran dapat diperhatikan.

Di dalam kegiatan-kegiatan belajar mengajar pada komunitas yang diikuti adanya pembelajaran olahraga, seni (tari, musik, teater) dan bahasa. Mengatur ke dalam Standar Nasional Pendidikan, khususnya mata pelajaran ini jelas terdapatnya dalam kurikulum sebagai salah satu dari pengajaran pilihan yang dijadikan dalam bentuk terstruktur dan lebih lengkap untuk perndidikan akademik, pembangunan akhlak mulia dan pencapaian hasil belajar.

Guru (tutor) dalam komunitas di Homeschooling mempunyai gabungan beberapa homeschooling yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olah raga, musik/seni dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal pembelajaran. Salah satu penanganannya dengan cara memilih atau menentukan bahan materi yang cocok serta pemahaman kepada peserta didik dalam pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang bisa tercapai. Materi yang dipelajari meliputi teori dan praktek dengan alokasi waktu yang terbatas. Untuk itu pula adanya penggunaan media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Akan tetapi, pada kenyataannya dalam pengajaran pembelajaran kegiatan pokok di sekolah non-formal (Homeschooling) masuk ke dalam pengajaran ekstrakulikuler atau pelajaran pilihan dengan bentuk (outing) dengan jalannya proses pembelajaran. Maka dari hal sinilah peneliti menemukan masalah yang akan dikaji mengenai studi pembelajaran yang dijadikan pokok pengajaran sebaliknya dijadikan pilihan kepada siswa.


(6)

Mengingat pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan di komunitas

Homeschooling Taman Sekar Bandung menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif, konstruktif, dan konstektual serta belajar mandiri melalui penekanan kepada kecakapan hidup dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Dimana materi pelajaran dikembangkan menggunakan kurikulum pembelajaran Homeschooling Taman Sekar Bandung yang didesain sendiri dan mengacu pada kurikulum nasional dengan bahasa pengantar bahasa indonesia. Maka timbul ketertarikan peneliti untuk meneliti berbagai upaya yang dilakukan pendidik guna mendorong motivasi siswa untuk belajar seni ke dalam pendidikan dengan proses belajar dan pengalaman yang diperoleh, diharapkan pengetahuan pendidik ini menjadi lebih baik dan memiliki moral tinggi untuk belajar. Sehingga melalui penelitian ini, peneliti mendapatkan gambaran bagaimana usaha untuk meningkatkan motivasi belajar di komunitas Homeschooling dalam belajar terampil, kreatif, cerdas, dan mandiri yang telah diupayakan oleh para pendidik

Homeschooling Taman Sekar Bandung.

B. Identifikasi MasalahPenelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

Kurikulum yang mengacu kepada Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas perwujudan dari penyelenggaraan pendidikan pada jalur nonformal yang diakui eksistensinya di dalam UUSPN.

Di dalam kegiatan belajar mengajar pada komunitas yang diikuti adanya pembelajaran seni (tari, musik, teater), olahraga dan bahasa yang berada di

Homeschooling Taman Sekar Bandung.

Tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor yang dapat mendukung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran seni.


(7)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitianke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut:

1. Bagaimana konsep kurikulum pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung?

2. Bagaimana proses pembelajaran seni dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajarandi Homeschooling Taman Sekar Bandung?

3. Bagaimana faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran seni

di Homeschooling Taman Sekar Bandung?

D. Tujuan Penlitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yang dipaparkan berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah ditujukan untuk mengetahui

kurikulum dan proses pembelajaran Seni di Homeschooling Taman Sekar

Bandung

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1) Untuk mendeskripsikan konsep kurikulum pembelajaran seni di

Homeschooling Taman Sekar Bandung

2) Untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran

seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

3) Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung.


(8)

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Siswa

Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam pembelajaran seni serta dapat meningkatkan kecerdasan siswa melalui model pembelajaran, juga melatih disiplin dalam belajar dengan merasa aman, nyaman, dan senang mengikuti pembelajaran seni.

2. Guru

Dapat melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan pembelajaran

Homeschooling dan tetap konsisten pada pemenuhan kebutuhan siswa sebagai bentuk layanan prima sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Seni diHomeschooling Taman Sekar Bandung

3. Lembaga

Dapat memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin tersedianya pendidikan yang bermutu bagi komunitas Homeschooling tanpa diskriminasi dengan jalur pendidikan lainnya. Agar lulusan Homeschooling dapat diakui

keberadaannya. Khususnya dalam pembelajaran seni di Homeschooling

Taman Sekar Bandung. Juga sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut jurusan Pendidikan Seni Tari UPI menjadi salah satu yang mendukung atas keberadaan Homeschooling bagi pendidik dan peserta didik dalam bidang seni.

4. Peneliti

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian yang sejenis

dengan proses penyelenggaraan pembelajaran Homeschooling dan


(9)

kepada hasil belajar siswa. Dengan mengetahui kurikulum yang diterapkan di

Homeschooling Taman Sekar Bandung.

F. Sistematika Organisasi Penulisan

Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari lima bab yang berisikan urutan penelitian yang dilakukan peneliti dari setiap bab. Adapun rinciannya seperti berikut ;

Bab I Pendahuluan, Bab I merupakan langkah awal yang harus ditempuh oleh peneliti yang berisi uraian tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, Bab II berisikan tentang teori-teori yang menguatkan terhadap penelitian ini,berisi uraian kajian pustaka tentang Penelitian Terdahulu, Pendidikan Luar Sekolah, Konsep kurikulum, Pembelajaran Seni, dan

Homeschooling (Rumah Sekolah).

Bab III Metode Penelitian, Bab III berisi uraian tentang Metode Penelitian. Adapun uraian dari isi Metode penelitian diantaranya lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dan langkah-langkah penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab IV berisi uraian tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang didalamnya membahas tentang data-data hasil dan analisis hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Bab V Simpulan dan Saran, Bab V merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dari penelitian serta rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian. Bagian akhir terdapat daftar pustaka serta lampiran.


(1)

komunitas homeschooling. Sistem pendidikan homeschooling beberapa tahun ini semakin mendapat perhatian dari masyarakat dan mengemukakan sebagai pendidikan alternatif yang memerdekakan anak. Terlihat dari yang berhasil

dihimpun oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas bahwa: “Ada sekitar

600 peserta homeschooling di Indonesia sebanyak 83,3% atau sekitar 500 orang

mengikuti homeschooling majemuk dan komunitas, Sedangkan sebanyak 16,7%

atau sekitar 100 orang mengikuti homeschooling tunggal”.

Komunitas homeschooling sebagai pendidikan jalur nonformal, dimana

acuan mengenai eksistensi komunitas homeschooling terdapat dalam UUSPN

Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Ayat 4 menyatakan bahwa komunitas homeschooling merupakan salah satu bentuk kelompok belajar. Komunitas homeschooling belakangan memang marak untuk dipilih para orang tua. Seiring

dengan meningkatnya minat orang tua terhadap model pendidikan homeschooling.

Dimana keberadaan komunitashomeschooling harus memiliki ijin badan hukum

yang akan menaungi kepentingan dan keberadaan komunitas homeschooling.

Bentuknya bisa berupa pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), PT atau

Yayasan. Supaya anak yang mengikuti homeschooling bisa di data oleh

pemerintah dan mendapatkan layanan pendidikan serta diakhir bisa mengikuti ujian kesetaraan.

Banyak bermunculan di kota Bandung lembaga yang menyelenggarakan

komunitas Homeschooling. Salah satu lembaga yang menyelenggarakan

komunitas Homeschooling yaitu Homeschooling Taman Sekar Bandung. Orang tua dan anak yang memilih sistem Homeschooling ini mempunyai alasan yang berbeda antara lain anak mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan di sekolah formal (kasus bullying, bentakan dan kekerasan dari teman-teman, guru maupun pihak sekolah) dan tuntutan dari sekolah formal yang tidak diimbangi oleh kemampuan anak, khususnya bagi anak yang berkebutuhan khusus (ABK) sehingga menimbulkan trauma pada diri anak akan namanya sekolah.

Komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung memiliki metode

pembelajaran secrara tutorial. Komunitas Homeschooling sebagai fasilitas


(2)

tutorial yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu sisanya belajar di rumah.

Dimana materi pembelajaran komunitas di Homeschooling Taman Sekar Bandung

mengacu pada standar kompetensi Depdiknas. Standar Kompetensi ini menjadi panduan tentang kemampuan akademis yang harus dimiliki peserta didik pada kelas tertentu. Pada akhirnya siswa dapat naik kelas bila lulus ujian diakhir semester dan di ujung proses Pendidikan Homeschooling dapat mengikuti ujian kesetaraan yang diselenggarakan Depdiknas secara nasional. Sehingga dengan bantuan tutor saat kegiatan tutorial hak siswa untuk mendapat pengajaran dapat diperhatikan.

Di dalam kegiatan-kegiatan belajar mengajar pada komunitas yang diikuti adanya pembelajaran olahraga, seni (tari, musik, teater) dan bahasa. Mengatur ke dalam Standar Nasional Pendidikan, khususnya mata pelajaran ini jelas terdapatnya dalam kurikulum sebagai salah satu dari pengajaran pilihan yang dijadikan dalam bentuk terstruktur dan lebih lengkap untuk perndidikan akademik, pembangunan akhlak mulia dan pencapaian hasil belajar.

Guru (tutor) dalam komunitas di Homeschooling mempunyai gabungan

beberapa homeschooling yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olah raga, musik/seni dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal pembelajaran. Salah satu penanganannya dengan cara memilih atau menentukan bahan materi yang cocok serta pemahaman kepada peserta didik dalam pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang bisa tercapai. Materi yang dipelajari meliputi teori dan praktek dengan alokasi waktu yang terbatas. Untuk itu pula adanya penggunaan media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Akan tetapi, pada kenyataannya dalam pengajaran pembelajaran kegiatan pokok di sekolah non-formal (Homeschooling) masuk ke dalam pengajaran ekstrakulikuler atau pelajaran

pilihan dengan bentuk (outing) dengan jalannya proses pembelajaran. Maka dari

hal sinilah peneliti menemukan masalah yang akan dikaji mengenai studi pembelajaran yang dijadikan pokok pengajaran sebaliknya dijadikan pilihan kepada siswa.


(3)

Mengingat pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan di komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif, konstruktif, dan konstektual serta belajar mandiri melalui penekanan kepada kecakapan hidup dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Dimana materi pelajaran dikembangkan menggunakan kurikulum pembelajaran Homeschooling Taman Sekar Bandung yang didesain sendiri dan mengacu pada kurikulum nasional dengan bahasa pengantar bahasa indonesia. Maka timbul ketertarikan peneliti untuk meneliti berbagai upaya yang dilakukan pendidik guna mendorong motivasi siswa untuk belajar seni ke dalam pendidikan dengan proses belajar dan pengalaman yang diperoleh, diharapkan pengetahuan pendidik ini menjadi lebih baik dan memiliki moral tinggi untuk belajar. Sehingga melalui penelitian ini, peneliti mendapatkan gambaran bagaimana usaha untuk

meningkatkan motivasi belajar di komunitas Homeschooling dalam belajar

terampil, kreatif, cerdas, dan mandiri yang telah diupayakan oleh para pendidik Homeschooling Taman Sekar Bandung.

B. Identifikasi MasalahPenelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

Kurikulum yang mengacu kepada Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas perwujudan dari penyelenggaraan pendidikan pada jalur nonformal yang diakui eksistensinya di dalam UUSPN.

Di dalam kegiatan belajar mengajar pada komunitas yang diikuti adanya pembelajaran seni (tari, musik, teater), olahraga dan bahasa yang berada di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

Tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor yang dapat mendukung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran seni.


(4)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitianke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut:

1. Bagaimana konsep kurikulum pembelajaran seni di Homeschooling Taman

Sekar Bandung?

2. Bagaimana proses pembelajaran seni dilihat dari perencanaan, pelaksanaan,

dan hasil pembelajarandi Homeschooling Taman Sekar Bandung?

3. Bagaimana faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran seni

di Homeschooling Taman Sekar Bandung?

D. Tujuan Penlitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yang dipaparkan berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah ditujukan untuk mengetahui

kurikulum dan proses pembelajaran Seni di Homeschooling Taman Sekar

Bandung

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1) Untuk mendeskripsikan konsep kurikulum pembelajaran seni di

Homeschooling Taman Sekar Bandung

2) Untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran

seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

3) Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung pada


(5)

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Siswa

Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam pembelajaran seni serta dapat meningkatkan kecerdasan siswa melalui model pembelajaran, juga melatih disiplin dalam belajar dengan merasa aman, nyaman, dan senang mengikuti pembelajaran seni.

2. Guru

Dapat melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan pembelajaran

Homeschooling dan tetap konsisten pada pemenuhan kebutuhan siswa sebagai bentuk layanan prima sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Seni diHomeschooling Taman Sekar Bandung

3. Lembaga

Dapat memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin tersedianya

pendidikan yang bermutu bagi komunitas Homeschooling tanpa diskriminasi

dengan jalur pendidikan lainnya. Agar lulusan Homeschooling dapat diakui

keberadaannya. Khususnya dalam pembelajaran seni di Homeschooling

Taman Sekar Bandung. Juga sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut jurusan Pendidikan Seni Tari UPI menjadi salah satu yang mendukung atas keberadaan Homeschooling bagi pendidik dan peserta didik dalam bidang seni.

4. Peneliti

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian yang sejenis

dengan proses penyelenggaraan pembelajaran Homeschooling dan


(6)

kepada hasil belajar siswa. Dengan mengetahui kurikulum yang diterapkan di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

F. Sistematika Organisasi Penulisan

Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari lima bab yang berisikan urutan penelitian yang dilakukan peneliti dari setiap bab. Adapun rinciannya seperti berikut ;

Bab I Pendahuluan, Bab I merupakan langkah awal yang harus ditempuh oleh peneliti yang berisi uraian tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, Bab II berisikan tentang teori-teori yang menguatkan terhadap penelitian ini,berisi uraian kajian pustaka tentang Penelitian Terdahulu, Pendidikan Luar Sekolah, Konsep kurikulum, Pembelajaran Seni, dan Homeschooling (Rumah Sekolah).

Bab III Metode Penelitian, Bab III berisi uraian tentang Metode Penelitian. Adapun uraian dari isi Metode penelitian diantaranya lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dan langkah-langkah penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab IV berisi uraian tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang didalamnya membahas tentang data-data hasil dan analisis hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Bab V Simpulan dan Saran, Bab V merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dari penelitian serta rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian. Bagian akhir terdapat daftar pustaka serta lampiran.